Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Evaluasi Pembelajaran
Matematika
Disusun Oleh :
Novia Marwah 172151106
Saya sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai “Kemampuan Penalaran Matematis”.
Saya juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, saya berharap adanya
kritik, saran, dan usulan demi perbaikan karya tulis yang telah saya buat di masa
yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang
membangun.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang sangat penting
untuk dipelajari oleh setiap siswa di sekolah. Dengan mempelajari matematika
diharapkan siswa memiliki pola pikir yang inovatif dan imajinatif. NCTM
(2000:7) menyebutkan bahwa satu di antara tujuan pembelajaran matematika
adalah mengembangkan kemampuan penalaran matematis. Ball, Lewis &
Thamel (dalam Rianto dan Rusdy, 2011:3) menyatakan, “mathematical
reasoning is the foundation for the construction of mathematical knowledge”.
Hal ini berarti kemampuan penalaran matematis adalah fondasi untuk
mendapatkan pengetahuan matematika. Pentingnya kemampuan penalaran bagi
siswa sekolah juga tertulis dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi matematika yaitu agar peserta didik
mampu menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi
matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan
gagasan dan pernyataan matematika (Depdiknas, 2006: 346).
Kemampuan penalaran sangat berhubungan dengan pola berfikir logis,
analitis, dan kritis. Melalui penalaran yang baik, seseorang akan dapat
mengambil kesimpulan atau keputusan yang berhubungan dengan
kehidupannya sehari-hari. Hal ini sesuai dengan pendapat Keraf (dalam
Shadiq, 2004: 4) yang menyatakan bahwa kemampuan penalaran merupakan
proses berpikir yang menghubungkan fakta-fakta atau keterangan-keterangan
yang diketahui menuju kepada tercapainya suatu kesimpulan. Seseorang
dengan kemampuan penalaran yang rendah akan selalu mengalami kesulitan
dalam menghadapi berbagai persoalan, karena ketidakmampuan
menghubungkan fakta-fakta untuk sampai pada suatu kesimpulan. Oleh karena
itu, sudah seharusnya penalaran perlu dikembangkan pada setiap individu.
Berdasarkan hasil laporan The Trends in International Mathematics and
Science Study (Mullis et al, 2012) pada tahun 2011 presentase kelulusan
kemampuan matematis siswa di Indonesia khususnya pada kemampuan
penalaran (reasoning) adalah 17%. Ternyata presentase tersebut sangat jauh
dibawah rata-rata presentase kelulusan internasional yaitu 30% untuk penalaran
(reasoning). Namun, penilaian yang dilakukan oleh TIMSS mengenai
penalaran tampaknya masih bersifat umum kerena masih belum diketahui
secara spesifik letak kelemahan penalaran siswa Indonesia. Sementara
penalaran sendiri terdapat dua jenis, menurut Copi (dalam Shadiq, 2007: 17)
jenis-jenis penalaran yaitu penalaran induktif dan deduktif.
Pada dasarnya, kedua jenis penalaran ini masing-masing memiliki peranan
penting dan saling berkaitan satu sama lain. Menurut Suharti (2013 : 1)
penalaran induktif dan deduktif digunakan untuk mempelajari konsep
matematika kegiatannya dapat dimulai dengan beberapa contoh atau fakta yang
teramati, membuat daftar sifat yang muncul (sebagai gejala), memperkirakan
hasil baru yang diharapkan, yang kemudian dibuktikan secara deduktif.
Kekurangan dalam menguasai kedua kemampuan penalaran ini dapat
menyebabkan sulitnya siswa dalam menemukan konsep-konsep matematika
dengan baik. Hal ini sesuai dengan pendapat Venner (dalam Priatna, 2003: 3)
bahwa kesalahan siswa dalam memahami konsep matematika disebabkan
karena rendahnya penguasaan terhadap kemampuan penalaran baik deduktif
maupun induktif. Oleh karena itu, kemampuan penalaran matematis baik
deduktif maupun induktif adalah modal dasar dalam memahami konsep
matematika.
.
B. Perumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
2. Penalaran Deduktif
Penalaran deduktif merupakan penarikan kesimpulan dari hal yang
umum menuju hal yang khusus berdasarkan fakta-fakta yang ada. Untuk
penalaran deduktif, Sumarmo (2012) menyatakan sebagai penarikan ke-
simpulan berdasarkan aturan yang disepa-kati dengan nilai kebenaran yang
bersifat mutlak benar atau salah dan tidak kedua-nya bersama-sama. Lebih
lanjut dijelaskan oleh Sumarmo (2012), kegiatan yang ter-golong
penalaran deduktif dan merupakan kemampuan berpikir tingkat tinggi
dianta-ranya adalah menarik kesimpulan logis berdasarkan aturan
inferensi, memeriksa validitas argumen, membuktikan, dan me-nyusun
argumen yang valid; menyusun pembuktian langsung, pembuktian tak
langsung dan pembuktian dengan induksi matematika.
2 2 3 3
2. Diketahui log 3 = 𝑎 dan log 5 = 𝑏. Nilai log 5 = 𝑏. Nilai log60
adalah...
2𝑎+𝑏 1+𝑎+𝑏 2+𝑎+𝑏 2(𝑎+𝑏)
A. B. C. D.
𝑎 𝑏 𝑎 𝑏
3. Persamaan kuadrat 2𝑥 2 + (𝑝 − 1)𝑥 + 15 = 0 mempunyai akar- akar m
dan n. Jika 𝑚: 𝑛 = 3: 10 nilai p yang memnuhi adalah...
A. 𝑝 = −13 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑝 = 12
B. 𝑝 = −13 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑝 = 13
C. 𝑃 = −12 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑝 = 14
D. 𝑝 = 12 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑝 = 13
6.
T
C
A
Jika AT, AB, dan AC saling tegak lurus di A serta masing- masing
mempunyai panjang 8 cm, jarak anatara titik A ke bidang TBC adalah...
3 8
A. 4 √6 cm B. 8 √6 cm C. 4cm D. 3 √3 cm
10. Seorang anak dengan tinggi 160 cm berdiri di depan menara dan melihat
puncak menara dengan sudut elevasi 30°, lalu ia berjalan sejauh 20 m
mendekati menara dengan sudut elevasi 60°. Tinggi menara tersebut
adalah...
A. (10√2 + 1,6)𝑚
B. (10√3 + 1,6)𝑚
C. (15√2 + 1,6)𝑚
D. (15√3 + 1,6)𝑚
Soal Uraian
1. Di lapangan parkir terdapat 105 kendaraan yang terdiri dari sepeda motor
dan mobil. Jika jumlah roda seluruh kendaraan tersebut adalah 290 roda.
Buatlah gambar dari model matematika permasalahan ini kemudian
hitunglah banyak sepeda motor di tempat parkir tersebut!
2. Panjang sebuah balok sama dengan dua kali lebarnya dan tinggi balok
setengah kali lebarnya. Ukuran balok tersebut diubah sehingga
panjangnya menjadi tiga kali semula dan lebarnya menjadi dua kali
semula, sedangkan tingginya tetap. Jika luas seluruh permukaan balok
semula 448 cm2. Maka, volume balok setelah diperbesar adalah...
3. Diketahui:
a. Lingkaran penuh dengan jari-jari r ;
b. Setengah lingkaran dengan jari-jari 2r.
Tentukan manakah yang kelilingnya lebih besar? Buatlah kesimpulan
dari kondisi di atas!
4. Selidiki apakah selisih volume kubus dan volume limas segi empat sama
dengan 2 kali volume limas segi empat, jika diketahui tinggi limas sama
dengan tinggi kubus? Mengapa?
5. “Suatu kejadian A yang memiliki peluang nol, maka kejadian A tidak
mungkin terjadi”. Benarkah pernyataan tersebut? Jelaskan!
Penyelesaian:
Misalkan
Motor = a
Mobil = b
a + b = 105 ... (i)
1 2a + 2b = 290 ...(ii)
Eliminasi persamaan (i) dan (ii).
a + b = 105 |x2| = 2a + 2b = 210
2a + 2b = 290 |x1| = 2a + 4b = 290 -
-2b = -80
80 3
b=− 2
b = 40
subtitusi nilai b ke persamaan (i)
a + b = 105
a + (40) = 105
a = 105 – 40
a = 65
Jadi, banyaknya sepeda motor di tempat
parkir adalah 65 buah.
Melakukan Diketahui
manipulasi Pa = 2la
matematika. 1 1
Ta = 2 la
Luas Permukaan = 448 cm2
Menarik Diketahui :
kesimpulan dari 𝑣kubus = 𝑠𝑥𝑠𝑥𝑠 = 𝑠 3
pernyataan. 1
1
𝑣limas = 3 𝑥𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑎𝑙𝑎𝑠𝑥 t
Maka,
1
4 𝑣 kubus – 𝑣limas = 𝑠 3 − 3 𝑥 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑎𝑙𝑎𝑠 𝑥 𝑡
1
= 𝑠3 − 3 𝑥 𝑠2 𝑥 𝑠 3
1
= 𝑠3 − 3 𝑥 𝑠3
3 1
= (3 − 3) 𝑠 3
2
= 3 𝑠3
Memeriksa 𝑛(𝐴)
Diketahui bahwa 𝑃(𝐴) = 𝑛(𝑆)
=0
kesahihan
argumen. Maka, n(A) = 0. Hal ini menunjukan bahwa
kejadian A tidak mungkin terjadi.
5 Dengan demikian, pernyataan “Suatu 4
kejadian A yang memiliki peluang nol, maka
kejadian A tidak mungkin terjadi” adalah
benar.
Skor Maksimal 20
Soal Uraian
Butir Soal
Responden Jumlah
1 2 3 4 5
Jenny Maharani T 1 3 4 1 2 11
Abdullah Habar Madi 3 3 3 4 2 15
Muh. Zulfikar Anwar 4 3 3 4 2 16
Athiyah Syakura 4 2 4 4 3 17
Riski Amaliyah Rasyid 4 4 4 4 2 18
Suri Rahmadhani 1 4 4 1 4 14
Andi Haikal 3 4 4 4 4 19
Nuraisyah 3 4 3 4 4 18
Rifka Aulia H.R 4 3 0 1 2 10
Ahmad Radif R 4 4 3 4 0 15