Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH EVALUASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA

“ANALISIS BUTIR SOAL KEMAMPUAN PENALARAN


MATEMATIS”

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Evaluasi Pembelajaran
Matematika

Disusun Oleh :
Novia Marwah 172151106

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SILIWANGI
KOTA TASIKMALAYA
2018
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan makalah
mengenai “Kemampuan Penalaran Matematis” dalam rangka memenuhi salah
satu tugas mata kuliah Evaluasi Pembelajaran Matematika ini dengan baik
meskipun banyak terdapat kekurangan di dalamnya. Dan juga saya berterimakasih
kepada Bapak Sri Tirto Madawistama S.Pd., M.Pd selaku dosen mata kuliah
Evaluasi Pembelajaran Matematika yang banyak memberikan materi pendukung,
masukan, dan bimbingan yang bermanfaat kepada saya.

Saya sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai “Kemampuan Penalaran Matematis”.
Saya juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, saya berharap adanya
kritik, saran, dan usulan demi perbaikan karya tulis yang telah saya buat di masa
yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang
membangun.

Akhir kata saya berharap semoga makalah mengenai “Kemampuan


Penalaran Matematis” ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap
pembaca.

Tasikmalaya, Februari 2019

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang sangat penting
untuk dipelajari oleh setiap siswa di sekolah. Dengan mempelajari matematika
diharapkan siswa memiliki pola pikir yang inovatif dan imajinatif. NCTM
(2000:7) menyebutkan bahwa satu di antara tujuan pembelajaran matematika
adalah mengembangkan kemampuan penalaran matematis. Ball, Lewis &
Thamel (dalam Rianto dan Rusdy, 2011:3) menyatakan, “mathematical
reasoning is the foundation for the construction of mathematical knowledge”.
Hal ini berarti kemampuan penalaran matematis adalah fondasi untuk
mendapatkan pengetahuan matematika. Pentingnya kemampuan penalaran bagi
siswa sekolah juga tertulis dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi matematika yaitu agar peserta didik
mampu menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi
matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan
gagasan dan pernyataan matematika (Depdiknas, 2006: 346).
Kemampuan penalaran sangat berhubungan dengan pola berfikir logis,
analitis, dan kritis. Melalui penalaran yang baik, seseorang akan dapat
mengambil kesimpulan atau keputusan yang berhubungan dengan
kehidupannya sehari-hari. Hal ini sesuai dengan pendapat Keraf (dalam
Shadiq, 2004: 4) yang menyatakan bahwa kemampuan penalaran merupakan
proses berpikir yang menghubungkan fakta-fakta atau keterangan-keterangan
yang diketahui menuju kepada tercapainya suatu kesimpulan. Seseorang
dengan kemampuan penalaran yang rendah akan selalu mengalami kesulitan
dalam menghadapi berbagai persoalan, karena ketidakmampuan
menghubungkan fakta-fakta untuk sampai pada suatu kesimpulan. Oleh karena
itu, sudah seharusnya penalaran perlu dikembangkan pada setiap individu.
Berdasarkan hasil laporan The Trends in International Mathematics and
Science Study (Mullis et al, 2012) pada tahun 2011 presentase kelulusan
kemampuan matematis siswa di Indonesia khususnya pada kemampuan
penalaran (reasoning) adalah 17%. Ternyata presentase tersebut sangat jauh
dibawah rata-rata presentase kelulusan internasional yaitu 30% untuk penalaran
(reasoning). Namun, penilaian yang dilakukan oleh TIMSS mengenai
penalaran tampaknya masih bersifat umum kerena masih belum diketahui
secara spesifik letak kelemahan penalaran siswa Indonesia. Sementara
penalaran sendiri terdapat dua jenis, menurut Copi (dalam Shadiq, 2007: 17)
jenis-jenis penalaran yaitu penalaran induktif dan deduktif.
Pada dasarnya, kedua jenis penalaran ini masing-masing memiliki peranan
penting dan saling berkaitan satu sama lain. Menurut Suharti (2013 : 1)
penalaran induktif dan deduktif digunakan untuk mempelajari konsep
matematika kegiatannya dapat dimulai dengan beberapa contoh atau fakta yang
teramati, membuat daftar sifat yang muncul (sebagai gejala), memperkirakan
hasil baru yang diharapkan, yang kemudian dibuktikan secara deduktif.
Kekurangan dalam menguasai kedua kemampuan penalaran ini dapat
menyebabkan sulitnya siswa dalam menemukan konsep-konsep matematika
dengan baik. Hal ini sesuai dengan pendapat Venner (dalam Priatna, 2003: 3)
bahwa kesalahan siswa dalam memahami konsep matematika disebabkan
karena rendahnya penguasaan terhadap kemampuan penalaran baik deduktif
maupun induktif. Oleh karena itu, kemampuan penalaran matematis baik
deduktif maupun induktif adalah modal dasar dalam memahami konsep
matematika.
.

B. Perumusan Masalah

C. Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Penalaran Matematis


Kemampuan merupakan kata benda dari kata mampu yang berarti kuasa
(bisa, sanggup) melakukan sesuatu, sehingga kemampuan dapat diartikan
kesanggupan/kecakapan. Shurter dan Pierce (dalam Sumarmo, 2003: 31)
memberikan pengertian penalaran adalah sebagai secara garis besar terdapat 2
jenis penalaran yaitu penalaran deduktif yang disebut pula deduksi dan
penalaran induktif yang disebut pula induksi. Menurut Keraf (dalam Shodiq,
2006) penalaran merupakan proses berpikir yang berusaha menghubung-
hubungkan fakta-fakta atau evidensi-evidensi yang diketahui menuju kepada
suatu kesimpulan. Penalaran memerlukan landasan logika. Penalaran dalam
logika bukan suatu proses mengingatingat, menghafal ataupun mengkhayal
tetapi merupakan rangkaian prosesmencari keterangan lain sebelumnya
Penalaran memiliki pengertian yang berbeda-beda seperti yang
dikemukaan oleh para ahli dalam Jacob (2003) bahwa penalaran adalah:
“bentuk khusus dari berpikir dalam upaya pengambilan penyimpulan
konklusi yang digambarkan premis (Copi, 1979), simpulan berbagai
pengetahuan dan keyakinan mutakhir (Glass dan Holyoak, 1986),
menstransformasikan informasi yang diberikan untuk menelaah konklusi
(Galloti, 1989)”. Menurut Suherman dan Winataputra (1993) penalaran
adalah proses berpikir yang dilakukan dengan suatu cara untuk menarik
kesimpulan. Kesimpulan yang diperoleh dari hasil bernalar, didasarkan pada
pengamatan datadata yang ada sebelumnya dan telah diuji kebenarannya. Hal
ini sejalan dengan pendapat Shadiq (2004) yang mengemukakan bahwa
penalaran adalah suatu proses atau suatu aktifitas berpikir untuk menarik
suatu kesimpulan atau membuat suatu pernyataan baru yang benar berdasar
pada beberapa pernyataan yang kebenarannya telah dibuktikan atau
diasumsikan sebelumnya.
Brodie dkk,(2009) menyatakan penalaran matematika adalah
menghubungkan pengetahuan yang baru dengan pengetahuan yang dimiliki,
dan sesungguhnya mengatur kembali pengetahuan yang didapatkan.
Sumarmo (2003) mengemukakan bahwa penalaran matematika adalah suatu
kemampuan yang muncul dalam bentuk:
a) menarik kesimpulan logis;
b) menggunakan penjelasan dengan menggunakan model, fakta, sifat-sifat,
dan hubungan;
c) memperkirakan jawaban dan proses solusi;
d) menggunakan pola dan hubungan untuk menganalisis situasi matematik,
menarik analogi dan generalisasi;
e) menyusun dan menguji konjektur;
f) memberikan contoh penyangkal (counter example) ;
g) mengikuti aturan inferensi;
h) memeriksa validitas argumen;
i) menyusun argumen yang valid;
j) menyusun pembuktian langsung, tak langsung dan menggunakan induksi
matematika.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa penalaran matematika
adalah proses berpikir untuk menentukan apakah sebuah argumen matematika
benar atau salah dan juga dipakai untuk membangun suatu argumen
matematika baru.

B. Jenis – Jenis Penalaran


Menurut Sumarmo (2012) secara garis besar penalaran dibedakan menjadi
dua yaitu penalaran induktif dan penalaran deduktif.
1. Penalaran induktif
Penalaran Induktif merupakan suatu proses berpikir dengan
mengambil suatu kesimpulan yang bersifat umum atau membuat suatu
pernyataan baru dari kasus-kasus yang khusus. Seperti yang
dikemukakan oleh Pierce (Dahlan, 2004), penalaran induksi adalah proes
penalaran yang menurunkan prinsip atau aturan umum dari pengamatan
hal-hal atau contoh-contoh khusus. Sedangkan menurut Copi (Sumarmo,
1987), penalaran induktif merupakan proses penalaran yang
kesimpulannya diturunkan dari premis-premisnya dengan suatu
probabilitas.
Sumarmo (2010) mengemukakan beberapa kegiatan yang
tergolong penalaran induktif yaitu sebagai berikut
a) Transduktif yaitu menarik kesimpulan dari suatu kasus atau sifat
khusus yang satu diterapkan pada kasus yang khusus lainnya
b) Analogi yaitu penarikan kesimpulan berdasarkan keserupaan data
atau proses
c) Generalisasi yaitu penarikan kesimpulan umum berdasarkan
sejumlah data yang teramati.
d) Memperkirakan jawaban, solusi atau kecenderungan, interpolasi, dan
ekstrapolasi.
e) Memberi penjelasan terhadap model, fakta, sifat, hubungan, atau
pola yang ada.
f) Menggunakan pola hubungan untuk menganalisis situasi dan
menyusun konjektur.

2. Penalaran Deduktif
Penalaran deduktif merupakan penarikan kesimpulan dari hal yang
umum menuju hal yang khusus berdasarkan fakta-fakta yang ada. Untuk
penalaran deduktif, Sumarmo (2012) menyatakan sebagai penarikan ke-
simpulan berdasarkan aturan yang disepa-kati dengan nilai kebenaran yang
bersifat mutlak benar atau salah dan tidak kedua-nya bersama-sama. Lebih
lanjut dijelaskan oleh Sumarmo (2012), kegiatan yang ter-golong
penalaran deduktif dan merupakan kemampuan berpikir tingkat tinggi
dianta-ranya adalah menarik kesimpulan logis berdasarkan aturan
inferensi, memeriksa validitas argumen, membuktikan, dan me-nyusun
argumen yang valid; menyusun pembuktian langsung, pembuktian tak
langsung dan pembuktian dengan induksi matematika.

C. Indikator Kemampuan Penalaran Matematis


Adapun indikator kemampuan penalaran matematis menurut Sumarmo
(2006) dalam pembelajaran matematika adalah sebagai berikut:
1. Menarik kesimpulan logis
2. Memberikan penjelasan dengan model, fakta, sifat-sifat, dan hubungan
3. Memperkirakan jawaban dan proses solusi
4. Menggunakan pola dan hubungan untuk menganalisis situasi matematis
5. Menyusun dan mengkaji konjektur
6. Merumuskan lawan Mengikuti aturan inferensi, memeriksa validitas
argumen
7. Menyusun argumen yang valid
8. Menyusun pembuktian langsung, tak langsung, dan menggunakan
induksi matematis.

Indikator kemampuan penalaran matematis menurut Sulistiawati, Suryadi,


& Fatimah, (2015):
1. Melaksanakan perhitungan berdasarkan rumus/ aturan matematika yang
berlaku
2. Menarik kesimpulan umum berdasarkan proses/ konsep matematika yang
terlihat
3. Membuat perkiraan
4. Menarik kesimpulan berdasarkan keserupaan proses/ konsep matematika yang
terlihat

Indikator kemampuan penalaran matematis menurut Ratna Purwasih dalam


jurnal Analisis Kemampuan Penalaran Matematis dan Kemandirian Belajar
Siswa Pada Materi Persamaan Garis Lurus (2018)
1. Memberikan penjelasan dengan menggunakan model, fakta, sifta- sifat dan
hubungan
2. Mengikuti argumen logis
3. Menyususn dan menguji konjektur
4. Merumuskan lawan contoh
5. Melaksanakan perhitungan matematika berdasarkan aturan yang disepakati.
Indikator kemampuan matematis menurut Intan Saputri dalam jurnal
Kemampuan Penalaran Matematis Siswa Menggunakan Pendekatan
Metaphorical Thinking Pada Materi Perbandingan Kelas viii di SMPN 1
Indralaya Utara
1.Menyajikan pernyataan matematika secara tertulis,
2. Memperkirakan jawaban dengan menggunakan data yang mendukung.
3. Melakukan manipulasi matematika.
4. Memberikan alasan dengan menggunakan model, fakta, sifat-sifat, dan
hubungan.
5. Menarik kesimpulan dari pernyataan.
6. Memeriksa perkiraan jawaban yang telah ditentukan.
7. Menemukan pola atau sifat dari gejala matematis untuk membuat generalisasi.

Dari beberapa pendapat di atas, ditarik kesimpulan bahwa indikator


penalaran matematis adalah sebagai berikut:
1. Menyajikan pernyataan matematika secara lisan, tertulis, gambar atau grafik.
2. Melakukan manipulasi matematika.
3. Menyusun bukti, memberikan alasan atau bukti terhadap beberapa solusi.
4. Menarik kesimpulan dari pernyataan.
5. Memeriksa kesahihan argumen.

D. Instrumen Tes Kemampuan Penalaran Matematis

Soal Pilihan Ganda


1.

Apa yang dapat Anda katakan tentang hubungan


volume balok ABCD EFGH dan volume Limas
ABDE?
1 3
A. Vlimas= 3 Vbalok B. Vlimas= 2 Vbalok
1 3
C. Vbalok = 3 Vlimas D. Vbalok = 2 Vlimas

2 2 3 3
2. Diketahui log 3 = 𝑎 dan log 5 = 𝑏. Nilai log 5 = 𝑏. Nilai log60
adalah...
2𝑎+𝑏 1+𝑎+𝑏 2+𝑎+𝑏 2(𝑎+𝑏)
A. B. C. D.
𝑎 𝑏 𝑎 𝑏
3. Persamaan kuadrat 2𝑥 2 + (𝑝 − 1)𝑥 + 15 = 0 mempunyai akar- akar m
dan n. Jika 𝑚: 𝑛 = 3: 10 nilai p yang memnuhi adalah...
A. 𝑝 = −13 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑝 = 12
B. 𝑝 = −13 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑝 = 13
C. 𝑃 = −12 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑝 = 14
D. 𝑝 = 12 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑝 = 13

4. Semua bilangan ganjil positif dikelompokan seperti berikut.


(1), (3,5), (7,9,11), (13,15,17,19),...
Bilangan yang terletak di awal kelompok ke 25 adalah ...
A. 553 B. 575 C. 599 D. 601

5. Volume suatu daerah yang dibatasi oleh kurva 𝑦 2 = 𝑥 dan 𝑦 = 𝑥 2 diputar


360° mengelilingi sumbu y adalah...
7 6 8 3
A. 10 𝜋 B. 10 𝜋 C. 15 𝜋 D. 10 𝜋

6.
T

C
A

Jika AT, AB, dan AC saling tegak lurus di A serta masing- masing
mempunyai panjang 8 cm, jarak anatara titik A ke bidang TBC adalah...
3 8
A. 4 √6 cm B. 8 √6 cm C. 4cm D. 3 √3 cm

7. Seorang pasien dianjurkan oleh dokter untuk mengkonsumsi kalsium dan


zat besi sedikitnya 60 gram dan 30 gram. Sebuah kapsul mengandung 5
gram kalsium dan 2 gram zat besi. Harga sebuah kapsul Rp2.000,00 dan
sebuah tablet Rp1.600,00 Biaya minimum yang harus dikeluarkan untuk
memenuhi kebutuhan pasien tersebut adalah...
A. Rp16.000,00
B. Rp24.000,00
C. Rp28.000,00
D. Rp30.000,00

8. Seorang pedagang selalu menyisishkan sebagian uangnya. Pada hari


pertama pedagang menyisihkan uang Rp7.000,00. Selisih uang yang
disisihkan pada hari pertama dan kedua serta pada hari kedua dan ketiga
sama besar. Begitu pula pada hari – hari selanjutnya. Jika pada hari ke -33
jumlah seluruh uang yang disisihkan Rp1.551.000,00 besar uang yang
disisihkan pada hari ke- 30 adalah...
A. Rp70.000,00
B. Rp79.500,00
C. Rp75.000,00
D. Rp77.500,00

9. Diketahu pernyataan-pernyataan berikut,


(i) Fungi kaudrat terbuka ke atas
(ii) Fungsi kuadrat menyinggung sumbu x
(iii) Fungsi kuadrat memotong sumbu x di dua titik
(iv) Fungsi kuadrat tidak menyinggung maupun memotong sumbu x
Sebuah fungsi kuadrat memmpunyai rumus f(x)= 𝑎𝑥 2 + 𝑏𝑥 + 𝑐 Jika a<0
dan c <0 pernyataan yang benar adalah...
A. (i) dan (ii)
B. (i) dan (iii)
C. (ii) dan (iii)
D. (ii) dan (iv)

10. Seorang anak dengan tinggi 160 cm berdiri di depan menara dan melihat
puncak menara dengan sudut elevasi 30°, lalu ia berjalan sejauh 20 m
mendekati menara dengan sudut elevasi 60°. Tinggi menara tersebut
adalah...
A. (10√2 + 1,6)𝑚

B. (10√3 + 1,6)𝑚

C. (15√2 + 1,6)𝑚
D. (15√3 + 1,6)𝑚

Soal Uraian
1. Di lapangan parkir terdapat 105 kendaraan yang terdiri dari sepeda motor
dan mobil. Jika jumlah roda seluruh kendaraan tersebut adalah 290 roda.
Buatlah gambar dari model matematika permasalahan ini kemudian
hitunglah banyak sepeda motor di tempat parkir tersebut!
2. Panjang sebuah balok sama dengan dua kali lebarnya dan tinggi balok
setengah kali lebarnya. Ukuran balok tersebut diubah sehingga
panjangnya menjadi tiga kali semula dan lebarnya menjadi dua kali
semula, sedangkan tingginya tetap. Jika luas seluruh permukaan balok
semula 448 cm2. Maka, volume balok setelah diperbesar adalah...
3. Diketahui:
a. Lingkaran penuh dengan jari-jari r ;
b. Setengah lingkaran dengan jari-jari 2r.
Tentukan manakah yang kelilingnya lebih besar? Buatlah kesimpulan
dari kondisi di atas!
4. Selidiki apakah selisih volume kubus dan volume limas segi empat sama
dengan 2 kali volume limas segi empat, jika diketahui tinggi limas sama
dengan tinggi kubus? Mengapa?
5. “Suatu kejadian A yang memiliki peluang nol, maka kejadian A tidak
mungkin terjadi”. Benarkah pernyataan tersebut? Jelaskan!

Kunci Jawaban Soal Pilihan Ganda


1.A 6.D
2.C 7.C
3.C 8.B
4.D 9.B
5.D 10.B
Pedoman Penyekoran Soal Uraian
Nomor
Indikator Jawaban Skor
Soal
Menyajikan Diketahui:
pernyataan Di lapangan parkir terdapat 105 kendaraan
matematika yang
secara lisan, terdiri dari sepeda motor dan mobil
tertulis, gambar Jumlah roda seluruh kendaraan = 290 roda
atau grafik. Ditanyakan: 1
Buatlah gambar dari model matematika
permasalahan ini kemudian hitunglah banyak
sepeda motor di tempat parkir tersebut!

Penyelesaian:
Misalkan
Motor = a
Mobil = b
a + b = 105 ... (i)
1 2a + 2b = 290 ...(ii)
Eliminasi persamaan (i) dan (ii).
a + b = 105 |x2| = 2a + 2b = 210
2a + 2b = 290 |x1| = 2a + 4b = 290 -
-2b = -80
80 3
b=− 2
b = 40
subtitusi nilai b ke persamaan (i)
a + b = 105
a + (40) = 105
a = 105 – 40
a = 65
Jadi, banyaknya sepeda motor di tempat
parkir adalah 65 buah.

Melakukan Diketahui
manipulasi Pa = 2la
matematika. 1 1
Ta = 2 la
Luas Permukaan = 448 cm2

2 Ukuran balok diubah sehingga


Pb = 3Pa
lb = 2la
1
Tb = Ta
Ditanyakan : Vb?
Penyelesaian :
Luas Permukaan = 2(𝑝𝑙 + 𝑙𝑡 + 𝑝𝑡)
1 1
448 = 2 (2𝑙. 𝑙 + 𝑙. 2 𝑙 + 2 𝑙)
1
448 = 2 (2𝑙 2 + 2 𝑙 2 + 𝑙 2 )
7
448 = 2𝑥 2 𝑙 2
448 = 7𝑙 2
448
𝑙2 = 7
𝑙 = √64 2
𝑙=8
𝑃𝑎 = 2𝑙𝑎
= 2𝑥8 = 16
1
𝑇𝑎 = 2 𝑙𝑎
1
= 2 𝑥8 = 4
𝑉𝑎 = (𝑝 𝑥 𝑙 𝑥 𝑡)
= 16𝑥8𝑥4
= 514𝑐𝑚2

Menyusun bukti, Misalkan:


memberikan K1 = Keliling lingkaran jari-jari r
alasan atau bukti K2 = Keliling lingkaran jari-jari 2r
terhadap Maka,
beberapa solusi. 𝐾1 = 2𝜋𝑟 3
1
𝐾2 = 2 (2𝜋(2𝑟)) + 4𝑟 = 2𝜋𝑟 + 4𝑟
3
Dengan demikian K2 lebih besar dari K1.

Kesimpulan :keliling setengah lingkaran


berjari – jari 2r lebih besar daripada 1
keliling lingkaran penuh berjari – jari r.

Menarik Diketahui :
kesimpulan dari 𝑣kubus = 𝑠𝑥𝑠𝑥𝑠 = 𝑠 3
pernyataan. 1
1
𝑣limas = 3 𝑥𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑎𝑙𝑎𝑠𝑥 t
Maka,
1
4 𝑣 kubus – 𝑣limas = 𝑠 3 − 3 𝑥 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑎𝑙𝑎𝑠 𝑥 𝑡
1
= 𝑠3 − 3 𝑥 𝑠2 𝑥 𝑠 3
1
= 𝑠3 − 3 𝑥 𝑠3
3 1
= (3 − 3) 𝑠 3
2
= 3 𝑠3

Memeriksa 𝑛(𝐴)
Diketahui bahwa 𝑃(𝐴) = 𝑛(𝑆)
=0
kesahihan
argumen. Maka, n(A) = 0. Hal ini menunjukan bahwa
kejadian A tidak mungkin terjadi.
5 Dengan demikian, pernyataan “Suatu 4
kejadian A yang memiliki peluang nol, maka
kejadian A tidak mungkin terjadi” adalah
benar.
Skor Maksimal 20

E. Analisis Butir Soal

Soal Pilihan Ganda


Butir Soal
Responden
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Jumlah
Jenny Maharani T 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 7
Abdullah Habar Madi 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 7
Muh. Zulfikar Anwar 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 5
Athiyah Syakura 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 6
Riski Amaliyah Rasyid 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 8
Suri Rahmadhani 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 7
Andi Haikal 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 5
Nuraisyah 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 4
Rifka Aulia H.R 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 8
Ahmad Radif R 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 4

Soal Uraian
Butir Soal
Responden Jumlah
1 2 3 4 5
Jenny Maharani T 1 3 4 1 2 11
Abdullah Habar Madi 3 3 3 4 2 15
Muh. Zulfikar Anwar 4 3 3 4 2 16
Athiyah Syakura 4 2 4 4 3 17
Riski Amaliyah Rasyid 4 4 4 4 2 18
Suri Rahmadhani 1 4 4 1 4 14
Andi Haikal 3 4 4 4 4 19
Nuraisyah 3 4 3 4 4 18
Rifka Aulia H.R 4 3 0 1 2 10
Ahmad Radif R 4 4 3 4 0 15

Anda mungkin juga menyukai