Anda di halaman 1dari 18

INTEGRAL KOMPLEKS

MAKALAH

DISUSUN DAN DISAJIKAN PADA TUGAS PERORANGAN


TANGGAL 15 MEI TAHUN 2019 PADA MATA KULIAH
FUNGSI KOMPLEKS

OLEH

SISLIA UTINA (412417019)

PROGRAM STUDI MATEMATIKA


JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT. atas limpahan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga Makalah berjudul “INTEGRAL KOPLEKS” dapat
terselesaikan dengan baik dan tepat waktu.

Makalah ini merupakan pemenuhan tugas perorangan pada Mata kuliah


Fungsi Kompleks. saya berharap penulisan makalah ini dapat memberi manfaat
bagi khasanah ilmu pengetahuan.

Semoga melalui makalah ini saya bisa berbagi kebaikan untuk banyak pihak
dan mampu memberikan sumbangsih pemikiran bagi dunia pendidikan di
Indonesia.

Gorontalo, 15 Mei 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i


DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
INTEGRAL KOMPLEKS ...................................................................................... 3
1.1 Integral Kompleks .................................................................................... 3
1.2 Menghitung Integral Kompleks................................................................ 4
1.3 Teorema Caucy – Goursat ........................................................................ 9
1.4 Rumus Integral Caucy ............................................................................ 13
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 17

ii
INTEGRAL KOMPLEKS

1.1 Integral Kompleks

Misalkan 𝑧(𝑡): 𝐷 → 𝐶 adalah fungsi kompleks dengan domain riil 𝐷 = [𝑎, 𝑏],
𝑏
maka integral ∫𝑎 𝑧(𝑡)𝑑𝑡, dimana 𝑧(𝑡) = 𝑥(𝑡) + 𝑖𝑦(𝑡) dapat dengan mudah
𝑏 𝑏 𝑏 1
dihitung, yaitu ∫𝑎 𝑧(𝑡)𝑑𝑡 = ∫𝑎 𝑥(𝑡)𝑑𝑥 + 𝑖 ∫𝑎 𝑦(𝑡)𝑑𝑥. Sebagai contoh ∫0 [(𝑡 +
3 𝑖
1) + 𝑖𝑡 2 ]𝑑𝑡 = 2 + 3.

𝑏
Masalah kita adalah bagaimana menghitung ∫𝑎 𝑓(𝑧)𝑑𝑧, dimana fungsi 𝑓: 𝐷 → 𝑪
dengan 𝐷 ⊂ 𝑪 .Misalkan 𝑓 (𝑧) fungsi kompleks pada sub himpunan dari himpunan
bilangan kompleks dan 𝐶 lintasan yang dinyatakan dengan 𝑧(𝑡) = 𝑥(𝑡) + 𝑖𝑦(𝑡),
𝑏
𝑎 ≤ 𝑡 ≤ 𝑏, maka pendefinisian ∫𝑎 𝑓(𝑧)𝑑𝑧 sama dengan pendefinisian pada
integral fungsi riil pada suatu interval.

Misal 𝑃 menyatakan partisi pada lintasan terbuka 𝐶, yaitu 𝑃 = {𝑎 = 𝑧0 , 𝑧1 , … , 𝑧𝑛 =


𝑏}𝑑𝑎𝑛 𝑧𝑘∗ ∈ [𝑧𝑘−1 , 𝑧𝑘 ], 𝑘 = 1,2, … , 𝑛, maka jumlah Riemann yang bersesuaian
dengan pariosi 𝑃 adalah 𝑆(𝑃) = ∑𝑛𝑘=1 𝑓(𝑧𝑘∗ ) △ 𝑧𝑘 , dengan △ 𝑧𝑘 = 𝑧𝑘 − 𝑧𝑘−1.

Jika terdapat bilangan kompleks L sedemikian sehingga untuk sebarang bilangan


𝜀 > 0 terdapat sebuah partisi 𝑃𝜀 dari lintasan 𝐶 sehingga berlaku

|𝑆(𝑃) − 𝐿| < 𝜀

3
maka fungsi 𝑓(𝑧) dikatakan terintegral pada lintasan 𝐶 dengan nilai integralnya
adalah 𝐿. Dengan kata lain lim 𝑆 (𝑃) = 𝐿 . Nilai limit ini dinamakan integral garis
𝑛→∞
𝑓(𝑧) sepanjang kurva 𝐶, ditulis ∫𝐶 𝑓(𝑧)𝑑𝑧 = 𝐿. Jika C tertutup biasa ditulis dengan
∮𝐶 𝑓(𝑧)𝑑𝑧.

Sifat-sifat integral kompleks :

1. Linier, yaitu

∫ [𝑘1 𝑓(𝑧) + 𝑘2 𝑔(𝑧)]𝑑𝑧 = 𝑘1 ∫ 𝑓(𝑧)𝑑𝑧 + 𝑘2 ∫ 𝑔(𝑧)𝑑𝑧


𝐶 𝐶 𝐶

2. Jika C terdiri dari dua bagian kurva 𝐶1 dan 𝐶2 maka,


∫ 𝑓(𝑧)𝑑𝑧 = ∫ 𝑓(𝑧)𝑑𝑧 + ∫ 𝑓(𝑧)𝑑𝑧
𝐶 𝐶1 𝐶2
3. Jika 𝑧0 dan 𝑧1 adalah ujung-ujung lintasan, maka
𝑧1 𝑧1
∫ 𝑓(𝑧)𝑑𝑧 = − ∫ 𝑓(𝑧)𝑑𝑧
𝑧0 𝑧0
4. Jika 𝑓(𝑧) terbatas, |𝑓(𝑧)| ≤ 𝑀 dengan 𝑀bilangan positif, maka

|∫ 𝑓(𝑧)𝑑𝑧| ≤ ∫ |𝑓(𝑧)𝑑𝑧| ≤ 𝑀𝐿 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝐿 𝑎𝑑𝑎𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑘𝑢𝑟𝑣𝑎


𝐶 𝐶1

1.2 Menghitung Integral Kompleks

Integral bergantung lintasan

Misalkan 𝑧(𝑡) ∶ [𝛼 , 𝛽] → 𝑪 . Lintasan 𝐶 dapat dipartisi dengan mempartisi


inteval [𝛼 , 𝛽 ] menjadi 𝑛 buah sub interval 𝛼 = 𝑡0 < 𝑡1 < ⋯ < 𝑡𝑛 = 𝑏 . Dengan
demikian {𝑎 = 𝑧(𝛼), 𝑧(𝑡1 ), 𝑧(𝑡2 ), … , 𝑧(𝛽) = 𝑏} merupakan partisi dari lintasan 𝐶.
Jumlah Riemann yang bersesuai an dengan lintasan 𝐶 adalah

𝑆(𝑃) = ∑ 𝑓(𝑧(𝑡𝑘∗ ))(𝑧(𝑡𝑘 ) − 𝑧(𝑡𝑘−1 ))


𝑘+1

Yang dapat ditulis dalam bentuk

𝑛
(𝑧(𝑡𝑘 ) − 𝑧(𝑡𝑘−1 ))
𝑆(𝑃) = ∑ 𝑓(𝑧(𝑡𝑘∗ )) (𝑡𝑘 − 𝑡(𝑘 − 1))
𝑡𝑘 − 𝑡(𝑘 − 1)
𝑘+1

Untuk 𝑛 → ∞ diperoleh

4
𝑛
(𝑧(𝑡𝑘 ) − 𝑧(𝑡𝑘−1 ))
lim 𝑆(𝑃) = lim ∑ 𝑓(𝑧(𝑡𝑘∗ )) (𝑡𝑘 − 𝑡(𝑘 − 1))
𝑛→∞ 𝑛→∞ 𝑡𝑘 − 𝑡(𝑘 − 1)
𝑘+1

= ∫ 𝑓(𝑧(𝑡))𝑧 ′ (𝑡)𝑑𝑡
𝛼

Jadi integral 𝑓(𝑧) pada lintasan C dapat dinyatakan dengan

∫ 𝑓(𝑧)𝑑𝑧 = ∫ 𝑓(𝑧(𝑡))𝑧 ′ (𝑡)𝑑𝑡


𝐶 𝛼

Untuk menghitung integral lintasan di atas dilakukan cara sebagai berikut :

1. Nyatakan lintasan 𝐶 dalam 𝑧(𝑡) = 𝑥(𝑡) + 𝑖𝑦(𝑡), 𝑎 ≤ 𝑡 ≤ 𝑏


2. Cari turunan, 𝑧’(𝑡).
3. Substitusikan 𝑧(𝑡) ke dalam 𝑓(𝑧).
4. Integralkan

Contoh 1. Tentukan ∫𝐶 𝑓(𝑧)𝑑𝑧 jika 𝑓(𝑧) = (𝑥 + 𝑦) + 𝑖𝑦 dari 𝑧 = 0 ke 𝑧 = 1 + 𝑖 ,


jika 𝐶 adalah :

a. Garis lurus yang menghubungkan 𝑧 = 0 ke 𝑧 = 1 + 𝑖.


b. Parabola 𝑦 = 𝑥 2 .
c. Ruas garis dari 𝑧 = 0 ke 𝑧 = 1, kemudian dari 𝑧 = 0 ke 𝑧 = 1 + 𝑖.

Penyelesaian.

a. Dalam kasus ini lintasan 𝐶 adalah 𝑧(𝑡) = 𝑡 + 𝑖𝑡, 0 ≤ 𝑡 ≤ 1 dan 𝑧′(𝑡) = 1 +


𝑖.Dengan demikian integral menjadi

5
1

∫ 𝑓(𝑧)𝑑𝑧 = ∫ 𝑓(𝑡 + 𝑖𝑡)(1 + 𝑖)𝑑𝑡


𝐶 0

= ∫[2𝑡 + 𝑖𝑡](1 + 𝑖)𝑑𝑡


0

= ∫[𝑡 + 𝑖3𝑡]𝑑𝑡
0

1 3
= + 𝑖
2 2

b. Dalam kasus ini lintasan 𝐶 adalah 𝑧(𝑡) = 𝑡 + 𝑖𝑡 2 , 0 ≤ 𝑡 ≤ 1, 𝑧′(𝑡) = 1 + 2𝑡𝑖,


dan 𝑓(𝑧(𝑡)) = (𝑡 + 𝑡 2 ) + 𝑖𝑡 2 . Dengan demikian integral menjadi

∫ 𝑓(𝑧)𝑑𝑧 = ∫[(𝑡 + 𝑡 2 ) + 𝑖𝑡 2 ](1 + 𝑖)𝑑𝑡


𝐶 0

= ∫[𝑡 + 𝑖(𝑡 + 2𝑡 2 )]𝑑𝑡


0

1 7
= + 𝑖
2 6

c. Dalam kasus ini lintasan 𝐶 terdiri dua bagian, katakan 𝐶1 ∶ 𝑧(𝑡) = 𝑡, 0 ≤ 𝑡 ≤


1 dan 𝐶2 ∶ 𝑧(𝑡) = 1 + 𝑖𝑡, 0 ≤ 𝑡 ≤ 1.
Pada 𝐶1 , 𝑧 ′ (𝑡) = 1, dan 𝑓(𝑧(𝑡)) = 𝑡. Dengan demikian integral menjadi
1
1
∫ 𝑓(𝑧)𝑑𝑧 = ∫ 𝑡𝑑𝑡 =
2
𝐶1 0
′ (𝑡)
Pada 𝐶1 , 𝑧 = −𝑖, dan 𝑓(𝑧(𝑡)) = −(𝑡 + 𝑖𝑡). Dengan demikian integral
menjadi
1
1 1
∫ 𝑓(𝑧)𝑑𝑧 = ∫ −(𝑡 + 𝑖𝑡)𝑑𝑡 = − + 𝑖
2 2
𝐶1 0
Jadi

6
1
∫ 𝑓(𝑧)𝑑𝑧 = ∫ 𝑓(𝑧)𝑑𝑧 + ∫ 𝑓(𝑧)𝑑𝑧 = 𝑖
𝐶 𝐶1 𝐶2 2

Selanjutnya misalkan ingin ditentukan batas atas nilai mutlak integral, maka perlu
dicari bilangan 𝑀 sehingga |𝑓(𝑧)| ≤ 𝑀 untuk semua 𝑧 ∈ 𝐶 dan panjang lintasan 𝐿.
Misalkan untuk kasus (a) kita punyai 𝐿 = √2 sehingga

|∫ 𝑓(𝑧)𝑑𝑧| ≤ ∫ |𝑓(𝑧)𝑑𝑧| ≤ √10


𝐶 𝐶

Dari contoh 1 diatas terlihat bahwa nilai integral akan berbeda untuk lintasan yang
berbeda.

Integral Bebas Lintasan

Terdapat suatu keadaan khusus, bahwa integral lintasan tidak bergantung terhadap
bentuk lintasannya, artinya nilai integral akan sama walaupun lintasanya berbeda
asalkan ujung-ujungnya sama. Dalam hal ini integral dikatakan bebas lintasan,
yang akan dijelaskan sebagai berikut.

Misalkan 𝐷 merupakan sub himpunan dari himpunana bilangan riil dan fungsi
𝑧(𝑡): 𝐷 → 𝑪 terdiferensial di 𝑡. Selanjutnya misalkan fungsi 𝑔(𝑧) = 𝑢(𝑥, 𝑦) +
𝑖𝑣(𝑥, 𝑦) terdiferensial di 𝑧(𝑡).

Selanjutnya perhatikan bahwa

𝑔(𝑧(𝑡)) = 𝑢(𝑥(𝑡), 𝑦(𝑡)) + 𝑖𝑣(𝑥(𝑡), 𝑦(𝑡))

Dan

𝑑[𝑔(𝑧(𝑡))] 𝑑𝑢 𝑑𝑥 𝑑𝑢 𝑑𝑦 𝑑𝑣 𝑑𝑥 𝑑𝑣 𝑑𝑦
= + +𝑖( + )
𝑑𝑡 𝑑𝑥 𝑑𝑡 𝑑𝑦 𝑑𝑡 𝑑𝑥 𝑑𝑡 𝑑𝑦 𝑑𝑡

Dengan menerapkan persamaan Cauchy Riemann, diperoleh

𝑑[𝑔(𝑧(𝑡))] 𝑑𝑢 𝑑𝑥 𝑑𝑣 𝑑𝑦 𝑑𝑣 𝑑𝑥 𝑑𝑢 𝑑𝑦
= − +𝑖( + )
𝑑𝑡 𝑑𝑥 𝑑𝑡 𝑑𝑦 𝑑𝑡 𝑑𝑥 𝑑𝑡 𝑑𝑦 𝑑𝑡

𝑑𝑢 𝑑𝑣 𝑑𝑥 𝑑𝑦
=( + 𝑖 )( + 𝑖 )
𝑑𝑥 𝑑𝑥 𝑑𝑡 𝑑𝑡

= 𝑔′ (𝑧(𝑡))𝑧 ′ (𝑡)

7
Kenyataan di atas dapat digunakan untuk menghitung integral lintasan
sebagai berikut. Misalkan 𝐹: 𝐷 → 𝑪 dengan 𝐹′(𝑧) = 𝑓(𝑧) di 𝐷. Misalkan
juga 𝑎 dan 𝑏 didalam 𝐷 dan 𝐶 ⊂ 𝐷 kontur/lintasan dari 𝑎 ke 𝑏. Maka

∫ 𝑓(𝑧)𝑑𝑧 = ∫ 𝑓(𝑧(𝑡))𝑧 ′ (𝑡)𝑑𝑡 , 𝑑𝑖𝑚𝑎𝑛𝑎 𝑧(𝑡): [𝛼, 𝛽] → 𝐂


𝐶 𝛼

𝑧(𝑡) = 𝑥(𝑡) + 𝑖𝑦(𝑡) merupakan representasi lintasan 𝐶.

Telah diketahui bahwa

𝑑
𝐹(𝑧(𝑡)) = 𝐹(𝑧(𝑡))𝑧 ′ (𝑡) = 𝑓(𝑧(𝑡))𝑧 ′ (𝑡)
𝑑𝑡

Sehingga

𝛽 𝛽
𝑑
∫ 𝑓(𝑧)𝑑𝑧 = ∫ 𝑓(𝑧(𝑡))𝑧 ′ (𝑡)𝑑𝑡 = ∫ 𝐹(𝑧(𝑡))𝑑𝑡
𝑑𝑡
𝐶 𝛼 𝛼

= 𝐹(𝑧(𝛽)) − 𝐹(𝑧(𝛼))

= 𝐹(𝑏) − 𝐹(𝑎)

Perhatikan bahwa integral hanya bergantung pada titik 𝑎 dab 𝑏 dan tidak
peduli pada bentuk lintasan 𝐶. Integral ini dinamakan integral bebas lintasan
(path independent). Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa integral
suatu fungsi analitik untuk suatu litasan 𝐶 di dalam pada domain terhubung
sederhana D dari titik 𝑎 ke titik 𝑏 adalah

∫ 𝑓(𝑧)𝑑𝑧 = 𝐹(𝑏) − 𝐹(𝑎)


𝐶

Dengan 𝐹 ′ (𝑧) = 𝑓(𝑧) untuk 𝑧 di 𝐷.

Dengan demikian jika 𝐶 adalah lintasan tertutup maka

∫ 𝑓(𝑧)𝑑𝑧 = 0
𝐶

8
Contoh 2. Tentukan ∫𝐶 𝑧 2 𝑑𝑧, jika 𝐶 adalah kurva 𝑦 = 𝑥 2 dari 𝑧 = 1 + 𝑖 ke 𝑧 = 2 +
4𝑖.

Penyelesaian.

Kita tahu bahwa 𝑓(𝑧) = 𝑧 2 adalah fungsi seluruh, jadi analitik untuk semua 𝑧 dan
1
𝐹(𝑧) = 3 𝑧 2 . Jadi

1
∫ 𝑧 2 𝑑𝑧 = [(2 + 4𝑖)3 − (1 + 𝑖)3 ]
3
𝐶

−14 + 18𝑖
=
3

1.3 Teorema Caucy – Goursat

Pada bagian sebelumnya telah dibahas bahwa integral garis fungsi kompleks
𝑓(𝑧) bergantung pada ujung-ujung dan bentuk lintasannya. Tetapi jika 𝑓(𝑧)
analitik maka pada domain terhubung sederhana 𝐷 maka integral tidak akan
bergantung pada bentuk lintasannya dan nilainya nol jika lintasannya
tertutup. Pada bagian ini akan dibahas untuk lintasan tertutup. Integral pada
lintasan tertutup sederhana sering disebut dengan integral kontur.

Ada beberapa definisi yang akan sering digunakan dalam pembahsan ini.

 Lintasan tertutup sederhana, adalah lintasan yang tidak memotong atau


menyinggung dirinya sendiri (Gambar 1)

 Domain terhubung sederhana, adalah jika setiap lintasan tertutup


sederhana dalam domain tersebut melingkungi hanya titik-titik dalam
domain. Sedangkan domain yang lainna disebut domain terhubung
berganda (Gambar 2)

9
Teorema Cauchy Goursat. Jika 𝑓(𝑧) analitik di dalam suatu domain
terhubung sederhana 𝐷, maka untuk setiap lintasan tertutup sederhana di
dalam 𝐷 berlaku

∮ 𝑓(𝑧) 𝑑𝑧 = 0
𝐶

Dengan kata lain integral kontur fungsi kompleks tidak tergantung lintasan yang
dilewatinya.

Contoh 3. ∮𝐶 𝑓(𝑧) 𝑑𝑧 = 0 untuk sebarang lintasan tertutup 𝐶 jika 𝑓(𝑧) adalah fungsi
seluruh, misal 𝑓(𝑧) = sin 𝑧 , 𝑓(𝑧) = 𝑒 𝑧 .

1
Contoh 4. Tentukan ∮𝐶 𝑓(𝑧) 𝑑𝑧 jika 𝑓(𝑧) = 𝑧 2+4 dan 𝐶 lingkaran satuan arah
positif.

Penyelesaian.

1
Titik singular dari 𝑓(𝑧) = 𝑧 2 +4 adalah 𝑧 = ±2𝑖 terletak di luar 𝐶.

1
Jadi 𝑓(𝑧) = 𝑧 2 +4 analitik pada dan di dalam 𝐶, sehingga ∮𝐶 𝑓(𝑧) 𝑑𝑧 = 0

10
Teorema Cauchy-Goursat pada domain berganda

Sebuah anulus adalah daerah cincin, termasuk domain terhubung ganda dua, terdiri
dari dua kurva tertutup, 𝐶 dan 𝐾 (Gambar 4a). Jika arah kontur dibalik, hasil integral
akan menjadi negatifnya. Untuk kurva tertutup arah positif adalah arah yang
menyebabkan daerah integrasi berada di sebelah kiri lintasan integrasi. Itulah
sebabnya arah lintasan integrasi haruslah ditentukan pada integral kontur fungsi
kompleks.

Integrasi menyusuri kurva batas daerah anulus ini dapat dipecah menjadi 4 integral
dengan kontur masing-masing 𝐶 ′ , Γ1 , Γ2 dan −𝐾′(+𝐾′ didefinisikan searah dengan
𝐶). Kontur 𝐶′ adalah kontur 𝐶 setelah terbelah oleh celah lintasan Γ1 dan Γ2 yang
masuk dan keluar di antara 𝐶 dan 𝐾. Demikian pula kontur 𝐾′ adalah kontur 𝐾
sesudah diberi celah tersebut di atas (Gambar 4). Celah harus dibuat sedemikian
kecil agar 𝐶′ ⟶ 𝐶 dan 𝐾′ ⟶ 𝐾. Nilai integral ini adalah

∮ 𝑓(𝑧) 𝑑𝑧 = ∮ 𝑓(𝑧) 𝑑𝑧 + ∮ 𝑓(𝑧) 𝑑𝑧 + ∮ 𝑓(𝑧) 𝑑𝑧 + ∮ 𝑓(𝑧) 𝑑𝑧


𝐶 𝐶′ Γ1 −𝐾′ Γ2

Jika diamati jelaslah bahwa Γ1 = −Γ2 sehingga kedua integralnya saling


menghilangkan.Untuk 𝑓(𝑧) yang bersifat analitik di daerah anulus ini berlaku
teorema Cauchy-Goursat :

∮ 𝑓(𝑧) 𝑑𝑧 = ∮ 𝑓(𝑧) 𝑑𝑧 + ∮ 𝑓(𝑧) 𝑑𝑧 = 0


𝐶 𝐶′ −𝐾′

Karena 𝐶′ ⟶ 𝐶 dan 𝐾′ ⟶ 𝐾, maka diperoleh

11
∮ 𝑓(𝑧) 𝑑𝑧 = ∮ 𝑓(𝑧) 𝑑𝑧
𝐶 𝐾

(Dalam hal ini perhatikan bahwa lintasan 𝐶 dan 𝐾 memiliki arah yang sama).

Jadi di dalam daerah analitiknya, kontur tertutup integral kompleks boleh mengecil
tanpa mengubah nilai integral itu sendiri. Sifat ini dapat diperluas pengertiannya
jika anulusnya memiliki banyak lubang, katakanlah lubang 𝐾1 , 𝐾2 , … , 𝐾𝑛 (Domain
berganda 𝑛), sehingga diperoleh

∮ 𝑓(𝑧) 𝑑𝑧 = ∮ 𝑓(𝑧) 𝑑𝑧 + ∮ 𝑓(𝑧) 𝑑𝑧 + ⋯ + ∮ 𝑓(𝑧) 𝑑𝑧


𝐶 𝐾1 𝐾2 𝐾𝑛

𝑧+3
Contoh. Hitunglah ∮𝐶 𝑧 2 +𝑧 𝑑𝑧, dengan 𝐶 lingkaran pusat 0, berjari-jari 3 arah positif.

Penyelesaian.

𝑧+3 3 2
Perhatikan bahwa fungsi 𝑓(𝑧) = 𝑧 2 +𝑧 = 𝑧 = − 𝑧+1 tidak analitik di 𝑧 = 0 dan 𝑧 =
1. Kedua titik tersebut ”dibuang” dengan membentuk lingkaran dengan pusat di
titik tersebut (gambar 5).

Dengan demikian 𝑓(𝑧) analitik di dalam domain yang dibatasi oleh 𝐶, 𝐾1 , 𝐾2


sehingga diperoleh

12
𝑧+3 3 2 3 2
∮ 2
𝑑𝑧 = ∮ ( − ) 𝑑𝑧 + ∮ ( − ) 𝑑𝑧
𝑧 +𝑧 𝑧 𝑧+1 𝑧 𝑧+1
𝐶 𝐾1 𝐾2
3 2 3 2
= ∮ 𝑑𝑧 − ∮ ( ) 𝑑𝑧 + ∮ 𝑑𝑧 − ∮ ( ) 𝑑𝑧
𝑧 𝑧+1 𝑧 𝑧+1
𝐾1 𝐾1 𝐾2 𝐾2

Menurut teorema Cauchy – Goursat maka integral suku pertama dan keempat di
ruas kanan adalah nol. Sehingga diperoleh

𝑧+3
∮ 𝑑𝑧 = −4𝜋𝑖 + 6𝜋𝑖 = 2𝜋𝑖 .
𝑧2 + 𝑧
𝐶

1.4 Rumus Integral Caucy

Misalkan fungsi 𝑓(𝑧) analitik di dalam suatu daerah yang memuat lintasan tertutup
sederhana 𝐶 arah positif, dan misalkan 𝑧0 titik interior 𝐶.

Karena 𝑓 analitik maka 𝑓 kontinu di 𝑧0 sehingga untuk setiap bilangan positif

𝜀 > 0 terdapat 𝛿 > 0 sehingga jika 𝑧 − 𝑧0 < 0 maka |𝑓(𝑧) − 𝑓(𝑧0 )| < 𝜀 .
Misalkan 𝜌 > 0 sedemikian sehingga 𝜌 < 𝛿 dan lingkaran 𝐾 = {𝑧 ∶ |𝑧 −
𝑧0 | = 𝜌 } berada di dalam 𝐶.

Gambar 5. Integral Cauchy

𝑓(𝑧)
Fungsi 𝑧−𝑧 analitik di daerah antara 𝐶 dan 𝐾. Maka menurut teorema Cauchy
0

13
𝑓(𝑧) 𝑓(𝑧)
∮ 𝑑𝑧 = ∮ 𝑑𝑧
𝑧 − 𝑧0 𝑧 − 𝑧0
𝐶 𝐾

Perhatikan bahwa

2𝜋 2𝜋
𝑓(𝑧) 𝑓(𝑧0 + 𝜌𝑒 𝑖𝑡 )
∮ 𝑑𝑧 = lim ∫ 𝑖𝜌𝑒 𝑖𝑡 𝑑𝑡 = 𝑖𝑓(𝑧0 ) ∫ 𝑑𝑡 = 2𝜋𝑖𝑓(𝑧0 )
𝑧 − 𝑧0 𝜌⟶0 𝜌𝑒 𝑖𝑡
𝐶 0 0

Jadi

𝑓(𝑧) 𝑓(𝑧)
∮ 𝑑𝑧 = ∮ 𝑑𝑧 = 2𝜋𝑖𝑓(𝑧0 ) .
𝑧 − 𝑧0 𝑧 − 𝑧0
𝐶 𝐾

atau

𝑓(𝑧)
∮ 𝑑𝑧 = 2𝜋𝑖𝑓(𝑧0 )
𝑧 − 𝑧0
𝐶

atau

1 𝑓(𝑧)
𝑓(𝑧0 ) = 2𝜋𝑖 ∮𝐶 𝑧−𝑧 𝑑𝑧
0

yang biasa disebut Rumus Integral Cauchy.

2𝑧
Contoh 6. Tentukan ∮𝐶 (𝑧−1)(𝑧+4) 𝑑𝑧 , Jika 𝐶 ∶ |𝑧| = 2 arah positif.

Penyelesaian.

Perhatikan bahwa integran tidak analitik di 𝑧 = 1 dan di 𝑧 = – 4. Dari kedua titik


ini, yang berada di dalam C adalah 𝑧 = 1. Jadi 𝑧 = 1 merupakan titik interior dari
𝑓(𝑧) 2𝑧
C, sehingga integran dapat ditulis dengan 𝑓(𝑧) = 𝑧+4.
𝑧−1

Sekarang fungsi 𝑓(𝑧) ini analitik pada dan di dalam lintasan C, sehingga dengan
menggunakan rumus integral Cauchy, diperoleh

2𝑧 𝑓(𝑧) 4
∮ 𝑑𝑧 = ∮ 𝑑𝑧 = 2𝜋𝑖𝑓(1) = 𝜋𝑖
(𝑧 − 1)(𝑧 + 4) 𝑧−1 5
𝐶 𝐶

14
Turunan fungsi analitik

Secara umum, jika z0 adalah titik interior pada C maka bentuk integral Cauchy
1 𝑓(𝑧)
menjadi 𝑓(𝑧0 ) = 2𝜋𝑖 ∮𝐶 𝑧−𝑧 𝑑𝑧 dengan z didalam C.
0

Selanjutnya rumus tersebut dapat diperumum dengan mencari turunannya hingga


tingkat ke-n. Dalam rumus integral Cauchy, turunan fungsi 𝑓 di titik 𝑧0 adalah

1 𝑓(𝑧)
𝑓 ′ (𝑧0 ) = ∮ 𝑑𝑧
2𝜋𝑖 (𝑧 − 𝑧0 )
𝐶

turunan keduanya adalah

2! 𝑓(𝑧)
𝑓 ′ ′(𝑧0 ) = ∮ 𝑑𝑧
2𝜋𝑖 (𝑧 − 𝑧0 )3
𝐶

hingga diperoleh turunan ke-n adalah

𝑛! 𝑓(𝑧)
𝑓 (𝑛) (𝑧0 ) = ∮ 𝑑𝑧
2𝜋𝑖 (𝑧 − 𝑧0 )𝑛+1
𝐶

Yang biasa ditulis dalam bentuk

𝑓(𝑧) 2𝜋𝑖 (𝑛)


∮ 𝑑𝑧 = 𝑓 (𝑧0 )
(𝑧 − 𝑧0 )𝑛+1 𝑛!
𝐶

Uraian di atas dapat dnyatakan dalam teorema berikut

Teorema. Jika 𝑓(𝑧) analitik pada dan di dalam suatu kurva tertutup sederhana C,
maka 𝑓 (𝑛) (𝑧0 ) ada untuk setiap bilangan bulat n, dan dinyatakan dalam rumus

𝑛! 𝑓(𝑧)
𝑓 (𝑛) (𝑧0 ) = ∮ 𝑑𝑧
2𝜋𝑖 (𝑧 − 𝑧0 )𝑛+1
𝐶

Hal ini mengakibatkan jika suatu fungsi analitik di suatu titik maka turunan untuk
semua tingkatnya , 𝑓’, 𝑓’’, …, juga analitik di titik tersebut.

𝑧 3 +3
Contoh 7. Tentukan ∮𝐶 (𝑧−2)3 𝑑𝑧, jika C: |𝑧| = 3 arah positif.

Penyelesaian.

15
Dalam hal ini 𝑓 (𝑧) = 𝑧 3 + 3 , 𝑧0 = 2, dan 𝑛 = 2. Dengan menggunakan rumus
integral Cauchy yang telah diperumum, diperoleh,

𝑧3 + 3 2𝜋𝑖 ′′
∮ 𝑑𝑧 = 𝑓 (2) = 12𝜋𝑖
(𝑧 − 2)3 2
𝐶

16
DAFTAR PUSTAKA

https://www.scribd.com/doc/169292639/INtegral-KOMPleks

17

Anda mungkin juga menyukai