Anda di halaman 1dari 2

KELOMPOK 2B : 1.

HENDRA GEMU (412417011)


2. INEKE J. RAHIM (412417012)
3. GITA SULEMAN (412417015)
4. RABIATUL A.S SALENG (412417016)

1. PENGERTIAN SURJEKTIF, INJEKTIF DAN BIJEKTIF

 Surjektif
Misalkan f merupakan fungsi dari A ke B maka f disebut Fungsi Pada jika setiap
unsur di B kodomain maka selalu terdapat unsur dalam A . secara matematis dapat
didefinisikan sebagai berikut.
Definisi :
Pemetaan (fungsi) f : A → B dikatakan Pada atau Surjektif jika untuk setiap unsur y ∈ B
terdapat unsur x ∈ A yang memenuhi f ( x )= y

 Injektif
Misalkan f merupakan fungsi dari A ke B maka f disebut Fungsi Satu-Satu jika
setiap unsur di B kodomain terdapat secara tunggal unsur di A domain, artinya tidak ada
dua elemen atau lebih di A yang dipetakan ke elemen yang sama di B. Secara matematis
dapat dituliskan sebai berikut.
Definisi :
Pemetaan (fungsi) f : A → B dikatakan Satu-Satu atau Injektif jika untuk setiap unsur x 1
dan x 2 yang dipetakan sama oleh f yaitu f ( x 1 ) =f ( x 2 ) berlaku x 1=x 2.
Pernayataan diatas ekivalen dengan kalimat berikut “jika x 1 ≠ x 2 maka berlaku
f ( x 1 ) ≠ f (x 2 )

 Bijektif
Dalam suatu fungsi ada yang hanya merupakan Fungsi Pada atau Fungsi Satu-Satu
saja tapi ada yang termasuk keduanya. Fungsi yang merupakan fungsi satu-satu dan
pada biasanya disebut dengan Fungsi Bijeksi. Secara matematis dituliskan sebagai
berikut.
Definisi :
Pemetaan (fungsi) f : A → B dikatakan bijjection jika f adalah Fungsi Satu-Satu dan
Fungsi Pada.
Secara sederhana bahwa fungsi bujeksi akan terjadi jika jumlah anggota domain sama
dengan jumlah anggota kodomain. Dengan catatan bahwa tidak ada dua domain berbeda
atau lebih dipetakan ke kodomain yang sama dan setiap kodomain memiliki pasangan di
domain.
2. CONTOH SOAL SURJEKTIF, INJEKTIF DAN BIJEKTIF

Diketahui pemetaan f =C → C dengan f ( a−bi )=a−bi. Tunjukkan f adalah injektif,


surjrktif, atau bijektif.
Penyelesaian :
Misalkan x=o +qi dan y=r+ si dalam C , akan ditunjukkan
(i) f ( x + y )=f ( x )+ f ( y )
(ii) f ( xy ) =f ( x ) . f ( y)
Maka diperoleh
(i) f ( x + y )=f ( x )+ f ( y )
f [ ( p+qi ) + ( r + si ) ] =f ( p+ qi )+ f (r + si)
f [ ( p+q ) + ( r + s ) i ]=( p−qi ) +(r−si)
( p+r ) −( q+ s ) i=( p+r ) −( q+ s ) i
(ii) f ( xy ) =f ( x ) . f ( y)
f [ ( p+qi ) ( r + si ) ] =f ( p+qi ) . f (r + si)
f [ pr + psi+ rqs−qs ] =( p−qi)(r−si)
f¿
( pr−qs )−( ps+ rq ) i= ( pr −qs ) −( ps +qr ) i
Karena memenuhi kedua syarat tersebut, maka f merupakan homomorfism.
Selanjutnya akan ditunjukkan pemetaan f bersifat injektif, surjektif atau bijektif.
a) Monomorfisma (Injektif) → untuk setiap x , y ∈C
f ( x )=f ( y )
f ( p+ qi ) =f ( r +si)
p−qi=r−si
x= y
Berdasarkan pembuktian tersebut maka pemetaan f bersifar Injektif
(monomorfisma).
b) Epimorfisma (Surjektif) → ambil sebarang y ∈C
Pilih x ∈ C sehingga f ( x )= y
Ambil x= p+qi
¿ p−qi
¿y
c) Isomorfisma (Bijektif)
Karena pemetaan f bersifat Injektif dan Surjektif, berdasarkan definisi maka
pemetaan f bersifat Bijektif, sehingga f merupakan Isomorfisma dari ring C dan
ring C .

Anda mungkin juga menyukai