1. Perkembangan Sejarah
Peradaban terdini anak benua India adalah Peradaban Lembah Indus yang
mengemuka di antara tahun 2600 dan 1900 SM di daerah aliran Sungai Indus.
Kota-kota mereka teratur secara geometris, tetapi dokumen matematika yang
masih terawat dari peradaban ini belum ditemukan.
1
2. Tokoh-Tokoh Matematika Hindu
a. Aryabhata, yang hidup pada tahun 476 – 520 A.D, adalah ahli matematika
Hindu pertama yang dikenal dunia. Risalah atau tulisannya mengenai subyek
ini adalah karya Hindu yang pertama mengenai matematika murni, dan terdiri
dari tiga-puluh-tiga sloka. Ia menjelaskan mengenai sebab-sebab gerhana
matahari dan bulan. Dia memberikan peraturan (rule) untuk pemecahan
sederhana dari persamaan sederhana lanjutan (simple intermediate equations)
dan penetapan yang tepat mengenai nilai (accurate determination of value).
Aryabhata menyatakan hubungan keliling sebuah lingkaran pada diameternya
(relation of the circumperence of a circle to its diameter)
b. Brahma Gupta, hidup dari tahun 598 sampai 660 A.D. Karyanya dikenal
sebagai Brahma-Siddhanta dan ini terdiri dari dalil dan peraturan (theorem
and rules). Setelah Brahma Gupta, ahli matematika bessar berikutnya adalah
Lalla yang dalam tahun 748 menulis buku tipis mengenai teori matematika.
Mahawira, yang hidup dalam tahun 850 A.D, membahas persamaan kwadrat
(quadratic equations). Informasi yang amat berharga mengenai matematika
Hindu terdapat dalam manuskrip/prasasti Bakshali yang ditemukan di India
Utara pada tahun 1881. Dalam manuskrip ini, sebuah tanda tambah kecil
dipergunakan untuk mewakili jumlah negatif dan nol diwakili oleh sebuah
titik.
c. Seorang ahli matematika belakangan menjadi termashur adalah Bhaskara,
yang hidup dari tahun 1114 sampai 1160 A.D. Dia adalah pengarang dari
Bija-Ganita, satu karya mengenai matematika, Siddhanta-Siromani mengenai
astronomi, dan Lilawati mengenai aljabar. Dalam komputasinya mengenai
ukuran dari atom hidrogen ia menggunakan kalkulus diferensial.
2
3. Perhitungan Bilangan
Pada mulanya bangsa India menjumlahkan bilangan dari kiri kekanan, tetapi
kemudian berubah dari kanan kekiri. misalnya penjumlahan bilangan 276 dan
265 dengan cara sebagai berikut:
2+2 = 4 selanjutnya
7+6 = 13, sehingga 4 berubah jadi 5 dengan sisa 3
6+5 = 11, sehingga 3 berubah jadi 4 dengan sisa 1
Akhirnya didapatkan jumlah 541
cara praktisnya dari contoh soal tadi,
2+2= 4
+
7+6= 1 3
+
Hasilnya 541
6+5= 1 1
Atau dengan proses sebagai berikut :
Jumlah bilangan satuan : 6 + 5 = 11
Jumlah bilangan puluhan : 7 + 6 = 13
Jumlah bilangan ratusan :2+2=4
+
= 541
Cara lain dapat dilakukan sebagai berikut, misalnya 125 x 6 dengan cara
pertama 125 x 2 = 250, selanjutnya 250 x 3 = 750, yang nampaknya cara ini
menggunakan sifat asosiatif atau cara lain yakni 125 x 2 = 250 dan dijumlahkan
3
dengan 125 x 4 = 500 sehingga hasilnya 750, nampaknya cara ini menggunakan
sifat distributif.
Prosesnya sebagai berikut :
Cara asosiatif: 125 x 6 = (125 x 2) x 3
1 250 1 750
240 650
125 x 2 250 x 3
1 2
250 500
240 480
125 x 2 125 x 4
4
MATEMATIKA ARAB
1. Perkembangan Sejarah
Pada awal abad ketujuh kaum muslimin dibawah kepemimpinan Mohamed
menguasai tanah dari India hingga ke Spanyol, termasuk bagian Afika Utara dan
Italia Selatan. Ketika orang-orang arab menetap dikota-kota baru, mereka banyak
yang terjangkit penyakit terutama sekali penyakit dalam kehidupanya dipadang
pasir. Pada masa itu Dokter dibatasi terutama hanya untuk orang-orang Yunani
dan Yahudi saja. Didorong oleh Khalifah (para Pemimpin Arab lokal), para
Dokter diminta menetap di Baghdad, Dasmakus dan kota-kota lain. Situasi Sosial
murni antar mereka menyebabkan kontak antara dua budaya yang berbeda yang
pada akhirnya menyebabkan penyebaran pengetahuan matematika.
Sekitar tahun 800, khalifah Harun Al Rasyid memerintahkan karya-karya
dari Hippocrates, Aristoteles, dan Galen diterjemahkan ke dalam bahasa Arab.
Pada abad kedua belas, terjemahan bahasa Arab selanjutnya diterjemahkan
kembali ke dalam bahasa Latin sehingga dapat diakses oleh orang Eropa. Catatan
yang penting saat ini, kita mengingat kembali orang-orang Arab dengan tradisi
pelestarianya dalam perkembagan matematika dan sains, karena tanpa upaya
mereka, banyak karya klasik akan hilang.
5
tersulit, dan dalam mempertunjukkan seluruh bagian dan bentuknya." Ia lalu
pindah ke Harran, Al-Jazirah (sekarang terletak di Turki). Disana ia
mempelajari geometri dan kedokteran. Ia lalu kembali ke Al-Andalus dan
tinggal di Sarqasta (Zaragoza). Ia diketahui menjalankan praktek bedah seperti
amputasi dan kauterisasi.
b. Abul Wafa Muhammad Ibn Muhammad Ibn Yahya Ibn Ismail Buzjani
(Buzhgan, Nishapur, Iran, 940 – 997 / 998) adalah seorang ahli astronomi dan
matematikawan dari Persia. Pada tahun 959, Abul Wafa pindah ke Irak, dan
mempelajari matematika khususnya trigonometri di sana. Dia juga
mempelajari pergerakan bulan; salah satu kawah di bulan dinamai Abul Wáfa
sesuai dengan namanya.
dan menemukan rumus sinus untuk geometri sferik (yang tampak mirip dengan
hukum sinus).
6
menulis buku tentang perbandingan dan pecahan. Buku ini diterjemahkan ke
dalam Bahasa Latin oleh Gherard of Cremona dan merupakan penjelasan
terhadap Elements karangan Euclid. Buku ini pula mengilhami beberapa
matematikawan awal Eropa seperti Fibonacci dan Jordanus Nemorarius.
Abu Raihan Al-Biruni merupakan teman filsuf dan ahli obat-obatan Abu Ali
Al-Hussain Ibn Abdallah Ibn Sina/Ibnu Sina, sejarawan, filsuf, dan pakar etik
Ibnu Miskawaih, di universitas dan pusat sains yang didirikan oleh putera Abu
Al Abbas Ma'mun Khawarazmshah. Abu Raihan Al-Biruni juga mengembara
7
ke India dengan Mahmud dari Ghazni dan menemani beliau dalam
ketenteraannya di sana, mempelajari bahasa, falsafah dan agama mereka dan
menulis buku mengenainya. Dia juga mengetahui bahasa Yunani, bahasa
Suriah, dan bahasa Berber. Dia menulis bukunya dalam bahasa Persia (bahasa
ibunya) dan bahasa Arab.
Sebahagian karyanya ialah:
Beliau membuat penelitian radius Bumi kepada 6.339,6 kilometer (hasil ini
diulang di Barat pada abad ke 16). Hasil karya Al-Biruni melebihi 120 buah
buku.
Sumbangannya kepada matematika termasuk:
aritmatika teoritis and praktis
penjumlahan seri
analisis kombinatorial
kaidah angka 3
bilangan irasional
teori perbanalisis kombinatorial
kaidah angka 3
bilangan irasional andingan
definisi aljabar
metode pemecahan penjumlahan aljabar
geometri
teorema Archimedes
sudut segitiga
8
f. 'Umar Khayyam (18 Mei 1048 – 4 Desember 1131), dilahirkan di Nishapur,
Iran. Nama aslinya adalah Ghiyātsuddin Abulfatah 'Umar bin Ibrahim
Khayyami Nisyaburi. Khayyam berarti "pembuat tenda" dalam bahasa Persia.
9
Geografi Ptolemeus sebaik mengerjakan tulisan-tulisan tentang astronomi dan
astrologi.
Kontribusi beliau tak hanya berdampak besar pada matematika, tapi juga
dalam kebahasaan. Kata Aljabar berasal dari kata al-Jabr, satu dari dua operasi
dalam matematika untuk menyelesaikan notasi kuadrat, yang tercantum dalam
buku beliau. Kata logarisme dan logaritma diambil dari kata Algorismi,
Latinisasi dari nama beliau. Nama beliau juga di serap dalam bahasa
Spanyol Guarismo dan dalam bahasa Portugis, Algarismo yang berarti digit.
3. Perhitungan Bilangan
Cara lain metode perkalian bilangan diketahui dari arab yang diduga cara ini
didapat dari Hindu (India) sebagai berikut :
126 x 13 = 1638
1 2 6
1 2 6 1
1 3
3 6 8
1 6 3 8
10
Aritmatika dan Aljabar
Perkembangan Aritmatika memberikan kontribusi yang signifikan pada
perkembangan aljabar. Beberapa problema Aritmatika diselesaikan dengan cara
kedudukan palsu. Cara yang lebih pavorit untuk menyelesaikan suatu problem denga
metode inversi, yakni dimulai dari belakang (akhir) atas informasi yang diberikan.
Ilustrasi : suatu bilangan dikalikan dengan 3, kemudian dinaikkan dengan kalinya,
dikalikan dengan dirinya sendiri, dikurangi dengan 64, ditarik dengan akar
kuadrat, selanjutnya dibagi 3, hasilnya 2. Berapa bilangan tersebut ?
√([ ( )])
=2
√( ( )) =6
√(* +* +) =6
√( ) =6
= 36 + 64
= 100 x 144
11
= 14400
=
= 576
√
x = 24
{(2)(3)}2 + 64 = 62 + 64 = 36 + 64 = 100
√ = 10
Keterangan :
1 = inversinya 2
1 = inversinya
12
Soal dan Jawaban
13
4. Siapakah tokoh matematika Arab yang disebut sebagainya Bapak Aljabar ?
Jawab :
Muhammad bin Musa al-Khawarizmi
64 11
2475 4950
1835 4840
275 x 9 2475 x 2
1 2 7 1
1 6 9
9 8 3
2 4 1 3
14
6–2=4;√ =2
2 =
. =
( 3x + )2 + 2 = 6
( 3x + )2 = 4
3x + =√
3x + =2
3x =
X =
15