Anda di halaman 1dari 15

MATEMATIKA HINDU

1. Perkembangan Sejarah
Peradaban terdini anak benua India adalah Peradaban Lembah Indus yang
mengemuka di antara tahun 2600 dan 1900 SM di daerah aliran Sungai Indus.
Kota-kota mereka teratur secara geometris, tetapi dokumen matematika yang
masih terawat dari peradaban ini belum ditemukan.

Matematika Vedanta dimulakan di India sejak Zaman Besi. Shatapatha


Brahmana (kira-kira abad ke-9 SM), menghampiri nilai π, dan Sulba Sutras (kira-
kira 800–500 SM) yang merupakan tulisan-tulisan geometri yang
menggunakan bilangan irasional, bilangan prima, aturan tiga dan akar kubik,
menghitung akar kuadrat dari 2 sampai sebagian dari seratus ribuan, memberikan
metode konstruksi lingkaran yang luasnya menghampiri persegi yang diberikan,
menyelesaikan persamaan linear dan kuadrat, mengembangkan tripel
Pythagoras secara aljabar, dan memberikan pernyataan dan bukti numerik untuk
teorema Pythagoras.

Semua dasar-dasar matematika adalah berasal dari India.


Phytagoras menemukan teorema Phytagoras juga adalah hasil dari
pengembangan dasar-dasar matematika yang diperkenalkan oleh orang India.
Termasuk teori algebra yang diperkenalkan oleh Aljabar kepada bangsa arab juga
berasal dari india sebenarnya. Suatu kali Enstein pernah mengatakan bahwa dunia
berutang budi pada India dalam hal science termasuk dalam hal ilmu hitung-
hitungan (matematika).

Menurutnya orang barat tidak akan pernah mengenal science tanpa


mempelajari naskah-naskah kuno India yang bicara banyak tentang science.

1
2. Tokoh-Tokoh Matematika Hindu
a. Aryabhata, yang hidup pada tahun 476 – 520 A.D, adalah ahli matematika
Hindu pertama yang dikenal dunia. Risalah atau tulisannya mengenai subyek
ini adalah karya Hindu yang pertama mengenai matematika murni, dan terdiri
dari tiga-puluh-tiga sloka. Ia menjelaskan mengenai sebab-sebab gerhana
matahari dan bulan. Dia memberikan peraturan (rule) untuk pemecahan
sederhana dari persamaan sederhana lanjutan (simple intermediate equations)
dan penetapan yang tepat mengenai nilai (accurate determination of value).
Aryabhata menyatakan hubungan keliling sebuah lingkaran pada diameternya
(relation of the circumperence of a circle to its diameter)

b. Brahma Gupta, hidup dari tahun 598 sampai 660 A.D. Karyanya dikenal
sebagai Brahma-Siddhanta dan ini terdiri dari dalil dan peraturan (theorem
and rules). Setelah Brahma Gupta, ahli matematika bessar berikutnya adalah
Lalla yang dalam tahun 748 menulis buku tipis mengenai teori matematika.
Mahawira, yang hidup dalam tahun 850 A.D, membahas persamaan kwadrat
(quadratic equations). Informasi yang amat berharga mengenai matematika
Hindu terdapat dalam manuskrip/prasasti Bakshali yang ditemukan di India
Utara pada tahun 1881. Dalam manuskrip ini, sebuah tanda tambah kecil
dipergunakan untuk mewakili jumlah negatif dan nol diwakili oleh sebuah
titik.
c. Seorang ahli matematika belakangan menjadi termashur adalah Bhaskara,
yang hidup dari tahun 1114 sampai 1160 A.D. Dia adalah pengarang dari
Bija-Ganita, satu karya mengenai matematika, Siddhanta-Siromani mengenai
astronomi, dan Lilawati mengenai aljabar. Dalam komputasinya mengenai
ukuran dari atom hidrogen ia menggunakan kalkulus diferensial.

2
3. Perhitungan Bilangan
Pada mulanya bangsa India menjumlahkan bilangan dari kiri kekanan, tetapi
kemudian berubah dari kanan kekiri. misalnya penjumlahan bilangan 276 dan
265 dengan cara sebagai berikut:
2+2 = 4 selanjutnya
7+6 = 13, sehingga 4 berubah jadi 5 dengan sisa 3
6+5 = 11, sehingga 3 berubah jadi 4 dengan sisa 1
Akhirnya didapatkan jumlah 541
cara praktisnya dari contoh soal tadi,
2+2= 4
+

7+6= 1 3
+
Hasilnya 541
6+5= 1 1
Atau dengan proses sebagai berikut :
Jumlah bilangan satuan : 6 + 5 = 11
Jumlah bilangan puluhan : 7 + 6 = 13
Jumlah bilangan ratusan :2+2=4
+
= 541

Demikian pula perkalian dua buah bilangan, misalnya 125 dengan 6.


Prosesnya : 6 x 1 = 6 ditulis diatas bilangan 125, selanjutnya
: 6 x 2 = 12 dengan menambahkan bilangan 6 dengan 1
: 6 x 5 = 30 dengan menambahkan bilangan 2 dengan 3
Jadi hasilnya adalah 750

Cara lain dapat dilakukan sebagai berikut, misalnya 125 x 6 dengan cara
pertama 125 x 2 = 250, selanjutnya 250 x 3 = 750, yang nampaknya cara ini
menggunakan sifat asosiatif atau cara lain yakni 125 x 2 = 250 dan dijumlahkan

3
dengan 125 x 4 = 500 sehingga hasilnya 750, nampaknya cara ini menggunakan
sifat distributif.
Prosesnya sebagai berikut :
 Cara asosiatif: 125 x 6 = (125 x 2) x 3

1 250 1 750
240 650
125 x 2 250 x 3

 Cara distributif: 125 x 6 = 125 x ( 2 + 4)

1 2
250 500
240 480

125 x 2 125 x 4

250 + 500 = 750

4. Perbedaan Matematika Hindu dan Yunani

Ada perbedaan antara matematika Yunani dan Hindu, yakni:


a) Matematika Yunani dalam perkembangannya untuk matematika itu sendiri,
tetapi matematika India untuk kepentingan pekerja (aplikasi) terutama bidang
astronomi.
b) Matematika Yunani dapat dipelajari oleh siapa saja, tetapi matematika Hindu
hanya boleh dipelajari untuk kasta-kasta tertentu saja.
c) Matematika Yunani lebih menitik beratkan pada geometri, sedangkan
matematika Hindu pada perhitungan (Aritmatika).
d) Matematika Yunani lebih menitik beratkan pada logika berpikir, tetapi
Matematika Hindu pada bahasa.

4
MATEMATIKA ARAB

1. Perkembangan Sejarah
Pada awal abad ketujuh kaum muslimin dibawah kepemimpinan Mohamed
menguasai tanah dari India hingga ke Spanyol, termasuk bagian Afika Utara dan
Italia Selatan. Ketika orang-orang arab menetap dikota-kota baru, mereka banyak
yang terjangkit penyakit terutama sekali penyakit dalam kehidupanya dipadang
pasir. Pada masa itu Dokter dibatasi terutama hanya untuk orang-orang Yunani
dan Yahudi saja. Didorong oleh Khalifah (para Pemimpin Arab lokal), para
Dokter diminta menetap di Baghdad, Dasmakus dan kota-kota lain. Situasi Sosial
murni antar mereka menyebabkan kontak antara dua budaya yang berbeda yang
pada akhirnya menyebabkan penyebaran pengetahuan matematika.
Sekitar tahun 800, khalifah Harun Al Rasyid memerintahkan karya-karya
dari Hippocrates, Aristoteles, dan Galen diterjemahkan ke dalam bahasa Arab.
Pada abad kedua belas, terjemahan bahasa Arab selanjutnya diterjemahkan
kembali ke dalam bahasa Latin sehingga dapat diakses oleh orang Eropa. Catatan
yang penting saat ini, kita mengingat kembali orang-orang Arab dengan tradisi
pelestarianya dalam perkembagan matematika dan sains, karena tanpa upaya
mereka, banyak karya klasik akan hilang.

2. Tokoh-Tokoh Matematika Arab


a. Abul Hakam Umar bin Abdurrahman bin Ahmad bin Ali Al-Kirmani
adalah cendekiawan besar abad ke-12 dari Kordoba, Al-Andalus. Ia adalah
murid dari Maslamah Al-Majriti. Ia mempelajari dan berkarya di bidang
bidang geometri dan logika. Menurut muridnya Al-Husain bin Muhammad Al-
Husain bin Hayy Al-Tajibi, "tak ada yang sepandai Al-Kirmani dalam
memahami geometri atau jawaban atas pertanyaan-pertanyaannya yang

5
tersulit, dan dalam mempertunjukkan seluruh bagian dan bentuknya." Ia lalu
pindah ke Harran, Al-Jazirah (sekarang terletak di Turki). Disana ia
mempelajari geometri dan kedokteran. Ia lalu kembali ke Al-Andalus dan
tinggal di Sarqasta (Zaragoza). Ia diketahui menjalankan praktek bedah seperti
amputasi dan kauterisasi.

b. Abul Wafa Muhammad Ibn Muhammad Ibn Yahya Ibn Ismail Buzjani
(Buzhgan, Nishapur, Iran, 940 – 997 / 998) adalah seorang ahli astronomi dan
matematikawan dari Persia. Pada tahun 959, Abul Wafa pindah ke Irak, dan
mempelajari matematika khususnya trigonometri di sana. Dia juga
mempelajari pergerakan bulan; salah satu kawah di bulan dinamai Abul Wáfa
sesuai dengan namanya.

Salah satu kontribusinya dalam trigonometri adalah mengembangkan fungsi


tangen dan mengembangkan metode untuk menghitung tabel trigonometri.
Abul Wafa menemukan relasi identitas trigonometri berikut ini:

sin(a + b) = sin(a)cos(b) + cos(a)sin(b)


cos(2a) = 1 − 2sin2(a)
sin(2a) = 2sin(a)cos(a)

dan menemukan rumus sinus untuk geometri sferik (yang tampak mirip dengan
hukum sinus).

c. Ahmad ibnu Yusuf al-Misri (835 - 912) adalah seorang matematikawan,


putra dari Yusuf ibnu Ibrahim yang juga seorang matematikawan. Ahmad ibnu
Yusuf lahir di Baghdad, Irak dan kemudian pindah bersama bapaknya ke
Damaskus pada tahun 839. Kemudian ia pindah lagi ke Kairo, dan dari sini lah
namanya mendapat tambahan al-Misri (dari Mesir). Ahmad ibnu Yusuf

6
menulis buku tentang perbandingan dan pecahan. Buku ini diterjemahkan ke
dalam Bahasa Latin oleh Gherard of Cremona dan merupakan penjelasan
terhadap Elements karangan Euclid. Buku ini pula mengilhami beberapa
matematikawan awal Eropa seperti Fibonacci dan Jordanus Nemorarius.

d. Al Battani (sekitar 850- 923) adalah seorang ahli astronomi dan


matematikawan dari Arab. Al Battani bernama lengkap Abu Abdullah
Muhammad ibn Jabir ibn Sinan ar-Raqqi al-Harrani as-Sabi al-Battani), lahir di
Harran dekat Urfa. Salah satu pencapaiannya yang terkenal adalah tentang
penentuan tahun matahari sebagai 365 hari, 5 jam, 46 menit dan 24 detik. Al
Battani juga menemukan sejumlah persamaan trigonometri. Beliau juga
memecahkan persamaan sin x = a cos x dan menggunakan gagasan al-Marwazi
tentang tangen dalam mengembangkan persamaan-persamaan untuk
menghitung tangen, cotangen dan menyusun tabel perhitungan tangen.Battani
bekerja di Suriah, tepatnya di ar-Raqqah dan di Damaskus, yang juga
merupakan tempat wafatnya.

e. Abu Raihan Al-Biruni (juga, Biruni, Al Biruni) (15 September 973 - 13


Desember 1048) merupakan matematikawan Persia, astronom, fisikawan,
sarjana, penulis ensiklopedia, filsuf, pengembara, sejarawan, ahli farmasi dan
guru, yang banyak menyumbang kepada bidang matematika, filsafat, dan obat-
obatan. Abu Raihan Al-Biruni dilahirkan di Khawarazm di Asia Tengah yang
pada masa itu terletak dalam kekaisaran Persia. Dia belajar matematika dan
pengkajian bintang dari Abu Nashr Mansur.

Abu Raihan Al-Biruni merupakan teman filsuf dan ahli obat-obatan Abu Ali
Al-Hussain Ibn Abdallah Ibn Sina/Ibnu Sina, sejarawan, filsuf, dan pakar etik
Ibnu Miskawaih, di universitas dan pusat sains yang didirikan oleh putera Abu
Al Abbas Ma'mun Khawarazmshah. Abu Raihan Al-Biruni juga mengembara

7
ke India dengan Mahmud dari Ghazni dan menemani beliau dalam
ketenteraannya di sana, mempelajari bahasa, falsafah dan agama mereka dan
menulis buku mengenainya. Dia juga mengetahui bahasa Yunani, bahasa
Suriah, dan bahasa Berber. Dia menulis bukunya dalam bahasa Persia (bahasa
ibunya) dan bahasa Arab.
Sebahagian karyanya ialah:

Beliau membuat penelitian radius Bumi kepada 6.339,6 kilometer (hasil ini
diulang di Barat pada abad ke 16). Hasil karya Al-Biruni melebihi 120 buah
buku.
Sumbangannya kepada matematika termasuk:
 aritmatika teoritis and praktis
 penjumlahan seri
 analisis kombinatorial
 kaidah angka 3
 bilangan irasional
 teori perbanalisis kombinatorial
 kaidah angka 3
 bilangan irasional andingan
 definisi aljabar
 metode pemecahan penjumlahan aljabar
 geometri
 teorema Archimedes
 sudut segitiga

Peraturan Mas'udi merupakan sebuah buku tentang Astronomi, Geografi dan


Keahlian Teknik. Buku ini diberi nama Mas'ud, sebagai dedikasinya kepada
Mas'ud, putra Mahmud dari Ghazni.

8
f. 'Umar Khayyam (18 Mei 1048 – 4 Desember 1131), dilahirkan di Nishapur,
Iran. Nama aslinya adalah Ghiyātsuddin Abulfatah 'Umar bin Ibrahim
Khayyami Nisyaburi. Khayyam berarti "pembuat tenda" dalam bahasa Persia.

Pada masa hidupnya, ia terkenal sebagai seorang matematikawan dan astronom


yang memperhitungkan bagaimana mengoreksi kalender Persia. Pada 15 Maret
1079, Sultan Jalaluddin Maliksyah Saljuqi (1072-1092) memberlakukan
kalender yang telah diperbaiki Umar, seperti yang dilakukan oleh Julius Caesar
di Eropa pada tahun 46 SM dengan koreksi terhadap Sosigenes, dan yang
dilakukan oleh Paus Gregorius XIII pada Februari 1552 dengan kalender yang
telah diperbaiki Aloysius Lilius (meskipun Britania Raya baru beralih dari
Kalender Julian kepada kalender Gregorian pada 1751, dan Rusia baru
melakukannya pada 1918). Dia pun terkenal karena menemukan metode
memecahkan persamaan kubik dengan memotong sebuah parabola dengan
sebuah lingkaran.

g. Muhammad bin Musa al-Khawarizmi adalah seorang


ahli matematika, astronomi, astrologi, dan geografi yang berasal dari Persia.
Lahir sekitar tahun 780 di Khwarizm (sekarang Khiva, Uzbekistan) dan wafat
sekitar tahun 850. Hampir sepanjang hidupnya, ia bekerja sebagai dosen di
Sekolah Kehormatan di Baghdad

Buku pertamanya, al-Jabar, adalah buku pertama yang membahas solusi


sistematik dari linear dan notasi kuadrat. Sehingga ia disebut sebagai Bapak
Aljabar. Translasi bahasa Latin dari Aritmatika beliau, yang memperkenalkan
angka India, kemudian diperkenalkan sebagai Sistem Penomoran
PosisiDesimal di dunia Barat pada abad ke 12. Ia merevisi dan menyesuaikan

9
Geografi Ptolemeus sebaik mengerjakan tulisan-tulisan tentang astronomi dan
astrologi.

Kontribusi beliau tak hanya berdampak besar pada matematika, tapi juga
dalam kebahasaan. Kata Aljabar berasal dari kata al-Jabr, satu dari dua operasi
dalam matematika untuk menyelesaikan notasi kuadrat, yang tercantum dalam
buku beliau. Kata logarisme dan logaritma diambil dari kata Algorismi,
Latinisasi dari nama beliau. Nama beliau juga di serap dalam bahasa
Spanyol Guarismo dan dalam bahasa Portugis, Algarismo yang berarti digit.

3. Perhitungan Bilangan
Cara lain metode perkalian bilangan diketahui dari arab yang diduga cara ini
didapat dari Hindu (India) sebagai berikut :
126 x 13 = 1638

1 2 6

1 2 6 1

1 3
3 6 8

1 6 3 8

10
Aritmatika dan Aljabar
Perkembangan Aritmatika memberikan kontribusi yang signifikan pada
perkembangan aljabar. Beberapa problema Aritmatika diselesaikan dengan cara
kedudukan palsu. Cara yang lebih pavorit untuk menyelesaikan suatu problem denga
metode inversi, yakni dimulai dari belakang (akhir) atas informasi yang diberikan.
Ilustrasi : suatu bilangan dikalikan dengan 3, kemudian dinaikkan dengan kalinya,

selanjutnya dibagi 6, dikurangi selanjutnya

dikalikan dengan dirinya sendiri, dikurangi dengan 64, ditarik dengan akar
kuadrat, selanjutnya dibagi 3, hasilnya 2. Berapa bilangan tersebut ?

Cara Manual dari Aritmatika dan Aljabar

√([ ( )])

=2

√( ( )) =6

√(* +* +) =6

√( ) =6

= 36 + 64

= 100 x 144

11
= 14400

=
= 576

x = 24

Cara inversi dari Aritmatika dan Aljabar

dengan metode inversi dimulai dari belakang sebagai berikut :

{(2)(3)}2 + 64 = 62 + 64 = 36 + 64 = 100

√ = 10

(10) (2) (6) ( ) ( ) = 24

Keterangan :

1 = inversinya 2

1 = inversinya

12
Soal dan Jawaban

1. Sebutkan tokoh-tokoh Matematika Hindu !


Jawab :
Tokoh-tokoh matematika Hindu antara lain :
a. Aryabhata
b. Brahma Gupta
c. Bhaskara

2. Sebutkan tokoh-tokoh Matematika Arab !


Jawab :
Tokoh-tokoh matematika arab antara lain :
a. Abul Hakam Umar bin Abdurrahman bin Ahmad bin Ali Al-Kirmani
b. Abul Wafa Muhammad Ibn Muhammad Ibn Yahya Ibn Ismail Buzjani
c. Ahmad ibnu Yusuf al-Misri
d. Al Battani
e. Abu Raihan Al-Biruni
f. 'Umar Khayyam
g. Muhammad bin Musa al-Khawarizmi

3. Sebutkan perbedaan Matematika Yunani dan Hindu !


Jawab :

Perbedaan antara matematika Yunani dan Hindu, yakni:


e) Matematika Yunani dalam perkembangannya untuk matematika itu
sendiri, tetapi matematika India untuk kepentingan pekerja (aplikasi)
terutama bidang astronomi.
f) Matematika Yunani dapat dipelajari oleh siapa saja, tetapi matematika
Hindu hanya boleh dipelajari untuk kasta-kasta tertentu saja.
g) Matematika Yunani lebih menitik beratkan pada geometri, sedangkan
matematika Hindu pada perhitungan (Aritmatika).
h) Matematika Yunani lebih menitik beratkan pada logika berpikir, tetapi
Matematika Hindu pada bahasa.

13
4. Siapakah tokoh matematika Arab yang disebut sebagainya Bapak Aljabar ?
Jawab :
Muhammad bin Musa al-Khawarizmi

5. Siapakah Bapak Matematika sebenarnya dari India ?


Jawab :
Aryabhata

6. Hitunglah perkalian bilangan 275 dan 18 dengan cara Hindu !


Jawab :
275 x 18 = 275 x (9 x 2) (cara asosiatif)

64 11
2475 4950
1835 4840
275 x 9 2475 x 2

7. Hitunglah perkalian bilangan 127 dan 19 dengan cara Arab !


Jawab :
1 2 7

1 2 7 1

1 6 9
9 8 3

2 4 1 3

8. Suatu bilangan dikalikan 3, kemudian ditambahkan dengan dari bilangan itu

kemudian dikalikan dengan dirinya sendiri dan ditambahkan dengan 2 hasilnya 6.


Berapakah bilangan tersebut (kerjakan dengan cara invers) !
Jawab :

14
6–2=4;√ =2
2 =

. =

9. Hitunglah penjumlahan 128 dan 312 dengan cara Hindu !


Jawab :
218 ditambahkan 312 dari kanan ke kiri
2+3=5
1+1=2
8 + 2 = 10 , 2 berubah menjadi 3 dengan sisa 0
Jadi, 218 dijumlahkan dengan 312 adalah 530

10. Kerjakan soal no.8 dengan cara manual !


Jawab :

Misal bilangan tersebut adalah x

( 3x + )2 + 2 = 6

( 3x + )2 = 4

3x + =√

3x + =2

3x =

X =

15

Anda mungkin juga menyukai