Anda di halaman 1dari 5

Sejarah Perkembangan Matematika di India

Matematika India juga disebut matematika Hindu muncul pada abad ke-26 SM dan
berakhir pada abd ke-14 M. Matematika India sejak munculnya sebuah peradaban yang terletak
di daerah aliran Sungai Indus. Peradaban ini disebut Peradaban Lembah Indus, karena kota
penggalian pertmanaya disebuut Harappa, atau juga Peradaban Indus Sarasvati karena Sungai
Sarasvati yang mungkinkering pada akhir 1900 SM.

Pada tahun 550 bansa Hindu menemukan bilangan nol dan penulisan sistemletak untuk
bilangan. Para ahli matematika India telah lama menemukan bilangan nol tetapi belum ada
simbolnya. Kemudian Aryabrata menyebut bilangan nol dengan kata “kha” kemudian telah
memasukkan nol dan sistem perhitungan bukan sekadar tempat kosong. Konsep bilangan nol
menggunakan satu tempat kosang di pengaturan bentuk tabel dikenal dan digunakan di India dari
abad ke-6. Naskah tertua yang diketahui menggunakan nol adalah karya Jain dari India yang
berjudul Lokavibhaga.

Sistem Angka India

Sistem angka India sering disebut di Barat sebagai sistem Hindu-Arab atau hanya angka
Arab karena mencapai Eropa melalui orang Arab.

1. Angka Brahmani (Angka Brahmi)

2. Angka Gupta

Periode Gupta adalah selama dinasti Gupta memerintah sampai ke Magadha di timur laut
India yang dimulai sejak awal abad 4-6 M. Angka Gupta dibangun dari angka Brahmi
yang tersebar luas oleh kerajaan Gupta.
3. Angka Nagari

Angka Nagari sering disebut oleh Al-Biruni sebagai “kebanyakan bilangan”


karena banyak dikirim ke dalam dunia Arab. Angka Nagari yang sering disebut angka
Devanagari.

Sejarah Angka Nol

Bhaskara mencoba untuk memecahkan masalah dengan menulis n/ 0 = ∞. Pada


pandangan pertama kita mungkin tergoda untuk percaya bahwa Bhaskara memiliki itu benar, tapi
tentu saja dia tidak. Jika hal ini benar maka 0 kali ∞ harus sama dengan jumlah setiap n,
sehingga semua angka adalah sama. Para matematikawan India tidak bisa membawa diri untuk
titik mengakui bahwa seseorang tidak bisa dibagi dengan nol. Bhaskara memang benar
menyatakan sifat lain dari nol, namun, seperti 02= 0, dan √ 0 = 0.

Karya brilian dari matematikawan India itu dikirimkan ke matematikawan Islam dan
Arab lebih jauh ke barat. Itu datang pada tahap awal untuk al-Khwarizmi menulis
Al'Khwarizmi di Art Hindu berhisab yang menggambarkan sistem tempat-nilai India angka
didasarkan pada1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, dan 0. Ide-ide India menyebar ke timur ke China serta
barat ke Negara-negara Islam
Tokoh Matematika India

1. Brahmagupta (628 M)
Positif dibagi positif atau negatif dibagi negatif adalah positif. Nol dibagi nol adalah nol.
Positif dibagi negatif adalah negatif. Negatif dibagi positif adalah negatif.
[pernyataan Brahmagupta ini bermasalah tentang nol]
Mampu memberikan solusi lengkap untuk persamaan linear Diophantine ax + by = F.
Misal persamaan linear Diophantine ax + by = F mempunyai solusi x = g dan y = h. Lebih
lanjut, Brahmagupta memberikan solusi lengkap sebagai berikut. Untuk setiap k bilangan
asli, berlaku
a(g+bk) + b(h-ak) = F
Dengan demikan semua bilangan yang memenuhi x = g+bk dan y = h-ak adalah solusi
persamaan tersebut.
Menemukan rumus untuk luas cyclic quadrilateral,
L = √[(s-a)(s-b)(s-c)(s-d)]
dengan a, b, c, dan d adalah sisi-sisi cyclic quadrilateral dan s setengah kelilingnya.

2. Bhaskara (1114-1185 M)
Puisi matematika Bhaskara
Akar pangkat dua dari setengah jumlah kerumunan lebah
terbang di atas semak-semak bunga melati
Delapan per sembilan dari kerumunan lebah tertinggal di belakang.
Sang lebah betina terbang berdekatan dengan sang lebah jantan,
mereka berdengung bersama di atas bunga teratai.
Di malam hari, dipikat oleh harumnya bunga, sang lebah jantan masuk ke dalam.
Dan sekarang dia terperangkap!
Katakanlah padaku, wahai nona pemikat hati, banyaknya lebah.

Buku matematika Bhaskara didedikasikan kepada adiknya tercinta, Lilavati, sebagai ganti
suami yang tak kunjung adiknya dapatkan.
Salah satu prestasi Bhaskara dalam teori bilangan, adalah menemukan bilangan asli
terkecil sebagai solusi dari persamaan
x2 - 61y2 = 1
yaitu x = 1.766.319.049 dan y = 226.153.980.
Untuk menemukannya, Bhaskara menggunakan cakravala atau ‘proses siklik’.
Proses ini ekivalen dengan metode pecahan berlanjut sederhana dalam algoritma Euclid,
tapi belum bisa dijelaskan sampai J. L. Lagrange (1736-1813) menulis paper tentang
masalah tersebut (1768).

3. Panini (kira-kira abad ke-5 SM)


Pāṇini (kira-kira abad ke-5 SM) yang merumuskan aturan-aturan tata bahasa Sanskerta.
Notasi yang dia gunakan sama dengan notasi matematika modern, dan menggunakan
aturan-aturan meta, transformasi, dan rekursi. Pingala (kira-kira abad ke-3 sampai abad
pertama SM) di dalam risalahnya prosody menggunakan alat yang bersesuaian dengan
sistem bilangan biner. Pembahasannya tentang kombinatorika meter bersesuaian dengan
versi dasar dari teorema binomial. Karya Pingala juga berisi gagasan dasar tentang
bilangan Fibonacci (yang disebut mātrāmeru).

4. Surya Siddhanta
Surya Siddhanta (kira-kira 400) memperkenalkan fungsi trigonometri sinus, kosinus, dan
balikan sinus, dan meletakkan aturan-aturan yang menentukan gerak sejati benda-benda
langit, yang bersesuaian dengan posisi mereka sebenarnya di langit. Daur waktu
kosmologi dijelaskan di dalam tulisan itu, yang merupakan salinan dari karya terdahulu,
bersesuaian dengan rata-rata tahun siderik 365,2563627 hari, yang hanya 1,4 detik lebih
panjang daripada nilai modern sebesar 365,25636305 hari. Karya ini diterjemahkan ke
dalam bahasa Arab dan bahasa Latin pada Zaman Pertengahan.

5. Arybhata
Ia yang hidup pada tahun 475 – 550 A.D, adalah ahli matematika Hindu pertama yang
dikenal dunia. Risalah atau tulisannya mengenai subyek ini adalah karya Hindu yang
pertama mengenai matematika murni, dan terdiri dari tiga-puluh-tiga sloka. Ia
menjelaskan mengenai sebab-sebab gerhana matahari dan bulan.
Dia memberikan peraturan (rule) untuk pemecahan sederhana dari persamaan sederhana
lanjutan (simple intermediate equations) dan penetapan yang tepat mengenai nilai
(accurate determination of value). Percaya tau tidak, Aryabhata menyatakan hubungan
keliling sebuah lingkaran pada diameternya (relation of the circumperence of a circle to
its diameter).

Anda mungkin juga menyukai