September
Sebagai
Sistem 2012
Kelompok 6
1. Viky Kharisma
112084056
Dasar
2. Firda
112084052 dasar
3. Selmi
112084057
4. Fiqhiyatul Basithoh
Pendidikan
112084044
Pendidikan Sebagai Sistem
A. Pengertian Sistem
Dalam arti luas Sistem diartikan sebagai serangkaian komponen atau bagian
yang saling terkait dan berfungsi untuk tercapainya tujuan yang telah ditetapkan terlebih
dahulu.
Istilah system meliputi spectrum yang luas sekali, misalnya kita dapat
menganggap sebuah mobil sebagi suatu system. Suatu organisme seperti seorang
manusia, seeokor hewan, atau sebatang pohon adalah suatu system. Suatu perkumpulan
organisasi, Sebuah sekolah, Suatu perusahaan, Susunan matahari beserta planet dan
satelitnya semua itu disebut dengan suatu system. Semua system mempunyai batasan
sendiri namun semuanya ada dalam lingkungan yang saling mempengaruhi.
Dalam system tentu ada kesamaannya, Kesamaan itu adalah ciri-cirinya yang
meliputi:
1. Tujuan
2. Fungsi
3. Komponen
4. Interaksi
5. Penggabungan yang menimbulkan jalinan keterpaduan
6. Proses transformasi
7. Umpan balik
8. Daerah batasan atau lingkungan
a. Tujuan (output). Sistem mempunyai tujuan. Tujuan yang harus dicapai suatu system
menuntut terlaksananya berbagai fungsi yang diperlukan untuk menunjang usaha
terciptanya tujuan tersebut.
b. Komponen-komponen. Demi terlaksananya masing-masing fungsi yang dapat
menunjang usaha pencapaian tujuan, di dalam suatu system terdapat bagian yang
melaksanakan masing-masing fungsi tersebut.
c. Interaksi atau saling hubungan. Semua komponen dalam suatu system saling
berhubungan satu sama lain secara sinergis saling mempengaruhi dan saling
membutuhkan.
Proses bekerjanya system ini secara sederhana dapat dilukiskan sebagai berikut :
Sistem
Proses
Masukan Hasil
Transformasi
Umpan balik
d. Proses transformasi. Semua system mempunyai misi untuk mencapai suatu maksud atau
tujuan tertentu. Untuk itu diperlukan suatu proses yang mengubah masukan (input)
menjadi hasil (out put). Untuk menjaga kelangsungan hidup dan menjaga mutu prestasi,
maka setiap system memerlukan terlaksananya fungsi control yang mencangkup
monitoring dan koreksi.
e. Fungsi monitoring yang terlaksana dengan baik akan memungkinkan diketahuinya
kenyataan apakah fungsi-fungsi yang akan dilaksanakan dengan baik dan memuaskan
hasilnya. Dan juga memungkinkan diketahuinya bahaya yang akan mengancam sebelum
bahaya tersebut menimpa dan membinasakan system yang bersangkutan.Dalam analisis
system pelaksanaan fungsi monitoring biasa disebut dengan umpan balik (feed back).
f. Daerah batasan dan lingkungan. Antara suatu system dengan bagian-bagian yang lain
atau lingkungan di sekitarnya akan selalu terjadi interaksi. Kedua hal ini, system dan
lingkungan, dapat dipisahkan dengan batasan imajiner.
B. Macam-macam Sistem
Tujuan pendidikan sering bersifat sangat umum, seperti menjadi manusia yang
baik, bertanggung jawaab, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, mengabdi
kepada masyarakat, bangsa dan negara, dan sebagainya. Dalam dunia pendidikan
dikenal sejumlah usaha untuk menguraikan tujuan yang sangat umum tersebut.
a. Herbert Spencer (1860)
1. Kegiatan demi kelangsungan hidup.
2. Usaha mencari nafkah.
3. Pendidikan anak.
4. Pemeliharaan hubungan dengan masyarakat dan negara.
5. Penggunaan waktu senggang.
Tujuan pendidikan yang dikemukakan Herbert Spencer tersebut
didasarkan atas apa yang dianggapnya paling berharga dan perlu untuk
setiap orang bagi kehidupannya dalam masyarakat.
b. Bloom cs
1. Kognitif (head)
Tujuan kognitif berkenaan dengan kemampuan individual mengenal
dunia sekitarnya yang meliputi perkembangan intelektual atau mental.
Tujuan kognitif dibagi dalam 6 bagian, yaitu:
a. Knowledge (Pengetahuan)
Meliputi informasi dan fakta yang dapat dikuasai melalui hafalan
untuk diingat.
b. Comprehension (Pemahaman)
Merupakan kesanggupan untuk menyatakan suatu definisi,
rumusan, menafsirkan suatu teori.
c. Application (Penerapan)
Merupakan kesanggupan menerapkan atau menggunakan suatu
pengertian, konsep, prinsip, teori yang memerlukan penguasaan
pengetahuan dan pemahaman yang lebih mendalam.
d. Analysis (Analisis)
Yaitu kemampuan untuk menguraikan sesuatu dalam unsur-
unsurnya misalnya analisis hubungan antara masyarakat dengan
alam dan jagad raya.
e. Synthesis (Sintesis)
Yaitu kesanggupan untuk melihat hubungan antara sejumlah unsur.
f. Evaluation (Penilaian)
Penilaian berdasarkan bukti-bukti atau kriteria tertentu.
2. Afektif (heart)
Tujuan afektif mengenai perkembangan sikap, perasaan, dan nilai-nilai
atau perkembangan emosional dan moral.
Tujuan afektif dibagi dalam 5 bagian, yaitu;
a. Receiving
Menerima, menaruh perhatian terhadap nilai tertentu.
b. Responding (Merespon)
Yaitu memperlihatkan reaksi terhadap norma tertentu, menunjukan
kesediaan dan kerelaan untuk merespon, merasa puas dalam
merespon.
c. Valuing (Menghargai)
Yaitu menerima suatu norma, menghargai suatu norma, dan
mengikat diri pada norma tersebut.
d. Organization (Organisasi)
Membentuk suatu konsep tentang suatu nilai, menyusun suatu
sistem nilai-nilai.
e. Characterization by Value or Value Complex
Mewujudkan nilai-nilai dalam pribadi sehingga merupakan watak
seseorang, norma itu menjadi bagian diri pribadi.
3. Psikomotor (hand)
Tujuan psikomotor menyangkut perkembangan keterampilan yang
mengandung unsur motoris.
Berdasarkan jenisnya, macam macam tujuan pendidikan dibagi menjadi 6,
yaitu:
1. Tujuan umum. Menurut kohnstamm dan gunning, tujuan umum pendidikan
adalah untuk membentuk insan kamil atau manusia sempurna. Sedangkan
menurut kihajar dwantara, tujuan akhir pendidikan ialah agar anak sebagai
manusia (individu) dan sebagai anggota masyarakat (manusia sosial) , dapat
mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi tingginya.
2. Tujuan khusus. Adalah tujuan tujuan pendidikan yang telah disesuaikan
dengan keadaan tertentu, dalam rangka untuk mencapai yujuan umum
pendidikan.
3. Tujuan tak lengkap. Adalah tujuan dari masing masing aspek pendidikan.
4. Tujuan insidental adalah tujuan yang timbul secara kebetulan. Secara
mendadak, misal tujuan untuk mengadakan hiburan atau variasi dalam
kehidupan sekolah.
5. Tujuan sementara adalah tujuan tujuan yang ingin kita capai dalam fase
fase tertentu dari pendidikan.
6. Tujuan perantara adalah merupakan alat atau sarana untuk mencapai tujuan
tujuan lain. Misal mempelajari bahasa guna mempelajari literatur - literatur
asing.
Tujuan pendidikan memiliki klasifikasi, dari mulai tujuan yang sangat umum
sampai tujuan khusus yang bersifat spesifik dan dapat diukur yang kemudian
dinamakan kompetensi. Tujuan pendidikan dapat diklasifikasikan menjadi 4, yaitu:
1. Tujuan Pendidikan Nasional (TPN)
TPN adalah tujuan yang bersifat paling umum dan merupakan sasaran
akhir yang harus dijadikan pedoman oleh setiap usaha pendidikan, artinya
setiap lembaga dan penyelenggara pendidikan harus dapat membentuk
manusia yang sesuai dengan rumusan itu, baik pendidikan yang
diselenggarakan oleh lembaga pendidikan formal, informal, maupun
nonformal. Tujuan pendidikan umum biasanya dirumuskan dalam bentuk
prilaku yang ideal sesuai dengan pandagan hidup dan filsafat suatu bangsa
yang dirumuskan oleh pemerintah dalam bentuk undang-undang. TPN
merupakan sumber dan pedoman dalam usaha penyelengggaraan pendidikan.
Secara jelas tujuan pendidikan nasional yang bersumber dari sistem
nilai Pancasila dirumuskan dalam undang-undang nomor 20 tahun 2003 pasal
3 Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bengsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab3.
2. Tujuan Institusional
Tujuan institusional adalah tujuan yang harus dicapai oleh setiap
lembaga pendidikan. Dengan kata lain, tujuan ini dapat didefinisikan sebagai
kualifikasi yang harus dimiliki oleh setiap siswa setelah mereka menempuh
atau dapat menyelesaikan program di suatu lembaga pendidikan tertentu.
Tujuan institusional merupakan tujuan antara untuk mencapai tujuan umum
yang dirumuskan dalam bentuk kompetensi lulusan setiap jenjang pendidikan,
seperti standar kompetensi pendidikan dasar, menengah kejuruan, dan jenjang
pendidikan tinggi.
Dalam Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan bab V pasal 26 dijelaskan standar kompetensi lulusan
pada jenjang pendidikan dasar bertujuan untuk meletakkan dasar kecerdasan,
pengetahuan, kepribadian, ahlak mulia, serta keterampilan untuk hidup
mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut4
Standar kompetensi lulusan pada satuan pendidikan menengah umum
bertujuan meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, ahlak
mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri, dan mengikuti pendidikan
lebih lanjut.
Standar kompetensi lulusan pada satuan pendidikan menengah
kejuruan bertujuan meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, ahlak
mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri, dan mengikuti pendidikan
lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya.
Standar kompetensi lulusan pada satuan pendidikan tinggi bertujuan
untuk mempersiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang
berahlak mulia, memiliki pengetahuan, keterampilan, kemandirian, dan sikap
untuk menemukan, mengembangkan, serta menerapkan ilmu, teknologi, dan
seni yang bermanfaat bagi kemanusiaan.
3. Tujuan Kurikuler
Tujuan kurikuler adalah tujuan yang harus dicapai oleh setiap bidang
studi atau mata pelajaran. Oleh sebab itu, tujuan kurikuler dapat didefinisikan
sebagai kualifikasi yang harus dimiliki anak didik setelah mereka
menyelesaikan suatu bidang studi tertentu dalam suatu lembaga pendidikan.
Tujuan kurikuler pada dasarnya merupakan tujuan antara untuk mencapai
tujuan lembaga pendidikan. Dengan demikian, setiap tujuan kurikuler harus
dapat mendukung dan diarahkan untuk mencapai tujuan institusional.
Pada Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan pasal 6 dinyatakan bahwa kurikulum untuk jenis
pendidikan umum, kejuruan , dan khusus pada jenjang pendidikan dan
menengah terdiri atas:
1. Kelompok mata pelajaran agama dan ahlak mulia
2. Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian.
3. Kelompok mata pelajaran Ilmu pengetahuan dan teknologi.
4. Kelompok mata pelajaran estetika.
5. Kelompok mata pelajaran jasmani, olah raga, dan kesehatan.
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah tersebut, maka Badan Standar
Nasional Pendidikan merumuskan tujuan setiap kelompok mata pelajaran
sebagai berikut:
1. Kelompok mata pelajaran agama dan ahlak mulia bertujuan; membantu
peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa serta berahlak mulia. Tujuan tersebut dicapai
melalui muatan dan/atau kegiatan agama, kewarganegaraan,
kepribadian, ilmu pengetahuan dan teknologi, estetika, jasmani, olah
raga dan kesehatan.
2. Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian bertujuan;
membentuk peserta didik menjadi manusia menjadi memiliki rasa
kebanggaan dan cinta tanah air. Tujuan ini dicapai melalui muatan
dan/atau kegiatan agama, ahlak mulia, kewarganegaraan, bahasa, seni
dan budaya, dan pendidikan jasmani.
3. Kelompok mata pelajaran Ilmu pengetahuan dan teknologi bertujuan
mengembangkan logika, kemampuan berpikir dan analisis peserta
didik.
4. Pada Satuan Pendidikan SD/MI/SD-LB/Paket A, tujuan ini dicapai
melalui muatan dan/atau kegiatan bahasa, matematika, ilmu
pemngetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial, keterampilan/kejuruan,
dan muatan lokal yang relevan.
5. Pada Satuan Pendidikan SMP/MTs/SMP-LB/Paket B, tujuan ini
dicapai melalui muatan dan/atau kegiatan bahasa, matematika, ilmu
pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial, keterampilan/kejuruan
dan/teknologi informasi dan komunikasi serta muatan lokal yang
relevan.
6. Pada Satuan Pendidikan SMA/MA/SMA-LB/Paket C, tujuan ini
dicapai melalui muatan dan/atau kegiatan bahasa, matematika, ilmu
pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial, keterampilan/kejuruan,
teknologi informasi dan komunikasi, serta muatan lokal yang relevan.
7. Pada Satuan Pendidikan SMK/MAK, tujuan ini dicapai melalui muatan
dan/atau kegiatan bahasa, matematika, ilmu pengetahuan alam, ilmu
pengetahuan sosial, keterampilan, kejuruan, teknologi informasi dan
komunikasi, serta muatan lokal yang relevan.
8. Kelompok mata pelajaran estetika bertujuan membentuk karakter
peserta didik menjadi manusia yang memiliki rasa seni dan pemahaman
budaya. Tujuan ini dicapai melalui muatan dan/atau kegiatan bahasa,
seni dan budaya, keterampilan, dan muatan lokal yang relevan.
9. Kelompok mata pelajaran Jasmani, olah raga dan kesehatan bertujuan
membentuk karakter peserta didik agar sehat jasmani dan rohani,
danmenumbuhkan rasa sportifitas. Tujuan ini dicapai melalui muatan
dan/atau kegiatan pendidikan jasmani, olah raga, pendidikan kesehatan,
ilmu pengetahuan alam, dan muatan lokal yang relevan.
4. Tujuan Pembelajarn/Instruksional
Dalam klasifikasi tujuan pendidikan, tujuan pembelajaran atau tujuan
instruksional merupakan tujuan yang paling khusus dan merupakan bagian
dari tujuan kurikuler. Tujuan pembelajran dapat didefinisikan sebagai
kemampuan yang harus dimiliki anak didik setelah mereka mempelajari
bahasan tertentu dalam bidang studi tertentu dalam satu kali pertemuan.
Karena hanya guru yang memahami kondisi lapangan, termasuk memahami
karakteristik siswa yang akan melakukan pembelajaran di suatu sekolah, maka
menjabarkan tujuan pembelajaran ini adalah tugas guru. Sebelum guru
melakukan proses belajar mengajar, guru perlu merumuskan tujuan
pembelajaran yang harus dikuasai oleh anak didik setelah mereka selesai
mengikuti pelajaran.
Kriteria atau syarat utama yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan itu
adalah:
1. Bahan / materi harus sesuai dan menunjang tercapainya tujuan.
2. Bahan / materi harus sesuai dengan peserta didik.
Materi yang diberikan harus sesuai dengan tujuan pendidikan, yang mengandung nilai nilai
yang sesuai dengan pandangan hidup bangsa. Dalam menetapkan bahan./ materi tersebut,
karakteristik subjek didik pada fase perkembangan tertentu harus pula dipertimbangkan.
Pemilihan bahan / materi di samping harus sesuai dengan tujuan, dituntut pula
agar sesuai dengan subjek didik yang dipelajarinya. Bahan / materi yang akan diberikan harus
dapat diseusaikan dengan kemampuan peserta didik, menarik perhatian, minat, umur, bakat,
jenis kelamin, latar belakang, dan pengalaman.
Berdasarkan hal di atas, guru harus memilih bahan / materi yang perlu
diberikan, bahan mana yang tidak perlu. Untukk itu guru harus mempertimbangkan hal hal
berikut ini:
Bahan/materi harus sesuai dan menunjang tercapainya tujuan.
Urgensi abhan, yaitu bahan/materi itu pentin untuk diketahui oleh peserta didik.
Nilai praktis atau kegunaannya diartikan sebagai makna bahan itu bagi kehidupannya
sehari hari.
Bahan tersebut merupakan bahan wajib sesuai dengan tuntutan kurikulum.
Bahan yang susah diperoleh sumbernya perlu diupayakan untuk diberikan oleh guru.
Untuk bahan yang mudah diperoleh sebaiknya ditugaskan untuk dipelajari siswa.
3. Metode metode Pembelajaran
Pada dasarnya guru adalah seorang pendidik. Pendidik adalah orang dewasa
dengan segala kemampuan yang dimilikinya untuk dapat mengubah psikis dan pola
pikir anak didiknya dari tidak tahu menjadi tahu serta mendewasakan anak didiknya.
Salah satu hal yang harus dilakukan oleh guru adalah dengan mengajar di kelas. Salah
satu yang paling penting adalah performance guru di kelas. Bagaimana seorang guru
dapat menguasai keadaan kelas sehingga tercipta suasana belajar yang menyenangkan.
Dengan demikian guru harus menerapkan metode pembelajaran yang sesuai dengan
karakteristik peserta didiknya.
1. Metode Ceramah
2. Metode Diskusi
Metode pembelajaran diskusi adalah proses pelibatan dua orang peserta atau
lebih untuk berinteraksi saling bertukar pendapat, dan atau saling mempertahankan
pendapat dalam pemecahan masalah sehingga didapatkan kesepakatan diantara
mereka. Pembelajaran yang menggunakan metode diskusi merupakan pembelajaran
yang bersifat interaktif (Gagne & Briggs. 1979: 251).
b. Proses belajar siswa lebih terarah pada materi yang sedang dipelajari.
c. Pengalaman dan kesan sebagai hasil pembelajaran lebih melekat dalam diri
siswa.
a. Siswa kadang kala sukar melihat dengan jelas benda yang diperagakan.
5. Metode Resitasi
Metode Pembelajaran Resitasi adalah suatu metode pengajaran dengan
mengharuskan siswa membuat resume dengan kalimat sendiri.
6. Metode Eksperimental
Metode latihan keterampilan (drill method) adalah suatu metode mengajar dengan
memberikan pelatihan keterampilan secara berulang kepada peserta didik, dan mengajaknya
langsung ketempat latihan keterampilan untuk melihat proses tujuan, fungsi, kegunaan dan
manfaat sesuatu (misal: membuat tas dari mute). Metode latihan keterampilan ini bertujuan
membentuk kebiasaan atau pola yang otomatis pada peserta didik.
9. Metode Pengajaran Beregu
Metode pembelajaran beregu adalah suatu metode mengajar dimana pendidiknya lebih dari
satu orang yang masing-masing mempunyai tugas.Biasanya salah seorang pendidik ditunjuk
sebagai kordinator. Cara pengujiannya,setiap pendidik membuat soal, kemudian digabung.
Jika ujian lisan maka setiapsiswa yang diuji harus langsung berhadapan dengan team
pendidik tersebut
Metode Peer Theaching sama juga dengan mengajar sesama teman, yaitu suatu metode
mengajar yang dibantu oleh temannya sendiri.
Project Method adalah metode perancangan adalah suatu metode mengajar dengan meminta
peserta didik merancang suatu proyek yang akan diteliti sebagai obyek kajian.
Pada dasarnya, yang dinamakan alat Pendidikan sangat luas sekali artinya. Segala
perlengkapan yang dipakai dalam usaha pendidikan disebut alat pendidikan.
Dalam konteks perspektif yang lebih dinamis, alat tersebut disamping sebagai perlengkapan,
juga merupakan pembantu mempermudah terlaksananya tujuan pendidikan.
Alat-alat pendidikan itu sendiri terdiri-dari bermacam-macam, antara lain: hukuman dan
ganjaran, perintah dan larangan, celaan dan pujian, kebiasaan-kebiasaan. Termasuk juga
sebagai alat pendidikan antara lain: gedung sekolah, keadaan perlengkapan sekolah, keadaan
alat-alat pelajaran, dan fasilitas-fasilitas lainnya.
5. Terdidik
C. Persyaratan Kepribadian
Kepribadian pada dasarnya adalah keseluruhan dari ciri ciri dan tingkah laku
dari seseorang. Dalam pembicaraan disini pengertian kepribadian lebih
ditekankankepada kelakuan, tabiat, sikap dan minat. Kelakuan dan tabiat
adalah sesuatu yang berhubungan dengan moral. Dalam kaitannya persyaratan
seorang guru. Guru haruslah mempunyai kepribadian yang luhur. Sebab guru
adalah sosok yang dijadikan panutan oleh anak didik.
7. Lingkungan Pendidikan
- Reproduksi budaya: Siswa diajarkan untuk menggali unsur-unsur budaya yang telah ada dalam
masyarakatnya.
- Difusi kebudayaan : Siswa diajarkan agar dapat menyebarluaskan unsur-unsur yang dinilai positif dan
belum berkembang dalam masyarakatnya.
- Berpikir kreatif : Berpikir alternatif, berani tampil beda.