Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

FUNGSI PEMBANGKIT BIASA

Disusun Oleh

Novia Roza (1710715002)

Vioni agustia (1710715003)

DOSEN PEMBIMBING

Jumrawarsi, S.Pd. I,M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

YAYASAN DHARMA BAKTI LUBUK ALUNG


2020
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah, segala puji atas kehadirat Allah swt, atas limpahan rahmat dan
hidayah-Nya yang dianugerahkan kepada kita semua, terutama kepada saya sehingga dapat
menyusun makalah ini tepat pada waktunya.

Penulisan makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas pada mata kuliah
Matematika Diskrit “ Fungsi Pembangkit Biasa”
Adapun penulisan dalam makalah ini, disusun secara sistematis dan berdasarkan
metode-metode yang ada, agar mudah dipelajari dan dipahami sehingga dapat menambah
wawasan pemikiran para pembaca.
Dalam penulisan makalah ini, kami menyadari sepenuhnya adanya kekurangan. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun kami harapkan dari para pembaca agar dapat
dijadikan sebagai bahan pertimbangan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Sicincin, 7 April 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................................i

DAFTAR ISI.........................................................................................................................................ii

BAB I....................................................................................................................................................1

1.1. Latar belakang.......................................................................................................................1

1.2. Rumusan masalah..................................................................................................................1

1.3. Tujuan....................................................................................................................................1

BAB II...................................................................................................................................................2

2.1. Pengertian fungsi pembangkit...........................................................................................2

2.2. Pengertian fungsi pembangkit biasa............................................................................2

2.3. Koefisien pada fungsi pembangkit..............................................................................7

BAB III................................................................................................................................................10

3.1. Kesimpulan..........................................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................11

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Dalam menyelesaikan permasalahan ada banyak sekali pilihan


metode yang dapat digunakan, misalnya saja, tentang
metode  pembuktian. Kita bisa menggunakan  metode reduction ad
absurdum yag memanfaatkan fakta bahwa hanya  salah satu  dari P atau
nagasi P yang benar . Seperti halnya dalam masalah matematika diskrit .
ada banyak metode yang dapat kita pergunakan dalam
menyelesaikan  permasalahan.

Dalam makalah ini , akan dibahas tentang saah satu


metode  yang  dapat dipergunakan untuk memecahkan masalah. Metode
ini dinamakan  Fungsi Pembangkit . Fungsi Pembangkit adalah salah satu
metode yang dapat digunakan untuk menyelesaikan permasalahan.
Dengan men-translasi persoalan ke dalam dunia Fungsi Pembangkit,
maka kita dapat menggunakan sifat-sifat khusus dari Fungsi Pembangkit
sebagai jalan untuk memecahkan masalah.
Fungsi Pembangkit ini bisa kita perlakukan sebagaimana fungsi-
fungsi pada umumnya. Misal saja melakukan operasi diferensial. Hal ini
membuat ada yang beranggapan bahwa Fungsi Pembangkit merupakan
jembatan antara matematika diskrit dan kontinu. Fungsi Pembangkit
memiliki banyak penggunaan, misalnya untuk menyelesaikan
permasalahan rekurensi, counting, membuktikan identitas kombinatorika,
maupun aplikasi-aplikasi lain yang beragam.
  Dalam penerapannya, banyak metode yang menggunakan Fungsi
Pembangkit sebagai senjata utama penyelesaian masalah, misal “The
“Snake Oil”Method”, “The Sieve Method”, dan lain-lain.
Dalam makalah ini penulis, akan membatasi pembahasan fungsi
pembagkit. Yaitu hanya pada fungsi  pembangkit biasa.

1
1.2. Rumusan masalah

1. Apa itu pengertian fungsi pembangkit ?


2. Apa pengertian fungsi pembangkit biasa ?
3. Menghitung Koefisien pada Fungsi Pembangkit ?

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Fungsi Pembangkit

Fungsi Pembangkit didefinisikan sebagai berikut :


Diberikan barisan bilangan S (terhingga atau takhingga) a 0 , a1 , a2 , a3 , a 4 , a5 ,..... kita dapat

mendefininisikan bentuk G ( x ) =a0 + a 0 x 1+ ¿ a 2 x 2+ a3 x 3 +a 4 x 4 +… . atau



G ( x ) =a0 + ∑ ai x i
i=0

Sebagai fungsi pembangkit sari S misal :



i
1. Fungsi pembangkit untuk barisan { a n }dengan a i=7 adalah G ( x ) =∑ 7 x
i=0


i
2. Fungsi pembangkit untuk barisan { a n }dengan a i=i+7 adalah G ( x ) =¿ ∑ (i+ 7) x
i=0


i 2 i i
3. Fungsi pembangkit untuk barisan { a n }dengan a i=7 A=π r adalah G ( x ) =¿ ∑ 7 x
i=0

Fungsi pembangkit digunakan untuk merepresentasikan barisan secara efisien dengan


mengkodekan unsur barisan sebgaia koefisien dalam deret pangkat suatu variabel x.
 Fungsi pembangkit dapat digunakan untuk :
1. Memecahkan relasi rekurensi, misal pada barisan bilangan atau fungsi rekursif.
2. memecahkan berbagai masalah perhitungan (counting).
3. Membuktikan identitas kombinatorik.
4. Aplikasi pada banyak permasalahan tingkat lanjut lainnya, misalnya striling number,
counting,polyominoes, the money changing problems,counting connected graph,
pembuktian konkruensi antar bilangan kombinatorial, dan masih banyak lagi.

2
2.2. Pengertian Fungsi Pembangkit Biasa

Fungsi pembangkit merupakan alat untuk menangani masalah-masalah pemilihan


penyusunan dengan pengulangan. Fungsi seperti ini diperlukan untuk menyelesaikan masalah
yang tidak memperhatikan urutan. Metode fungsi pembangkit ini bermula dari karya De
Mavre pada tahun 1720, yang dikembangkan oleh Euler dalam tahun 1748 untuk
memecahkan masalah partisi, kemudian pada awal abad 19 secara intensif dipakai oleh
Laplace sehubungan dengan teori probabilitas.

Jika (an) = (a0, a1, a2, a3, ...) adalah suatu barisan bilangan real dengan deret pangkat
berhingga atau tak hingga, maka Fungsi Pembangkit biasa dapat didefinisikan sebagai
berikut:

P( x)= ∑ an x n = 2 3
n=0 a o +a 1 x +a 2 x +a3 x + .. .

Contoh

1. Tuliskan fungsi pembangkit dari barisan (an) dibawah ini:

a) an = 9

b) an = n + 5

c) an = 3n

2. Tuliskan bentuk sederhana fungsi pembangkit biasa (an) dari barisan dibawah ini:

a) (an) = (0, 1, 0, 1, 0, 1,....)

b) (an) =
(0,0, 2!1 , 3!1 , 41! ,...)
c) (an) = (0, 0, 0, 1, 1, 1, 1, ...)

d) (an) =
( 3!1 , 4!1 , 5!1 ,...)
3. Misal P(x) adalah fungsi pembangkit biasa dari (a n). Carilah barisan (an) dari fungsi
pembangkit biasa dibawah ini:

3
1
P( x )=1+
a) 1−x

2
P( x )= +3 x 2 +6 x +1
b) 1−x

Jawab

∑ 9 xn
1. a) n=0


∑ ( n+5) x n
b) n=0


∑ 3n x n
c) n=0


P( x)= ∑ an x n =
2. a) n=0 0+1 x+0 x 2 + 1 x 3 +0 x 4 +1 x5 +0 x 6

= x+ x 3 + x5 +. ..

1
= x−x 2


P( x)= ∑ an x n = 1 2 1 3 1 4
0+0 x + x + x + x +.. .
b) n=0 2! 3! 4!

1 2 1 3 1 4
x + x + x +.. .
= 2! 3! 4!

1 2 1 3 1 4
=
( 1+x+
2!
x + x + x +. . . −x−1
3! 4! )
x
= e −x−1

4

P( x)= ∑ an x n = 2 3 4 5 6
c) n=0 0+0 x +0 x + x + x + x + x +. . .

= x 3 + x 4 + x5 + x 6 +. ..

2 3 4 5 6 2
= (1+ x+x +x + x +x + x +. .. )−(1+x +x )

1
−(1+x+x 2 )
= 1−x

P( x)= ∑ an x n = 1 1 1
+ x+ x 2 +.. .
d) n=0 3! 4! 5!

x3 1 1 1 2
= x
+
3 3! 4!(x+
5 !
x +.. . )
1 1 3 1 4 1 5
=
3 (
x 3!
x + x + x +. . .
4! 5! )
1 1 1 1 1 1
= x
3 (
1+ x + x 2 + x 3 + x 4 + x 5 +. .. − 1+x+ x 2
2! 3! 4! 5! 2! )( )
1 x 1
= x
3 (
e −1−x− x 2
2! )
1 2 e x −x 2−2 x−2
= x
3 ( 2 )
2 e x−x 2 −2 x−2
= 2 x3

1
P( x )=1+
3. a) 1−x

2 3
= 1+ ( 1+x+ x + x + . .. )

5
2 3
= 2+x+ x + x + . ..

(an) = (a0, a1, a2, a3, ...)

(an) = (2, 1, 1, 1, ...)

2
P( x )= +3 x 2 +6 x +1
b) 1−x

=2 ( 1−x1 )+3 x +6 x +1
2

=2 ( 1+x+ x 2 + x 3 + . .. ) +3 x 2 +6 x +1

=3+ 8 x +5 x 2 +2 x3

(an) = (a0, a1, a2, a3, . . .)

(an) = (3, 8, 5, 2, . . .)

Penjumlahan, pengurangan maupun perkalian dua fungsi pembangkit atau lebih dapat
dilakukan dengan cara yang sama seperti halnya menjumlahkan, mengurangkan ataupun
mengalikan dua polinomial atau lebih.
∞ ∞
∑ an xn ∑ bn xn
Jika n=0 dan n=0 masing-masing konvergen ke A(x) dan B(x), maka
berlaku:

A ( x )+B( x )= ∑ (a n +b n )x n
n=0


A ( x)−B( x )= ∑ ( an −bn ) x n
n=0

∞ ∞ n
A ( x ). B( x )=∑ ( a n . bn ) x n = ∑
n=0
(
n=0 k =0
∑ ak . bn−k )
Contoh:

6
1. Cari konvolusi dari pasang barisan berikut:

(1, 1, 1, 0, 0, . . .) dan (0, 1, 2, 3, . . .)

Jawab

1. Misal

(an) = (1, 1, 1, 0, 0, . . .)

a0 a1 a2 a3 a4 . . .

(bn) = (0, 1, 2, 3, . . .)

a0 a1 a2 a3 . . .

(cn) adalah konvolusi dari (an) dan (bn)

n
c n =∑ a k . bn−k
k=0

0
c 0 = ∑ a k . b0−k =a0 . b0 =1 . 0=0
k =0

1
c 1= ∑ a k .b 1−k =a 0 . b1 +a 1 .b 0 =1. 1+1. 0=1
k=0

2
c 2 =∑ a k . b2−k =a0 . b2 + a1 . b1 +a 2 .b 0 =1. 2+1. 1+1 .0=3
k =0

3
c 3 = ∑ a k . b3−k=a0 . b3 + a1 . b2 +a2 . b1 +a3 . b0 =1 .3+1 . 2+ 1. 1+ 0 .0=6
k =0

dst

7
(cn) = (c0, c1, c2, c3, . . .)

(cn) = (0, 1, 3, 6, . . .)

2.3. Menghitung Koefisien pada Fungsi Pembangkit

Koefisien fungsi pembangkit dapat dihitung dengan mengembangkan teknik-teknik


aljabar. Teknik-teknik tersebut adalah dengan mereduksi fungsi pembangkit yang diberikan
menjadi fungsi pembangkit dengan tipe binomial atau hasil kali dari fungsi pembangkit
binomial. Berikut ini adalah identitas polinom yang diberikan:

P(x) an
n
C(n,k)
( 1+ x )n= ∑ C ( n , k ) x k
k=0
2 n
=1+C (n ,1 )x+C (n , 2)x +...+x
n
n k k
C(n,k)ak
( 1+ax ) = ∑ C ( n , k ) a x
k =0

=1+C (n ,1 )ax+C (n , 2)a2 x 2 +.. .+an x n


n
r n
k C(n, k/r) if r | k otherwise
( 1+x ) =∑ C ( n , k ) x r
k =0

=1+C (n ,1 )x r +C (n,2 )x 2 r +...+x rn


n
1−x n+1 1 if k≤n; 0 otherwise
= ∑ x k =1+x+x 2 +.. .+ x n
1−x k =0

1 1
= ∑ x k =1+ x+x 2 +. . .
1−x k=0

1 ak
= ∑ a k x k =1+ax+a2 x 2 +. ..
1−ax k =0

1 1 if r | k; 0 otherwise
= x rk=1+x r +x 2r +. ..
r ∑
1−x k=0

1 k+1
2 ∑
= ( k +1 ) x k =1+2 x +3 x 2 +. ..
( 1−x ) k =0

1 C(n+k-1, k) = (n+k-1, n-1)
n ∑
= C ( n+k −1 ,k ) x k
( 1−x ) k=0
2
=1+C ( n ,1 ) x+C ( n+1,2 ) x +.. .

1 (-1)kC(n+k-1,k)
= C ( n+k−1 , k ) (−1 )k x k
n ∑ = (-1)kC(n+k-1,n-1)
( 1+x ) k=0
2
=1−C ( n ,1 ) x+C ( n+1,2 ) x −. ..

1 C(n+k-1,k)ak
n ∑
= C ( n+k −1 , k ) ak x k = C(n+k-1,n-1)ak
( 1−ax ) k=0
2 2
=1+C ( n ,1 ) ax +C ( n+1,2 ) a x +. . .

8
x

xk x2 x3 1/k!
e = ∑ =1+ x + + + .. .
k =0 k ! 2! 3 !
∞ k +1 (-1)k+1/k
(−1 )
ln ( 1+x )= ∑ xk
k =1 k
2 3 4
x x x
=x− + − +. . .
2 3 4

Contoh:

5
1. Cari koefisien x
16
pada ( x 2 + x 3 + x 4 + ... )

Jawab

5 5
( x 2 + x 3 + x 4 + ... ) =[ x 2 ( 1+x + x 2 +. .. ) ]

5
=x 10 ( 1+x +x 2 +. .. )

1
=x 10
( 1−x )5

5
Karena x 16=x 10 x 6 berarti mencari koefisien x 6 pada ( x 2 + x 3 + x 4 + ... )

1 5+6−1
5
sama dengan mencari koefisien pada ( 1−x ) yaitu 6 = 210
( )
16 2 3 4 5
Jadi, koefisien x pada ( x + x + x + ... ) adalah 210.

9
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Jika (an) = (a0, a1, a2, a3, ...) adalah suatu barisan bilangan real dengan deret pangkat
berhingga atau tak hingga, maka Fungsi Pembangkit biasa dapat didefinisikan sebagai
berikut:

P( x)= ∑ an x n = 2 3
n=0 a o +a 1 x +a 2 x +a3 x + .. .

10
DAFTAR PUSTAKA

https://www.coursehero.com/file/27505028/96828983-fungsi-pembangkitpdf/
http://anisatilzakia.blogspot.com/2016/02/fungsi-pembangkit.html

11

Anda mungkin juga menyukai