Anda di halaman 1dari 17

Kepemimpinan

TUGAS AKHIR
ANALISIS PROFIL KEPEMIMPINAN TOKOH NASIONAL
[SUSILO BAMBANG YUDHOYONO]

Oleh :

NAMA : ZAHRA TAZKIA


NIM : 8166175022
M. KULIAH : KEPEMIMPINAN

PENDIDIKAN FISIKA PASCASARJANA


UNIMED
2017
ANALISIS PROFIL KEPEMIMPINAN TOKOH NASIONAL
(SUSILO BAMBANG YUDHOYONO)

A. PROFIL SUSILO BAMBANG YUDHOYONO (SBY)


Jend. TNI (Purn.) Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono (lahir di Tremas, Arjosari, Pacitan,
Jawa Timur, Indonesia, 9 September 1949;) adalah Presiden Indonesia ke-6 yang menjabat sejak
20 Oktober 2004. Beliau, bersama Wakil Presiden Muhammad Jusuf Kalla, terpilih dalam
Pemilu Presiden 2004. Beliau berhasil melanjutkan pemerintahannya untuk periode kedua
dengan kembali memenangkan Pemilu Presiden 2009, kali ini bersama Wakil Presiden
Boediono. Sehingga, sejak era reformasi dimulai, Susilo Bambang Yudhoyono merupakan
Presiden Indonesia pertama yang menyelesaikan masa kepresidenan selama 5 tahun dan berhasil
terpilih kembali untuk periode kedua. Yudhoyono yang dipanggil "Sus" oleh orang tuanya dan
populer dengan panggilan "SBY", melewatkan sebagian masa kecil dan remajanya di Pacitan.
Beliau merupakan seorang pensiunan militer. Selama di militer beliau lebih dikenal sebagai
Bambang Yudhoyono. Karier militernya terhenti ketika beliau diangkat Presiden Abdurrahman
Wahid sebagai Menteri Pertambangan dan Energi pada tahun 1999 dan tampil sebagai salah
seorang pendiri Partai Demokrat.
Pangkat terakhir Susilo Bambang Yudhoyono adalah Jenderal TNI sebelum pensiun pada
25 September 2000. Pada Pemilu Presiden 2004, keunggulan suaranya dari Presiden Megawati
Soekarnoputri membuatnya menjadi presiden pertama yang terpilih melalui pemilihan langsung
oleh rakyat Indonesia. Hal ini dimungkinkan setelah melalui amandemen UUD 1945. Dalam
kehidupan pribadinya, Beliau menikah dengan Kristiani Herrawati yang merupakan anak
perempuan ketiga Jenderal (Purn) Sarwo Edhi Wibowo (alm), kom andan RPKAD
(kiniKopassus) yang turut membantu menumpas Partai Komunis Indonesia (PKI) pada
tahun1965.

B. GAYA KEPEMIMPINAN SBY


Di depan para peserta Indonesia Future Leaders Forum di Jakarta, Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono berbicara soal kepemimpinan. Bukan hanya kepemimpinan dalam arti
teoritis yang disampaikan Presiden, tetapi juga praktik keseharian yang eliau jalankan sepanjang
tujuh tahun pemerintahannya. Presiden mengakui bahwa kepemimpinan yang beliau jalankan
bukan gaya kepemimpinan yang bisa dipakai oleh pemimpin yang lain. Setiap pemimpin pasti
memiliki gaya kepemimpinannya sendiri dan itu sangat tergantung dari situasi dan tantangan
yang dihadapi.
Gaya kepemimpinan yang beliau jalankan sekarang, menurut Presiden merupakan gaya
kepemimpinan yang sesuai dengan era demokrasi. Presiden bahkan menegaskan, kalau dirinya
cenderung untuk mengalah, cenderung memilih melakukan berkompromi dan membuat
konsensus, karena beliau tidak ingin kepemimpinan yang dijalankan menjadi otoriter.
Penjelasan SBY itu merupakan jawaban atas pertanyaan banyak pihak yang menilai
Presiden sering ragu-ragu. Banyak pihak yang diakui Presiden sendiri sering akhirnya merasa
gemas, karena banyak keputusan yang lamban untuk diambil.

1. SBY dalam Tipe Militeristik


Pertama saya mengaitkan bahwa SBY bergaya pemimpin yang bertipe militeristik. Hal
ini disebabkan karena yang mempengaruhi corak kepemimpinan seseorang bisa berupa
pendidikan dan pengalaman. Dari segi pendidikan dan pengalaman inilah yang mengindikasikan
bahwa SBY memiliki gaya militeristik karena SBY merupakan lulusan AKABRI terbaik dan
mengabdi sebagai perwira TNI selama 27 tahun, serta meraih pangkat Jendral TNI tahun 2000.
Meskipun cukup lama di dunia militer, SBY juga berkembang dalam pendidikan sipil seperti
memperoleh Master in Management dari Webster University, Amerika Serikat tahun 1991.
Lanjutan studinya berlangsung di Institut Pertanian Bogor, dan di 2004 meraih Doktor Ekonomi
Pertanian. Pada 2005, beliau memperoleh anugerah dua Doctor Honoris Causa, masing-masing
dari almamaternya Webster University untuk ilmu hukum, dan dari Thammasat University di
Thailand ilmu politik. Serta SBY dikenal aktif dalam berbagai organisasi masyarakat sipil.
Beliau pernah menjabat sebagai Co-Chairman of the Governing Board of the Partnership for the
Governance Reform, suatu upaya bersama Indonesia dan organisasi-organisasi internasional
untuk meningkatkan tata kepemerintahan di Indonesia.
Meskipun SBY telah lama menyesuaikan diri dengan kepemimpinan sipil yang egaliter
dan demokratis tetapi budaya militer sebagai dasar pembentukan karakter kepemimpinan SBY
tidak bisa hilang begitu saja. Hal ini dapat kita lihat dari beberapa contoh kasus gaya
kepemimpinan militeristik SBY yang masih melekat, seperti beberapa kali memarahi menterinya
didepan umum, memarahi para bupati dan walikota seluruh Indonesia yang tidur takalok
ketika SBY sedang berpidato. Selain itu gaya militeristik SBY tergambar dari tindakan-
tindakannya SBY dalam pelaksanaan administrasi negara yang formalitas dan kaku. Ini
merupakan salah satu karakteristik dari gaya kepemimpinan militeriktik yaitu segala sesuatu
bersifat formal. Terlihat dari pelaksanaan pemerintahan SBY yang berjalan dengan prinsip bahwa
segala sesuatunya sesuai dengan peraturan artinya setiap pikiran baru harus bersabar untuk
menunggu sampai peraturannya berubah dulu, terobosan menjadi barang langka.

2. SBY dalam Tipe Karismatik


Karisma adalah hal yang wajib dimiliki oleh seorang pemimpin. Semua pemimpin
sebenarnya dengan gampang bisa mempunyai karisma, tergantung caranya memimpin. Buat
saya, Pak SBY adalah orang yang berkarisma. Kharismanya bukan hanya tebar pesona atau main
yoyo tapi benar-benar diperhitungkan matang.
Terus terang belum ada pemimpin yang berkarisma seperti pak SBY pada saat ini.
Dibandingkan dengan calon-calon presiden yang akan datang, Karisma Pak SBY masih di atas
mereka. Pak SBY jelas memiliki kharisma yang berkarakter. Karakter seorang pemimpin masa
depan yang mampu memimpin rakyatnya dengan baik.
Karisma beliau bukan hanya tebar pesona seperti apa yang pernah disampaikan lawan
politiknya. Karisma yang ada dalam diri beliau adalah karisma yang telah menyatu karena
memiliki kepribadian yang unggul. Unggul dalam segala bidang. Baik bidang ideologi, politik,
ekonomi, budaya, sosial, ataupun pendidikan.

3. SBY dalam Tipe Demokratis


Menurut saya, kepemimpinan SBY juga masuk dalam tipe demokratik mungkin
disebabkan karena tuntutan reformasi, situasi dan kondisi saat ini yang semakin liberal. Dimana
tipe pemimpin dengan gaya ini dalam mengambil keputusan selalu mengajak beberapa
perwakilan bawahan, namun keputusan tetap berada di tangannya. Selain itu pemimpin yang
demokratis berusaha mendengar berbagai pendapat, menghimpun dan menganalisa pendapat-
pendapat tersebut untuk kemudian mengambil keputusan yang tepat. Tidak jarang hal ini
menimbulkan persepsi bahwa SBY seorang yang lambat dalam mengambil keputusan dan tidak
jarang mengurangi tingkat determinasi dalam mengambil keputusan. Pemimpin ini kadang tidak
kokoh ketika melaksanakan keputusan karena beliau kadang goyah memperoleh begitu banyak
masukan dalam proses implementasi kebijakan.
Secara teoritis pemimpin tipe ini bisa menerima kritik, kritik dibalas pula dengan kontra
kritik. Bukan menjadi rahasia lagi bila seringkali kita melihat dan mendengar bagaimana SBY
melakukan kontra kritik terhadap orang-orang yang mengkritiknya. SBY percaya bahwa
kebenaran hanya bisa diperoleh dari wacana publik yang melibatkan sebanyak mungkin elemen
masyarakat. Selain itu tipe pemimpin ini dalam mengambil keputusan berorientasi pada orang,
apresiasi tinggi pada staf dan sumbangan pemikiran dari manapun.
Kesimpulannya adalah bahwa setiap pemimpin tentu mengharapkan sesuatu yang terbaik
untuk masyarakat, bangsa dan negaranya. Begitupun dengan SBY yang mempunyai tipe
kepemimpinan yang lebih dari satu dan tidak hanya seperti yang sudah saya jelaskan diatas tetapi
lebih dari itu, seperti tipe supportif, partisifatif, instrumental dan yang lainnya, kesemuanya itu
disesuaikan dengan situasi, dan perkembangan zaman yang ada. Intinya setiap pemimpin selalu
mengharapkan agar wilayah yang dipimpinnya tersebut dapat tercipta suasana yang aman,
tentram dan damai sesuai dengan tujuan bersama.

C. MODEL KEPEMIMPINAN SBY


Setiap manusia yang dilahirkan di muka bumi pasti akan menjadi pemimpin (leader),
secara sederhana manusia adalah pemimpin pada dirinya sendiri. Bagaimana cara merawat tubuh
supaya sehat, bagaimana cara agar fikiran menjadi tenang, bagaimana supaya mendapatkan
banyak teman, bagaimanapula untuk mengatasi masalah dan lain sebagainya. Pertanyaan ini
merupakan salah satu potret sederhana dari kepemiminan (leadership). Menjadi seorang
pemimpin bisa berawal dari menjadi pemimpin diri sendiri, keluarga, organisasi, komunitas,
sekolah, dan pemerintahan (ekskutif, legislatif dan yudikatif ). Menurut Kartini Kartono
(1994:33) pemimpin adalah seorang pribadi yang memiliki kecakapan dan kelebihan khususnya
kecakapan dan kelebihan disatu bidanya, sehingga dia mampu mempengaruhi orang-orang lain
untuk bersama-sama melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi pencapaian satu atau beberapa
tujuan. Seorang pemimpin harus mempunyai kelebihan (skill) dan target untuk mencapai suatu
tujuan, setiap orang yang menjadi pemimpin mempunyai kelebihan yang berbeda-beda dalam
mempengaruhi orang-orang lain untuk bersama-sama melakukan aktivitas-aktivitas dan
mencapai target yang ingin dicapainya.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai pemimpin Negara Indonesia juga
mempunyai kelebihan dalam memimpin Negara, beliau selalu meyakini bahwa segala apa yang
kita inginkan akan tercapai, yang terpenting kita berusaha (ikhtiar) dan berdoa. Pada saat beliau
menjalankan amanah dari rakyat sebagai Presiden, beliau selalu berusaha untuk melakukan yang
terbaik.
a. Harus Bisa !
Dalam bukunya A. Bakir Ihsan dan Zaenal A. Budiyono Pemimpin Dipuji dan
Dicaci ditulis bahwa pada saat pertengan 2006. Presiden SBY berencana mengunjungi
distrik Yahukimo yang terisolasi di Papua. Beratnya medan membuat daerah ini sulit
berhubungan dengan dunia luar. Presiden dijadwalkan ke Yahukimo untuk memotivasi
rakyat setempat pascabencana, sekaligus mensyukuri panen raya di sana. Namun, tak
mudah mencapain daerah tersebut. Saat itu, cuaca tidak mendukung dan peluang lebih
buruk bisa datang. Presiden memerintahkan stafnya untuk melakukan langkah-langkah
yang diperlukan agar bisa sampai ke lokasi. Sembari menunggu membaiknya cuaca,
akhirnya celah cuaca membaik itu datang juga, walaupun diperkirakan hanya
berlangsung beberapa saat. Berbekal Bismillah dan niat baik untuk mengunjungi rakyat
yang sudah menanti, Presiden memutuskan untuk Go! walaupun saat itu sebagian besar
saran yang masuk mengingatkan akan bahaya perjalanan dengan Helicopter yang akan
terbang redah menyisir bukit. Namun, Presiden SBY tak menyerah. Dengan niat yang
baik dan berserah, semua harus bisa dilaksanakan, demi menemui rakyat Yahukimo yang
membutuhkan dorongan, singkat cerita, perjalanan ekstrem itu dimulai dan kembali
dengan selamat. Dino P Djalal, mantan Juru Bicara luar negeri yang ikut rombongan
tersebut, mengatakan perjalanan ke Yahukimo sebagai dear devil yang mengerikan.
Namun uniknya sepanjang perjalanan yang guncangan tersebut, Presiden SBY tampak
tenang. Keyakinan seperti itulah yang menjadi modal awal SBY dalam setiap mejalankan
amanah rakyat Indonesia, sesuai dengan kaidah Arab (man jadda wajada) barang siapa
yang bersugguh-sungguh, maka akan mendapatkan hasil.

b. Tegas
Sebagian kecil masyarakat menilai dalam pemerintahan SBY tidak tegas dan
lamban dalam mengatasi masalah di Indonesia, padahal sejatinya SBY adalah sosok yang
tegas dan peduli. Contohnya ketika pembekalan konsolidasi pemerintah dengan bupati
dan ketua DPRD kabupaten se-Indonesia di Lemhanas, 2008. Saat melihat ada salah satu
peserta yang mengantuk, Presiden langsung menghentikan pidatonya. kalau mengantuk
keluar saja ... seharusnya Anda merasa berdosa pada rakyat. Sebagai pemimpin, Anda
punya tanggung jawab dan mengemban amanah rakyat. Saat kita bicarakan masalah
rakyat, kok malah tidur.

Harus bisa dan tegas merupakan salah satu model kepemimpinan SBY yang harus
dimiliki oleh pemimpin Negara yang bakal melanjutkan estafet kepemimpinan SBY, karena
kedua model penting tersebut yang dapat mengantarkan citra diri pemimpin Negara di mata
rakyatnya.

D. SYARAT-SYARAT KEPEMIMPINAN SBY


Susilo Bambang Yudhoyono memiliki beberapa sifat kepemimpinan antara lain;
a. Memiliki inteligensi yang tinggi dan pendidikan umum yang luas
b. Bersifat ramah tamah dalam tutur kata, sikap, dan perbuatan
c. Berwibawa dan memiliki daya tarik
d. Sehat jasmaniah maupun rohaniah (fisik maupun mental)
e. Kemampuan analistis
f. Memiliki daya ingat yang kuat
g. Mempunyai kapasitas integrative
h. Keterampilan berkomunikasi
i. Keterampilan mendidik

E. KEPEMIMPINAN SBY DALAM BERBAGAI BIDANG


1. Bidang Ekomoni
Pada pemerintahan SBY kebijakan yang dilakukan adalah mengurangi subsidi Negara
Indonesia, atau menaikkan harga Bahan Bahan Minyak (BBM), kebijakan bantuan langsung
tunai kepada rakyat miskin bantuan tersebut sampai pada tangan rakyat atau masyarakat yang
membutuhkan.
Kondisi perekonomian pada masa pemerintahan SBY mengalami perkembangan yang
sangat baik. Pertumbuhan ekonomi Indonesia tumbuh pesat di tahun 2010 seiring pemulihan
ekonomi dunia pasca krisis global yang terjadi sepanjang 2008 hingga 2009. Bank Indonesia (BI)
memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia dapat mencapai 5,5 - 6 persen pada 2010 dan
meningkat menjadi 6- 6,5 persen pada 2011.
Dengan demikian prospek ekonomi Indonesia akan lebih baik dari perkiraan semula.
Sementara itu, pemulihan ekonomi global berdampak positif terhadap perkembangan sektor
eksternal perekonomian Indonesia. Kinerja ekspor non migas Indonesia yang pada triwulan IV-
2009 mencatat pertumbuhan cukup tinggi yakni mencapaisekitar 17 persen dan masih berlanjut
pada Januari 2010. Salah satu penyebab utama kesuksesan perekonomian Indonesia adalah
efektifnya kebijakan pemerintah yang berfokus pada disiplin fiskal yang tinggi dan pengurangan
utang Negara.Perkembangan yang terjadi dalam lima tahun terakhir membawa perubahan yang
signifikan terhadap persepsi dunia mengenai Indonesia. Namun masalah-masalah besar lain
masih tetap ada sebagai contoh pada pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono dalam
perekonomian Indonesia terdapat masalah dalam kasus Bank Century yang sampai saat ini belum
terselesaikan bahkan sampai mengeluarkan biaya 93 miliar untuk menyelesaikan kasus Bank
Century ini.

2. Bidang Hukum
Masalah penegakan hukum merupakan masalah yang selama ini dianggap paling krusial.
Masalah-masalah hukum yang mulai dihadapi SBY terkait dengan bencana alam maupun
bencana akibat kesalahan manusia yang terjadi pada awal pemerintahannya, mulai bencana
tsunami di Aceh, gempa di Yogyakarta, jatuhnya pesawat Adam Air, sampai lumpur Lapindo di
Sidoarjo dan bencana akibat pembagian BLT (bantuan langsung tunai) sebagai kompensasi BBM
(bahan bakar minyak).
Kemudian juga mulai muncul masalah kedaulatan negara dan hukum internasional yang
terkait dengan kasus intervensi beberapa negara (Amerika Serikat dan Singapura) dalam
pencarian lokasi jatuhnya Adam Air dan kotak hitamnya. Pemerintahan SBY, dapat
membangkitkan semangat dan solidaritas kemanusiaan sampai tingkat internasional untuk
memberikan bantuan bagi para korban bencana, selain penggunaan instrumen hukum untuk
menanggulangi bencana alam melalui Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007. SBY
menunjukkan usaha secara signifikan penanggulangan bencana baik melalui aspek hukum
nasional maupun aspek diplomasi dengan dunia internasional. Kepemimpinan SBY yang selama
ini dikritik sebagai kepemimpinan yang lamban dan lemah juga terlihat dalam beberapa kasus
bertindak gamang dan terkesan mendua, bahkan satu kasus yang sampai saat ini belum
terselesaikan, yaitu kasus pembunuhan Munir, SBY mulai bertindak kritis karena dipengaruhi
oleh kegigihan dari Suciwati, istri almarhum, yang berhasil menarik perhatian kalangan
internasional. Akan tetapi ketidaktegasan pemerintah SBY juga ternyata masih ada, terutama
dalam penyelesaian kasus Soeharto yang sampai saat ini tidak ada perkembangan selanjutnya
bahkan terkesan hilang tertutup oleh kasus-kasus lain. Sedangkan dalam beberapa kasus lainnya
SBY dianggap telah bertindak benar dan konstitusionil, antara lain ketidakhadirannya dalam
sidang interpelasi DPR untuk kasus persetujuan resolusi DK PBB atas nuklir Irak, maupun dalam
memilih Boediono dan meninggalkan koalisi yang telah dibuatnya dengan beberapa partai lain.
Pemberantasan terorisme yang sampai saat ini berlangsung bisa jadi merupakan salah
satu kelebihan pemerintahan SBY yang seolah tidak kenal kompromi terhadap para pelaku
terorisme, hal ini juga didukung oleh latar belakang SBY dari jajaran militer. Pembentukan
pasukan khusus anti terorisme atau Detasemen khusus 88 Anti Terorisme (Densus 88), yang
didasarkan atas Undang-undang Nomor 15 Tahun 2003 tentang Tindak Pidana Terorisme,
merupakan salah satu strategi yang cukup dapat diandalkan dalam rangkamengeliminasi atau
bahkan menghapuskan terorisme dari bumi Indonesia.
Masalah utama yang menjadi tantangan bagi pemerintahan SBY yangsampai saat ini pun
masih dicurigai sebagai bagian dari pemerintahan Soeharto,walaupun sudah sedikit memudar
dengan beberapa tindakan tegas terhadappara pelaku korupsi tanpa tebang pilih, yaitu terkait
kasus Aulia Pohanbesannya. Namun kenyataan bahwa pemerintahan SBY sampai saat ini
punbelum mampu membawa kasus korupsi Soeharto ke pengadilan, jugamenunjukkan bahwa
SBY yang berlatar belakang sama dengan Soeharto, yaitusama-sama mantan Jenderal TNI,
bersuku Jawa, Islam, dan sama-sama dalam kultur Orde Baru, ternyata belum bisa tegas dan
berani. Komitmen terhadap pemberantasankorupsi seharusnya tidak terbatas padakata-kata saja,
akan tetapi harusdiwujudkan dalam tindakan dan perilaku yang benar. Dorongan politik dari
pemerintahan SBY sangat diperlukan untuk mendukung tindakan dari Kepolisian, Kejaksaan,
dan Pengadilan dalam memberantas korupsi, apalagi dengan adanya KPK (Komisi
Pemberantasan Korupsi)yang dibentuk berdasarkan Undang-undangNomor 30 Tahun 2002
tentang KomisiPemberantasan Tindak Pidana Korupsi. KPK saat ini sedang menjadi target, yaitu
munculnya kasus Antasari Azhar, yang kemungkinan sebagai alat perseteruanterhadap KPK yang
sepak terjangnya mampu mengusik dan mendobrak benteng korupsi di lembaga-lembaga Negara
yang ada, baik di Kepolisian, Kejaksaan,Pengadilan, pemerintahan sampai DPR.
Tentu saja hal ini masih memerlukan pembuktian dalam persidangan yang setelah
beberapa bulan masih juga belum bisa digelar, apakah Antasari memang menjadi otak dari kasus
pembunuhan terhadap Nasrudin Zulkarnaen, Direktur PT. Putra Rajawali Banjaran, seperti yang
dituduhkan kepadanya. Korupsi adalah tindak kejahatan yang juga extraordinary, sehingga
pemberantasan korupsi merupakan tanggung jawab dan diperlukankerjasama pihak eksekutif,
legislatif, yudikatif, dan seluruh lembaga negara yang ada.
Ada juga masalah lemahnya diplomasi Indonesia dalam menghadapi persoalan-persoalan
dengan negara lain baik yang menyangkut nasib warga Negara Indonesia di luar negeri, misalnya
TKI (Tenaga Kerja Indonesia) di Malaysia, Hongkong, dan Arab Saudi, atau masalah ancaman
terhadap wilayah NKRI, masalah hubungan Indonesia dengan Negara terdekat seperti Singapura,
Australia, dan Malaysia, serta sikap Indonesia terhadap masalah-masalah Internasional.
Hubungan Indonesia dengan Negara-negara lain, apalagi negara. terdekat atau negara
tetangga, merupakan bagian yang sangat penting dalam rangka eksistensi NKRI di dalam kancah
internasional. Eksistensi NKRI dalam dunia Internasional sangat dipengaruhi oleh kekuatan-
kekuatan internal Indonesia sendiri, karena itu kekuatan diplomasi Indonesia yang ditunjukkan
sekarang pada dasarnya juga menunjukkan kekuatan di dalam Negara Indonesia. Kasus-kasus
yang dialami warga negara di luar negeri ternyata sampai saat ini masih terus terjadi, baik yang
menyangkut tindak pidana kekerasan, pelecehan seksual, penganiayaan sampai pembunuhan,
maupun yang menyangkut masalah ketenagakerjaan. Hal ini merupakan tanggung jawab
pemerintah dalam memberikan perlindungan bagi warga negara Indonesia terutama di luar negeri
dan berkaitan dengan kemampuan diplomasi Indonesia dengan negara lain.
Wujud komitmen Indonesia tersebut dapat dilihat dari berbagai kesepakatan yang telah
dibuat dan tentunya harus ditindaklanjuti dengan tindakan-tindakan yang tegas dan berani dari
pemerintah. Peningkatan daya tawar diplomatik juga harus dilakukan sehubungan dengan makin
banyaknya warga negara Indonesia yang mendapat perlakuan tidak manusiawi di luar negeri
selain tentunya peningkatan kualitas SDM (sumber daya manusia) misalnya dalam kasus TKI di
luar negeri.
Perselisihan antara Indonesia dengan negara tetangga yang menyangkut wilayah negara,
di satu sisi memerlukan penyelesaian secara yuridis, akan tetapi dalam kasus- kasus tertentu
seperti kasus Blok Ambalat, sekiranya lebih diperlukan tindakan diplomatik yang kuat agar
Indonesia dapat lebih melindungi diri dari ancaman dan tantangan dari negara sekitarnya. Untuk
itu kekuatan atau daya tawar Indonesia harus lebih ditingkatkan melalui korps diplomatik yang
kuat dan kompak. Apalagi Indonesia mempunyai potensi yang sangat besar dalam rangka
membentuk dirinya menjadi negara adidaya yang didukung oleh kekuatan alam dan sosial yang
beraneka ragam. Diperlukan peningkatan kekuatan baik fisik maupun non- fisik, antara lain yang
menyangkut peningkatan SDM yang tidak hanya bisa mengirimkan TKI yang berposisi sebagai
PRT (pekerja rumah tangga), juga penambahan anggaran untuk Alusista. Dengan demikian sisi
diplomasi NKRI merupakan bagian yang penting untuk mendapat perhatian lebih dalam rangka
pembangunan pemerintahan SBY di masa 2009-2014 mendatang.

3. Bidang Pendidikan
Pendidikan merupakan hal mendasar. Pendidikanlah yang menentukan kualitas sumber
daya manusia. Kebijakan dalam bidang pendidikan diterapkan oleh kepemimpinan SBY.
Beberapa diantaranya adalah meningkatkan anggaran pendidikan menjadi 20% dari keseluruhan
APBN. Meneruskan dan mengefektifkan program rehabilitasi gedung sekolah yang sudah
dimulai pada periode 2004-2009, sehingga terbangun fasilitas pendidikan yang memadai dan
bermutu dengan memperbaiki dan menambah prasarana fisik sekolah, serta penggunaan
teknologi informatika dalam proses pengajaran yang akan menunjang proses belajar dan
mengajar agar lebih efektif dan berkualitas. Pemanfaatan alokasi anggaran minimal 20 persen
dari APBN untuk memastikan pemantapan pendidikan gratis dan terjangkau untuk pendidikan
dasar 9 tahun dan dilanjutkan secara bertahap pada tingkatan pendidikan lanjutan di tingkat
SMA.
Perbaikan secara fundamental kualitas kurikulum dan penyediaan buku-buku yang
berkualitas agar makin mencerdaskan siswa dan membentuk karakter siswa yang beriman,
berilmu, kreatif, inovatif, jujur, dedikatif, bertanggung jawab, dan suka bekerja keras.
Meneruskan perbaikan kualitas guru, dosen serta peneliti agar menjadi pilar pendidikan yang
mencerdaskan bangsa, mampu menciptakan lingkungan yang inovatif, serta mampu menularkan
kualitas intelektual yang tinggi, bermutu, dan terus berkembang kepada anak didiknya. Selain
program sertifikasi guru untuk menjaga mutu, juga akan ditingkatkan program pendidikan dan
pelatihan bagi para guru termasuk program pendidikan bergelar bagi para guru agar sesuai
dengan bidang pelajaran yang diajarkan dan semakin bermutu dalam memberikan pengajaran
pada siswa. Memperbaiki remunerasi guru dan melanjutkan upaya perbaikan penghasilan kepada
guru, dosen, dan para peneliti. Memperluas penerapan dari kemajuan teknologi informasi dan
komunikasi (TIK) untuk mendukung kinerja penyelenggaraan pembangunan di bidang
pendidikan. Mendorong partisipasi masyarakat (terutama orang tua murid) dalam menciptakan
kebijakan dan penyelenggaraan pendidikan yang bermutu dan sesuai dengan aspirasi dan
tantangan jaman saat ini dan kedepan. Mengurangi kesenjangan dalam akses pendidikan dan
kualitas pendidikan, baik pada keluarga berpenghasilan rendah maupun daerah yang tertinggal.
Pemberiaan program beasiswa serta pelaksanaan dan perluasan Program Keluarga Harapan
(PKH), serta memberikan bantuan tunai kepada rumah tangga miskin dengan syarat mereka
mengirimkan anaknya ke bangku sekolah.

F. KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN KEPEMIMPINAN SBY


Susilo Bambang Yudhoyono dikenal tanggap dalam menyelesaikan perkara atau masalah
yang dihadapi Indonesia salah satunya adalah dengan cara membentuk badan-badan negara yang
bertugas menyelesaikan masalah sesuai bidangnya masing-masing secara lebih spesifik. Sebagai
contohnya adalah beliau:
1. Pembentukan pasukan khusus anti terorisme atau Detasemen khusus 88 Anti Terorisme
(Densus 88), yang didasarkan atas Undang-undang Nomor 15 Tahun 2003 tentang Tindak
Pidana Terorisme. Merupakan salah satu strategi yang cukup dapat diandalkan dalam
rangka mengeliminasi atau bahkan menghapuskan terorisme dari bumi Indonesia.
Pemberantasan terorisme yang sampai saat ini berlangsung bisa jadi merupakan salah
satu kelebihan pemerintahan SBY yang seolah tidak kenal kompromi terhadap para
pelaku terorisme, hal ini juga didukung oleh latar belakang SBY dari jajaran militer.
2. Adanya KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) yang dibentuk berdasarkan Undang-
undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi,
sangat diperlukan untuk mendukung tindakan dari Kepolisian,Kejaksaan, dan Pengadilan
dalam memberantas korupsi. Dimana korupsi ini merupakan masalah utama yang
menjadi tantangan bagi pemerintahan SBY yang sampai saat ini pun masih dicurigai
sebagai bagian dari pemerintahan Soeharto,walaupun sudah sedikit memudar dengan
beberapa tindakan tegas terhadap para pelaku korupsi tanpa tebang pilih, yaitu terkait
kasus Aulia Pohan besannya.

Keberhasilan (Kelebihan) yang Dicapai pada Masa Kepemimpinan SBY


1. Dalam ketahanan dan keamanan, yakni hal korupsi, dapat menyeret sebagian koruptor-
koruptor, baik pejabat pemerintah di daerah maupun di pusat terhadap lembaga legislatif
dan eksekutif telah dilakukan. Perang melawan korupsi dalam kabinet SBY terlihat jelas
dan menggembirakan. Instrumen hukum UU No.31/1999 tentang Korupsi, UU
No.36/2003 Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), dan Instrumen presiden 2005,
tentang Tim Pemberantas Korupsi (Timtas-TIPIKOR) yang memiliki kewenangan luar
biasa. Sebagai satu contoh, Gubernur Aceh, Abdullah Puteh dihukum 10 tahun adalah
bukti komitmen tersebut.
2. Kesungguhan penegakan keamanan dan ketahanan itu, juga bisa terlihat atas keberhasilan
penandatanganan MoU antara pemerintah RI dengan GAM, 15 Agustus 2005 di Helsinki.
Meskipun MoU tidak sederajat dengan Perjanjian Internasional, praktek di lapangan telah
memperlihatkan kedua pihak mematuhinya. Pemusnahan senjata oleh GAM dengan
pengawasan Aceh Mission Monitoring (AMM) terus dilaksanakan. Pemberlakuan
amnesti terhadap tahanan praktek juga telah dilakukan. Ribuan TNI non-organik sebagian
telah dikembalikan dari Aceh ke daerah masing-masing. Akibat penandatanganan MoU
situasi keamanan, kedamaian dan masyarakat Aceh telah pulih. Keberhasilan ini mustahil
dapat dicapai sekiranya kedua belah pihak tidak memiliki komitmen. Telah lama TNI
bercokol di Aceh dan jelas-jelas kebijakan tersebut kontra produktif terhadap nilai-nilai
demokrasi dan HAM secara internasional dan nasional.
3. Masalah politik dan keamanan cukup stabil dan tampak konsolidasi demokrasi dan
keberhasilan pilkada Aceh menjadi catatan prestasi. Namun, potensi demokrasi ini belum
menghasilkan sistem yang pro-rakyat dan mampu memajukan kesejahteraan bangsa
Indonesia.Tetapi malah mengubah arah demokrasi bukan untuk rakyat melainkan untuk
kekuatan kelompok.
4. Harga BBM diturunkan hingga 3 kali (2008-2009), pertama kali sepanjang sejarah.
5. Perekonomian terus tumbuh di atas 6% pada tahun 2007 dan 2008, tertinggi setelah orde
baru
6. Cadangan devisa pada tahun 2008 US$ 51 miliar, tertinggi sepanjang sejarah.
7. Menurunnya Rasio hutang negara terhadap PDB terus turun dari 56% pada tahun 2004
menjadi 34% pada tahun 2008.
8. Pelunasan utang IMF.
9. Terlaksananya program-program pro-rakyat seperti: BLT, BOS, Beasiswa,
JAMKESMAS, PNPM Mandiri, dan KUR tanpa agunan tambahan yang secara otomatis
dapat memperbaiki tinggkat ekonomi rakya
10. Pengangguran terus menurun. 9,9% pada tahun 2004 menjadi 8,5% pada tahun 2008.
11. Menurunnya angka kemiskinan dari 16,7% pada tahun 2004 menjadi 15,4% pada tahun
2008.
12. Pertumbuhan ekonomi Indonesia tumbuh pesat di tahun 2010 seiring pemulihan ekonomi
dunia pasca krisis global yang terjadi sepanjang 2008 hingga 2009.
13. Perekonomian Indonesia mampu bertahan dari ancaman pengaruh krisis ekonomi dan
finansial yang terjadi di zona Eropa.
14. Pengakuan dari UNESCO bahwa batik Indonesia adalah warisan budaya Indonesia.

Kegagalan (Kelemahan) Kepemimpinan SBY


1. Pada masa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono 2004-2009, pemerintah dan DPR
tidak berhasil menetapkan satu pun undang-undang bidang pertahanan nasional.
2. Pertahanan dan keamanan yang terasa masih menjadi nilai raport merah SBY adalah
rendahnya komitmen mereka terhadap penciptaan sistem keamanan masyarakat. Tragedi
Bom Bali II 1 Oktober (jatuh pada hari Kesaktian Pancasila) yang diklaim oleh Wapres
Yusuf Kalla sebagai kecolongan tidak terbantahkan. Sebelumnya juga teror bom di
Tentena Poso di wilayah tentara Sulawesi Tengah bukti kegagalan tersebut. Sementara
Dr. Azhari dan Nurdin Top juga tidak akan tertangkap jika cara kerja aparat penegak
hukum tidak professional.
3. Harga BBM termahal sepanjang sejarah indonesia yaitu mencapai Rp. 6.000.
4. Jumlah utang negara tertinggi sepanjang sejarah yakni mencapi 1667 Triliun pada awal
tahun 2009 atau 1700 triliun per 31 Maret 2009. Inilah pembengkakan utang terbesar
sepanjang sejarah.
5. Tingkat pengeluaran untuk administrasi yang luar biasa tinggi. Mencapai sebesar 15%
pada tahun 2006 .menunjukkan suatu penghamburan yang signifikan atas sumber daya
public.
6. Konsentrasi pembangunan di awal pemerintahannya hanya banyak berpusat di aceh,
karena provinsi aceh telah di porak porandakan oleh bencana alam stunami pada tahun
2004.
7. Masih gagal nya pemerintah menghapuskan angka pengangguran dan kemiskinan di
negeri ini.
8. Bencana alam yang sering terjadi di indonesia membuat para investor asing enggan
berinvestasi dengan alasan tidak aman terhadap ancaman bencana alam.
9. Dianggap belum mampu menyelesaikan masalah bank CENTURY.
10. Kegagalan pemerintah SBY dalam menciptakan rasa aman dan tentram masyarakat tak
terhindarkan melalui pembagian kompensasi BBM sebesar Rp 300.000 KK per bulan
terhadap masyarakat miskin. Kenaikan itu menjadi tidak berarti, mengingat harga bahan
pokok menjadi naik pula. Lagi pula, kenaikan harga BBM sungguh telah memicu
kegelisahan masyarakat. Memang niat memberikan kompensasi BBM terhadap orang-
orang miskin tidak diragukan nilai baik dan manfaatnya. Akan tetapi, upaya untuk
mensejahterakan masyarakat sesuai pasal 33 dan 34 UUD 1945 menjadi tidak kena
sasaran bilaman tidak dipersiapkan secara matang.
11. Reformasi Sektor Pertahanan dan Keamanan selama kurang lebih tujuh tahun di
Indonesia meski mengalami kemajuan yang relative baik, tapi masih membutuhkan kerja-
kerja politik yang serius bagi proses SSR yang lebih baik. Masalah oportunisme elit sipil
dan penolakan dari internal masing-masing lembaga sektor keamanan dan pertahanan
tersebut masih mendominasi permasalahan bagi penguatan negara demnokratis, dan
profesionalisme lembaga-lembaga tersebut. Setidaknya bila kita mengacu pada tiga
kerangka peran, yakni: sektor pertahanan dan keamanan, sektor sosial-politik, dan sektor
ekonomi, dapat dilihat bagaimana perjalanan SSR di Indonesia berjalan tertatih-tatih.
Dari ketiga kerangka peran tersebut, lembaga-lembaga sektor pertahanan dan keamanan
masih masih dilingkupi oleh ketiga kerangka peran tersebut. Artinya masih belum
profesional dalam merumuskan peran masing-masing, meski sudah merevisi doktrin.
Masih ada yang harus dipertegas pada peran dan fungsi dari masing-masing lembaga.
Salah satunya misalnya penempatan TNI dan Polri yang belum pas dalam struktur
pemerintahan. Apakah di bawah atau di dalam Departemen Pertahanan untuk TNI, atau
apakah di bawah Presiden, masuk ke salah satu departemen, atau bahkan menjadi
departemen tersendiri. Ketidak tegasan dan konsistenan inilah yang menyebabkan banyak
sekali cela bagi TNI, Polri, maupun lembaga intelejen melalui perundang-undangan yang
dihasilkan untuk melakukan kerja atau fungsi-fungsi di luar kewajibannya.
12. Penegakan hukum berjalan di tempat. Kasus-kasus besar selalu diakhiri dengan drama
transaksional. Bahkan tebang pilih menjadi gaya penegakan hukum pemerintah di bawah
komando SBY. Kegagalan itu diwakili Kementerian Hukum dan HAM dalam
pembebasan 29 napi koruptor atas nama remisi (HUT RI dan Lebaran).
13. Sektor kelautan juga dinilai masih banyak terjadi pencurian-pencurian sumber daya alam
Indonesia seperti ilegal fishing.
14. Rasa aman dan damai makin jauh di tengah tingginya pelanggaran HAM, kekerasan,
perusakan lingkungan hidup, serta hukum yang tidak berdaulat.
15. Pemerintahan SBY-Boediono gagal melakukan agenda reformasi peradilan militer
melalui Revisi Undang-undang No. 31 Tahun 1997. Pemerintahan SBY tidak memiliki
niatan dan upaya sungguh-sungguh untuk mendorong transparansi dan akuntabilitas di
sector keamanan.
16. SBY dianggap lamban menyikapi kisruh KPK vs Polri. SBY baru mau turun setelah
rakyat mendesak. Selain itu, menurut mereka, kebijakan ekonomi yang dilegitimasi SBY
juga dinilai berpihak pada kepentingan kapital, kebijakan energi nasional
mengesampingkan aspek kemandirian, skandal bailout Bank Century yang tak kunjung
selesai, penegakkan supremasi hukum, serta gagalnya SBY mewujudkan Indonesia
sebagai rumah yang aman bagi masyarakatnya.
17. Pemerintah SBY juga telah gagal melindungi kekayaan rakyat berupa minyak dan gas
bumi, barang tambang maupun yang lainnya tidak banyak dinikmati oleh rakyat, tapi oleh
segelintir orang, termasuk pihak asing melalui regulasi dan kebijakan yang tidak pro
rakyat. Pemerintah SBY juga gagal memberantas korupsi dan mafia hukum. Iironinya
banyak dilakukan oleh para pejabat yang berlangsung makin massif dan sistemik. Sekitar
148 kepala daerah sekarang ini jadi tersangka korupsi, dan diantaranya adalah 17
Gubernur. Kasus korupsi melahirkan korupsi baru melalui mafia hukum yang bisa
mengatur Kepolisian, Kejaksaan, Kehakiman dan pengacara. Itulah yang membuat
banyak kasus korupsi yang tidak terungkap. Kasus skandal Bank Century atau mafia
Perpajakan adalah salah satunya.
18. Dalam hal pelestarian budaya, di masa pemerintahan SBY terlihat jelas kemundurannya.
Terutama dengan banyaknya warisan budaya asli Indonesia yang diklaim oleh pemerintah
negara lain.

Anda mungkin juga menyukai