Disusun oleh
Sem. III/IKM 4
Nama :
Bagas Rizki Prioutomo (0801182298)
Ulfa Khairani (0801182210)
Suci Indah Sari (0801183373)
Rizki Fadhillah NST (0801183447)
Sirmalia Rizki Zulaikha NST (0801181112)
1
KEPEMIMPINAN 7 PRESIDEN INDONESIA
Disusun oleh : Bagas Rizki Prioutomo, Rizki Fadhilah Nst, Sirmalia Rizki
Zulaikha Nst, Suci Indah Sari, Ulfa Khairani.
Abstrak
1
A. Pendahuluan
1. Pengantar
Sebelum indonesia merdeka, rakyat indonesia mengalami nasib
serta kondisi yang buruk. Pada masa ini indonesia dijajah oleh negara
asing yang mampu menaklukkan Indonesia, seperti rakyat Indonesia
dipaksa kerja rodi tanpa digaji sepeser pun, bahkan tidak ada
penghormatan bagi kaum wanita.Sampai pada akhirnya dengan
perjuangan salah seorang pemimpin yaitu presiden nomor satu mampu
untuk memerdekakan Indonesia sampai titik darah penghabisan serta di
bantu dengan perjuangan para tokoh-tokoh yang lain.
Kemudian setelah perjuangan presiden soekarno sudah usai dalam
menjabat sebagai presiden pertama indonesia yang telah memerdekakan
Indonesia, dilanjutkan lagi dari tahun ke tahun Indonesia memilih dan
mendapatkan serang tokoh yang menjadi presiden Indonesia untuk
mempimpin negara Indonesia. Sampai pada akhirnya indonesia telah
memiliki 7 tokoh yang telah menjadi presiden untuk negara Indonesia.
Pada masa jabatan mereka, indonesia mengalami perubahan-perubahan
yang signifikan ataupun kegagalan pada masa mereka menjabat.
2. Latar Belakang
Selama 74 tahun Indonesia merdeka, telah banyak sekali hal-hal
yang terjadi terhadap Indonesia. Perubahan-perubahan yang terjadi
beragam seiring dengan bergantinya presiden dan pemegang
pemerintahan. Gaya pemerintahan yang ada pun beragam, dan
semuanya mempunyai gaya kepemimpinan yang khas dari masing-
masing presiden. Kebijakan-kebijakan mereka pun beragam, dan
semuanya mempunyai tujuan bagi bangsa Indonesia, mulai dari presiden
Soekarno sampai sekarang presiden Joko Widodo, telah banyak
kebijakan-kebijakan yang telah dibuat. Kepribadian setiap presiden yang
berbeda pula juga turut mempengaruhi cara mereka dalam memerintah
bagsa Indonesia.
2
3. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang ada, dapat dirumuskan
permasalahan yang ada yaitu bagaimana gaya kepemimpinan setiap
presiden di Indonesia serta kebijakan-kebijakan khusunya di bidang
kesehatan pada masa kepemimpinan setiap presiden Indonesia.
4. Kerangka Teori
Presiden adalah kepala negara dan kepala pemerintahan. Presiden
merupakan seorang pemimpin yang mempunyai sikap kepemimpinan
dalam menjaga serta mengkoordinir sebuah negara untuk memajukan
bangsa tersebut dari mulai rakyatnya hingga sistem pembangunan
negara. Sebagai orang nomor satu di Indonesia dan kepala pemerintahan,
tentu saja seorang presiden memiliki tugas yang berat dan tanggung
jawab yang besar.
Indonesia telah memiliki 7 tokoh presiden yaitu Soekarno,
Soeharto, BJ Habibie, Abdurrahman Wahid, Megawati Soekarnoputri,
Susilo Bambang Yudhoyono, dan Joko Wiodo yang masing-masing
memiliki gaya kepemimpinan berbeda serta kebijakan-kebijakan mereka
yang telah terealisasikan di dalam negara indonesia khususnya dalm
bidang kesehatan. Gaya kepemimpinan dan kebijakan ketujuh tokoh
tersebut yang berbeda mampu membuat respon rakyat yang berbeda-
beda juga.
3
B. Kepemimpinan Presiden Indonesia
1 . Soekarno
a. Peran dan Gaya Kepemimpinan Soekarno
1Setia Budhi Wilardjo. “Sukarno: Suatu Tinjauan Perspektif Sejarah Dan Perilaku
4
b. Konsep Kesehatan Pada Masa Jabatan Soekarno
Kebijakan kesehatan yang berkaitan dengan peningkatan
kesejahteraan Masyarakat adalah dengan menambah personel kesehatan
baik yang terlibat dalam upaya preventif maupun dalam tindakan kuratif.
Menurut presiden soekarno paling tidak terdapat dua kebijakan
kesejahteraan yang mempunyai dampak besar bagi tingkat kualitas
kesehatan masyarakat pada masa itu. Pertama, menjelang tahun 1960-
an, kebijakan peningkatan kesejahteraan telah didesain dengan
pendekatan yang sinergis untuk sejumlah permasalahan sekaligus.
Maksudnya satu kebijakan mempunyai beberapa sasaran kesejahteraan
sekaligus, misalnya mengenai proyek pembangunan irigasi yang
mempunyai dampak positif baik bagi sektor pertanian maupun dalam
sektor kesehatan masyarakat. Hal tersebut bisa terjadi karena dengan
pembangunan saluran irigasi yang baik di satu sisi akan meningkatkan
produksi pertanian sementara pada satu sisi lainnya dapat mengendalikan
pengembangbiakan larva nyamuk yang menyebabkan penyakit malaria.
Kedua, bahwa solusi kekurangan dana telah dapat diselesaikan
denganpenggunaan teknologi modern pada awal abad ke-20.
Beberapa percobaan yang dilakukan pada masa itu dengan obat-
obatan yang digunakan untuk tanaman dan hama sawah (tikus) secara
tidak langsung telah membantu menjaga kesehatan manusia. Sesudah
perang dunia I, DDT sering digunakan dalam keperluan di atas. Kebijakan
yang mempunyai dampak besar bagi perluasan pelayanan kesehatan
adalah pemberian subsidi kesehatan kepada rumah sakit Hindia Belanda.
Tujuan kebijakan ini agar pelayanan kesehatan tidak hanya dinikmati oleh
golongan tertentu, seperti yang terjadi pada masa-masa sebelumnya,
namun juga dapat dinikmati oleh semua lapisan masyarakat yang
membutuhkan.2
https://media.neliti.com/media/publications/22862-ID-sukarno-suatu-tinjauan-perspektif-
sejarah-dan-perilaku-organisasi.pdf.
2 Setia Budhi Wilardjo. “Sukarno: Suatu Tinjauan Perspektif Sejarah Dan Perilaku
5
2. Soeharto
a. Peran dan Gaya Kepemimpinan
https://media.neliti.com/media/publications/22862-ID-sukarno-suatu-tinjauan-perspektif-
sejarah-dan-perilaku-organisasi.pdf.
3 Widya Noventari. “Kuasa Dibalik Senyum Sang Jendral. Dosen Fakultas Hukum
6
canggung bertanya kepada para menterinya mengenai berbagai
permasalahan teknis pembangunan nasional apabila beliau tidak bisa
memahaminya sendiri secara detail. Soeharto juga tidak segan-segan
untuk membuat catatan rincian berbagai persoalan Bangsa dan Negara.
Pada lima tahun pertama kekuasaanya, Soeharto selalu mencatata
keterangan-keterangan dari para menteri serta pada ahli, termasuk juga
para professor sebagai acuan beliau sebelum mengambil keputusan yang
konkrit.
Selama Presiden Soeharto memimpin dan berkuasa salah satu ciri
dari kepemimpinan Soeharto adalah ketegasanya dalam memimpin
negara ini. Ketegasan sikap kepemimpinan Presiden Soeharto ini
kemudian menjadi sorotan dunia, Bagaimana beliau memimpin Negara
Kesatuan Republik Indonesia yang multiras dan multiagama. Demikian
pula kiprahnya di ajang internasional yang mampu mengatasi berbagai
permasalahan Negara-Negara Berkembang Anggota Gerakan Non-Blok.4
4 Widya Noventari. “Kuasa Dibalik Senyum Sang Jendral. Dosen Fakultas Hukum
Universitas Wisnuwardhana Malang”. Diunduh pada tanggal 27 September 2019. Dari
http://vidya.wisnuwardhana.ac.id/index.php/vidya/article/download/45/46
7
secara gratis. Selain itu program posyandu serta imunisasi juga
dicetuskan pada saat program Repelita I sejalan dengan puskesmas.5
3. BJ. Habibie
a. Peran dan Gaya Kepemimpinan
Gaya kepemimpinan Presiden Habibie adalah gaya kepemimpinan
Dedikatif-Fasilitatif, merupakan sendi dan Kepemimpinan Demokratik.
Pada masa pemerintahan B.J Habibie ini, kebebasan pers dibuka lebar-
lebar sehingga melahirkan demokratisasi yang lebih besar. Pada saat itu
pula peraturan-peraturan perundang-undangan banyak dibuat.
Pertumbuhan ekonomi cukup tinggi dibandingkan tahun-tahun
sebelumnya. Dalam penyelengaraan Negara Habibie pada dasarnya
seorang liberal karena kehidupan dan pendidikan yang lama di dunia
barat. Gaya komunikasi pun penuh spontanitas, meletup-letup, cepat
bereaksi, tanpa mau memikirkan resikonya. Karakteristik ini diilustrasikan
dengan kisah lepasnya Timor-Timur dari Indonesia. Habibie digambarkan
sebagai pribadi yang terbuka. Namun, terkesan mau menang sendiri
dalam berwacana dan alergi terhadap kritik.
B.J. Habibie memerintah mulai tanggal 21 Mei 1998 sampai 21
Oktober 1999. Kebijakan politik yang dibuatnya yaitu pembebasan
tahanan politik dan narapidana politik, kebebasan pers, kebebasan
membentuk partai politik, pelaksanaan pemilu tahun 1999, referendum
Timor-Timur dan mengusut kekayaan Soeharto dan kroni-kroninya. Dalam
menjalankan kebijakan politik tersebut, dampaknya berbagai pelanggaran
HAM muncul, seperti terjadinya tragedi semanggi I dan II yang banyak
memakan korban jiwa, lepasnya Timor-Timur dari Indonesia padahal
sudah banyak pengorbanan danbantuan Indonesia terhadap Timor-Timur
dan juga status hokum mantan Presiden Soeharto belum terselesaikan.6
8
b. Konsep Kesehatan pada Masa Jabatan Presiden Bj.
Habibie
BJ Habibie peduli di bidang kesehatan. Salah satunya mengenai
pentingnya pemberian Air Susu Ibu (ASI) untuk anak. Menurut BJ Habibie,
pemberian ASI merupakan sebuah proses transfer data intelegensi dari
ibuke anak. Selama menyusui, kata Habibie, bayi yang baru lahir perlu
dirangsang sejak awal dengan kasih sayang, ikatan batin, dan pola asuh-
asih-asahterbaik, yaitu melalui proses menyusui. Menyusui sebagai
budaya yang mengantarkan anak manusia tumbuh dan berkembang lebih
baik, kata BJ Habibie.7
9
Gus Dur juga merupakan sosok yang bisa dikatakan sebagai sosok
yang transformasional. Hal ini didasarkan pada perubahan-perubahan
yang diimplementasikan Gus Dur dalam bentuk kebijakan-kebijakan
politik. Kebijakan-kebijakan pada masanya diantaranya Pembubaran
Departemen Penerangan dan Departemen Sosial, Membuka Hubungan
Dagang Dengan Israel, serta Pemisahan TNI-POLRI. 8
5. Megawati
a. Peran dan Gaya Kepemimpinan
Terdapat capaian-capaian yang dilahirkan pada masa
pemerintahan Megawati, yaitu Megawati berhasil mendirikanlembaga
pemberantas korupsi yang dikenal dengan Lembaga KPK (Komisi
Pemberantas Korupsi. Pendirian lembaga KPK ini berdasarkan Undang-
Undang Tahun 2002 Tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi yang diberi amanat melakukan pemberantasan korupsi secara
professional, intensif, dan berkesinambungan.
8
Abu Naim. “Tipologi Kepemimpinan Politik Gus Dur. Institut Agama Islam
Darussalam (Iaida) Banyuwangi”. Diunduh pada Tanggal 29 September 2019. Dari
https://ejournal.iaida.ac.id/index.php/darussalam/article/download/76/71/.
9Ibid.
10
Pada masa jabatannya, Megawati menunjukkan diri sebagai
seorang pemimpin yang berkarismatik. Tidak hanya faktor keturunan
semata, tetapi juga karena kepribadiannya yang teguh dalam berprinsip.
Meskipun tidak pernah belajar ilmu kepemimpinan secara formal,
Megawati banyak belajar dari lingkungan yang membesarkannya. Sebagai
pemimpin, Megawati memiliki visi dan misi yang memperjuangkan 4 pilar
berbangsa dan bernegara, di antaranya: Pancasila 1 juni 1945, UUD
1945, Bhineka Tunggal Ika dan tetap menjaga keutuhan NKRI. Serta 3
pilar Trisakti, yakni berdaulat secara politik, berdikari secara ekonomi, dan
berkepripadian secara budaya.
Gaya kepemimpinan megawati yang anti kekerasan itu tepat sekali
untuk menghadapi situasi bangsa yang sedang memanas. Cukup
demokratis, tapi pribadi Megawati dinilai tertutup dan cepat emosional. Ia
alergi pada kritik. Komunikasinya didominasi oleh keluhan dan uneg-uneg,
nyaris tidak pernah menyentuh visi misi pemerintahannya.10
11
Untuk melindungi seluruh rakyat dalam sistem kesehatan yang
sangat liberal itulah Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dikembangkan.
Tujuan utama dari JKN adalah agar seluruh rakyat dapat hidup sehat
produktif sebagai syarat utama untuk bisa belajar, bekerja dan menikmati
kemerdekaan dalam kesejahteraan.11
11
Hendri Wijaya Junior, Iman Amanda Permatasari. ”Capaian Masa
Pemerintahan Presiden BJ. Habibie dan Megawati di Indonesia . Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta”. Diunduh pada Tanggal 29 September 2019. Dari
http://cakrawalajournal.org/index.php/cakrawala/article/download/274/259.
12Salma Fadhillah, Nur Nisrina, Nila Nurlimah. “Model Kepemimpinan Susilo
Bambang Yudhoyono (SBY) Dalam Bingkai Buku “Harus Bisa, Seni Memimpin Ala SBY”.
Univesitas Islam Bandung”. Diunduh pada Tanggal 28 September 2019. Dari
http://karyailmiah.unisba.ac.id/index.php/Jurnalistik/article/download/7063/pdf.
12
pelaksanaan tugas administrasi publik SBY lebih dominan mengurus
ketatanegaraan sedangkan pelaksanaan dimensi banyak keluar dari mulut
JK.
Kepemimpinan SBY juga masuk dalam tipe demokratis, dimana
tipe pemimpinan dengan gaya ini dalam mengambil keputusan selalu
mengajak bebrapa perwakilan bawahan, namun keputusan tetap barada
ditangannya. Selain itu pemimpin yang demokratis berusaha mendengar
barbagai pendapat, menghimpun dan menganalisa pendapat-pendapat
tersebut untuk kemudian mengambil keputusan yang tepat. Tidak jarang
hal ini menimbulkan persepsi bahwa SBY seorang yang lambat dalam
mengambil keputusan.
Secara teoritis pemimpin tipe ini bisa menerima kritik, kritik dibalas
pula dengan kontra kritik. Bukan menjadi rahasia lagi bila seringkali
melihat dan mendengar bagaimana SBY melakukan kontra kritik terhadap
orang-orang yang mengkritiknya. SBY percaya bahwa kebenaran hanya
bisa diperoleh dari wacana publik yang melibatkan sebanyak mungkin
elemen masyarakat. Selain itu tipe pemimpin ini dalam mengambill
keputusan berorientasi pada orang, apresiasi tinggi pada staff dan
sumbangan pemikiran dimana pun. 13
13
Salma Fadhillah, Nur Nisrina, Nila Nurlimah. “Model Kepemimpinan Susilo
Bambang Yudhoyono (SBY) Dalam Bingkai Buku “Harus Bisa, Seni Memimpin Ala SBY”.
Univesitas Islam Bandung”. Diunduh pada Tanggal 28 September 2019. Dari
http://karyailmiah.unisba.ac.id/index.php/Jurnalistik/article/download/7063/pdf.
13
Jumlah rumah sakit dari 135 unit di tahun 2004, naik menjadi 837
unit pada tahun 2014. Untuk menjangkau masyarakat hingga ke pelosok,
pemerintah membangun puskesmas 5 kali lipat. Pada tahun 1999-2004
ada 355, tapi periode 2004-2014 ada sekitar 2083 puskesmas. Apotik
sebagai tempat untuk mendapatkan obat bagi masyarakat juga terus
tumbuh, dan hingga tahun 2014 sudah mencapai 9510 unit. Tidak hanya
peningkatan dalam bentuk fisik, peningkatan dalam tenaga ahli juga terus
ditingkatkan. Buktinya saja peningkatan jumlah dokter selama 10 tahun
SBY memimpin sangat signifikan. Dari jumlahnya hanya 35.375 orang
menjadi hampir 100 ribu dokter. Peningkatan dokter jika tidak terlepas dari
bagaimana SBY memberikan perhatian kepada dunia pendidikan,
sehingga dokter-dokter baru begitu banyak.
Kesehatan masyarakat tidak terlepas dari bagaimana konsumsi
makanan. Karena Indonesia masih banyak yang miskin, maka pemerintah
memberikan kepastian terhadap asupan makanan untuk masyarakat
dengan pemberian makanan pokok seperti beras. Dana untuk Raskin
mencapai Rp. 115 triliun dalam kurun waktu 2008-2014. Pemerintah juga
meluncurkan BPJS. Konsep dasar dan tujuan diberlakukannya sistem dan
kebijakan BPJS Kesehatan tak lain untuk meningkatan kesejahteraan
rakyat Indonesia. Selain instrument peraturan, pemerintah bersama DPR
juga telah menyepakati alokasi anggaran untuk BPJS Kesehatan tahap
pertama yakni Rp. 19,93 triliun. Dana tersebut akan disalurkan dan
diprioritaskan kepada 86,4 juta masyakat Indonesia yang sangat miskin
dan renta.14
14
Salma Fadhillah, Nur Nisrina, Nila Nurlimah. “Model Kepemimpinan Susilo
Bambang Yudhoyono (SBY) Dalam Bingkai Buku “Harus Bisa, Seni Memimpin Ala SBY”.
Univesitas Islam Bandung”. Diunduh pada Tanggal 28 September 2019. Dari
http://karyailmiah.unisba.ac.id/index.php/Jurnalistik/article/download/7063/pdf.
14
7. Joko Widodo
a. Peran dan Gaya Kepemimpinan
15
Sekar Hapsari. “Gaya Kepemimpinan Presiden Joko Widodo Dalam Perspektif
Sistem Pertahanan Negara Sebagai Upaya Menghadapi Ancaman Asimetrik Abad 21.
15
Gaya kepemimpinann dan komunikasi Jokowi yang sederhana
seharusnya segera ditindaklanjuti dengan kepemimpinan yang mumpuni.
Karena kepemimpinan yang dimiliki Jokowi hari ini mumpuni di dalam
namun tidak dengan di luar. Jokowi selayaknya menunjukkan
kewibawaannya.16
16
C. Gaya Kepemimpinan Yang Tepat Bagi Indonesia Sekarang.
Menurut kami, gaya kepemimpinan yang cocok untuk masa
sekarang ialah gaya kepemimpinan yang menonjolkan sikap pancasila
dan demokratis, karena pada hakikatnya indonesia adalah negara yang
kekuasaannya ada pada rakyat dan berpedoman teguh pada pancasila.
Membuka selebar-lebarnya hak-hak setiap warga negara atas negara
indonesia.
Sikap pancasila dan demokratis ini dapat dijadikan sebagai acuan
terpenting dalam mewujudkan cita-cita indonesia sendiri, seperti
melindungi segenap bangsa indonesia, dan lain sebagainya. Jika negara
ini sudah menonjolkan serta menggalakkan hal tersebut, secara otomatis
rakyat Indonesia pasti akan ikut partisipasi dalam upaya bela negara
dalam segi aspek apapun, sesuai kemampuan setiap warga negara.
Pada dasarnya bela negara bukan hanya tertuju pada peperangan,
akan tetapi bisa menunjukkan pola pikir seseorang dalam melakukan
segala sesuatu, seperti dalam debat antar pikiran remaja di dalam
maupun luar negeri, sehingga negara luar melihat serta mencap indonesia
adalah negara yang maju dengan dipenuhi orang-orang yang cerdas,
dengan begitu mereka berpikir tidak mudah baginya untuk mendoktrin
pikiran rakyat indonesia.
17
D. Kesimpulan
Kepemimpinan serta kekuasaan memiliki keterkaitan yang tak
dapat dipisahkan. Karena untuk menjadi pemimpin bukan hanya
berdasarkan satu sama lainnya tetapi banyak faktor. Pemimpin yang
berhasil hendaknya memiliki beberapa criteria yang tergantung pada
sudut pandang atau pendekatan yang digunakan, apakah itu
kepribadiaannya, keterampilan, bakat, sifat-sifatnya, atau kewenangannya
yang dimiliki yang mana nantinya berpengaruh terhadap teori maupun
gaya kepemimpinan yang akan diterapkan. Pemimpin bukan sekedar
gelar atau jabatan yang diberikan dari luar melainkan sesuatu yang
tumbuh dan berkembang dari dalam diri seseorang. Kepemimpinan lahir
dari proses internal.
18
DAFTAR PUSTAKA
19
20