Anda di halaman 1dari 3

SANG “PENCARI” KALA BENCANA

Bencana alam memang tidak bisa kita lepaskan dari sejarah Indonesia. Selama negara
ibu pertiwi ini berdiri, telah banyak hal terjadi salah satunya adalah bencana alam.
Telah banyak bencana alam yang terjadi di bumi ibu pertiwi ini hingga saat ini, mulai
dari bencana yang kecil, bencana yang tidak merenggut korban jiwa, hingga bencana
yang besar dan merenggut ratusan bahkan ribuan korban jiwa. Saat seringnya
bencana alam terjadi di Indonesia, pasti mulai muncul pertanyaan mengapa negara
kita ini rentan terkena bencana alam?

Bukan tanpa alasan mengapa negara kita ini rentan terkena bencana alam. Letak
negara Indonesia sendiri Secara geologi berada pada ring of fire. Yaitu jalur gunung
berapi yang membentang mengelilingi cekungan pasifik. Jalur ini di tandai dengan
deretan gunungan berapi yang Ada di sumatera hingga jawa dan sulawesi. Selain itu
Indonesia secara geografis Indonesia yang merupakan negara kepulauan dan memiliki
luasan laut yang lebih besar dari pada daratan ini berada pada tiga pertemuan
lempeng yaitu lempeng pasifik, indo-australia dan eurasia. Pergerakan lempeng
inilah yang memicu terjadinya gempa bumi, tsunami dan juga aktivitas gunung api
yang ada di indonesia.

secara gromorfologi atau permukaan bumi Indonesia adalah negara yang memiliki
bentuk lahan yang lengkap. Mulai dari gunung, lereng, sabana, Marine atau wilayah
Pantai. Topografi yang beragam dan alih fungsi lahan akan menjadi salah satu
penyebab dari bencana tanah longsor. Bencana hidrometeorologi seperti banjir Dan
kekeringan di indonesia dipengaruhi oleh perubahan iklim dunia dan kuatnya angin
barat. Selain itu alih fungsi lahan yang kurang tepat juga mendukung dari penyebab
bencana ini. Karena Indonesia adalah negara yang memiliki laut yang luas maka
kelembapan udara menjadi latar belakang terbentuknya cuaca di indonesia.
Kesemua faktor tersebutlah yang membuat negara kita tercinta ini sering mengalami
bencana alam, baik gempa bumi, gunung meletus dan tsunami. Kala bencana tersebut
melanda, maka akan menimbulkan kerugian dan yang paling parah adalah jatuhnya
korban jiwa. Selain itu banyaknya dari korban bencana yang teroisah dari anggta
keluarganya pula turut menjadi sebuah masalah dan menimbulkan kepanikan semakin
bertambah. Untuk mengatasi para korban massal inilah, maka team BNPP dan team
DVI lah yang harus membantu menyelesaikan permasalahan tersebut.

Bagi sebagian orang mungkin masih asing dengan nama tersebut dan tugas mereka
apa. Team BNPP (Badan Nasional Pencarian) dan Pertolongan atau dikenal
dengan BASARNAS, adalah Lembaga Pemerintah Nonkementerian yang bertugas
melaksanakan tugas pemerintahan di bidang pencarian dan pertolongan (Search And
Rescue/SAR). Perubahan nama Badan SAR Nasional (BASARNAS) menjadi Badan
Nasional Pencarian dan Pertolongan berdasarkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor
83 Tahun 2016 tentang Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan yang
ditandatangani presiden Joko Widodo pada tanggal 6 September 2016.

Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan mempunyai tugas pokok melaksanakan


pembinaan, pengkoordinasian, dan pengendalian potensi SAR dalam kegiatan SAR
terhadap orang dan material yang hilang atau dikhawatirkan hilang atau menghadapi
bahaya dalam pelayaran dan/atau penerbangan, serta memberikan bantuan dalam
bencana dan musibah lainnya sesuai dengan peraturan SAR nasional dan
internasional. Secara jelas tugas dan fungsi SAR adalah penanganan
musibah pelayaran dan/atau penerbangan, dan/atau bencana dan/atau musibah lainnya
dalam upaya pencarian dan pertolongan saat terjadinya musibah. Penanganan
terhadap musibah yang dimaksud meliputi 2 hal pokok yaitu pencarian (search) dan
pertolongan (rescue). Dalam melaksanakan tugas penanganan musibah pelayaran dan
penerbangan harus sejalan dengan IMO dan ICAO.
Merekalah yanga akan mencari dan membantu evakuasi dari korban bencana alam
yang terjadi. Tugas mereka berat, dikarenakan harus menghadapi medan yang baru
terkena bencana sekaligus melalukan evakuasi dan pencarian korban lainnya. Korban
jiwa akibat bencana alam mungkin saja tidak dapat di identifikasi lagi secara kasat
mata dikarenakan luka-luka yang dialami. Maka inilah yang menjadi tugas team DVI
untuk mengidentifikasi korban jiwa. DVI adalah suatu prosedur yang telah ditentukan
untuk mengidentifikasi korban (mati) secara ilmiah dalam sebuah insiden atau
bencana masal berbasarkan Protokol INTERPOL. merupakan suatu prosedur yang
sah dan dapat dipertanggungjawabkan hasilnya kepada masyarakat dan hukum.

DVI atau Disaster Victim Identification nama Tim bentukan Polri ini mereka satuan
elit melainkan Tim mereka terdiri orang orang yang perannya sangat diperlukan
untuk melakukan suatu proses indentifikasi Korban bencana. Tim DVI terdiri dari
dokter spesialis forensik, dokter gigi, ahli anthropology (ilmu yang mempelajari
tulang), kepolisian, fotografi, dan ada yang berasal dari masyarakat juga. DVI sangat
diperlukan karena pada banyak kasus identifikasi secara visual tidak dapat diterapkan
karena kondisi korban yang sudah rusak tidak mungkin lagi dikenali.
Dasar Identifikasi dalam DVI yang pertama yaitu dasar primer / primary identifier
dengan menggunakan data dari sidik jari/ fingerprint, hasil pemeriksaan gigi geligi/
dental record dan pemeriksaan DNA. Kemudian dasar sekunder/ secondary identifier
dengan menggunakan data barang kepemilikan/ property dan data medis/ medical.
Setelah diidentifikasi maka korban jiwa dapat di kembalikan kepada keluarganya.

Penulis : Bagas Rizki Prioutomo

Mahasiswa semester 3 Program studi Ilmu Kesehatan Masyarakat

Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Islam Negeri Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai