Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH KOMUNIKASI KEFARMASIAN

“ELEMEN-ELEMEN DAN GAYA KOMUNIKASI”

Disusun oleh :
Elisabeth Octaviany Paty Nai Cekarus
2443018109

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA SURABAYA
2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat
dan anugerah-Nya sehingga saya berhasil menyelesaikan makalah yang berjudul
“Elemen-Elemen dan Gaya Komunikasi” ini.
Meskipun dalam penyusunan makalah ini penulis menemukan sedikit hambatan
dan kesulitan, tetapi karena motivasi dan dorongan dari berbagai pihak makalah ini
dapat terselesaikan.
Penulis menyadari bahwa pada penulisan makalah ini masih banyak terdapat
kekurangan. Oleh karena itu penulis mengharapkan sumbang saran dan kritik dari
semua pihak yang membaca makalah ini yang sifatnya membangun untuk
kesempurnaan makalah ini.
Harapan penulis semoga makalah ini bermanfaat bagi semua pihak yang
membacanya. Tidak lupa penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak atas
dukungannya sehingga terwujudnya makalah ini.

Surabaya, Juli 2019

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................i


DAFTAR ISI.......................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang........................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan....................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.
2.1 Elemen- Elemen Komunikasi ..................................................3
2.2 Gaya Komunikasi..................................................................3

BAB III PENUTUP


4.1 Kesimpulan...........................................................................15
4.2 Saran.....................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................16
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


lmu komunikasi, seperti juga antropologi atau sosiologi, adalah disiplin
ilmu deskriptif. Dalam sejarah pertumbuhannya, ilmu komunikasi
berawal sejak retorika terlahir sebagai pengetahuan dan seni berbicara
secara lisan, tatap muka dalam konteks publik (Effendy,
2000). Ilmu dan seni dalam menyampaikan pesan ini kemudian
berkembang bukan saja dalam tataran tatap muka dengan publik,
tapi juga melalui media massa. Di Eropa, ia berkembang menjadi
publizistikwissenschaft atau publisitik, sedangkan di Amerikaia
lebih dikenal sebagai communication science atau ilmu
komunikasi.
Komunikasi, sebagai kata yang abstrak, pada dasarnya sulit
didefinisikan.
Komunikasi memiliki sejumlah arti. Para pakar telah
membuatbanyak upaya untuk mendefinisikan komunikasi. Namun,
menetapkan satu definisi tunggal terbukti tidak mungkin dan tidak
berguna, utamanya melihat pada berbagai ide yang dibawa dalam
istilah itu. Definisi mana yang kita pilih, tergantung kegunaannya,
dalam hal apa definisi itu kita perlukan

Komunikasi sangatlah penting terutama di lingkup kefarmasian. Misalnya;


komunikasi antar pasien dan apoteker, apoteker dan dokter, atau bahkan seorang
apoteker dengan sejumlah profesi yang lain.
Dengan adanya komunikasi yang baik dan efisien, informasi yang akan
disampaikan pada seseorang tak sia-sia atau dalam artian lain informasi itu sampai pada
sesuatu yang dikehendaki. Hal ini penting untuk diperhatikan, karena
akan berpengaruh pada tercapai tujuan dari apa yang hendak disampaikan.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa saja elemen-elemen dari komunikasi?
2. Apa saja macam-macam gaya dalam komunikasi?
1.3. Tujuan Penulisan
1. Untuk memenuhi tugas Komunikasi Kefarmasian
2. Untuk mengetahui elemen-elemen dari komunikasi
3. Untuk mengetahui macam-macam gaya dalam berkomunikasi

BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Elemen-Elemen Komunikasi


Secara linear proses komunikasi sedikitnya melibatkan empat elemen
atau komponen sbb:
1. Sumber/pengirim pesan/ komunikator, yakni seseorang atau sekelompok
orang atau suatu organisasi/institusi yang mengambil inisiatif
menyampaiakan pesan
2. Pesan, berupa lambang atau tanda seperti kata-kata tertulis atau
secara lisan, gambar, angka, gestura (gerakan).
3. Saluran, yakni sesuatu yang dipakai sebagai alat penyampaian/
pengiriman pesan (misalnya telepon, radio, surat, surat kabar,
majalah, TV, gelombang udara dalam konteks komunikasi antar pribadi
secara tatap muka)
4. Penerima/komunikan, yakni seseorang atau sekelompok orang
atau organisasi/ institusi yang dijadikan sasaran penerima pesan.

Di samping keempat elemen tersebut di atas (lazim disebut sebagai model


S-M-C-R atau Source-Message-Channel-Receiver) ada 3 (tiga) elemen
atau faktor lainnya yang juga penting dalam proses komunikasi,
yakni :
1. Efek/akibat/ dampak/ hasil yang terjadi pada pihak penerima/
komunikan
2. Umpan balik/ feedback, yakni tanggapan balik dari pihak
penerima/ komunikan atas pesan yang diterima.
3. Gangguan /noise, yakni faktor-faktor fisik atau psikologis
yang dapat mengganggu atau menghambat kelancaran proses
komunikasi.
Secara sederhana proses komunikasi dapat digambarkan sebagai
berikut :

Keterangan :
Source : Sumber pengirim pesan
Encoding : Membentuk kode-kode pesan
Decoding : Memecahkan/membaca kode-kode pesan
Interpreting : Menginterpretasikan kode pesan
Messages : Pesan
Channel : Saluran
Receiver : Penerima pesan
Feedback : Umpan balik
Adapun elemen-elemen lain dari proses komunikasi, yaitu
1. Kommunikasi Verbal
Komunikasi verbal adalah komunikasi yang menggunakan kata-kata, baik itu secara
lisan maupun tulisan. Komunikasi verbal paling banyak dipakai dalam hubungan
antar manusia, untuk mengungkapkan perasaan, emosi, pemikiran, gagasan, fakta,
data, dan informasi serta menjelaskannya, saling bertukar perasaan dan pemikiran,
saling berdebat, dan bertengkar.
Unsur penting dalam komunikasi verbal, dapat berupa kata dan bahasa.
Jenis komunikasi verbal ada beberapa macam, yaitu:
 Berbicara dan menulis
Berbicara adalah komunikasi verbal vocal, sedangkan menulis adalah komunikasi
verbal non vocal. Presentasi dalam rapat adalah contoh dari komunikasi verbal vocal.
Surat menyurat adalah contoh dari komunikasi verbal non vocal.
 Mendengarkan dan membaca
 Mendengar dan mendengarkan adalah dua hal yang berbeda. Mendengar
mengandung arti hanya mengambil getaran bunyi, sedangkan mendengarkan
adalah mengambil makna dari apa yang didengar. Mendengarkan melibatkan
unsur mendengar, memperhatikan, memahami dan mengingat. Membaca adalah
satu cara untuk mendapatkan informasi dari sesuatu yang ditulis.

2. Komunikasi non verbal


Komunikasi nonverbal disebut isyarat atau bahasa diam (silent language). Melalui
komunikasi nonverbal kita bisa mengetahui suasana emosional seseorang, apakah ia
sedang bahagia, marah, bingung, atau sedih. Kesan awal kita mengenal seseorang
sering didasarkan pada perilaku nonverbalnya, yang mendorong kita untuk mengenal
lebih jauh. Komunikasi nonverbal adalah semua isyarat yang bukan kata-kata.
Pesan-pesan nonverbal sangat berpengaruh terhadap komunikasi. Pesan atau
simbol-simbol nonverbal sangat sulit untuk ditafsirkan dari pada simbol verbal.
Bahasa verbal sealur dengan bahasa nonverbal, contoh ketika kita mengatakan “ya”
pasti kepala kita mengangguk. Komunikasi nonverbal lebih jujur mengungkapkan hal
yang mau diungkapkan karena spontan.

Jenis Komunikasi Non


verbal Komunikasi nonverbal memiliki beberapa jenis yaitu:
1. Sentuhan (haptic)
Sentuhan atau tactile message, merupakan pesan nonverbal nonvisual dan nonvokal.
Alat penerima sentuhan adalah kulit, yang mampu menerima dan membedakan
berbagai emosi yang disampaikan orang melalui sentuhan. Alma I Smith, seorang
peneliti
2. Komunikasi Objek
Penggunaan komunikasi objek yang paling sering adalah penggunaan pakaian. Orang
sering dinilai dari jenis pakaian yang digunakannya, walaupun ini termasuk bentuk
penilaian terhadap seseorang hanya berdasarkan persepsi.
3. Kronemik Chronomics refers to how we perceive and use time to define identities
and interactions.(Wood.2007).[13] Kronemik merupakan bagaimana komunikasi
nonverbal yang dilakukan ketika menggunakan waktu, yang berkaitan dengan peranan
budaya dalam konteks tertentu.
4. Gerakan Tubuh (Kinestetik) Gerakan tubuh biasanya digunakan untuk
menggantikan suatu kata atau frasa. Beberapa bentuk dari kinestetik yaitu: n.
Biasanya dilakukan secara sengaja.
5. Proxemik
Proxemik adalah bahasa ruang, yaitu jarak yang gunakan ketika berkomunikasi
dengan orang lain, termasuk juga tempat atau lokasi posisi berada. Pengaturan jarak
menentukan seberapa dekat tingkat keakraban seseorang dengan orang lain. jarak
mampu mengartikan suatu hubungan.
Richard West dan Lynn H. Turner pada Introducing Communication theory (2007)
membagi zona proksemik pada berbagai macam pembagian, yaitu :
a. Jarak intim, jaraknya dari 0 – 45 cm. (Fase dekat 0-15 cm, Fase Jauh 15-45 cm),
jarak ini dianggap terlalu dekat sehingga tidak dilakukan di depan umum
b. Jarak personal, jaraknya 45-120 cm . (Fase dekat 45 -75 cm yang bisa disentuh
dengan uluran tangan; Fase jauh 75 - 120 cm yang bisa disentuh dengan dua uluran
tangan. Jarak ini menentukan batas kendali fisik atas orang lain, yg bisa dilihat rambut,
pakaian, gigi, muka. Bila ruang pribadi ini diganggu, kita sering merasa tidak
nyaman.
c. Jarak sosial, jaraknya 120 – 360 cm
d. Jarak publik, lebih dari 360-750 cm .

6. Lingkungan
Lingkungan juga dapat digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan tertentu.
Diantaranya adalah penggunaan ruang, jarak, temperatur, penerangan, dan warna.
7. Vokalik
Vokalik atau paralanguage adalah unsur nonverbal dalam sebuah ucapan, yaitu cara
berbicara. Misalnya adalah nada bicara, nada suara, keras atau lemahnya suara,
kecepatan berbicara, kualitas suara, intonasi, dan lain-lain.
Gaya Komunikasi
1. The Communication Style Matrix
Ada banyak model berbeda yang menggambarkan cara kita berkomunikasi. Tapi satu
yang sangat berguna Model ini didasarkan pada karya Dr. Eileen Russo. Matriksnya
ditampilkan pada Gambar di bawah ini. Matriks menunjukkan bahwa ada dua dimensi
berbeda dalam gaya komunikasi: tingkat ekspresif dan level ketegasan.

Setiap kuadran dalam Gambar di atas mewakili gaya komunikasi yang berbeda. Orang
bisa jatuh di mana saja di dalam setiap kuadran, menjadi lebih seragam satu gaya di
atas yang lain saat mereka bergerak lebih jauh dari pusat. Perhatikan bahwa gaya
komunikasi yang lebih tegas cenderung 'memberi tahu' orang lain apa yang harus
dilakukan. Semakin tidak asertif gaya komunikasi cenderung 'bertanya' kepada orang
lain apa yang harus dilakukan. Komunikasi yang lebih ekspresif gaya cenderung
menunjukkan emosi mereka di wajah, ucapan, dan nada mereka. Gaya yang kurang
ekspresif juga tidak mengekspresikan emosi mereka atau akan bekerja untuk
menyembunyikannya.

2. Direct Communication Style


Seperti yang ditunjukkan dalam matriks gaya komunikasi, orang dengan gaya
komunikasi langsung sangat tinggi tegas dan tidak ekspresif. Mereka cenderung
memberi tahu orang lain apa yang harus dilakukan daripada bertanya kepada orang
lain apa yang mereka pikirkan harus dilakukan, dan mereka tidak akan dengan mudah
menunjukkan emosi dalam komunikasi mereka dengan orang lain. Gaya komunikasi
mereka dimaksudkan untuk menjadi bijaksana, meskipun orang lain mungkin tidak
selalu melihatnya seperti itu.

Komunikator langsung akan mencoba memberi tahu Anda sesedikit mungkin sebelum
beralih ke topik berikutnya - tidak karena mereka berusaha mengelak, tetapi karena
mereka berusaha menghemat waktu. Mereka tidak akan selalu berhenti untuk
dengarkan orang lain, bahkan jika orang lain memiliki sesuatu yang berharga untuk
disumbangkan. Mereka mungkin tampak tidak sabar dan kadang-kadang sombong,
tetapi itu tidak dimaksudkan untuk menjadi pribadi. Mereka berusaha untuk fokus
pada hasil daripada emosi. Mereka akan berbicara dalam pikiran mereka, bahkan jika
itu bisa mengesampingkan orang lain. Jangan berharap mereka berbicara tentang
kehidupan pribadi mereka - mereka suka memisahkan masalah bisnis dan pribadi.
Mereka tidak mundur dari konflik, dan kadang-kadang dapat dilihat sebagai lebih
agresif daripada tegas dalam cara mereka ungkapkan pendapat mereka.
Kiat untuk Berkomunikasi jika Anda Memiliki Direct Communication Style
Berusaha mendengarkan sepenuhnya orang lain dan menghindari gangguan
Berikan waktu untuk 'mengobrol' di awal rapat
Mengakui bahwa orang lain mungkin merasa perlu untuk mengekspresikan emosi
mereka tentang topik
Mengakui bahwa brainstorming dapat membantu dan bukan hanya 'pemborosan
waktu
Cobalah untuk mengomunikasikan harapan Anda tentang bagaimana rapat akan
berlangsung - lamanya waktu, topik yang dibahas dibahas, dan hasil yang diharapkan
- sebelum rapat terjadi
Luangkan waktu untuk menunjukkan penghargaan Anda atas kontribusi orang lain
Jangan menggunakan email untuk topik sensitif atau rumit
Berikan waktu dalam jadwal Anda untuk pertanyaan dan umpan balik

Kiat untuk Berkomunikasi dengan seseorang yang memiliki Direct communication


style
Tanyakan apakah mereka punya waktu untuk berbicara sebelum masuk
Dapatkan langsung ke intinya - jangan membosankan mereka dengan banyak
informasi latar belakang
Batasi ‘mengobrol’ atau percakapan yang di luar topik
Gunakan kalimat pendek dan langsung
Meminta ajakan untuk bertindak atau membuat permintaan khusus
Jangan berbicara secara abstrak
Hanya berjanji apa yang Anda yakin bisa Anda berikan
Jangan memberi atau meminta informasi tentang masalah pribadi kecuali mereka
yang memulai
Jangan banyak omong kosong- berbicara dengan jelas Gambar 11: Kiat untuk
Berkomunikasi dengan Orang yang Memiliki Gaya Komunikasi Langsung

3. Spirited Communication Style


Orang-orang dengan gaya komunikasi yang bersemangat sangat tertarik pada
‘gambaran besar’. Mereka adalah pemimpi, penemu, dan inovator dalam grup.
Komunikasi mereka mungkin penuh dengan ide-ide besar dan hiperbola yang
cenderung sangat persuasif kepada orang lain pada awalnya

Namun, mereka tidak selalu pandai mendiskusikan detail atau langkah-langkah tepat
dalam proses. Mereka akan cenderung untuk singgung menyinggung dalam
percakapan mereka, dan suka menyisipkan anekdot ke dalam dialog mereka di Untuk
menunjukkan atau mengantar pulang poin. Menjaga agenda terkadang merupakan
tantangan bagi mereka yang memiliki gaya komunikasi yang bersemangat sejak
keduanya manajemen waktu dan tetap fokus adalah tantangan untuk grup ini. Tulisan
mereka atau komunikasi verbal mungkin cenderung ke arah yang
dramatis. Meskipun mereka bsa sngat mnghibur, membuat mereka untuk
berkomunikasi dengan jelas pada topik- topik yg spesifik mungkin membutuhkan
bantuan org lain untuk membimbing mereka melalui sebuah percakapan dan menjaga
mereka agar tetap pada pkok pmbhasan .

Kiat untuk Berkomunikasi jika Anda Memiliki Spirited Communication Style


Ketika mempertimbangkan ide-ide baru untuk dibagikan, pertimbangkan juga
apakah Anda memiliki saran tentang caranya untuk mewujudkan ide-ide itu
Menghargai agenda yang disepakati dan batas waktu ketika dalam pertemuan
Cobalah untuk membatasi berbagi anekdot pribadi Anda yang membuat kelompok
keluar dari topik Pastikan Anda mengizinkan orang lain untuk menyumbangkan ide
dan saran mereka - dan bahwa Anda mendengarkan Pastikan setiap permintaan
yang Anda buat jelas dan bahwa Anda menyampaikan alasan untuk meminta
Komunikasikan penghargaan Anda untuk pekerjaan dan masukan orang lain
Kiat untuk Berkomunikasi dengan Orang-Orang yang Memiliki Spirited
Communication Style
Gunakan agenda dengan batas waktu yang tercantum untuk setiap topik Pujilah
mereka di depan orang lain Belajarlah untuk mengarahkan kembali pembicaraan
dengan lembut ke topik yang ada Memahami bahwa mereka mungkin
melebih-lebihkan Tantang mereka untuk memecah ideas gagasan besar ’mereka
menjadi hasil dan langkah spesifik Menegaskan kembali dengan mereka apa yang
telah mereka setujui untuk lakukan Gunakan daftar periksa atau pengingat tertulis
lainnya sebagai cara untuk membantu mengomunikasikan apa yang perlu dilakukan
Gambar

4. Systematic Communication Style


Mereka yang memiliki gaya komunikasi sistematis lebih suka berfokus pada fakta dan
detail daripada pendapat dan kemungkinan. Diharapkan untuk menggunakan dan
menghargai logika ketika Anda berkomunikasi dengan sistematis. Mereka akan lebih
menghargai fakta dan analisis daripada sebuah idbfambaran besar yang belum terbukti
bermanfaat. Mereka mungkin lebih lambat menanggapi komunikasi Anda, karena
mereka mungkin menganalisis situasi dan membangun respons yang logis dan
dipikirkan dengan matang. Bagan, grafik, dan tren adalah alat yang berguna untuk
berkomunikasi dengan sistematis juga. Mereka yang memiliki gaya komunikasi
sistematis tidak nyaman dengan mengungkapkan perasaan mereka hal-hal dan tidak
suka konflik. Mereka mungkin cenderung mematikan komunikasi daripada berurusan
dengan situasi emosional atau konfrontatif. Jika Anda memberi mereka arahan, Anda
harus sangat teliti dan tepat dalam menyampaikannya. Semakin banyak informasi
yang Anda berikan, semakin bahagia mereka - asalkan informasinya relevan untuk
diskusi saat ini atau informasi latar belakang yang relevan. Gambar 14 dan 15
memberi Anda kiat berkomunikasi jika Anda memiliki gaya komunikasi yang
sistematis atau jika Anda berbicara dengan seseorang dengan gaya komunikasi yang
sistematis.

Kiat untuk Berkomunikasi jika Anda Memiliki Systematic Communication Style


Mengakui bahwa tidak semua orang mengikuti proses pemikiran linear dan
pengambilan keputusan Sadarilah bahwa untuk hubungan kerja yang baik,
pertimbangan untuk perasaan orang lain adalah penting Belajarlah untuk
mengajukan pertanyaan yang memenuhi syarat yang akan membantu Anda
mendapatkan informasi yang Anda butuhkan Ajukan pertanyaan kepada orang lain
tentang diri mereka sendiri jika Anda ingin membangun hubungan baik Pastikan
Anda memahami ruang lingkup proyek sehingga Anda tidak membuang waktu
mengumpulkan informasi yang tidak akan dibutuhkan Jika kamu meminta waktu
lebih untuk menganalisis, harus bisa untuk menjelaskan manfaat dari informasi
yang kamu berikan
Gambar 14: Kiat-kiat untuk Berkomunikasi jika Anda Memiliki Gaya Komunikasi
yang Sistematis Kiat untuk Berkomunikasi dengan Orang dengan Gaya Komunikasi
yang Sistematis Fokus pada fakta-fakta situasi dan bukan pada pendapat individu
Berbicara dengan presisi dan akurasi daripada generalisasi Terorganisir, tepat
waktu, dan pada topik ketika Anda berkomunikasi dengan mereka Berikan alasan
logis untuk tindakan Anda dan untuk apa yang Anda minta dari mereka Beri
mereka waktu untuk penelitian dan analisis sebelum pengambilan keputusan
Hindari topik pribadi kecuali mereka membuka percakapan Gambar 15: Kiat untuk
Berkomunikasi dengan Orang yang Memiliki Gaya Komunikasi yang Sistematis

DAFTAR PUSTAKA
1. Budi, Rayudaswati.2010. Pengantar Ilmu Komunikasi. Makassar : Kretakupa.
2. Ebook Effective Communication Skills Karangan MTD Training

Anda mungkin juga menyukai