Anda di halaman 1dari 4

Bentuk Proses Perseptual Komunikasi

proses komukiasi secara historis telah dijelaskan dalam model saluran (conduit).
Model tradisional ini menggambarkan komunikasi seperti pipa saluran dimana informasi dan
makna ditransfer dari orang ke orang. Nmaun akhir-akhir ini para sarjana komunikasi
mencela model saluran karena menjadi dasar asumsi yang tidak realistis. Sebagai contoh,
model saluran mengasumsikan komunikasi mentransfer makna yang diharapkan dari orang ke
orang. Jika asumsi ini benar, kesalahan komunikasi tidak akan pernah terjadi dan orang tidak
perlu merasa khawatir akan jadi salah pengertian. Kita dapat dengan mudah mengatakan atau
menulis apa yang kita inginkan dan mengasumsikan para pendengar atau pembaca dapat
mengerti dengan benar apa yang kita sampaikan.

Seperti yang kita semua tahu, komunikasi tidak semudah atau sejelas itu.Komunikasi
penuh dengan salah komunikasi. Untuk mengakui hal ini, para peneliti mulai meguji
komunikasi sebagai bentuk dari proses informasi soaial, dimana penerima mengartikan suatu
suatu pesan dengan cara memproses informasi tersebut secara kognitif. Pendapat ini
membawa ke perkembangan model komunikasi perseptual (perceptual model of
communication) yang menyatakan bahwa komunikasi adalah proses dimana penerima
menciptakan makna sendiri dalam benak mereka. Marilah kita menguji secara singkat
elemen-elemen dari proses model perseptual.

1. Pengirim
adalah individu, kelompok, atau organisasi yang ingin atau berusaha untuk
berkomunikasi dengan penerima tertentu. Penerima dapat berupa individu, kelompok,
atau organisasi.
2. Pengkodean
Komunikasi dimulai saat pengirim mengkodekan suatu gagasan atau pikiran.
Enconding menerjemahkan pemikiran batin ke dalam kode atau bahasa yang dapat
dipahami oleh yang lain. Para manajer biasanya melakukan enconding dengan
menggunkaan kata-kata, angka, gerak isyarat, petunjuk nonverbal seperti ekspresi
wajah, atau gambar. Lebih dari itu, metode yang berada dalam enconding dapat
digunakan untuk menggambarkan ide-ide yang serupa.
3. Pesan
Hasil dari enconding adalah pesan. Ada dua pokok bahasan penting yang
harus tetap diingat mengenai pesan. Pertama, pesan berisi lebih dari apa yang dapat
dilihat dengan mata. Pesan dapat berisi agenda yang tersembunyi, alat picu yang
efektif, atau reaksi yang emosional.
4. Memilih Media
Menejer dapat berkomunikasi melalui beragam media. Media yang potensial
termasuk percakapan tatap muka langsung, panggilan telepon, e-mail, pesan suara,
konferensi video, menulis memo atau surat, foto atau gambar, rapat, papan. Semua
media mempunyai keuntungan dan kerugian. Sebagi contoh, percakapan tatap muka
langsung, berguna untuk mengkomunikasikan suatu pesan yang sifatnya sensitif atau
penting dan yang membutuhkan umpan balik interaksi yang intensif. Telepon adalah
media yang tepat, cepat, dan pribadi., tapi minim informasi nonverbal. Meskipun
menulis memo atau surat menghabiskan waktu, media ini sangat bagus jika kita
mengalami kesulitan untuk bertemu dengan orang lain, terutama jika formalitas dan
catatan tertulis merupakan hal yang penting, dan ketika interaksi tatap muka tidal
terlalu dibutuhkan untuk mendapatkan pemahaman.
5. Pengurain Kode
Decoding atau encoding versi penerima ketika membaca kode. Decoding
meliputi penerjemahan pesan verbal, oral, atau aspek visualdari pesan ke dalam
bentuk yang dapat diartikan. Penerima mengandalkan proses informasi sosial untuk
menentukan makna suatu pesan selama pengkodean. Decoding adalah penyumbang
kunci timbunya salah pengertian komunikasi antattas, dan antar budaya karena
pengkodean oleh penerima merupakan subjek dari nilai-nilai sosial dan nilai-nilai
budaya yang mungkin tidak dimengerti oleh pengirim.
6. Menciptakan Makna
Kebalikan dati asumsi model saluran di mana makna diterjemahkan secara
langsung dari pengirim kepada penerima, model perseptual berdasar pada
kepercayaan di mana penerima menciptakan makna psan dalam benaknya. Interpretasi
penerima terhadap pesan sering kali berbeda dengan apa yang diharapkan oleh
pengirim. Sebagai balasan, penerima bertindak menurut interpretasi mereka sendiri,
bukan interpretasi dari komunikator. Ahli komunikasi menyimpulkan hal berikut
setelah mempertimbangkan elemen-elemen ini dalam proses komunikasi: Salah
komunikais (miscommunication) dan komunikasi yang salah maksud (unintentional
communication) diharapkan terjadi, karena semua ini adalah bagian dari norma. Para
manajer dianjurkan untuk mengandalkan komunikasi yang berlebihan (redundancy)
untuk mengurangi salah maksud. Hal ini bisa dilakukan dengan mengirimkan pesan
melalui berbagai media. Sebagai contoh, manajer produksi dapat melanjutkan
percakapan telepon mengenai perubahan jadwal yang penting dengan menuliskan
memo.
7. Umpan Balik
Respon penerima terhadap pesan adalah kesulitan yang muncul dalam lingkar
umoan balik komunikasi. Pada titik ini, penerima menjadi pengirim. Secra khusus,
penerima mengkode respons dan kemudian mengirimkannnya pada pengirim awal.
Kemudian pesan yang baru ini akan dibaca dan diinterpretasikan. Seperti yang dapat
anda lihat dalam pembahasan ini, umpan balik digunakan sebagai pemeriksaan yang
menyeluruh. Umpan balik ini memberi masukan bagi pengirim sejauh mana pesan
mereka dapat dipahami.
8. Gangguan (noise)
Gangguan mewakili apa pun yang berhubungan dengan pengirim dan
pemahaman pesan. Ia dapat memengaruhi hubungan dalam proses komunikasi.
Faktor-faktor yang termasuk dalam noise meliputi; kemampuan bicara yang kurang,
hubungan telepon yang lemah, tulisan tangan yang tidak terbaca, statistik yang tidak
akurat dalam memo atau laporan, pendengaran dan penglihtaan yang kutang, dan
jarak fisik antara pengirim dan penerima.
Dikirimkan Penerima
Pengkodean Pesan melalui menguraikan
medium kode

Pengirim Penerima
Gangguan
menciptakan
(noise)
makna

Sumber Dikirimkan
menguraikan melalui Pesan Pengkodean
kode medium

Anda mungkin juga menyukai