Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

DELIVERY YOUR MESSAGE


Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Komunikasi Bisnis
Dosen Pengampu : Kus Irawan Prabowo, M.Pd.

Disusun oleh kelompok 4 :


Rafli Ardiansyah 1860405222147
Maimanatul 1860405222159
Andika Yhuda Pratama 1860405222158
Naswa Safa Nabila 1860405223168

KELAS 4A
PROGRAM STUDI MANAJEMEN BISNIS SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UIN SAYYID ALI RAHMATULLAH TULUNGAGUNG
MARET 2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat,
taufik dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang
introduction to business management dengan baik. Sholawat serta salam semoga
tetap terlimpahkan kepada Nabi besar Muhammad SAW yang telah membawa
zaman kegelapan menuju zaman yang terang benderang yakni agama Islam. Atas
terselesaikannya makalah ini ucapan terima kasih tidak lupa kami sampaikan
kepada:

1. Prof. Dr. H. Abd. Azis, M.Pd.I. selaku Rektor Universitas Islam Negeri
Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung
2. Dr. Chusnul Chotimah, M.Ag. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam UIN SATU Tulungagung
3. Muhammad Aswad, S.Ag., M.A. selaku Kajur Bisnis dan Manajemen UIN
SATU Tulungagung
4. Citra Mulya Sari, S.E.Sy., M.E. selaku koordinator Prodi Manajemen Bisnis
Syariah UIN SATU Tulungagung
5. Bapak Kus Irawan Prabowo M.Pd. selaku Dosen Pengampu mata kuliah
Komunikasi Bisnis yang telah memberikan arahan dalam penyelesaian
makalah ini
6. Seluruh teman-teman kelas 4A prodi Manajemen Bisnis Syariah yang telah
ikut andil dalam kelancaran penulisan makalah ini.

Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat dalam rangka menambah


wawasan bagi penyusun dan bagi pembaca. Untuk itu, kami berharap adanya kritik,
saran dan usulan demi perbaikan dan pengembangan makalah ini. Semoga makalah
ini dapat dipahami dan bermanfaat bagi penyusun maupun pembaca pada
umumnya.

Tulungagung, Maret 2024

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................... II


DAFTAR ISI ................................................................................................................... III
BAB I .................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN .............................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ......................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.................................................................................................... 7
C. Tujuan Penulisan ..................................................................................................... 7
BAB II ................................................................................................................................. 9
PEMBAHASAN ................................................................................................................. 9
A. Apa Itu Bahasa......................................................................................................... 9
B. Pesan ...................................................................................................................... 10
C. Prinsip Komunikasi Verbal ................................................................................... 11
D. Bahasa Dapat Menjadi Hambatan Komunikasi ..................................................... 11
E. Penekanan Strategia ............................................................................................... 12
F. Meningkatkan Komunikasi Verbal ........................................................................ 15
BAB III ............................................................................................................................. 22
PENUTUP ........................................................................................................................ 22
A. Kesimpulan ............................................................................................................ 22
B. Saran ...................................................................................................................... 23
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................... 25

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Komunikasi merupakan sebuah proses interaksi, dilihat dari sudut pandang biologi komunikasi
dari eksperimentasi adalah kecendrungan bertindak dengan upaya individu yang terlibat secara
aktif dalam aspek kehidupan manusia.1
komunikasi merupakan kebutuhan dasar manusia. sejak lahir dan sepanjang proses
kehidupannya manusia selalu terlibat dalam tindakan tindakan komunikasi. Bahkan dikatakan
bahwa seseorang dapat dikatakan sebagai manusia bila ia mampu berinteraksi dengan manusia
lainnya yang terjadi dalam berbagai konteks komunikasi interpersonal, kelompok dan komunikasi
massa.
Istilah komunikasi atau communication dalam bahasa Inggris berasal dari kata lain,
communicato, dan bersumber dari kata communis yang berarti “sama” sama di sini maksudnya
adalah sama makna. Diasumsikan, jika dua orang yang terlibat dalam komunikasi, misalnya dalam
bentuk percakapan, maka komunikasi akan terjadi atau berlangsung selama ada kesamaan makna
mengenai apa yang dipercakapkan. Kesamaan bahasa yang digunakan dalam percakapan itu belum
tentu mengerti makna yang dibawakan oleh bahasa itu, jelas bahwa percakapan kedua orang tadi
dapat dikatakan komunikatif apabila kedua-duanya selain mengerti bahasa yang digunakan, juga
mengerti makna dari bahan yang dipercakapkan. Aktivitas komunikasi, harus mengandung
kesamaan makna antara dua pihak yang terlibat. Akrena kegiatan komunikasi tidak hanya
infromatif, yakni agar orang lain bersedia menerima suatu paham atau keyakinan, melakukan suatu
perbuatan atau kegiatan laian-lain. Dalam proses komunikasi tidak selamanya berjalan dengan baik,
terkadang pesan yang disampaikan komunikator tidak sampai kepada komuikan karena terjadi
gangguan di dalam proses penyampaiannya dan bila pesan tersebut sampai kepada komunikan
biasanya terjadi umpan balik (feedback).
Komunikasi ini memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia. Karena pada
hakekatnya, manusia merupakan makhluk sosial yang sehari-harinya selalu berinteraksi antara
yang satu dengan yang lainnya. Komunikasi memiliki peranan yang penting dalam kehidupan
manusia. Dengan berkomunikasi manusia dapat menyampaikan pikiran dan pendapat-
pendapatnya. Komunikasi dapat dilakukan dengan berbagai media perantara, maka alangkah
baiknya jika kita melakukan komunikasi ini dengan baik dan efektif.2

1 Syahrul Abidin, Komunikasi antar pribadi, (Malang: PT. Literasi Nusantara Abadi Grup, 2022),
hal 1
2
Zuwirna, dasar-dasar komunikasi, (Jakarta: kencana, 2020), hal 1-2
4
komunikasi mempunyai beberapa karakteristik komunikasi sebagai berikut:
1. Komunikasi adalah suatu proses
2. Komunikasi adalah upaya yang disengaja dan mempunyai tujuan.
3. Komunikasi menuntut partisipasi dan kerjasama dari para perilaku yang terlibat.
4. Komunikasi bersifat simbolis.
5. Komunikasi bersifat transaksional
6. Komunikasi menembus ruang dan waktu.3
Pesan bisnis merupakan pesan atau surat sebagai media untuk menyampaikan informasi
mengenai kegiatan atau aktivitas bisnis baik secara tertulis maupun tidak tertulis dari pengirim
pesan kepada penerima pesan. Didalam komunikasi bisnis, pesan bisnis merupakan hal yang
dianggap penting untuk mencapai tujuan perusahaan. Melalui pesan bisnis informasi-informasi
penting dapat disampaikan. Setelah anda memahami berbagai macam bentuk saluran komunikasi
bisnis yang telah di bahas pada bab sebelumnya, selanjutnya perlu dilakukan perencanaan pesan-
pesan bisnis yang berorientasi audiens sebagai salah satu langkah strategis untuk pencapaian tujuan
organisasi secara menyeluruh, dan merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan dari
komunikasi. Dalam hal ini, perencanaan pesan-pesan bisnis difokuskan pada perencanaan pesan
bisnis secara tertulis.4
Dalam proses penyusunan pesan-pesan dalam komunikasi, maka terdapat beberapa tahapan
yang perlu di lakukan. Terdapat 3 (tiga) tahapan dalam penyusunan komposisi pesan yaitu sebagai
berikut :
Pertama: Perencanaan
Dalam tahapan perencanaan pesan perlu dilakukan perencanaan terhadap hal-hal mendasar seperti
maksud/tujuan komunikasi, siapa audiens yang menerima pesan, ide pokok pesan yang ingin
disampaikan serta saluran atau media yang akan digunakan untuk menyampaikan pesan. Pada
dasarnya terdapat 3 (tiga) tahapan dalam proses perencanaan pesan yaitu : Menentukan tujuan,
Analisis Audiens, Penentuan Ide Pokok dan Seleksi Saluran dan Media yang akan digunakan. Tiga
tahapan perencanaan tersebut akan di uraikan lebih lanjut pada bab ini.
Kedua: Pengorganisasian Pesan
Tahapan dalam proses pengorganisasian pesan dimulai dengan menyusun ide dan mulai menata
komposisi naskah, memasukkan pemikiran dalam kata-kata, menyusun kalimat dan alinea, memilih
ilustrasi dan rincian untuk mendukung ide pokok, serta menyusun kalimat dan alinea.
Pengorganisasian pesan berkaitan dengan penyusunan atau pengaturan kalimat dan paragraph.
Sehingga perlu diperhatikan bagaimana penggunaan kata-kata, kalimat, dan paragraph sederhana,

3
Syahrul Abidin, Komunikasi antar pribadi, (Malang: PT. Literasi Nusantara Abadi Grup, 2022),
hal 2
4
yulia hamdani putri dan hera febria mavilinda, komunikasi bisnis & negosiasi, ( Palembang:
UNSRI PRESS, 2021), hal 42

5
dapat dipahami dan dimengerti, dan dilaksanakan oleh penerima pesan.
Ketiga: Revisi Pesan
Tahapan revisi pesan dilakukan dengan peninjauan ulang pesan untuk mengetahui kesesuaian ide
yang dinyatakan, memastikan pesan telah disusun dalam struktur yang sesuai dan dapat dipahami,
serta agar informasi yang disampaikan jelas danefektif. Seluruh maksud dan isi pesan perlu
dilakukan pengecekan sekaligus revisi atau perbaikan pesan, sehingga apa yang telah direncanakan
sebelumnya dapat dicapai seefektif mungkin.
Dalam melakukan perencanaan pesan bisnis, langkah awal yang perlu dilakukan adalah
menentukan dan menganalisis tujuan, tujuan harus dapat didefinisikan dengan jelas sehingga
mudah dipahami dan dimengerti oleh audiens, setelah tujuan telah dianalisis dan ditentukan, maka
langkah selanjutnya adalah menganalisis audiens yang akan menerima pesan dan langkah terakhir
adalah memilih saluran dan media komunikasi untuk menyampaikan ide pokok pesan kepada
audiens.
Tujuan umum setiap pesan bisnis adalah menyampaikan informasi, menganjurkan, dan
menjalin kerja sama dengan audiens. Jika pesan tersebut dimaksudkan hanya untuk menyampaikan
informasi, diperlukan sedikit interaksi dengan audiens. Jika pesan bersifat persuasive, pengirim
pesan memerlukan volume partisipasi maksimum dari audience, sehingga cukup dengan
pengendalian pesan minimum. Penentuan tujuan ini merupakan tahap awal dari perencanaan
komposisi pesan. Penentuan tujuan harus jelas untuk membantu dalam mengarahkan tujuan yang
ingin dicapai. Tujuan yang jelas dapat membantu proses pengambilan keputusan yang meliputi
antara lain :
a. Keputusan meneruskan pesan
Penentuan tujuan yang jelas akan membantu anda untuk mengambil keputusan apakah
pesan tersebut akan benar-benar diperlukan atau tidak dan apakah pesan harus diteruskan
atau tidak.
b. Keputusan menanggapi audiens
Cara terbaik dalam menanggapi audiens adalah dengan memahami dan
mempertimbangkan motif dari audiens dalam menerima pesan. Anda perlu mengetahui
alasan audiens memperhatikan inti pesan yang akan disampaikan, apakah audiens
mengharapkan keuntungan dan apakah harapan audiens sesuai dengan harapan pengirim
pesan. Tanpa mengetahui motif dari audiens, anda tidak akan dapat menanggapi audiens
dengan baik.
c. Keputusan memusatkan isi pesan
Penentuan tujuan yang jelas dapat membantu memusatkan isi pesan. Seorang
pengirim pesan atau komunikator seharusnya hanya memasukkan informasi yang dianggap
penting dan relavan dengan pencapaian tujuan yang telah ditetapkan
d. Keputusan media yang akan digunakan
6
Penentuan penggunaan saluran media komunikasi yang akan digunakan sangat
bergantung pada tujuan yang ingin dicapai. Media komunikasi yang digunakan dapat
berupa komunikasi lisan maupun tertulis.5

Pesan dalam komunikasi tertulis perlu disusun dalam struktur bahasa yang mudah dipahami oleh
lawan komunikasi. Karena itu, pelaku komunikasi harus memperhatikan ketentuan korespondensi
agar maksud yang disampaikan dapat diterima dan dipahami dengan baik oleh audiens. Pesan yang
tersusun dalam tata urutan kronologis, mudah dipahami merupakan faktor penting yang diperlu
diperhatikan dalam komunikasi tertulis. Karena itu, untuk menyusun pesan yang baik diperlukan
skill, empati, dan keahlian.6
Pengorganisasian pesan-pesan bisnis dapat dilakukan melalui 2 (dua) tahapan yaitu antara lain :
a. Mendefinisikan dan mengelompokkan ide-ide
Ide pokok perlu didefinisikan dengan baik agar dapat dipahami oleh audiens.
Perencanaan yang baik dalam menentukan ide-ide dapat membantu anda untuk
mengkomunikasikan ide-ide tersebut secara lebih sistematik, efektif dan efisien. Selain itu,
dalam penyusunan pesan komunikasi diperlukan pengelompokkan ide agar kronologi
informasi dapat tersusun sesuai dengan maksud penyampaian pesan. Misalnya dengan
nomor urutan atau abjad. Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan pihak audiens dalam
memahami pesan komunikasi. Berikut disajikan ikhtisar susunan pokok-pokok pesan yang
tatanannya menyerupai bagan struktur manajemen perusahaan.ide membantu menetapkan
tujuan dan strategi umum pesan, Ide pokok dapat dirangkum menjadi 2 (dua) hal yaitu ide
meringkas tindakan dan pemikiran yang diinginkan agar dilakukan oleh audiens, dan alasan
yang mendasari tindakan dan pemikiran audiens.
Setelah itu, ide pokok dipecah menjadi unit-unit kecil untuk mengidentifikasikan tiga
sampai lima alasan umum. Tingkatan ketiga pada bagan organisasi menunjukkan bukti
khusus yang akan digunakan untuk mengilustrasikan butir- butir pokok. Bukti ini
merupakan “jiwa” yang akan membantu audiens untuk memahami dan mengingat lebih
banyak inti konsep yang disampaikan.
b. Menetapkan urutan ide melalui perencanaan organisasional
Untuk menentukan urutan ide melalui perencanaan organisasional dapat dilakukan
dengan 2 (dua) pendekatan yaitu pendekatan langsung dan tidak langsung. Pendekatan
langsung dikenal dengan istilah pendekatan deduktif yaitu dimulai dari ide pokok
kemudian diikuti dengan bukti-bukti pendukungnya. Sedangkan pendekatan tidak
langsung dikenal dengan istilah induktif yaitu dimulai dari bukti-bukti pendukung yang

5
Ibid,…hal 43-45
6
Ibid,…hal 49
7
muncul terlebih dahulu lalu kemudian diikuti dengan ide pokoknya.7
Mengoperasikan sistem-sistem komunikasi yang efektif dalam kelas mengharuskan
lingkungan yang terbuka dan dipercaya dengan cukup kesempatan untuk komunikasi oleh semua
siswa dan guru. Arus komunikasi kemungkinan akan menjadi kebawah, tetapi dorongan haruslah
diberikan untuk arus keatas dan horizontal. Di kebanyakan kelas guru memulai komunikasi
kebawah dengan kontak saling berhadapan atau dengan petunjuk-petunjuk tertulis. Namun,
mungkin bagi siswa untuk memulai komunikasi keatas pada guru mengenai masalah-masalah yang
menjadi pertimbangan. Lebih jauh, dapat diharapkan bagi siswa untuk memiliki komunikasi
horizontal dengan siswa lainnya atau untuk guru dan orangtua agar memiliki arus informasi.
Menjelaskan adalah aspek penting dari pengiriman informasi, terutama untuk guru tetapi juga
untuk siswa. Poin utamanya adalah menjamin bahwa isi diketahui dengan baik dan sekuen yang
akan digunakan untuk mengenalkan informasi itu jelas, logis dan tidak terlalu bersifat teknis.
Bagaimana seseorang dapat mengirim pesan secara efektif? Menurut Jhonson dalam Edi
Harahap56, ada tiga syarat yang harus dipenuhi. Pertama, harus diusahakan agar pesan-pesan
dikirimkan sudah dipahami oleh sipenerima pesan. Kedua, sabagai pengirim pesan, harus memiliki
kredibilitas dimata sipenerima. Ketiga, harus berusaha mendapatkan umpan balik secara optimal
tentang pengaruh pesan dalam diri si penerima pesan. Dengan kata lain, seseorang harus memiliki
kredibilitas dan terampil mengirim pesan.8

Terdapat dua bentuk pesan komunikasi yaitu:


1. Pesan komunikasi verbal
Komunikasi verbal adalah komunikasi dengan menggunakan lambang bahasa yaitu
bahasa lisan atau bahasa tulisan. Bahasa dapat didefinisikan sebagai seperangkat simbol,
dengan aturan untuk mengkombinasikan simbol-simbol tersebut, yang digunakan dan
dipahami suatu komunitas.Bahasa verbal adalah sarana utama untuk menyatakan pikiran,
perasaan, dan maksud kita. Bahasa verbal menggunakan kata-kata yang merepresentasikan
berbagai aspek realitas individual kita.
konsekuensinya, kata-kata adalah abstraksi realitas kita yang tidak mampu
menimbulkan reaksi yang merupakan totalitas objek atau konsep yang diwakili kata-kata
itu. Fungsi bahasa yang mendasar adalah untuk menamai atau menjuluki orang, objek, dan
peristiwa. Setiap orang punya nama untuk indentifikasi sosial. orang juga dapat menamai
apa saja, objek-objek yang berlainan, termasuk perasaan tertentu yang mereka alami.4
Penamaan adalah dimensi pertama bahasa dan basis bahasa, pada awalnya itu dilakukan

7
Ibid,…hal 50-51
8
Syahrul Abidin, Komunikasi antar pribadi, (Malang: PT. Literasi Nusantara Abadi Grup, 2022),
hal 49-50

8
manusia sesuka mereka, yang lalu menjadi konvensi.
2. Pesan komunikasi non verbal
Komunikasi non verbal adalah komunikasi dengan menggunakan ekspresi fasial,
gerak anggota tubuh, pakaian, warna, musik, waktu dan ruang, serta rasa, sentuhan dan
bau. Sedangkan komunikasi paralinguistic adalah komunikasi verbal dan nonverbal,
meliputi: kualitas suara, seperti kecepatan berbicara, tekanan suara, dan vokalisasi, yang
bukan kata, yang digunakan untuk menunjukkan makna atau emosi tertentu. dapat kita
simpulkan bahwa komunikasi nonverbal adalah proses penyampaian informasi dari
seseorang kepada orang lain tanpa mempergunakan bahasa (lisan maupun tulisan), tetapi
dilakukan melalui sikap badan, ekspresi wajah, gerak isyarat, pandangan (tatapan),
sentuhan, penampilan dan sebagainya.
Fungsi komunikasi nonverbal ialah mengganti kemampuan berbicara, sebagai isyarat
sikap terhadap orang lain, sebagai isyarat emosi, dan sebagai alat bantu dalam komunikasi
verbal. Peran komunikasi nonverbal dalam proses komunikasi adalah pertama, komunikasi
nonverbal sebagai pengganti Wicara. Komunikasi nonverbal dapat menggantikan
kemampuan berbicara (komunikasi verbal) apabila komunikasi verbal tidak mungkin
dilakukan.

Perbedaan antara komunikasi verbal dengan komunikasi nonverbal dikemukakan oleh


Venderber13 yang menyatakan bahwa perbedaan utama antara komunikasi verbal dan nonverbal
adalah: komunikasi nonverbal berlangsung terus-menerus sepanjang kehadiran manusia,
sedangkan komunikasi verbal dimulai bila suara keluar dari mulut dan berakhir bila bunyi suara
berhenti atau dimulai ketika tulisan dibuat dan berakhir bila tulisan telah dibaca.9

A. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka rumusanmasalah


yang menjadi pokok pembahasan pada makalah ini, yaitu:

1. Apa itu yang dimaksud bahasa?

2. Apa yang dimaksud dengan pesan?

3. Bagaimana bahasa dapat menjadi hambatan komunikasi?

4. Apa yang dimaksut penekanan strategi?

5. Apa saja metode-metode dalam meningkatkan komunikai verbal?

9
Ali nurdin, pengantar ilmu komunikasi, (surabaya: IAIN Sunan Ampel Press, 2013), hal 147-151

9
6. Apa itu sumber daya?

B. Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk menguraikan dan menjelaskan


rumusan masalah dari makalah ini. Adapun tujuan penulisan makalah ini, yaitu:
1. Mengetahui apa itu bahasa.

2. Mengetahui tentang pesan.

3. Mengetahui yang menjadi hambatan komunikasi.

4. Mengetaui tentang penekanan strategi.

5. Mengetahui tentang metode-metode dalam meningkatkan komunikasi verbal.

10
BAB II

PEMBAHASAN

A. Apa itu bahasa

Ada tiga entitas yang sangat berkaitan yaitu bahasa, masyarakat dan budaya. Ketiganya saling
berkaitan dan saling menguatkan. Di dalam masyarakat pasti ada bahasa, sebaliknya dalam bahasa
pasti ada masyarakat yang menuturkan bahasa. Sedangkan budaya berada dalam bahasa dan
masyarakatnya. Ada yang berpendapat bahwa bahasa adalah salah satu budaya, namun ada pula
bahasa sebagai penanda eksistensi budaya. Semua pendapat tersebut tentu memiliki dasar
tersendiri.
Bahasa sebagai cerminan masyarakat dapat menunjukkan budaya yang berkembang dengan
baik. Sedangkan budaya yang berkembang baik berarti masyarakat tersebut maju. Keterkaitan
tersebut tentu tidak dapat dipisahkan dan akan saling berhubun dengan yang lain. Dengan begitu,
dapat dikatakan bahwa bahasa hampir dapat dipastikan dapat menunjukkan bangsanya.10
Kemajuan suatu bangsa dapat dilihat dari berbagai dinamika dan martabat suatu bahasa. Ketika
sebuah bangsa dianggap sebagai bahasa yang modern maka hampir pasti dinamika bahasa dan
dinamika bahasa yang dipakai lebih maju dan modern.
Sebagai bahasa yang memiliki arti bagi masyarakat tentu harus memiliki kemanfaatan dan
kebermaknaan bagi penuturnya. Sebab apabila bahasa tak dapat memberikan kemanfaatan dan
kebermaknaa, maka bahasa tersebut lambat laun akan ditinggalkan oleh penuturnya. Pada akhirnya
nasib bahasa tersebut akan punah dan tak dapat dilanjutkan kepada generasi berikutnya. Maka dari
itu, sebuah bahasa harus tetap dirawat dan dijaga oleh penuturnya agar tetap menjadi sebuah
kebanggaan bagi penuturnya, agar bahasa tersebut tidak mengalami kemunduran atau involutif.
Sebuah bahasa agar terus bergerak maju perlu adanya dinamika progresif yang perlu dilakukan
penuturnya. Banyak hal yang terus dilakukan agar bahasa tersebut bermartabat dan mendapatkan
tempat bagi penuturnya. Sebab apabila sebuah bahasa telah hilang martabatnya maka bahasa
tersebut akan mati dan menjadi bahasa yang ‘pathoic’. Apabila bahasa tersebut telah mati maka
akan sulit dihidupkan kembali, sepertihalnya menegakkan kembali benang basah. Maka dari itu,
merawat bahasa yang masih ada akan jauh lebih mudah daripada bahasa yang telah mati. Dengan
demikian, kemanfaatan dan kebermaknaan sebuah bahasa menjadi sangat penting serta menjadi
tanggungjawab setiap masyarakat penuturnya tersebut untuk tetap menjaga, merawat dan
melestarikan eksistensi sebuah bahasa.

10 Albaburahim, Pengantar Bahasa Indonesia untuk Akademik, (Malang: CV. Madza Media,
2019), hal 4
11
Kehadiran bahasa sesungguhnya harus disyukuri oleh manusia sehingga manusia memiliki
kewajiban menjaga dan merawat bahasa tersebut. Sebab tidak semua makhluk dapat berbahasa
seperti layaknya manusia. Hewan yang memiliki alat pengucap (mulut) belum bisa membuat huruf
vokal dan konsonan seperti halnya manusia. Ada beberapa hal yang membuat bahasa manusia
memiliki keistimewaan dibandingkan dengan hewan. Ada beberapa pakar yang telah membedakan
bahasa manusia dengan makhluk lainnya. Pada buku Chaer & Agustina (2004) dijelaskan bahwa
Hockett, Mc Neil, dan Chomsky membedakan bahasa dengan makhluk lainnya, yakni.11
1. Bahasa manusia terdapat jalur vokal auditif, yaitu vokal yang dapat didengar oleh
makhluklainnya.
2. Bahasa manusia dapat tersiar ke berbagai arah dan penerimanya dapat terarah. Artinya
bahasa manusia saat mengucapkan bunyi bahasa dapat didiengar oleh lawan tuturnya
dengan tepat.
3. Lambang pada bahasa berbentuk bunyi secara cepat menghilang setelah diucapkan. Maka
dari itu, bahasa manusia dapat menggunakan tanda dan lambang lainnya agar dapat
bertahan lama dan dapat dikonsumsi oleh generasi berikutnya.
4. Komunikasi bahasa berpartisipasi antar komunikasi bahasa (interchangeability)
Lambang suatu bahasa manusia dapat dijadikan umpan balik secara lengkap, artinya yang
mengirim lambang bahasa (penutur) memahami apa yang dituturkan.
5. Komunikasi bahasa yang dilakukan manusia memiliki spesialisasi, yaitu manusia dapat
berbicara bersamaan dengan gerakan-gerakan fisik.
6. Lambang bunyi yang dilakukan dalam komunikasi memiliki makna tertentu dan merujuk
terhadap hal-hal tertentu.
7. Lambang bahasa dan makna bukan melalui suatu ikatan keduanya, melainkan berdasarkan
hasil kesepakatan atau konvensi penutur.
8. Bahasa yang digunakan manusia sebagai alat komunikasi dapat dipisah menjadi berbagai
unit-unit satuan, seperti fonem, morfem, kata dan kalimat.
9. Bahasa manusia dapat merujuk dari berbagai waktu dan tempat, sehingga saat berbicara
dalam berbahasa tidak harus tergantung oleh tempat dan kejadiaan saat ini.
10. Bahasa manusia bersifat terbuka, artinya lambang-lambang bahasa yang digunakan
manusia dapat disesuaikan dengan kebutuhan manusia.
11. Kepandaian serta kemahiran berbagai aturan dan kebiasaan berbahasa dapat diperoleh
dengan belajar, bukan hanya dengan gen keturunan.
12. Bahasa yang dipelajari oleh manusia tentang suatu bahasa dapat belajar dengan bahasa-
bahasa lain yang telah dikuasai sebelumnya.

11
Ibid,…..hal.5
12
13. Bahasa manusia dapat menyatakan dan membedakan benar atau tidak benar atapun tidak
benar secara logika manusia.

Dari perbedaan tersebut maka diketahui bahwa bahasa manusia memiliki perbedaan yang jauh
dengan bahasa makhluk lainnya. Sehingga bahasa tersebut dapat berkembang ataupun menghilang
sesuai dengan penutur bahasa tersebut. Manusia dapat menggunakan berbagai bahasa yang
digunakan manusia lainnya dengan belajar bahasa itu sendiri. Bahasa manusia yang memiliki
keistimewaan tentu akan berarti bagi perkembangan peradaban manusia.12
Bahasa digunakan alat komunikasi menjadikan hal penting bagi kehidupan manusia, yaitu
digunakan untuk alat mengungkapkan perasaan, gagasan, dan fikiran dengan manusia lainnya.
Percakapan yang dilakukan setiap hari tentu membuktikan bahwa bahasa tak akan pernah lepas dari
manusia. Bahkan, bahasa disampaikan bukan pada bentuk lisan namun bentuk tulisan.
Pada dasarnya, penggunaan bahasa sangat berkaitan dengan segala kegiatan manusia. Baik
hanya sekedar bercakap-cakap dengan teman, bertukar fikiran, bahkan memengaruhi seseorang
pasti melalui peran bahasa. Walaupun demikian, kehadiran bahasa melalui percakapan tentu
memiliki keterbatasan untuk mengulang kembali dengan apa diucapkan. Maka dari itu, saat ini
bahasa yang melalui tulisan lebih mendapatkan pengakuan lebih dari percakapan. Hal ini dapat
disebabkan dari bahasa tulisan dapat baca kembali sehingga pemikiran, ide, dan gagasan dapat
dipahami dengan baik oleh pembaca.
Seorang pemikir atau ahli filsafat seringkali menjadikan bahasa sebagai kajian awal dalam
berfikir lebih dalam. Tentu yang dimaksud kaum filosof bahasa bukan hanya sekedar tentang
gramatikal bahasa ataupun bahasa asing. Melainkan dengan keberadaan bahasa seseorang tetap
berfikir kritis dalam mengerti pemikiran seseorang baik secara lisan ataupun melalui teks tulisan.
Dengan begitu, setiap pemikiran atau gagasan dapat lebih dipahami lebih baik dengan proses
berfikir kritis tersebut.
Pada saat ini mengeksploitasi pemikiran baik secara lisan atau teks sudah banyak melalui teori-
teori yang berkembang dengan filsafat bahasa. Keberadaannya, akan mampu mendalami esensi
bahasa secara kritis. Karena bahasa bukan hanya sebagai alat perbincangan dan percakapan sehari-
hari yang tidak ada kaitannya dengan filsafat. Tetapi keberadaan filsafat dalam bahasa akan mampu
menemukan pentingnya sebuah bahasa secara hakiki. Misalnya, perundingan dalam setiap konflik
tentu dibutuhkan bahasa persuasif agar mendapatkan sebuah kesepakatan yang baik untuk semua
pihak. Jika dalam konflik tersebut keberadaan bahasa tidak digunakan, maka komunikasi akan sulit
dilakukan sehingga kesepakatan akan jauh dari harapan.13
Bahasa merupakan sarana yang sangat penting dalam kehidupan umat manusia, mengingat

12
Ibid,…hal.6
13
Ibid,….hal.7-8
13
manusia sebagai makhluk sosial, makhluk Tuhan yang tidak bisa hidup tanpa kerja sama dengan
orang lain. Bahasa dibutuhkan sebagai sebuah sarana untuk menghubungkan manusia satu dengan
lainnya. Secara umum, bahasa lebih dikenal sebagai alat komunikasi. Secara teknis, bahasa adalah
seperangkat ujaran yang bermakna yang dihasilkan alat ucap manusia, sedangkan secara praktis,
menurut Keraf (2004:1), bahasa adalah alat komunikasi antara anggota masyarakat berupa simbol
bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia.
Berdasarkan pengertian bahasa di atas, dapat dikatakan bahwa bahasa memiliki dua aspek, yaitu
aspek sistem (lambang) bunyi dan aspek makna. Bunyi bahasa memiliki sistem, artinya tersusun
menurut aturan. Sistem bunyi terdapat pada bahasa lisan, sedangkan sistem bunyi yang
digambarkan dengan lambang, yaitu huruf, ditemukan dalam bahasa tulis. Aspek makna dalam
bahasa mengandung suatu arti/pengertian yang ditimbulkan oleh bentuk bahasa. Hubungan kedua
aspek bahasa tersebut bersifat arbitrer atau manasuka. Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
(2002:88) juga disebutkan bahwa bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang
digunakan oleh anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan
mengidentifikasikan diri. Hubungan tersebut dikatakan arbitrer karena antara bahasa sebagai sistem
bunyi dan wujud benda/konsep yang dilambangkan dengan bahasa itu sebenarnya tidak ada kaitan
langsung. Jadi, hubungan antara bahasa dan wujud bendanya hanya didasarkan pada kesepakatan
antarpenutur bahasa di dalam masya- rakat bahasa yang bersangkutan. Apakah sejenis bangunan
dengan ciri-ciri tertentu dinamakan rumah, omah, house, haus, atau maskan, tergantung dari
kesepakatan anggota masyarakat bahasa itu masing- masing.14

B. PESAN
Pesan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia memiliki arti suruhan,perintah, nasihat,
permintaan,amanat, yang harus disampaikan kepada orang lain. Dalam bahasa Inggris kata pesan
adalah massage yang memliki arti pesan, warta, dan perintah suci. Ini diartikan bahwa pesan adalah
perintah suci yang terkandung nilai-nilai kebaikan.Arni (2007: 30), pesan adalah informasi yang
akan dikirim kepada si penerima. Pesan ini dapat berupa verbal dapat secara tertulis seperti
buku,majalah, memo.
Sedangkan pesan non verbal dapat secara lisan seperti percakapan, tatap muka.Sedangkan
bentuk-bentuk pesan dapat bersifat informatif, persuasif,koersif. Menurut H.A.W.Wijdaja pesan
yang bersifat informatif memberikan keterangan atau fakta-fakta, kemudian komunikan mengambil
kesimpulan dan keputusan sendiri. Bentuk pesan persuasif adalah berisi bujukan yakni
membangkitkan pengertian dan kesadaran manusia bahwa apa yang kita sampaikan akan
memberikan perubahan sikap. Pesan bersifat koersif penyampaian pesan yang sifatnya memaksa

14purwito dkk, CINTA BAHASA INDONESIA, CINTA TANAH AIR Bahasa Indonesia untuk
Mahasiswa Seni, (Yogyakarta: ISI Yogyakarta, 2016), hal 1

14
dengan menggunakan sanksi apabila tidak dilaksanakan.15
Hafied Cangara dalam bukunya Pengntar Ilmu Komunikasi mengatakan bahwa “Dalam
proses komunikasi, pengertian pesan adalah Sesuatu yang disampaikan pengirim kepada penerima
pesan dapat disampaikan dengan cara tatap muka atau melalui media komunikasi isinya bisa
berupa, ilmu pengetahuan hiburan, informasi, nasehat atau propaganda” Pengertian pesan itu
sendiri menurut Onong Uchjana Effendy adalah lambang bermakna (meaningful symbols), yakni
lambang yang membawakan pikiran atau perasaan komunikator (Effendy).Pesan adalah suatu
materi yang dimiliki oleh sumber untuk dibagikan kepada orang yang lain.
Dalam bentuknya merupakan sebuah gagasan yang telah diterjemahkan ke dalam simbol-
simbol yang digunakan untuk menyatakan suatu maksud tertentu.Simbol-simbul, menurut Zastrow
pesan merupakan kata-kata dan dipergunakan oleh sumber untuk menjelaskan sebuah pengertian
yang dikandung pengirim dan dibagikan kepada penerima. Dalam berkomunikasi maka gagasan
dapat terbentuk dalam kata-kata ataupun gambar yang selalu bersama-sama dipergunakan untuk
menyatakan suatu pengertian.16
pesan yang disampaikan dalam proses komunikasi juga harus mempertahankan faktor-faktor
yang menunjang keberhasilan pesan itu sendiri,diantaranya faktor isi pesan, teknik pengelolaan
pesan dan teknik penyampaian pesan. Menurut Wilbur Schramm, jika kita menginginkan pesan,
kita dapat membangkitkan tanggapan yang kita kehendaki maka ada kondisi yang harus dipenuhi
(“the condition of success in communication”). Kondisi tersebut dirumuskan sebagai berikut:
1. Pesan harus dirancang dan disampaikan sedemikian rupa, sehingga dapat menarik
perhatian komunikan.
2. Pesan harus menggunakan lambanglambang tertuju kepada pengalaman
3. Pesan harus membangkitkan kebutuhan pribadi komunikan dan menyarankan
beberapa cara untuk memperoleh kebutuhan tersebut.
4. Pesan harus menyarankan suatu jalan untuk memperoleh kebutuhan tadi yang layak bagi
situasi kelompok di mana komunikan berada pada saat ia digerakkan untuk memberikan
tanggapan yang dikehendak17

Berhasil tidaknya sebuah pesan diterima oleh komunikan sesuai dengan keinginan
komunikator, maka dalam pembuatan pesan pun harus memperhatikan faktor penyampaian pesan.
Menurut Siahaan , ada sembilan hal yang harus diperhatikan dalam penyampaian pesan:
1. Pesan itu harus cukup jelas (clear)

15 Didis Ariesandi,” Analisis Unsur Penokohan Dan Pesan Moral Dalam Novel Sang Pemimpi
Karya Andrea Hirata Sebagai Upaya Pemilihan Bahan Ajar Apresiasi Sastra Di Sma”, Vol. 1,Jurnal
Pendidikan, Kebahasaan, dan Kesusastraan Indonesia, (2017),hal 108.
16
Trisnani ,” Pemanfaatan Whatsapp Sebagai Media Komunikasi Dan Kepuasan Dalam
Penyampaian Pesan Dikalangan Tokoh Masyarakat”,vol.6, Jurnal Komunikasi, Media Dan
Informatika,(2017).hal.3.
17
Sumiati, Lasmery RM Girsang,”Konstruksi Pesan Tari ‘Kecak’ Pada Masyarakat Badung, Bali”
,vol.4, Bricolage,(2018)hal.66.
15
2. Pesan itu mengandung kebenaran yang sudah diuji (correct)
3. Pesan itu ringkas (concise)
4. Pesan mencakup keseluruhan (comprehensive)
5. Pesan nyata (concrete)
6. Pesan lengkap (complete) dan disusun secara sistematis
7. Pesan menarik dan meyakinkan(convincing)
8. Pesan disampaikan dengan sopan (courtesy)
9. Nilai pesan itu sangat mantap (consistent).

Pada akhirnya, O’Keefe (dalam Littlejohn) menegaskan tiga logika penyusunan pesan yakni:
a. Logika ekspresif (person centered) dimana komunikasi mengungkapkan perasaan dan
pemikiran sendiri, pesanpesan bersifat terbuka dan reaktif dengan sedikit perhatian pada
kebutuhan/keinginan orang lain.
b. Logika konvensional (rhetorical logic) dimana komunikasi sebagai sebuah permainan yang
dimainkan dengan logika yang menyusun pesan secara sopan, tepat dan aturan-aturan yang
diketahui semua orang.
c. Logika retoris dimana komunikasi sebagai sebuah cara perubahan aturan melalui negoisasi
sehingga cenderung fleksibel, berwawasan dan terpusat pada seseorang.18

C. prinsip komunikasi verbal

Dalam kehidupan sehari-hari, dalam lingkungan, dan kehidupan bermasyarakat, disanalah


terdapat proses komunikasi. Komunikasi tersebut dapat berlangsung dalam berbagai jenis. Ada
banyak jenis komunikasi di dalam kehidupan kita. Salah satunya adalah komunikasi verbal. Di
dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata verbal itu dapat diartikan sebagai kata sifat, yang
artinya yaitu secara lisan (bukan tertulis). Jika kita melihat pengertian secara bahasa, komunikasi
verbal itu merupakan suatu jenis atau bentuk komunikasi, yang proses penyampaian pesannya
menggunakan lisan atau ujaran oleh si komunikator. Kemudian yang dikatakan sebagai verbal
adalah segala bentuk perilaku seseorang atau individu, baik itu disampaikan secara verbal maupun
nonverbal, yang kemudian perilaku tersebut menghasilkan tanggapan oleh orang lain, itulah konsep
komunikasi secara umum. Cakupan dari komunikasi itu sendiri, merupakan defenisi yang
cakupannya lebih luas dari hanya sekedar dialog. Segala hal yang merupakan bentuk dari perilaku,
kemudian mengungkapkan suatu pesan tertentu, dan pada akhirnya perilaku itu menghasilkan
sebuah proses yang dinamakan komunikasi.
Sebuah proses komunikasi verbal, erat kaitannya dengan bahasa. Bagaimana symbol-simbol,
atau dalam sehari-harinya dikenal sebagai kata-kata disusun oleh seseorang yang bertindak sebagai

18
Ibid...hal 67.
16
komunikator dalam suatu proses komunikasi. Kemudian, kata-kata tersebut menjadi sebuah kalimat
yang dapat diutarakan, dan dimaknai oleh orang yang menerima pesan atau dalam istilah
komunikasinya yaitu komunikan. Pesan tersebut nantinya disusun dan menjadi sebuah bahasan
yang kemudian disampaikan kepada komunikan.
Dari penjelasan tersebut tentunya komunikasi verbal ini sangat erat kaitannya dengan bahasa.
Dengan bahasa inilah sebuah pesan dirangkai oleh komunikator. Dan dengan bahasalah si
komunikan mengerti apa yang dimaksud oleh komunikator.19

ada Sembilan prinsip komunikasi verbal. Prinsip tersebut merupakan prinsip universal yang
diambil dari studi tiga orang peneliti dan ahli bahasa; Robert Pittenger, Charles Hocket, dan John
Danehy, yaitu:
1. Rujukan yang tetap (imanent Reference)
Bloomfield dan Hockett (dalam De Vito, 1978) mengungkapkan bahwa pada
hakikatnya manusia menggunakan bahasa sebagai suatu kerangka rujukan tetap untuk
membuktikan kepada orang bahwa ia bisa melakukan percakapan timbal balik. Kerangka
rujukan itu selalu menempatkan bahasa untuk menggegas tema pembicaraan yang abstrak
maupun konkret,
masalah lalu/kini/yang akan datang.
2. Determinisme
Semua verbalisasi umumnya mempunyai syarat yang diarahkan untuk emmenuhi
tujuan tertentu. Pada waktu seorang mengucapkan suatu ‘kata’ maka terkandung pula apa
yang dimaksudkannya.
3. Keadaan yang berulang (recurrence)
Sebagai pernyataan dalam bentuk ‘kata-kata’ secara tetap dapat diucapkan dari waktu
ke waktu dan berulang-ulang mengiringi perilaku non verbal.
4. Perbedaan prinsip kerja dan alternatif kelayakan
Untuk setiap tanda bagi suatu pesan (ketika orang berkomunikasi) perlu diperhatikan
dua syarat; (1) seorang penerima harus mengetahui dengan pasti jenis maupun bentuk tanda
yang telah dikomunikasikan; (2) penerima pun sebaiknya mengakui dan memahami tanda
yang telah diterimanya.
5. Tanda dan gangguan itu relatif
Yang dimaksud dengan tanda dan gangguan dalam komunikasi nampaknya telah
dijelaskan dalam keputakaan lain. Tentang dua hal itu memang batasnya sangat relatif. Apa
yang menjadi tanda bagi seorang dalam suatu konteks interaksi antarindividu bisa menjadi

19
Elva Ronaning Roem dan sarmiati, Komunikasi Interpersonal, (Malang: CV IRDH, 2019),
hal 43-44

17
gangguan dalam konteks yang lain
6. Peneguhan/pengemasan
Seringkali kata tersebut menjadi peneguhan dalam maknanya melalui intonasi yang
diucapkan oleh komunikator. Maka, kata tersebut dapat dijadikan sebagai alat peneguh
makna sehingga komunikan menjadi lebih memahami apa yang disampaikan oleh
komunikator.
7. Penyesuaian
Prinsip penyesuaian ini sangat diperlukan untuk menemukan relevansi terutama bagi
dua orang yang mempunyai perbedaan dalam sistem tanda bahsa. Karena itu dalam
komunikasi verba (yang akhirnya juga saling berpengaruh dengan komunikasi non verbal)
terjadinya proses penyesuaian. Semisal percakapan individu antar budaya yang akhirnya
menjadi sebuah penyesuaian ketika mereka sering berinteraksi.
8. Memprioritaskan interaksi
Salah satu prinsip memahami dan menganalisis interaksi verbal ialah melihat hakekat
interaksi melalui perilaku nyata, bahkan tidak hanya sampai pada tingkat interaksi, malah
menuju ke relasi yang ebrsifat transaksional. Di sini terbentuk proses mental, artinya kita
akan menaruh harapan, motivasi, terhadap orang lain. Hanya dengan ‘kata-kata’ saja kita
tidak mampu melihat semuanya kecuali melalui dukungan komunikasi non verbal.
9. Paham analogi hutan dan pohon
Prinsip terakhir ini merupakan suatu catatan yang perlu diperhatikan. Prinsip- prinsip
terdahulu telah memusatkan perhatiannya pada kajian yang mikroskopik atas komunikasi
verbal. Satu hal yang tidak boleh dilupakan bahwa setiap interaksi yang dilakukan
berulang-ulang hasilnya akan lebih bermutu daripada sekedar satuan interaksi yang lepas.20

D. Bahasa Dapat Menjadi Hambatan Komunikasi

Dalam bagian ini, kita membahas bagaimana bahasa bisa menjadi hambatan atau
penghalang dalam komunikasi. Tujuan komunikasi bisnis yang efektif dan efisien menekankan
pentingnya penggunaan kata-kata dan istilah yang menjaga jembatan komunikasi tetap jelas
dan bebas hambatan.
1) Klise
Klise adalah kata atau frasa yang dulunya berdampak tapi kehilangan maknanya
karena penggunaan berlebihan. Penggunaan klise dapat membuat audiens merasa bosan
atau menganggapnya remeh. Hal ini dapat menghalangi komunikasi yang efektif karena
pembaca atau pendengar cenderung mengabaikannya.

20
Ibid,…..hal 45-46
18
2) Jargon
Jargon adalah bahasa khusus yang digunakan dalam profesi tertentu. Penggunaan
jargon bisa menjadi hambatan jika audiens tidak memahami istilah tersebut. Tantangannya
adalah menemukan keseimbangan antara menggunakan istilah teknis dan menjelaskannya
dengan cara yang dapat dimengerti oleh audiens yang mungkin tidak familiar dengan
bidang tersebut. Ini dapat membantu menghindari kesan “memandang rendah” terhadap
audiens. Komunikasi yang sukses memperhatikan konteks audiens dan menghindari
penggunaan jargon yang berlebihan.
3) Slang (bahasa gaul)
Slang adalah penggunaan kata-kata yang tidak konvensional atau non-standar,
digunakan dalam konteks informal di antara teman-teman atau kelompok usia tertentu.
Meskipun slang bisa memberikan warna pada komunikasi, dalam bisnis, disarankan untuk
menghindari penggunaannya karena dapat menciptakan penafsiran yang salah.
4) Bahasa Seksis dan Rasis
Bahasa seksis dan rasis tidak memiliki tempat dalam komunikasi bisnis karena dapat
menjadi menyinggung dan melanggar kebijakan perusahaan serta hukum antidiskriminasi.
Merujuk pada gender atau ras dengan cara yang diskriminatif harus dihindari, dan jika perlu
menyebutkan kelompok rasial atau etnis dalam konteks komunikasi bisnis, hal tersebut
harus dilakukan dengan rasa hormat yang sama.
5) Eufemisme
Eufemisme melibatkan penggantian kata yang dapat diterima untuk kata yang
menyinggung atau tidak dapat diterima, namun audiens tetap memahami maknanya.
Meskipun kadang-kadang digunakan secara humoris atau sopan, eufemisme cenderung
menghambat pemahaman dalam komunikasi, terutama dalam konteks bisnis di mana
kejelasan penting. Dalam komunikasi bisnis, penting untuk memilih kata-kata yang jelas
dan langsung menyampaikan makna yang dimaksud.
6) Doublespeak
Doublespeak adalah penggunaan kata-kata dengan sengaja untuk menyembunyikan
atau mengubah makna, sering digunakan dalam komunikasi birokratis. Doublespeak dapat
berbahaya ketika digunakan untuk menyembunyikan makna yang sebenarnya, dan ini
dapat menghasilkan ketidakpahaman yang berpotensi membahayakan. Dalam komunikasi
yang efektif, penting untuk mengenali doublespeak dengan melihat apa yang tidak
dikomunikasikan serta apa yang dikomunikasikan. Tujuan komunikasi tetap menjadi jelas
dan ringkas, dengan sedikit kemungkinan penafsiran yang salah.

E. PENEKANAN STRATEGIS

Penekanan strategis adalah teknik komunikasi yang digunakan untuk menyoroti dan
19
memperkuat pentingnya suatu pesan. Ini melibatkan penggunaan berbagai strategi untuk
menangkap dan mempertahankan perhatian audiens, membuat komunikasi menjadi
dinamis dan menarik. Beberapa strategi penekanannya antara lain:

1. Visual : Menambahkan visual ke dokumen atau pidato dapat membantu


mempertahankan minat audiens dan membuat komunikasi lebih menarik. Namun,
penting untuk memastikan bahwa visual mendukung dokumen atau presentasi,
bukan menggantikannya.

2. Rambu-rambu : Kata-kata atau frasa kunci yang menunjukkan perubahan topik,


penjelasan tangensial, contoh, atau kesimpulan dapat membantu memandu audiens
melalui komunikasi.

3. Ringkasan dan gambaran internal : Strategi-strategi ini membantu menjaga


gagasan tetap terorganisir dan membantu audiens mengikuti pesan. Ringkasan
internal dapat digunakan untuk meringkas poin-poin penting, sementara bayangan
dapat memberi petunjuk tentang apa yang akan terjadi.

4. Pengulangan : Pengulangan frasa atau ide dapat membantu memperkuat pesan dan
membuatnya lebih berkesan bagi audiens. Pengulangan langsung melibatkan
pengulangan frasa yang sama, sedangkan pengulangan tidak langsung melibatkan
pencarian cara alternatif untuk mengungkapkan gagasan yang sama.

5. Gerakan tubuh : Menggunakan bahasa tubuh untuk menunjukkan suatu peristiwa


atau tindakan dapat membantu menyampaikan pesan dengan lebih efektif.

6. Penekanan strategis berbasis teknologi : Strategi ini adalah tentang


mengembangkan bisnis seputar teknologi tertentu, sering kali melalui kendali
kepemilikan. Penting bagi perusahaan untuk melindungi sifat kepemilikan
teknologi dan menemukan cara untuk memanfaatkannya demi kesuksesan.

Strategi ini dapat digunakan dalam berbagai konteks, termasuk komunikasi bisnis,
berbicara di depan umum, dan manajemen organisasi, untuk meningkatkan efektivitas
pesan yang disampaikan.
F. Meningkatkan Komunikasi Verbal

Terdapat beberapa bentuk komunikasi verbal yang seringkali digunakan dalam dunia
bisnis. Bentuk komunikasi verbal tersebut adalah sebagai berikut :
1. Berbicara dan Menulis (speaking & writing)
Berbicara merupakan kegiatan berkomunikasi secara verbal sedangkan menulis
adalah kegiatan yang dilakukan dengan menulis sesuatu atau membuat suatu rancangan

20
dengan tulisan. Bisanya saat sedang berbicara biasa dilakukan aktivitas dengan menulis
apa yang sedang dibicarakan atau didiskusikan.
2. Mendengar dan Membaca (listening & reading).
Kegiatan mendengarkan merupakan sesuatu hal sangat sensitif untuk didengar agar
tidak salah paham dalam menerjemahkan. Kegiatan mendengar dan membaca berbeda, hal
ini terjadi karena kegiatan mendengar memiliki fokus kepada lawan bicara, sedangkan
membaca mempunyai kepada kefokusan dalam melihat informasi atau sebuah buku.
Beberapa tips untuk meningkatkan kemampuan mendengarkan, yaitu21:
a. Mendengarkan isi pesan, bertujuan untuk memahami pesan pembicara dan
mengidentifikasikan pokok pembicaraan.
b. Mendengarkan untuk penilaian, bertujuan untuk memahami dan mengevaluasi
pesan informasi yang disampaikan oleh pembicara tentang dasar logika pada
argument yang dikemukakan.
c. Mendengarkan aktif atau empatik (memahami perasaan, kebutuhan dan keinginan
pembicara).

21
Yulia Hamdaini Putri dan Hera Febria Mavilinda, KOMUNIKASI BISNIS & NEGOSIASI,
(Palembang:UNSRI PRESS, 2021), hal. 6

21
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

a. Bahasa merupakan sistem lambang bunyi yang memiliki aspek makna dan keterikatan
antara lambang bunyi dan makna bersifat arbitrer. Bahasa mencerminkan budaya dan
memainkan peran vital dalam perkembangan peradaban manusia.
b. Pesan dalam komunikasi dapat berupa informasi, suruhan, nasihat, atau perintah,
disampaikan melalui berbagai cara dan memiliki berbagai bentuk seperti informatif,
persuasif, atau koersif. Faktor seperti kejelasan, kebenaran, ringkasan, keutuhan,
keaslian, kekomprehensifan, dan konsistensi pesan penting untuk dipertimbangkan
dalam penyusunan pesan.
c. Sembilan prinsip komunikasi verbal meliputi rujukan yang tetap, determinisme,
keadaan yang berulang, perbedaan prinsip kerja dan alternatif kelayakan, relativitas
tanda dan gangguan, peneguhan/pengemasan, penyesuaian, prioritas interaksi, serta
analogi hutan dan pohon.
d. Dalam konteks komunikasi bisnis, penggunaan bahasa yang tidak tepat seperti klise,
jargon, slang, bahasa seksis dan rasis, eufemisme, dan doublespeak dapat menjadi
hambatan dalam pemahaman efektif antara pengirim dan penerima pesan. Komunikasi
yang efektif memperhatikan konteks audiens, menggunakan kata-kata yang jelas dan
langsung, serta menghindari bahasa yang membingungkan atau merendahkan.

e. Dalam dunia bisnis, komunikasi verbal melibatkan berbicara, menulis, mendengar, dan
membaca. Meningkatkan kemampuan komunikasi verbal melibatkan pemahaman
yang baik terhadap pesan yang disampaikan, baik dalam berbicara maupun menulis,
serta keterampilan mendengarkan dengan aktif. Ini memungkinkan individu lebih
efektif dalam berinteraksi dan berkomunikasi dalam konteks bisnis.

B. Saran

Sesuai dengan kesimpulan yang kami paparkan, maka saran yang kamiberikan,
yaitu:
1. Bagi Mahasiswa

Diharapkan dapat menambah wawasan bagi mahasiswa tentangilmu komunikasi


yang akan diterapkan pada bisnis yang akan dijalankan. Pemahaman yang mendalam
mengenai ilmu komunikasi diharapkan dapat membantu mahasiswa untuk
22
mengembangkan kemampuan berkomunikasiyang baik.
2. Bagi Masyarakat

Memberikan pengetahuan kepada masyarakat khususnya masyarakat yang


memiliki bisnis untuk berkomunikasi yang baik. Berkomunikasi yang baik
diharapkan dapat membantu masyarakat agar bisnis yang dijalankan semakin maju.
3. Bagi Pemerintah
Perlunya peran pemerintah untuk memperkenalkan bagaimana berkomunikasi yang
baik dengan cara yang tepat dalam kebijakan dan tindakan mereka. Dengan memahami
cara berkomunikasi yang baik, masyarakat akan memperoleh manfaat yang lebih besar
dan mencapai kesejahteraan

23
DAFTAR PUSTAKA

Albaburahim. (2019). Pengantar Bahasa Indonesia untuk Akademik. Malang: CV. Madza Media.

Purwito dkk. (2016). CINTA BAHASA INDONESIA, CINTA TANAH AIR. Bahasa Indonesia
untuk Mahasiswa Seni. Yogyakarta: ISI Yogyakarta.

Roem, Elva Ronaning dan sarmiati. (2019). Komunikasi Interpersonal. Malang: CV IRDH.

Ariesandi,D.2017.Analisis Unsur Penokohan Dan Pesan Moral Dalam Novel Sang Pemimpi
Karya Andrea Hirata Sebagai Upaya Pemilihan Bahan Ajar Apresiasi Sastra Di
Sma.Jurnal Pendidikan, Kebahasaan, dan Kesusastraan Indonesia 1(1).

Trisnani .2017. Pemanfaatan Whatsapp Sebagai Media Komunikasi Dan Kepuasan Dalam
Penyampaian Pesan Dikalangan Tokoh Masyarakat.Jurnal Komunikasi, Media Dan
Informatika 6(3).

Sumiati, Lasmery RM Girsang.2018. Konstruksi Pesan Tari ‘Kecak’ Pada Masyarakat Badung,
Bali. Bricolage 4(1).

Yusuf, Muhammad Dkk. (2019). KOMUNIKASI BISNIS(Business Communication). Medan:


CV. MANHAJI Medan.

Putri, Yulia Hamdaini dan Hera Febria Mavilinda.(2021). KOMUNIKASI BISNIS &
NEGOSIASI. Palembang:UNSRI PRESS.

Abidin, Syahrul. (2022). Komunikasi antar pribadi. Malang: PT. Literasi Nusantara Abadi Grup
Zuwirna. (2020). Dasar-Dasar Komunikasi. Jakarta: Kencana.

Nurdin, ali. (2013). pengantar ilmu komunikasi. Surabaya: IAIN Sunan Ampel Press.

24
25

Anda mungkin juga menyukai