USHUL FIQH II
(NASKH DAN MANSUKH)
OLEH
KELOMPOK 8
HAYATI :18.23.590
LENI : 18.23.607
DOSEN PENGAMPU :
H. AHMAD LUTFI S.Ag, M.E.I
B. Rumusan Masalah
1.Apa pengertian Al-Nasakh Wa al-Mansukh?
2.Bagaimanakah cara mengetahui Al-Nasakh Wa al-Mansukh?
3.Sebutkan macam dan jenis Al-Nasakh Wa al-Mansukh?
4. Apakah hikmah dari Al-Nasakh Wa al-Mansukh
5. Apa syarat-syarat nasakh?
6.Apa sajakah permasalahan dalam naskh dan mansukh?
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut Qodi Abu Bakar, Nasakh yang demikian ini tidak dapat
diterima, sebab keberadaan jenis Nasakh ini ditentukan oleh
khabar Ahad. Namun bagi al-Qattan berpendapat bahwa
penetapan Nasakh dan penetapan sesuatu sebagai bagian dalam
Qur’an adalah dua hal yang berbeda. Artinya dalam penetapan
Nasakh cukup bisa dengan Khabar ahad sedangkan sesuatu
sebagai Qur’an harus dengan dalil qot’I atau khabar Muatawatir.
Hikmah yang dapat kita petik atas keberadaan jenis Nasakh ini
adalah :
1). Bahwa al-Qur’an sebagai Kalamullah, ia bukan hanya untuk
diketahuai dan diamalkan hukumnya, namun ia juga untuk
dibaca untuk mendapatkan pahala.
2). Sebagai pengingat manusia atas segala nikmat Allah SWT,
sebab Nasakh pada dasarnya untuk meringankan.
3). Nasakh tilawah sedangkan hukum tetap.
Keberadaan Nasakh jenis ini merujuk pada Hadis dari Umar Bin
khatob dan Ubay Bin Ka’ab. Yang menyatakan :
كان فيما انزل من الق ران الشيخ والشيخة اذأ زنيا فارجمو هما البتة نكاال من هللا
Artinya :“Termasuk dari ayat al-Qur’an yang diturunkan ialah
ayat (Yang artinya) “orang tua laki-laki dan orang tua
perempuan itu kalau keduanya berzina, maka rajamlah
(dihukum lempar batu sampai mati ) sekaligus sebagai balasan
dari Allah.”
Ketentuan hukum rajam dari Hadis diatas apabila kita mencari
lafalnya dalam Mushaf Usmani (al-Qur’an) tentu kita tidak akan
menemukannnya, sebab ayat tersebut sudah dimansukh. Namun
ketentuan hukumnya ( Rajam bagi orang tua) masih tetap
berlaku. Menurut sebagian ahli ilmu jenis Nasakh ini tidak dapat
di terima, sebab khabarnya adalah khabar ahad. Padahal tidak
dibenarkan memastikan turunnya al-Qur’an dan Nasakhnya
dengan khabar ahad.