Anda di halaman 1dari 11

USHUL FIQH II

(NASKH DAN MANSUKH)


OLEH
KELOMPOK 8
 

HAYATI : 18.23.590
LENI : 18.23.607
 
EKONOMI SYARIAH

 
DOSEN PENGAMPU
H. AHMAD LUTFI S.Ag, M.E.I
 
 
 
 

  SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM AN-NADWAH


KUALA TUNGKAL
2019
A.PENGERTIAN  AL-NASAKH  WA AL-
MANSUKH
Secara etimologi Nasakh dapat diartikan
menghapus, menghilangkan, yang memindahkan,
menyalin, mengubah dan menggganti.

Adapun Mansukh secara bahasa dapat diartikan


dengan yang dihapus, dipindah dan disalin/dinukil.
Selain itu ada juga yang mengartikan dengan "‫ا""لح"ك"م‬
"‫ا""لم"ر"ت"ف"ع‬ Hukum yang diangkat tentang wasiat.
Al-Nasakh Wa al-Mansukh di atas baik secara bahasa maupun istilah pada dasarnya
secara eksplisit Al-Nasakh Wa al-Mansukh mensyaratkan beberapa hal antara lain :

 1.) Hukum di Mansukh adalah hukum Syara’. Artinya hukum tersebut bukan hukum
akal atau buatan manusia. Adapun yang dimaksud hukum Syara’ adalah hukum yang
tertuang dalam al-Qur’an dan al-Hadis yang berkaitan dengan tindakan Mukalaf baik
berupa perintah (Wajib, Mubah) larangan (Haram, Makruh) ataupun anjuran (Sunah).

2.) Dalil yang menghapus hukum Syara’ juga harus berupa dalil Syara’. Hal ini
sebagaimana yang ditegaskan oleh Allah SWT dalam(QS. Al-Nisa’: 59).

3.) Dalil/ayat yang di Mansukh harus datang setelah dalil yang di hapus.

4.) Terdapat kontradiksi atau pertentangan yang nyata antara dalil pertama dan kedua
sehingga tidak bisa dikompromikan.
 
B.MACAM- MACAM NASAKH

1.) Al-Qur’an di nasakh oleh Al-Qur’an : contohnya ayat yang berbicara


tentang seruan membakar semangat dua puluh orang mukmin yang sabar
akan mengalahkan musuh sebanyak dua ratus orang.

2.)Al-Qur’an di nasakh oleh As-Sunnah


Contohnya ayat tentang wasiat untuk kedua orang tua dan kerabat telah
dihapus hukum-hukumnya oleh hadis Nabi: ”Ketahuilah bahwa tidakah
ada wasiat bagi ahli waris.
3). As-Sunnah di nasakh oleh Al-Qur’an
Contoh hadis nabi yang menyatakan “Menghadap ke
baitul maqdish ketika shalat selama 16-17 bulan.

4). As-Sunnah di nasakh oleh As-sunnah


Seperti larangan berziarah kubur pada waktu
permulaan Islam. Kemudian Rasul dengan hadisnya
yang lain membolehkan ziarah kubur setelah
masyarakat mengetahui hakikat ziarah kubur.
C. BENTUK NASAKH DALAM AL-
QUR’AN
Nasakh dalam al-Qur’an ada 2 macam, yaitu:
1). Nasakh Tilawah (bacaan) beserta Hukumnya.
Artinya keberadaan ayat dan hukumnya telah dihapus sehingga
tidak dapat kita jumpai lagi dalam al-Qur’an. Jenis Nasakh ini
menjadi detail, sebab apakah mungkin hal yang demikian itu
terjadi. Tentunya keraguan yang demikian itu adalah wajar,
sebab bisa jadi keberadaan jenis Nasakh ini tereduksi dengan
kepentingan tertentu.
2.) Kedua Nasakh Hukum sedang tilawah (bacaannya) tetap.
Contoh Nasakh ini adalah ayat idah selama satu tahun yang di
Nasakh menjadi 4 bulan 10 hari.
D. NASAKH BERPENGGANTI DAN
TIDAK BERPENGGANTI
1. Nasakh berpengganti
Di lihat dari sisis penggantinya jenis Nasakh ini terdapat 3 macam
yaitu :
a. Nasakh dengan badal akhof ( pengganti yang lebih ringan )
b. Nasakh dengan badal Mumatsil ( pengganti serupa )
c. Nasakh dengan badal Atsqal ( pengganti yang lebih berat ).

2. Nasakh tanpa Badal.


Jenis Nasakh ini contohnya adalah sebagaimana yang terdapat dalam
penghapusan kewajiban bersedekah ketika hendak menghadap Rasul
sebagaimana yang terdapat dalam (QS. Al-Mujadalah : 12 yang di
Nasakh ayat 13)
E. PANDANGAN PARA ULAMA TERHADAP  NASAKH 
WA AL-MANSUKH

1. Nasakh secara akal bisa terjadi dan secara sam’I


telah terjadi.
2.  Nasakh secara akal mungkin terjadi namun
secara syara’ tidak.
3. Nasakh tidak mungkin terjadi baik secara akal
maupun pandangan.
F. HIKMAH AL-NASAKH  WA AL-MANSUKH

A. Secara umum hikmah Al-Nasakh Wa al-Mansukh adalah :


1). Membuktikan Bahwa Syariat Agama Islam adalah
Syari’at yang sempurna.
2). Memelihara kepentingan hamba.
3). Cobaan bagi mukalaf untuk mengikuti ataupun tidak
mengikuti.
4). Sebagai bukti relevansi hukum syara’ di setiap kondisi
umat manusia.
5).Kemudahan dan kebaikan bagi umat.
B. Secara khusus hikmah Al-Nasakh Wa al-Mansukh di lihat
dari segi penggantinya adalah:
1).Nasakh tanpa pengganti memiliki hikmah untuk menjaga
kemaslahatan manusia. Sebagaimana yang terdapat dalam
penghapusan bersedekah ketika menghadap Rasul.
2).Nasakh dengan badal seimbang, hikmahnya adalah
menentukan hukum baru sebagaimana yang terdapat dalam
perintah untuk menghadap Baitul Maqdis.
3).Nasakh menghadap Ka’bah.
4).Nasakh dengan Badal Astqal hikmanya adalah untuk
menambah kebaikan dan pahala umat.
5).Nasakh dengan badal lebih ringan hikmanya adalah sebagai
bentuk dispensasi bagi umat manusia.
G. KAIDAH-KAIDAH YANG BERKAITAN DENGAN NASAKH

1.) Dalil qath’i tidak dapat dihapus oleh dalil zhanni.


2.)Yang menghapus diperbolehkan asalkan lebih ringan, atau
sepadan dengan yang dihapus.
3.)Yang menghapus boleh lebih berat dari yang dihapus.
4.) Ijma’ dan qiyas tidak dapat dijadikan sebagai
penghapus(nasakh)
Hukum Islam dapat menasakh hukum yang berlaku pada
umat sebelum Islam.

Anda mungkin juga menyukai