Home
Business »
Downloads »
Parent Category »
Featured
Health »
Uncategorized
Dari ibnu umar ra. Berkata: Rasulullah bersabda: islam didirikan atas
lima perkara: menyaksikan bahwa tiada tuhan selain Allah dan bahwa
Muhammad utusan Allah, mendirikan shalat, menunaikan zakat, haji, dan
puasa Ramadhan. (HR. Al-Bukhari)
Hadis diatas memperkuat keterangan perintah shalat, zakat,dan
puasa dalam Al-qur’an surah Al-baqarah (2): 83 dan 183 dan perintah haji
pada surah Ali Imran (3): 97.
Bayan Tafsir
Hadis sebagai penjelas (tafsir) terhadap Al-qur’an dan fungsi inilah yang
terbanyak pada umumnya. Penjelasan yang di berikan ada 3 macam, yaitu
sebagai berikut:
a. Tafshil Al-Mujmal
Sebagaimana yang kita ketahui bahwasanya al-Quran diturunkan dalam
penjelasan yang sangat umum. Dengan adanya hadist , hal-hal yang umum
tersebut dapat dijelasklan oleh hadis secara terperinci.
Hadis memberi penjelasan secara terperinci pada ayat-ayat Al-qur’an
yang bersifat global (tafshil al-mujmal= memperinci yang global), baik yang
menyangkut masalah ibadah maupun hukum, sebagian ulama menyebutnya
bayan tafsir.[3] Misalnya perintah shalat pada beberapa ayat dalam Al-qur’an
hanya di terangkan secara global dirikanlah shalat tanpa disertai petunjuk
bagaimana pelaksanaannya berapa kali sehari semalam, berapa rakaat,
kapan waktunya, rukun-rukunnya, dan lain sebagainya. Perincian itu adanya
dalam hadis nabi, misalnya sabda nabi:
Kami kelompok para Nabi tidak meninggalkan harta waris, apa yang kami
tinggalkan sebagi sedekah.
Dan sabda nabi:
Ayat diatas kalau kita perhatikan bahwa setiap anak apabila orang
tuanya telah meninggal , maka dia akan mendapatkan harta warisan . Ayat
tersebut kemudian ditakhsis oleh sabda Nabi SAW. Yang artinya orang
muslim tidak mewarisi orang kafir dan orang kafir tidak mewarisi orang
muslim. Maksud dari hadist diatas adalah ahli waris bisa mendapatkan harta
warisan apabila ahli waris tersebut tidak kafir , apabila ahli waris tersebut
kafir maka dia tidak akan mendapatkan harta warisan.
c. Taqyid Al-Muthlaq
Hadist ini mentaqyid ayat al-quran yang mengharamkan semua bangkai dan
darah, sebagaimana firman allah SWT. Dalam Q.S. Al-Ma’idah (5):3 yang
artinya : Diharamkan bagimu (memakan) bangkai dan darah . . . . . . (Q.S.
Al-Ma’idah (5): 3).
2. Bayan Naskhi
Hadis menghapus (nasakh) hukum yang di terangkan dalam Al-qur’an.
Para ulama, ada yang membolehkan adanya naskh dan ada yang tidak
Diantara ulama yang membolehkan adanya naskh hadist terhadap al-
quran, juga berbeda pendapat dalam macam hadist yang dapat dipakai
untuk menaskh Al-Quran. Dalam hal ini mereka terbagi ke dalam tiga kelom
pok.
Pertama , yang membolehkan me-naskh Al-Quran dengan segala
hadist , meskipun hadist ahad. Pendapat ini di antaranya di kemukakan oelh
para ulama mutaqaddimin dan Ibnu Hazm serta sebagian besar pengikut
Zhahiriah .
Kedua, yang membolehkan menaskh dengan syrat hadist tersebut
harus mutawair . Pendapat ini di antaranya dipegagan oleh Mu’tazilah.
Ketiga, ulama yang membolehkan menasakh dengan hadist masyhur ,
tanpa harus dengan mutawatir. Pendapat ini di antatranya di pegang oleh
ulama Hanafiyah.
Misalnya kewajiban wasiat yang di terangkan dalam surah Al-baqarah (2):
180
Terima kasih . . .
Social Profiles
Search
Popular
Tags
Blog Archives
Popular Posts
PEMBUKTIAN DALAM HUKUM ACARA PERDATA
Slumdog Millionaire Sinopsis: Film ini dimulai dengan inspektur polisi (Irrfan Khan) di
Mumbai, India, menginterogasi dan m...
Sebagai warga yang hidup dalam Negara hukum tentu kita telah mengenal apa yang
disebut dengan advokat. Advokat adalah sebagai prof...
Link atau taut merupakan bagian krusial untuk memperoleh rangking pencarian yang
tinggi, namun kita harus sangat berhati-hati pada siap...
Labels
asmara
cerita lucu
Computer
Dunia Fitnes
Dunia Liburan
Film
Gadget Terbaru
health
islami
kata-kata mutiara
kumpulan makalah
law
Motivation
music
news
resensi buku
Software
Sport
tips n trik
tutorial blog
Powered by Blogger.