Anda di halaman 1dari 3

Nama :Fitrianti

Tugas :Resume studi islam

Prodi :Ekonomi syariah

Jika Al-Quran adalah sumber hukum islam pertama, maka hadist merupakan sumber
kedua setelah Al quran. Kedua terkait secara erat dan tidak bisa dipisahkan satu sama lain.
Keberadaan hadist bagi umat muslim memiliki banyak fungsi, salah satunya sebagai
pemerjelas isi Al Quran. Misal, tentang ajaran solat. Di dalam Alquran, Allah SWT hanya
menuliskan perintah untuk solat. Sedangkan tata cara pelaksanaannya dijelaskan secara rinci
dalam hadist nabi. Maka dari itu, sangat penting bagi kita untuk mengetahui fungsi hadist
dalam islam.
Hadits (‫ ) الحديث‬secara harfiah dapat diartikan sebagai perkataan (sabda), percakapan,
atau perbuatan. Sedangkan secara terminologi, hadist didefinisikan sebagai catatan yang
bersumber dari pernyataan dan tingkah laku Nabi Muhammad SAW yang dijadikan landasan
syariat islam.

1. Kedudukan Hadist

Sebagaimana yang telah dijelaskan diatas, hadist mempunyai kedudukan sebagai sumber
hukum islam kedua. Di dalam Al Quran juga telah dijelaskan berulang kali perintah untuk
mengikuti ajaran Rasulullah SAW,sebagaimana yang terangkum firman Allah SWT di surat
An-Nisa’ ayat 80:

‫َم ْن ُيِط ِع الَّرُسوَل َفَقْد َأَطاَع َهَّللاۖ َو َم ْن َتَو َّلٰى َفَم ا َأْر َس ْلَناَك َع َلْيِهْم َح ِفيًظا‬

“Barangsiapa yang mentaati Rasul itu, sesungguhnya ia telah mentaati Allah. Dan
barangsiapa yang berpaling (dari ketaatan itu), maka Kami tidak mengutusmu untuk menjadi
pemelihara bagi mereka.”(QS.An-Nisa: 80)

Selain itu, Allah SWT menekankan kembali dalam surat Al-Asyr ayat 7:

‫َو َم اَاَتاُك ْم الَّرُسْو ُل َفُخ ُذ ْو ُه َو َم اَنَها ُك ْم َع ْنُه َفاْنَتُهْو‬


“Apa yang diperintahkan Rasul, maka laksanakanlah, dan apa yang dilarang Rasul maka
hentikanlah” (QS.Al-Hasyr:7)‫ا‬

2. Fungsi Hadist Dalam Ajaran Islam

Pada dasarnya, hadist memiliki fungsi utama sebagai menegaskan, memperjelas dan
menguatkan hukum-hukum dan hal lain yang ada di al Quran. Para ulama sepakat setiap umat
islam diwajibkan untuk mengikuti perintah yang ada hadist-hadist shahih. Dengan berpegang
teguh kepada Al Quran dan Al hadist, niscaya hidup kita dijamin tidak akan tersesat.

1. Bayan Al- Taqrir (memperjelas isi Al Quran)

Fungsi Hadist sebagai bayan al- taqrir berarti memperkuat isi dari Al-Quran. Sebagai contoh
hadist yang diriwayatkan oleh H.R Bukhari dan Muslim terkait perintah berwudhu, yakni:

“Rasulullah SAW bersabda, tidak diterima shalat seseorang yang berhadats sampai ia
berwudhu” (HR.Bukhori dan Abu Hurairah)
Hadits diatas mentaqrir dari surat Al-Maidah ayat 6 yang berbunyi:

“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah
muka dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai
dengan kedua mata kaki” (QS.Al-Maidah:6)

2. Bayan At-Tafsir (menafsirkan isi Al Quran)

Fungsi hadist sebagai bayan at-tafsir berarti memberikan tafsiran (perincian) terhadap isi al
quran yang masih bersifat umum (mujmal) serta memberikan batasan-batasan (persyaratan)
pada ayat-ayat yang bersifat mutlak (taqyid). Contoh hadist sebagai bayan At tafsir adalah
penjelasan nabi Muhammad SAW mengenai hukum pencurian.

“Rasulullah SAW didatangi seseorang yang membawa pencuri, maka beliau memotong
tangan pencuri tersebut dari pergelangan tangan”
Hadist diatas menafsirkan surat Al-maidah ayat 38 artinya:

“Laki-laki yang mencuri dan perempuan yang mencuri, potonglah tangan keduanya
(sebagai) pembalasan bagi apa yang mereka kerjakan dan sebagai siksaan dari
Allah” (QS.Al-Maidah:38)
Dalam AlQuran, Allah memerintahkan hukuman bagi seorang pencuri dengan memotong
tangannya. Ayat ini masih bersifat umum, kemudian Nabi SAW memberikan batasan bahwa
yang dipotong dari pergelangan tangan.

3. Bayan at-Tasyri’ (memberi kepastian hukum islam yang tidak ada di Al Quran)

Hadist sebagai bayan At tasyri’ ialah sebagai pemberi kepastian hukum atau ajaran-ajaran
islam yang tidak dijelaskan dalam Al-Quran. Biasanya Al Quran hanya menerangkan pokok-
pokoknya saja. Sebagaimana contohnya hadist mengenai zakat fitrah,yang artinya;

“Rasulullah telah mewajibkan zakat fitrah kepada umat Islam pada bulan Ramadhan satu
sha’ kurma atau gandum untuk setiap orang, beik merdeka atau hamba, laki-laki atau
perempuan”(HR. Muslim).

4. Bayan Nasakh (mengganti ketentuan terdahulu)

Secara etimologi, An-Nasakh memiliki banyak arti diantaranya at-taqyir (mengubah), al-itbal
(membatalkan), at-tahwil (memindahkan), atau ijalah (menghilangkan). Para ulama
mendefinisikan Bayan An-nasakh berarti ketentuan yang datang kemudian dapat
menghapuskan ketentuan yang terdahulu, sebab ketentuan yang baru dianggap lebih cocok
dengan lingkungannya dan lebih luas. Salah satu contohnya yakni:

“Tidak ada wasiat bagi ahli waris”


Hadits ini menasakh surat QS.Al-Baqarah ayat 180:

“Diwajibkan atas kamu, apabila seseorang diantara kamu kedatangan (tanda-tanda) maut,
jika ia meninggalkan harta yang banyak, berwasiat untuk ibu-bapak dan karib kerabat
secara ma’ruf. (ini adalah) kewajiban atas orang-orang yang bertaqwa” (QS.Al-
Baqarah:180)
Untuk fungsi hadist sebagai Bayan Nasakh ini masih terjadi perdebatan di kalangan
ulama. Para ulama Ibn Hazm dan Mutaqaddim membolehkan menasakh al-Qur’an dengan
segala hadits walaupun hadits ahad. Kelompok Hanafiyah berpendapat boleh menasakh
dengan hadist masyhur tanpa harus matawatir. Sedangkan para mu’tazilah membolehkan
menasakh dengan syarat hadist harus mutawatir. Selain itu, ada juga yang berpendapat Bayan
Nasakh bukanlah fungsi hadist.

Anda mungkin juga menyukai