Anda di halaman 1dari 17

Kddkan dan Fungsi

Hadits thd Al-Qur’an


Oleh:
Noor Amtsal, S.Ag, M.PdI.
PETA KONSEP
SBG SUMBER HUKUM
1. KDDKAN ISLAM KE 2 SETELAH
HADITS
AL-QUR’AN

BAYAN TAQRIR
(TA’KID / ITSBAT)

BAYAN TAFSIR
2. FUNGSI
2
HADITS
BAYAN TASYRI’

BAYAN NASAKH
Kedudukan Hadits dalam hubungannya
dengan al-Qur’an
1. Dalil Al-Qur’an
Perintah Allah swt. agar manusia beriman, taat, dan patuh
kepada rasul-Nya, sama halnya dengan tuntutan taat dan
patuh kepada Allah swt.

A1: Katakanlah (Muhammad) “Taatilah Allah dan Rasul. Jika


kamu berpaling, ketahuilah bahwa Allah tidak menyukai
orang-orang yang kafir. (QS. Ali Imron [3]: 32)
A2: Apa yang di berikan Rasul kepadamu maka terimalah. Dan
apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah. Dan
bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah sangat keras
hukumnya. (QS. al-Hasyr [59]: 7)
lanjutan..

 Ketaatan kepada Rasulullah Muhammad saw,


adalah mutlak, sebagaimana ketaatan kepada
Allah swt. Dengan demikian bagi orang yang
mengingkari atau mendurhakainya (Inkarus
Sunnah), akan mendapat ancaman Allah swt,
sejajar dengan orang kafir.
DALIL HADITS
Selain berdasarkan ayat-ayat al-Qur’an, kedudukan hadits juga dapat dilihat melalui:

َ َ‫ضلُّوا َمااِ ْن تَ َم َّس ْكتُ ْم بِ ِه َما ِكت‬


ِ‫ب هللا‬ ِ َ‫ت فِ ْي ُك ْم اَ ْم َر ْي ِن لَ ْن ت‬ ُ ‫تَ َر ْك‬
)‫ه (رواة مالك‬ ِ ِّ‫َو ُسنَّةَ نَبِي‬
Aku tinggalkan untukmu dua perkara; kamu tidak akan sesat selama kamu
berpegang pada keduannya, yaitu kitab Allah (Al-Qur’an) dan sunnah Nabi-
Nya. (H.R. Malik no 1395)

‫َّاش ِدي ِْن ْال َم ْه ِديِي َْن تَ َم َّس ُك ْوابِهَا‬


ِ G‫فَ َعلَ ْي ُك ْم بِ ُسنَّتِ ْي َو ُسنَّ ِة ْال ُخلَفَا ِء الر‬
)‫(رواه ابداود‬
Kalian harus berpegang teguh dengan sunnahku dan Khulafaurrasyidin
(para khalifah yang mendapat petunjuk), berpegang teguhlah kamu sekalian
dengannya. (H.R. Abu Dawud no.3991)
Adanya Konsensus (Ijma’) Ulama
 Umat islam telah sepakat menjadikan hadits sebagai
salah satu dasar hukum. Penerimaan mereka
terhadap hadits sama seperti penerimaannya
terhadap al-Qur’an.
 Kesepakatan ulama dan umat Islam yang
mempercayai, menerima, dan mengamalkan segala
ketentuan yang terkandung dalam hadits, berlaku
sepanjang zaman, tidak ada yang mengingkarinya
(Inkarus Sunnah). Banyak diantara mereka yang
tidak hanya memahami dan mengamalkan isi
kandungannya. Akan tetapi, mereka juga menghafal,
men-tadwin, memelihara, dan menyebarluaskan
kepada generasi selanjutnya
lanjutan
 Peristiwa yang menunjukan adanya kesepakatan menggunakan
hadits sebagai sumber hukum Islam, antara lain:
1. Ketika Abu Bakar dibaiat menjadi Khalifah, ia pernah
berkata, “Saya tidak meninggalkan sedikitpun sesuatu
yang diamalkan Rasulullah, sesungguhnya saya takut
tersesat apabila meninggalkan perintahnya”.
2. Saat Umar berada di depan Hajar Aswad, ia berkata
”Saya tahu bahwa engkau hanyalah batu. Seandainya
saya tidak melihat Rasulullah menciummu, saya tidak akan
menciummu”.
3. Diceritakan dari Sa`id ibn Musyayyab bahwa Usman bin
‘Affan berkata, ”Saya duduk sebagaimana duduknya Nabi
saw, saya makan sebagaimana makannya Nabi saw, dan
saya shalat sebagaimana shalatnya Nabi saw”.
Adanya kesesuaian dengan
pertimbangan Akal.
Kerasulan Nabi Muhammad saw, telah dibenarkan dan
diyakini oleh umat Islam. Hal itu menunjukkan adanya
pengakuan bahwa Nabi Muhammad saw, membawa
misi risalah untuk menegakkan amanat yang diberikan
Allah swt.
Di dalam mengemban misinya itu, kadang beliau
hanya menyampaikan apa yang diterimanya dari Allah
semata, yaitu al-Qur’an.
Dengan demikian, maka hadits merupakan sumber
hukum (sumber ajaran) Islam ke-Dua setelah al-Qur’an.
FUNGSI HADITS THD AL-QUR’AN
Al-Qur’an sebagai sumber hukum yang pertama dan
utama, banyak memuat ajaran” yang bersifat umum dan
global. Oleh karena itu, kehadiran Hadits sebagai sumber
kedua berfungsi menjelaskan keumuman isi Al-Qur’an
tersebut.

GG‫ َولَ َعلَّه ُْم‬GG‫ الَ ْي ِه ْم‬GG‫ َمانُ ِّز َل‬GG‫اس‬ َ ‫آ اِلَ ْي‬GGَ‫َواَ ْن َز ْلن‬
ِ َّ‫ لِلن‬GG‫ الَّ ِذ ْك َر لِتُبَيِّ َن‬GG‫ك‬
‫يَتَفَ َّكر ُْو َن‬
.)44 ‫(النحل‬
“Dan Kami turunkan Az-Zikr (Al Quran), kepadamu agar kamu
menerangkan pada umat manusia apa yang telah diturunkan kepada
mereka dan supaya mereka memikirkan”.
Ada 4 Fungsi Hadits thd Al-Qur’an:
(Bayan: Taqrir, Tafsir, Tasyri’, dan Nasakh)
1. Bayan at-Taqrir
Bayan at-Taqrir [at-ta`kid atau al-Itsbat], dalam hal ini Hadits
berfungsi menetapkan dan memperkuat apa yang telah
diterangkan dalam al-Quran. (Contoh: Penetapan Awal Puasa
Ramadhan).

Apabila kalian melihat bulan (tgl. 1), maka berpuasalah, dan jika kalian
melihatnya (yang kedua kalinya) maka berbukalah (berharirayalah).

(Karena itu), barang siapa di antara kamu ada di bulan itu, maka
berpuasalah,, (QS. al-Baqarah [2]: 185)
lanjutan..
2. Bayan at-Tafsir
Sebagai Bayan at-Tafsir, Hadits berfungsi:
(1).Tafsil al-Mujmal = memberikan penjelasan dalam
bentuk rincian terhadap ayat-ayat yang bersifat global,
(perintah Shalat).
menjelaskan ayat:

(2).Taqyid al-Mutlak = memberikan persyaratan/ batasan


terhadap ayat-ayat yang bersifat pasti, (hukuman
potong tangan).
mentaqyid ayat:
lanjutan..

(3).Takhsis al-’Aam = mengkhususkan terhadap ayat-


ayat yang bersifat umum, contoh ttg waris-mewarisi.

Mentakhsis ayat:

Allah mensyariatkan (mewajibkan) kepadamu tentang


(pembagian warisan untuk) anak-anakmu, (yaitu) bagian seorang
anak laki-laki sama dengan bagian dua orang anak perempuan,,
(QS. an-Nisa’ [4]: 11)
lanjutan..
3. Bayan at-Tasyri`
Bayan at-Tasyri` berarti mewujudkan, atau menetapkan hukum-baru
yang tidak didapati nasnya dalam al-Quran. Nabi Muhammad saw,
berusaha menetapkan suatu kepastian hukum terhadap beberapa
persoalan yang muncul pada saat itu dengan sabdanya sendiri, untuk
menjawab pertanyaan2 para sahabat dengan menunjukkan bimbingan dan
menjelaskan duduk persoalannya.
Contoh: 1). Larangan mengumpulkan dua wanita yang masih bersaudara dalam suatu
pernikahan (istri dengan bibinya).

Dan keharaman mengawini wanita karena sebab susuan, sama dengan keharaman
mengawini wanita karena pertalian darah. (HR. al-Bukhari no. 4719 dan Muslim no. 2618)
lanjutan..
2). Larangan makan daging hewan yang buas dan bertaring,,

. ‫نَ َهى َر ُس ْو ُل هللاِ َصلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َعنْ ُك ِّل ِذ ْي نَا ٍب ِم َن ال ِّسبَ ِاع‬
)‫(رواه مسلم عن ابن عباس‬
Rasulullah saw, melarang memakan tiap-tiap binatang buas yang mempunyai
taring (H.R. Muslim no. 3575 dari Ibnu Abbas).

Bayan ini oleh sebagian Ulama’, disebut juga bayan za’idah


‘ala al-kitab al-karim (tambahan terhadap nas Al-Qur’an).
Disebut tambahan karena sebenarnya dalam Al-Qur’an
ketentuan pokoknya sudah ada, misalnya, hadits tentang
haramnya binatang buas dan keledai jinak (khimar ahliyah).
Masalah ini, ketentuan pokoknya sudah ada, sebagainama
dalam QS. al-A’raf [7]:157. dengan demikian, menurut mereka
sebagai mana dikatakan Abu Zahrah, tidak ada satu hadits pun
yang berdiri sendiri tanpa ada aturan pokoknya dalam Al-
Qur’an.
lanjutan..
4. Bayan an-Nasakh
Bayan an-Nasakh berarti at-taghyir (mengubah), al-ibtal
(membatalkan), at-tahwil (memindahkan), dan al-izalah
(menghilangkan). Yaitu ketentuan yang datang kemudian, untuk
menghapuskan ketentuan yang terdahulu, karena dianggap
lebih cocok dengan sikon dan lebih luas.
Contoh: Laa Washiyata Liwaarisin (tidak ada wasiat bagi ahli
waris), menasakh QS. Al-Baqoroh [2]: 180, dll.

Bayan Nasakh ini masih diperselisihkan para Ulama’, ada juga yang
berpendapat Bayan ini bukanlah termasuk Fungsi Hadits
terhadap Al-Qur’an.
Perilaku Org yg Berpegang teguh pada
Hadits.
Setelah kita memahami dengan menganalisa
Fungsi Hadits terhadap Al-Qur’an, maka:
1. Sebagai seorang muslim wajib menerapkan keduanya
(Q+H) dalam kehidupannya.
2. Tanpa keduanya (Q+H) tidak mungkin seseorang bisa
menjadi pribadi muslim yang sholih (kaffah).
terima kasih...
Semoga menjadi ILMU yang
Manfa’at, Barokah untuk Qt semua,
Amiiin..@

Anda mungkin juga menyukai