Anda di halaman 1dari 6

MENGANALISIS AL -QUR’AN SEBAGAI SUMBER

HUKUM ISLAM YANG MUTTAFAQ (DISEPAKATI)

Disusun Oleh :
1. M. Ma’ruf Hidayatullah (10)
2. Nafisha Shofie Ariesta (14)
3. Nazifa Putri Sabrina (17)
4. Nur Hidayati Afandi (19)
5. Nur Ria Fatkhul Janah (20)
6. Shofiana Ramdhani (30)
1. AL-QUR’AN
a. Pengertian al-Qur’an
Al-Qur’an menurut Bahasa dari kata ‫ ﻗﺮآﻧﺎ‬- ‫ ﻳﻗﺮأ‬- ‫ ﻗﺮأ‬artinya bacaan atau yang
dibaca. Sedangkan secara istilah para ulama ushul fikih mengemukakan beberapa
definisi sebagai berikut :

Safi Hasan Abu Talib menyebutkan :

‫القرآن الكريم مالك بالقابلة العربية ومعا بيِه ِم ْن ِع نِد ِهللا تعالى عن طريق الوحي‬
‫إلى النبي‬
‫محمد عليه الصالة والَّسالم َو ُهَو أساس الَّش ِر يَعِة َو َأصلها األول‬

Al-Qur’an adalah wahyu yang diturunkan dengan lafadz Bahasa arab dan maknanya dari
Allah Swt. Melalui wahyu yang disampaikan kepada Nabi Muhammad saw,ia merupakan
dasar dan sumber hukum utama bagi syari’at.
Dalam hubungan ini Allah swt. Sendiri menegaskan dalam al-Qur’an :

‫ِاَّنٓا َاْنَز ْلٰن ُه ُقْر ٰا ًنا َع َر ِبًّيا َّلَع َّلُكْم َتْع ِقُلْو َن‬
Sesungguhnya Kami menurunkanya berupa Al-Qur’an dengan berbahasa Arab,agar kamu
memahaminya. (QS.Yusuf [12]:2)

Zakariyah al-Birri menyatakan bahwa yang disebutkan al-Qur’an adalah :

‫الكتاب وتسعى القرآن هو كالم الله تعالى المنزل على رسوله محمد صلى الله عليه وسلم‬

‫ِبالُّلْفِظ الَعَر ِبي َو اْلَم ْنُقوُل ِبالَّتَو اُتِر َو اْلَم ْك ُتوُب ِفي اْلَم َص اِحِف‬

Al-Kitab yang disebutkan al-Qur’an adalah Kalam Allah swt. Yang diturunkan kepada Rasulnya
Muhammad saw, dengan lafadz bahasa Arab,dinukil secara mutawatir dan tertulis pada
lembaran-lembaran mushaf.

Menurut al-Ghazali yang disebutkan dengan al-Qur’an adalah :

‫القرآَن َو ُهَو َقْو ُل اللِه َتَع اَلى‬

Al-Qur’an merupakan firman Allah swt.


Dari ketiga definisi pengertian tersebut dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa al-
Qur’an merupakan wahyu Allah swt.yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw,dengan
menggunakan bahasa Arab. Adapun perbedaanya definisi kedua lebih menegaskan bahwa al-
Qur’an itu dinukil secara mutawatir.Adapun definisi ketiga,yang dikemukakan pleh al-Ghazali
hanya menyebutkan bahwa al-Qur’an itu merupakan firman Allah swt.Akan tetapi,al-Ghazali
dalam uraianya lebih lanjut menyebutkan bahwa al-Qur’an itu bukan perkataan
Rasulullah,beliau hanya berfungsi sebagai orang yang menyampaikan apa yang diterima dari
Allah swt.
Sebetulnya masih terdapat sejumlah definisi lainya yang dirumuskan oleh ulama
ushul,tetapi kelihatanya mengandung maksud yang sama,meskipun secara redaksional
berbeda.Dalam kaitanya,dengan sumber dalil. Al-Qur’an oleh ulama ushul sering disebut
dengan al-Kitab. Umumnya,di dalam kitab-kitab ushul,para ulama ushul dalam sistematika dalil
yang mereka susun menyebutkan al-Qur’an dengan al-Kitab.
Hal ini tentu,dapat dipahami bahwa di dalam al-Qur’an sendiri memang juga sering
menggunakan kata al-Kitab untuk menyebutkan al-Qur’an,yaitu :

‫َٰذ ِلَك ٱْلِكَٰت ُب اَل َر ْيَب ۛ ِفيِهۛ ُهًدى ِّلْلُم َّتِقيَن‬


Kitab (Al-Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya: petunjuk bagi mereka yang bertaqwa
(QS.Al-Baqarah [2]:2)
Dari definisi tersebut,dapat disimpulkan bahwa al-Qur’an merupakan kalam Allah
swt.yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw,dengan menggunakan bahasa Arab,yang
penukilanya disampaikan secara mutawatir,dari generasi ke generasi,hingga sekarang ini.
Penukilanya secara mutawatir ini dimana al-Qur’an begitu disampaikan kepada para
sahabat, maka para sahabat langsung menghafal dan menyampaikanya pula kepada orang
banyak, dalam penyampaianya tidak mungkin mereka sepakat untuk melakukan kebohongan.
Dengan demikian, kebenaran dan keabsahan al-Qur’an terjamin dan terpelihara sepanjang
masa serta tidak akan pernah berubah.
b. Pokok isi kandungan al-Qur’anff
Isi kandungan al-Qur’an meliputi :
1. Tauhid
2. Ibadah
3. Janji dan ancaman
4. Jalan mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat
5. Riwayat dan cerita (qishah umat terdahulu)

c. Dasar kehujjahan al-Qur’an dan kedudukan sebagai sumber Hukum Islam

Sebagaimana kita ketahui al-Qur’an diturunkan kepada Nabi Muhammad saw.


Dan disampaikan kepada umat manusia adalah untuk wajib si amalkan semua
perintahnya dan wajib ditinggalkan segala larangan-Nya sebagaimana firman
Allah swt :
‫ۙ ِاَّنٓا َاْنَز ْلَنٓا ِاَلْيَك اْلِكٰت َب ِباْلَح ِّق ِلَتْح ُك َم َبْيَن الَّناِس ِبَم ٓا َاٰر ىَك ُهّٰللاۗ َو اَل َتُك ْن ِّلْلَخ ۤا ِٕىِنْيَن َخ ِص ْيًم ا‬

Sesungguhnya kami telah menurunkan kitab kepadamu dengan membawa


kebenaran, supaya kamu mengadili antara manusia dengan apa yang telah Allah
wahyukan kepadamu, dan janganlah kamu menjadi penantang (orang yang tidak
bersalah ), karena (membela) orang-orang yang khianat. (QS. An-Nisa’ [4]:105)

‫َو َأ ِن اْح ُك ْم َب ْيَنُه ْم ِبَم ا َأ ْن َز َل ال َّل ُه َو اَل َت َّت ِب ْع َأ ْه َو ا َء ُه ْم َو اْح َذ ْر ُه ْم َأ ْن َي ْف ِت ُن وَك َع ْن َب ْع ِض َم ا َأ ْن َز َل ال َّل ُه‬
‫ِإ َل ْي َك ۖ َف ِإْن َت َو َّل ْو ا َف ا ْع َل ْم َأ َّن َم ا ُي ِر يُد ال َّل ُه َأ ْن ُي ِص ي َب ُه ْم ِب َب ْع ِض ُذ ُن و ِب ِه ْم ۗ َو ِإ َّن َك ِث يًر ا ِم َن ال َّن ا ِس‬
‫َلَف ا ِس ُق وَن‬

Dan hendaklah kamu memutuskan perkara di antara mereka menurut apa yang
diturunkan Allah, dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka. Dan
berhati-hatilah kamu terhadap mereka,supaya mereka tidak memalingkan kamu
dari Sebagian apa yang telah diturunkan Allah kepadamu. Jika mereka berpaling
(dari hukum yang telah diturunkan Allah ), maka ketahuilah bahwa sesungguhnya
Allah menghendaki akan menimpakan mushibah kepada mereka disebabkan
Sebagian dosa-dosa mereka. Dansesungguhnya kebanyakan manusia adalah orang
orang yang fasik”. (QS.Al-Maidah [5]:49)

Al-Qur’an merupakan sumber hukum utama dalam dalam islam dan


menempati kedudukan pertama dari sumber-sumber hukum islam yang lain, ia
merupakan aturan dasar paling tinggi. Semua sumber hukum dan ketentuan norma
yang ada tidak boleh bertentangan dengan isi Al-Qur’an.
d.Pedoman Al-Qur’an dalam menetapkan hukum
Pedoman Al-Qur’an dalam menentukan hukum sesuai dengan perkembangan
kemampuan manusia, baik secara fisik maupun Rohani manusia selalu berawal dari
kelemahan dan ketidak kemampuan. Untuk itu al-Qur’an berpedoman kepada tiga hal,yaitu :
1). Tidak memberatkan (‫)غدم الخر ج‬
Firman Allah :

‫اَل ُيَك ِّلُف ُهَّللا َن ْف ًسا ِإاَّل ُو ْس َع َه ا‬


Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. (QS. Al
Baqarah [2]:185)

‫ُيِر يُد ٱُهَّلل ِبُك ُم ٱْلُيْس َر َو اَل ُيِر يُد ِبُك ُم ٱْلُعْس َر َو ِلُتْك ِم ُلو۟ا ٱْلِع َّدَة َو ِلُتَك ِّبُرو۟ا ٱَهَّلل َع َلٰى َم ا َهَد ٰى ُك ْم َو َلَع َّلُك ْم‬
‫َتْشُك ُروَن‬
Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan
hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas
petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur. (QS. Al-Baqarah [2]:185)
Contoh : Azimah (ketentuan-ketentuan umum allah) diantaranya sholat wajib.
2) Meminimalisir beban (‫) قلة تکليف‬
Dasar ini merupakan konsekuensi logis dari dasar yang pertama. Dengan dasar ini kita
mendapatkan rukhsah (keringanan) dalam beberapa jenis ibadah, seperti menjama’ dan
mengqashar sholat apabila dalam perjalanan dengan syarat yang telah ditentukan.

3) Berangsur-angsur dalam menetapkan hukum (‫) التدرج‬


Al-Qur’an dalam menetapkanhukum adalah secara bertahap, hal ini bisa kita telusuri dalam
hukum haramnya minum-minuman keras,berjudi,serta perbuatan -perbuatan yang
mengandung judi ditetapkan dalam al-Qur’an.
Firman Allah Swt :

ۗ‫َيْس َٔـُلوَنَك َع ِن ٱْلَخ ْم ِر َو ٱْلَم ْيِس ِر ۖ ُقْل ِفيِهَم ٓا ِإْثٌم َك ِبيٌر َو َم َٰن ِفُع ِللَّناِس َو ِإْثُم ُهَم ٓا َأْك َبُر ِم ن َّنْفِع ِهَم ا‬
‫َو َيْس َٔـُلوَنَك َم اَذ ا ُينِفُقوَن ُقِل ٱْلَع ْفَو ۗ َك َٰذ ِلَك ُيَبِّيُن ٱُهَّلل َلُك ُم ٱْل َء اَٰي ِت َلَع َّلُك ْم َتَتَفَّك ُروَن‬
Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi. Katakanlah: “Pada keduanya terdapat
dosa yang besar dan beberapa manfaat bagi manusia,tetapi dosa keduanya lebih besar dari
manfaatnya”, dan mereka bertanya kepadamu apa yang mereka nafkahkan. Katakanlah : “
yang lebih dari keperluan.” Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu
supaya kamu berpikir.” (QS.Al-Baqarah [2]:219 )
Dilanjutkan dengan firman Allah Swt:

‫َي ا َأ ُّي َه ا ا َّلِذ يَن آ َم ُنوا اَل َت ْق َر ُبوا الَّص اَل َة َو َأ ْنُتْم ُس َك ا َر ٰى َح َّتٰى َتْع َل ُم وا َم ا َت ُقو ُلو َن َو اَل‬
‫ُج ُنًبا ِإ اَّل َع ا ِب ِر ي َس ِب ي ٍل َح َّتٰى َت ْغ َت ِس ُلواۚ َو ِإ ْن ُكْنُتْم َم ْر َض ٰى َأ ْو َع َل ٰى َس َف ٍر َأ ْو َج ا َء َأ َح ٌد‬
‫ِم ْنُك ْم ِم َن ا ْل َغ ا ِئِط َأ ْو اَل َم ْس ُتُم ال ِّن َس ا َء َفَل ْم َت ِج ُد وا َم ا ًء َف َت َيَّمُم وا َص ِع يًدا َط ِّيًبا َف ا ْم َس ُح وا‬
‫ِب ُو ُج و ِه ُك ْم َو َأ ْي ِد ي ُك ْم ۗ ِإ َّن ال َّلَه َك اَن َع ُفًّو ا َغ ُفوًر ا‬
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu shalat, sedang kamu dalam keadaan mabuk,
sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan, (jangan pula hampiri mesjid) sedang kamu
dalam keadaan junub, terkecuali sekedar berlalu saja, hingga kamu mandi. Dan jika kamu
sakit atau sedang dalam musafir atau datang dari tempat buang air atau kamu telah
menyentuh perempuan, kemudian kamu tidak mendapat air, maka bertayamumlah kamu
dengan tanah yang baik (suci); sapulah mukamu dan tanganmu. Sesungguhnya Allah Maha
Pemaaf lagi Maha Pengampun. ( QS.An-Nisa’[4]:43)
Selanjutnya turun ayat bahwa khamar itu diharamkan, firman Allah Swt :

‫َٰٓيَأُّيَها ٱَّلِذ يَن َء اَم ُنٓو ۟ا ِإَّنَم ا ٱْلَخ ْم ُر َو ٱْلَم ْيِس ُر َو ٱَأْلنَص اُب َو ٱَأْلْز َٰل ُم ِر ْج ٌس ِّم ْن َع َم ِل ٱلَّش ْيَٰط ِن َفٱْج َتِنُبوُه‬
‫َلَع َّلُك ْم ُتْفِلُحوَن‬
Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban
untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah termasuk perbuatan syaitan. Maka
jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan. (QS.Al-Maidah [5]:90)

Anda mungkin juga menyukai