Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

GEOGRAFI SEJARAH
Peradaban dan Latar Belakang Geografis China

Dosen Pengampu :
Dr. Rahayu Permana, M.Hum

Disusun oleh :
Rahmat Syaputra (202215500170)
Rahma Nur Arini (202215500139)
Sisca Imelda (202215500141)
Morientis Kolose (202215570012)

Pendidikan Sejarah
Fakultas Ilmu Pendidikan dan Pengetahuan Sosial
Universitas Indraprasta PGRI

0
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan hidayah-Nya, kami dari
kelompok 6 dapat menyelesaikan tugas makalah yang diberikan untuk memenuhi mata kuliah
Geografi Sejarah dengan materi yang berjudul “Peradaban dan Latar Belakang Geografis China”.
Makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan dan dapat memahami bagi para pembaca serta
penulis bagaimana sejarah berkembangnya negara China itu terjadi.
Kami selaku penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu,
saran dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Jakarta, 13 Maret 2023

Penulis

1
Daftar Isi
Kata Pengantar……………………………………………………………………………….. 1
Daftar Isi……………………………………………………………………………………... 2
Bab I Pendahuluan…………………………………………………………………………… 3
a. Latar Belakang……………………………………………………………………….. 3
b. Rumusan Masalah……………………………………………………………………. 3
c. Tujuan……………………………………………………………………....………… 3

Bab II Pembahasan………………………………………………………………………….... 4
a. Sejarah perkembangan peradaban China……………………………………………... 4
b. Geografis sungai Hwangho dan Yang Tse…………………………………………… 12
c. Watak khas China Utara dan China Selatan………………………………………….. 13
d. Tata hidup keagamaan Tao, Konghucu, dan Buddha………………………………… 14

Bab III Penutup……………………………………………………………………………….. 21


a. Kesimpulan………………………………………………………...…………………. 21
b. Saran………………………………………………………………………………….. 21

Daftar Pustaka………………………………………………………………………………… 22

2
Bab I
Pendahuluan

a. Latar Belakang
Negara China terletak di Asia bagian Timur, di sebelah barat dan utaranya
berbatasan dengan daerah Siberia dan Mongolia (Gurun Gobi).1 Negara cina merupakan
salah satu tempat yang mempunyai peninggalan tertua dan tinggi tingkat peradabannya.
Sisa-sisa peninggalan tertua ditemukan di lembah sungai Yang Tze Kiang, Sungai Hwang
Ho dan Sungai Hual. Ketiga sungai ini sering di landa banjir. Endapan lumpur membuat
daerah itu menjadi subur.
Orang China juga percaya terhadap hubungan antar astronomi dengan
peninggalan yang didasarkan pada peredaran bulan dan matahari. Astronomi digunakan
untuk meramaikan suatu peristiwa yang akan terjadi di masa yang akan mendatang
berdasarkan nujum-nujum atau ramalan. Berdasarkan astrologi setiap tahun baru, orang
China akan memberikan ramalan-ramalan yang berkaitan dengan kehidupan manusia
seperti perekonomian, dunia usaha, hasil pertanian, nasib keluarga, nasib pribadi seorang
dan sebagainya.
b. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah perkembangan peradaban China?
2. Bagaimana terjadinya geografis sungai Hwangho dan Yang Tse?
3. Bagaimana watak khas China Utara dan China Selatan?
4. Bagaimana tata hidup keagamaan Tao, Konghucu, dan Buddha?
c. Tujuan
Makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan dan dapat memahami bagi para
pembaca serta penulis bagaimana sejarah berkembangnya negara China itu terjadi.

1
Resmiyati yunus “Jendela Pristiwa di Kawasan Asia Timur” (Yogyakarta: Interpena),1

3
Bab II
Pembahasan

A. Sejarah Perkembangan Peradaban China


China adalah salah satu sejarah kebudayaan dan peninggalan tertua di dunia dan
tinggi tingkat peradabannya. Dari penemuan arkeologi dan antropologi, daerah China
telah didiami oleh manusia purba sejak 1,7 juta tahun yang lalu. Peradaban China
berawal dari berbagai negara kota di sepanjang lembah Sungai Kuning pada zaman
Neolitikum. Sejarah tertulis China dimulai sejak Dinasti Shang (l. k. 1750 SM – 1045
SM), telah membuktikan bahwa China adalah sebuah negara-bangsa yang berhasil
melalui berbagai episode kehidupan dengan akhir kisah yang tragis maupun bahagia. Dari
sebuah bangsa besar yang dipimpin oleh berbagai dinasti, China harus melewati “masa
penghinaan” oleh kekuatan Eropa sejak pertengahan abad ke-19 sebelum pada akhirnya
“dibebaskan” oleh kekuasaan komunis di bawah pimpinan Mao Zedong pada tahun
1949.2 China di masa Mao adalah sebuah negara sosialis di mana negara memainkan
peran utama dalam pembangunan perekonomian. Di sektor industri, misalnya,
perusahaan-perusahaan milik pemerintah menghasilkan lebih dari 60% gross value
produksi industri. Di sektor urban, pemerintah adalah satu-satunya agen yang berwenang
menetapkan harga komoditas utama, menentukan distribusi dana investasi,
mengalokasikan sumber-sumber energi, mematok tingkat upah tenaga kerja, serta
mengontrol kebijakan finansial dan sistem perbankan. China masih menerapkan aturan-
aturan yang otokratis, pemujaan berlebihan pada sosok pemimpin negara, ortodoksi yang
kaku dan isolasionisme, maka di era 1990-an dan awal abad ke-21 ini pemerintah China
dihadapkan pada penduduk yang jauh lebih berpendidikan dan bisa mengartikulasi diri.
China yang tadinya memuja revolusi komunis (yang berkaitan dengan radikalisme kelas
pekerja, egalitarianisme, dan memusuhi imperialisme Barat) telah digantikan oleh China
yang termodernisasi, dengan ekonomi industri kapitalis yang terintegrasi dengan dunia,
penerapan konsep demokrasi, dan pengembangan SDM melalui sistem pendidikan yang
maju.
a. Perkembangan Sejarah Suku Bangsa dan Dinasti di China
1. Dinasti Xia (2100 SM-1600 SM)
2
Resmiyati yunus “Jendela Pristiwa di Kawasan Asia Timur” (Yogyakarta: Interpena),2

4
Dinasti Xia adalah dinasti pertama yang diceritakan dalam catatan sejarah
seperti Catatan Sejarah Agung dan Sejarah Bambu. Dinasti ini didirikan oleh
Yu yang Agung. Sebagian besar arkeolog sekarang menghubungkan Dinasti
Xia dengan hasil-hasil ekskavasi di Erlitou, provinsi Henan, yang berupa
temuan perunggu leburan dari sekitar tahun 2000 SM. Beragam tanda-tanda
yang terdapat pada tembikar dan kulit kerang yang ditemukan pada periode
ini, diduga adalah bentuk pendahulu dari aksara modern China. Menurut
Proyek Kronologi Xia Shang Zhou yang diselenggarakan oleh pemerintah
Republik Rakyat China pada tahun 1996, dinasti ini berkuasa antara 2070 SM
hingga 1600 SM.
2. Dinasti Shang (1600 SM-1046 SM)
Dinasti Shang menurut sumber tradisional adalah dinasti pertama China.
Menurut kronologi dinasti ini berkuasa antara 1766 SM dan 1122 SM,
sedangkan menurut Sejarah Bambu adalah antara 1556 SM dan 1046 SM.
Hasil dari Proyek Kronologi Xia Shang Zhou pemerintah Republik Rakyat
China pada tahun 1996 menyimpulkan bahwa dinasti ini memerintah antara
1600 SM sampai 1046 SM. Informasi langsung tentang dinasti ini berasal dari
inskripsi pada artefak perunggudan tulang orakel, serta dari Catatan Sejarah
Agung karya Sima Qian. Temuan arkeologi memberikan bukti keberadaan
Dinasti Shang sekitar 1600-1046 SM, yang terbagi menjadi dua periode. Bukti
keberadaan Dinasti Shang periode awal (k.1600-1300 SM) berasal dari
penemuan-penemuan di Erlitou, Zhengzhou dan Shangcheng. Sedangkan
bukti keberadaan Dinasti Shang periode kedua (1300–1046 SM), berasal dari
kumpulan besar tulisan pada tulang orakel. Para arkeolog mengkonfirmasikan
bahwa kota Anyang di provinsi Henan adalah ibukota terakhir Dinasti Shang,
dari sembilan ibukota lainnya. Dinasti Shang diperintah 31 orang raja, sejak
Raja Tang sampai dengan Raja Zhou sebagai raja terakhir. Masyarakat China
masa ini mempercayai banyak dewa, antara lain dewa-dewa cuaca dan langit,
serta dewa tertinggi yang dinamakan Shang-Ti. Mereka juga percaya bahwa
nenek moyang mereka, termasuk orang tua dan kakek-nenek mereka, setelah

5
meninggal akan menjadi seperti dewa pula dan layak disembah. Sekitar tahun
1500 SM, orang China mulai menggunakan tulang orakel untuk
memprediksi masa depan.
3. Dinasti Zhou (1046 SM–256 SM)
Dinasti Zhou adalah dinasti terlama berkuasa dalam sejarah China yang
menurut Proyek Kronologi Xia Shang Zhou berkuasa antara 1046 SM hingga
256 SM. Dinasti ini mulai tumbuh dari lembah Sungai Kuning, di sebelah
barat Shang. Pada masa Dinasti Zhou mulailah dikenal konsep "Mandat
Langit" sebagai legitimasi pergantian kekuasaan, dan konsep ini seterusnya
berpengaruh pada hampir setiap pergantian dinasti di China. Ibukota Zhou
awalnya berada di wilayah barat, yaitu dekat kota Xi'an moderen sekarang,
namun kemudian terjadi serangkaian ekpansi ke arah lembah Sungai Yangtze.
Dalam sejarah China, ini menjadi awal dari migrasi-migrasi penduduk
selanjutnya dari utara ke selatan.
4. Periode Musim Semi dan Musim Gugur (722 SM-476 SM)
Pada sekitar abad ke-8 SM, terjadi desentralisasi kekuasaan pada Periode
Musim Semi dan Musim Gugur, yang diberi nama berdasarkan karya sastra
Chun Qiu (Musim Semi dan Gugur). Pada zaman ini, pimpinan militer lokal
yang digunakan Zhou mulai menunjukkan kekuasaannya dan berlomba-lomba
memperoleh hegemoni. Invasi dari barat laut, misalnya oleh Qin, memaksa
Zhou untuk memindahkan ibu kotanya ke timur, yaitu ke Luoyang. Ini
menandai fase kedua Dinasti Zhou: Zhou Timur. Ratusan negara
bermunculan, beberapa di antaranya hanya seluas satu desa, dengan penguasa
setempat memegang kekuasaan politik penuh dan kadang menggunakan gelar
kehormatan bagi dirinya. Seratus Aliran Pemikiran dari filsafat China
berkembang pada zaman ini, berikut juga beberapa gerakan intelektual
berpengaruh seperti Konfusianisme, Taoisme, Legalisme, dan Mohisme.
5. Periode Negara Perang (476 SM-221 SM)
Setelah berbagai konsolidasi politik, tujuh negara terkemuka bertahan
pada akhir abad ke-5 SM. Meskipun saat itu masih terdapat raja dari Dinasti
Zhousampai 256 SM, namun ia hanya seorang pemimpin nominal yang tidak

6
memiliki kekuasaan yang nyata. Pada masa itu, daerah tetangga dari negara-
negara yang berperang juga ditaklukkan dan menjadi wilayah baru, antara lain
Sichuan dan Liaoning; yang kemudian diatur di bawah sistem administrasi
lokal baru. Negara Qin berhasil menyatukan ketujuh negara yang ada, serta
melakukan ekspansi ke wilayah-wilayah Zhejiang, Fujian, Guangdong, dan
Guangxi pada 214 SM. Periode saat negara-negara saling berperang hingga
penyatuan seluruh China oleh Dinasti Qin pada tahun 221 SM, dikenal dengan
nama "Periode Negara Perang", yaitu penamaan yang diambil dari nama karya
sejarah Zhan Guo Ce (Strategi Negara Berperang).( Zaman Kuno China, Par
5).
6. Dinasti Qin (221 SM–206 SM)
Dinasti Qin berhasil menyatukan China yang terpecah menjadi beberapa
kerajaan pada Periode Negara Perang melalui serangkaian penaklukan
terhadap kerajaan-kerajaan lain, dengan penaklukan terakhir adalah terhadap
kerajaan Qi pada sekitar tahun 221 SM. Qin Shi Huang dinobatkan menjadi
kaisar pertama China bersatu pada tahun tersebut. Dinasti ini terkenal
mengawali pembangunan Tembok Besar China yang belakangan diselesaikan
oleh Dinasti Ming serta peninggalan Terakota di makam Qin Shi Huang.
Beberapa kontribusi besar Dinasti Qin, antara termasuk terbentuknya konsep
pemerintahan terpusat, penyatuan undang-undang hukum, diterapkannya
bahasa tertulis, satuan pengukuran, dan mata uang bersama seluruh China,
setelah berlalunya masa-masa kesengsaraan pada Zaman Musim Semi dan
Gugur. Bahkan hal-hal yang mendasar seperti panjangnya as roda untuk
gerobak dagang, saat itu mengalami penyeragaman demi menjamin
berkembangnya sistem perdagangan yang baik di seluruh kekaisaran.
7. Dinasti Han (206 SM–220)
Dinasti Han didirikan oleh Liu Bang, seorang petani yang memimpin
pemberontakan rakyat dan meruntuhkan dinasti sebelumnya, Dinasti Qin,
pada tahun 206 SM. Zaman kekuasaan Dinasti Han terbagi menjadi dua
periode yaitu Dinasti Han Barat (206 SM - 9) dan Dinasti Han Timur (23 -
220) yang dipisahkan oleh periode pendek Dinasti Xin (9 - 23). Kaisar Wum

7
berhasil mengeratkan persatuan dan memperluas kekaisaran China dengan
mendesak bangsa Hun ke arah stepa-stepa Mongolia Dalam, dengan demikian
merebut wilayah-wilayah Gansu, Ningxia, dan Qinghai. Hal tersebut
menyebabkan terbukanya untuk pertama kali perdagangan antara China dan
Eropa, melalui Jalur Jenderal Ban Chao dari Dinasti Han bahkan memperluas
penaklukannya melintasi pegunungan Pamir sampi ke Laut Kaspia. Kedutaan
pertama dari Kekaisaran Romawi tercatat pada sumber-sumber China pertama
kali dibuka melalui jalur laut pada tahun 166, dan yang kedua pada tahun 284.
8. Zaman Tiga Negara (220–280)
Zaman Tiga Negara (Wei, Wu, dan Shu) adalah suatu periode perpecahan
China yang berlangsung setelah hilangnya kekuasaan de facto Dinasti Han.
Secarng serta peninggalan Terakota di makam Qin Shi Huang. Beberapa
kontribusi besar Dinasti Qin, antara termasuk terbentuknya konsep
pemerintahan terpusat, penyatuan undang-undang hukum, diterapkannya
bahasa tertulis, satuan pengukuran, dan mata uang bersama seluruh China,
setelah berlalunya masa-masa kesengsaraan pada Zaman Musim Semi dan
Gugur. Bahkan hal-hal yang mendasar seperti panjangnya as roda untuk
gerobak dagang, saat itu mengalami penyeragaman demi menjamin
berkembangnya sistem perdagangan yang baik di seluruh kekaisaran.
9. Dinasti Jin dan Enam Belas Negara (280-420)
China berhasil dipersatukan sementara pada tahun 280 oleh Dinasti Jin.
Meskipun demikian, kelompok etnis di luar suku Han masih menguasai
sebagian besar wilayah pada awal abad ke-4 dan menyebabkan migrasi besar-
besaran suku Han ke selatan Sungai Yangtze. Bagian utara China terpecah
menjadi negara-negara kecil yang membentuk suatu era turbulen yang dikenal
dengan Zaman Enam Belas Negara (304 - 469).
10. Dinasti Utara dan Selatan (420–589)
Menyusul keruntuhan Dinasti Jin Timur pada tahun 420, China memasuki
era Dinasti Utara dan Selatan. Zaman ini merupakan masa perang saudara dan
perpecahan politik, walaupun juga merupakan masa berkembangnya seni dan
budaya, kemajuan teknologi, serta penyebaran Agama Buddha dan Taoisme.

8
11. Dinasti Sui (589–618)
Setelah hampir empat abad perpecahan, Dinasti Sui berhasil
mempersatukan kembali China pada tahun 589 dengan penaklukan Yang Jian,
pendiri Dinasti Sui, terhadap Dinasti Chen di selatan. Periode kekuasaan
dinasti ini antara lain ditandai dengan pembangunan terusan besar China dan
pembentukan banyak lembaga pemerintahan yang nantinya akan diadopsi oleh
Dinasti Tang.
12. Dinasti Tang (618–907)
Pada 18 Juni 618, Li Yuan naik tahta dan memulai era Dinasti Tang yang
menggantikan Dinasti Sui. Zaman ini merupakan masa kemakmuran dan
perkembangan seni dan teknologi China. Agama Buddha menjadi agama
utama yang dianut oleh keluarga kerajaan serta rakyat kebanyakan. Sejak
sekitar tahun 860. Dinasti Tang mulai mengalami kemunduran karena
pemberontakan.
13. Lima Dinasti dan Sepuluh Negara (907–960)
Antara tahun 907 sampai 960, sejak runtuhnya Dinasti Tang sampai
berkuasanya Dinasti Song, terjadi suatu periode perpecahan politik yang
dikenal sebagai Zaman Lima Dinasti dan Sepuluh Negara. Pada masa yang
cukup singkat ini, lima dinasti (Liang, Tang, Jin, Han, dan Zhou) secara
bergantian menguasai jantung wilayah kerajaan lama di utara China. Pada saat
yang bersamaan, sepuluh negara kecil lain (Wu, Wuyue, Min, Nanping, Chu,
Tang Selatan, Han Selatan, Han Utara, Shu Awal, dan Shu Akhir) berkuasa di
selatan dan barat China.
14. Dinasti Song, Liao, Jin, serta Xia Barat (960-1279)
Antara tahun 960 hingga 1279, China dikuasai oleh beberapa dinasti. Pada
tahun 960, Dinasti Song (960-1279) yang beribu kota di Kaifeng menguasai
sebagian besar China dan mengawali suatu periode kesejahteraan ekonomi.
Wilayah Manchuria atau Mongolia dikuasai oleh Dinasti Liao (907-1125)
yang
selanjutnya digantikan oleh Dinasti Jin (1115-1234). Sementara itu, wilayah
barat laut China yang sekarang dikenal dengan provinsi-provinsi Gansu,

9
Shaanxi, dan Ningxia dikuasai oleh Dinasti Xia Barat antara tahun 1032
hingga 1227.
15. Dinasti Yuan (1279–1368)
Antara tahun 1279 hingga tahun 1368, China dikuasai oleh Dinasti Yuan
yang berasal dari Mongolia dan didirikan oleh Kublai Khan. Dinasti ini
menguasai China setelah berhasil meruntuhkan Dinasti Jin di utara sebelum
bergerak ke selatan dan mengakhiri kekuasaan Dinasti Song. Dinasti ini
adalah
dinasti pertama yang memerintah seluruh China dari ibu kota Beijing.
Sebelum
invasi bangsa Mongol, laporan dari dinasti-dinasti China memperkirakan
terdapat sekitar 120 juta penduduk, namun setelah penaklukan selesai secara
menyeluruh pada tahun 1279, sensus tahun 1300 menyebutkan bahwa terdapat
60 juta penduduk. Demikian pula pada pemerintahan Dinasti Yuan abad ke-14
terjadi berupa wabah penyakit pes, dan diperkirakan telah menewaskan 30%
populasi China saat itu.
16. Dinasti Ming (1368–1644)
Zhu Yuanzhang dari suku Han mendirikan Dinasti Ming setelah berhasil
mengusir Dinasti Yuan pada tahun 1368 tahun 1449, Esen Tayisi dari bangsa
Mongol melakukan penyerangan ke wilayah China utara, dan bahkan sampai
berhasil menawan Kaisar Zhengtong di Tumu. Tahun 1542, Altan Khan
memimpin bangsa Mongol terus-menerus mengganggu perbatasan utara
China, dan pada tahun 1550 ia berhasil menyerang sampai ke pinggiran kota
Beijing. Kekaisaran Dinasti Ming juga menghadapi serangan bajak laut
Jepang di sepanjang garis pantai tenggara China peranan Jenderal Qi Jiguang
sangat penting dalam mengalahkan serangan bajak laut tersebut. Suatu gempa
bumi terdasyat di dunia, gempa bumi Shaanxi tahun 1556, diperkirakan telah
menewaskan sekitar 830.000 penduduk, yang terjadi pada masa pemerintahan
Kaisar Jiajing.
17. Dinasti Qing (1644–1911)

10
Dinasti Qing didirikan menyusul kekalahan Dinasti Ming, dinasti terakhir
Han China, oleh suku Manchu dari sebelah timur laut China pada tahun 1644.
Dinasti ini merupakan dinasti terakhir yang memerintah China. Diperkirakan
sekitar 25 juta penduduk tewas dalam periode penaklukan Manchu atas
Dinasti Ming (1616-1644). Bangsa Manchu kemudian mengadopsi nilai-nilai
Konfusianisme dalam pemerintahan mereka, sebagaimana tradisi yang
dilaksanakan oleh pemerintahan dinasti-dinasti pribumi China sebelumnya
tersebut dan perjanjian tidak adil yang berhasil dipaksakan oleh kekuatan
imperialis asing terhadap Dinasti Qing, merupakan tanda-tanda
ketidakmampuan Dinasti Qing dalam menghadapi tantangan baru yang
muncul di abad ke-19. (“Zaman Kaisar China” Par 17).
18. Republik China
Penolakan Dinasti Qing untuk melakukan reformasi serta karena
kelemahan China terhadap negara-negara lain, membuat timbulnya revolusi
yang terinspirasi oleh ide-ide Sun Yat-sen untuk menghapuskan sistem
kerajaan dan menerapkan sistem republik di China. Pada tanggal 12 Februari
1912, kaisar terakhir Qing, Kaisar Xuantong turun tahta, menyusul Revolusi
Xinhai. Sebulan setelahnya, pada 12 Maret 1912, Republik China didirikan
dengan Sun Yat-sen sebagai presiden pertamanya. Perbudakan di China
dihapuskan pada tahun 1910.
19. Republik Rakyat China
Pada tanggal 1 Oktober 1949, Mao Zedong memproklamirkan Republik
Rakyat China (RRC) di Tiananmen, setelah hampir pastinya kemenangan
Partai Komunis China dari Kuomintang pada Perang Saudara China. Periode
sejarah RRC secara umum dibagi menjadi empat periode: transformasi
sosialis (1949-1976) di bawah Mao Zedong, reformasi ekonomi (1976-1989)
di bawah Deng Xiaoping, pertumbuhan ekonomi (1989-2002) di bawah Jiang
Zemin, dan terakhir adalah periode di bawah generasi pemerintahan keempat,
antara 2002 hingga saat ini.(“Zaman Modern China” Par 2).

11
B. Geografis Sungai Hwang Ho dan Yang Tze
a. Sungai Hwang Ho
Lembah sungai kuning merupakan daerah di sepanjang aliran sungai Hwang
Ho, Sungai Hwang Ho terkenal sebagai sungai kuning karena sungai tersebut
membawa lumpur berwarna kuning dan bermuara di laut kuning. Daerah di lembah
kuning merupakan pusat peradaban china kuno yang bernilai tinggi.
Sungai ini bersuber dari pegunungan Kwen-Lun di Tibet mengalir melalui
daerah pegunungan China utara samapi membentuk dataran yang bermuara di Teluk
Tsii-Li, Laut Kuning.
b. Sungai Yang Tze
Sungai Yangtze , Cina (Pinyin) Chang Jiang atau (romanisasi Wade-Giles)
Ch'ang Chiang , sungai terpanjang di keduanyaCina danAsia dan sungai terpanjang
ketiga di dunia, dengan panjang 3.915 mil (6.300 km). Cekungannya, membentang
sekitar 2.000 mil (3.200 km) dari barat ke timur dan lebih dari 600 mil (1.000 km)
dari utara ke selatan, mengeringkan area seluas 698.265 mil persegi (1.808.500 km
persegi). Dari sumbernya diDataran Tinggi Tibet hingga muaranya di Laut Cina
Timur , sungai ini melintasi atau berfungsi sebagai perbatasan antara 10 provinsi atau
wilayah. Lebih dari tiga perempat aliran sungai melewati pegunungan. Yangtze
memiliki delapan anak sungai utama. Di tepi kirinya, dari sumber ke muara, terdapat
sungai Yalung, Min, Jialing , dan Han; yang di tepi kanan termasuk sungai Wu,
Yuan, Xiang, dan Gan.
Nama Yangtze berasal dari nama wilayah kekuasaan kuno yang telah
diterapkan pada sungai tersebut terutama oleh orang-orang di Barat. Chang Jiang
(“Sungai Panjang”) adalah nama yang digunakan di Tiongkok, meskipun juga disebut
Da Jiang (“Sungai Besar”) atau, singkatnya, Jiang (“Sungai [The]”). Yangtze adalah
sungai terpenting di Tiongkok. Ini adalah jalur air utama negara itu, dan lembahnya
adalah lumbung besar Cina dan menampung hampir sepertiga dari populasi nasional.
Bagian atas Yangtze mengalir melintasi Dataran Tinggi Tibet dan turun
melalui lembah-lembah yang dalam di pegunungan di sebelah timur dataran tinggi,
muncul ke Dataran Tinggi Yunnan-Guizhou (Yungui).

12
C. Watak Khas China Utara dan China Selatan
Negeri tirai bambu ini terbagi menjadi utara (北方 – běi fāng) dan selatan (南方
– nán fāng) atas dasar sungai Yangtze (长江 – cháng jiāng) yang secara harfiah berarti
sungai panjang yang seperti membelah dataran China menjadi bagian utara dan selatan.
Karena letak geografis yang berbeda inilah maka makanan pokok, kultur, fitur tubuh dan
bahasa yang digunakan pun menjadi beragam.3 China bagian utara memiliki iklim yang
kering dan dingin sehingga tidak cocok untuk menanam padi, maka mereka
menghasilkan gandum, jagung, sayuran, akar, dan kubis. Sedangkan China selatan
memiliki iklim yang lebih lembab dan mempunyai cadangan air yang cukup. Padi
membutuhkan banyak air dan dapat tumbuh subur, selain padi China bagian selatan juga
menghasilkan terong, tomat, dan berbagai jenis sayuran.
Orang China bagian utara lebih banyak mengkonsumsi roti kukus (mantou), mie,
pangsit, dan makanan berbasis gandum. Sedangkan orang China bagian selatan lebih
banyak mengkonsumsi nasi (beras). Buah-buahan yang dihasilkan China utara dan
selatan pun berbeda. Bagian utara banyak menghasilkan persik, apel, dan melon,
sedangkan bagian selatan lebih banyak menghasilkan buah-buahan tropis seperti kelapa,
mangga, pisang, dan leci.
Orang China bagian utara memiliki tubuh yang lebih tinggi, mata sipit, kulit lebih
putih cerah, dan wajah yang lebih panjang. Sedangkan orang China bagian selatan
memiliki tubuh yang lebih pendek, mata bulat besar, kulit lebih gelap, wajah lebih bulat,
dan leher lebih pendek. Hal ini juga disebabkan oleh iklim dan pola makan yang
berbeda.4
Meskipun bahasa yang paling banyak digunakan di China adalah bahasa
Mandarin putonghua (普通话- pǔtōnghuà), yang berdasarkan dialek Beijing Utara namun
kenyataannya masih ada ratusan dialek lainnya yang digunakan di China. Mungkin kita
sering mendengar orang China berbicara bahasa mandarin dengan menambahkan –r yang
sangat kental, itu merupakan erhuayin (儿化音- ér huà yīn) yang merupakan dialek khas
China bagian utara. Selain itu, di bagian selatan juga terdapat dialek yang sulit dipahami
dan termasuk bahasa lokal dari puluhan kelompok etnis minoritas seperti Miao, Zhuang,

3
squline.com/perbedaan-antara-utara-dan-selatan-tiongkok
4
mandarinme.com/perbedaan-antara-china-bagian-utara-dan-selatan

13
dan Yao. Juga mereka berasal dari Yue (Kanton), Minnan (Hokkien), Wu (Shanghai),
Hakka (Taiwan), Xiang (Hunan), atau Gan (Jiangxi).
Dari segi karakter orang-orang China bagian utara lebih blak-blakan dan berbicara
langsung, mereka juga lusu dan suka bergaul. Berbanding terbalik dengan orang China
selatan lebih pendiam, cenderung hati-hati, dan lebih detail dalam perencanaan.
D. Tata Hidup Keagamaan Tao, Konghucu, dan Buddha
Ritual adalah serangkaian tindakan yang dilakukan terutama untuk nilai simbolis.
Hal ini mungkin menjadi tradisi masyarakat, termasuk oleh komunitas agama. Tujuan
ritual bervariasi, ada yang dapat memenuhi kewajiban agama atau cita-cita, memenuhi
kebutuhan spiritual dan moral, menunjukkan rasa hormat, atau penyerahan,
memungkinkan penerimaan sosial atau persetujuan untuk beberapa event atau ritual yang
kadang dilakukan hanya untuk kesenangan ritual itu sendiri. 5Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia, mengartikan arti ritual adalah hal ihwal ritus atau tatacara dalam upacara
keagamaan. Upacara ritual atau ceremony adalah sistem atau rangkaian tindakan yang
ditata oleh adat atau hukum yang berlaku dalam masyarakat yang berhubungan dengan
berbagai macam peristiwa yang biasanya terjadi dalam masyarakat yang bersangkutan.
Dari segi tujuan, ritual dapat dibedakan menjadi 3, yaitu :
1. Ada ritual yang bertujuan untuk bersyukur kepada Tuhan
2. Bertujuan untuk mendekatkan diri kepada Tuhan agar mendapatkan
keselamatan dan rahmat
3. Dan ada yang bertujuan untuk meminta ampun atas kesalahan yang dilakukan
a. Keagamaan Tao
Dalam agama Tao mempunyai 4 ajaran :
 Dao. Yang menjadi inti dari ajaran Tao, yang berarti tidak berbentuk, tidak
terlihat, tapi merupakan proses kejadian dari semua benda hidup dan segala
benda-benda yang ada di alam semesta. Dao berwujud dalam bentuk benda hidup
dan kebendaan lainnya adalah De. Gabungan Dao dengan De dikenal sebagai
Taoisme yang merupakan landasan kealamian. Keabadian manusia terwujud
disaat seseorang mencapai kesadaran Dao, dan orang tersebut akan menjadi dewa.

5
UIN Antasari, Ritual dalam Agama Konghucu, Taoisme, dan Buddha

14
Penganut-penganut Tao mempraktekkan Dao untuk mencapai kesadaran Dao, dan
menjadi seorang dewa.
 Yin dan Yang. Dao melahirkan sesuatu, yang disebut dengan Yin (positif) dan
Yang (negatif), Yin dan Yang saling melengkapi untuk menghasilkan tenaga atau
kekuatan. Kekuatan tersebut bersumber dari jutaan benda di dunia. Setiap benda
di alam semesta yang berupa benda hidup ataupun benda mati mengandung Yin
dan Yang yang saling melengkapi untuk mencapai keseimbangan.
 Pandangan tentang Manusia. Manusia yang sombong dan melakukan hal di luar
kemampuannya, maka suatu saat dia akan mendapat celaan yang membuatnya
berduka atau menderita. Karena itu, seorang bijaksana yang mengenal Dao dan
hukum alam akan memilih mengundurkan diri dan menolak segala penghargaan
yang diberikan padanya. Ia memilih untuk tidak menonjolkan dirinya. Meskipun
demikian, Taoisme tidak mengajarkan bahwa seseorang harus menyingkirkan
seluruh harta benda yang dimiliki untuk mencapai ketentraman batin. Hal yang
perlu dibuang adalah rasa kemelekatan terhadap harta tersebut.
 Etika. Agama Tao menggabungkan ilmu pengetahuan, filsafat, dan ilmu
kedewaan yang Agung sebagai dasar kepercayaan. Agama Tao menyembah
banyak dewa dan dewi. Sosok Dewa dan Dewi dalam agama Tao merupakan
sosok yang telah mecapai kesempurnaan dalam perjalanan mengamalkan ajaran
agama Tao. Agama Tao juga percaya bahwa Manusia sejati bisa mencapai
kesempurnaan menjadi Dewa atau Dewi, bila sanggup berbuat jasa yang sangat
besar sekali terhadap masyarakat ataupun orang lain, perbuatan-perbuatan itu
antara lain :
a) Bisa memberikan keteladanan yang luar biasa dalam perilaku
kebijaksanaan untuk umat manusia.
b) Berjasa besar dalam membangun/memperjuangkan kedamaian bagi negara
dan masyarakatnya.
c) Bisa mencegah atau menanggulangi bencana yang membahayakan umat
manusia.
d) Sanggup menyumbangkan nyawanya demi membela keyakinan tentang
kebenaran sejati.

15
Dengan demikian dapat dipahami, bahwa Agama Tao mengajarkan :
“Meskipun manusia merupakan bagian dari alam semesta, namun sebagai
manusia haruslah mampu membedakan mana yang benar dan mana yang salah,
serta bisa mengetahui mana yang baik atau bijaksana dan mana yang jahat, juga
yang paling penting adalah mampu melaksanakan ajaran-ajaran Agama Tao
pada setiap tingkah laku dalam hidupnya, sebagai syarat untuk bisa menjadi
manusia yang sejati.”
Setelah mampu mencapai tahap manusia sejati, selanjutnya adalah tugas yang mulia
untuk berusaha bisa menyatu dengan Tao yang Maha Esa dengan istilah yang popular
Tian Ren He Yi (kembali ke asal dengan sempurna). Agama Tao menganjurkan 3 nasehat
Lao-zi yaitu :
- Welas Asih
- Hemat tapi tidak kikir
- Rendah Hati
Agama Tao juga mengajarkan sifat Qing Jing Wu Wei, suatu sifat dimana orang
dianjurkan untuk selalu berusaha berbuat sesuatu demi kepentingan bersama, namun
tetap menjaga sikap mental yang tulus tanpa pamrih, selain itu juga selalu mawas diri
dalam usahanya mengajak masyarakat supaya mampu menjaga keharmonisan kehidupan
masing-masing.
Ajaran-ajaran Tao bersifat universal dan menekankan kepada manusia untuk kembali
dan mencintai alam, karena alam merupakan bagian dari manusia. Oleh karena itu, dia
tidak hanya dianut oleh sebagian besar orang China di seluruh dunia, tapi juga oleh
orang-orang di luar suku bangsa China.
Dalam praktek peribadatan, penganut taoisme ini melaksanakan ritual ibadahnya di
klenteng atau pekong. Pemujaan terhadap tuhan (Thien) dilakukan dihalaman bagian
depan luar rumah atau klenteng dengan cara yang sederhana, yaitu membakar beberapa
batang hio (dupa) dengan menengadah kearah langit, sedangkan pemujaan terhadap
dewa-dewa dilakukan di dalam klenteng dengan menyuguhkan sesajen untuk
melunakkan hati para dewa agar keinginan mereka dapat diijabahi.

16
b. Keagamaan Konghucu
Ritual Peribadatan Umat Konghucu di Kelenteng. Setiap agama mempunyai ritual
peribadatan masing-masing dan berbeda, dengan menggunakan simbol dan gerakan yang
didalamnya mengandung makna dan arti bagi mereka yang menjalaninya, sehingga hal
tersebut dianggap sakral dalam prosesi pelaksanaannya.
Sebelum Kongzi mengajarkan prosesi peribadatan ini, sudah terlebih dahulu
masyarakat cina kuno melaksanakannnya, hanya saja makna yang dikandung dari prosesi
peribadatan tersebut masih cenderung kurang jelas, hanya sekedar ritual tanpa ada makan
dan tujuan dibalik ritual tersebut, akan tetapi setelah nabi kongzi datang, dia meluruskan
semua ritual peribadatan tersebut dan mengajarkan makna dibalik prosesi ritual
peribadatan tersebut dan dilaksanakan oleh umat penerusnya sampai sekarang, kemudian
gerakan yang dilakukan dalam prosesi pelaksanaan peribadatan, dan perangkat yang
dipergunakan dalam ritual tersebut.
Arti dan tujuan umat konghucu melaksanakan ritual peribadatan hampir sama dengan
agama pada umumnya arti dalam ibadah itu sendiri yakni menyembah kepada Tuhan
yang Maha Esa, bisa juga diartikan sebagai pola komunikasi antara makhluk dengan
Tuhannya, oleh karena ibadah atau sembahyang merupakan salah satu aspek penting
dalam kehidupan umat beragama, begitu pula dengan kondisi umat konghucu yang
mempunyai ritual tersendiri dan mempunyai tujuan dalam pelaksanaan ritual tersebut,
secara garis besar tujuan dari pada melaksanakan ritual peribadatan bagi umat konghucu
adalah:
 Mendekatkan diri pada Tuhan Yang Maha Esa, tidak bisa dipungkiri bahwa pola
komunikasi vertikal antara makhluk hidup dengan tuhannya harus dilakukan oleh
umat beragama setiap harinya, baik pelaksanaannya dirumah maupun di tempat
tempat ibadah sesuai dengan agamanya masing masing, dengan tujuan untuk lebih
dekat dengan Tuhan Tian yang menguasai seluruh alam.
 Memohon pertolongan dan perlindungan, ketika manusia merasa bahwa dirinya
terancam dan tidak ada lagi yang bias menolongnya maka dia akan berdo’a pada
tuhannya dan memint pertolongan pada-Nya, oleh karena itu ketika melakukan
peribadatan maka umat konghucu meminta kepada Tian agar selalu dilindungi
dan diberi pertolongan ketika dalam kesusahan, “Perlu diketahui bahwa memohon

17
berbeda dengan meminta, ketika kita meminta sedangkan tidak diberi maka yang
salah adalah yang tidak memberi, akan tetapi ketika kita memohon maka
sepenuhnya hak berada pada yang dimohon, apa mau dikasih atau tidak terserah
pada yang punya wewenang dalam hal ini Tuhan”, demikian tambah Liem Tiong
Yang.
 Bersyukur atas nikmat Tuhan, manusia tidak akan pernah bisa menghitung berapa
banyak nikmat yang telah tuhan anugrahkan buat kita semua, sejak kita didalam
kandungan sampai kita lahir manusia tidak bisa menghitungnya, oleh karena itu
manusia hanya bisa mensyukuri nikmat yang telah Tuhan anugrahkan buat kita,
dalam melakukan peribadatan umat konghucu mengucapkan syukur kepada Tian
yang telah memberi nikmat dan anugrah kepada hambanya.
 Prosesi Peribadatan Umat Konghucu. Ada dua tempat peribadatan yang biasanya
digunakan oleh umat konghucu yang pertama adalah dirumah, sedangkan yang
kedua adalah di kelenteng, tidak ada perbedaan yang mendasar antara proses
pelaksanaan peribadatan dirumah dan di kelenteng, keduanya sama yakni
beribadah pada arwah leluhur yang suci, beribadah pada Tuhan dan beribadah
pada Nabi konghucu. Perlu diketahui juga ada perbedaan antara prosesi
peribadatan di kelenteng Boen Bio dengan kelenteng lain, kalau di klenteng lain
ketika kita akan masuk kelenteng maka terlebih dahulu kita sembahyang untuk
Tuhan di altar luar baru kemudian kita masuk dan beribadah untuk para nabi dan
arwah leluhur yang suci di altar dalam, sedangkan di kelenteng Boen Bio, kita
langsung melaksanakan prosesi peribadatan di altar dalam tanpa ada altar luar,
adapun prosesi peribadatan umat konghucu adalah sebagai berikut: 1. Terlebih
dahulu menyalakan lilin di tempat berdo’a atau altar, 2. Membakar Hio atau Dupa
sebanyak 3 atau 9 batang yang melambangkan Tuhan, Manusia dan Bumi,
kemudian dinaikkan dahi sebanyak 3 kali, dengan berkata sebagai berikut, pada
angkatan Hio yang pertama maka yang diuacapkan adalah kehadiran Tuhan yang
maha esa ditempat yang maha tinggi, dimuliakanlah. Pada angkatan Hio yang
kedua yang harus diucapkan adalah kehadapan Konghucu, pembimbing dan
penyadar hidup kami, di muliakanlah. Sedangkan pada angka ketiga yang

18
diucapkan adalah kehadapan para suci dan leluhur yang kami hormati,
dimuliakanlah.
Setelah pengangkatan Hio maka langkah selanjutnya adalah meletakkan Hio di
Youlu atau tempat peletakan Hio yang terbuat dari besi kuningan dan berbentuk
hati, Hio pertama diletakkan di tengah, yang kedua diletakkan di sebelah kanan,
dan yang terakhir diletakkan disebelah kiri. Berdo’a dengan sikap Pat Tik, ada
dua sikap pat tik, Pertama sikap pat tik delapan kebajikan mendekap Thai Kik
yaitu dengan cara tangan kanan dikepalkan lalu ditutup dengan tangan kiri, sikap
tangan ini gunakan juga pada waktu bersembahyang, kedua sikap delapan
kebajikan mendekap hati dengan cara tangan kanan tetap membuka, tangan kiri
merangkap punggung tangan kanan dan kedua ibu jari dipertemukan kemudian
didekapan di dada, sikap ini hanya digunakan pada waktu berdo’a.
 Jadwal Pelaksanaan Peribadatan. Ada beberapa waktu peribadatan yang harus
dilaksanakan oleh umat kanghucu selain ibadah setiap hari:
1. Peribadatan setiap hari, pagi dan sore, peribadatan ini bias dilaksanakan
dirumah ataupun ditempat peribadatan agama konghucu atau kelenteng.
2. Peribadatan setiap tanggal 1 imlek dan 15 imlek yang dilaksanakan di
kelenteng, peribadatan pada tanggal 1 imlek di pergunakan untuk intropeksi
diri manusia, sedangkan pada tanggal 15 imlek digunakan untuk memohon
permintaan kepada tuhan dan bersyukur atas nikmat yang telah diberikan
selama hidup.
3. Peribadatan setiap minggu atau kebaktian mingguan, yakni do’a secara
berjama’ah dan membaca ayat dari kitab sushi sebagai renungan dan
kemudian di akhiri dengan khotbah. Lebih lengkapnya lagi dalam buku tata
Agama dan tata laksana upacara agama konghucu disebutkan ada beberapa
macam peribadatan :
1) Ibadah kepada Tuhan yang maha esa/Thian
- Sembahyang pengucapan syukur tiap pagi dan sore, saat menerima
rezeki makan.
- Sembahyang tiap tanggal 1 dan 15 imlek - Sembahyang besar pada
hari hari kemuliaan, yakni: malam penutupan tahun, king thi kong

19
tanggal 8 menjelang 9 cia gwee, saat cap go meh, tang cik saat tanggal
22 desember.
2) Kebaktian bagi nabi
- Peringatan hari lahir nabi konghucu pada tanggal 27-VIII imlek.
- Peringatan hari wafat nabi konghucu pada tanggal 18-II lemlik
- Peringatan hari genta Rohani pada tanggal 22 desember.
3) Kebaktian bagi para suci
- Hari twan yang jatuh pada tanggal 5-V lemlik
- Sembayang tiong chu pada tanggal 15-VIII lemlik
- Hari he gwan pada tanggal 15-X lemlik.
4) Sembahyang bagi para leluhur
- Sembahyang pada tanggal 1 dan 15 penanggalan bulan.
- Hari wafatnya leluhur atau orang tua.
- Sembahyang tutup tahun.
- Sembahyang sadranan/ziarah
- Sembahyang arwah leluhur.
c. Keagamaan Buddha
Secara umum dikatakan bahwa agama Buddha datang ke Tiongkok pada tahun 65
masehi dimulai dengan kedatangan dua bhiksu dari asia tengah Budha menghadapi
masyarakat yang sudah berbudaya tinggi dan memiliki filsafat sendiri. Buddhisme mulai
menyebar di Tiongkok selama dinasti Han dan berhasil mengokohkan diri dan
mendapatkan kepercayaan dari masyarakat Tiongkok. Memang pernah terjadi dalam
sejarah tiongkok, beberapa kali kaisar tidak setuju dengan kedatangan agama buddha
yang di anggap baru.
Pada awal kedatangan agama buddha di tiongkok adalah beraliran hinayana yaitu
sekte abhidharma-kosa dan sekte satyasidhi, tetapi tidak bertahan lama. Kemudian
barulah agama buddha beraliran Mahayana yang masuk ke Tiongkok.
Ajaran Buddha pada masa awal tersebut tidak begitu menekankan konsep tanpa
diri atau roh (anatman/anatta), tetapi dalam usahanya menyesuaikan kepercayaan yang
berkembang saat itu mengenai roh yang kekal, maka ditekankan mengenai Nirvana yang
merupakan suatu alam yang kekal.

20
Bab III
Penutup

a. Kesimpulan
Negara China terletak di Asia bagian Timur, di sebelah barat dan utaranya
berbatasan dengan daerah Siberia dan Mongolia (Gurun Gobi). China juga salah satu
sejarah kebudayaan dan peninggalan tertua di dunia dan tinggi tingkat peradabannya.
Dari penemuan arkeologi dan antropologi, daerah China telah didiami oleh manusia
purba sejak 1,7 juta tahun yang lalu.
Dengan adanya sungai panjang dapat membelah China yang kemudian terbagi
menjadi utara dan selatan, dikarenakan letak geografisnya maka terjadi perbedaan iklim,
kultur, makanan pokok, fitur tubuh dan bahasa yang digunakan pun menjadi beragam.
Dalam keagamaan China memiliki banyak ritual agar dapat mendekatkan diri
kepada Tuhan Yang Maha Esa dan menjadikan masyarakat China tidak melakukan hal
yang di luar kemampuannya.
b. Saran
Dalam pembuatan makalah ini tentunya penulis menyadari jika dalam
penyusunan masih banyak ada kesalahan serta jauh dari kata sempurna.
Adapun nantinya penulis akan segera melakukan perbaikan susunan makalah
dengan menggunakan pedoman dari beberapa sumber dan kritik yang bisa membangun
dari para pembaca.

21
Daftar Pustaka

Yunus, Resmiyati. (2013). Jendela Peristiwa di Kawasan Asia Timur. Yogyakarta: Interpena

Universitas Kristen Petra. Perkembangan Sejarah Suku Bangsa dan Dinasti di China

https://www.studocu.com/id/document/universitas-islam-negeri-sunan-gunung-djati/sejarah-
dunia-i/peradaban-cina-kuno/44943316

https://squline.com/id/perbedaan-antara-utara-dan-selatan-tiongkok/

https://mandarinme.com/perbedaan-antara-china-bagian-utara-dan-selatan/

http://p2k.unkris.ac.id/id3/2-3065-2962/Lembah-Sungai-Kuning_182993_p2k-
unkris.html#:~:text=Sungai%20Hwang%20Ho%20disebut%20sebagai,Tsii%2DLi%2C%20Laut
%20Kuning

https://www-britannica-com.translate.goog/place/Yangtze-River

http://idr.uin-antasari.ac.id/10685/6/BAB%20III.pdf

22

Anda mungkin juga menyukai