Anda di halaman 1dari 13

Tokoh-Tokoh

Terdapat banyak sekali tokoh-tokoh yang menganut aliran impresionisme, namun yang akan di
bahas pada makalah ini adalah tokoh-tokoh yang berperan dalam Aliran Impresionisme adalah sebagai
berikut :
1.

Frederic Bazille

Frederic Bazille ( Desember 6, 1841 November 28, 1870) adalah seorang


pelukis Perancis Impressionist. Melukis adalah pekerjaan utamanya, ia
merupakan figur di dalam suatu pemandangan dengan mencat enplein air.
Bazille Frdric dilahirkan di Montpellier, Hrault, Languedoc-Roussillon,
Perancis. Ia lahir di keluarga Protestan kaya. Ia menjadi tertarik akan lukisan
setelah melihat beberapa lukisan Eugne Delacroix. Keluarganya menyetujui
iaa menjadi seorang pelukis dan dia dibiarkan belajar mengecat tetapi
dengan syarat dia juga harus belajar medicine.
Bazille mulai belajar obat/kedokteran pada tahun 1859, dan pergi ke Paris
pada tahun 1862 untuk melanjutkan belajarnya. Di sana ia berjumpa dengan
Pierre-Auguste Renoir dan Sisley Alfred. Ia mulai tertarik dengan
Impressionist sehingga ia mulai belajar mengecat dan mulai mengambil
kelas di Charles studio Gleyre'S. Setelah ia selesai ujian medis pada tahun
1864, ia mulai mengecat full-time. Sahabat karibnya antara lain Claude
Monet, Sisley Alfred, dan douard Manet. Bazille adalah seorang yang
dermawan. Ia sangat suka membantu orang yang kurang mampu, misalnya
ia membiarkan studionya untuk orang lain gunakan.
Bazille baru berusia 23 tahun ketika ia mencat beberapa pekerjaan
terbaiknya, antara lain Pakaian Yang merah muda ( ca. 1864, Muse d'Orsay,
Paris). Ia mengecat dengan mengkombinasikan suatu lukisan seperti potret
kemenakannya sendiri. Lukisan terbaiknya dan sangat terkenal adalah
Keluarga Reuni tahun 1867-1868 (Muse d'Orsay, Paris).

Bazille Frdric bergabung disuatu Zouave sekitar Agustus 1870, setelah


perjangkitan dari Peperangan Franco-Prussian. Pada 28 November 1870,
ketika ia bersama unit nya di Pertempuran Beaune-La-Rolande, pegawai nya
terluka, ia mengambil perintah dan memimpin suatu sergapan pada posisi
Jerman. Ia dipukul dua kali di (dalam) serangan yang digagalkan dan
meninggal di medan perang pada usia 28 tahun.
2.

Paul Cessane

Paul Czanne (Aix-en-Provence, 19 Januari 1839Aix-en-Provence, 22


Oktober 1906) adalah pelukis Perancis yang hidup pada masa Post
Impresionis. Karyanya merupakan peralihan dari konsep seni abad 19
menuju kebebasan mutlak seni di abad 20. Karyanya merupakan
pemberontakan terhadap pakem impresionisme yang saat itu sedang
populer dan menjadi inspirasi seniman pembaharu seperti gaya kubisme
Picasso, meskipun gayanya sendiri belum bisa disebut kubisme. Karyanya
juga menginspirasi seniman fauvisme.
Karya-karya Paul Czanne memperlihatkan keahlian desain, warna, dan
komposisi. Goresannya yang repetitif, sensitif, menggairahkan, dan
mengeksplorasi mengesankan karakterisasi yang kuat. Beberapa sentuhan
kuasnya sudah cukup menggambarkan keseluruhan objek yang kompleks
dan abstraksi-abstraksi yang didapatkannya dari alam. Lukisan Czanne juga
memperlihatkan studi subjektif yang teliti, pencarian, dan eksplorasi
mendalam terhadap persepsi visual manusia.
Paul Czanne lahir di Aix-en-Provence, salah satu bagian dari daerah selatan
Perancis pada tanggal 19 Januari 1839. Provence adalah wilayah dengan
struktur geografis yang kompleks dan beragam, dengan banyak dataran
tinggi dan gunung yang membentang hingga bagian timur dari lembah
Rhone. Iklimnya panas dan kering saat musim panas, dan dingin saat musim

dingin. Ketinggiannya bervariasi dari dataran rendah hingga puncak gunung


yang cukup mengesankan, dengan diliputi hutan pinus dan tumbuhan di
sekitar batu gunung. Suasana seperti ini sering muncul dalam karya-karya
Czanne.
Sejak kecil hubungan dengan ayahnya yang dikenal kasar tidak begitu
baik. Hal ini bisa dilihat dari karya-karya awal Czanne yang memperlihatkan
ekspresi kemarahan dan frustrasi.
Masa 1859 hingga 1861 dihabiskan Czanne untuk mendalami bidang
hukum di Aix, dan mulai mengembangkan jiwa seninya lewat pelajaran seni.
Ia kemudian memutuskan membangkang kepada keinginan ayahnya dengan
berkonsentrasi penuh kepada seni dan meninggalkan Aix menuju Paris
bersama sahabat karibnya mile Zola pada tahun 1861. Namun ternyata
ayahnya memberikan dukungan penuh, sehingga ia bisa meneruskan hidup
dengan nyaman.
Di Paris, Czanne bertemu Pissarro dan beberapa seniman Impressionists lain.
Pengaruh Pissarro cukup besar dalam perkembangan karya Czanne dan
mereka kadang terlihat melukis bersama.
Karya awal Czanne banyak menampilkan pemandangan, dengan banyak
objek besar dan berat yang dilukis secara imajinatif. Kemudian karyanya
berkembang menjadi lebih ringan dengan pengamatan langsung sebagai
hasil dari pengaruh gaya impresionisme. Gaya Czanne mirip dengan
pendekatan arsitektural dalam rancang bentuk. Bidang pandang dipecah
menjadi beberapa bagian kecil menjadi sudut pandang yang datar dengan
beberapa sentuhan warna.
Salah satu kata-katanya yang terkenal "Aku ingin mereka ulang sudut
pandang impresionisme menjadi lebih solid dan bertahan lama seperti karyakarya seni yang selama ini dipajang di museum". Hal ini seolah
menggambarkan keteguhan untuk mengembangkan observasinya sendiri
untuk menampilkan objek-objek di alam dengan metoda yang lebih akurat,
termasuk dengan cara memecah permukaan objek menjadi goresan repetitif
dan kecil. Czanne memiliki kecenderungan untuk selalu memandang objek
dalam bentuk dan sentuhan-sentuhan warna yang lebih sederhana untuk
menampilkan informasi sebanyak mungkin.
Pendekatan geometris Czanne ini memberikan pengaruh besar terhadap
gaya kubisme Pablo Picasso, Georges Braque, dan Juan Gris. Jika karya-karya
Kubisme disandingkan dengan karya-karya akhir Czannete, akan terlihat
hubungan langsung antara pengamatan Czanne dengan pencapaian dalam
Kubisme. Salah satu bagian penting dari kesamaan ini adalah kedalaman dan
konsentrasi
yang
diterapkan
Czanne
untuk
memperlihatkan
pengamatannya terhadap alam. Masing-masing kita memiliki penglihatan
binokular. Sebagai akibatnya setiap individu akan memiliki dua sudut
pandang sekaligus yang diolah menjadi konsep kedalaman ruang oleh
bagian visual cortex otak. Konsep inilah yang digunakan Czanne sekaligus
menjadi pengaruh bagi gaya kubisme. Hanya saja kubisme mengembangkan
konsep ini lebih lanjut dengan tidak hanya berusaha menggunakan dua
sudut pandang, tetapi banyak sudut pandang sekaligus dalam satu karya.

Karya-karya Czanne pertama kali dipamerkan di Salon des Refuss pada


tahun 1863, tempat karya-karya yang ditolak oleh kurator Paris Salon. Paris
Salon terus menerus menolak karyanya dari periode 1864 hingga 1869.
Czanne jarang sekali memamerkan karyanya dan terus bekerja dalam
keterasingan di Provene, jauh dari Paris. Ia berkonsentrasi dalam tiga
bidang:still life, lukisan pemandian, dan Montagne Sainte-Victoire, yang
berulangkali menjadi objek lukisannya.
Meskipun sentuhan religius jarang sekali muncul dalam karyanya, ia
tetap penganut Katolik yang taat. Ia berkata Saat aku memberikan
penilaian terhadap seni, Aku akan meletakkan karyaku di samping karya
Tuhan seperti pohon atau bunga. Jika bertentangan, itu bukanlah seni.
Bagi kalangan seni modern di abad 20, Czanne adalah bapak konsep
kesenian modern. Pablo Picasso memanggilnya "Bapak bagi kita semua".
Menjelang akhir hidupnya Czanne bermusuhan dengan Zola akibat
karya Zola yang dianggap melecehkan Czanne di novel L'uvre (The
Masterpiece, 1886) dan tidak pernah berbaikan kembali.
Pada 1906, Czanne jatuh pingsan saat membuat lukisan di luar ruangan
dalam keadaan badai. Seminggu kemudian, pada 22 Oktober, ia meninggal
akibat pneumonia.
Pada 10 Mei 1999, lukisan Czanne, Rideau, cruchon et compotier terjual
seharga AS$60,5 juta, Lukisan keempat termahal untuk masa itu.
3.

Edgar Degas

Edgar Degas (lahir di Paris, 19 Juli 1834 meninggal di Paris, 27


September 1917 pada umur 83 tahun), terlahir sebagai Hilaire-GermainEdgar De Gas (il m d d), adalah seorang pelukis dan
pematung dari Prancis. Ia dianggap sebagai pendiri impresionisme meskipun
menolak istilah itu, dan lebih memilih disebut realis. Sebagai juru gambar

berbakat, ia banyak dikenal dengan


karyanya menggambarkan penari. Hal
dalam penggambaran gerakan, juga
telanjang. Potretnya dikenal akan
penggambaran isolasi manusia.

subyek tari, dan hampir separuh


tersebut menunjukkan keahliannya
subyek perlombaan dan wanita
kompleksitas psikologisnya dan

La Classe de Danse (1875)


Di awal kariernya, ambisinya adalah menjadi pelukis bersejarah,
panggilan yang untuk itu ia mempersiapkan diri dengan pendidikan
akademik yang ketat dan belajar seni klasik secara dekat. Pada awal usia 30an, ia berubah pikiran, dan dengan menjalankan metode tradisional pelukis
bersejarah dengan menampilkan masalah subyek kontemporer, ia menjadi
pelukis klasik jaman modern.
4.

Claude Monet

Claude
Monet dikenal
juga
dengan
nama Oscar-Claude
Monet atau Claude
Oscar
Monet (lahir
di
Paris,
14
November
1840 meninggal di Giverny, 5 Desember 1926 pada umur 86 tahun) adalah
pelukis Perancis dengan aliran impresionisme. Lukisannya Impression,
Sunrise adalah asal nama penamaan aliran impresionisme.
Monet lahir dari pasangan Adolphe dan Louise-Justine Monet di 45 Rue
Laffitte. Keluarganya kemudian pindah ke Le Havre pada 1845 di Normandia
saat ia baru berumur lima tahun. Nama baptisnya Oscar-Claude di NortreDame-de-Lorette. Ayahnya sangat menginginkan ia meneruskan usaha
keluarga.
Awal April 1851 Monet memasuki sekolah Le Havre. Ia segera terkenal
dengan karikatur-karikatur carchoalnya, yang sering dipajang dan dijual
seharga 10 hingga 12 francs. Monet pertama kali mendapat pelajaran
drawing dari Jean-Francois Ochard, sebelumnya murid dari Jacques-Louis
David (1748 - 1825). Di pantai Normandia, ia bertemu Eugne Boudin, yang

melihat pajangan karya-karya karikaturnya dan kemudian menjadi mentor


and mengajarinya memakai cat minyak. Boudin juga mengajarkan Monet
teknik en plein air(melukis luar ruangan).
Pada 28 Januari 1857 ibunya meninggal. Ia kemudian dirawat bibinya
Marie-Jeanne.
Saat Monet berkunjung ke Paris untuk mengunjungi The Louvre, ia
melihat banyak sekali pelukis yang meniru lukisan yang sudah lebih dulu
terkenal. Monet, dengan kegigihannya lebih memilih memperhatikan jendela
dan melukis pemandangan dengan peralatan dan tekniknya sendiri.
Pada Juni 1861 Monet bergabung dengan pasukan Resimen I Kavaleri
Ringan Afrika di Aljazair untuk dua tahun dari tujuh tahun masa wajib militer.
Tapi penyakit tipusnya membuat bibinya Madame Lecadre menyarankan
untuk keluar dari militer dan menyelesaikan studi seni rupanya di
universitas. Karena merasa bertentangan dengan pelajaran klasik yang
diajarkan di universitas, ia kemudian bergabung dengan studio Charles
Gleyre di Paris, dan kemudian bertemu Pierre-Auguste Renoir, Frederic
Bazille, dan Alfred Sisley. Kemudian mereka bersama mengembangkan
teknik baru dalam seni rupa dengan melukis berdasarkan efek-efek pantulan
cahaya yang ditangkap mata, awal dari aliran yang sekarang kita kenal
sebagai impresionisme.
Karya Monet Camille atau La Femme la Robe Verte pada 1868, yang
menaikkan popularitas dirinya, adalah salah satu dari sekian banyak dari
lukisan dengan objek calon istrinya, Camille Doncieux.
Selama masa Perang Perancis-Prusia (1870 - 1871), Monet mengungsi ke
Inggris untuk menghindari konflik. Di sana ia belajar kepada John Constable
dan J. M. W. Turner, yang lukisannya menjadi inspirasi untuk Monet dalam
memahami warna.
Pada rentang waktu 1871 hingga 1878 Monet tinggal di Argenteuil, desa
di Seine di dekat Paris. Di sinilah banyak karya terbaiknya dihasilkan.
Impression, Sunrise (Impression, soleil levant) (1872/1873).
Saat kembali ke Paris, sekitar 1872 - 1873 ia melukis Impression, Sunrise
(Impression, soleil levant) yang menggambarkan pemandangan Le Havre.
lukisan ini ditampilkan dalam pameran Impresionis pertama pada 1874 dan
hingga kini menjadi koleksi Muse Marmottan-Monet, Paris. Dari judul yang
sebenarnya asal pilih ini, Kritikus Louis Leroy memberikan sindiran "Kaum
Impresionis", yang kemudian malah terkenal sebagai identitas utama
mereka.
Pada 1870, Monet and Doncieux menikah dan pada 1873 pindah ke
rumah di Argenteuil di dekat Sungai Seine. Mereka mendapat anak kedua,
Michel, pada 17 Maret, 1878. Istri Monet kemudian meninggal akibat
tuberculosis pada 1879.
Alice Hosched membantu merawat kedua anak Monet. Mereka tinggal di
Poissy. Pada April 1883 mereka pindahke rumah di Giverny, Eure, di HauteNormandie, yang kemudian ditatanya dengan halaman kebun yang besar

dan berusaha dilukisnya kembali hingga akhir hayatnya. Monet and


Hosched menikah pada 1892.
Pada periode 1880-an dan 1890-an, karya Monet banyak berkutat pada
eksperimen lukisan dengan berbagai variasi sudut pandang dan cahaya. Seri
pertamanya adalah Katedral Rouen from dari berbagai sudut pandang dalam
waktu berbeda-beda sepanjang hari. Dua puluh sudut pandang ini kemudian
dipamerkan di Durand-Ruel pada tahun 1895.
Water Lily Pond (Le bassin aux Nymphas) (1899)
Pada kurun waktu 1883 hingga 1908, Monet melakukan perjalanan ke Mediterania dan melukis
banyak pemandangan darat dan laut seperti Bordighera. Bangunan penting juga menjadi subjek
utama Monet di sana. Istrinya Alice meninggal pada 1911 dan anaknya Jean pada 1914.
Katarak menjangkitinya sehingga harus menjalani dua kali operasi pada1923. Lukisannya pun
berubah menjadi mempunyai tonality merah, suatu hal yang wajar menjadi pemandangan sehari-hari
bagi penderita katarak. Selain itu diduga ia juga kadang-kadang bisa mendeteksi pantulan sinar
ultraviolet akibat perlakuan pembedahan katarak.
Setelah operasi ia banyak menggarap ulang karya-karyanya terdahulu. Monet meninggal pada 5
Desember 1926 pada umur 86 dan dikuburkan di pemakaman gereja Giverny. Rumah dan tamannya
yang sudah menjadi terkenal menjadi daya tarik utama bagi turis di Giverny.Di rumah ini juga banyak
ditemukan karya-karya grafis Jepang.
Pada 2004, London, Le Parlement, Effet de Brouillard (1904), terjual lebih dari US$20 juta.

Pengertian Impresionisme, Sejarah, dan Tokohnya

Apa pengertian impresionisme? Impresionisme mungkin bukan kata asing bagi para
pecinta seni. Namun, bagi orang awam, kata impresionisme ini masih merupakan
tanda tanya. Kata impresionisme sendiri akrab disebut sebagai sebuah aliran dalam
melukis. Pengertian impresionisme sendiri jika dilihat dari sudut pandang seni
melukis adalah sebuah aliran lukisan yang tidak menekankan pada bentuk dalam
obyek dalam lukisan, melainkan menekankan kesan pencahayaan dan warna yang
kuat.

Namun, seiring berjalannya waktu, para seniman dan akademisi saat ini malah tidak
menekankan faktor pencahayaan dan warna seperti yang disebutkan pada
pengertian di atas, tapi lebih menekankan pada garis lukisan yang kuat.

Beberapa orang berpendapat bahwa impresionisme adalah sebuah gerakan atau


aliran yang mulai muncul sejak abad 19 lalu yang menitikbertakan pada lukisan
dengan karakter pencahayaan dan warna yang kuat. Bahkan beberapa idealis aliran
impresionisme ini jarang menggunakan atau memanfaatkan warna hitam pada
lukisannya, mengapa? Karena warna hitam dianggap sebagai warna yang bukan
bagian dari cahaya yang notabene adalah karakter dari impresionisme.

Selain itu, pengertian impresionisme juga merujuk pada komposisi lukisan yang
terbuka dengan subyek-subyek lukisan yang biasanya tak terlalu menonjol dan
diambil dari sudut pandang yang lazim.

Ciri-ciri Impresionisme

Lukisan aliran impresionisme dalam lukisan ini juga tak jauh beda dari karakternya
yang telah dijelaskan pada pengertian impresionisme di paragraf di atas, yakni
menekankan pencahayaan dan warna yang kuat. Lukisa aliran impresionisme
biasanya menggunakan gaya goresan kuas yang tebal tapi pendek dan
membuatnya seperti sebuah sketsa berwarna, hal ini digunakan pelukis untuk
menangkap esensi dan detail subyek lukisannya.

Sesuai dengan pengertian di atas, lukisan impresionisme ini menggunakan


campuran warna yang sesedikit mungkin dengan tujuan agar warna yang
ditampilkan akan tercampur dengan alami dan optis oleh retina mata yang melihat
lukisan tersebut.

Lukisan beraliran impresionisme ini tidak pernah menggunakan warna hitam yang
dianggap bukan bagian dari cahaya. Lalu bagaimana para pelukis impresionisme
menampilkan obyek gelap atau bayangan? Pelukis aliran impresionisme ini
biasanya menggunakan warna komplementer selain warna hitam untuk melukis
obyek gelap, seperti bayangan.

Pelukis aliran impresionisme ini juga biasanya tak menunggu kering cat pada
kanvas untuk kemudian menimpanya dengan kombinasi warna berikutnya. Metode
ini akan membuat cat bercampur dengan sendirinya. Pelukis aliran impresionisme
ini juga biasanya menghindari pengolahan yang bersifat transparansi cat.

Tak hanya itu, pelukis atau seniman beraliran impresionisme ini biasanya juga
menyediakan cukup waktu untuk meneliti sedetail mungkin sifat pantulan cahaya
dari suatu obyek untuk memudahkan pelukis atau seniman impresionisme dalam
menuangkannya dalam sebuah lukisan. Ciri-ciri terakhir dari aliran impresionisme
ini, biasanya pelukis atau seniman aliran impresionisme mengerjakan lukisan di luar
ruangan atau outdoor agar lebih memahami karakter pencahayaan, pantulan
cahaya, dan warna.

Sejarah Impresionisme

Aliran impresionisme ini mulai muncul pada abad 19 dan kemunculannya


diperkirakan dimulai di ibukota Perancis, yakni Paris pada tahun 1860. Lalu
bagaimana nama impresionisme ini berasal? Nama impresionisme ini berawal dari
kata Impression dan Sunrise yang berasal dari nama lukisan buatan Claude Monet
berjudul Impression, Sunrise yang akhirnya berubah nama menjadi impresionisme
dan juga menjadi sebuah aliran seni lukis yang cukup populer.

Aliran impresionisme pertama kali muncul di Perancis di era Napoleon III. Pelukis
bernama Claude Monet diyakini sebagai salah satu pelopor aliran lukisan
impresionisme asal Perancis.

Aliran impresionisme ini lahir ketika Academi des Beaux-Arts tengah mendominasi
dunia seni lukis di Perancis pada abad 19 lalu. Karya lukisan yang banyak muncul
saat itu jauh dari karakter impresionisme dan seperti tak memiliki semangat dan
kecerahan warna dan pencahayaan. Academie des Beaux-Arts sendiri menerapkan
aturan yang cukup ketat dalam gaya dan aliran melukis. Academie tersebut enggan
mempromosikan seniman atau pelukis muda yang mengusung gaya atau aliran
baru dalam melukis.

Akibat peraturan yang diberlakukan oleh akademi seni di Perancis tersebut,


menyebabkan banyak seniman muda yang takbebas dalam mengekspresikan seni
dalam lukisan. Academie des Beaux-Arts juga selalu mengadakan acara rutin
berupa pameran lukisan dan seni tahunan dan akan dinilai oleh majelis hakim. Bagi
karya seni atau lukisan yang menang akan mendapat hadiah dari majelis hakim.

Sesuai dengan peraturan kolot akademi tersebut, majelis hakim pameran karya seni
tersebut selalu menolak lukisan atau karya seni dari seniman muda yang keluar dari
pakem yang ada saat itu dan membuat para seniman muda tak bebas menuangkan
ide dalam sebuah karya seni lukisan.

Semakin banyaknya karya lukisan yeng berkualitas ditolak oleh majelis hakim dari
akademi tersebut ternyata menyulut amarah raja yang berkuasa di Perancis saat

itu, yakni Napoleon III. Setelah Raja Napoleon III turun tangan, kemudian muncul
pameran karya seni lukisan dengan konsep yang berbeda dari biasanya, yakni
Salon des Refuses. Dalam pemaran ini penilaian tidak lagi di tangan majelis hakim,
melainkan masyarakat umum.

Pada 1873, beberapa tokoh yang kini dikenal sebagai pelopor aliran impresionisme,
yakni Claude Monet, Pierre-Auguste Renoir, Alfred Sisley, dan Camille Pissarro
membentuk asosiasi pelukis yang dan menampilkan karya seni lukisan dan pahatan
yang dikenal dengan aliran impresionisme pada 1874. Meski pada akhirnya
beberapa orang pelukis yang tergabung dalam asosiasi tersebut ada yang
menentang aliran impresionisme, namun aliran impresionisme ini terus tumbuh dan
berkembang berkat kontribusi dari banyak seniman dan pelukis.

Tokoh Aliran Impresionisme

Salah satu tokoh aliran impresionisme adalah Paul Cazzane yang merupakan pelukis
asal Perancis dari era post-impresionisme. Beberapa karya pelukis Paul Cazzane
memang menggambarkan pemberontakan dari pakem aliran impresionisme yang
saat itu tengah populer.

Gaya pelukis Paul Cazzane ini cukup memberikan kontribusi bagi perkembangan
aliran impresionisme saat itu. Karya-karya besar Paul Cazzane ini menggunakan
pendekatan geometri yang khas, dan ternyata memberikan pengaruh cukup besar
dengan gaya kubisme pelukis besar lain, seperti Pablo Picasso, Juan Gris, dan
Georges Braque.

Selain Paul Cazzane, juga ada Edgar Degas yang merupakan seorang pelukis dan
pematung asal Perancis. Edgar Degas ini disebut-sebut sebagai salah satu pendiri
aliran impresionisme yang saat itu tengah populer. Uniknya, Edgar Degas ini
menolak istilah impresionisme dan lebih suka menyebutnya sebagai aliran realis.
Sebagian besar karya lukisan Edgar Degas ini menggunakan subyek penari, wanita
telanjang, dan potretnya juga dikenal dengan penggambaran isolasi manusia
dengan kompeksitas psikologis.

Claude Monet juga merupakan salah seorang pelukis asal Perancis yang dikenal
sebagai salah satu pendiri aliran impresionisme. Karya yang paling menonjol dari

Claude Monet ini adalah lukisannya berjudul Impression, Sunrise yang kemudian
menjadi asal dari kata impresionisme dan menjadi sebuah aliran yang populer.

Claude Monet ini termasuk salah satu tokoh impresionisme yang prihatin dengan
seniman muda yang lebih banyak meniru lukisan yang sudah lebih dahulu populer
daripada menggunakan idenya sendiri. Claude Monet ini dengan gigih untuk tidak
mengikuti karya seni atau lukisan yang lebih dahulu populer dan lebih memilih
untuk menggunakan tekniknya sendiri.

Claude Monet ini akhirnya bergabung dengan pelukis lainnya yang juga beraliran
impresionisme, yakni Charles Glevre, Pierre Auguste Renoir, Frederic Bazille, dan
Alfren Sisley. Mereka akhirnya mengembangkan efek-efek pantulan cahaya yang
ditangkap oleh mata yang kini menjadi ciri khas aliran impresionisme.

Pengertian impresionisme sendiri pada akhirnya tidak lepas pengaruh dari para
tokoh yang hidup di dalamnya. Aliran impresionisme ini menjadi salah satu
kekayaan aliran seni yang dimiliki oleh peradaban manusia. Hingga saat ini, aliran
tersebut masih tetap menjadi acuan bagi banyak seniman, terutama pelukis.
Bridge at Villeneuve-la-Garenne

Pelukis British Impressionist Alfred Sisley mencipta kerja-kerja beliau yang bertajuk 'Jambatan
di Villeneuve-la-Garenne' pada tahun 1872. Sisley tinggal dan bekerja di Perancis dan diikuti
keinginan banyak melukis pada tahun 1862 untuk belajar di Atelier Gleyre. Di sini beliau telah
bertemu dengan rakan-rakan artis Claude Monet dan Pierre-Auguste Renoir. Bersama-sama,
mereka menghasilkan catan "en plein air", satu pendekatan yang inovatif pada masa itu yang
menghasilkan lukisan-lukisan berwarna-warni yang menangkap kesan awan, cahaya, dan alam
semulajadi itu sendiri.
Alfred Sisley berminat melukis langit sehingga menjadi salah satu dari ciri-ciri karya beliau.
'Jambatan di Villeneuve-la-Garenne' adalah satu contoh yang menunjukkan kemahiran beliau
bukan sahaja dalam mengambrkan kesan cahaya pada waktu siang pada catan landskap, tetapi
juga dalam membayangkan langit biru yang cerah dan awan-awan yang di dalam air. Dia
mengaplikasikan sapuan berus yang cepat dan pendek selari dengan aliran Impressionisme, satu
teknik yang beliau digunakan sepanjang kerjaya hidupnya.

Jambatan di Villeneuve-la-Garenne' menunjukkan jambatan gantung di sepanjang salah satu


tebing sungai Seine. Seperti kebiasaan bagi sisley, sapuan berusnya adalah bersifat rata dan
bersegi empat tepat. Dan mengekalkan bentuk-bentuk dengan tepat. Perhatian khusus diberi
kepada unsur-unsur alam sekitar dan penelitian digunakan kepad objek2 yang biasanya kabur
dalam latar belakang. Air berkilauan, yang dibuat seolah-olah kelihatan kelihatan menghidupkan
lagi karya ini dan seolah-olah menjemput penonton untuk berada bersama-sama di situ.
Berbanding dengan ramai pelukis Impressionist, termasuk Monet dan Renoir, sejarawan seni
Robert Rosenblum telah menilai kerja seni Sisley kerja sebagai "menimbulkan suasana yang
sangat menarik dan gambaran langitnya sentiasa mengagumkan." rakan Sejarawan seni nya,
'Jambatan di Villeneuve-la-Garenne' yang dipamerkan di Muzium Seni Metropolitan di New
York City,

Artist:
Created:

Alfred Sisley
1872

Dimensions (cm):
Format:

65.4 x 49.5

Oil on canvas

Bridge at Villeneuve-la-garenne was painted by Alfred Sisley in France in 1872.

Di dalam lukisan itu di atas, boleh dilihat' kesan cahaya sementara' dimana ia selari dengan
matlamat pelukis aliran imprressionisme iaitu untuk menamgkap pengamatan audien. Sapuan
berus secara berselerak dan tebal memberikan kesan terutama di dalam air,. Bayang-bayang
jambatan yang kelihatan di dalam air juga menggunakan teknik sapuan yang sama
http://www.aaronartprints.org/sisley-bridgeatvilleneuvelagarenne.php
http://en.wikipedia.org/wiki/Alfred_Sisley
http://id.wikipedia.org/wiki/Alfred_Sisley

Anda mungkin juga menyukai