Anda di halaman 1dari 3

Dikotomi Seniman Akademis dan Seniman Otodidak

(Debat Kusir yang Sering Terjadi di Sosial Media)


Oleh Ilham Karim

Untuk memahami dikotomi antara seniman yang menempuh jalur akademis


dengan seniman yang otodidak, kita harus melihat sejarah terlebih dahulu agar tidak
tersesat dalam emosi semata akibat perkataan atau tulisan orang di sosial media.
Karna yang saya amati perdebatan ini masih sering muncul di sosial media dengan
berbagai macam gaya bahasa yang unik untuk memancing debat. Padahal jelas kalau
mau membaca sejarah, kedua hal ini bukanlah masalah sesungguhnya. Melalui
tulisan singkat ini saya akan coba menjelaskan sedikit perkembangan seni rupa di
Indonesia. Disini saya memulai sejarah seni rupa Indonesia saat memasuki periode
perintis, karna untuk mengambil contoh dikotomi yang mudah dipahami.

Perkembangan seni rupa modern di Indonesia dari dulu hingga sekarang tidak
dapat kita pungkiri sebagian besarnya terpengaruh oleh perkembangan seni rupa di
barat sana, walau memang jelas diketahui bahwa rangkaian kelahiran isme-isme di
barat sana tidak berurutan masuk ke Indonesia sebagaimana yang terjadi di barat
sana.
Budaya orang eropa yang gemar berlayar untuk mencari bagian-bagian dari
dunia serta mencari keuntungan untuk negaranya akhirnya membuat mereka bisa
sampai ke negara-negara lain. Perang antara Belanda melawan Spanyol selama 80
tahun (1568-1648) telah mendorong Belanda untuk mencari daerah jajahan ke
nusantara. Tujuan Belanda datang ke Indonesia, sama dengan bangsa-bangsa Eropa
lainnya, yaitu mencari kekayaan, monopoli perdagangan, dan mencari daerah
jajahan. Belanda datang pertama kali ke Indonesia pada tahun 1596, di bawah
pimpinan Cornelis de Houtman, dan berhasil mendarat di Pelabuhan Banten. Namun
kedatangan Belanda diusir penduduk pesisir Banten karena mereka bersikap kasar
dan sombong. Belanda datang lagi ke Indonesia dipimpin Jacob van Heck pada
tahun 1598.1 Pengaruh positif yang bisa diambil dari kolonialisme pada zaman
sebelum Indonesia merdeka adalah bahwa masyarakat yang tadinya terbatas akan
informasi edukasi, akhirnya mendapatkan jalan dari orang-orang eropa yang ada di
Indonesia. Secara langsung maupun tidak langsung, mereka memberikan pendidikan
kepada masyarakat Indonesia. Tidak banyak yang dapat merasakannya, karna
mereka juga tidak ingin sampai masyarakat dapat melawan balik.
1. Digital Batavia - - - Tentang Batavia (perpusnas.go.id)
2. Sejarah Seni Rupa Indonesia; Prasejarah hingga Modern - serupa.id
3. Mooi Indie - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Seni rupa yang dibawa oleh orang Eropa ke Nusantara sangat mempengaruhi
perkembangan seni rupa di Indonesia selanjutya. Masyarakat Nusantara tidak
memiliki tradisi pencatatan sejarah yang kuat. Apalagi catatan historis mengenai
sejarah seni rupa. Sehingga sebagian besar sumber sejarah yang diperlukan harus
digali dari dokumentasi zaman kolonial.2 Perjalanan seni rupa modern di Indonesia
terbata-bata dibawah penjajahan VOC, walau setidaknya mereka akhirnya
menghasilkan satu seniman asal Indonesia yang akhirnya membuat seni rupa di
Indonesia menjadi berkembang.

Berkat pengalaman dan pendidikannya di Belanda, Prancis dan Jerman,


Raden saleh menjadi Inspirasi banyak seniman di Indonesia dan menjadi perintis
seni rupa modern di Indonesia. Lukisannya bernafaskan Romantisisme, dimana
merupakan aliran yang sedang berkembang pesat pada masa itu. Disini dapat kita
lihat bahwa peran akdemisi seni rupa sangat besar pengaruhnya kepada seni rupa
pada saat itu. Lalu apakah seniman otodidak tidak bisa mendapatkan tempat yang
sama seperti seniman akademisi? Sejarah jelas dapat kita lihat sebagai refrensi disini.
Selanjutnya perkembangan seni rupa modern di Indonesia tidak semuanya dipegang
oleh seniman-seniman akademisi, banyak pula diantaranya seniman otodidak yang
lantang dan konsisten membuat perkembangan seni rupa modern di Indonesia.

Setelah meninggalnya Raden Saleh, masuklah seni rupa modern Indonesia ke


Periode Mooi Indie. Pada mulanya istilah Mooi Indie dipakai untuk memberi judul
reproduksi sebelas lukisan pemandangan cat air Du Chattel yang diterbitkan dalam
bentuk portofolio di Amsterdam tahun 1930. S. Sudjojono lantas memopulerkan
istilah Mooi Indie pada 1939 untuk menyebut karya lukis yang menggambarkan
pemandangan-pemandangan di Hindia atau Indonesia yang serba indah, damai,
romantis, surgawi dan tenteram, yang sesungguhnya berbeda sekali dengan keadaan
rakyat negeri jajahan.3 Sudjojono dijuluki sebagai Bapak Seni Rupa Indonesia
Modern. Julukan ini diberikan kepadanya karena Sudjojono adalah senimaan
pertama Indonesia yang memperkenalkan modernitas seni rupa Indonesia dengan
konteks kondisi faktual bangsa Indonesia. S. Sudjojono bukanlah seniman yang
terlahir dari pendidikan formal seni rupa, ia belajar melukis dari beberapa seniman
yang ia temui di Yogyakarta akan tetapi namanya tetap dipandang hingga sekarang.

Selanjutnya seni rupa modern Indonesia terus berkembang ke periode


PERSAGI, periode pendudukan jepang, periode akademi (1950), hingga periode
seni rupa baru.

1. Digital Batavia - - - Tentang Batavia (perpusnas.go.id)


2. Sejarah Seni Rupa Indonesia; Prasejarah hingga Modern - serupa.id
3. Mooi Indie - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Dari dua nama yang ditulis diatas, dapat kita lihat memang ada perbedaan
dalam segi pendidikan yang didapat. Dialektika yang terjadi menentukan apa yang
terjadi kedepannya. Peran Raden Saleh pada masa perintis akhirnya melahirkan
seniman-seniman yang memiliki jiwa lebih kuat dari sebelumnya. Lahirnya S.
Sudjojono juga membuat seni rupa Indonesia modern menjadi terbuka walau tanpa
pendidikan formal seni rupa.

Disini dapat disimpulkan bahwa seniman akademis dan seniman non


akademis (otodidak) bukanlah sebuah masalah sesungguhnya dalam seni rupa, sebab
buah pemikiran seni rupa dan estetika tidak hanya lahir dari pendidikan formal seni
rupa. Dahulu orang-orang yang ingin mengetahui seni rupa akan mencari orang yang
bergelut di bidang seni rupa dan berguru padanya, atau bisa membaca buku-buku
mengenai seni rupa walau sulit aksesnya pada saat itu. Berbeda dengan sekarang,
opsi-opsi dalam mencari ilmu sangat banyak. Perpustakaan, diskusi, internet dan lain
sebagainya menjadi sebuah opsi yang jitu untuk mendapatkan informasi dan juga
mengolahnya secara bersamaan. Lalu dimana letak bedanya seniman otodidak
dengan seniman akademis? Ada, pertama perbedaannya adalah pada pola
pembelajaran. Akan berbeda seniman otodidak dengan seniman akademis dalam
proses perkembangan mereka. Cenderung seniman akademis akan melalui proses
yang tertata karna adanya kurikulum didalam pendidikan formal seni rupa,
sedangkan seniman otodidak akan melalui prosesnya secara abstrak dan lebih bebas
untuk memulai dari mana.

Walau begitu tetap ada kekurangan dan kelebihan terhadap keduanya, kalian
sebagai seorang yang ingin terjun ke dunia seni rupa bebas untuk memilih jalan mana
yang ingin ditempuh, apakah melalui jalur akademis ataupun non akademis.

Ilham Karim
1912949021

1. Digital Batavia - - - Tentang Batavia (perpusnas.go.id)


2. Sejarah Seni Rupa Indonesia; Prasejarah hingga Modern - serupa.id
3. Mooi Indie - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Anda mungkin juga menyukai