Anda di halaman 1dari 5

Nama :Marco Yonatan Sinabang

NIM :1604180066

Lukisan Autumn Rhythm. Lukisan yang dibuat oleh Paul Jackson Pollock. Besar Lukisan
207 inci, media yang dipakai cat Enamel diatas kanvas. Lukisan ini berada di Metropolitan
Museum of Art, New York City. Orang disana biasa menyebut museum itu dengan nama The Met.
Karya yang dibuat oleh seniman menganut gerakan seni Abstrak Ekspresionisme.
Gerakan seni Abstrak Ekspresionime sendiri ialah sekelompok individu yang memisahkan
diri dari gaya lukis konvensional. Ciri khas dari aliran ini cipratan cat dan tidak berfokus
penggambaran objek tetapi ekspresi emosi. Dalam Abstrak Ekspresionime terdapat dua
kecenderungan utama. Pertama yang mengutamakan sapuan kuas, umumnya menekankan masalah
gesture, gerak kuas dan tekstur cat (Action Painting). Lalu yang kedua menggunakan metode
pengaplikasian cat dengan teknik tetesan, roll, spray, cat yang dimuncratkan dan lain – lain.
Kritikus pun hingga melirik mereka.
Kritikus sangat mengkritik gerakan ini karena dianggap terlalu avant garde. Banyak
seniman yang mengikuti gerakan ini salah satunya Paul Jackson Pollock, seniman yang
berpengaruh dalam gerakan ini. Jason Pollock menjadi berpengaruh karena ia menciptakan karya
– karya yang revolusioner, salah satunya karya ini.
Lukisan ini menampilkan tetesan cat diatas kanvas yang dijentikan, dipercikan, digariskan,
menggunakan berbagai benda seperti sekop, tongkat, kuas. Cat hitam sebagai kerangka linear
kompleks untuk lapisan awal yang menggunakan cat yang diencerkan. Lapisan selanjutnya
seniman menggunakan garis – garis putih, coklat, dan biru pirus.
Tidak hanya garis saja didalam lukisan ini cipratan catpun sangat diperhatikan oleh
sang seniman. Cipratan ini terdapat pada kiri atas lukisan, ciptratan cat yang sangat diperhatikan.
Sangat susah untuk menciptakan sebuah cipratan yang seperti ini agar tidak saling tumpang tindih.
Cipratan yang ada diperkirakan menggunakan kuas yang berukuran kecil dengan metode
menjentikan kuas dan dipercikan.
Lalu jika dilihat gambar diatas yang berwana cipratan yang berwarna coklat seniman
menggunakan sekop untuk menciptrakan catnya kedalam kanvas. Cipratan cat lainnya seperti
cipratan warna hitam menggunakan kuas ukuran sedang yang digaris lalu dipercikan. Sedangkan
cipratan warna putih menggunakan kuas ukuran kecil. Warna biru dongker hanya dipercikan saja.
Karya ini dinamakan Number 30.
Number 30 nama awal lukisan ini, dibuat pada Oktober 1950. Karya ini pertama kali
dipamerkan di Galery Betty parsons (1951, New York). Jacson Pollock dari tahun 1942 hingga
1952 selalu menomorkan karyanya daripada judul dengan alasan agar para penikmat tidak
terganggu dengan makna tersirat. Nomor – nomor yang diberikan pada karyanya pun tidak
berurutan. 1955 lukisan ini dipajang di Galeri Sidney, pada tempat ini sang seniman mengubah
namanya menjadi Autumn Rhythm tanpa alasan yang jelas. Autumn Rhythm adalah judul yang
dipikirkan oleh Pollock sendiri, berbeda dengan karya lainnya mendapatkan saran judul dari teman
– temannya.
Karya ini jika dilihat dari unsur yang ada, menciptakan ritme dan visual yang sangat
berlawanan seperti terang dan gelap, horizontal dan vertical, tebal dan tipis, lurus dan melengkung.
Bagian – bagian tekstur yang ada didalam lukisan seperti dua warna yang menyatu menyerupai
pusaran yang terbentuk oleh penumpukan cat, hampir tidak terlihat jika dilihat sekilas oleh mata.
Pewarnaan yang diciptakan oleh Seniman sangat menggugah alam bawa sadar, walaupun citra
Pollock dikenal nonrepresentasional. Curiga karya ini menggambarkan lingkungan yang ada pada
perang dunia kedua, penyebab gerakan seni Abstrak Ekspresionisme terbentuk.
Gerakan seni Abstrak Ekpresionisme dimulai awal 1940-an setelah perang dunia kedua.
Meskipun ia berasal dari New York selama perang dunia kedua, namun pengaruhnya berasal dari
banyak kalangan. Gerakan ini digambarkan dari sapuan kuas yang berani, dan percaya pada
kebebasan berekspresi individu. Para Seniman juga ingin menggambarkan depresi dan krisis yang
dibawa oleh perang dunia kedua. Gerakan ini mencapai masa jayanya pada tahun 1942 hingga
pertengahan 1950-an.
Dalam penalaran yang saya dapatkan bentuk warna – warna cat yang berantakan dan saling
bertumpang tindih adalah gambaran dunia pada waktu perang dunia kedua. Pada perang dunia
kedua memang bisa terbayangkan dalam karya ini betapa berantakan dunia pada waktu itu. Warna
– warna yang ada pun memiliki arti tersendiri seperti hitam.
Warna hitam yang digunakan oleh seniman ini menggambarkan peluru dan mesiu yang
dikeluarkan pada masa itu. Pada masa itu memang terjadi perang yang mengakibatkan perang antar
manusia dengan saling menghujani peluru dan mesiu satu sama lain. Cat hitam yang digunakan
juga bisa diartikan banyaknya kematian orang yang ikut dalam peperangan itu.
Warna cat putih mungkin saja untuk menggambarkan anak – anak, kaum perempuan, kaum
lansia, ataupun orang – orang yang tidak bersalah ikut dalam kerusuhan yang terjadi pada perang
dunia kedua.
Cat biru dongker yang digunakan pada lukisan itu menggambarkan efek dari kejadian itu
terhadap langit. Selama ini langit digambarkan dengan biru muda, disini langit digambarkan
dengan warna biru dongker karena langit berbuah menjadi lebih gelap ketika perang dunia kedua.
Warna coklat sendiri digunakan untuk menggambarkan tanah yang rusak diakibatkan oleh
manusia pada masa itu. Tanah dijadikan tempat ditanamnya bom. Pohon hancur karena ledakan
bom dari manusia. Percikan cat yang ada dipinggir – pinggir menggambarkan bom Ranjau yang
tersisa dan masih ada didalam tanah yang masih aktif hingga sekarang.
Nama Autumn Rhythm sendiri saya rasa memiliki arti tersendiri yang diberikan oleh suami
Lee Krasner. Autmn Rhythm jika diartikan kedalam bahasa Indonesia yang berarti ritme musim
gugur. Jika dikaitkan dengan perang dunia kedua, kejadian itu selesai pada musim gugur. Seniman
ingin mencoba menggambarkan seperti apa dunia setelah perang dunia kedua.
Bisa saja Pollock melukiskan karyanya hanya untuk menggambarkan kehidupannya ketika
musim gugur betapa berantakannya ia. Mengekspresikan diri melalui warna – warna yang
digunakannya. Meluapkan emosi melalui cat – cat yang dituangkannya.
Jika kita berbicara masalah selera saya sangat suka dengan lukisan ini dan
mengapresiasinya. Karena sangat sukar sekali meluki pada masa usainya perang dunia kedua.
Hanya seniman hebat saja yang bisa melukis pada masa itu. Pandangan saya pribadi sangat
menyukai lukisan ini dari segi pengaplikasian karya. Warna dan teknik yang digunakan sangat
sulit dimana warna itu tidak tumpeng tindih antara lainnya. Itu saja kritik dari saya.
Daftar Pustaka:
https://id.wikipedia.org/wiki/Ekspresionisme_abstrak
https://en.wikipedia.org/wiki/Jackson_Pollock
http://fajriahnurhidayah.vedit.co.id/2017/08/02/seni-abstrak-ekspresionisme/
https://www.jackson-pollock.org/autumn-rhythm.jsp
https://www.metmuseum.org/art/collection/search/488978
https://senirupasmasa.wordpress.com/2013/06/03/action-painting/
https://www.merdeka.com/paul-jackson-pollock/profil/

Anda mungkin juga menyukai