Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH KRITIK SENI RUPA

oleh : Putri Dewi Anjani


Kelas : IX A
SMP NEGERI 1 KALIORANG

sumber gambar : www.google.com

Judul karya : Penangkapan Pangeran di Ponegoro


Nama Seniman : Raden saleh
Tanggal/bulan/tahun:28 maret 1830
Media: cat minyak diatas kanvas
Ukuran : 112cm×178cm

Letak :Yogyakarta, tepatnya di Istana Kepresidenan.


KATA PEPENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan rahmatnya penyusun dapat
menyelesaikan makalah ini tepat waktu tanpa ada halangan yang berarti dan sesuai dengan harapan. Ucapan
terima kasih kami sampaikan kepada ibu Afrida malaga S. Pd sebagai guru bahasa Indonesia yang telah
membantu memberikan arahan dan pemahaman dalam penyusunan makalah ini.saya menyadari bahwa
dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan karena keterbatasan saya.Maka dari itu penyusun
sangat mengharapkan kritik dan saran untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga apa yang ditulis dapat
bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Kaliorang, 5 november
3

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL………………………………………………………...................................……….. 1
KATA PENGANTAR………………………………………………....................................……………… 2
DAFTAR ISI………………………………………………....................................……………………….... 3
BAB I PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG……………………………………………...........................………..... 4
B.TUJUAN…………………………………………………..………………................................ 4
BAB II PEMBAHASAN
A.DESKRIPSI.....................................…………………...........................………........ 5
B.MENGANALISIS……………………………………………............................................ 5
C.MENAFSIR.................................………………………………….............................. 5
BAB III KESIMPULAN
A.PENILAIAN………………………………………………………………................................ 7

DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 7
4

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
B. Pada tahun 1829-1851, Raden Saleh, di bawah naungan pemerintah Hindia Belanda, tinggal di Eropa,
di mana ia menerima pendidikan seni. Setelah kembali ke tanah airnya, dia memutuskan untuk
mempraktekkan apa yang telah dia pelajari di Eropa dan dengan demikian berkontribusi pada
modernisasi Jawa. Untuk gambaran yang direncanakannya, Raden Saleh memilih plot dari sejarah
Jawa, yaitu penyerahan pemimpin pemberontakan Jawa dari Diponegoro kepada pasukan kolonial di
bawah komando Letnan Jenderal Hendrik Mercus de Kock yang terjadi pada tahun 1830.diketahui
keluarga Saleh mendukung Diponegoro, banyak kerabatnya ikut serta dalam pemberontakan. Menurut
kritikus, sehubungan dengan ini, Saleh ingin menampilkan versinya sendiri, non-kolonial — berbeda
dengan karya oleh seniman Belanda Nicolaas Pieneman dalam lukisan berjudul Penyerahan Pangeran
Diponegoro kepada Jenderal De Kock (1830-1835).Dalam lukisan kedua seniman itu, Diponegoro
berdiri di sebelah de Kock di tangga sebuah rumah kolonial, dikelilingi oleh perwira Belanda dan orang
Jawa yang dilucuti. Namun Saleh mengisi karyanya dengan suasana kesedihan, menggambarkan
Diponegoro dan de Kock sejajar dengan latar fajar hari baru, sehingga mengisyaratkan, menurut para
kritikus, pembebasan masa depan Jawa dari kolonialisme.saleh melukis lukisan itu pada tahun 1856-
1857, setelah itu ia secara pribadi menyerahkannya kepada Raja Willem III dari Belanda. Pada tahun-
tahun berikutnya, kanvas ini disimpan di Istana Het Loo, Den Haag. Pada tahun 1978, lukisan itu
disumbangkan kepada pemerintah Indonesia yang sudah merdeka, setelah itu dipamerkan di Museum
Nasional Indonesia dan Istana Kepresidenan di Jakarta. Karena lukisan tersebut berada dalam keadaan
yang buruk, lukisan tersebut sepenuhnya direstorasi pada tahun 2013. Kini lukisan tersebut menjadi
bagian dari koleksi Museum Kepresidenan.

B.Tujuan

1.dapat menjelaskan atau mendeskripsikan “lukisan penangkapan Pangeran di ponegoro”

2. dapat menganalisis karya seni lukisan “penangkapan Pangeran diponegoro”

3. dapat menafsirkan karya seni lukis “Pangeran di ponegoro “

4.menilai karya seni lukis “Pangeran diponegoro”


5

BAB II
PEMBAHASAN

A. DESKRIPSI
Pangeran Diponegoro adalah salah satu pahlawan yang begitu gigih melawan kolonialisme
di Indonesia.

Kegigihan Pangeran Diponegoro membuat musuh kewalahan sehingga Belanda melakukan


berbagai cara untuk dapat menangkap Pangeran Diponegoro.

Salah satunya Belanda melakukan tipu muslihat yang berakhir dengan penangkapan
Pangeran Diponegoro pada 28 Maret 1830. Peristiwa terjadi di Magelang setelah Pangeran
Diponegoro terbujuk oleh tipu rayu Kolonel Jan Baptist Cleerens (prajurit Belanda).

Pangeran Diponegoro dijanjikan untuk melakukan perundingan dalam rangka


menegosiasikan akhir dari pertikaian. Namun, yang terjadi Pangeran Diponegoro malah
ditangkap dan diasingkan oleh Belanda ke Makassar, Sulawesi.

Peristiwa ini diabadikan oleh pelukis tersohor Indonesia yaitu Raden Saleh. Lukisan tersebut
berjudul “Penangkapan Pangeran Diponegoro”. Pada lukisan, tampak Pangeran Diponegoro
digiring oleh prajurit Belanda berkulit putih dengan seragam biru-putih.
Baca juga: Biografi Pangeran Diponegoro, Pemimpin Perang Jawa

Terlihat tangan dari Jenderal De Kock berwajah tak acuh mengisyaratkan Pangeran
Diponegoro untuk masuk ke kereta kuda. Kereta kuda yang ditunggangi oleh Prajurit
Belanda menandakan bahwa rencana pengasingan Pangeran Diponegoro telah
dipersiapkan.

Disekeliling Diponegoro kerumunan orang bersorban yang diyakini adalah pengikut


Diponegoro dengan wajah-wajah yang nampak lesu, sedih dan pasrah sebab sang tuan
seakan telah ditaklukkan.

Dikutip dari jurnal Raden Saleh Dipanagara and The Painting of The Capture of Dipanagara
at Magelang (1982) oleh Peter Carey, sang pelukis, Raden Saleh mencantumkan dirinya
sendiri dalam lukisan tersebut sebanyak dua kali, yaitu sebagai seorang prajurit yang
menunduk kepada pemimpin yang menangkapnya dan sebagai seorang prajurit yang
menghadap ke arah penonton.

Penggambaran tersebut melukiskan bahwa Raden Saleh seakan menempatkan dirinya


sebagai saksi dari peristiwa memilukan itu.

B.MENGANALISIS
Reprentasi visual yang ditampilkan dalam bentuk Romantisme adalah menampilkan
sesuatu peristiwa atau kesan yang dramatis. Seorang pelukis romantisme tentunya
harus bisa membuat penikmat seni larut dalam mekanika alam lukisan, seolah olah
kita sedang berada di peristiwa tersebut.

Untuk dapat menciptakan makna tersebut, Tentu harus menggunakan unsur-unsur


rupa yang sesuai. Unsur unsur rupa yang paling berperan dalam lukisan ini adalah
warna. Gradasi warna coklat dengan warna lain yang dibuat tidak terlalu mencolok.
Warna coklat yang digunakan berguna untuk memproyeksikan kejadian tersebut ada
di masa lampau. Warna hijau pada pohon pun akan berbeda jika dibandingkan
lukisan yang digunakan pada masa saat ini. Hijaunya tidak terlalu mencolok atau
tidak terlalu muda ataupun terlalu tua. Bak sedang melihat film documenter,
penikmat seni dibawa terjun bebas ke dalam persitiwa Penangkapan Pangeran
Diponegoro pada tahun 1830 tersebut.
Walaupun tidak ada warna yang mencolok atau akan terlihat sangat menarik di mata
penikmat seni, itu tidak menjadi hambatan bagi lukisan ini untuk menjadi pusat
perhatian penikmat seni. Pewarnaan dari objek yang disatukan cukup memikat
perhatian dari penikmat seni. Ditambah lagi, pengekspresian mimic wajah yang
mendetail. Bayangkan menggambar satu mimic wajah saja sudah cukup
membingungkan. Apalagi harus menggambar ekspresi yang begitu banyak. Eskpresi
begitu banyak yang digambarkan Raden Saleh dan bisa membuat kita merasakan apa
yang dirasakan oleh para pengikut setia Pangeran Diponegoro.

C.MENAFSIR

Lukisan ini menggambarkan peristiwa penangkapan Pangeran Diponegoro oleh Belanda yang menandai
berakhirnya perlawanan Diponegoro pada tahun 1830. Sang Pangeran dibujuk untuk hadir di Magelang
membicarakan kemungkinan gencatan senjata, namun kenyataannya Pangeran Diponegoro dan pengikutnya
ditangkap lalu diasingkan.

Jenis lukisan : aliran romantisme.

• Teknik aquarel
• Teknik mozaik
• Teknik plakat

Fungsi lukisan:sebagai lukisan yang di tempatkan di istana Kepresidenan.


6

BAB IIII

A. PENILAIAN
Penilaian Suatu karya tentu tidak hanya dilihat dari penampakkan hasil karya, melainkan melalui penyampaian
isi atau makna karya lukisan tersebut. Karya lukisan “Penangkapan Pangeran Diponegoro” merupakan suatu
maha karya. Terdiri dari dua lukisan yang bertemakan sama yakni menceritakan penangkapan pangeran
diponegoro dan Penyerahan Pangeran Diponegoro. Penyampaian makna dari lukisan yang bisa ditangkap
dengan mudah yang berasal dari penggambaran objek karya dan perpaduan warna yang proporsional. Karya
ini telah digarap dengan serius dengan bukti makna dari lukisan dan keselarasan dengan sejarah. Sejarah itu
penting, agar kita dapat mengevaluasi dari apa kesalahan kita, agar kita tidak mengulanginya lagi di masa yang
akan datang.

Melupakan sejarah merupakan musibah namun mengingat terus tidak akan gunanya. Diperlukan langkah
nyata. Namun saat sudah berhasil, sebagai pemuda Indonesia dan penikmat seni, kita harus ingat, bahwa kita
mungkin saja tidak akan bisa seperti jika tidak ada jasa para pahlawan.
7

DAFTAR PUSTAKA
Penangkapan Pangeran Diponegoro https://g.co/kgs/rGKdni

Anda mungkin juga menyukai