KARYA RENDRA
SAJAK RAJAWALI
Rendra
1. sebuah sangkar besi
2. tidak bisa mengubah rajawali
3. menjadi seekor burung nuri
2. Aliterasi: pengulangan bunyi vokal yang terdapat dalam satu larik puisi
3. Persajakan
a. Sajak awal
rajawali adalah pacar langit (4)
rajawali merasa pasti (6)
rajawali terbang tinggi memasuki sepi (12)
rajawali disangkar besi (14)
rajawali terbang tinggi (21)
b. Sajak dalam
hidup adalah merjan-merjan kemungkinan (17)
adalah keluasan dan kebebasan tanpa sukma (9)
tujuh langit, tujuh rajawali (10)
c. Sajak tengah
tujuh langit, tujuh rajawali (10)
tujuh cakrawala, tujuh pengembara
d. Sajak akhir
tidak bisa mengubah rajawali (2)
langit tanpa rajawali (8)
tujuh langit, tujuh rajawali (10)
tanpa kemantapan hati rajawali (19)
mengolah hidupnya
hidup adalah merjan-merjan kemungkinan
yang terjadi dari keringat matahari
mengolah hidupnya
hidup adalah merjan-merjan kemungkinan
yang terjadi dari keringat matahari
1. Pengulangan kata
Puisi sajak rajawali banyak mengandung pengulangan kata. Ditemukan
pengulangan kata pada sepuluh kata sebagai berikut:
a. Rajawali :8 kali berulang
b. Sangkar :3 kali berulang
c. Langit :5 kali berulang
d. Tujuh :4 kali berulang
e. Dan :3 kali berulang
f. Akan :2 kali berulang
g. Besi :3 kali berulang
h. Merjan :2 kali berulang
i. Terbang tinggi :2 kali berulang
j. Di :2 kali berulang
2. Diksi
Kata-kata dipilih secara cermat oleh penyair untuk dapat memuat curahan rasa.
Sajak rajawali sangat mencermati hal itu.
a. Sangkar besi (1)
b. Rajawali (2)
c. Pacar langit (4)
d. Tujuh langit (10)
e. Tujuh cakrawala (11)
f. Tujuh pengembara (11)
g. Duduk bertapa (15)
h. Merjan-merjan (17)
Pada larik ke-17 penyair menggunakan diksi merjan-merjan istilah yang jarang digunakan
oleh masyarakat umum. Merjan-merjan merupakan istilah lain untuk mengartikan makna
manik-manik atau perhiasan
C. Gaya Kalimat
Gaya kalimat ialah gaya yang meliputi gaya bentuk kalimat dan sarana retorika.
1. Gaya implisit
Gaya implisit yaitu sama dari gaya bentuk kalimat. Hubungan antarkalimat di
dalam sajak sering dinyatakan secara implisit yakni hanya tersirat.
Contoh:
Rajawali (2)
Sangkar (1)
Adalah (4)
Dan (5)
Tujuh (10)
Yang (18)
2. Gaya retorika
Penghilangan tanda baca merupakan gaya retorika dalam puisi yang berjudul
sajak rajawali. Kecuali tanda 2 koma yang sebenarnya menjadi penanda
pengucapan kalimat.
D. Larik
Puisi sajak rajawali mengandung larik fras dan kalimat saja
Contoh:
Larik frasa : langit tanpa rajawali (8)
Contoh:
Larik kalimat : rajawali terbang tinggi memasuki sepi (12)
E. Bahasa Kiasan
Di dalam puisi sajak rajawali terdapat kiasan yang merupakan metafora
perbandingan. Contoh:
Tujuh langit, tujuh rajawali (14)
Tujuh cakrawala, tujuh pengembara (15)
Dan didapati adanya hiperbola
Keringat matahari (18)
Mematuk kedua matamu (23)
Pacar langit (4)
3.2 Bentuk Puisi
Menilik dari bentuknya puisi sajak rajawali merupakan puisi bebas yang tidak terikat
dengan ketentuan jumlah suku kata per larik, jumlah larik per bait, serta rima. Bentuk puisi
juga dapat dilihat dari tipografi, tanda baca, serta ejambemen.
1. Tipografi
Tipografi yang tampak pada puisi sajak rajawali adalah tipografi konvensional. Karena
tipografi yang sudah pada umumnya yang menunjukan bentuk yang rapi, dan tidak
ada lekukan-lekukan yang dengan sengaja diciptakan penyair.
2. Tanda baca
Tanda baca yang ada dalam puisi Sajak Rajawali hanya terdapat tanda baca koma.
Tanda baca titik tidak dipergunakan dalam puisi ini, bahkan huruf besar pun tidak ada.
Pada puisi ini, tidak diawali dengan huruf kapital. Biasanya tanda titik dipergunakan
untuk mengakhiri sebuah kalimat yang didahului huruf besar, atau mengakhiri sebuah
pikiran lengkap. Oleh sebab itu, puisi ini memandang tidak diperlukan adanya tanda
baca titik.
3. Enjambemen
Enjambemen banyak terdapat dalam puisi Sajak Rajawali. Enjambemen yang
merupakan dekonstruksi bentuk atau pelompatan larik yang berhubungan tampak
pada larik-larik berikut.
rajawali adalah pacar langit (4)
dan di dalam sangkar besi
langit tanpa rajawali (8)
adalah keluasan dan kebebasan tanpa sukma
rajawali di sangkar besi (14)
duduk bertapa
hidup adalah merjan-merjan kemungkinan (17)
yang terjadi dari keringat matahari
rajawali terbang tinggi (21)
membela langit dengan setia
dan ia akan mematuk kedua matamu
PENDEKATAN STRUKTURAL PADA PUISI SAJAK RAJAWALI
KARYA RENDRA
Oleh :
Hilmy Naufal F (2115153811)
2PB2
Puisi adalah sebuah karya sastra yang menggunakan kata-kata yang sarat akan makna.
Terkadang kata-kata yang sarat akan makna tersebut sulit dipahami sehingga memerlukan
pemahaman khusus. Salah satu pendekatan dalam mengkaji puisi yaitu pendekatan
strukturalisme, di mana pendekatan tersebut melihat unsur-unsur intrinsik sebagai satuan-
satuan yang membangun sebuah puisi.
Sebuah karya sastra memiliki struktur yang kompleks, terdiri atas susunan yang
bersistem. Unsur tersebut tidak berdiri sendiri secara otonom melainkan ada hubungan
timbal balik, salit terkait, saling menentukan, serta saling bergantung. Strukturalisme
beranggapan bahwa makna karya sastra ditentukan oleh hubungan yang terjadi pada semua
unsur yang terkandung dalam struktur tersebut. Maka untuk dapat memahami makna puisi,
harus memperhatikan keterpautan antarunsur sebagai bagian dari keseluruhan.
Di sini saya akan mengkaji melihat struktur yang ada di dalam puisi Sajak Rajawali
Karya Rendra, dilakukan dengan cara melihat struktur yang ada di dalam puisi tersebut.
Keterkaitan antarunsur gaya bahasa dengan unsur bentuk, menjadi telaah pokok menentukan
makna puisi ini. Dari unsur gaya bahasa akan dianalisis gaya bunyi, gaya kata, gaya kalimat,
larik, serta bahasa kiasan. Sedangkan unsur bentuk ditandai dengan adanya tipografi, tanda
baca, serta enjambemen.
Berikut ini adalah puisi Sajak Rajawali Karya Rendra secara utuh. Kemudian
selanjutnya akan saya analisis satu persatu.