Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH GEOGRAFI TENTANG BENCANA

ALAM HIDROSFER

Disusun Oleh Kelompok 2


Anggota :
1. Anastasia Dhea W (02)
2. Annisa Marshanda (03)
3. Dea Putri Anandov (07)
4. Firdian Muhtar Yusuf (12)
5. Safina Rajwaa A (31)
6. Shah Sema A (33)
Kelas : X MIPA 5

SMA N 1 KUDUS

TAHUN PELAJARAN 2017/2018

1
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmatnya sehingga
penulis bisa menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Bencana Alam Hidrosfer” dengan baik
tanpa suatu halangan apapun.

Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Lukman Darul Fuadi, S.Pd
Gr. selaku pembimbing pembuatan makalah ini melalui arahan dan bimbingannya sehingga
makalah ini bisa terselesaikan dengan baik. Ucapan terima kasih juga diberikan kepada teman –
teman yang telah berperan dengan baik sehingga penulis bisa menyelesaikan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa baik dalam pengungkapan, penyajian, dan pemilihan kata-kata
maupun pembahasan materi makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, dengan
penuh kerendahan hati, penulis mengharapkan saran, kritik, dan segala bentuk pengarahan dari
semua pihak untuk perbaikan makalah ini sangat diperlukan.

Hanya doa yang dapat penulis panjatkan, semoga Allah SWT membalas semua kebaikan
Bapak guru dan juga teman – teman. Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
pihak yang berkepentingan dan bisa menambah pengetahuan bagi penulis khususnya dan
pembaca pada umumnya. Aamiin.

Kudus, 13 April 2018

Penulis

2
DAFTAR ISI

Halaman Judul……..…………………………………………………………………………….1

Kata Pengantar……..…………………………………………………………………………….2

Daftar Isi…………………………………………………………………………………………3

Bab I Pendahuluan

A. Latar Belakang………………………………………………………………………………..4

B. Rumusan Masalah…………………………………………………………………………….5

C. Tujuan………………………………………………………………………………………...5

D. Manfaat……………………………………………………………………………………….5

Bab II Pembahasan

A. Landasan Teori………………………………………………………………………………6

B. Pengertian Hidrosfer…………………………………………………………………………6

C. Jenis – Jenis Perairan………………………………………………………………………...6


D. Bencana yang Sering Terjadi di Air Darat dan Air Laut……………………………………12
Bab III Penutup

Kesimpulan……………………………………………………………………………………..26

Saran……………………………………………………………………………………………26

Daftar Pustaka………………………………………………………………………………….27

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Salah satu planet dalam tata surya yang mempunyai kandungan air yang cukup banyak
adalah bumi. Lapisan air yang menyelimuti bumi disebut hidrosfer. Hidrosfer merupkan lapisan
yang terdapat dibagian luar bumi terdiri atas air laut, sungai, danau, air dalam tanah, dan resapan-
respan. Presentase air paling banyak terdapat di lautan, yakni sekitar 97,5%, dalam bentuk es 75%,
dan dalam bentuk uap di udara sekitar 0,001%.
Air merupakan salah satu unsur yang vital dalam kehidupan. Air dapat ditemukan di semua
tempat di permukaan bumi ini. Air merupakan sumber daya abiotik yang keberadaannya tidak
dapat dipisahkan dari kehidupan sehari-hari. Hampir semua kegiatan hidup manusia
bersinggungan langsung dengan air. Misalnya, air digunakan untuk keperluan minum, memasak,
mencuci, dan lain-lain. Dari contoh-contoh itu bisa kita jadikan titik tolak untuk menyimpulkan
seberapa penting peran air bagi kehidupan yang ada di bumi. Air tersebut mempunyai standar 3 B
yaitu tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak beracun. Tetapi adakalanya kita melihat air yang
berwarna keruh dan berbau serta sering kali bercampur dengan benda-benda sampah seperti
kaleng, plastik, dan sampah organic. Pemandangan seperti ini kita jumpai pada aliran sungai atau
di kolam-kolam. Air yang demikian biasa disebut air kotor atau disebut pula air yang terpolusi.
Darimana polutan itu berasal ?Bagi kita, khususnya masyarakat pedesaan, sungai adalah sumber
air sehari-hari. Sumber polutan dapat berasal dari mana-mana. Contohnya limbah-limbah industri
dibuang dan dialirkan ke sungai. Semua akhirnya bermuara di sungai dan pencemaran polutan air
ini dapat merugikan manusia bila manusia mengkonsumsi air yang tercemar.
Akibatnya, kelangkaan air bersih pun terjadi. Apalagi disaat musim kemarau seperti
sekarang ini, banyak sekali deretan orang yang mengantre untuk mendapatkan air bersih.
Kelangkaan air bersih ini merupakan salah satu masalah yang harus segera ditanggulangi. Maka
dari itu kelompok kami ingin membahas upaya pencegahan pencemaran air melalui makalah ini.
Dengan harapan para pembaca nantinya dapat mengerti bagaimana peran penting air bagi
kehidupan yang selanjutnya dapat menumbuhkan kesadaran untuk menjaga ketersediaan air
bersih bagi generasi mendatang.

4
B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian hidrosfer ?


2. Bencana apa saja yang sering terjadi di air darat dan air laut ?
3. Apa yang menyebabkan bencana itu terjadi ?
4. Bagaimana cara menanggulangi bencana tersebut ?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian hidrosfer.


2. Untuk mengetahui bencana yang sering terjadi di air darat dan air laut.
3. Untuk mengetahui penyebab bencana tersebut.
4. Untuk mengetahui cara menanggulangi bencana tersebut.

D. Manfaat

1. Untuk menambah pengetahuan para pembaca.


2. Untuk meningkatkan kesadaran para pembaca tentang pentingnya air untuk kehidupan
sehari – hari.
3. Untuk meningkatkan peran masyarakat dalam menanggulangi bencana tersebut.

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Landasan Teori

Teori tentang terjadinya bumi yang sudah diterima secara meluas adalah yang
dikembangkan pada tahun 1944 oleh seorang ahli teori bangsa Jerman Carl F. von Weizsacker dan
kemudian dimodifikasi oleh Gerard P. Kuiper dari Universitas Arizona, AS. Teori ini
mengemukakan bahwa matahari berkembang dari awan hidrogen dan helium yang sangat banyak
dan berbentuk gas. Dalam awan ini terdapat unsur serta senyawa yang menjadi bahan semua planet
dalam bentuk debu halus yang tersebar dan meliputi satu persen dari seluruhnya. Air, dalam bentuk
uap dan hablur, adalah salah satu di antara senyawa-senyawa tersebut.
Teori lain menyebutkan bahwa air dari bumi kemungkinan berasal dari luar angkasa.
Pendapat ini dikemukakan oleh Dr. Masaru Emoto, ketua dari Institute International Hado
Membership (IHM) yang telah melakukan beberapa eksperimen yang menakjubkan mengenai
kristal air.
B. Pengertian Hidrosfer

Hidrosfer berasal dari kata hidros = air dan sphere = daerah atau bulatan. Sehingga
hidrosfer diartikan sebagai daerah perairan yang mengikuti bentuk bumi bulat. Perairan lebih luas
dari daratan, perbandingannya, yaitu 71% berbanding 29%. Dari 71% perairan, 97,2% berupa
lautan dan sisanya 2,8% berupa perairan darat dalam bentuk sungai, danau, air tanah, dan es.
Hidrosfer di permukaan bumi meliputi danau, sungai, laut, lautan, salju atau gletser, air tanah dan
uap air yang terdapat di lapisan udara.
C. Jenis – Jenis Perairan
1. Sungai
Sungai adalah perairan yang airnya mengalir secara terus menerus pada arah tertentu,
berasal dari air tanah, air hujan, dan atau air permukaan yang akhirnya bermuara ke laut atau
perairan terbuka yang luas. Sungai mati, perairan lebak, kanal dan saluran irigasi yang dibuat
manusia termasuk ke dalam kategori sungai. Ada bermacam-macam jenis sungai. Berdasarkan

6
sumber airnya sungai dibedakan menjadi tiga macam yaitu: sungai hujan, sungai gletser dan
sungai campuran.

 Sungai Hujan, adalah sungai yang airnya berasal dari air hujan atau sumber mata air.
Contohnya adalah sungai-sungai yang ada di pulau Jawa dan Nusa Tenggara.
 Sungai Gletser, adalah sungai yang airnya berasal dari pencairan es. Contoh sungai yang
airnya benar-benar murni berasal dari pencairan es saja (ansich) boleh dikatakan tidak
ada, namun pada bagian hulu sungai Gangga di India (yang berhulu di Peg. Himalaya)
dan hulu sungai Phein di Jerman (yang berhulu di Pegunungan Alpen) dapat dikatakan
sebagai contoh jenis sungai ini.
 Sungai Campuran, adalah sungai yang airnya berasal dari pencairan es ( gletser ), dari
hujan, dan dari sumber mata air. Contoh sungai jenis ini adalah sungai Digul dan sungai
Mamberamo di Papua ( Irian Jaya).

2. Danau
Danau adalah genangan air yang luas dengan tinggi dan luas permukaan air berfluktuasi
kecil, yang kedalamannya dangkal atau sangat dalam, mempunyai atau tidak mempunyai sungai
yang mengalir ke dalam atau ke luar perairan, terbentuk secara alami dan terisoiasi dari laut. Situ
dan telaga termasuk kedalam kategori danau.
Berdasarkan terbentuknya, dapat dibedakan atas beberapa jenis yaitu sebagai berikut :
a. Danau Tektonik yaitu danau yang terbentuk tenaga endogen yang bersumber dari gerakan
tektonik. Misalnya Danau Tondano dan Danau Towuti di Sulawesi.
b. Danau Vulkanik, yaitu danau bekas kawah kawah gunung api. Misalnya Danau Kawah
Gunung Kelud, Gunung Batur, Gunung Galunggung dan lain sebagainya.
c. Danau Vulkano-tektonik yaitu danau yang terbentuk karena proses vulkanik dan tektonik.
Hal ini diakibatkan kerena patahan atau depresi pada bagian permukaan bumi pasca
letusan.
d. Danau Pelarutan (solusional) yaitu danau yang terbentuk pada bentuk lahan negative atau
berada dibawah rata-rata permukaan bumi akibat pelarutan.
e. Danau Tapal Kuda (oxbow lake) terbentuk akibat proses pemotongan meander secara
alami dan ditinggalkan alirannya sehingga disebut kali mati.
3. Rawa

7
Rawa adalah perairan yang cukup luas yang terdapat di dataran rendah dengan sumber air
dari air hujan, air laut dan atau berhubungan atau tidak berhubungan dengan sungai, relatif tidak
dalam, berdasar lumpur dan atau tumbuhan membusuk, banyak terdapat vegetasi baik yang
mengapung dan mencuat maupun tenggelam.
Berdasarkan proses terbentuknya, rawa dibedakan dalam beberapa jenis:
a. Rawa Pantai
Rawa ini selalu di pengaruhi oleh pasang-surut air laut
b. Rawa Pinggiran
Rawa sepanjang aliran sungai terjadi akibat sering meluapnya aliran air tersebut.
c. Rawa Abadi
Rawa yang airnya terjebak dalam sebuah cekungan dan tidak memiliki pelepasan ke laut. Air
rawa ini asam dan berwarna kemerah-merahan.
4. Gletser
Gletser menurut Katili (dalam Tanudidjaja) adalah masa es berbutir yang terbentuk dari
penimbunan salju dan bergerak menuju ke bawah akibat gravitasi bumi, sambil menguap
ataupun meleleh.salju berasal dari uap air yang membeku di daerah dingin pada lintang tinggi
dan daerah lintang sedang pada musim dingin (winter). Timbunan es di daerah lereng
pegunungan tersebut akan menuruni lereng-lereng yang disebut gletser.
5. Perairan Laut
Laut merupakan komponen penting dalam siklus hidrologi. Sekitar 320.000 km3 air laut
mengalami evaporasi, sedangkan dari perairan di daratan hanya sekitar 60.000 km3. Hal ini
menunjukkan laut sangat berperan terhadap ketersediaan air di muka Bumi. Laut memiliki
kekayaan alam yang tidak ternilai harganya. Beraneka flora fauna dan bahan tambang
merupakan potensi laut yang bisa dimanfaatkan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Pesisir dan Pantai

8
Pantai adalah : Batas antara daratan dengan air laut
Pesisir adalah : Batas antara pasang naik dan pasang surut air laut
Klasifikasi Laut
a. Klasifikasi Laut Berdasarkan Proses Terjadinya

Berdasarkan proses terjadinya laut dibedakan menjadi:


1) Laut Ingresi
Laut ingresi merupakan laut yang disebabkan terjadinya penurunan dasar laut. Hal ini
menyebabkan laut semakin dalam. Contoh: Laut Banda (7.400 m), Laut Flores (5.590 m),
Laut Sulawesi (5.590 m), Laut Tengah (4.400 m), dan Laut Jepang (4.000 m).
2) Laut Regresi
Laut regresi merupakan laut yang terbentuk karena penyempitan laut atau pengangkatan
daratan pada daerah yang luas. Proses tersebut terjadi pada zaman Dilluvium. Akibat suhu Bumi
yang dingin, menyebabkan air membeku dan permukaan air laut turun sampai 60 m. Hal ini
menyebabkan Dangkalan Sunda dan Dangkalan Sahul berubah menjadi daratan. Pulau Sumatra,

9
Jawa, dan Kalimantan bersatu dengan Asia, sedangkan Dangkalan Sahul dan pulau-pulau kecil di
bagian timur Indonesia bersatu dengan Australia.
3) Laut Transgresi
Laut transgresi merupakan laut yang terbentuk karena kenaikan permukaan air laut atau
penurunan daratan secara perlahan sehingga luas laut bertambah. Proses ini terjadi pada masa
glasial. Pencairan es di kutub menyebabkan air laut naik dan menggenangi daratan. Laut
transgresi bersifat dangkal karena mempunyai kedalaman sekitar 70 m. Contoh: Dangkalan
Sunda dan Dangkalan Sahul.
b. Klasifikasi Laut Berdasarkan Letaknya
Berdasarkan letaknya, laut dibedakan sebagai berikut.
1) Laut Tepi
Laut tepi adalah laut yang terletak di pinggir benua. Contoh: Laut Bering yang dipisahkan
oleh kepulauan Aleut, Laut Jepang yang dipisahkan Kepulauan Jepang, Laut Koral di sebelah
timur Australia, dan Laut Cina Selatan yang dipisahkan oleh Kepulauan Indonesia dan Filipina.

2) Laut Pertengahan
Laut pertengahan merupakan laut yang terletak di antara dua benua atau lebih. Contoh:
Laut Tengah, Laut Merah, dan laut-laut di Indonesia yang terletak di antara Benua Asia dan
Australia.

10
3) Laut Pedalaman
Laut pedalaman merupakan laut yang hampir seluruhnya dikelilingi oleh daratan, contoh : Laut
Hitam, Laut Kaspia dan laut mati.

Warna Air Laut

1. Warna Merah diakibatkan oleh banyaknya plankton yang berwarna merah yang
mengapung diatas permukaan air
2. Warna Putih diakibatkan oleh banyaknya hamparan es di atas permukaan air laut
3. Warna Hitam akibat banyaknya endapan lumpur hitam di dasar laut
4. Warna Kuning akibat banyaknya endapan tanah loss di Sungai Kuning

11
5. Warna Hijau akibat dari banyaknya plankton yang hidup di permukaan air laut
6. Warna Ungu akibat banyaknya organisme yang memiliki kandungan fosfor
7. Warna Merah Muda diakibatkan kehadiran mikroba extremophille di hillieri Australia

D. Bencana yang sering terjadi di air darat dan air laut


1. Air Darat
A. Sungai
a. Pengertian Pencemaran sungai

Pencemaran sungai adalah tercemarnya air sungai yang disebabkan oleh limbah industri,
limbah penduduk, limbah peternakan, bahan kimia dan unsur hara yang terdapat dalam air serta
gangguan kimia dan fisika yang dapat mengganggu kesehatan manusia. Pencemar sungai dapat
diklasifikasikan sebagai organik, anorganik, radioaktif, dan asam/basa. Saat ini hampir 10 juta
zat kimia telah dikenal manusia, dan hampir 100.000 zat kimia telah digunakan secara komersial.
Kebanyakan sisa zat kimia tersebut dibuang ke badan air atau air tanah. Pestisida, deterjen,
PCBs, dan PCPs (polychlorinated phenols), adalah salah satu contohnya. Pestisida dgunakan di
pertanian, kehutanan dan rumah tangga. PCB, walaupun telah jarang digunakan di alat-alat baru,
masih terdapat di alat-alat elektronik lama sebagai insulator, PCP dapat ditemukan sebagai
pengawet kayu, dan deterjen digunakan secara luas sebagai zat pembersih di rumah tangga.

B. Penyebab pencemaran sungai

12
1. Sumber polusi air sungai antara lain limbah industri, pertanian dan rumah tangga. Ada
beberapa tipe polutan yang dapat masuk perairan yaitu : bahan-bahan yang mengandung
bibit penyakit, bahan-bahan yang banyak membutuhkan oksigen untuk pengurainya,
bahan-bahan kimia organic dari industri atau limbah pupuk pertanian, bahan-bahan yang
tidak sedimen (endapan), dan bahan-bahan yang mengandung radioaktif dan panas.
2. Penggunaan insektisida seperti DDT (Dichloro Diphenil Trichonethan) oleh para petani,
untuk memberantas hama tanaman dan serangga penyebar penyakit lain secara berlabihan
dapat mengakibatkan pencemaran air. Terjadinya pembusukan yang berlebihan
diperairan dapat pula menyebabkan pencemeran. Pembuangan sampah dapat
mengakibatkan kadar O2 terlarut dalam air semakin berkurang karena sebagian besar
dipergunakan oleh bakteri pembusuk.
3. Pembuangan sampah organic maupun yang anorganic yang dibuang kesungai terus-
menerus, selain mencemari air, terutama dimusim hujan ini akan menimbulkan banjir.
Belakangan ini musibah karena polusi air datang seakan tidak terbendung lagi disetip
musim hujan. Sebenarnya air hujan adalah rahmat. Akan tetapi rahmat dapat menjadi
ujian apabila kita tidak mengelolanyadengan benar.

C. Dampak dari pencemaran air sungai


Pencemaran air dapat berdampak sangat luas, misalnya dapat meracuni air minum,
meracuni makanan hewan, menjadi penyebab ketidak seimbangan ekosistem sungai dan
danau, pengrusakan hutan akibat hujan asam dsb.
1. Dampak terhadap kesehatan
Peran air sebagai pembawa penyakit menular bermacam-macam antara lain :
a) air sebagai media untuk hidup mikroba pathogen
b) air sebagai sarang insekta penyebar penyakit

13
c) jumlah air yang tersedia tak cukup, sehingga manusia bersangkutan tak dapat
membersihkan diri
d) air sebagai media untuk hidup vector penyakit
2. Dampak terhadap estetika lingkungan
Dengan semakin banyaknya zat organic yang dibuang ke lingkungan perairan, maka
perairan tersebut akan semakin tercemar yang biasanya ditandai dengan bau yang menyengat
di samping tumpukan yang dapat mengurangi estetika lingkungan. Masalah limbah minyak
atau lemak juga dapat mengurangi estetika. Selain bau, limbah tersebut juga menyebabkan
tempat sekitarnya menjadi licin. Sedangkan limbah detergen atau sabun akan menyebabkan
penumpukan busa yang sangat banyak. Inipun dapat mengurangi estetika.
D. Cara Mengatasi / Upaya Pelestarian Daerah Aliran Sungai
1. Melestarikan hutan di hulu sungai
Agar tidak menimbulkan erosi tanah disekitar hulu sungai sebaiknya pepohonan tidak
digunduli atau ditebang atau merubahnya menjadi areal pemukiman penduduk. Dengan
adanya erosi otomatis akan membawa tanah, pasir, dan sebagainya ke aliran sungai dari hulu
ke hilir sehingga menyebabkan pwendangkalan sunmgai.
2. Tidak buang air di sungai
Buang air kecil dan air besar sembarangan adalah perbuatan yang salah. Kesan pertama dari
tinja atau urin yang di buang sembarangan adalah bau dan menjijikkan. Tinja juga
merupakan medium yang paling baik untuk perkembangan bibit penyakit dari yang ringan
sampai yang berat, oleh karena itu janganlah buang air besar sembarangan khususnya di
sungai.
3. Tidak membuang sampah di sungai
Sampah yang dibuang sembarangan di sungai akan menyebabkan aliran air di sungai
terhambat. Selain itu juga sampah akan menyebabkan sungai cepat dangkal dan akhirnya
memicu terjadinya banjir di musim penghujan sampah juga membuat sungai tampak kotor
menjijikkan dan terkontaminasi.
4. Tidak membuang limbah rumah tangga dan industri
Tempat yang paling mudah untuk membuang limbah industri atau limbah rumah tangga
berupa cairan adalah dengan mambuangnya kesungai namun apakah limbah itu aman?
Limbah yang dibuang secara asal-asalan tentu saja dapat menimbulkan pencemaran mulai

14
dari bau yang tidak sedap, pencemaran air gangguan penyakit kulit serta masih banyak lagi.
Contoh :
Sungai Dawe yang melintasi di sejumlah desa di Kabupaten Kudus diduga tercemar limbah
pabrik tahu. Air sungai keruh berbusa dan mengeluarkan bau tak sedap. Sejumlah desa yang
terdampak pencemaran limbah ini antara lain Desa Ngembalrejo, Desa Hadipolo, Desa
Golantepus, Desa Mejobo dan Desa Temulus. Pembuangan limbah produksi tahu dari Dukuh
Kemang, Desa Karangbener, Kecamatan Bae, Kudus. Selain itu, limbah tersebut juga sudah
berdampak pada air sumur milik warga. Dampak pencemaran terparah terjadi sejak lima tahun
terakhir. Dari yang semula air sungai dimanfaatkan warga sekitar untuk kebutuhan mencuci
maupun bermain kini tak lagi bisa dimanfaatkan.

Penyebab :

Pembuangan limbah pabrik tahu dari Dukuh Kemang, Desa Karangbener, Kecamatan Bae,
Kudus.

Dampak :

 Air di sungai tersebut menjadi keruh dan berbau tidak sedap.


 Air sungai tidak bisa dimanfaatkan lagi untuk kebutuhan sehari –hari.
 Sumur warga juga ikut tercemar.

Penanggulangan :

 Tidak membuang limbah tahu ke sungai.


 Pemerintah memberikan sanksi kepada pabrik tahu tersebut agar tidak mengulangi
perbuatannya lagi.
 Tidak membuang sampah ke sungai.

15
B. Danau

Pengertian pencemaran danau :

Pencemaran air danau merupakan tercampurnya zat atau unsur yang dimana pencampuran
tersebut menyebabkan kondisi air danau menjadi buruk dan berbahaya bagi kelangsungan
mahluk hidup. Pencemaran air danau merupakan salah satu musuh utama yang dapat
menyebabkan gangguan siklus kehidupan. Air danau yang sudah tercemar menyebabkan
manusia, hewan, dan tumbuhan tidak mampu bertahan hidup. Sebab air danau yang sudah
tercemar jika di konsumsi oleh manusia, hewan, maupun tumbuhan, dapat menyebabkan
berbagai macam penyakit, mengganggu pertumbuhan, dan bahkan bisa menjadi sebab kematian.
Banyak penyebab terjadinya pencemaran air danau, mulai dari proses alam hingga dari manusia
sendiri. Akan tetapi presentase penyebab pencemaran air sendiri lebih banyak di dominasi oleh
tangan manusia.

Penyebab :

1. Tumpukan sampah.
2. Limbah pabrik.
3. Limbah masyarakat.
4. Menggunakan racun untuk menangkap ikan.
5. Penggunaan pestisida berlebih.

Dampak :

1. Merusak ekosistem danau.


2. Banyaknya ikan yang mati.
3. Penurunan kualitas air danau.
4. Mengganggu kestabilan populasi organisme danau.
5. Menyebarkan penyakit.
6. Mengganggu pertanian dan perikanan warga sekitar.

16
Pencegahan :

1. Membuat alat pengelola limbah.


2. Menimbun (alokasi) di tempat yang aman.
3. Daur ulang limbah.
4. Memberikan sosialisasi kepada warga sekitar atas bahayanya air yang tercemar.
5. Mepertegas hukum bagi pelaku yang melakukan pencemaran air danau.

Contoh : Pencemaran Danau Toba

Danau Toba merupakan danau terbesar di Indonesia dan juga merupakan Danau Vulkanik
terbesar didunia dengan luas 1.130 Km2 dan titik terdalam 529 m (BKPEKDT 208). Pencemaran
Danau Toba berada dalam tahap kritis, jika tidak ditangani secara serius pencemaran ini akan
menimbulkan gangguan pada kesehatan masyarakat setempat. Gangguan tersebut dapat saja
mengakibatkan lemah otak .

Penyebab :

1. Limbah cair dari perusahaan budidaya ternak babi PT Algerindo.


2. Bahan kimia dari makanan ikan (pellet).
3. Perusakan hutan oleh PT. Toba Pulp Lestari (TPL).

Dampak :

1. Pelemahan otak masyarakat akibat memakan ikan yang tercemar oleh bahan kimia.
2. Merugikan petani yang sumber airnya berasal dari danau toba.

17
3. Menurunkan tingkat pariwisata akibat pemandangan yang sudah tercemar.
4. Menurunkan kuwalitas ekonomi masyarakay yang bersumber dari danau toba.

Pencegahan :

1. Kampanye publik untuk membangun kesadaran masyarakat untuk tidak membuang


limbah secara langsung ke Danau Toba.
2. Kampanye Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
3. Tidak membuang sampah sembarangan.
4. Pembersihan sampah-sampah.
5. Melakukan penghijauan.

C. Rawa

Pengertian Rawa

Rawa adalah lahan dengan kemiringan relative datar disertai adanya genangan air yang
terbentuk secara alamiah yang terjadi terus-menerus atau semusim akibat drainase alamiah yang
terhambat serta mempunyai ciri fisik: bentuk permukaan lahan yang cekung, kadang-kadang
bergambut, ciri kimiawi: derajat keasaman airnya terendah dan ciri biologis: terdapat ikan-ikan
rawa, tumbuhan rawa, dan hutan rawa. Rawa dibedakan kedalam dua jenis, yaitu: rawa pasang
surut yang terletak di pantai atau dekat pantai, di muara atau dekat muara sungai sehingga oleh
pasang surutnya air laut dan rawa non pasang surut atau rawa pedalaman yang terletak lebih jauh
jaraknya dari pantai sehingga tidak dipengaruhi oleh pasang surutnya air laut.

Rawa juga punya banyak jenisnya, antara lain hutan rawa air tawar, memiliki permukaan
tanah yang kaya akan mineral. Biasanya ditumbuhi hutan lebat. Selain itu, Hutan rawa gambut,
terbentuk dari sisa-sisa hewan dan tumbuhan yang proses penguraiannya sangat lambat sehingga
tanah gambut memiliki kandungan bahan organik yang sangat tinggi. Serta rawa tanpa hutan,
merupakan bagian ekosistem rawa hutan. Namun, hanya ditumbuhi tumbuhan kecil seperti
semak dan rumput liar.

Kerusakan yang terjadi pada rawa :

1. Mengeringnya lahan rawa

18
Terjadinya kekeringan yang disebabkan oleh musim kemarau panjang. Hal ini juga memicu
hilangnya daerah rawa karena lahan yang kering akan menjadi daratan.

2. Kebakaran lahan rawa

Kebakaran juga terjadi akibat musim kemarau panjang dan daerah rawa tak dikelola dengan
baik. Apalagi, perakaran pohon yang terbakar dapat mempersulit padamnya api yang terbakar.
Hal itu dapat menyebabkan banyak munculnya CO² dan persediaan SDM menurun.

3. Hilangnya lahan rawa

Hilangnya lahan rawa dapat disebabkan eksploitasi yang tinggi yang dilakukan manusia
tanpa melakukan reboisasi. Sehingga persediaan hewan ataupun tumbuhan punah. Sehingga
hanya tersisa genangan air.

4.Pencemaran air

Penggunaan pupuk kimia berlebihan yang dilakukan untuk pertanian dapat mencemari
perairan yang mengalir dari rawa. Sehingga ikan, udang, dan lainnya bisa mati atau teracuni.
Kualitas air juga sudah terkontaminasi.

Penanggulangan pada rawa :

1. Menjaga ekosistem rawa

Kesadaran masyakat perlu dipupuk dari pribadi masing masing sehingga masyarakat
sekitar harus merawat rawa yang ada.

2. Reboisasi di lokasi rawa

Karena eksploitasi rawa yang berlebihan seperti menebang pohon nipah, pohon rumbia, dan
lainnya. Diharapkan masyarakat menanam kembali pohon disekitar rawa agar ekosistem terjaga

3. Adanya pengurus rawa

Pemerintah atau rakyat sekitar hendaknya membuka lapangan kerja sebagai pengurus rawa
agar rawa dapat dimanfaatkan bersama dalam jangka waktu yang lama

4. Adanya larangan dan peraturan untuk melestarikan ekosistem rawa

Pemerintah juga memberi peraturan tentang rawa seperti perawatan,pelanggaran, dan


lainnya. Agar masyarakat lebih peka dengan kondisi lingkungan sekitar

19
5. Menjaga kualitas rawa

Untuk pertanian atau pihak lainnya seperti perusahaan besar hendaklah menjaga kualitas air.
Dengan mengurangi penggunaan pupuk dan perusahaan melakukan filtrasi air limbah sebelum
dibuang ke rawa.

D. Gletser

Gletser adalah sungai es yang terbentuk di lembah pegunungan dan mengalir menuruni
lembah pegunungan secara berlahan-lahan akibat akumulasi dari es, salju, bebatuan karena
adanya perubahan temperatur.

Proses terjadinya gletser :

Gletser terjadi di mulai pada lereng pergunungan yang berbentuk cekungan yang di sebut
dengan sirka (cirque).Gletser terbentuk ketika salju segar turun, setelah mengendap udara yang
terperangkap di antara serpihan salju terdorong keluar sehingga terjadi keping salju padat yang di
sebut dengan firn.Saat salju semakin banyak turun di puncak pegunungan, firn akan terpadatkan
20
menjadi es gletser. Bebatuan (till) yang jatuh dari puncak gunung pun akan ikut terbawa oleh
gletser ini. Di daerah yang curam es terpecah menjadi rekahan-rekahan yang berbentuk baji
(crevasse).Di ujungnya gletser mencair dan membentuk aliran sungai yang mengalir ke bawah
pegunungan. Karena gletser berisi dari berbagai macam zat seperti bebatuan , salju dan edimen,
sehingga saat gletser meluncur ke bawah akan merubah kontur dari pegunungan.

Faktor terjadinya Gletser :

 Karena naiknya termperatur suhu dibumi yang diakibatkan karena pemanasan global.
 Akibat penggunaan AC yang dapat merusak lapisan ozon.
Akibat terjadinya Gletser :

Benua antartika yang menyimpan cadangan air tawar di bumi seketika akan dapat
meleleleh karena pemaasan global sehigga terjadilah gletser,bongkahan es yang meleleh
melepaskan karbon ke angkasa dan berdampak mengurangnya cadangan air di bumi.

Pencegahan terjadinya Gletser :

 Mengurangi peggunaan barang barang yang dapat mengakibatkan pemanasar global


(AC,KULKAS,DLL).
 Mengurangi polusi udara dan polusi air agar meminimalisir terjadinya pemanasan global.
 Mengadakan sosialisasi upaya pencegahan pemanasan global.
 Menghemat penggunaan air.
 Menanam pohon dan menjaga lingkungan.
Contoh Gletser di Benua Antartika

21
Proses : akibat adanya pemanasan global yang terus meningkat sehingga suhu di sebagian
benua antartika menjadi lebih hangat dan menyebabkan bongkahan Gletser di Benua Antartika
ini mulai terpecah karena air laut yang hangat.

Penyebab :

 Perubahan iklim.
 Naiknya temperatur bumi sebesar 2 derajat celcius dalam satu dekade terakhir.
Dampak :

 Rusaknya ekosistem laut,karena akan menambah ketinggian air laut.


 Menurunnya cadangan air tawar di bumi, karena gletser merupakan 70% cadagan air
tawar di bumi,dan apabila gletser meleleh dan melepaskan karbon di angkasa dapat
dipastikan cadangan air tawar akan terus berkurang.
 Meningkatnya karbon di bumi.
Pencegahan :

 Mengurangi penggunaan alat alat yang merusak lapisan ozon.


 Mengadakan sosialisasi tentang mencairnya gletser yang akan berdampak buruk bagi
kelangsungan hidup.

22
 Meminimalisir penggunaan fosil,pembangkit listrik yang mengeluarkan gas karbon
dioksida dan metana dalam jumlah yang besar yang menyebabkan “efek” rumah kaca.
 Mengubah gaya hidup agar lebih bijaksana dalam menjaga lingkungan.
2. Air Laut
Pencemaran air laut

Proses :

Pencemaran air laut biasa biasanya terjadi karena bahan kimia yang berbentuk partikel
kecil dimakan plankton atau hewan dasar kemudian racun terkonsentrasi dalam laut masuk
kedalam rantai makanan kemeduian bereaksi dengan oksigen menjadi anoix ( sumber
pencemaran laut ).

Penyebab :

 Tumpahan minyak.
 Sisa damparan amunisi perang.
 Pembuangan limbah industri di laut.
 Pengeboran minyak (penyebab terbesar pencemaran air laut ).
 Pembuangan sampah.
 Pembuangan pestisida.

Dampak :

 Merusak ekosistem di laut.


 Penurunan kualitas air.
 Mengganggu kestabilan populasi organisme lain.
 Kematian massal pada hewan hewan di laut.
 Mempersulit nelayan dalam mencari ikan yang sehat.
 Penyebaran penyakit.

Pencegahan :

 Membuat alat pengelola limbah.


 Menimbun (alokasi ) bahan pencemar di tempat aman.

23
 Daur ulang limbah.
 Mengadakan kegiatan berupa pelarangan dan pencegahan.
 Membuang sampah pada tempatnya.
 Menegakkan hukum terhadap pihak yang melanggar.

Contoh : Pencemaran di air Laut Arafura Papua

Proses :

Pembuangan limbah dari Pt. Freeport Indonesia mengalir dari Sungai Ajkwa , sungai
tersebut tidak dapat menanmpung sedimen pasir sisa tambang akhirnya mengalir dari hulu sungai
mencapai laut arafura. Produksi 1 gram emas menghasilkan 2,1 ton material sisa dan 5,8 gram
emisi beracun berupa logam berat, sianida, timbal arsen, dan merkuri. Pt. Freeport membuang
200.000 ton tailing / hari atau lebih dari 80 juta ton / tahun atau selama ini telah menyumbang
limbah 3 milyar ton.

Penyebab:

Pembuangan limbah sisa tambang dari disungai tidak dapat menampung akhirnya
mengalir ke laut arafura.

Dampak :

 Kerusakan ekosistem laut yang merugikan negara


sebanyak 166 triliun.
 Mempersulit nelayan dalam mencari ikan yang
sehat.
 Sejumlah hewan dan tumbuhan laut punah.
 Penurunan kualitas air.
 Mengganggu kestabilan populasi organisme lain.
 Kematian massal pada hewan hewan di laut.
 Penyebaran penyakit.

24
Pencegahan :

 Melakukan evaluasi terhadap seluruh aspek pertambangan terutama pembuangan limbah


(pemerintahan ).
 Mengurangi kapasitas produksi dan pengolahan limbah ( pemerintahan ).
 Membuat tanggul baru di bagian timur tanggul barat dan membuat saluran ( dampak
mengurangi pengendapan di laut arafura 25 % ).
 Pengelolaan dan daur ulang limbah.
 Penutupan tambang.
 Pengelolaan limbah ( sirsat ) ( pasir sisa tambang ) (membangun jalan 39 km).

25
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
1. Hidrosfer berasal dari kata hidros = air dan sphere = daerah atau bulatan. Sehingga
hidrosfer diartikan sebagai daerah perairan yang mengikuti bentuk bumi bulat.
2. Jenis – jenis perairan ada 2, yaitu air darat dan air laut. Air darat terdiri dari sungai,
danau, rawa, dan gletser.
3. Bencana yang terjadi di air darat dan air laut disebabkan oleh manusianya yang kurang
menjaga kebersihan,seperti membuang sampah sembarangan, membuang limbah pabrik
ke sungai, danau maupun rawa,dan lain sebagainya. Hal tersebut akan berdampak buruk
terhadap lingkungan kita sendiri, misalnya sungai menjadi tercemar dan menimbulkan
bau tidak sedap, banjir, sulit untuk mendapatkan air bersih dan masih banyak lagi. Untuk
mengatasi semua itu, kita harus meningkatkan kesadaran terhadap diri kita sendiri supaya
lebih menjaga kebersihan sungai, tidak membuang sampah maupun limbah pabrik
sembarangan, melakukan reboisasi, dan lain – lain.
Saran
Demikianlah makalah kami, semoga bermanfaat bagi pembaca. Saran dan kritik yang
membangun dari guru pembimbing dan teman-teman sangat kami harapkan demi perbaikan
makalah ini selanjutnya.

26
DAFTAR PUSTAKA
http://www.asikbelajar.com/2014/08/pencemaran-sungai.html
https://news.detik.com/berita-jawa-tengah/d-3716978/keruh-dan-bau-sungai-dawe-diduga-
tercemar-limbah-tahu
http://tajriyani.blogspot.co.id/2014/05/v-behaviorurldefaultvmlo_27.html
http://fdlstari.blogspot.co.id/2017/06/makalah-hidrosfer.html
http://pdamtirtanadi.co.id/pencemaran-danau-toba-solusi-penanggulangannya-untuk-
mewujudkan danau-toba-the-monaco-of-asia/
http://pengayaan.com/10-faktor-penyebab-pencemaran-air/
https://hamparan.net/pencemaran-air/
http://www.salingnews.com/dampak-pencemaran-danau-toba-bagi-masyarakat/
https://www.kompasiana.com/bobobladi/kebobrokan-freeport-pencemaran-lingkungan
https://bisnis.tempo.co/read/873246/audit-bpk-limbah-freeport-mengalir-ke-laut
https://www.wwf.or.id/?11040/Kebakaran-Hutan-dan-Lahan-Gambut-di-Kalimantan-Tengah-
Butuh-Penanganan-Serius
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Rawa
http://www.mongabay.co.id/tag/kekeringan/
https://sainsforhuman.blogspot.co.id/2013/03/sebab-dampak-dan-cara-mencegah-dampak.html?m=1

https://www.google.com/search?hl=in-ID&ie=UTF-8&source=android
browser&q=pencegahan+global+warming&gws_rd=ssl

https://internasional.kompas.com/read/2015/01/26/14175431/Samudra.Hangat.Cairkan.Gletser.Terbes
ar.di.Antartika.Timur

http://m.dw.com/id/gunung-es-antartika-terus-meluruh/a-17365532

27

Anda mungkin juga menyukai