Disusun oleh:
Lestari Sinta Dewi
190221100085
Akuntansi B
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena berkat rahmat-Nya
dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan makalah ini sebagai salah satu tugas dari
dosen pada mata kuliah perpajakan.
Tercurah dari segala kemampuan yang ada, saya berusaha membuat makalah
ini dengan sebaik mungkin, namun demikian saya menyadari sepenuhnya bahwa
penulisan makalah ini masih banyak kekurangan dikarenakan keterbatasan
pengetahuan saya, maka dengan sepenuh hati saya mohon maaf dan mengharapkan
saran dan kritik yang bersifat membangun untuk perbaikan selanjutnya.
Tujuan saya membuat makalah ini untuk menjelaskan tentang Nomor Pokok
Wajib Pajak (NPWP), Pengusaha Kena Pajak (PKP), Pembukuan dan Pencatatan,
serta Penyetoran dan Pelaporan. Terakhir saya ucapkan terimakasih untuk semua
pihak yang sudah membantu dan memudahkan penyelesaian makalah ini, saya
berharap semoga makalah ini bisa bermanfaat.
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan penilusan
BAB II PEMBAHASAN
Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut pengertian di atas dan beberapa buku yang saya baca, fungsi
NPWP adalah :
Kredit di Bank
Rekening Koran
Pembuatan SIUP
Administrasi Pajak Final
Paspor
Ada tiga saluran yang bisa dipilih untuk dapat memperoleh NPWP
1. Pendaftaran langsung
Untuk panduan penggunaan Aplikasi e-Registration dapat dilihat pada
halaman situs Aplikasi e-Registration
Wajib Pajak yang telah menyampaikan Formulir Pendaftaran Wajib
Pajak melalui apikasi e-Registration harus mengirimkan dokumen
yang disyaratkan di atas, ke KPP yang wilayah kerjanya meliputi
tempat tinggal atau tempat kegiatan usaha Wajib Pajak
Pengiriman dokumen yang diisyaratkan dapat dilakukan dengan cara
menggunggah (upload) salinan digital (softcopy) dokumen melalui
aplikasi e-Registration atau mengirimkan dengan menggunakan surat
pengiriman dokumen yang telah ditandatangani.
Dokumen-dokumen tersebut paling lambat 14 (empat belas) hari kerja
setelah penyampaian permohonan pendaftaran secara elektronik, maka
permohonan tersebut dianggap tidak diajukan. Jadi, pastikan dokumen
yang diisyaratkan telah diterima KPP sebelum jangka waktu 14 (empat
belas) hari kerja.
Apabila dokumen yang diisyaratkan ini telah diterima secara lengkap,
KPP menerbitkan Bukti Penerimaan Surat secara Elektronik.
Terhadap permohonan pendaftaran NPWP yang telah diberikan Bukti
Penerimaan Surat, KPP atau KP2KP akan menerbitkan Kartu NPWP
dan Surat Keterangan Terdaftar paling lambat 1 (satu) hari kerja
setelah Bukti Penerimaan surat diterbitkan
Kartu NPWP dan Surat Keterangan Terdaftar disampaikan kepada
Wajib Pajak melalui pos tercatat.
2. Pencatatan
Pencatatan yaitu pengumpulan data secara teratur tentang peredaran
bruto dan atau penghasilan bruto sebagai dasar untuk menghitung jumlah
pajak yang terutang termasuk penghasilan yang bukan objek pajak dan atau
yang dikenakan pajak yang bersifat final.
2. Syarat Pencatatan
Syarat-syarat penyelenggaraan pencatatan adalah:
Pencatatan harus diselenggarakan secara teratur dan mencerminkan
keadaan yang sebenarnya dengan menggunakan huruf latin, angka
Arab, satuan mata uang Rupiah, dan disusun dalam bahasa Indonesia
Pencatatan dalam suatu tahun harus diselenggarakan secara kronologis
Catatan dan dokumen yang menjadi dasar pencatatan harus disimpan
di tempat tinggal Wajib Pajak atau tempat kegiatan usaha atau
pekerjaan bebas dilakukan selama 10 (sepuluh) tahun
Pencatatan harus dapat menggambarkan anatara lain
Peredaran atau penerimaan bruto dan/atau jumlah penghasilan bruto
yang diterima dan/atau diperoleh
Penghasilan yang bukan objek pajak dan/atau penghasilan yang
pengenaan pajaknya bersifat final.
Sanksi Pidana
Pasal 39 Undang-Undang KUP, yaitu barang siapa dengan sengaja:
1. Memperlihatkan pembukuan, pencatatan, atau dokumen lain yang palsu
atau dipalsukan seolah-olah benar.
2. Tidak menyelenggarakan pembukuan atau pencatatan tidak
memperhatikan atau tidak meminjamkan buku, catatan, atau dokumen
lainny atau
3. Tidak menyimpan buku, catatan, dan dokumen yang menjadi dasar
pembukuan atau pencatatan dan dokumen lain termasuk hasil pengolahan
data dari pembukuan yang dikelola secara elektronik atau secara program
aplikasi online di Indonesia.
Sehingga dapat menimbulkan kerugian pada pendapatan negara, dipidana
penjara paling singkat 6 (enam) bulan dan paling lama 6 (enam) tahun dan
denda paling sedikit 2 (dua) kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang
bayar dan paling banyak 4 (empat) kali jumlah pajak terutang yang tidak atau
kurang bayar.
B. MANFAAT
Sebagaimana halnya perekonomian dalam suatu rumah tangga atau
keluarga, perekonomian negara juga mengenal sumber-sumber penerimaan
dan pos-pos pengeluaran. Pajak merupakan sumber utama penerimaan negara.
Tanpa pajak, sebagian besar kegiatan negara sulit untuk dapat dilaksanakan.
Penggunaan uang pajak meliputi mulai dari belanja pegawai sampai dengan
pembiayaan berbagai proyek pembangunan. Pembangunan sarana umum
seperti jalan-jalan, jembatan, sekolah, rumah sakit/puskesmas, kantor polisi
dibiayai dengan menggunakan uang yang berasal dari pajak. Uang pajak juga
digunakan untuk pembiayaan dalam rangka memberikan rasa aman bagi
seluruh lapisan masyarakat. Setiap warga negara mulai saat dilahirkan sampai
dengan meninggal dunia, menikmati fasilitas atau pelayanan dari pemerintah
yang semuanya dibiayai dengan uang yang berasal dari pajak. Dengan
demikian jelas bahwa peranan penerimaan pajak bagi suatu negara menjadi
sangat dominan dalam menunjang jalannya roda pemerintahan dan
pembiayaan pembangunan. Secara singkat pajak dimanfaatkan untuk
mendanai:
Pembangunan fasilitas dan infrastruktur
Alokasi Dana Umum
Pemilihan Umum ( PEMILU)
Penegakan hukum
Subsidi pangan dan BBM
Pelayanan Kesehatan
Pendidikan
Pertahanan dan Keamanan
Kelestarian lingkungan hidup
Kelestarian budaya
Transportasi missal
Pelaporan Pajak
(1a) Pengusaha Kena Pajak wajib melaporkan PPN atau PPN dan PPnBM
yang telah disetor sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (13) dan ayat
(13a), serta Pasal 2A, dengan menggunakan Surat Pemberitahuan Masa PPN
ke Kantor Pelayanan Pajak tempat Pengusaha Kena Pajak dikukuhkan, paling
lama akhir bulan berikutnya setelah Masa Pajak berakhir.
(1b) Orang pribadi atau badan yang bukan Pengusaha Kena Pajak wajib
melaporkan Pajak Pertambahan Nilai yang telah disetor sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 2 ayat (13) dengan menggunakan lembar ketiga Surat
Setoran Pajak ke Kantor Pelayanan Pajak yang wilayahnya meliputi tempat
bangunan tersebut, paling lama akhir bulan berikutnya setelah Masa Pajak
berakhir.
(1c) Orang pribadi atau badan yang bukan Pengusaha Kena Pajak wajib
melaporkan Pajak Pertambahan Nilai yang telah disetor sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 2 ayat (13a) dengan menggunakan lembar ketiga Surat
Setoran Pajak ke Kantor Pelayanan Pajak yang wilayahnya meliputi tempat
tinggal orang pribadi atau tempat kedudukan badan tersebut, paling lama akhir
bulan berikutnya setelah saat terutangnya pajak.
(3a) Pemungut PPN wajib melaporkan PPN atau PPN dan PPnBM yang telah
disetor sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (14) dan ayat (15) ke
Kantor Pelayanan Pajak tempat Pemungut PPN terdaftar paling lama akhir
bulan berikutnya setelah Masa Pajak berakhir.
3.6. Sanksi yang diberikan jika Wajib Pajak belum Melakukan Pembayaran
dan Pelaporan Pajak
1. Sanksi Administrasi
Terdiri dari:
Besarnya bunga akan dihitung secara tetap dari pokok pajak yang
tidak/kurang dibayar. Tetapi, dalam hal Waiib Paiak hanya membayar
sebagian atau tidak membayar sanksi bunga yang terdapat dalam surat
ketetapan pajak yang telah diterbitkan, maka sanksi bunga tersebut dapat
ditagih kembali dengan disertai bunga lagi.
§ Pajak Penghasilan, apabila jumlah kredit pajak lebih besar daripada jumlah
pajak yang terutang.
§ Pajak Pertambahan Nilai, apabila jumlah kredit pajak lebih besar daripada
jumlah pajak yang terutang. Jika terdapat pajak yang dipungut oleh Pemungut
Pajak Pertambahan Nilai, jumlah pajak yang terutang dihitung dengan cara
jumlah Pajak Keluaran dikurangi dengan pajak yang dipungut oleh Pemungut
Pajak Pertambahan Nilai tersebut.
§ Pajak Penjualan Atas Barang Mewah, apabila jumlah pajak yang dibayar
lebih besar daripada jumlah pajak yang terutang.