Disusun oleh:
Ahmad Saifulloh (2121001420073)
Arifin Nur Cahyo (2131001420040)
Arum Novita Sari (2131001420021)
Erlian Desy Ririanti (2132001420118)
Yuga Eko Wahyono (2111000420025)
Dan terakhir, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan penulis sendiri
tentunya. Terima kasih atas segala perhatiannya.
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar isi
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
2. Rumusan Masalah
3. Tujuan Penulisan
PEMBAHASAN
1. Definisi Sosialisme
2. Konsep Pemikiran Sosialisme Sebelum Marx
3. Konsep Sosialisme Utopis
4. Konsep Sosialisme Komunitas Bersama
PENUTUP
1. Kesimpulan
Daftar Rujukan
BAB I
PENDAHULUAN
Kaum borjuis berada pada puncak perekonomian, kepemilikan akan modal yang besar
membuat mereka bertindak semaunya. Hal ini mendapat tentangan dari kaum proletar
(buruh), yang hidupnya semakin tertindas.
Pemikiran-pemikiran ekonomi beraliran sosialis secara garis besar dapat dibagi atas
tiga kelompok:
Dari kelompok pertama (sosialisme sebelum Marx) sendiri dapat dibagi atas kelompok
pemikir sosialis yang cenderung “utopis” dan kemlompok pemikir yang mencoba
merelaisasi gagasan-gagasan mereka dengan membentuk komunitas-komunitas bersama.
Nah, pada kesempatan kali ini, penulis ingin membahas lebih lanjut mengenai satu
pokok bahasan utama yaitu “Pemikiran Sosialisme Sebelum Marx”. Terlebih membahas
juga mengenai defisini sosialisme itu sendiri yang akan dibahas pada bab berikutnya.
Pada makalah ini penulis memiliki beberapa rumusan masalah yang perlu dijawab,
antara lain sebagai berikut:
1. Apa itu Sosialisme?
2. Bagaimana Konsep Pemikiran Sosialisme sebelum Marx?
3. Bagaimana dengan Konsep Sosialisme Utopis?
4. Bagaimana pula Konsep Sosialisme Komunitas Bersama?
PEMBAHASAN
Istilah sosialisme dapat merepresentasikan banyak arti. Selain sistem ekonomi, juga
menunjukkan aliran falsafah, ideologi, cita-cita, ajaran-ajaran atau gerakan. Menurut J.S.
Mill, secara sempit sosialisme ialah kegiatan menolong orang-orang yang tak beruntung
dan tertindas.
Jadi, sistem ini mengharuskan akan adanya kepemilikan secara kolektif terhadap
sumber-sumber produksi. Dengan defisini tersebut, sosialisme bisa mencakup asosiasi-
asosiasi kooperatif maupun pemilikian dan pengoperasian oleh pemerintah. Seperti halnya
negara eks Soviet dan Inggris (yang dikuasai oleh partai buruh) dapat dimasukkan ke
dalam sistem sosialis.
Istilah ”komunisme” pertama kali muncul sejak meletusnya revolusi Bolshevik tahun
1917. Menurut Brinton (1981), sosialisme menggambarkan pergeseran milik kekayaan dari
swasta ke pemerintah yang berlangsung secara perlahan-lahan melalui prosedur pemerintah
dengan memberikan kompensasi kepada swasta. Sedangkan pada komunisme peralihan
kepemilikan dilakukan secara cepat dan paksa tanpa memberikan kompensasi. Jadi,
walaupun tujuan yang akan dicapai sama, tetapi cara yang digunakan berbeda.
Dapat dikatakan bahwa komunisme adalah bentuk sosialisme yang paling ekstrem.
Karena untuk mencapai masyarakat komunis yang dicita-citakan diperoleh melalui suatu
revolusi. Sistem sosialisme-komunisme sering juga disebut sistem ”perekonomian
komando” atau sistem ”ekonomi totaliter”, karena negara mutlak menguasai unit-unit
ekonomi.
Sosialisme yang berkembang sebelum Marx lebih bersifat utopis atau bisa dikatakan
masih berada dalam angan-angan, walaupun ada beberapa tokoh aliran ini yang berusaha
untuk mewujudkannya menjadi sebuah kenyataan.
Karenanya pemikiran sosialisme pada periode ini dibagi atas dua konsep. Yaitu
sosialisme utopis dan sosialisme komunitas bersama.
Sosialisme bukan hal yang baru, gagasan ini sudah ada sejak jaman Yunani kuno,
dimana Plato berpendapat bahwa negara hanya akan baik kalau dipimpin dan diperintah
oleh orang-orang baik serta negarawan ulung, yang disaring dari seluruh anggota
masyarakat. Karena gagasannya ini Plato dianggap sebagai pendiri ajaran sosialisme.
Menurut Plato, sistem pemerintahan yang baik adalah berbentuk totaliterisme, dikendalikan
dan dipimpin oleh orang terpandai dan terpilih.
Tokoh sosialis utopis adalah Sir Thomas More (1478-1535). Istilah sosialis utopis
berasal dari buku beliau “utopia”, dimana More memimpikan suatu negara impian, dimana
semua milik merupakan milik bersama. Semua orang tinggal dalam suatu tempat bersama.
Makanan serta segala kebutuhan lainnya disediakan secara bersama-sama pula.
Orang tidak perlu bekerja mati-matian dalam waktu lama, melainkan cukup sekedar
dapat memenuhi kebutuhannya saja. Toleransi hidup ditanamkan.
Tulisan lain yang senada dengan More, antara lain dapat dilihat dari karangan:
Tomasso Campanella (1568-1639) berjudul Civitas Solis; Francis Bacon (1560-1626)
berjudul New Atlantis; dan James Harrington dengan judul Oceana.
Para pemikir-pemikir itu mempunyai kesamaan pandangan akan suatu negara impian
dimana sosialisme menjiwai perekonomiannya.
Dan akhirnya angan-angan tetaplah angan-angan yang akan selalu berada di alam
bawah sadar manusia. Tetapi di kemudian hari buku-buku yang bersifat utopia itu akan
mempengaruhi pemikir sosialis lainnya.
Pada awalnya sosialisme hanya merupakan suatu utopis dimana berada dalam angan-
angan manusia. Akan tetapi dilain pihak ada tokoh sosialis yang merealisasi cita-cita
mereka dalam kenyataan. Diantaranya adalah Robert Owen (1771-1858), Charles Fourier
(1772-1837), dan Louis Blanc (1811-1882).
Robert Owen adalah seorang pengusaha yang kaya. Penderitaan yang pahit
membuatnya berpikir bagaimana menciptakan suatu komunitas yang ideal, dimana
kesejahteraan masyarakat sangat diperhatikan. Untuk itu Owen membangun pabrik sebagai
model untuk perbaikan kesejahteraan para pekerja, yang disebut parallelogram. Ide Owen
tentang sosialis dapat dilihat dari bukunya ”The New View of Society”. Ia juga menuntut
adanya partisipasi pemerintah.
Sama seperti Owen, Fourier dan Blanc juga berhasil merealisasikan pemikirannya
dengan membentuk suatu daerah ideal yang berdasar atas pemikiran sosialisme untuk
mewujudkan kehidupan bermasyarakat yang adil, makmur dan sejahtera. Tetapi sayang
komunitas-komunitas itu tidak dapat bertahan lama karena beberapa faktor antara lain
(1)oposisi dari beberapa kapitalis; (2)kekurangan modal; (3)tidak kuat bersaing dalam
sistem kapitalis-liberalis; (4)serta kelemahan dalam pengelolaan.
Dapat dikatakan bahwa ide pemikir sosialis adalah masih bersifat utopis, bersifat
angan-angan, dan terlalu naif untuk diikuti. Karena dinilai idealisme mereka memang
tinggi, tetapi secara teoritis-praktis tidak bisa direalisasi. Kalaupun ada yang merealisasi
kebanyakan akan segera layu sebelum berkembang. Barulah ditangan Marx, ide sosialisme
memperoleh ”landasan ilmiah” untuk berkembang menjadi sesuatu yang realistis. Dan
pemaparan selengkapnya akan dibahas oleh kelompok selanjutnya.
BAB III
PENUTUP
3.2 Kesimpulan
2. Sosialisme yang berkembang sebelum Marx lebih bersifat utopis atau bisa
dikatakan masih berada dalam angan-angan (impian teoritis)
3. Konsep Sosialisme Utopis: Semua orang tinggal dalam suatu tempat bersama.
Makanan serta segala kebutuhan lainnya disediakan secara bersama-sama pula.
Tokoh-tokohnya: Sir Thomas More, Tomasso Campanella, Francis Bacon,
James Harrington
Demikianlah beberapa poin yang dapat penulis simpulkan. Semoga bisa bermanfaat
baik untuk penulis maupun untuk pembaca.
DAFTAR RUJUKAN