Anda di halaman 1dari 17

PAPER SEJARAH PEMIKIRAN EKONOMI

SOSIALISME SEBELUM MARX

Dosen Pengampu:
I Wayan Sukadana, S.E., M.S.E.

Mata Kuliah:
EKI212 - Sejarah Pemikiran Ekonomi

Disusun Oleh Kelompok 4:


1. Dela Anisa Putri (2007511046/C2)
2. Putri Dwi Puspita (2007511058/C2)
3. Ni Wayan Ita Noviani (2007511257/C1)

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
2021
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.......................................................................................................................................... ii
ABSTRAK ............................................................................................................................................ iii
PEMBAHASAN .................................................................................................................................... 1
2.1 Pemikiran Ekonomi Aliran Sosialis .......................................................................................... 1
2.1.1 Pengertian Sosialisme .......................................................................................................... 1
2.1.2 Prinsip Dasar atau Cita-Cita Pemikiran Aliran Sosialis .................................................. 3
2.2 Perkembangan Pemikiran Aliran Sosialis ................................................................................ 3
2.2.1 Sosialis Utopis ....................................................................................................................... 7
2.2.2 Tokoh-Tokoh Sosialisme Utopian....................................................................................... 9
KESIMPULAN ................................................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................................... 14

ii
ABSTRAK

Beberapa tokoh yang terkenal pada sosialisme sebelum Marx antara lain yaitu Comte
Henri de Saint Simon (1760 – 1825), Charles Fourier (1772 – 1837), Robert Owen (1771 –
1858), dan Louis Blanc (1811 – 1882).
Comte Henri de Saint Simon adalah tokoh sosialis yang hidup di kota Paris dan
merupakan seorang pemikir yang sangat optimis. Gagasan pemikiran yang ingin
diungkapkannya yaitu ingin memberikan upah kepada kaum buruh atas prestasi bukan menurut
kebutuhan yang ia katakana setelah ia melihat perkembangan revolusi Industri secara besar-
besaran di Eropa.
Tokoh Charles Fourier merupakan tokoh sosialis yang masa hidupnya sekitar tahun
1772 – 1837. Gagasan yang diusulkan oleh Charles Fourier yaitu untuk membangun sebuah
perumahan yang memisahkan kelompok-kelompok politik dan ekonomi, dengan dibangunnya
perumahan untuk kaum buruh, ia berharap dapat segera menghentikan pertarungan dan
pertentangan ekonomi antara kaum kapitalis dan kaum buruh.
Robert Owen merupakan anak seorang pengusaha tekstil di Glasgow - Skotlandia, di
mana masa hidupnya antara tahun 1771–1858. Owen membantu pembentukan serikat-serikat
kerja dan tanpa henti-hentinya menyuarakan kebaikan koperasi. Gerakan koperasi di Inggris
sebagian besar mendapat inspirasi dari pemikirannya, begitu pula gerakan kaum buruh.
Pierre Joseph Proudhon adalah tokoh sosialis yang percaya akan kesamaan dan ia
adalah musuh utama terhadap pemilikan pribadi dalam dunia usaha. Ia yang paling mampu
mengerti sebab-sebab penyakit sosial dan juga merupakan seseorang yang mempunyai visi
yang sangat luas serta mempunyai keyakinan bahwa sebuah evolusi dalam kehidupan
intelektual dan sosial menuju ke tingkat yang lebih tinggi harus tidak dibatasi dengan rumus-
rumus abstrak.
Louis Blanc lahir pada tanggal 29 Oktober 1811 – 6 Desember 1882) yang merupakan
seorang politisi dan sejarawan Perancis. Menurut Blanc, konflik-konflik yang terjadi di dalam
masyarakat barat sebagian besar disebabkan oleh persaingan di mana golongan proletary
selalu menjadi korban. Kapitalisme akan hilang dengan sendirinya bila gagasannya dapat
diwujukan secara nyata.

iii
PEMBAHASAN

2.1 Pemikiran Ekonomi Aliran Sosialis

2.1.1 Pengertian Sosialisme

Sosialisme berasal dari kata “societas” bahasa Yunani yang berarti


“Masyarakat”. Dari sini maka benarlah bila dikatakan bahwa sosialisme adalah
“paham yang lebih mengutamakan kepentingan masyarakat, namun bukan berarti
altruisme ataupun kolektifisme, sosialisme dalam arti gerakan dan paham adalah
meliputi segala aspek kehidupan”. Dalam Webster’s World University Dictionary
memberi definisi sosialisme yaitu “suatu sistem sosial yang mengambil segala
kebutuhan pokok, modal, dan industri di bawah pengawasan umum dan berusaha
kepada pembagian yang bermanfaat secara sama rata”.
Definisi terakhir yang mungkin dapat memberikan gambaran umum terkait
sosialisme adalah menurut Mohammad Hatta, meskipun agak sedikit berbeda
dengan definisi yang lain, namun memiliki persamaam yaitu “semua sosialisme
menghendaki suatu pergaulan hidup, di mana tidak ada lagi penindasan dan
penghisapan dan dijamin bagi rakyat, tiap-tiap orang, kemakmuran dan kepastian
penghidupan serta perkembangan kepribadian” (Hatta: 1992).
Di Prancis istilah sosialisme pertama kali muncul sekitar tahun 1830, ketika
terdapat keinginan agar alat-alat produksi dimiliki secara bersama untuk melayani
semua kebutuhan masyarakat, bukan monopoli atas kaum kapitalis. Sosialisme atau
Sosialism (dalam bahasa Inggris) secara etimologi berasal dari bahasa latin socius
yang berarti sahabat atau teman. Sosialis adalah penganut paham sosialisme yang
mendasarkan diri pada cita-cita bahwa bumi beserta kekayaanya adalah milik
bersama.
Sementara beberapa literatur lainnya yang juga membahas tentang sosialisme
menyebutkan bahwa perkataan sosialisme pertama dipakai orang pada tahun 1803
oleh pendeta Italia Giuliani. Dimana pada pemakaiannya, istilah sosialisme diberi
arti yang sama dengan “Catholicisme”, dimana kata tersebut dilawankan dengan
“Prothestanisme”.
Penggunaan istilah sosialisme sering digunakan dalam berbagai konteks yang
berbeda oleh berbagai kelompok, tetapi hampir semua sepakat bahwa istilah ini

1
berawal dari pergolakan kaum buruh industri dan buruh tani pada abad ke-19 hingga
awal abad ke-20 berdasarkan prinsip solidaritas dan memperjuangkan masyarakat
egalitarian yang dengan sistem ekonomi menurut mereka dapat melayani masyarakat
banyak daripada hanya segelintir elite.
Istilah “sosialisme” ini juga sering disandingkan dengan istilah “komunisme”.
Sebelum kita pelajari lebih lanjut, perlu kita pahami terlebih dahulu bahwa
sosialisme dan komunisme adalah dua istilah yang berbeda. Sosialisme merupakan
bentuk pemikiran ekonomi yang berkembang menjadi suatu bentuk sistem ekonomi,
sedangkan komunisme adalah bentuk ideologi politik yang dianut oleh suatu negara.
Ditinjau dari bentuk gagasannya, sosialisme beranggapan bahwa semua individu
harus memiliki akses terhadap pasar atas pemakaian barang publik dan
memperbolehkan untuk beraktualisasi diri. Industri skala besar merupakan usaha
kolektif dan karenanya pengembalian dari industri harus menguntungkan
masyarakat secara keseluruhan. Sedangkan komunisme beranggapan bahwa semua
orang sama dan karenanya perbedaan kelas di dalam suatu masyarakat tidaklah
rasional. Pemerintahan harus menguasai sarana produksi dan lahan dalam suatu
negara. Orang harus bekerja untuk pemerintah dan hasil yang terkumpul harus
dibagikan dengan sama rata.
Komunisme itu sendiri berasal ketika terjadinya revolusi Prancis yang kemudian
sedikit banyak dipengaruhi oleh ajaran Karl Marx (Marxisme) sehingga
kecenderungan konsep sosialisme ala Marx sering diidentikkan dengan komunisme.
Meskipun kedua istilah tersebut secara pengertian dan gagasan berbeda, namun
memiliki hubungan yang erat, bahwa fakta negara-negara yang berideologi komunis,
cenderung menggunakan sistem ekonomi sosialis, meskipun tidak secara penuh
mampu menerapkannya.
Kehadiran sosialisme pada umumnya bertolak dari rasa kekecewaan (a sense of
disillusion), penindasan, atau frustasi terhadap ketidakefisiensian, serta
ketidakadilan dari sistem kapitalis. Sistem ekonomi sosialis mempunyai tujuan
kemakmuran bersama, filosofi ekonomi sosialis adalah bagaimana mendapatkan
kesejahteraan, perkembangan sosialis dimulai dari kritik terhadap kapitalisme yang
ada waktu itu kaum kapitalis dan kaum borjuis mendapat legitimasi gereja untuk
mengeksploitasi buruh. Inilah yang menjadikan Karl Marx mengkritik sistem
kapitalis sebagai ekonomi yang tidak sesuai dengan aspek kemasyarakatan.

2
2.1.2 Prinsip Dasar atau Cita-Cita Pemikiran Aliran Sosialis

Adapun prinsip dasar atau cita-cita pemikiran aliran sosialis adalah sebagai
berikut:
1. Keyakinan etis bahwa perekonomian harus diarahkan pada kesejahteraan
segenap orang, bukan untuk keuntungan segelintir orang, sehingga sebagian
besar alat-alat produksi harus dikuasi oleh negara.
2. Sosialisme adalah bentuk cita-cita etis tentang masyarakat yang solider dengan
tuntutan penghapusan hak milik pribadi. Segala bentuk barang yang memiliki
nilai manfaat banyak untuk kehidupan masyarakat dimiliki dan diatur oleh
pemerintah dan atau dimiliki secara kolektif kemudian diatur bersama untuk
kepentingan bersama. Maka setiap diri individu sangat dibatasi dalam soal hak
kepemilikannya. Muaranya sama yaitu pemerataan kesejahteraan.
3. Setiap individu diberikan batasan dalam kegiatan ekonominya. Mereka tidak
menggunakan kegiatan ekonomi luar negeri. Semua kegiatan ekonomi yang
berhubungan dengan luar negri harus sepenuhnya diatur oleh pemerintah atau
negara. Langkah ini ditempuh dalam upaya kembali kepada prinsip dasar yaitu
pemerataan kesejahteraan. Melihat hubungan ekonomi dengan pihak luar negeri
sekalanya cukup besar.
4. Sumber ketidakadilan sosial adalah hak milik pribadi atas alat-alat produksi.

2.2 Perkembangan Pemikiran Aliran Sosialis


Sosialisme muncul di akhir abad ke-18 dan awal abad ke-19 yang berawal dari
pergolakan kaum buruh industri dan buruh tani berdasarkan prinsip solidaritas dan
memperjuangkan masyarakat egalitarian, yang dengan sistem ini menurut mereka dapat
melayani masyarakat banyak, ketimbang hanya segelintir elite. Secara umum gerakan
sosialisme terjadi sebagai reaksi dari perubahan ekonomi dan sosial yang diakibatkan oleh
revolusi industri. Revolusi industri ini memang memberikan keberkahan buat para pemilik
pabrik pada saat itu, tetapi di lain pihak para pekerja justru malah semakin miskin. Semakin
menyebar ide sistem industri kapitalis, maka reaksi dalam bentuk pemikiran-pemikiran
sosialis pun semakin meningkat.
Meskipun banyak pemikir sebelumnya yang juga menyampaikan ide-ide yang serupa
dengan sosialisme, pemikir pertama yang mungkin dapat dijuluki sosialis adalah François
Noël Babeuf yang pemikiran-pemikirannya muncul selama revolusi Prancis. Dia sangat

3
memperjuangkan doktrin pertarungan kelas antara kaum pemodal dengan kaum buruh yang
kemudian hari diperjuangkan dengan lebih keras oleh Marxisme.
Para pemikir sosialis setelah Babeuf ini kemudian ternyata lebih moderat dan mereka
biasanya dijuluki kaum “utopian socialists”, seperti de Saint-Simon, Charles Fourier, dan
Robert Owen. Mereka lebih moderat dalam artian tidak terlalu mengedepan pertentangan
kelas dan perjuangan kekerasan tetapi mengedepankan kerjasama daripada kompetisi.
Saint-Simon berpendapat bahwa negara yang harus mengatur produksi dan distribusi,
sedangkan Fourier dan Owen lebih mempercayai bahwa yang harus berperan besar adalah
komunitas kolektif kecil. Karena itu kemudian muncul perkampungan komunitas
(communistic settlements) yang menjadi cikal bakal berdirinya konsep koperasi saat ini,
dan kemudian mulai berkembang di beberapa tempat di Eropa dan Amerika Serikat, seperti
New Harmony (Indiana) dan Brook Farm (Massachussets).
Setelah kaum utopian ini, kemudian muncul para pemikir yang ide-idenya lebih ke arah
politik, misalnya Louis Blanc. Blanc sendiri kemudian menjadi anggota pemerintahan
provisional Prancis di tahun 1848. Sebaliknya juga muncul para anarkis seperti Pierre
Joseph Proudhon dan radikalis (insurrectionist) Auhuste Blanqui yang juga sangat
berpengaruh di antara kaum sosialis di awal dan pertengahan abad ke-19.
Mari kita coba sedikit mundur ke belakang, bahwa pada tahun 1840-an, istilah
komunisme mulai muncul untuk menyebut sayap kiri yang militan dari Paham sosialisme.
Istilah ini biasanya dirujukkan kepada tulisan Etienne Cabet dengan teori-teorinya tentang
kepemilikan umum. Istilah ini kemudian digunakan oleh Karl Marx dan Friedrich Engels
untuk menggambarkan pergerakan yang membela perjuangan kelas dan mengaruskan
revolusi untuk menciptakan sebuah masyarakat kerjasama (society of cooperation). Karl
Marx adalah anak dari pasangan Hirschel and Henrietta Marx. Ia lahir di Trier, Germany,
tahun 1818.
Sosialisme merupakan sebagai sebuah ideologi. Karena ia memiliki ide dasar sekaligus
metode pemecahan terhadap berbagai masalah kehidupan. Secara historis, gagasan
sosialisme -include komunisme- merupakan antitesis dari kekuatan hegemonik di Eropa era
aufklarung. Dalam Manifesto Communist, Marx mencita-citakan masyarakat tanpa kelas.
Teori Dialektika materialisme menjadi metode baku yang harus dilakukan untuk mencapai
tujuan tersebut. Dialektika materialisme merupakan cara pandang peristiwa alam yang
bersifat dialogue, yaitu metode pembahasan dan penelitian yang membongkar kontradiksi
pemikiran dan benturan antar berbagai pandangan melalui diskusi atau dialog. Di samping
karena argumentasi dan pandangannya terhadap berbagai peristiwa alam ini bersifat materi.
4
Cara pandang seperti ini juga diimplementasikan dalam pembahasan tentang kehidupan
masyarakat berikut berbagai kasus yang terjadi di dalamnya.
Teori Marx telah memberikan inspirasi besar bagi orang-orang kritis waktu itu.
Puncaknya, Vladimir Illich Ulyanov (Lenin) mendirikan negara Komunis pertama -Uni
Soviet- dengan sebuah revolusi berdarah menggulingkan kekuasaan Tsar. Sebagai ideolog
komunis terkemuka, Lenin telah meletakkan dasar-dasar pemerintahan komunis dengan
tangan besinya. Semangat perlawanan ala Lenin juga diikuti oleh rezim-rezim komunis
lainnya. Jutaan nyawa harus meregang akibat pemerintahan otoriter yang dipraktekkan oleh
mereka. Amartya Sen dalam The Black Book of Communism memperkirakan jumlah orang
yang tewas akibat sosialisme-komunisme mencapai angka 100 juta (Chomsky, 2003).
Terlepas dari semua permasalahan tersebut para ahli sepakat bahwa gerakan sosialisme
tersusun dalam kerangka teori yang sistematis setelah tahun 1825. Pendorong utama
dirumuskannya cita-cita dan gerakan sosialisme adalah adanya penindasan manusia atas
sesama. Sistem kapitalisme yang membawa kepada politik “exploitation de l’home par
l’home” dan tingkat kesenjangan yang sangat tinggi.
Memang pada awalnya kapitalisme tidaklah buruk, bila suatu keluarga berupaya
mencari penghasilan dengan membangun sebuah usaha, maka para tenaga kerjanya
kemungkinan adalah para anggota keluarganya. Hal tersebut yang menjadikannya kaya,
namun apabila kekayaan mereka semakin melimpah dan usahanya semakin luas maka akan
membutuhkan jumlah tenaga kerja yang semakin banyak pula, disitulah mereka akan
mengambil tenaga kerja dari keluarga lainnya guna mengeruk keuntungan yang lebih besar,
sehingga mereka juga akan dikategorikan Kapitalis. Karena laba dari usaha tersebut hanya
dirasakan oleh pemilik modalnya, sedangkan buruh tidak mendapatkan imbalan yang
seimbang untuk mencukupi kebutuhannya sehari-hari. Namun ada hal yang perlu
diperhatikan dari hal tersebut, yaitu meskipun pemilik modal telah mengirimkan hasil
produksinya ke pasar, dan kemudian para buruh menjual jasanya kepada para pemilik
modal, tetapi perbedaan antara keduanya sangatlah jauh.
Perlu diketahui bahwa sebelum lahirnya sosialisme, masalah-masalah di atas muncul
akibat dari adanya Revolusi Industri dan Revolusi Prancis, dimana masyarakat mulai
beralih kegiatan ekonomi, mulai dari agraris menjadi industri. Masyarakat yang
menghasilkan kebutuhan untuk diri sendiri, dan menciptakan tata pikir individualistik dan
hanya mementingkan diri sendiri. Memang secara fakta revolusi Industri tersebut juga
membawa dampak kemajuan yang luar biasa, namun sebagai kompensasinya para petani

5
berbondong-bondong menjadi urban untuk menjual tenaganya sebagai buruh pabrik,
sehingga menciptakan penderitaan dan kesengsaraan kaum petani.
Persoalan-persoalan yang timbul akibat adanya revolusi industri tersebut melahirkan
sikap anti kapitalistik di kalangan kaum buruh, yang kemudian memunculkan kembali cita-
cita sosialisme untuk menghapus penindasan kapitalisme, meskipun ternyata diganti
dengan penindasan ala komunis yang tidak kalah mengerikan. Sentralisasi kekuasaan yang
absolut melahirkan slogan “negara adalah saya”. Dan dalam perkembangannya,
bermunculanlah berbagai varian pemikiran dari ideologi sosialisme ini, seperti (1)
Sosialisme Utopis; (2) Sosialis Demokrat; (3) Komunisme; (4) Anarkhisme; (5)
Sindikalisme; (6) Sosialisme Marxis; dan (7) Sosialis Ilmiah.
Sosialisme Utopis merupakan sebuah istilah untuk mendefinisikan awal mula
perkembangan pemikiran sosialisme modern. Sosialis Demokrat adalah jenis sosialisme
yang menolak metode transisi tersentralisasi, elitis, atau otoriter dari kapitalisme menuju
sosialisme yang mendukung pergerakan masyarakat bawah dengan tujuan segera
menciptakan demokrasi ekonomi yang terdesentralisasi. Istilah ini sering dipakai para
sosialis yang memilih transisi ke sosialisme melalui pemilu atau revolusi massal yang
dilakukan dari bawah untuk membedakan dirinya dari para sosialis otoriter yang menuntut
dibentuknya negara satu partai. Paham ini dikenal bertentangan dengan paham Marxis-
Leninis dan Maois.
Komunisme dalam bahasa Latin adalah communis, dan jika dalam bahasa Inggris:
common, adalah ideologi yang berkenaan dengan filosofi, politik, sosial, dan ekonomi yang
tujuan utamanya terciptanya masyarakat komunis dengan aturan sosial ekonomi
berdasarkan kepemilikian bersama alat produksi dan tidak adanya kelas sosial, uang, dan
negara. Sedangkan Anarkhisme atau dapat disebut Anarkhisme sosialis adalah filsafat
politik yang menganjurkan masyarakat tanpa negara atau sering didefinisikan sebagai
lembaga sukarela yang mengatur diri sendiri.
Sindikalisme merupakan sebuah jenis sistem ekonomi yang dicetuskan sebagai
pengganti kapitalisme dan alternatif bagi sosialisme negara dengan memanfaatkan federasi
serikat dagang atau serikat industri kolektif. Sistem ini adalah suatu bentuk korporatisme
ekonomi sosialis yang menyerukan penyatuan kepentingan berbagai unit non-kompetitif
untuk merundingkan dan mengelola ekonomi. Berbeda lagi dengan Sosialisme Marxis
yaitu sebuah paham yang berdasar pada pandangan-pandangan Karl Marx, paham ini biasa
disebut dengan Marxisme yang mencakup materialism dialektis dan materialism historis
serta penerapannya pada kehidupan sosial. Sedangkan Sosialisme ilmiah adalah istilah
6
yang pertama kali digunakan oleh Friedrich Engels untuk menjelaskan teori sosial-politik-
ekonomi yang dipioneri oleh Karl Marx. Alasan utama mengapa bentuk sosialismenya
"sosialisme ilmiah" karena berkebalikan dengan "sosialisme utopis", yaitu berdasarkan
pada metode ilmiah, oleh karena itu teorinya memiliki standar empirik, dimana pengamatan
sangat penting bagi perkembangan teori dan menghasilkan perubahan dan/atau falsibilitas
elemen teori tersebut.

2.2.1 Sosialis Utopis

Terlepas dari berbagai aliran sosialisme yang telah dibahas di atas, untuk lebih
memudahkan kita dalam mempelajari pemikiran sosialisme saat ini kita akan
mendiskusikan mengenai aliran sosialis utopis.
Sosialisme pada dasarnya bukanlah hal yang baru, gagasan ini sudah ada sejak
jaman Yunani kuno, dimana Plato berpendapat bahwa negara hanya akan baik kalau
dipimpin dan diperintah oleh orang-orang baik serta negarawan ulung, yang disaring
dari seluruh anggota masyarakat. Karena gagasannya ini Plato dianggap sebagai
pendiri ajaran sosialisme atau sering disebut dengan kaum “Perintis Sosialis” yang
juga lebih dikenal dengan masa Pra-Klasik pada zaman Yunani kuno. Menurut Plato,
sistem pemerintahan yang baik adalah berbentuk totaliterisme, dikendalikan dan
dipimpin oleh orang terpandai dan terpilih. Dalam buku Republika nya Plato juga
telah menyodorkan ajaran politik yang sangat sosialis yaitu “para penguasa yang
menentukan jatuh bangunnya negara tidak boleh memiliki harta kekayaan pribadi
kecuali kebutuhan pokok. Mereka juga tidak diperkenankan untuk turut campur
tangan dengan urusan emas dan perak dalam bentuk apapun juga” (Rapar: 1988).
Sosialisme Utopis merupakan sebuah istilah untuk mendefinisikan awal mula
pemikiran sosialisme modern. Para sosialis utopis tidak pernah benar-benar
menggunakan istilah ini untuk menyebut diri mereka. Istilah "Sosialisme Utopis"
awalnya diperkenalkan oleh Karl Marx dan kemudian digunakan oleh pemikir-
pemikir sosialis setelahnya, untuk menggambarkan awal kaum sosialis intelektual
yang menciptakan hipotetis masa datang dari penganut paham egalitarian dan
masyarakat komunal tanpa semata-mata memperhatikan diri mereka sendiri dengan
suatu cara di mana komunitas masyarakat seperti itu bisa diciptakan atau
diperjuangkan.
Istilah “Utopia atau Utopis” sendiri sebenarnya berasal dari bahasa Yunani antara
potongan kata “ou” yang berarti “tidak” dan “topos” yang berarti “tempat”, maka

7
yang dimaksud dari Utopis atau Utopia adalah tempat yang adanya hanya dalam
angan-angan atau “negeri antah brantah”, seperti yang dituliskan dalam karya novel
salah satu tokoh Sosialis Utopis yang terkenal yaitu Sir Thomas More (1480 – 1539)
di mana More memimpikan suatu negara impian, di mana semua milik merupakan
milik bersama. Semua orang tinggal dalam suatu tempat bersama. Makanan serta
segala kebutuhan lainnya disediakan secara bersama-sama pula. Orang tidak perlu
bekerja mati-matian dalam waktu lama, melainkan cukup sekedar dapat memenuhi
kebutuhannya saja dan toleransi hidup ditanamkan.
Sosialis Utopis ini merupakan pemikiran tentang sebuah kehidupan sosial yang
kontroversial dengan negara-negara Eropa di mana pengaturan sosial selayaknya
tertata sempurna. Penggambaran Utopia sendiri adalah sebuah Pulau Utopia dan
daerah sekitarnya (Tallstoria, Nolandia, dan Aircastle) yang tidak ada pengacara
karena kesederhanaan hukum, kemudian pertemuan-pertemuan sosial dilakukan
secara terbuka dengan tetap mendorong para pesertanya untuk berperilaku baik,
kepemilikan bersama menggantikan hak milik pribadi, kaum pria dan wanita
menerima pendidikan yang setara, serta adanya toleransi beragama yang nyaris
sempurna kecuali bagi kaum ateis, yang dipandang rendah meskipun diperbolehkan.
Dalam sebuah buku yang berjudul Sosialisme Utopian Abad XIX karya G. V.
Plekhanov (2005), menurutnya bahwa kaum sosialis utopian menekankan bahwa
sebab utama kesengsaraan masa di bawah kapitalisme terletak pada alat-alat produksi
yang merupakan hak milik perorangan. Para tokoh sosialis utopian seperti, Louis
Blanc, Jean Renaud, dan pierre Leroux secara cukup jelas memandang kontradisksi
sosial yang fundamental zaman mereka sebagai kebertentangannya kaum borjuis
terhadap rakyat (Louis Blanc), dan bahkan sebagai kebertentangan proletarian dan
borjuis yaitu dua kelas golongan yang berbeda kepentingan dengan rakyat (Pierre
Leroux). Gerakan sosialis utopis dapat dibagi menjadi 3 golongan, yaitu: (1) para
romanciers; (2) Kaum koloni; (3) para ahli ekonomi.
Pemikiran-pemikiran dan gerakan-gerakan kaum utopis pada pokoknya
menggambarkan masyarakat sebagai berikut (Winardi: 1997):
1) Pada masyarakat utopis tersebut tidak ada lagi hak milik pribadi.
2) Jam kerja terbatas hingga 6 jam.
3) Baik pria maupun wanita diharuskan bekerja.
4) Diadakannya kewajiban untuk belajar.
5) Terdapat kebebasan beragama.
8
2.2.2 Tokoh-Tokoh Sosialisme Utopian

Adapun beberapa tokoh gerakan sosialisme Utopis yang terkenal antara lain: (1)
Comte Henri de Saint Simon (1760 – 1825); (2) Charles Fourier (1772 – 1837); (3)
Robert Owen (1771 – 1858); (4) Louis Blanc (1811 – 1882).

1. Comte Henri de Saint Simon (1760 – 1825)


Comte Henri de Saint Simon adalah tokoh sosialis yang
hidup di kota Paris, ia merupakan seorang pemikir yang sangat
optimis. Ia tidak menginginkan adanya uniformitas, melainkan ia
menghendaki adanya kesamaan dalam kesempatan. Simon ingin
memberikan upah kepada kaum buruh atas prestasi bukan
menurut kebutuhan, hal tersebut dikatakannya setelah ia melihat
perkembangan revolusi Industri secara besar-besaran di Eropa.
Pandangan sosialisnya seakan hanya sebagai gambaran awal bagi state
sosialisme. Tata baru yang tercapai karena kehancuran atau dihancurkannya
tata hidup yang lama haruslah bersifat ilmiah dan industrial. Dihancurkannya
orde sebelumnya walalupun perlu tidaklah cukup itu saja, namun orde tersenut
harus diikuti oleh sesuatu hal yang lebih baik daripada individualisme
anarchistis. Peperangan haruslah dilenyapkan dari masyarakat, pada
masyarakat yang baru semua moralitas harus segera dicapai dengan asas
bahwa, manusia satu sama lainnya harus berlaku seakan-akan mereka
bersaudara.

2. Charles Fourier (1772 – 1837)


Charles Fourier merupakan tokoh sosialis yang masa
hidupnya sekitar tahun 1772 – 1837. Ia berharap agar dunia
dapat berubah ke arah sistem yang lebih baik. Ketika ia
melihat pertarungan antara kaum kapitalis dengan kaum
buruh, ia mengusulkan untuk membangun sebuah
perumahan yang memisahkan kelompok-kelompok politik
dan ekonomi. Dengan dibangunnya perumahan untuk
kaum buruh, ia berharap dapat segera menghentikan
pertarungan dan pertentangan ekonomi antara kaum kapitalis dan kaum buruh.
Dalam perumahan itu atau yang disebut “Phallanx Steres” mereka akan
hidup Bersama dimana produksi serta konsumsi dilaksankan atas dasar

9
kooperatif. Jadi dalam koloni kecil itu semua saling membagi dan
melaksanakan tugas yang disesuaikan dengan keahlian pribadi, kemudian
dikombinasikan dengan manajemen yang efisien untuk memperbanyak
produksi dan simpanan sehingga akhir usia produktif terdapat dana pensiun.
(Winardi: 1977).

3. Robert Owen (1771 – 1858)


Robert Owen anak seorang pengusaha tekstil di
Glasgow - Skotlandia, masa hidupnya antara tahun 1771–1858.
Jika dibandingkan dengan tokoh sosialis sebelumnya,
pandangan sosialisnya tidak bersifat integral, karena hanya
mementingkan perbaikan masyarakat dan penyelesaian
masalah kaum kapitalis dengan kaum buruh. Bentuk “kapitalis
yang penuh kasih” ciptaannya membuahkan hasil yang cukup
bagus, sehingga banyak pengamat ekonomi di suluruh dunia memujinya. Dia
adalah pendukung kuat perubahan sosial, mendukung pembentukan “desa
kerja sama” di seluruh Inggris, dia juga mendukung Undang-Undang tenaga
kerja anak-anak, dan 10 jam kerja sehari.
Sebagai manajer pabrik, keadaan buruk yang dihadapi kaum buruh
berupa perumahan kumuh, pakaian yang tidak layak, kekurangan makanan dan
jam kerja yang sangat Panjang adalah masalah yang sangat mengganggu
pikirannya. Owen membantu pembentukan serikat-serikat kerja, ia tanpa henti-
hentinya menyuarakan kebaikan koperasi. Gerakan koperasi di Inggris
sebagian besar mendapat inspirasi dari pemikirannya, begitu pula gerakan
kaum buruh. (Abdulgani: 1965).
Keberhasilannya di New Lanark sebagian besar karena prinsip ekonomi
dan sosial yang sehat, tetapi seperti banyak reformis lainnya, dia melangkah
terlalu jauh ketika mendirikan masyarakat Utopian yang dinamakan New
Harmony. Kemudian yang awalnya dia seorang Kapitalis berubah pemikiran
menjadi seorang sosialis. New Harmony secara resmi didirikan pada 4 Juli
1826. Owen sendiri yang mengumumkan kebebasan “dari hak milik pribadi,
Agama yang rasional dan perkawinan”. Namun dalam dua tahun eksperimen
tersebut gagal total, mengalami penipuan, kekurangan perencanaan, dan uang.

10
Owen kehilangan seperlima kekayaannya dan kemudian menghabiskan sisa
hidupnya untuk menulis dan mendalami spiritualisme. (Skousen: 2009).

4. Pierre Joseph Proudhon (1809-1865)


Pierre Joseph Proudhon adalah tokoh sosialis yang percaya
akan kesamaan dan ia adalah musuh utama terhadap pemilikan
pribadi dalam dunia usaha. Tetapi juga sangat berbeda dengan
kaum sosialis pada umumnya, karena ia juga menentang
pemerintahan. Bentuk tertinggi dalam memimpin negara adalah
harmony anarchi dan orde. Dia merupakan pemikir yang
mempunyai pengaruh jauh lebih besar terhadap perkembangan
anarkisme; seorang penulis yang betul-betul berbakat dan ‘serba tahu’ dan
merupakan tokoh yang dapat dibanggakan oleh sosialisme modern. Proudhon
sangat menekuni kehidupan intelektual dan sosial pada zamannya, dan kritik-
kritik sosialnya didasari oleh pengalaman hidup. Di antara pemikir-pemikir
sosialis pada zamannya, dialah yang paling mampu mengerti sebab-sebab
penyakit sosial dan juga merupakan seseorang yang mempunyai visi yang
sangat luas. Dia mempunyai keyakinan bahwa sebuah evolusi dalam
kehidupan intelektual dan sosial menuju ke tingkat yang lebih tinggi harus
tidak dibatasi dengan rumus-rumus abstrak.
Proudhon melawan pengaruh organisasi Jacobin yang mendominasi
pemikiran kaum demokrat di Perancis dan kebanyakan sosialis pada saat itu,
dan juga pengaruh negara dan kebijaksanaan ekonomi dalam proses alami
kemajuan sosial. Baginya, pemberantasan kedua perkembangan yang bersifat
seperti kanker tersebut merupakan tugas utama dalam abad kesembilan belas.
Proudhon bukanlah seorang komunis. Dia mengecam hak milik sebagai hak
untuk mengeksploitasi, tetapi mengakui hak milik umum alat-alat untuk
berproduksi, yang akan dipakai oleh kelompok-kelompok industri yang terikat
antara satu dengan yang lain dalam kontrak yang bebas, selama hak ini tidak
dipakai untuk mengeksploitasi manusia lain dan selama seorang individu dapat
menikmati seluruh hasil kerjanya.
Jumlah waktu rata-rata yang dibutuhkan untuk memproduksi sebuah
benda menjadi ukuran nilainya dalam pertukaran mutual. Dengan sistem
tersebut, kemampuan kapital untuk menjalankan riba dimusnahkan. Jikalau

11
kapital tersedia untuk setiap orang, kapital tersebut tidak lagi menjadi sebuah
instrumen yang bisa dipakai untuk mengeksploitasi. Menurutnya tanpa
pemerintah maka kekayaan pribadi tidak akan ada karena ada sesuatu yang
dapat melindungi si pemilik. Mereka yang pertama merusak hak milik komunal
pada dasarnya tidak lain adalah maling. Dan para majikan adalah pencuri
dengan jalan tidak memberi imbalan yang sesuai pada kaum buruh.

5. Louis Blanc (1811 – 1882)


Louis Blanc lahir pada tanggal 29 Oktober 1811 – 6
Desember 1882), Ia merupakan seorang politisi dan
sejarawan Perancis. Seorang sosialis yang menyukai
reformasi, dia menuntut pembentukan koperasi untuk
menjamin pekerjaan kaum miskin kota. Setelah Revolusi
Prancis tahun 1848, Blanc menjadi anggota pemerintahan
sementara dan mulai menganjurkan pembentukan koperasi, di mana
pembentukan koperasi tersebut pada awalnya dibantu pemerintah, namun pada
akhirnya akan dikontrol oleh pekerja itu sendiri. Akan tetapi anjuran Blanc
tersebut tidak berhasil, dan di antara kecenderungan pekerja radikal dan Garda
Nasional, dia dipaksa ke pengasingan. Blanc kembali ke Perancis pada 1870,
sebelum berakhirnya Perang Perancis-Prusia, dan kemudian menjabat sebagai
anggota Majelis Nasional. Meski dia tidak mendukung Komune Paris, dia
berhasil mengusulkan amnesti bagi Communard.
Menurut Blanc konflik-konflik yang terjadi di dalam masyarakat barat
sebagian besar disebabkan oleh persaingan di mana golongan proletary selalu
menjadi korban. Kapitalisme akan hilang dengan sendirinya bila gagasannya
dapat diwujukan secara nyata. Namun gagasannya mendapat tantangan dari
politikus yang menyangkal ide-ide dan pandangan-pandangannya. Meskipun
ide Blanc tentang koperasi pekerja tidak pernah terealisasi, gagasan politik dan
sosialnya sangat menyumbang perkembangan sosialisme di Perancis.

12
KESIMPULAN

Sosialisme berasal dari kata “societas” bahasa Yunani yang berarti “Masyarakat”. Dari
sini maka benarlah bila dikatakan bahwa sosialisme adalah “paham yang lebih
mengutamakan kepentingan masyarakat, namun bukan berarti altruisme ataupun
kolektifisme, sosialisme dalam arti gerakan dan paham adalah meliputi segala aspek
kehidupan”. Dalam Webster’s World University Dictionary memberi definisi sosialisme
yaitu “suatu sistem sosial yang mengambil segala kebutuhan pokok, modal, dan industri di
bawah pengawasan umum dan berusaha kepada pembagian yang bermanfaat secara sama
rata”.
Kehadiran sosialisme pada umumnya bertolak dari rasa kekecewaan (a sense of
disillusion), penindasan, atau frustasi terhadap ketidakefisiensian, serta ketidakadilan dari
sistem kapitalis. Sistem ekonomi sosialis mempunyai tujuan kemakmuran bersama, filosofi
ekonomi sosialis adalah bagaimana mendapatkan kesejahteraan, perkembangan sosialis
dimulai dari kritik terhadap kapitalisme yang ada waktu itu kaum kapitalis dan kaum
borjuis mendapat legitimasi gereja untuk mengeksploitasi buruh.

Perlu diketahui bahwa sebelum lahirnya sosialisme, masalah-masalah di atas muncul


akibat dari adanya Revolusi Industri dan Revolusi Prancis, dimana masyarakat mulai
beralih kegiatan ekonomi, mulai dari agraris menjadi industri. Masyarakat yang
menghasilkan kebutuhan untuk diri sendiri, dan menciptakan tata pikir individualistik dan
hanya mementingkan diri sendiri.

Persoalan-persoalan yang timbul akibat adanya revolusi industri tersebut melahirkan


sikap anti kapitalistik di kalangan kaum buruh, yang kemudian memunculkan kembali cita-
cita sosialisme untuk menghapus penindasan kapitalisme, meskipun ternyata diganti
dengan penindasan ala komunis yang tidak kalah mengerikan.

13
DAFTAR PUSTAKA

Deliarnov. (2010). Sosialisme Sebelum Marx. In Perkembangan Pemikiran Ekonomi (p. 59).
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Faruq, U. A., & Mulyanto, E. (2017). SEJARAH TEORI-TEORI EKONOMI. Banten: Unpam
Press.

14

Anda mungkin juga menyukai