Anda di halaman 1dari 17

“Menganalisis dan Menjelaskan Faham Sosialisme dan Hubungannya

dengan Nasionalisme di Asia-Afrika”

Disusun Oleh :
Fachri Abdillah (10) “Pencari Materi”
Hana Windy Hasanah (12) “Penyusun Ppt”
Maulana Ainul Yaqin (17) “Pencari Materi”
M. Nuril Falah (22) “Pencari Materi”
Naja Cahya Furqoni (23) “Pencari Materi”
Wiji Utami (29) “Penyusun Makalah”

Guru Pembimbing : Husni Mubarok S.Pd

YAYASAN PONDOK PESANTREN ASSA’IDIYAH


TANGGULREJO MANYAR GRESIK
TAHUN PELAJARAN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih dan maha penyayang . kami
panjatkan puji syukur kehadirat nya karena telah melimpahkan rahmat, hidayah, serta inayah
Nya kepada kami sehingga kami bisa menyelesaikan makalah Sejarah Indonesia tentang
“Faham Sosialisme dan Hubungannya dengan Nasionalisme di Asia-Afrika”. Makalah ini
sudah kami susun dengan maksimal dan mendapat bantuan dai berbagai pihak sehingga bisa
memperlancar pembuatan makalah ini. untuk itu kami menyampaikan terima kasih kepada
semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari segala hal tersebut, kami sadar sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karenanya kami dengan lapang
dada menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah
sejarah peminatan ini. Akhir kata kami berharap semoga makalah Sejarah peminatan ini dapat
memberikan manfaat maupun inspirasi untuk pembaca.

Tanggulrejo, 09 Oktober 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................................................1
C. Tujuan............................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A. Sejarah Lahirnya Faham Sosialisme..............................................................................2
B. Perkembangan Faham Sosialisme Di Dunia.................................................................5
C. Hubugan Faham Sosialisme dengan Nasionalisme di Asia-Afrika...............................9
Analisis................................................................................................................................10
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan....................................................................................................................11
B. Saran..............................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ideologi pada dasarnya merupakan idea atau gagasan yang dilemparkan atau
ditawarkan ke tengah-tengah arena perpolitikan. Oleh karena itu, ideologi harus
disusun secara sistematis agar dapat diterima oleh warga masyarakat secara rasional.
Sebagai ide yang hendak mengatur tertib hubungan masyarakat, maka ideologi
biasanya menyajikan penjelasan dan visi mengenai kehidupan yang hendak
diwujudkan. Meskipun ideologi dikatakan sebagai suatu pola pemikiran yang
sistematis, namun tidak jarang dikatakan bahwa ideologi merupakan konsepyang
abstrak. Hal ini tidak dapat dipisahkan dengan ideologi yang kurang mampu
menggambarkan tentang realitas yang ideal. Dengan demikian, tidak mengherankan
apabila ideologi cenderung reduksionis, dalam arti cenderung mengetengahkan
penjelasan dan rekomendasi yang sederhana, umum, dan lebih mudah dipahami.
sosialisme ilmiah yang kemudian akan melahirkan berbagai aliran sesuai dengan nama
pendirinya atau kelompok masyarakat pengikutnya seperti Marxisme-Leninisme,
Febianisme , dan Sosial Demokratis. Sosialisme dapat tumbuh dan berkembang
dengan baik pada masyarakat yang memiliki tradisi demokrasi yang kuat.
Sosialisme muncul sebagai faham ekonomi dan kemasyarakatan pada akhir
abad ke-18 dan awal abad ke-19 M di Eropa. Revolusi industri yang terjadi di Inggris
telah memunculkan kelas baru dalam masyarakat, yaitu kaum borjuis yang menguasai
sarana produksi karena penguasaan modal bertimbun di tangan mereka. Di sebelahnya
sebagian besar masyarakat kota hidup sebagai buruh yang tenaga kerjanya diperas dan
semakin miskin. Kekayaan yang dihasilkan karena kerja keras kaum pekerja ini hanya
bisa dinikmati oleh kaum borjuis kapitalis yang jumlahnya tidak besar
B. Rumusan Masalah
Makalah ini berisi tentang beberapa rumusan masalah yakni, antara lain :
1. Apa yang dimaksud dengan faham sosialisme ?
2. Apa hubungan faham sosialisme dengan Nasionalisme di Asia-Afrika ?
C. Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui lebih jelas tentang faham
sosialisme dan hungannya dengan Nasionalisme di Asia-Afrika.
1
BAB II
PEMBAHASA
N

A. Sejarah Lahirnya Faham Sosialisme


Sosialisme (sosialism) secara etimologi berasal dari bahasa Perancis, sosial
yang berarti kemasyarakatan. Istilah sosialisme pertama kali muncul di Perancis
sekitar 1830. Umumnya sebutan itu dikenakan bagi aliran yang masing-masing
hendak mewujudkan masyarakat yang berdasarkan hak milik bersama terhadap alat-
alat produksi, dengan maksud agar produksi tidak lagi diselenggarakan oleh orang-
orang atau lembaga perorangan atau swasta yang hanya memperoleh laba tetapi
semata-mata untuk melayani kebutuhan masyarakat. Dalam arti tersebut ada empat
macam aliran yang dinamakan sosialisme:
1.) Sosial democrat
2.) Komunisme
3.) Anarkhisme
4.) Sinkalisme (Ali Mudhofir, 1988).
Sosialisme ini muncul kira-kira pada awal abad 19, tetapi gerakan ini belum
berarti dalam lapangan politik. Baru sejak pertengahan abad 19 yaitu sejak terbit
bukunya Marx, Manifes Komunis (1848), sosialisme itu (seakan-akan) sebagai faktor
yang sangat menentukan jalannya sejarah umat manusia. Sosialisme muncul sebagai
faham ekonomi dan kemasyarakatan pada akhir abad ke-18 dan awal abad ke-19 M di
Eropa. Revolusi industri yang terjadi di Inggris telah memunculkan kelas baru dalam
masyarakat, yaitu kaum borjuis yang menguasai sarana produksi karena penguasaan
modal bertimbun di tangan mereka. Di sebelahnya sebagian besar masyarakat kota
hidup sebagai buruh yang tenaga kerjanya diperas dan semakin miskin. Kekayaan
yang dihasilkan karena kerja keras kaum pekerja ini hanya bisa dinikmati oleh kaum
borjuis kapitalis yang jumlahnya tidak besar. Dari waktu ke waktu kesenjangan sosial
dan ekonomi semakin ketara. Ketika itulah individualisme tumbuh.
Sosialisme, seperti telah dikemukakan, mula-mula muncul sebagai sebagai
reaksi terhadap kondisi buruk yang dialami rakyat di bawah sistem kapitalisme liberal
yang tamak dan murtad. Kondisi buruk terutama dialami kaum pekerja atau buruh
yang bekerja di pabrik-pabrik dan pusat-pusat sarana produksi dan transportasi.

2
Sejumlah kaum cendekiawan muncul untuk membela hak-hak kaum buruh dan

3
menyerukan persamaan hak bagi semua lapisan, golongan dan kelas
masyarakat dalam menikmati kesejahteraan, kekayaan dan kemakmuran. Mereka
menginginkan pembagian keadilan dalam ekonomi Di antara tokoh-tokoh awal
penganjur sosialisme dapat disebut antara lain: St. Simon (1769-1873), Fourisee
(1770-1837) , Robert Owen (1771-1858) dan Louise Blane (1813-1882).
1. St. Simon
Dipandang sebagai bapak sosialisme karena dialah
orang pertama yang menyerukan perlunya sarana-sarana
produksi dimiliki sepenuhnya oleh pemerintah/negara.
Gagasannya merupakan benih awal lahirnya sistem
Kapitalisme Negara (state capitalism).
2. Fourisee
Tokoh sosialis berikutnya, adalah orang pertama di Eropa yang merasa prihatin
melihat pertarungan tersembunyi antara kaum kapitalis dan buruh. Dia
mengusulkan pada pemerintah Perancis agar membangun kompleks perumahan
yang memisahkan kelompok-kelompok politik dan ekonomi, yang dapat
menampung empat hingga lima ratus kepala keluarga. Ia menganjurkan hal ini
untuk menghentikan pertarungan dan pertentangan ekonomi antara kaum kapitalis
dan buruh. Pandangan ini tidak mendapat tanggapan positif, sedangkan ajaran St
Simon banyak mendapat pengikut serta mendorong lahirnya Marxisme di
kemudian hari.
3. Robert Owen
Seorang ahli ekonomi yang berpandangan
sama dengan Fouriee. Tetapi pandangan kurang
bulat dibanding pandangan para pendahulunya. Ia
mengajarkan pentingnya perbaikan ekonomi
seluruh lapisan masyarakat dan penyelesaian
masalah yang timbul antara kaum kapitalis dan
buruh. Caranya melalui berbagai kebijakan yang dapat mengendalikan timbulnya
kesenjangan ekonomi dan kecemburuan sosial. Ia sendiri pernah menjadi manager
sebuah pabrik. Pengalamannya sebagai manager sangat mempengaruhi pemikiran
ekonominya. Sekalipun demikian ide-idenya dianut banyak orang di Inggris.
4. Louis Blanc
Tokoh yang revolusioner dan ikut membidani meletusnya Revolusi Perancis.
Menurutnya salah satu kewajiban negara ialah mendirikan pabrik-pabrik yang
dilengkapi dengan segala sarana dan bahan produksi, termasuk peraturan-peraturan
yang mengikat. Selanjutnya jika pabrik itu telah berjalan dengan baik diserahkan
pengurusannya kepada para buruh dan pegawainya untuk mengatur dan
mengembangkannya secara bebas. Organisasi dan managemen pabrik seluruhnya
dibebankan kepada buruh, begitu pula kewenangan memajukan produksi, mencari
pasar dan pembagian keuntungan. Sosialisme yang dianjurkan Louis Blanc disebut
sosialisme kooperatif. Menurutnya kapitalisme akan hilang dengan sendirinya
apabila gagasan-gagasannya itu diwujudkan. Sayang, apa yang diserukannya itu
kurang mendapat tanggapan khalayak. Bahkan ia ditentang keras oleh para politisi
dan ekonom. Pada tahun 1882 di Inggris berdiri kelompok Fabian Society yang
menganjurkan sosialisme berdasarkan gilde.
Tetapi pada akhir abad ke-19 sosialisme dan berbagai alirannya yang berbeda-
beda, mulai mendapat penerimaan luas di Eropa. Ini disebabkan karena mereka tidak
hanya melontarkan ide-ide dan mengembangkan wacana di kalangan intelektual dan
kelas menengah, tetapi juga terutama karena mengorganisir gerakan-gerakan bawah
tanah yang radikal dan bahkan revolusioner. Setelah itu baru muncul tokoh-tokoh
seperti Proudhon, Marx, Engels, Bakunin dan lain sebagainya.
Pierre J. Proudhon (1809-1865) adalah
penganjur sosialisme generasi kedua di Perancis
setelah generasi St. Simon dan Louis Blanc. Tetapi
berbeda dengan para penganjur sosialisme lain yang
cenderung menghapuskan hak-hak individual atas
sarana-sarana produksi, termasuk hak petani untuk
memiliki tanah garapan, Proudhon justru bersikeras
memperjuangkan dipertahankan hak-hak individual
secara terbatas, termasuk hak petani untuk memiliki
dan menggarap tanahnya, sebagai juga hak pengusaha
kecil untuk mengembangkan usahanya. Jadi ia
menolak ide kolektivisme penuh dari kaum sosialis radikal seperti Marx. Bagi Marx

4
hak individual harus dihapus, termasuk hak pemilikan tanah. Di samping itu
kaum tani bukan golongan yang penting dalam masyarakat yang bergerak menuju
masyarakat sosialis sejati.
Marx berpendapat demikian karena faham dialektika materialismenya, yang
menganggap bahwa sejarah bisa berubah hanya disebabkan oleh faktor-faktor
produksi dan penguasaan sarana produksi oleh kaum proletar yang selama ini diperas
oleh kaum kapitalis. Perbedaan pandangan antara Prodhoun dan Marx inilah yang
membuat gerakan sosialis internasional mengalami perpecahan pada akhir abad ke-19,
dan sosialisme pun pecah ke dalam berbagai aliran seperti sosialisme demokrat,
komunisme ala Marx, sosialisme anarkis ala Bakunin, Marxisme-Leninisme,
sosialisme ala Kautsky , sosialisme Kristen, dan lain-lain.
Kecuali itu ketidakberhasilan sosialisme memperoleh pengikut yang signifikan
pada masa awal, tidak pula berhasil melakukan perubahan mendasar dalam kehidupan
masyarakat terutama disebabkan karena para penganjurnya berkampanye di kalangan
kaum elite dan intelektual. Khususnya dengan cara menggugah sentimen moral
mereka, padahal mereka "khususnya kaum borjuis kapitalis" dengan semangat
individualismenya yang tinggi tidak mengacuhkan masalah-masalah moral dan
implikasi moral bagi tindakan-tindakan merejka. Rasa keadilan jauh dari pandangan
hidup mereka. Yang penting menimbun kekayaan sebanyak-banyaknya dengan
"menghalalkan segala cara".
B. Perkembangan Faham Sosialisme Di Dunia
Dalam perkembangannya, Lenin dan Stalin
berhasil mendirikan negara “komunis”. Istilah
“sosialis” lebih disukai daripada “komunis”
karena dirasa lebih terhormat dan tidak
menimbulkan kecurigaan. Mereka menyebut
masa transisi dari Negara kapitalis ke arah
Negara komunis atau “masyarakat tidak
berkelas” sebagai masyarakat sosialis dan
masa transisi itu terjadi dengan dibentuknya “
Negara sosialis”, kendati istilah resmi yang
mereka pakai adalah “negara demokrasi rakyat”. Di pihak lain Negara di luar “Negara
sosialis”, yaitu Negara yang diperintah oleh partai komunis, tetap memakai sebutan
komunisme untuk organisasinya, sedangkan partai sosialis di Negara Barat memakai
sebutan “sosialis demokrat” (Meriam Budiardjo, 1984: 5). Dengan demikian dapat
dikemukakan, sosialisme sebagai idiologi politik adalah suatu keyakinan dan
kepercayaan yang dianggap benar mengenai tatanan politik yang mencita-citakan
terwujudnya kesejahteraan masyarakat secara merata melalui jalan evolusi, persuasi,
konstitusional-parlementer dan tanpa kekerasan.
Di Rusia sebelum 1917, keadaan lebih parah lagi, Rezim Tsar yang despotis
malahan sama sekali tidak berpura-pura dengan masalah pemerintahan demokratis.
Jadi tidak mungkin ada perubahan sosial dan ekonomi dengan jalan damai, sehingga
apa yang terjadi ialah revolusi oleh kaum komunis. Kemenangan bangsa-bangsa
demokrasi dalam perang dunia I memberikan dorongan yang kuat bagi partumbuhan
partai sosialis di seluruh dunia. Perang telah dilancarkan untuk mempertahankan cita-
cita kemerdekaan dan keadaan sosial terhadap imperialisme totaliter Jerman dan
Sekutu-sekutunya. Selama peperangan telah dijanjikan kepada rakyat-rakyat negara
demokratis yang ikut berperang, bahwa kemenangan militer akan disusul dengan suatu
penyusunan kehidupan sosial baru berdasarkan kesempatan dan persamaan yang lebih
banyak. Selama tahun 1920-an dan 1930-an, kaum sosialis di Eropa dan Amerika
melakukan serangan baru terhadap kelemahan kapitalisme, ungkapan-ungkapan
misalnya : ketimpangan ekonomi, pengangguran kronis, kekayaan privat dan
kemiskinan umum, menjadi slogan-slogan umum. Di Eropa partai sosialis demokratis
dipengaruhi Marxisme revisionis,solidaritas kelas pekerja, dan pembentukan sosialis
yang papa akhirnya melalui cara demokratis sebagai alat untuk memperbaiki
kekurangan system kapitalis. Periode tersebut merupakan era menggejolaknya
aktivitas sosialis. Di Inggris dukungan terbesar terhadap gerakan sosialisme muncul
dari Partai Buruh mencerminkan pertumbuhan buruh dan perkembangannya suatu
proses terhadap susunan sosial yang lama. Pada awal pertumbuhan hanya memperoleh
suara (dukungan) yang kecil dalam perwakilannya di parlemen. Selanjutnya menjadi
partai yang lebih bersifat nasional setelah masuknya bekas anggota partai liberal.
Banyak programnya yang berasal dari kaum sosialis,terutama dari kelompok Febiaan
berhasil memperkuat posisi partai karena dapat memenuhi keinginan masyarakat.
6
Kemajuan yang dapat dicapai misalnya dalam bidang
1. Pemerataan pendapatan
2. Distribusi pendapatan
3. Pendidikan
4. Perumahan (Anthony Crosland, 1976: 265-268).
Di Negara-negara Eropa lainnya seperti Perancis, Swedia, Norwegia, Denmark
dan juga Australia dan Selandia Baru partai-partai sosial berhasil memegang
kekuasaan pemerintahan melalui pemilu-pemilu bebas. Hal tersebut berarti kalau kita
berbicara sosialisme, maka kita menghubungkan dengan sosialisme demokrasi tipe
reformasi liberal. Hal ini perlu dibedakan dengan sosialisme otoriter atau komunisme
seperti yang terlihat di Soviet dan RRC. Perang Dunia (PD) II memberikan gambaran
lebih jelas tentang masalah di atas. Menjelang tahun 1936 partai sosialis di Perancis
merupaksn partai yang terkuat. Selama PD II di bawah kedudukan Jerman, kaum
komunis lebih banyak bergerak di bawah tanah, mengadakan teror dan bertindak di
luar hukum sebagaimana sifatnya dalam keadaan normal pun juga demikian,
memperoleh pengikut yang lebih banyak, sehingga menjadi partai yang terkuat.
Setelah PD II terjadi perubahan besar dalam pemikiran kaum sosialis. Pada permulaan
tahun 1960 banyak diantara partai sosialis demokrat Eropa yang melepaskan dengan
hubungan ikatan-ikatan idiology Marx. Mereka mengubah sikapnya terhadap hak
milik privat dan tujuan mereka yang semula tentang hak milik kolektif secara total.
Perhatian mereka curahkan terhadap upaya “ menyempurnakan ramuan”pada
perekonomian yang sudah menjadi ekonomi campuran. Akibatnya disfungsi antara
sosialis dan negara kesejahteraan modern (The modern welfare state) kini dianggap
orang sebagai perbedaan yang bersifat gradual.
Di Negara-negara Eropa lainnya seperti Perancis, Swedia, Norwegia, Denmark
dan juga Australia dan Selandia Baru partai-partai sosial berhasil memegang
kekuasaan pemerintahan melalui pemilu-pemilu bebas. Hal tersebut berarti kalau kita
berbicara sosialisme, maka kita menghubungkan dengan sosialisme demokrasi tipe
reformasi liberal. Hal ini perlu dibedakan dengan sosialisme otoriter atau komunisme
seperti yang terlihat di Soviet dan RRC.
Berbeda dengan yang berada di Inggris, kaum sosialis dalam pemilihan umum
tahun 1951, memperoleh suara 6 kali pengikut yang lebih banyak jumlahnya apabila
7
dibandingkan dengan suara yang didapat kaum komunis. Bukti tersebut tidak hanya
diberikan oleh Inggris Raya, tetapi juga oleh Negara-negara demokratis lainnya yang
mempunyai gerakan–gerakan sosialis yang kuat. Hal ini menunjukkan bahwa
kemerdekaan sipil yang penuh dapat menangkal fasisme dan komunisme. Apabila
orang ingin memberikan tingkat kepada Negara-negara demokratis dewasa ini,
terutama dalam masalah kemerdekaan sipil, maka Inggris, Norwegia, Denmark,
Swedia, Belanda, Belgia, Australia, Selandia Baru dan Israel akan berada di Puncak
daftar. Di Negara itu dalam masa terakhir berada di bawah pemerintahan sosialis atau
kabinet-kabinet koalisi yang di dalamnya kaum sosialis memperoleh perwakilan yang
kuat (William Ebenstein,1994: 215).
Menurut Milton H Spencer sosialisme demokrasi modern merupakan suatu
gerakan yang berupaya untuk memperbaiki kesejahteraan masyarakat melalui tindakan
a. Memperkenalkan adanya hak milik privat atas alat-alat produksi
b. Melaksanakan pemilikan oleh negara (public ounership) hanya apabila hal tersebut
diperlukan demi kepentingan masyarakat
c. Mengandalkan diri secara maksimal atas perekonomian pasar dan membantunya
dengan perencanaan guna mencapai sasaran sosial dan ekonomis yang diinginkan
(Winardi, 1986: 204).
Negara-negara miskin berhasrat untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang cepat.
Dari segi kepentingan dalam negeri pertumbuhan ekonoimi yang tinggi merupakan
satu-satunya cara untuk mencapai srtandart hidup, kesehatan dan pendidikan yang
lebih baik. Ada dua cara untuk mencapai pembangunan ekonomi yang pesat: Pertama
cara yang telah digunakan oleh Negara Barat (maju), pasar bebas merupakan alat
utama untuk menunjang pertumbuhan ekonomi yang tinggi.Kedua komunisme, dalam
metode ini Negara memiliki alat-alat produksi dan menetapkan tujuan yang
menyeluruh.
Dalam menghadapi masalah modernisasi ekonomi Negara-negara berkembang
pada umumnya tidak mau meniru proses pembangunan kapitalis Barat atau jalur
pembangunan komunisme. Mereka menetapkan sendiri cara-cara yang sesuai dengan
kondisi masing-masing Negara. Ketiga jalan ketiga disebut Sosialisme. Dalam konteks
negara terbelakang/berkembang sosialisme mengandung banyak arti pertama di dunia
yang sedang berkembang sosialisme berarti cita-cita keadilan sosial . Kedua istilah
sosialisme di negara-negara berkembang sering berarti persaudaraan, kemanusiaan dan
perdamaian dunia yang berlandaskan hukum. Arti Ketiga sosialisme di Negara
berkembang ialah komitmen pada perancangan ( Willan Ebenstein,1994: 248-249).
Melihat tersebut di atas arti sosialisme pada negara berkembang dengan negara
yang lebih makmur karena perbedaan situasi histories. Di dunia barat sosialisme tidak
diartikan sebagai cara mengindustrialisasikan negara yang belum maju, tetapi cara
mendistribusikan kekayaan masyarakat secara lebih merata. Sebaliknya, sosialisme di
negara berkembang dimaksudkan untuk membangun suatu perekonomian industri
dengan tujuan menaikkan tingkat ekonomi dan pendidikan masa rakyat , maka
sosialisme di negara barat pada umumnya berkembang dengan sangat baik dalam
kerangka pemerintahan yang mantap (seperti di Inggris dan Skandinavia) , sedangkan
di negara berkembang sosialisme sering berjalan dengan beban tardisi pemerintahan
yang otoriter oleh kekuatan imperialism easing atau oleh penguasa setempat.Karena
itu ada dugaan sosialisme di negara berkembang menunjukkan toleransi yang lebih
besar terhadap praktek otoriter dibandingkan dengan dengan yang terjadi sosialisme di
negara barat. Kalau negara-negara berkembang gagal dalam usahanya mensintesakan
pemerintahan yang konstitusional dan perencanaan ekonomi , maka mereka
menganggap bahwa pemerintahan konstitusional dapat dikorbankan demi
memperjuangkan pembangunan ekonomi yang pesat melalui perencanaan dan
pemilikan industri oleh negara.
C. Hubungan Faham Sosialisme dengan Nasionalisme Asia-Afrika
Pada zaman dahulu bangsa-bangsa terjajah di Asia, Afrika dan Amerika tampil
memekik “merdeka” “Usir bangsa kolonis dan imperialis dari negeri kita!” mengapa
mereka berontak setelah sekia abad-abad seolah olah terlelap dalam seribu kepahitan
melihatnya. Ada sejumlah alasan yang bisa dikemukakan. Tetapi yang jelas bahwa dasar
dari seluruh gerakan nasionalisme dan pergerakan kemerdekaan di negeri-negeri terjajah
itu karena pengaruh langsung dan tidak langsung dari beberapa paham baru yang
berkembang di Eropa dan menyebar ke negeri-negeri jajahan.
Revolusi budaya yang berlangsung di Eropa sekitar abad ke 16 telah mengubah
dan membuka pikiran manusia yang selama ini terkungkung oleh dominasi para
bangsawan dan agamawan. Munculnya kesadaran kebangsaan di kawasan Asia dan
Afrika pada masa lalu tidak terlepas dari pengaruh paham baru yang lahir, Dan Dunia
semakin berkembang menuju abad baru dan lahir lah pemikiran-pemiran baru Faham-
9
faham tersebut mendorong rakyat Asia-Afrika untuk membangun diri dalam kesadaran
berbangsa dan bernegara dengan mengutamakan kebebasan dan kemerdekaan. Paham-
paham di Eropa mengalami perkembangan pesat. Paham-paham sangat mempengaruhi
kehidupan bangsa dan negara di dunia,baik di wilayah Eropa maupun wilayah lainnya
seperti Asia dan Afrika.
Selanjutnya perlu dipahami bahwa terdapat beberapa faktor penyebab munculnya
nasionalisme di Asia-Afrika, di antaranya sebagai berikut.
a. Penderitaan dan kesengsaraan akibat adanya imperialisme Barat.
b. Kemenangan Jepang atas Rusia dalam perang untuk merebutkan wilayah Formosa
(Taiwan) dan Semenanjung Korea pada 1905.
c. Kerinduan akan kembalinya kejayaan masa lampau.
d. Munculnya golongan terpelajar dalam golongan masyarakat.
e. Adanya kesadaran untuk berusaha untuk membebaskan diri dari Imperealisme Barat.
Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa paham sosialisme dapat memunculkan
pergerakan nasional dan menyadarkan bangsa di seluruh dunia, terutama di kawasan
Asia-Afrika. Pergerakan untuk hidup lebih sejahtera dan merdeka tidak boleh dijajah
bangsa lain sesuai dengan HAM (Hak Asasi Manusia), baik di masa lampau sampai
masa kini dan sampai masa mendatang.
Analisis
Setelah membaca dan memahami makalah diatas kami menganalisis bahwa sosialisme
merupakan suatu paham yang berpengaruh di dunia serta hubungannya dengan gerakan
Nasionalisme Asia-Afrika mendorong pergerakan untuk hidup lebih sejahtera dan merdeka,
Baik dimasa lampau sampai masa kini.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sosialisme adalah pandangan
hidup dan ajaran kamasyarakatan
tertentu , yang berhasrat menguasai
sarana-sarana produksi serta pembagian
hasil-hasil produksi secara merata .
Sosialisme sebagai ideologi adalah suatu
keyakinan dan kepercayaan yang
dianggap benar oleh para pengikutnya
mengenai tatanan politik yang mencita-
citakan terwujutnya kesejahteraan
masyarakat secara merata melalui jalan
evolusi, persuasi , konstitusional –
parlementer , dan tanpa kekerasan.
Sosialisme sebagai ideologi
timbul dari keadaan yang kritis di
bidang sosial, ekonomi dan politik
akibat revousi industri . Adanya
kemiskinan , kemelaratan
,kebodohan kaum buruh , maka
sosialisme berjuang untuk mewujudkan
kesejahteraan secara merata.
B. Saran
Tentunya terhadap penulis
sudah menyadari jika dalam
penyusunan makalah diatas masih
banyak kesalahan serta jauh dari kata
sempurna, mungkin dampaknya lebih
dijelaskan secara rinci, dan
penulisannya serta bahasanya lebih
diperbaiki lagi
1
1
DAFTAR PUSTAKA

Lembar kerja siswa Sejarah Peminatan kelas XI semester ganjil


Modul Sejarah Peminatan kelas XI
https://ciracas58.blogspot.com/2020/12/hubungan-perkembangan-paham-
paham- besar.html?m=1 (Di akses 09/10/2021)
https://id.scribd.com/doc/91932912/MAKALAH-SOSIALISME (Di akses
10/11/2021)

Anda mungkin juga menyukai