Anda di halaman 1dari 14

CRITICAL JOURNAL

REVIEW MK. MANAJEMEN


BERBASIS SEKOLAH -
PRODI S1 PENDIDIKAN BISNIS

SKOR NILAI :

“Jurnal Akuntabilitas Manajemen Pendidikan”


(PENGARUH KINERJA KEPALA SEKOLAH TERHADAP KEBERHASILAN MANAJEMEN
BERBASIS SEKOLAH MELALUI PARTISIPASI MASYARAKAT DI SMP , Novi Hardini Putri,
dkk, 2018)= Jurnal utama

“Jurnal Adminitrasi dan Manajemen Pendidikan“


(PELAKSANAAN SUPERVISI MANAJERIAL DALAM RANGKA IMPLEMENTASI
MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH, Dhiyana Nur Auliya Sari, dkk, 2018)= Jurnal pembanding 1

“Jurnal Administrasi Pendidikan”


(MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH DALAM PENGELOLAAN PEMBIAYAAN SEKOLAH
DI SD NEGERI 4 KOTA BANDA ACEH, Susilawaty, dkk, 2012) = Jurnal pembanding 2

NAMA : SELLA AGUSTINA SIMANJUNTAK

NIM : 7191143004

DOSEN PENGAMPU : LENTI SUSANNA SARAGIH S.Pd, M.Si


MATA KULIAH : MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN BISNIS


FAKULTAS EKONOMI – UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
OKTOBER 2020

1|Manajemen Berbasis Sekolah


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan kasih
karunia-Nya penulis dapat meyelesaikan critical journal review mata kuliah Manajemen Berbasis
Sekolah ini dengan baik dan tepat waktu. Penulis juga berterima kasih kepada ibu Lenti Susanna
Saragih, S.Pd. M.Si, yang telah memberikan tugas ini. Critical journal review ini diajukan
sebagai pemenuhan tugas dari mata kuliah Manajemen Berbasis Sekolah.
Penulis berharap critical journal review ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan
kita untuk mengkritik jurnal, sehingga kita dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan dari
jurnal yang akan dibahas. Penulis pun menyadari critical journal review ini masih terdapat
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan adanya kritik
dan saran yang membangun dari para pembaca.
Akhir kata, penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu
penulis dalam proses penyelesaian critical journal review.

Rantauprapat, 11 Oktober 2020

Penulis

2|Manajemen Berbasis Sekolah


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................................2
DAFTAR ISI...................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................4
A. Rasionalisasi Pentingnya CJR..............................................................................................4
B. Tujuan CJR...........................................................................................................................4
C. Manfaat CJR.........................................................................................................................4
D. Identitas Artikel/ Jurnal........................................................................................................5
BAB II RINGKASAN ISI ARTIKEL.............................................................................................6
BAB III PEMBAHASAN..............................................................................................................11
BAB IV PENUTUP.......................................................................................................................13
A. Kesimpulan.........................................................................................................................13
B. Saran...................................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................14

3|Manajemen Berbasis Sekolah


BAB I

PENDAHULUAN

A. Rasionalisasi Pentingnya CJR

Mengkritik Jurnal ( Critical Journal Review ) merupakan kegiatan mengulas suatu


jurnal agar dapat mengetahui dan memahami apa yang disajikan dalam suatu jurnal.
Kritik jurnal sangat penting karena dapat melatih kemampuan kita dalam menganalisis
dan mengevaluasi pembahasan yang disajikan peneliti. Sehingga menjadi masukan
berharga bagi proses kreatif kepenulisan lainnya. Critical Journal Review yang berbentuk
makalah ini berisi tentang kesimpulan dari jurnal yang sudah ditentukan dengan judul
“PENGARUH KINERJA KEPALA SEKOLAH TERHADAP KEBERHASILAN
MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH MELALUI PARTISIPASI MASYARAKAT
DI SMP, dan PELAKSANAAN SUPERVISI MANAJERIAL DALAM RANGKA
IMPLEMENTASI MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH, dan MANAJEMEN
BERBASIS SEKOLAH DALAM PENGELOLAAN PEMBIAYAAN SEKOLAH DI SD
NEGERI 4 KOTA BANDA ACEH”, Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca dan khususnya bagi penulis.

B. Tujuan CJR

Mengkritik Jurnal ( critical journal ) ini, dibuat sebagai salah satu referensi ilmu
yang bermanfaat untuk menambah wawasan penulis maupun pembaca dalam mengetahui
kelebihan dan kekurangan suatu jurnal, menjadi bahan pertimbangan, dan juga
menyelesaikan salah satu tugas individu mata kuliah Manajemen Berbasis Sekolah di
Universitas Negeri Medan.

C. Manfaat CJR

Manfaat yang di dapat dari Critical Journal ini adalah sebagai berikut:
1. Membantu pembaca mengetahui gambaran dan penilaian umum dan sebuah jumal atau
hasil karya tulis ilmiah lainnya secara ringkas.
2. Mengetahui kelebihan dan kelemahan jurnal yang dikritik.
3. Mengetahui latar belakang dan alasan jurnal tersebut dibuat.
4. Memberi masukan kepada penulis jurnal berupa kritik dan saran terhadap cara
penulisan, isi, dan substansi jurnal.

4|Manajemen Berbasis Sekolah


D. Identitas Artikel/ Jurnal

 Jurnal Utama

1. Judul Artikel : PENGARUH KINERJA KEPALA SEKOLAH


TERHADAP KEBERHASILAN MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH
MELALUI PARTISIPASI MASYARAKAT DI SMP
2. Nama Jurnal : Jurnal Akuntabilitas Manajemen Pendidikan
3. Edisi Terbit : April 2018
4. Pengarang Artikel : Novi Hardini Putri, dkk
5. Nomor ISSN : ISSN 2337-7895 (print) ISSN 2461-0550 (online)
6. Vol/ No/ Hal : Volume 6, No 1, (45-59)
7. Alamat Situs : http://journal.uny.ac.id/index.php/jamp

 Jurnal Pembanding 1

1. Judul Artikel : PELAKSANAAN SUPERVISI MANAJERIAL


DALAM RANGKA IMPLEMENTASI MANAJEMEN BERBASIS
SEKOLAH
2. Nama Jurnal : Jurnal Adminitrasi dan Manajemen Pendidikan
3. Edisi Terbit : Juni 2018
4. Pengarang Artikel : Dhiyana Nur Auliya Sari, dkk
5. Nomor ISSN : ISSN 2615-8574 (online)
6. Vol/ No/ Hal : Volume 1 Nomor 2, Hal 213-221
7. Alamat Situs : http://journal2.um.ac.id/index.php/jamp/

 Jurnal Pembanding 2

1. Judul Artikel : MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH DALAM


PENGELOLAAN PEMBIAYAAN SEKOLAH DI SD NEGERI 4 KOTA
BANDA ACEH
2. Nama Jurnal : Jurnal Administrasi Pendidikan
3. Edisi Terbit : November 2012
4. Pengarang Artikel : Susilawaty
5. Nomor ISSN : 2302-0156
6. Vol/ No/ Hal : Volume 1, No. 2, Hal 34-47

5|Manajemen Berbasis Sekolah


BAB II

RINGKASAN ISI ARTIKEL

 JURNAL UTAMA

Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) terjemahan dari “School Based


Management (SBM)” merupakan suatu konsep yang menawarkan otonomi pada
sekolah untuk menentukan kebijakan sekolah dalam rangka meningkatkan mutu,
efisiensi dan pemerataan pendidikan agar dapat mengakomodasi keinginan masyarakat
setempat serta menjalin kerja sama yang erat antara sekolah, masyarakat dan
pemerintah (Mulyasa, 2014, p. 11). Sedangkan menurut Katuuk (2014, p. 102)
manajemen berbasis sekolah adalah upaya reformasi manajemen pendidikan. Ide dasar
dari pelaksanaan program MBS di sekolah adalah untuk meningkatkan kinerja
berbagai lembaga pendidikan sehingga dapat meningkatkan kualitas pendidikan dan
daya saing dengan memberikan kewenangan dan otonomi ke sekolahsekolah.

Manajemen berbasis sekolah dilakukan sebagai jalan pintas untuk manajemen


lebih efisien dan peningkatan kualitas pendidikan. Sekolah dipaksa membuat
perubahan untuk memastikan bahwa penurunan sumber daya pendidikan secara
keseluruhan tidak lebih rendah. Ini menempatkan tanggung jawab besar di pundak
kepala sekolah dan badan dari sekolah untuk menggunakan uang secara efektif untuk
memastikan bahwa pendidikan tetap terjangkau. Manajemen berbasis sekolah
dijalankan agar sekolah membuat perubahan, salah satunya tentang biaya sekolah.
Sehingga, anak-anak yang tidak memiliki biaya juga dapat mengenyam pendidikan
dengan layak. Menurut Nurkolis (2006, p. 23) tujuan MBS adalah meningkatkan
kualitas pendidikan secara umum, baik itu menyangkut kualitas pembelajaran,
kurikulum, sumber daya manusia baik guru maupun tenaga kependidikan lainnya dan
kualitas pelayanan pendidikan.

Pelaksanaan MBS disesuaikan dengan potensi dan kebutuhan masing-masing


sekolah. MBS dapat berjalan dengan efektif apabila didukung oleh SDM yang
profesional untuk mengoperasikan sekolah, dana yang cukup, sarana prasarana yang
memadai untuk proses pembelajaran, serta dukungan dari masyarakat. Dalam
pelaksanaan MBS menuntut partisipasi lebih besar dari warga sekolah bersama
stakeholder dalam setiap pengambilan keputusan kebijakan pendidikan di sekolah.
Dengan demikian semua ikut bertanggung jawab atas nasib sekolah.

Pada prinsipnya MBS bertujuan untuk memberdayakan sekolah dalam


menetapkan berbagai kebijakan internal di sekolah yang mengarah pada peningkatan
mutu pendidikan dan kinerja sekolah secara keseluruhan. Kepala sekolah memiliki
kekuasaan penuh untuk menjalankan sekolahnya. Selain itu, MBS merupakan salah
satu upaya pemerintah untuk mencapai keunggulan masyarakat bangsa dalam

6|Manajemen Berbasis Sekolah


penguasaan ilmu dan teknologi. Untuk itu partisipasi masyarakat dalam MBS sangat
dibutuhkan karena masyarakat merupakan salah satu stakeholder dalam dunia
pendidikan. Oleh karena itu penelitian ini mengambil variabel kinerja kepala sekolah
dan partisipasi masyarakat.

Pendidikan di sekolah tidak lepas dari tanggung jawab kepala sekolah. Kepala
sekolah memainkan peran sebagai pemimpin dan manajer. Kepala sekolah memegang
posisi yang sangat penting dalam seluruh sistem pendidikan. Kepemimpinan yang
efektif menjadi aset dari setiap organisasi yang ingin mencapai produktivitas termasuk
sekolah (Boateng, 2012, p. 128). Keberhasilan pendidikan di sekolah sangat
ditentukan oleh keberhasilan kepala sekolah dalam mengelola tenaga kependidikan
yang tersedia di sekolah. Kepala sekolah merupakan salah satu komponen pendidikan
yang berpengaruh dalam meningkatkan kinerja guru. Kepala sekolah bertanggung
jawab atas penyelenggaraan kegiatan pendidikan, administrasi sekolah, pembinaan
tenaga kependidikan lainnya dan pendayagunaan serta pemeliharaan sarana dan
prasarana (Mulyasa, 2014, p. 25). MBS membutuhkan fleksibilitas yang lebih besar
oleh kepala sekolah dalam mengelola sumber daya dan mendorong partisipasi warga
sekolah dan masyarakat untuk meningkatkan mutu pendidikan.

Untuk menjalankan manajemen berbasis sekolah, maka sekolah membutuhkan


membutuhkan partisipasi dari masyarakat. Ada beberapa contoh partisispasi
masyarakat dalam pendidikan menurut Rodliyah (2013, p. 35) yaitu: (1) Mengawasi
perkembangan pribadi dan proses belajar putra putrinya di rumah dan bila perlu
memberi laporan dan berkonsultasi dengan pihak sekolah; (2) Menyediakan fasilitas
belajar di rumah dan membimbing putraputrinya agar belajar dengan penuh motivasi
dan perhatian; (3) Menyediakan perlengkapan belajar yang dibutuhkan untuk belajar
di lembaga pendidikan sekolah; (4) Berusaha melunasi SPP dan bantuan pendidikan
lainnya; (5) Memberikan umpan balik kepada sekolah tentang pendidikan, terutama
yang menyangkut keadaan putraputrinya; (6) Bersedia datang ke sekolah bila di
undang atau diperlukan oleh sekolah; dan (7) Ikut berdiskusi dalam memecahkan
masalah.

Dengan melibatkan masyarakat dalam pengelolaan sekolah maka beban


pemerintah dapat berkurang. Di samping itu, berkurangnya liku-liku birokrasi dalam
prinsip desentralisasi juga mendukung efisiensi sekolah. Mengikutsertakan kepala
sekolah dan guru dalam pengambilan keputusan sekolah, dapat mendorong rasa
kepemilikan yang tinggi dari warga sekolah terhadap sekolahnya. Hal ini pada
akhirnya mendorong mereka untuk menggunakan sumber daya yang ada secara efisien
untuk mencapai hasil yang optimal.

7|Manajemen Berbasis Sekolah


 JURNAL PEMBANDING 1

Penyelenggaraan program pendidikan di sebuah sekolah tidak akan terlepas dari


konsep manajemen pendidikan, karena manajemen pendidikan dapat diartikan sebagai
segala hal yang berkaitan dengan pengelolaan proses pendidikan untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan, baik tujuan jangka pendek, menengah, maupun tujuan
jangka panjang.

Pemerintah sejak tahun 1999 membuat terobosan dengan menerapkan program


pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) di seluruh sekolah. Manajemen
Berbasis Sekolah menurut merupakan paradigma baru yang memberikan otonomi luas
pada tingkat sekolah (pelibatan masyarakat) dalam kerangka kebijakan pendidikan
nasional. Sekolah dituntut secara mandiri menggali, mengalokasikan, menentukan
prioritas, mengendalikan, dan mempertanggungjawabkan pemberdayaan sumber-
sumber, baik kepada masyarakat maupun pemerintah. MBS yang pada prinsipnya
memerlukankerjasama berbagai pihak secara bertahap, dengan prinsip ekuifinalitas,
desentralisasi, pengelolaan mandiri, dan inisiatif manusia. Masing-masing stakeholder
atau pemangku kepentingan pendidikan memiliki peran khusus untuk melaksanakan
program pendidikan dan tata pengelolaan manajemen pendidikan, diantaranya adalah
dinas pendidikan, kepala sekolah, komite sekolah, dan guru.

Salah satu keberhasilan pendidikan ditentukan oleh komponen supervisi yang


ada di sebuah sekolah. Oleh karena itu, pemerintah mengadakan supervisi terhadap
pelaksanaan pendidikan. Menurut Satori (2016: 38) “supervisi merupakan kegiatan
pengawasan dengan fokus utama melakukan penilaian keterlaksanaan kaidah-kaidah
keilmuan dalam bentuk konsep dan teori yang melandasi pekerjaan profesional”.
Supervisi dilakukan dalam hubungan profesional antara pengawas dan orangorang
yang melaksanakan pekerjaan profesional, dalam penyelenggaraan sekolah hubungan
profesional yang dimaksudkan misalnya antara pengawas dan guru. Supervisi memiliki
esensi mendorong kepatuhan profesional, yaitu pelaksanaan pekerjaan yang
didasarkan atas konsep, teori, dan refleksi praktik yang benar.

Manajemen Berbasis Sekolah merupakan model pengelolaan sekolah dengan


memberikan kewenangan yang lebih besar pada tingkat sekolah untuk mengelola
sekolah sendiri secara langsung. Manajemen Berbasis Sekolah memiliki andil yang
sangat besar terhadap kemajuan mutu sekolah di masa yang akan datang. Berbagai
pihak dan stakeholder pun memiliki andil dalam memperoleh predikat sekolah
berbasis manajemen, MBS sendiri mengacu pula pada Peraturan Pemerintah Nomor 19
Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan yang diantaranya ada standar proses,
standar kompetensi lulusan, standar isi, standar pendidik dan tenaga kependidikan,
standar sarana dan prasarana, standar pembiayaan, standar pengelolaan, standar
penilaian, serta standar internal sekolah yakni standar budaya dan lingkungan.

8|Manajemen Berbasis Sekolah


Supervisi merupakan salah satu kegiatan yang tidak akan terlepas dari
pencapaian pendidikan di sekolah. Supervisi manajerial mutlak diperlukan dalam
setiap pelaksanaan pekerjaan dalam mencapai tujuan dari setiap organisasi. Peran
pengawas sendiri dalam implementasi Manajemen Berbasis Sekolah: a) Memberikan
arahan; b) Memantau jalannya proses pendidikan oleh KepalaSekolah; c) Pengawas
mendukung dan memotivasi pihak sekolah untuk melakukan inovasi pelayanan mutu
sekolah d) memberikan rekomendasi sesuai dengan permasalahan, akan tetapi
pengambilan keputusan tetap ada pada wewenang Kepala Sekolah.

 JURNAL PEMBANDING 2

Penerapan Manajemen berbasis sekolah (MBS) diyakini sebagai suatu model


implementasi kebijakan desentralisi pendidikan. Mulyasa (2007:46) mengatakan
bahwa: Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) atau School Basic Management
merupakan strategi untuk mewujudkan sekolah yang efektif dan produktif. Hal ini
disebabkan dalam konsep MBS, pengambilan keputusan diletakkan pada posisi yang
paling dekat dengan pembelajaran yaitu sekolah, meskipun standar pelayanan
minimumnya ditetapkan oleh pemerintah, akan tetapi sekolah lebih leluasa dalam
mengelola sumber daya, sumber dana, sumber belajar dan mengalokasinya sesuai
dengan prioritas kebutuhan di sekolah.

Pendidikan dalam operasionalnya tidak dapat dilepaskan dari masalah biaya


atau moneter. Biaya pendidikan yang dikeluarkan untuk penyelenggaraan pendidikan
tidak akan tampak hasilnya secara nyata dalam waktu relatif singkat. Oleh karena itu,
pembiayaan yang dilakukan oleh pemerintah, masyarakat maupun orang tua (keluarga)
untuk menghasilkan pendidikan atau membeli pendidikan bagi anaknya harus
dipandang sebagai investasi. Biaya di bidang pendidikan menjadi investasi pada
periode tertentu, di masa yang akan datang harus dapat menghasilkan keuntungan atau
manfaat, baik dalam bentuk finansial maupun nonfinansial. Dalam bentuk finansial,
uang yang diperoleh sebagai balas jasa atas produktifitas tenaga kerja dan dalam
bentuk nonfinansial adalah nilai-nilai, meningkatkan kesehatan, keamanan atau
ketertiban masyarakat, baik dari aspek individu, sosial maupun ekonomi.

Salah satu aspek dalam Manajemen Berbasis Sekolah adalah mengoptimalkan


peran serta masyarakat terutama orangtua siswa yang menjadi pelanggan pendidikan
tersebut. Keterlibatan orangtua siswa dalam manajemen sekolah sangat diperlukan
guna menuju pendidikan berbasis masyarakat, yaitu pendidikan yang berdasarkan pada
kebutuhan masyarakat. Salah satu peran serta orangtua siswa dalam pendidikan adalah
mengenai pembiayaan satuan pendidikan.

9|Manajemen Berbasis Sekolah


Penyusunan anggaran pembiayaan pendidikan selalu berpatokan pada sistem
penganggaran, sedangkan penganggaran merupakan proses penyusunan anggaran
(budgeting). Budget merupakan rencana operasional yang dinyatakan secara
kuantitatif dalam bentuk satuan uang yang digunakan sebagai pedoman dalam
melaksanakan kegiatan-kegiatan dalam waktu tertentu. Oleh karena itu, dalam
penganggaran tergambar kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan oleh suatu
lembaga. Karenanya dalam melaksanakan perlu dilakukan dengan baik dan
bermusyawarah.

Dalam penyusunan anggaran adalah bagaimana memanfaatkan dana secara


efisien, mengalokasikan secara tepat, sesuai dengan skala prioritas. Itulah sebabnya
dalam prosedur penyusunan anggaran memerlukan tahapan-tahapan yang sistematik
dan sebagaimana yang tercantum dalam Undang-undang No. 20 Tahun 2003 pasal 48
bahwa pengelolaan dana pendidikan berdasarkan pada prinsip keadilan, efisiensi,
transparansi, dan akuntabilitas publik.

10 | M a n a j e m e n B e r b a s i s S e k o l a h
BAB III

PEMBAHASAN

 Kelebihan Dan Kelemahan Isi Jurnal

 Jurnal Utama
A. Kelebihan
1. Judul penelitian yang digunakan oleh penulis cukup jelas, akurat dan menggambarkan
apa yang akan diteliti
2. Abstrak pada jurnal ini cukup menjelaskan mengenai penelitian apa yang telah
dilakukan dan tujuan penelitiannya
3. Metode penelitian menggunakan metode penelitian pendekatan kuantitatif dengan
desain non eksperimen, berarti peneliti tidak mengadakan perlakuan terhadap subjek
penelitian. Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah jenis
penelitian korelasional
4. Sistematika penulisan jurnal ini cukup lengkap, karena memuat analisis data, uji
hipotesis.

B. Kelemahan
1. Penulis jurnal ini tidak memuat saran, yang dapat dijadikan sebagai bahan acuan
dalam perkembangan dan perbaikan terhadap apa yang telah diteliti
2. Jurnal ini tidak memuat nama penerbit.

 Jurnal Pembanding 1
A. Kelebihan
1. Judul penelitian yang digunakan oleh penulis cukup jelas, akurat dan menggambarkan
apa yang akan diteliti
2. Metode penelitian yang digunakan penulis yaitu metode penelitian kepustakaan, atau
yang biasa dikenal metode penelitian hukum normatif. Implementasi dari metode ini
adalah melakukan penelitian dengan meneliti bahan pustaka atau data sekunder
sebagai penunjang penelitian
3. Pada jurnal ini penulis memuat saran, yang dapat dijadikan sebagai bahan acuan
dalam perkembangan dan perbaikan apa yang telah diteliti.

B. Kelemahan
1. Jurnal ini tidak memuat nama penerbit
2. Sistematika penulisan jurnal belum lengkap, tidak memuat analisis data, uji hipotesis.

11 | M a n a j e m e n B e r b a s i s S e k o l a h
 Jurnal Pembanding 2
A. Kelebihan
1. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian
2. Pada jurnal ini penulis memuat saran, yang dapat dijadikan sebagai bahan acuan
dalam perkembangan dan perbaikan apa yang telah diteliti.

B. Kelemahan
1. Jurnal ini tidak memuat nama penerbit dan alamat situs jurnal untuk
dikunjungi
2. Tata bahasa yang terlalu baku dan hasil analisis regresi sulit dipahami oleh
pembaca pada kalangan umum
3. Sistematika penulisan jurnal belum lengkap, tidak memuat analisis data, uji hipotesis.

12 | M a n a j e m e n B e r b a s i s S e k o l a h
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Ketiga jurnal ini membahas mengenai penerapan Manajemen berbasis sekolah (MBS)
yang merupakan salah satu usaha untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional secara efektif
dan produktif, yang dimana otonomi pada sekolah ditujukan untuk menentukan kebijakan
sekolah dalam rangka meningkatkan mutu, efisiensi dan pemerataan pendidikan.

B. Saran

Penulis jurnal dapat mempertimbangkan apa yang menjadi kelemahan dalam jurnal ini,
agar kedepannya jurnal ini dapat lebih baik lagi.

13 | M a n a j e m e n B e r b a s i s S e k o l a h
DAFTAR PUSTAKA

 Novi Hardini Putri, dkk. 2018. PENGARUH KINERJA KEPALA SEKOLAH


TERHADAP KEBERHASILAN MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH
MELALUI PARTISIPASI MASYARAKAT DI SMP. Jurnal Akuntabilitas
Manajemen Pendidikan. 6(1): 45-59.
 Dhiyana Nur Auliya Sari, dkk. 2018. PELAKSANAAN SUPERVISI MANAJERIAL
DALAM RANGKA IMPLEMENTASI MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH.
Jurnal Adminitrasi dan Manajemen Pendidikan. 1(2):213-221.
 Susilawaty. 2012. MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH DALAM
PENGELOLAAN PEMBIAYAAN SEKOLAH DI SD NEGERI 4 KOTA
BANDA ACEH. Jurnal Administrasi Pendidikan. 1(2):34-47.

14 | M a n a j e m e n B e r b a s i s S e k o l a h

Anda mungkin juga menyukai