STRATEGIK
Lilis Sulastri, M.M
Sumber Daya Manusia Strategik
Lilis Sulastri, M.M
SUMBER DAYA MANUSIA STRATEGIK
Lilis Sulastri, MM
Penerbit:
La Goods Publishing
Desain Sampul & Layout:
Tim Kreatif “La Good’s Publishing”
[R. Arken, Mohammad R. A., dkk.]
2011
5
mengatahui lebih jauh bagaimana praktek-praktek model MSDM dalam
sebuah organisasi atau perusahaan.
Akhirnya penulis sampaikan rasa terimakasih yang sedalam dalamnya,
kepada semua pihak, terutama Hermenegildus Erni Hanz Lagut, Natassja
Salsabilla Brilliana Lagut, Daniella Narhannia Niimeesha Lagut, untuk
waktu yang tersita seharusnya jadi milik kalian, untuk kawan, sahabat
atas ide pembuatan buku ini, untuk teman sejawat atas support, dan
motivasinya.
Tiada gading yang tak retak, tentu banyak kekurangan dan kelemahan
dalam buku ini, karena keterbatasan dan kemampuan, dan menjadi
kebahagian tersendiri jika para pembaca berkenan memberikan kritik dan
saran demi kesempurnaan.
Terimakasih
Penulis
vi
D AFTAR ISI
Kata Pengantar — v
Daftar Isi — vii
vii
C. Fungsi Kompensasi — 69
D. Macam dan ]enis Kompensasi — 70
E. Faktopfaktor yangMemengaruhi Kompensasi — 74
F. Teori-teori yang Melandasi Kompensasi — 76
G. Manajemen Kompensasi — 82
H. Case Study — 86
viii
C. Karyawan yang Produktif — 192
D. Faktorfaktor yang Memengaruhi Produktivitas — 194
E. Pengukuran Produktivitas — 196
F. Case Study — 199
Bibliography — 211
Tentang Penulis — 215
ix
x
1
PERAN STRATEGIK
Manajemen Sumber Daya Manusia
A. Aktivitas MSDM
Manajemen sumber daya manusia pada dasarnya bisa diartikan sebagai
proses atau kegiatan mengelola sumber daya manusia secara efektif dan
efisien dalam mencapai tujuan bersama pada sebuah organisasi. Fokus
utama Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) ini adalah memberikan
kontribusi pada suksesnya organisasi. Kunci untuk meningkatkan kinerja
organisasi adalah dengan memastikan aktivitas SDM mendukung usaha
organisasi yang terfokus pada produktivitas, pelayanan dan kualitas.
- Produktivitas. Diukur dari jumlah output per tenaga kerja, peningkatan
tanpa henti pada produktivitas telah menjadi kompetisi global.
Produktivitas tenaga kerja di sebuah organisasi sangat dipengaruhi
oleh usaha, program dan sistem manajemen.
- Kualitas. Kualitas suatu barang/jasa akan sangat mempengaruhi
kesuksesan jangka panjang suatu organisasi. Bila suatu organisasi
memiliki reputasi sebagai penyedia barang/jasa yang kualitasnya
buruk, perkembangan dan kinerja organisasi tersebut akan berkurang.
- Pelayanan. SDM sering kali terlibat pada proses produksi barang/
jasa. Manajemen SDM harus disertakan pada saat merancang proses
tersebut. pemecahan masalah harus melibatkan semua karyawan, tidak
hanya manajer, karena sering kali membutuhkan perubahan pada
budaya perusahaan, gaya kepemimpinan dan kebijakan Manajemen
Sumber Daya Manusia.
Manajemen personalia:
1. Spesialis fungsional
2. Pendekatan fungsional
3. Fokus pada jangka pendek
4. Ruang lingkup tugas:
5. kebijaksanaan dan program
6. Berpegang pada peraturan
dan prosedur
7. Pelembagaan konflik
Manajemen SDM:
1. Mitra bisnis untuk manajer
operasional
2. Pendekatan strategis bisnis
3. Fokus pada jangka panjang
(visi)
4. Ruang lingkup
tugas:efektifitas organisasi
secara keseluruhan
5. Pemanfaatan sistem nilai dan
misi
6. Penekanan pada semangat
kerja kelompok, (esprit de
corps)
Tahap I, II, dan III, sumber daya manusia masih berada pada tahap
manajemen personalia, pada tahap IV mulai memasuki era manajemen
SDM secara khusus (human resources management). Selain itu, perubahan
yang terjadi sebenarnya tidak hanya perubahan dari manajemen personalia
menjadi manajemen sumber daya manusia sebagai satu bentuk departemen
khusus, melainkan juga perubahan fungsi manajemen SDM dari fungsi
spesialisasi yang berdiri sendiri menjadi fungsi yang terintegrasi dengan
seluruh fungsi lainnya di dalam organisasi.
Perubahan fungsi ini umumnya bertujuan untuk lebih mengoptimalkan
peran Manajemen SDM dalam mencapai sasaran yang sudah ditetapkan
serta memiliki fungsi perencanaan yang sangat strategik dalam organisasi.
Dengan kata lain fungsi SDM hari ini lama lebih bersifat strategik. Oleh
karenanya, manajemen SDM mempunyai kewajiban untuk memahami
perubahan yang semakin komplek yang selalu terjadi di lingkungan bisnis,
A. Perekrutran (Recruitment)
1. Perencanaan Personel dan Perekrutan
Kegiatan yang masih berkaitan dengan perencanaan SDM adalah
perekrutan atay pengadaan tenaga kerja. Setelah organisasi atau perusahaan
menetapkan karakteristik atau ciri-ciri karyawan yang diperlukan serta
jumlahnya masing-masing, maka kegiatan selanjutnya adalah upaya
mendapatkan tenaga kerja yang diperlukannya tersebut. idealnya upaya
pengadaan tenaga kerja yang ini untuk memastikan bahwa tenaga kerja
yang direkrut dan ditempatkan nantinya adalah orang yang tepat untuk
posisi yang tepat pula (the right people in the right position).
Pengadaan tenaga kerja itu sendiri adalah suatu proses untuk menda
patkan tenaga yang berkualitas dan memberikan harapan yang baik pada
calon tenaga kerja tersebut untuk membuat lamaran kerja guna bekerja pada
instansi/perusahaan tersebut. khusus bagi organisasi/perusahaan yang
besar, pengadaan tenaga kerja merupakan proses yang terus berlangsung
dan kompleks dan menuntut perencanaan dan upaya yang ekstensif. Proses
perekrutan ini dilakukan utamanya untuk mendapatkan calon tenaga kerja/
karyawan yang memenuhi syarat dan kebutuhan perusahaan dengan tujuan :
- Agar konsisten dengan strategi, wawasan dan nilai-nilai perusahaan
secara keseluruhan;
- Untuk membantu mengurangi kemungkinan keluarganya
karyawan yang belum lama bekerja;
- Untuk mengkoordinasikan upaya perekrutan dengan program
seleksi dan pelatihan;
- Untuk memenuhi tanggungjawab perusahaan dalam upaya
menciptakan kesempatan kerja yang adil dan setara bagi setiap
orang.
2. Proses Perekrutan dan Seleksi
Pelaksanaan proses perekrutan pada dasarnya dapat digambarkan
sebagai satu rangkaian rintangan seperti tampak berikut :
Proses perekrutan dan seleksi adalah serangkaian rintangan yang ditujukan pada
pemilihan calon terbaik untuk jabatan
Perekrutan dan seleksi seperti tampak pada gambar di atas pada dasar
nya menuntut :
a) Melakukan perencanaan dan pelamaran pekerjaan untuk menetap
kan tugas-tugas dari posisi yang diharuskan untuk diisi.
b) Membangun suatu pangkalan calon untuk jabatan-jabatan ini
dengan merekrut calon-calon internal dan eksternal.
c) Meminta karyawan mengeisi formulir lamaran dan melakukan
wawancara penyaringan.
d) Memanfaatkan berbagai macam teknik seleksi seperti tes, penyeli
dikan latar belakang, dan pengujian fisik untuk mengidentifikasi
calon yang bersemangat untuk mengisi jabatan tertentu.
e) Mengirimkan kepada penyelia yang bertanggungjawab untuk
jabatan itu satu atau lebih calon yang bersemangat.
f) Meminta para calon untuk mengikuti satu atau lebih wawancara
seleksi dengan penyelia dan pihak-pihak relevan lain dengan tujuan
Sumber Internal
Beberapa alternatif perekrutan dari dalam organisasi adalah melalui :
a. Promosi
Perekrutan internal yang paling banyak dilakukan adalah promosi
untuk mengisi kekosongan pada jabatan yagn lebih tinggi yang
diambil dari pekerja yang jabatannya lebih rendah.
b. Transfer/Rotasi
Disamping itu terdapat pula kegiatannya dalam bentuk memindah
kan pekerja dari jabatan ke jabatan lain yang sama jenjangnya.
B. Seleksi (Selection)
Kualitas para pelamar yang akan diseleksi sangat tergantung pada
pengadaan tenaga kerja (rekrutmen). Pengadaan tenaga kerja yang efektif akan
menghasilkan resedianya sejumlah pelamar yang qualified dan berkualitas.
Seleksi dan orientasi merupakan bagian dari proses penyusunan kepe
gawaian (staffing). Proses penyusunan kepegawian yang berfungsi untuk
mendapatkan the right people in the right position at the right time, merupakan
salah satu tugas penting manajemen SDM. Proses seleksi besama dengan
proses pengadaan tenaga kerja, merupakan dua tahapan manajemen SDM
yang memberikan darah kehidupan bagi organisasi/perusahaan.
Seleksi sendiri dapat diartikan sebagai proses pemilihan calon pegawai
yang telah menyampaikan lamaran pekerjaan pada instansi/ perusahaan.
Dengan kata lain seleksi adalah berbagai langkah spesifik yagn diambil
untuk memutuskan pelamar mana yang akan diterima dan pelamar mana
yang akan ditolak. Seleksi ini dilakukan sebagai bagian dari aktivitas mana
jemen sumber daya manusia dalam hal pemilihan tenaga kerja untuk men
dapatkan tenaga kerja yang memenuhi syarat dan memiliki kualifikasi yang
sesuai deskripsi jabatan dan atau sesuai dengan kebutuhan organisasi.
Berdasarkan tahapan dalam penerimaan calon pegawai, proses
seleksi dimulai dari penerimaan lamaran dan berakhir dengan keputusan
terhadap lamaran tersebut. langkah-langkah antara proses dimulai dan
diakhiri merupakan usaha pengkaitan antara kepentingan calon pegawai
dan kepentingan organisasi.
a) Tujuan Seleksi
Sebagai proses pengumpulan data tentang pelamar pekerjaan untuk
menentukan siapa yang layak dikontrak untuk posisi jangka pendek atau
jangka panjang, seleksi pada dasarnya bertujuan untuk :
- Menjamin perusahaan memiliki karyawan yang tepat untuk suatu
jabatan/pekerjaan.
- Memastikan keuntungan investasi Sumber Daya Manusia (SDM)
perusahaan.
C. Penempatan (Placement)
Proses penempatan tenaga kerja atau dengan kata lain penempatan
pegawai adalah suatu rangkaian aktivitas pasca rekrutmen dan seleksi yang
D. Case Study
PT. Gajah Tunggal Tbk. Didirikan pada tahun 1951 sebagai salah
satu perusahaan yagn memproduksi ban terpadu dan terbesar di Asia
Tenggara. Saat ini perusahaan mengoperasikan 5 pabrik pembuat ban
dan ban dalam yang telah dimoderinsasi untuk memproduksi berbagai
tipe dan ukuran ban radial, bias, dan sepeda motor, serta 2 pabrik
penghasil produk yang berhubungan dengan ban yang memproduksi
baik ban dan Styrene Butadiene Rubber (SBR). Kelima pabrik ban serta
pabrik kain ban berlokasi di Tangerang, sekitar 30 kilometer sebelah
barat Jakarta, Indonesia. Pabrik SBR milik perusahaan bertempat di
Komplek Indutri Kimia di Merak, Banten, sekitar 90 km barat dari
Jakarta.
Selama 2005, Perusahaan telah memulai ekspansi kapasitas produksi
ban radial dan ban sepeda motor di lokasi yang berdekatan dengan
pabrik ban saat ini. Proyek ini masih berjalan, dan diperkirakan akan
mengalami peningkatan produksi ban radial dari 30.000 ban/ hari
menjadi 45.000 ban/hari. Kapasitas ekspansi ini akan selesai tiga tahap
dan akan selesai tahun 2010. Ban sepeda motor juga akan mengalami
peningkatan kapasitas secara bertahap dari 37.000 ban/hari di tahun
2005 menjadi 105.000 ban/hari pada awal 2011. Saat ini kapasitas ban
sepeda motor 45.000 ban/hari.
Pertanyaan :
- Jika PT. Gajah Tunggal Tbk ini harus membuka anak perusahaan
baru di salah satu kota di Indonesia, sedangkan anda ditunjuk
A. Mendefinisikan Jabatan
Analisa jabatan (job analysis) pada dasarnya adalah salah satu proses
penting bagi perusahaan dalam upaya meningkatkan kinerjanya. Signifikansi
analisa jabatan ini akan tampak pada setiap perusahaan atau organisasi
ketika harus menempatkan orang untuk posisi tertentu, atau ketika mem
buat struktur penugasan masing-masing orang atau bagian dalam perusaha
an atau organisasi tersebut. Dengan demikian, analisa jabatan ini diadakan
untuk mendapatkan “The Right Man on the Right Place at the Right Time”.
Dalam memahami persoalan jabatan kebanyakan orang lebih meng
artikan jabatan sebagai posisi atau pekerjaan dalam sebuah perusahaan
semata. Jabatan dipahami sebagai tingkatan wewenang struktural yang
terdapat dalam sebuah organisasi. Semakin tinggi sebuah jabatan, berarti
semakin besar pula wewenangnya. Karena itu, terlebih dahulu harus dipahami
pengertian dasar dari jabatan ini sebelum mempelajari perihal analisa
jabatan. Departemen Tenaga Kerja memberikan penjelasan singkat mengenai
arti dari beberapa istilah yang berkaitan dengan jabatan, sebagai berikut :
- Unsur
Unsur adalah komponen yang paling kecil dari pekerjaan. Misalnya
memutar, menggosok, menarik, mengangkat, menekan dan sebagainya.
- Tugas
Tugas adalah kumpulan unsur pekerjaan. Tugas merupakan kegiatan
fisik atau mental yang membentuk langkah-langkah wajar yang
diperlukan dalam pelaksanaan kerja.
- Kedudukan (Posisi)
Kedudukan adalah sekumpulan tugas yang diberikan kepada seorang
pegawai atau pekerja, yakni seluruh kewajiban dan tanggungjawab yang
dibebankan kepada seorang pegawai atau pekerja. Jumlah kedudukan
di dalam suatu perusahaan atau instansi adalah sama dengan jumlah
pegawai atau pekerjanya.
- Pekerjaan
Pekerjaan adalah sekumpulan kedudukan (posisi) yang memiliki
persamaan dalam hal kewajiban atau tugas-tugas pokoknya. Dalam
kegiatan analisis jabatan, satu pekerjaan dapat diduduki oleh satu
orang, atau beberapa orang yang tersebar di berbagai tempat.
- Jabatan
Jabatan adalah sekumpulan pekerjaan yang berisi tugas-tugas yagn sama
atau berhubungan satu dengan yang lain, dimana pelaksanaannya
meminta kecakapan, pengetahuan, keterampilan dan kemampuan
yang juga sama meskipun tersebar di berbagai tempat.
Dengan kata lain, hasil dari analisa jabatan ini adalah data-data jabatan
yang kemudian disusun seara sistematis dan terorganisir menjadi infor
masi jabatan, untuk kemudian digunakan sesuai dengan kepentingan
manajemen perusahaan.
Spesifikasi jabatan ini secara lebih spesifik merupakan hasil dari analisa
jabatan terutama berupa informasi yang berkaitan dengan kebutuhan-
kebutuhan yang disyaratkan untuk jabatan tertentu. Berikut adalah contoh
dari penyusunan spesifikasi jabatan tersebut :
SPESIFIKASI JABATAN
1. Pendidikan Formal ___________________________________________
___________________________________________
___________________________________________
___________________________________________
5. Persyaratan- ___________________________________________
persyaratan lainnya ___________________________________________
___________________________________________
___________________________________________
___________________________________________
G. Case Study
Berikut adalah beberapa permasalahan yang harus Anda pecahkan
berdasarkan materi yang telah dipelajari di atas.
a. Carilah data-data yang lengkap tentang sebuah perusahan yang
bergerak di bidang apapun, lengkap dengan struktur fungsional
organisasi sehingga anda bisa mencermati setiap posisi yang
terdapat di dalamnya.
b. Dari data tersebut carilah satu posisi atau jabatan tertentu,
cermati data-data kualifikatif yang diharuskan oleh posisi tersebut
(jika memang ada), lalu buatlah rancangan uraian jabatan dan
spesifikasi jabatan untuk posisi atau jabatan dalam perusahaan
tersebut.
c. Buatlah satu rancangan analisa jabatan yang utuh untuk posisi yang
Anda pilih tersebut! Jelaskan pula faktor-faktor apa yang menjadi
keuntungan dan hambatan bagi Anda dalam membuat analisa
jabatan yang baik dan sesuai dengan kebutuhan perusahaan!
A. Pengertian Kompensasi
Kompensasi seringkali diartikan sebagai setiap bentuk pembayaran,
upah atau imbalan yang diberikan kepada karyawan yang timbul dari
dipekerjakannya karyawan tersebut, yang memiliki dua komponen, yakni
imbalan finansial atau pembayaran keuangan langsung/tunai dalam
bentuk upah, gaji, insentif, komisi dan bonus, dan imbalan non finansial
atau pembayaran yang tidak langsung.
Berikut ini akan dijabarkan beberapa definisi mengenai kompensasi
menurut beberapa ahli/pakar :
- Gary Dessler (2003:302); Employee compensation refers to all forms of
pay or reward going to employees and arising from their employment, and it
has two main component: direct financial payment (in the form of wages,
salaries, incentives, commisons, and bonuses), and indirect payments (in
the form of financial benefits like employess-paid insurance and vacatin).
- Marihot T.E. Hadiandja (2007:244) menyatakan bahwa kompensasi
adalah keseluruhan balas jasa yagn diterima pegawai sebagai
akibat dari pelaksanaan pekerjaan di organisasi dalam bentuk
yang atau lainnya yang dapat berupa gaji, upah, bonus, insentif,
dan tunjangan lainnya sepereti tunjangan kesehatan, tunjangan
hari raya, uang makan, uang cuti dan lain-lain. Program-program
kompensasi juga penting bagi perusahaan, karena mencerminkan
upaya organisasi untuk mempertahankan sumber daya manusia.
Disamping itu, kompensasi (dalam bentuk pengupahan dan balas
jasa lainnya) sering merupakan komponen-komponen biaya yang
paling besar dan penting.
- Compensation is what employee receive in exchange for their contribution
to organization (William B. Werther & Keith Davis, 1996:379).
Pendapat tersebut menyatakan bahwa “kompensasi adalah sesuatu
yang diberikan kepada karyawan sebagai balas jasa atas kontribusi
atau kerja karyawan terhadap organisasi atau perusahaan”.
- Malayu S.P. hasibuan (2007:118) menyatakan bahwa kompensasi
adalah semua pendapatan yang berbentuk uang, bawang langsung
maupun tidak langsung yang diterima karyawan sebagai imbalan
atas jasa yang diberikan kepada perusahaan. Kompensasi yang
berbentuk uang, artinya kompensasi dibayar dengan sejumlah uang
kartal bagi karyawan yang bersangkutan, sedangkan kompensasi
yang berbentuk barang, artinya kompensasi yagn dibayar dengan
barang; misalnya kompensasi dibayar 10% dari produksi yang
dihasilkan.
B. Tujuan Kompensasi
Tujuan utama dari pemberian kompensasi pada pegawai pada dasarnya
adalah penuaian kewajiban pihak perusahaan atas hak pegawainya. Namun,
dalam perspektif manajemen, pemberian kompensasi oleh perusahaan
pada karyawan ini secara umum bertujuan untuk :
a. Menjalankan dan memenuhi peraturan yang telah ditetapkan baik
oleh pemerintah maupun manajemen perusahaan. Kompensasi
dengan demikian merupakan pelaksanaan atas peraturan dan
kebijakan yang telah ditetapkan baik oleh ukum, undang-undang
ketenagakerjaan dan industri, maupun peraturan internal
perusahaan yang menjalankan sistem kompensasi tersebut.
b. Mempertahankan konsistensi perusahaan. Sistem kompensasi
yang baik dan efektif akan membuat sebuah perusahaan bisa terus
menjaga keseimbangan antara pengeluaran yang dibutuhkan
C. Fungsi Kompensasi
Selain memiliki tujuan yang mendukung efektivitas dan efisiensi
perusahaan, kompensasi pada dasarnya juga memiliki fungsi-fungsi sebagai
berikut :
a. Sistem kompensasi atau adanya kompensasi dalam sebuah
perusahaan dapat menjadi perangkat pemberdayaan sumber daya
manusia agar lebih efektif dan kreatif dalam bekerja. Semakin
G. Manajemen Kompensasi
Mengapa di beberapa perusahaan sering terjadi protes dalam bentuk
demo para karyawan menuntut kenaikan gaji atau upah ? Seolah tidak
peduli dengan masalah krisis finansial global, para karyawan merasa berhak
untuk menuntut kompensasi sesuai dengan jasa yang sudah dikeluarkannya.
Faktor yang menyebabkannya antara lain dalam hal ketidakpuasan tentang
manajemen kompensasi yang diterapkan perusahaan. Sistem kompensasi
yang ada dinilai tidak memberikan efek yang berarti pada kesejahteraan
karyawan. Pada gilirannya motivasi karyawan menurun dan ini akan
mengakibatkan produktivitas kerja atau kinerja mereka berada di bawah
standar perusahaan.
Kompensasi mengandung arti tidak sekedar hanya dalam bentuk-bentuk
finansial saja. Untuk finansial langsung berupa upah, gaji, komisi, dan
bonus. Sementara yang tidak langsung berupa asuransi, bantuan sosial uang
cuti, uang pensiun, pelatihan, dan sebagainya. Selain itu bentuk bukan finansial
berupa unsur-unsur jenis pekerjaan dan lingkungan pekerjaan. Bentuk
unsur pekerjaan meliputi tanggungjawab, perhatian dan penghargaan dari
pimpinan, sementara bentuk lingkungan pekerjaan berupa kenyamanan
kondisi kerja, distribusi pembagian kerja, dan kebijakan perusahaan.
Keterkaitan kompensasi dengan kinerja karyawan sangatlah signifikan.
Semakin tinggi kompensasi semakin tinggi tingkat kepuasan kerja karyawan;
ceteris paribus. Derajat kepuasan yagn semakin tinggi akan semakin
meningkatkan motivasi karyawan dalam meraih kinerja yang tinggi. Jika
H. Case Study
TEMPO Interaktif, Jakarta – Ribuan buruh yagn tergabung dalam
Forum Serikat Pekerja Buruh se-Jakarta akan menggelar unjuk rasa
di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara. “Rencananya Kamis,
tanggal 25 Februari. Tapi akan kita putuskan secara pasti besok,”
kata Ilhamsyah, Ketua Serikat Buruh Transportasi Indonesia melalui
telepon, Ahad (21/2).
Menurut dia, aksi besar-besaran ini dilakukan untuk mendukung
penghapusan outsourcing dan mempekerjakan kembali sekitar 231
karyawan kontrak di PT Jakarta International Container Terminal
yang dipecat. “Setidaknya ada 22 organisasi pekerja yang akan ikut.
Kami perkirakan ada dua ribu orang atau lebih,” kata dia. Sebelumnya,
para pekerja kontrak di JICT melakukan demonstrasi dan mogok kerja
menuntut diangkat secara permanen.
Menurut pekerja, pekerjaan yang mereka lakukan di JICT tak layak
pakai sistem kontrak. Sesuai dengan Undang-undang Nomor 13 Tahun
2003 tentang Ketenagakerjaan, serta Keputusan Menteri Tenaga Kerja
Nomor 220 Tahun 2004, tentang Syarat-syarat Penyerahan sebagai
Pertanyaan :
a. Bagaimanakah tanggapan Anda terhadap kasus di atas?
b. Menurut Anda dapatkah pembahasan tentang sistem kompensasi
yang baik dan bisa menyelesaikan persoalan di atas?
c. Uraikan bagaimana sistem kompensasi dapat memberikan keun
tungan sekaligus kerugian pada sebuah perusahaan?
1. Motif
Motif berasal dari bahasa latin, movere yang berarti bergerak atau to
move. Motif pada dasarnya adalah keadaan kompleks dalam diri individu
yang mengarahkan perilakunya pada satu tujuan atau insentif, atau faktor
penggerak perilaku, atau konstruk teoritik tentang terjadinya perilaku.
Motivasi dapat dikelompokkan menjadi 2 jenis, yaitu : motif primer
(dorongan fisiologis, dorongan umum) dan motif sekunder. Motif merupa
kan suatu daya yang bergerak secara inaternal dan tidak bisa dilihat secara
kasat mata. Namun, kita bisa mengukur keberadaannya dari beberapa
indikator utama, seperti yang disebutkan sebelumnya, yaitu : durasi, frekuensi,
persistensi, devosi, ketabahan, aspirasi, kualifikasi prestasi, dan sikap.
Motif yang berada dalam diri seseorang, pada dasarnya memiliki ciri-
ciri sebagai berikut :
1) Motif dapat bersifat majemuk, dengan kata lain, suatu perbuatan
tidak hanya mempunyai satu tujuan tetapi beberapa tujuan yang
berlangsung bersama-sama.
2) Motif dapat berubah-ubah, ini disebabkan karena keinginan
manusia selalu berubah-ubah sesuai dengan kebutuhan atau ke
pentingannya.
3) Motif berbeda-beda bagi individu; beberapa penelitian menun
jukkan bahwa dua orang yang melakukan pekerjaan yang sama,
ternyata memiliki motif yang berbda.
4) Beberapa motif tidak didasari oleh individu; beberapa dorongan
(needs) yagn ada pada diri individu seringkali muncul karena ber
hadapan dengan situasi yang kurang menguntungkan lalu ditekan
di bawah sadarnya. Dengan demikian, seringkali jika terdapat
dorongan dari dalam yang sangat kuat, hal ini akan menjadikan
individu yang bersangkutan tidak bisa memahami motivnya
sendiri.
2. Perilaku
Perilaku dapat dipahami sebagai segenap manifestasi hayati individu
dalam berinteraksi dengan lingkungan, mulai dari perilaku yang paling
tampak sampai yang tidak tampak, dari yang paling dirasakan sampai yang
paling tidak dirasakan. Dalam kajian tentang perilaku ini, terdapat lima
pendekatan utama tentang perilaku, yaitu : 1) pendekatan neurobiologik,
pendekatan ini menitikberatkan pada hubungan antara perilaku dengan
kejadian yang berlangsung dalam tubuh (otak dan syaraf) karena perilaku
diatur oleh kegiatan otak dan sistem syaraf; 2) pendekatan behavioristik,
pendekatan ini menitikberatkan pada perilaku yang nampak dan
perilaku dapat dibentuk dengan pembiasaan dan pengukuhan melalui
pengkondisian stimulus; 3) pendkatankognitif, menurut pendekatan ini
individu tidak hanya menerima stimulus yang pasif tetapi mengolah stimulus
menjadi perilaku baru; 4) pandangan psikoanalisis, menurut pandangan
ini perilaku individu didorong oleh insting bawaan dan sebagian ebsar
perilaku itui tidak disadari; 5) pandangan humanistik, perilaku individu
bertujuan yang ditentukan oleh aspek internal individu. Individu mampu
mengarahkan perilaku dan memberikan warna pada lingkungan.
Dalam kajian psikologi, perilaku individu pada dasarnya terbagi ke dalam
beberapa jenis, diantaranya : 1) perilaku sadar, perilaku yang melalui kerja
otak dan pusat susunan syaraf; 2) perilaku tak sadar, perilaku yang spontan
atau instingtif, 3) perilaku tampak dan tidak tampak; 4) perilaku sederhana
dan kompleks; 5) perilaku kognitif, afektif, konatif dan psikomotor.
Sedangkan mekanisme sehingga timbul perilaku pada diri seseorang
adalah sebagai berikut :
1) Pendekatan behavioristik; mekanisme perilaku individu adalah :
W S r O e R W
Keterangan :
W = world (lingkungan e = effector
S = stimulus R = respon
3. Tujuan
Tujuan adalah sesuatu yang ingin dicapai yang berada di luar diri
individu dan kadang diartikan pula sebagai suatu harapan untuk mendapat
penghargaan, suatu arah yang dikehendaki oleh suatu motivasi. Dalam dunia
psikologi, tujuan seperti ini dinamakan insentif. Namun istilah tersebut
sudah terlanjur dikenal oleh orang dalam masyarakat sebagai suatu hal
B. Teori-teori Motivasi
1. Teori Ekspektansi/Harapan
Tokoh yang propular dengan teori ekspektansi ini adalah Victor Vroom,
Edward Lawler dan Lyman Porter. Mereka percaya bahwa ada hubungan
Selain itu, dalam teori tentang kepuasan kerja ini, seringkali disebutkan
bahwa terdapat lima faktor yang dapat mempengaruhi kepuasan kerja
(Kreitner dan Kinicki, 2001: 225), yaitu sebagai berikut:
a. Pemenuhan kebutuhan (Need fulfillment); Kepuasan ditentukan
oleh tingkatan karakteristik pekerjaan memberikan kesempatan
pada individu untuk mernenuhi kebutuhannya.
b. Perbedaan (Discrepancies); Kepuasan merupakan suatu hasil
memenuhi harapan. Pemenuhan harapan mencerminkan
perbedaan antara apa yang diharapkan dan apa yang diperoleh
C. Manfaat Motivasi
Manfaat motivasi yang utama adalah menciptakan gairah kerja,
sehingga produktivitas kerja meningkat. Sementara itu, manfaat yang
diperoleh karena bekerja dengan orang-orang yang termotivasi adalah
pekerjaan dapat diselesaikan dengan tepat. Artinya pekerjaan diselesaikan
sesuai standar yang benar dan dalam skala waktu yang sudah ditentukan,
Serta orang senang melakukan pekerjaannya. Sesuatu yang dikerjakan
karena ada motivasi yang mendorongnya akan membuat orang senang
mengerjakannya. Orang pun akan merasa dihargai/diakui, hal ini terjadi
karena pekerjaannya itu betul-betul berharga bagi orang yang termotivasi,
sehingga orang tersebut akan bekerja keras. Hal ini dimaklumi karena
dorongan yang begitu tinggi menghasilkan sesuai target yang mereka
tetapkan. Kinerjanya akan dipantau Oleh individu yang bersangkutan
dan tidak akan membutuhkan terlalu banyak pengawasan serta semangat
juangnya akan tinggi.
D. Case Studi
Bandung - Ribuan buruh pabrik sepatu di kabupaten Bandung, Jawa Barat
Rabu (15/04/09) kemarin, berunjuk rasa menuntut penghapusan
sistem kerja kontrak Serta kenaikan gaji sesuai ketentuan Upah
Minimum Kota Kabupaten (UMK). Unjuk rasa buruh tersebut diwarnai
aksi sweeping kedalam pabrik memaksa teman-teman yang memilih
Pertanyaan:
a. Analisis kasus di atas dari sudut pertimbangan yang melibatkan
perihal motivasi bekerja karyawan!
b. Jelaskan bagaimana pengaruh dari motivasi bekerja ini terhadap
keberlangsungan sebuah perusahaan.
A. Manajemen Karir
Manajemen Sumberdaya Manusia merupakan serangkaian kegiatan yang
saling terkait satu sama lain. Karir individual dan organisasi tidaklah terpisah
dan berbeda. Karir seseorang dalam suatu organisasi banyak ditentukan
oleh bagaimana kebijakan dan komitmen organisasi tersebut kepada karyawan
nya. Oleh karena itu organisasi harus membantu karyawannya dalam peren
canaan karir sehingga kedua pihak tersebut dapat memenuhi kebutuhan
mereka. Semakin kompleks dan menantang pekerjaan seseorang maka
semakin besar kemungkinan orang tersebut menganggap karir bukan seba
gai bagian dari hidupnya, tetapi sebagai hidupnya.
Karir pada dasarnya adalah adalah tahap-tahap perkembangan peng
alaman kerja seseorang selama masa kerjanya (Greenberg dan Baron,
1995). Hal yang sama dinyatakan oleh Cascio (1978) yang menganggap
bahwa karir adalah suatu rangkaian posisi, tugas atau kesempatan yang
dimiliki seseorang selama dia bekerja. Dalam hal ini, Daniel C Feldam dan
Hugh J. Arnold rnerumuskan bahwa:
1. Istilah karir tidak hanya berhubungan dengan individu yang
mempunyai pekerjaan yang statusnya tinggi atau yang mendapat
kemajuan cepat. lstilah karir sedikit-banyak telah “didemokratisasif”.
Dengan kata lain, istilah karir menunjukkan rangkaian atau
urutan pekerjaan/jabatan yang dipegang oleh orang-orang selama
riwayat pekerjaannya, tidak pandang tingkat pekerjaan atau tingkat
organisasinya.
2. Istilah karir tidak lagi hanya menunjukkan perubahan pekerjaan
melalui gerak vertikal, atau menanjak naik dalam struktur
organisasi. Meskipun sebagian besar karyawan masih berusaha
mencapai kemajuan, akan tetapi banyak orang yang menolak
pekerjaan yang lebih berat tanggung jawabnya untuk tetap dalam
jabatan yang sekarang dipegang dan disukainya. Bahkan pada
saat ini, banyak perencanaan karir individu yang juga bergerak
secara horizontal, apalagi jika dalam sebuah perusahaan terdapat
manajemen pergantian posisi tertentu yang didaur secara terpadu.
3. Istilah karir tidak lagi memiliki arti yang sama sebagai suatu
pekerjaan atau suatu mata pencaharian atau posisi dalam suatu
organisasi. Pada saat ini, bahkan terdapat fakta-fakta yang menun
jukkan bahwa banyak individu yang justru merangkum banyak
karir di banyak bidang.
4. Dalam hal perencanaan karir ini, tidak ada lagi anggapan bahwa
organisasi dapat mengendalikan karir individu secara sepihak.
Pihak organisasi dituntut untuk lebih tanggap terhadap kebutuhan
para pegawainya, termasuk dan utamanya perihal perencanaan
karir mereka. (Moekijat, 1995: 4-5)
F. Case Study
Tidak semua karyawan (manajemen dan nonmanajemen) memiliki
perencanaan karir yang jelas dan tertulis. Begitu pula yang terjadi
pada perusahaan. Akibatnya tidak jarang para karyawan melakukan
protes kepada perusahaan tentang masa depan karirnya yang tidak
jelas. Ketidaktahuan batasan tentang karir dengan segala aturannya
menambah permasalahan ketidak-puasan di antara karyawan. Kalau
hal ini dibiarkan berlarut-larut maka akan timbul suasana kerja
yang tidak nyaman yang dapat mempengaruhi kinerja karyawan dan
perusahaan.
Perusahaan yang menerapkan manajemen sumberdaya manusia
strategik (MSDM) dicirikan oleh adanya rencana dan pengembangan
karir bagi para karyawannya (manajemen dan nonmanajemen). Dengan
kata lain tiap individu karyawan berhak memiliki peluang untuk
mengembangan karirnya. Namun dalam prakteknya mengapa ada saja
karyawan yang karirnya terlambat, dan bahkan mandeg atau mentok.
Biang keladinya bisa jadi karena ada yang salah dalam sistem penilaian
kinerja karyawan dan bisa juga adanya perlakuan diskriminasi. Di
sisi lain dengan asumsi sistem karir di perusahaan dinilai andal maka
berarti yang menjadi faktor penyebab keterlambatan karir datangnya
dari individu bersangkutan.
Beberapa kasus tentang karir karyawan yang sering ditemukan
adalah (1) karyawan dengan cukup cerdas dan ketrampilannya yang
hanya sebatas standar tetapi karirnya melaju cukup cepat sesuai dengan
tahapannya; (2) karyawan yang cerdas dan trampil namun karirnya
relatif lambat; dan (3) karyawan yang kurang cerdas dan kinerjanya
pun pas-pasan dan karirnya pun sangat terlambat. Kasus (1) dan (2)
menimbulkan pertanyaan mengapa hal itu sampai terjadi? Lalu kalau
Latihan:
Berikan analisis Anda terhadap persoalan di atas dari sudut pandang
manajemen karir yang baik!
Manfaat lain yang diperoleh dari latihan kerja yang dilaksanakan oleh
setiap organisasi perusahaan menurut Soeprihanto (l997: 24) antara lain:
2. Sasaran Pelatihan
Pada dasarnya setiap kegiatan yang terarah tentu harus mempunyai
sasaran yang jelas, memuat hasil yang dicapai dalam melaksanakan kegiatan
tersebut. Demikian pula dengan program pelatihan. Hasil yang ingin dicapai
hendaknya dirumuskan dengan jelas agar langkah-langkah persiapan dan
pelaksanaan pelatihan dapat diarahkan untuk mencapai sasaran yang
ditentukan. Sasaran pelatihan yang ditentukan dapat dirumuskan dengan
jelas akan dijadikan acuan penting dalam menentukan materi yang diberi
kan, cara dan sarana yang diperlukan. Sebaliknya, sasaran yang tidak spe
sifik atau terlalu umum akan menyulitkan penyiapan dan pelaksanaan
pelatihan sehingga dapat menjawab kebutuhan pelatihan.
Sasaran pelatihan dapat dirumuskan sebagai berikut:
- Menjamin konsistensi dalam menyusun program pelatihan yang
mencakup materi, metode, cara penyampaian, sarana pelatihan;
- Memudahkan komunikasi antara penyusun program pelatihan
dengan pihak yang memerlukan pelatihan;
- Memberikan kejelasan bagi peserta tentang apa yang harus
dilakukan dalam rangka mencapai sasaran;
- Memudahkan penilaian peserta dalam mengikuti pelatihan;
- Memudahkan penilaian hasil program pelatihan;
- Menghindari kemungkinan konflik antara penyelenggara dengan
orang yang meminta pelatihan mengenai efektivitas pelatihan
yang diselenggarakan.
Selain itu, perlu diketahui pula jenis sasaran pelatihan, sehingga setiap
pelatihan yang diselenggarakan akan mencapai sasaran:
a. Berdasarkan Tingkatannya
1) Sasaran Primer, sasaran ini merupakan inti dari program pelatihan.
3. Kebutuhan Pelatihan
Pelatihan akan berhasil jika proses mengisi kebutuhan pelatihan yang
benar. Pada dasarnya kebutuhan itu adalah untuk memenuhi kekurangan
pengetahuan, meningkatkan keterampilan atau sikap dengan masing-masing
kadar yang bervariasi. Kebutuhan dapat digolongkan menjadi:
a. Kebutuhan memenuhi tuntutan sekarang. Kebutuhan ini biasanya
dapat dikenali dari prestasi karyawannya yang tidak sesuai dengan
standar hasil kerja yang dituntut pada jabatan itu: Meskipun tidak
selalu penyimpangan ini dapat dipecahkan dengan pelatihan.
b. Memenuhi kebutuhan tuntutan jabatan lainnya. Pada tingkat
hierarki manapun dalam perusahaan sering dilakukan rotasi
jabatan. Alasannya bermacam-macam, ada yang menyebutkan
untuk mengatasi kejenuhan, ada juga yang menyebutkan untuk
membentuk orang generalis. Seorang manajer keuangan, sebelum
dipromosikan menjadi general manajer tentunya perlu melewati
jabatan fungsional lainnya.
c. Untuk memenuhi tuntutan perubahan. Perubahan-perubahan
baik intern maupun ekstern sering memerlukan adanya tambahan
pengetahuan baru. Meskipun pada saat ini tidak ada persoalan
antara kemampuan orangnya dengan tuntutan jabatannya, tetapi
dalam rangka menghadapi kebutuhan di atas dapat diantisipasi
dengan adanya pelatihan yang bersifat potensial.
A. Pengertian Kinerja
Terdapat banyak pengertian yang diajukan tentang kinerja, meskipun
pengertian-pengertian tersebut pada dasarnya memiliki kemiripan satu
sama lain. Istilah kinerja ini dipadankan dari istilah “performance “ dalam
bahasa Inggris, yang berarti perbuatan, tindakan, penampilan dan lainnya.
Namun, dalam ilmu manajemen, istilah kinerja ini selalu mendapatkan
perluasan pengertian yang dikaitkan terutama dengan pekerjaan dan kua
litas atau tingkatan upaya yang dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu,
baik dalam sebuah organisasi ataupun perusahaan. Kinerja merupakan
salah satu elemen penting yang harus terdapat dalam sebuah perusahaan
dengan tingkat yang ditetapkan sebagai acuan.
Beberapa pengertian dan definisi dari kinerja yang bisa kita sebutkandi
sini antara lain:
a) Barry Cushway (2002: 1998): “Kinerja adalah menilai bagaimana
seseorang telah bekerja dibandingkan dengan target yang telah
ditentukan”.
b) Amstrong dan Baron (1998: 15): Kinerja adalah tentang melakukan
pekerjaan dan hasil yang dicapai dari pekerjaan tersebut.
Kinerja adalah tentang apa yang dikerjakan dan bagaimana
cara mengerjakannya. Kinerja merupakan hasil pekerjaan yang
mempunyai hubungan kuat dengan tujuan strategis organisasi,
kepuasan konsumen dan memberikan kontribusi ekonomi.
c) Robert L. Mathis dan John H. Jackson (dalam Jimmy Sadeli dan
Bayu Prawira, 2001: 78): “kinerja pada dasamya adalah apa yang
dilakukan atau tidak dilakukan karyawan”.
d) John Whitmore (1997: IO4): “kinerja adalah pelaksanaan fungsi-
fungsi yang dituntut dari seorang atau suatu perbuatan, suatu
prestasi, suatu pameran umum keterampilan”. Kinerja merupakan
suatu kondisi yang harus diketahui dan dikonfirmasikan kepada
pihak tertentu untuk mengetahui tingkat pencapaian hasil suatu
instansi dihubungkan dengan visi yang diemban suatu organisasi
atau perusahaan serta mengetahui dampak positif dan negative
dari suatu kebijakan operasional.
Kinerja=f(kemampuanxmotivasi)
F. Case Study
Berdasarkan materi yang telah Anda pelajari di atas, maka tugas Anda
adalah rnenyusun dan melakukan suatu ujicoba penilaian kinerja
pada sebuah perusahaan atau organisasi dan lakukan analisis terhadap
hal-hal berikut:
1. Faktor-faktor yang memengaruhi kinerja perusahaan atau organi
sasi yang Anda teliti.
2. Carilah landasan teoritis yang akan Anda gunakan sebagai ke
rangka dasar penilaian kinerja yang dilakukan.
3. Manfaat penilaian kinerja bagi perusahaan atau organisasi tersebut
secara keseluruhan.
B. Manfaat Produktivitas
Manfaat produktivitas pada tingkat individu sebagai berikut:
1. Meningkatnya pendapatan (income) dan jaminan sosial lainnya.
Hal tersebut akan memperbesar kemampuan (daya) untuk mem
beli barang dan jasa ataupun keperluan hidup sehari-hari yang
E. Pengukuran Produktivitas
Pengukuran produktivitas merupakan suatu alat manajemen yang pen
ting pada semua tingkatan ekonomi. Pada tingkat sektoral dan nasional,
produktivitas menunjukkan kegunaannya dalam mengevaluasi penampilan,
perencanaan, kebijakan pendapatan, upah, dan harga melalui identifikasi
faktor-faktor yang mempengaruhi distribusi pendapatan, upah, dan harga
melalui identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi distribusi pendapatan,
membandingkan sektor-sektor ekonomi yang berbeda untuk menentukan
prioritas kebijakan bantuan, menentukan tingkat pertumbuhan suatu
sektor atau ekonomi, mengetahui pengaruh perdagangan internasional
terhadap perkembangan ekonomi dan seterusnya. Sedangkan pada
tingkat perusahaan, pengukuran produktivitas digunakan sebagai sarana
manajemen untuk menganalisa dan mendorong efiensi produksi.
Menurut Sinungan (200323) secara umum pengukuran produktivitas
berarti perbandingan yang dapat dibedakan dalam tiga jenis yang sangat
berbeda, antara lain:
1) Perbandingan-perbandingan antara pelaksanaan sekarang dengan
pelaksanaan secara historis yang tidak menunjukkan apakah
pelaksanaan sekarang ini memuaskan atau tidak, tetapi
hanya menunjukkan apakah meningkat atau berkurang serta
tingkatannya.
2) Perbandingan pelaksanaan antara satu unit (perorangan, tugas,
proses) dengan yang lainnya. Pengukuran seperti ini menunjukkkan
F. Case Study
Permasalahan produktivitas kerja karyawan menjadi permasalahan yang
terus berlanjut dan belum terpecahkan. Meski gerakan pengembangan
produktivitas kerja karyawan sudah dimulai beberapa tahun yang lalu,
namun dalam langkahnya sebagian besar belum menjadi dasar pijak
bagi lembaga-lembaga keuangan di lndonesia.
Banyak pakar manajemen yang mengatakan bahwa salah satu kunci
sukses suatu perusahaan atau organisasi adalah kepemilikan sumber daya
manusia yang berkualifas. Sumber daya manusia yang berkualitas akan
dapat memajukan suatu bisnis, dan adanya sumber daya manusia yang
berkualitas tersebut akan tercipta produktivitas kerja yang maksimal.
Perusahaan tidak dapat memaksimalkan produktivitas tanpa adanya
sumber daya manusia/tenaga kerja yang kompeten, memiliki kemampuan
serta berdedikasi terhadap suatu keinginan perusahaan atau organisasi.
Kajian terhadap produktivitas kerja di antaranya dapat dilihat
dari faktor-faktor yang mempengaruhinya. Faktor-faktor yang mempe
ngaruhi produktivitas kerja adalah metode/cara kerja, alat-alat, kete
rampilan atau keahlian personel, termasulc di dalamnya moral kerja
dari personel yang menjalankan pekerjaan itu. Keterampilan karyawan
merupakan salah satu faktor yang dapat rnempengaruhi seorang
karyawan dalam melaksanakan/menyelesaikan pekerjaannya. Dengan
demikian, untuk mencapai produktivitas kerja, tidak hanya dibutuhkan
modal dan teknologi semata sebagai sarana penunjangnya akan tetapi
sangat diperlukan adanya kemampuan karyawan itu sendiri yang juga
dapat dipengaruhi oleh pengetahuan dan keahlian manusia sebagai
pelaksananya.
Kemampuan pegawai sebagai sumber daya manusia dalam suatu
organisasi sangat penting arti dan keberadaannya bagi peningkatan
K. Laporan Audit
Setelah audit dilaksanakan, maka dibuat laporan audit (audit report),
yaitu deskripsi komprehensif tentang aktivitas SDM yang meliputi
rekomendasi-rekomendasi untuk praktik-praktik yang efektif dan
rekomendasi untuk memperbaiki praktik-praktik kerja yang tidak efektif.
dengan menggunakan berbagai pendekatan dan peralatan audit untuk
mengembangakan suatu gambaran kegiatan SDM. Maka agar informasi
hasil audit tersebut berguna, perlu dibuat menjadi sebuah laporan audit.
Laporan yang dibuat tidak hanya mengemukakan pernyataan kesimpulan
dan saran saja, tetapi laporan tersebut harus menggambarkan juga seluruh
informasi yang akurat.
Lilis Sulastri, M.M lahir di Bogor pada tanggal 20 mei 1976, adalah staff
pengajar di UIN Sunan Gunung Djati Bandung sejak tahun 2000 hingga
sekarang, mengajar pada jurusan Manajemen, Administrasi Negara,
Manajemen Dakwah , serta di beberapa jurusan lain. Memperoleh gelar
Sarjana Agama pada tahun 1997, kemudian melajutkan pendidikan strata
2 Magister Manajemen dengan konsentrasi MSDM selesai pada tahun
2000, saat ini sedang melanjutkan program strata 3 dengan konsentrasi
yang sama di bidang MSDM.
Beberapa karya ilmiah dan artikel yang dimuat di beberapa surat kabar
dan jurnal ilmiah, antara lain pengaruh kompensasi dan motivasi terhadap
prestasi kerja, dimuat pada Jurnal Dikoz Manajemen, Sumber Daya manusia
dan dunia pendidikan kita , Kebangkitan SDM dan Harapan, dimuat pada
HU Pikiran Rakyat, dll. Membuat berbagai diktat kuliah yang tersebar
dalam berbagai makalah, yang Salah satunya terkumpul dalam buku ini.
Penulis juga sering mengikuti berbagai kegiatan seminar, lokakarya, dan
simposium yang diselenggarakan oleh berbagai perguruan tinggi, aktif
dalam pelatihan pelatihan motivasi, antara lain: mengikuti seminar living
in harmony to succes and happiness dengan pembicara Andrie Wongso,
kemudian seminar tentang Strategi Bisnis di Era Holistik dengan pembicara
James Gwee. Tak hanya mengikuti pelatihan-pelatihan dan seminar
motivasi secara nasional, penulis juga aktif menjadi trainer atau pembicara
dalam pelatihan dan teknik motivasi yang diselenggarakan di berbagai
jurusan di kampus tempat di mana penulis mengajar.
Selain mengajar penulis juga aktif di unit lembaga Pusat penjaminan
Mutu (PPM) UIN Sunan Gunung Djati Bandung sejak 2008 hingga
sekarang, mengikuti berbagai kegiatan antara lain workshop dan seminar
Sistem penjaminan Mutu Perguruan Tinggi, studi banding, mengikuti
kegiatan audit mutu akademik internal, menjadi pengelola buletin
penjaminan mutu dan website penjaminan mutu. Serta menyelenggarakan
berbagai kegiatan seminar yang berkaitan dengan sistem penjaminan mutu
perguruan tinggi.