Ma’ruf Abdullah
Fakultas Syariah IAIN Antasari, Jl. A. Yani KM. 4,5 Banjarmasin
Abstract: Conventional economy is different from Islamic economy. The former is based on the
behavior of economic units that is not tied to certain Sharia norms. On the contrary, the latter
asserts that individual behavior is limited to Sharia rules. In practice, conventional economy only
pays attentions to changes taking place in economic variables. In contrast, not only does Islamic
economy focuses on the changes, it also avoids what Sharia forbids. The behavior of Islamic
economy actors is based on the theory of Islamic economy (consisting of such concepts as tauhid,
‘adl, nubuwah, khilafah dan ma’ad), and its principles: ownership, freedom and social justice. In prac-
ticing these, the actors of Islamic economy are guided by ethics. Rules like these are not to be
found in conventional economy, in which rentseeking can distort economic pratices which may
lead to business failures and economic unstability.
27
28 AT - TARADHI Jurnal Studi Ekonomi, Volume 3, Nomor 1, Juni 2012, hlm. 27- 44
perilaku individu untuk memenuhi kebutuhan yang terbatas yang dihadapkan pada keinginan
ekonominya dianggap tidak relevan. Karena itu manusia yang tidak terbatas. Memang benar
dalam ekonomi mikro konvensional kita tidak total permintaan dan penawaran beras di seluruh
pernah menemukan bagaimana perilaku seorang dunia berada pada equilivarium (titik
konsumen bila ia memasukkan unsur keseimbangan). Namun jika berbicara pada
pelarangan bunga atau kewajiban mengeluarkan tempat dan waktu tertentu, maka kelangkaan
zakat dalam setiap pengambilan keputusan itu bukan hal yang mustahil. Misalnya suplai
ekonominya. Pembahasan perilaku ekonomi beras di Ethiopia dan Bangladesh lebih langka
dalam ekonomi mikro konvensional hanya dibandingkan di Thailand. Dalil yang mereka
memperhatikan perubahan-perubahan pada gunakan untuk memperkuat argumen ini adalah
variabel ekonomi, seperti penawaran, juga Al-Qur’an: “Dan sungguh akan Kami uji
permintaan, pendapatan, dan harga. Oleh kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan,
karenanya banyak hal yang tidak dapat kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan
dijelaskan secara akurat dalam ekonomi mikro berikanlah kabar gembira bagi orang-orang yang
konvensional, karena memang tidak dijelaskan sabar”. (QS. Al-Baqarah; 155).
dalam latar belakangnya. Mazhab Alternatif Kritis mengkritik kedua
Berbeda dengan ekonomi mikro mazhab sebelumnya. Mazhab Baqir As-Sadr
konvensional, dalam pembahasan ekonomi dikritik sebagai mazhab yang berusaha
mikro Islami, faktor moral atau norma yang menemukan sesuatu yang baru yang sebenarnya
terangkum dalam tataran syari’ah dimasukkan sudah ditemukan oleh orang lain. Mazhab Main-
menjadi alat analisis dalam pengambilan stream dikritik sebagai jiplakan dari ekonomi
keputusan ekonomi. Ekonomi mikro Islami klasik dengan menghilangkan variabel riba dan
menjelaskan bagaimana sebuah keputusan memasukkkan variabel zakat dan niat. Menurut
diambil oleh setiap individu/unit ekonomi mazhab ini analisis kritis tidak hanya dilakukan
dengan memasukkan batasan-batasan syari’ah terhadap kapitalisme dan sosialisme, tetapi juga
sebagai variabel yang utama. terhadap ekonomi Islam itu sendiri. Mereka
yakin Islam pasti benar, tetapi ekonomi Islam
Prinsip-prinsip Ekonomi Islam belum tentu benar, karena ekonomi Islam
Pemikiran ekonom-ekonom muslim adalah hasil tafsiran manusia terhadap Al-Qur’an
kontemporer diklasifikasikan dalam tiga dan Sunnah.
mazhab, masing-masing: Mazhab Baqir A-Sadr, Meskipun pemikiran para pakar ekonomi
Mazhab Mainstream, dan Mazhab Alternatif Islam terbagi dalam tiga madzhab, namun
kritis. mereka setuju dengan prinsip-prinsip umum
Mazhab Baqir As-Sadr berpendapat yang mendasarinya. Prinsip ini membentuk
ekonomi tidak pernah sejalan dengan Islam. keseluruhan ekonomi Islam, yang dapat
Ekonomi tetap ekonomi. Islam tetap Islam. diibaratkan sebuah bangunan seperti berikut :
Keduanya tidak bisa disatukan. Perbedaan
tersebut karena perbedaan sudut pandang.
Menurut ilmu ekonomi, masalah ekonomi itu
muncul karena adanya keinginan manusia yang
tidak terbatas. Sementara sumber daya yang
tersedia untuk memuaskan keinginan manusia
itu terbatas. Mazhab Baqir As-Sadr menolak
pernyataan ini, menurut mereka Islam tidak Bangunan ekonomi Islami ini didasarkan
mengenal adanya sumber daya yang terbatas. atas lima nilai universal: Tauhid (keimanan), ‘Adl
Dalil yang mereka pakai adalah Al-Qur’an: (keadilan), Nubuwah (kenabian), khilafah
“Sesungguhnya kami ciptakan segala sesuatu (pemerintah) dan Ma’ad (hasil). Kelima nilai ini
dalam ukuran yang setepat-tepatnya”. (QS. Al- menjadi dasar inspirasi untuk menyusun
Qamar; 49). proposisi dan teori-teori ekonomi Islami.
Mazhab Mainstream berpendapat bahwa Dari lima nilai universal ini dibangun tiga
masalah ekonomi muncul karena sumber daya prinsip derivatif yang menjadi ciri-ciri dan cikal
Perbedaan Paradigma Ekonomi… Ma’ruf Abdullah 29
Perubahan permintaan
Perubahan harga menyebabkan perubahan
jumlah barang yang diminta, tetapi perubahan
itu hanya terjadi dalam satu kurva yang sama.
Contoh misalnya : Pada harga beras Rp 4.000,00
4
Deliarnov, Perkembangan Pemikiran Ekonomi, (Jakarta, per kg permintaan beras 60.000 ton perbulan.
PT. Raja Grafindo, 1997) hal 28 Jika harga naik menjadi Rp 6.000,00 per kg,
5
Steven Presman, Lima Puluh Pemikir Ekonomi Dunia, permintaan turun menjadi 40.000 ton per bulan.
(Jakarta, PT. Raja Grafindo, 2000), hal 30. Hal
Seandainya harga beras turun lagi menjadi
yang sama dibahas juga oleh Marshall Green dan Edy
Soetrisno dalam bukunya Buku Pintar Teori Ekonomi,
(Jakarta, Intimedia dan Ladang Pustaka,tt.) hal 67 . 7
Prathama Rahardja dan Mandala Manurung, Teori
6
Al-Ghazali, Ihya Ulumuddin, (Beirut: Dar An-Nahdhah, Ekonomi Mikro (Jakarta : Lembaga Penerbit Fakultas
tt) Juz III, hal 27, dikutip Adiwarman Ekonomi Universitas Indonesia, 2002) hal. 23
Perbedaan Paradigma Ekonomi… Ma’ruf Abdullah 31
Rp.2.000,00 per kg, permintaan beras meningkat Misalnya fungsi penawaran mobil adalah :
menjadi 80.000 ton per bulan. Kalau yang QS = - 40 + 5 P
berubah adalah faktor citirus paribus, yaitu Dimana QS = jumlah mobil yang ditawarkan
pendapatan, maka terjadi pergeseran kurva (ribu unit) per tahun
permintaan. Jika pendapatan meningkat kurva P = harga mobil per unit (puluh juta
permintaan bergeser sejajar ke kanan. Jika rupiah per unit)
pendapatan menurun, kurva permintaan + - = menunjukkan pengaruh masing-
bergeser ke kiri. Perubahan dalam satu kurva masing variabel bebas terhadap
dapat digrafiskan sebagai berikut : penawaran barang
Dari persamaan di atas dapat disimpulkan
bila harga mobil per unit hanya Rp. 80 juta atau
kurang, produsen tidak mau menjual mobil.
Setiap satu unit kenaikan harga menyebabkan
penawaran akan mobil meningkat lima unit.
Jika yang berubah adalah faktor non harga
seperti teknologi, maka kurva penawaran
bergeser dari S0 ke S1, seperti nampak tabel kurva
berikut:
dapat merefleksikan semua warna. 11 Uang lebih besar yakni senilai US $ 1,25 triliun. Apa
diciptakan untuk melancarkan pertukaran dan yang terjadi setelah itu? Sektor finansial
menetapkan nilai yang wajar dari pertukaran membesar secara semu celakanya mereka rugi
tersebut. Uang tidak mempunyai harga, tetapi sehingga memaksa Federal Reserve Amerika
merefleksikan semua harga. Dalam istilah Serikat memberikan bantuan (bail out) dengan
ekonomi klasik (konvensional), uang tidak alasan mencegah efek domino bangkrutnya
mempunyai kegunaan langsung (direct utility func- perusahaan scuritas tersebut dan perusahaan
tion). scuritas lainnya.13
Dalam teori ekonomi neo klasik (neo lib- Kurva kondisi yang terjadi ini dapat
eral) kegunaan uang timbul dari daya belinya, digrafiskan sebagai berikut:
jadi uang memberikan uang, memberikan
kegunaan tidak langsung (indirect utility function).
Ada satu hal yang sangat penting dan menarik
perhatian para ekonomi muslim tentang uang
ini. Menurut Al-Ghazali: “perdagangan dinar
dengan dinar ibarat memenjarakan uang,
sehingga uang tidak dapat menjalankan
fungsinya. Makin banyak yang diperdagangkan
, makin sedikit yang dapat berfungsi sebagai alat
tukar”.12
Dua ratus tahun sesudah Al-Ghazali, Di
Dalam siklus usaha yang ekspansif, ketika
Tunisia telah hadir seorang tokoh ulama
permintaan (membeli obligasi meningkat), maka
sekaligus juga ekonom yaitu Abdurrahman Ibnu
kurva permintaan meningkat dari Bd1 ke Bd2,
Khaldun (Abu Yazid). Dalam bukunya
kurva penawaran bergeser dari BS1 ke BS2 lebih
Mukaddimah, Ibn Khaldun menjelaskan kekayaan
besar dari pergeseran kurva permintaan, maka
suatu negara tidak ditentukan oleh banyaknya
harga keseimbangan menurun dari P1 ke P2 dan
uang di negara tersebut, tetapi ditentukan oleh
suku bunga keseimbangan meningkat maka
tingkat produksi negara tersebut dan neraca
perusahaan akan kesulitan membayar bunga.
pembayaran yang positif. Bisa saja suatu negara
Kondisi seperti ini bila tidak cepat diatasi dapat
menciptakan uang sebanyak-banyaknya (cartal
memicu inflasi.
maupun giral), tetapi apabila hal itu bukan
Delapan tahun kemudian (2008) peristiwa
merupakan refleksi pesatnya pertumbuhan
yang sama terjadi lagi pada perusahaan scuritas
sektor produksi, maka uang yang melimpah itu
yang menanamkan modalnya di usaha property
tidak ada nilainya.
di negara yang sama yang nyaris berimbas ke
Di zaman modern sekarang ini apa yang
negara-negara lain termasuk Indonesia. Dengan
dianalisis oleh Al-Ghazali dan Ibnu Khaldun
dua kali kejadian itu cukup memberikan bukti
ternyata terjadi dan itu justru dimotori oleh
tentang keunggulan ekonomi Islam, karena
tokoh ekonomi neo klasik (neo liberal) Prof.
sampai saat ini di negara-negara Islam yg
Robert Merton dan Prof. Myron Scholas, kedua
konsekuen menerapkan sistem ekonomi Islam
peraih nobel ekonomi 1997 yang berkutat
(yang tidak membolehkan uang dijadikan
mencari keuntungan dengan menukar uang di
sebagai komoditi) tidak pernah mengalami
bursa efek. Hal itu terjadi pada bulan Septem-
resesi.
ber 2000 pada sebuah perusahaan scuritas Long
Term Capital Management dengan modal US $ 2,2
Intervensi Pasar
miliar, dapat dengan mudah meminjam uang
Dalam sistem ekonomi Islam cara
dari berbagai sumber untuk dibelikan surat
pengendalian harga ditentukan oleh penyebabnya.
berharga senilai US $ 40 miliar. Surat berharga
Apabila penyebabnya adalah perubahan
itu dijadikan jaminan untuk transaksi yang jauh
pada genuine demand dan genuine supply, maka
11
Al-Ghazali, op.cit., hal 91-92, dikutip Adiwarman 13
Adiwarman A. Karim, Ekonomi Islam Suatu Kajian
12
Ibid., h. 192. Dikutip oleh Adiwarman Kontemporer, (Jakarta: Gema Insani, 2000), hal. 55-56.
34 AT - TARADHI Jurnal Studi Ekonomi, Volume 3, Nomor 1, Juni 2012, hlm. 27- 44
mekanisme pengendaliannya dilakukan melalui jumlah gandum yang dibeli bergeser ke Q2 (P0 =
market intervention. Sedangkan bila penyebabnya P2).
adalah distorsi terhadap genuine demand dan genu- Dalam ekonomi konvensional, baik klasik
ine supply, maka mekanisme pengendalian maupun neo klasik kondisi seperti ini lebih
dilakukan melalui penghilangan distorsi sering dibiarkan saja karena mereka yakin
termasuk penentuan price intervention untuk dengan pendapat Adam Smith dan ekonom-
mengembalikan harga-harga pada kondisi ekonom pengikutnya bahwa pasar akan
sebelum distorsi.14 menemukan harga keseimbangannya sendiri.
Intervensi pasar ini pernah dilakukan di
zaman Rasulullah dan khulafaurrasyidin. Ketika Distorsi Pasar
itu harga gandum di Madinah naik, pemerintah Dalam kondisi ideal, pertemuan antara
melakukan impor gandum dari Mesir. Kaum permintaan dan penawaran terjadi atas dasar rela
muslimin pernah menjadi korban distorsi harga sama rela, tidak ada pihak yang merasa terpaksa
ketika kaum Quraisy melakukan blokade atau tertipu atau adanya kekeliruan obyek
ekonomi terhadap ekonomi umat Islam. transaksi barang tertentu (Q) pada tingkat harga
Blokade itu berlangsung cukup lama (3 tahun). tertentu (P). Hal tersebut dalam kenyataannya
Kaum muslimin juga pernah mengalami tidak selalu terjadi, karena seringkali ada
harga-harga naik di Madinah yang disebabkan gangguan pada mekanisme pasar yang ideal itu.
oleh faktor genuine untuk itu khalifah Umar Ibn Gangguan inilah yang disebut dengan distorsi
Khattab ra melakukan market intervention dengan pasar (market distortion).
mengimpor gandum dari Mesir. Dengan Dalam ekonomi Islam, distorsi pasar ini
masuknya gandum impor itu ke pasar Madinah, diidentifikasi sebagai berikut:15
maka harga turun kembali. Kurva perubahan a.Rekayasa penawaran dan rekayasa
harga gandum tersebut dapat digrafiskan sebagai permintaaan
berikut: b.Tadlis (penipuan)
c.Taghrir ( gharar = uncertainity, kerancuan)
Dalam definisi fiqih Islam, rekayasa
penawaran ini dikenal dengan istilah ihtikar
sedangkan rekayasa permintaan dengan istilah
bai’ najasy. Sedangkan tadlis (penipuan) dapat
terjadi dalam bentuk jumlah barang, mutu
barang, harga barang dengan waktu penyerahan
barang yang tidak sesuai. Kemudian taghrir pada
dasarnya sama dengan tadlis menyangkut jumlah
barang, kualitas barang, harga barang dan
penyerahan barang yang tidak ada kepastian
(uncertainity).
Sebelum terjadi kelangkaan gandum, kurva a. Rekayasa penawaran dengan Bai’ Najasy
penawaran gandum = S0 dengan tingkat harga Dalam ekonomi Islam transaksi yang
keseimbangan pada titik P1 dan jumlah gandum berdasarkan pada bai’ najasy tidak dibenarkan
yang dibeli pada Q0. Ketika terjadi kelangkaan (diharamkan) karena si penjual menyuruh orang
penawaran gandum pada S1, harga keseimbangan lain (berkolusi) memuji barangnya atau
pada P2 dan jumlah gandum yang dibeli pada Q1 menawar dengan harga yang tinggi agar orang
setelah gamdum impor masuk ke pasar, posisi lain (calon pembeli yang lain) tertarik, sedang si
penawaran bergeser dari S1 ke S2 (S0 = S2), titik penawar yang berani menawar dengan harga
keseimbangan harga bergeser ke P2 (P0 = P2) dan yang tinggi tidak bermaksud untuk benar-benar
membeli. Dan bisa pula dengan pura-pura
14
Ibnu Taimiyah, Al-Misbah, (Cairo: Darul Sya’b,1976), membeli supaya calon pembeli yang
15
hal. 24 dan 3h, dikutip Adiwarman. Adiwarman A.Karim, loc.cit, hal. 181.
Perbedaan Paradigma Ekonomi… Ma’ruf Abdullah 35
sesungguhnya percaya atau bisa pula dengan c. Rekayasa Penawaran Dengan Tallaqi
membuat isue akan ada kelangkaan barang. Rukban
Rekayasa ini dilakukan oleh pedagang kota
yang memiliki informasi yang lebih lengkap
dengan cara membeli barang dari petani (orang
desa yang tidak mempunyai informasi yang
lengkap) sebelum petani (orang desa) itu sampai
ke pasar (kota) untuk mendapatkan harga yang
lebih murah dari harga pasar yang sesungguhnya.
Kondisi ini dapat digambarkan dalam kurva
berikut ini:
Dalam ekonomi Islam, tadlis ini dilarang (ketidakpastian) atau resiko. Dalam konteks ini
karena telah terjadi ketidaksamaan informasi Allah SWT dalam Al-Qur’an pada surah
antara kedua belah pihak, maka unsur rela sama Luqman : 30 mengingatkan: “Sesungguhnya Allah,
rela (an taraadin minkum) telah dilanggar. hanya pada sisi-Nya saja pengetahuan tentang hari kiamat,
Untuk menghindari terjadinya tadlis dan Dialah yang menurunkan hujan, dan yang mengetahui
(kecurangan = penipuan) ini maka seorang apa yang ada dalam rahim. Dan tidak seorangpun dapat
pelaku bisnis (pedagang) misalnya harus mengetahui (dengan pasti) yang diusahakannya besok.”.
mengukur atau menimbang barang dengan Contoh taghrir (gharar) dalam hal harga
ukuran yang benar sesuai standar yang berlaku misalnya seorang penjual menawarkan
dan dilakukan sepengetahuan (di hadapan) barangnya dengan harga Rp.10.000,00 bila
pembeli. Dalam Al-Qur’an (Surah Al-An’am dibayar tunai atau Rp.50.000,00 bila dibayar
:152) Allah SWT menggariskan :”Dan dengan kredit selama 5 bulan, kemudian si
sempurnakanlah takaran dan timbangan dengan adil”. pembeli menjawab setuju. Di sini terjadi
Tadlis yang dilakukan seorang penjual ketidakpastian yaitu dalam satu akad ada dua
terhadap pembeli ini sebenarnya tidak hanya harga dengan tidak jelas yang mana yang
merugikan pembeli, tetapi juga merugikan berlaku Rp.10.000,00 atau Rp.50.000,00. Setelah
penjual sendiri dalam bentuk penurunan utility berjalan 3 bulan pembeli dapat melunasi.
(kepuasan), karena pada hakekatnya apabila Pertanyaannya berapa harga yang berlaku? Jadi
sesuatu dilakukan tidak sesuai hati nuraninya di sini terjadi ketidakpastian dalam harga barang
akan menegur, sehingga ketenangan batinnya karena si penjual dan si pembeli tidak
juga terganggu. Hal seperti ini tidak begitu menyepakati satu harga dalam satu akad. Untuk
diperhatikan dalam ekonomi konvensional, lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel skenario
kecuali kalau sudah ada laporan kecurangan oleh berikut ini:
yang merasa dirugikan. Bagaimana bentuk
visualisasi tadlis yang berhubungan dengan
takaran/ukuran/jumlah ini dapat dilihat pada
kurva berikut ini:
Riba
Riba merupakan permasalahan yang pelik
dan kontroversial dalam ekonomi Islam. Riba
berasal dari kata dalam bahasa Arab yang berarti
tambahan, bertambah, tumbuh, menjadi besar,
tambahan yang dimasukkan, tambahan atas
b. Taghrir (gharar) modal, tambahan atas pinjaman pokok.17
Taghrir (gharar) berarti akibat, resiko atau Secara terminologis definisi riba terdapat
ketidakpastian. Menurut Ibnu Taimiyah, gharar banyak versi, salah satunya definisi yang
terjadi bila seseorang tidak tahu apa-apa yang dikemukakan oleh Al-Jurjani dalam At-Ta’rifat,
tersimpan bagi dirinya pada akhir suatu kegiatan yaitu suatu penambahan yang diperoleh tanpa
jual-beli.16 Taghrir (gharar) dan tadlis terjadi karena melalui proses transaksi yang disyaratkan bagi
adanya incomplete information. Bedanya, pada tadlis salah satu pihak yang mengolah transaksi
incomplete information ada salah stau pihak (penjual tersebut. Dengan kata lain riba adalah tambahan
atau pembeli), sedangkan taghrir (gharar) incomplete atas modal pokok yang diperoleh dengan cara
information ada pada kedua belah pihak, penjual yang batil.
dan pembeli. Ketentuan hukum tentang riba sangat jelas
Dalam ilmu ekonomi konvensional taghrir di dalam Al-Qur’an yaitu pada surah Al-Baqarah
(gharar) ini lebih dikenal dengan uncertainity ayat 275, 278, 279, Ar-Ruum ayat 39, An-Nisa
17
Ahmad Dimyati, Teori Keuangan Islam, (Yogyakarta:
16
Adiwarman A. Karim, loc.cit., hal. 199 UII Press, 2008), hal. 72
Perbedaan Paradigma Ekonomi… Ma’ruf Abdullah 37
ayat 160-161, dan Ali Imran ayat 130.18 Begitu habis untuk dikonsumsi dan comudatum adalah
pula di dalam hadis Nabi Muhammad SAW pinjaman yang tiada akan habis dikonsumsi
seperti: “Rasulullah telah melaknat pemakan riba, seperti meminjam untuk beli rumah, beli kuda
wakilnya, pencatatnya serta saksi-saksinya. Dan beliau (sarana transportasi pada waktu dulu) atau dalam
berkata :”mereka semua sama”.(HR.Muslim)19 istilah ekonomi sekarang pinjaman konsumtif
Di kalangan Islam sendiri pasca era post dan pinjaman produktif. Mereka beranggapan
colonial masalah riba ini masih berbeda tidak dibolehkan bunga pinjaman untuk
pendapat, meskipun diakui sebelum itu semua konsumsi, sedangkan bunga pinjaman untuk
madzhab fiqh yang ada telah mencatat produktif itu diperbolehkan.
konsensus, bahwa riba yang diharamkan dalam Argumen-argumen yang membedakan
Al-Qur’an itu meliputi semua bentuk dan antara riba dengan bunga tersebut ditolak oleh
variannya, setelah era post colonial yang pemikir dan pembaharu Islam yang mempunyai
melanda negara-negara muslim di seluruh pendapat sebaliknya:
penjuru dunia serta dominasi pasar finansial • Umar Chapra menolak argumen yang
internasional oleh sistem ekonomi konvensional membedakan istilah interest (bunga lunak)
yang berbasis bunga, dari sinilah muncul sebagai riba yang tidak dilarang dan usury
kontroversi dalam hal penentuan substansi riba (bunga tinggi) adalah bunga yang dilarang
dan aplikasinya dalam kegiatan ekonomi.20 dalam Al-Qur’an. Persoalan ini meninggalkan
Perdebatan terjadi pada masalah riba yang problem konseptual yang cukup serius, karena
bagaimana yang dilarang dalam Al-Qur’an. kedua-duanya ditentukan oleh kekuatan pasar
Apakah bunga (interest usury) tergolong riba (supply and demand).
ataukah bukan. Secara garis besar, pendapat • Abdul Mannan juga menolak penggolongan
yang berkembang menjadi dua, ya dan tidak. pinjaman konsumtif dan produktif.
Bagi yang berpendapat substansi riba telah Penggolongan tersebut hanya berdasarkan
mencakup bunga mengemukakan argumen pada tingkatan kuantitas (jumlah) saja, tetapi
bunga yang diberikan oleh instansi keuangan tetap menimbulkan ekses yang sama. Jika
masa sekarang (seperti bank) berbeda dengan pinjaman konsumtif diharamkan dengan
riba yang dipraktekkan pada masa jahiliyah alasan membahayakan (membebani)
dengan interpretasi: konsumen, maka pinjaman produktif juga
“Riba dalam Al-Qur’an adalah riba dalam pada akhirnya oleh produsen dialihkan kepada
bentuk bunga yang berlipat ganda ‘ad’afan konsumen melalui harga barang yang jadi
muda’afah’ dan ‘la tuzlimun wa la tuzlamun’, mahal.22 Selain itu juga hingga turunnya ayat-
sedangkan bunga dengan tingkat yang rendah ayat pelarangan riba masyarakat Arab pada
(interest) tidak dilarang. Para pendukung pendapat waktu itu belum mengenal dikotomi
ini antara lain Abdullah Yusuf Ali dan konsumtif dan produktif.23
Muhammad Asad dari Pakistan, mereka
Dalam sistem ekonomi konvensional
merujuk pada pendapat ulama klasik seperti
masalah riba ini juga dulu menjadi masalah pelik
Ibnu Jarir At-Tabari (wafat 310 H), Ar-Razi
dan kontroversial. Tiga ratus lima puluh tahun
(wafat 606 H) dan Baidlawi (wafat 685 H)”.
sebelum masehi Aristoteles (384-322 SM) telah
Pada masyarakat Arab Jahiliyah dan
membicarakan masalah riba. Aristotelis
masyarakat Barat abad pertengahan terdapat dua
menyatakan:
macam pinjaman dilihat dari sifatnya, mutuum
“Penimbunan kekayaan sangat
dan comodatum.21 Mutum adalah pinjaman yang
dipermudah dengan adanya uang. Uang
yang semula berfungsi sebagai alat tukar
18
Ibid., hal. 72 dan mengukur nilai menurut sifatnya
19
Ibid., hal. 73 tidak dapat menghasilkan uang lagi. Uang
20
M. Umar Chapra, Masa Depan Ilmu Ekonomi, Sebuah tak dapat beranak uang. Uang yang
Perspektif Islam, (Jakarta: Gema Insani Pers, 2001), hal
222.
22
21
M.Abdul Mannan, Teori dan Praktek Ekonomi Islam, Ibid., hal. 120.
23
(Yogyakarta: Dana Bakti Wakaf, 1997), hal. 119. Ibid., hal. 121.
38 AT - TARADHI Jurnal Studi Ekonomi, Volume 3, Nomor 1, Juni 2012, hlm. 27- 44
Mereka yang mengkritik itu baik dari data-data yang disajikan oleh Muhammad Yunus
kalangan dalam sendiri maupun dari ekonomi pendiri Grameen Bank (Bank orang miskin di
Islam, antara lain: Joseph Schumputer, Daniel Bangladesh tahun 2005), pemenang hadiah Nobel
Bell, Irving Kristol, Gunnar Myrdel (pemenang Perdamaian di bidang ekonomi tahun 2006;
hadiah Nobel), Paul Omered, dan terakhir yang “94% pendapatan dunia diraup oleh 40%
bersuara keras Joseph Stiglitz (pemenang hadiah manusia, sedangkan 60% lainnya mesti hidup
Nobel), Umar Ibrahim, Mahbubul Haq, hanya dengan 6% pendapatan dunia. Separo
Amartya Sen, dan dari Indonesia Mubiyanto, penduduk dunia hidup hanya dengan 2 $ sehari
Sri Edy Swasono, Sukadji Ranuwihardjo, bahkan kurang dari itu, sedangkan hampir satu
Roekmono Markom.31 milyar orang hidup dengan kurang dari satu $
Indikasi kegagalan sistem ekonomi sehari” 33
konvensional ini terlihat pada hal-hal berikut : Kegagalan teori ekonomi konvensional ini
a. Ekonomi konvensional (kapitalis) yang di Indonesia, sebenarnya sudah nampak pada
berdasarkan sistem ribawi ini ternyata semakin masa pemerintahan Orde Baru. Di mana selama
menciptakan ketimpangan pendapatan dan lebih dari tiga dekade (30 tahun lebih) ekonomi
ketidakadilan ekonomi. Data ketimpangan dan Indoensia dikuasai oleh perusahaan-perusahaan
ketidakadilan ekonomi ini dapat dilihat dari konglomerasi yang hampir seluruhnya
laporan World Bank tahun 2004, dimana pada merupakan kroni penguasa pada waktu itu.
tahun 1965 20% orang terkaya menguasai 69,5% Sedemikian besarnya pengaruh mereka hingga
pendapatan dunia dan pada tahun 1970 200 konglomerat terbesar pada tahun 1995
meningkat menjadi 70%. Pada tahun 1980 diperkirakan telah menguasai 58% PDB Indo-
ketimpangan semakin tajam, yaitu 20% orang nesia, sisanya 24% PDB dikuasai oleh usaha-
terkaya mendominasi 75,4% pendapatan dunia. usaha lain dan sekitar 8% oleh usaha-usaha
Dan pada tahun 1990 ketimpangan tersebut ekonomi rakyat.34
semakin tajam lagi yaitu menjadi 83,40%. Data Pemerintah Orde Baru pada waktu itu
lengkap ketimpangan tersebut dapat dilihat pada memilih pandangan kaum neoklasik (neo lib-
tabel berikut ini : eral). Pandangan ini berpendapat bahwa
peningkatan kesejahteraan penduduk termasuk
di dalamnya pemenuhan hak atas pekerjaan akan
dapat tercapai dengan jalan tidak langsung, yaitu
melalui penerapan strategi pertumbuhan
ekonomi yang bercorak “kapitalis”, yang dalam
pelaksanaannya harus didukung oleh adanya
stabilitas politik yang mantap, peran sektor
swasta, dan adanya kontrol buruh baik dalam
hal upah maupun kebebasan untuk berserikat.
Para ekonom neoklasik (neoliberal),
berkeyakinan apabila persyaratan-persyaratan
Sejak runtuhnya Uni Soviet pada tahun 1991 tersebut terpenuhi, maka proses pembangunan
yang berarti pula penantang sistem ekonomi akan berjalan lancar tanpa adanya gangguan
kapitalis (konvensional) yang diperhitungkan yang berarti, sehingga tujuan menghasilkan
sudah tidak ada lagi, maka sistem ekonomi pertumbuhan ekonomi yang tinggi dapat
konvensional ini semakin bebas (tidak ada tercapai. Dari hasil pertumbuhan ekonomi yang
hambatan lagi) dalam beroperasi, dan ujungnya tinggi itulah diyakini akan tercipta peluang kerja
adalah yang kaya semakin kaya, dan yang miskin
semakin miskin. Hal tersebut ditunjukkan oleh 33
Muhammad Yunus, 2008, Menciptakan Dunia Tanpa
31
Zainuddin Ali, 2008, Hukum Ekonomi Syari’ah, ( Jakarta, Kemiskinan (alih bahasa oleh Rani R. Moediarta), hal.
Sinar Grafika) hal 19, 20,23. Euis Amalia Loc cit, hal 3, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
96 34
Revrisond Baswir, 2004, Drama Ekonomi Indonesia Belajar
32
Data World Bank 2004, dikutip oleh Zainuddin Ali, dari Kegagalan Orde Baru, hal.4, Kreasi Wacana,
Ibid, hal 24 Yogyakarta.
Perbedaan Paradigma Ekonomi… Ma’ruf Abdullah 41
sebagai akibat adanya mekanisme efek tetesan Kritikan tersebut juga datang dari tokoh-
ke bawah (tricle down effect) atau efek menyebar tokoh ekonomi klasik kontemporer,
(spread effect) dari pusat ke daerah.35 Diantaranya Paul Ormerod dalam bukunya
Teori yang demikian indah itu ternyata “The Death of Economics”. Ia mengatakan saat
tidak terjadi dalam kenyataannya. Ekonomi ini dunia dilanda oleh suatu kecemasan yang
yang dikembangkan oleh rezim Orde Baru maha dahsyat dengan kurang dapat
ternyata menghasilkan ekonomi yang dikuasai beroperasinya sistem ekonomi yang memiliki
oleh konglomerat, terdistorsi dari tujuan semula, ketahanan untuk menghadapi setiap gejolak
dan usaha-usaha ekonomi rakyat semakin ekonomi dan moneter.36
terpinggirkan. Kondisi perekonomian yang Kritikan yang lebih tajam lagi juga datang
dibangun rezim Orde Baru itu ternyata juga dari tokoh ekonomi klasik kontemporer, Joseph
rapuh, dan hal itu terbukti di penghujung Stiglitz (pemenang hadiah Nobel 1999), Stighlitz
kekuasaan Orde Baru (tepatnya pada dan temannya Bruce Greenwald menulis buku
pertengahan Juli 1997) Indonesia dilanda krisis dengan judul “Toward a New Paradigm In
moneter yang berat dan berlanjut pada krisis Monetary Economics”. Dalam buku tersebut
ekonomi yang berkepanjangan, hingga sampai Stiglitz menawarkan paradigma baru dalam
tahun 2000-an masih terasa. ekonomi moneter. Ia mengatakan perlunya
b. Ekonomi konvensional (kapitalis) telah pendekatan moneter baru yang entah disadari
menciptakan krisis moneter dan ekonomi. atau tidak, merupakan sudut pandang ekonomi
Tercatat dalam sejarah perekonomian krisis Islam di bidang moneter, seperti peranan uang,
tersebut berulang dalam siklus waktu 10 bunga, dan kredit perbankan (kaitan sektor riil
tahunan. Dalam literatur ekonomi krisis dan moneter).37
moneter dan ekonomi tercatat mulai tahun c. Kemiskinan dan Pengangguran
1923, 1930, 1940, 1970, 1980, 1990, 1997, dan Selain data World Bank di atas tadi, data di
bahkan dampak krisis terakhir ini (1997) masih kawasan Asia Timur juga berbicara tentang
terasa sampai tahun 2007 yang lalu. Krisis kemiskinan dan pengangguran. Pada tahun 1990
moneter dan ekonomi terparah tercatat pada menyikapi keadaan ekonomi yang
tahun 1930. Peristiwa ini sangat dirasakan oleh menyedihkan dimana ada 170 juta anak-anak
negara Brazilia penghasil kopi terbesar di dunia, laki-laki dan perempuan putus sekolah pada
krisis ini menyebabkan nilai uang sangat turun, tingkat sekolah menengah. Data di Asia
harga barang termasuk produk pertanian, seperti Tenggara dan Pasifik juga berbicara tentang
kopi di Brazilia nyaris tidak berharga, sehingga kemiskinan karena lebih dari sepertiga anak-
karena kekesalannya petani-petani kopi lebih anak berusia dibawah lima tahun (balita)
memilih membuang kopinya kelaut dari pada mengalami kekurangan nutrisi, begitu pula
menjualnya dengan nilai yang terlalu murah dengan keadaan di Asia Timur hampir satu juta
meski hitungan/jumlah uangnya banyak. Krisis anak-anak mati sebelum berumur lima tahun.
moneter di zaman modern sekarang ini lebih Keadaan seperti itu juga terjadi di negara-negara
banyak dipicu oleh perniagaan di pasar bursa industri. Pada saat ini lebih dari 100 juta orang
(scuritas) dimana uang dijadikan komoditi. hidup di bawah garis kemiskinan, dan lebih dari
Perniagaan yang mengharapkan keuntungan lima juta orang menjadi tunawisma.38
yang tidak pasti (tidak riil) dengan menjual Data tersebut menunjukkan ketidakmampuan
saham dan sejenisnya di pasar bursa (scuritas) sistem ekonomi konvensional secara konstan
dengan memenjarakan uang (karena uang
35
dijadikan komoditi) itulah yang menyebabkan Revrisond Baswir, dkk, 2003, Pembangunan Tanpa
terjadi krisis moneter yang berimbas pada krisis Perasaan, hal. 26, Penerbit ELSAM Jakarta.
36
Paul Ormerod, 1999, The Death Of Economics (Jakarta,
ekonomi secara keseluruhan. Inilah salah satu
Kepustakaan Popular Gramedia), (disimpulkan dari
aktivitas sistem ekonomi kovensional yang isi buku)
sangat ditentang oleh sistem ekonomi Islam, 37
Joseph Stiglitz dan Bruce Greenwald, dikutip oleh
yang dalam sejarah perekonomian Islam di Zainuddin Ali.
pelopori oleh Al-Ghazali, Ibnu Taimiyah, dan 38
Agustianto, 20 Agustus 2006, Kegagalan Kapitalisme dan
lain-lain. Peluang Ekonomi Syari’ah, www.yahoo.com
42 AT - TARADHI Jurnal Studi Ekonomi, Volume 3, Nomor 1, Juni 2012, hlm. 27- 44