Anda di halaman 1dari 17

Perbedaan Paradigma Ekonomi… Ma’ruf Abdullah 27

PERBEDAAN PARADIGMA EKONOMI KONVENSIONAL DAN EKONOMI ISLAM


DALAM TEORI DAN REALITA
(Perspektif Mikro)

Ma’ruf Abdullah
Fakultas Syariah IAIN Antasari, Jl. A. Yani KM. 4,5 Banjarmasin

Abstract: Conventional economy is different from Islamic economy. The former is based on the
behavior of economic units that is not tied to certain Sharia norms. On the contrary, the latter
asserts that individual behavior is limited to Sharia rules. In practice, conventional economy only
pays attentions to changes taking place in economic variables. In contrast, not only does Islamic
economy focuses on the changes, it also avoids what Sharia forbids. The behavior of Islamic
economy actors is based on the theory of Islamic economy (consisting of such concepts as tauhid,
‘adl, nubuwah, khilafah dan ma’ad), and its principles: ownership, freedom and social justice. In prac-
ticing these, the actors of Islamic economy are guided by ethics. Rules like these are not to be
found in conventional economy, in which rentseeking can distort economic pratices which may
lead to business failures and economic unstability.

Abstrak: Ekonomi konvensional berbeda dengan ekonomi Islam. Ekonomi konvensional


didasarkan pada perilaku yang terjadi di unit-unit ekonomi yang ditandai oleh tidak adanya batasan
syariah (norma) tertentu. Sebaliknya dalam ekonomi Islam perilaku individu di unit-unit ekonomi
dibatasi oleh ketentuan-ketentuan syariah (norma) tertentu. Dalam praktik, ekonomi konvensional
hanya memperhatikan perubahan-perubahan yang terjadi pada variable-variabel ekonomi,
sedangkan ekonomi Islam di samping memperhatikan perubahan pada variabel-variabel ekonomi,
juga menghindari praktik-praktik yang tidak dibolehkan syariah. Perilaku pelaku ekonomi Islam
yang dibatasi oleh ketentuan syariah ini terbentuk di atas landasan teori ekonomi Islam (yang
meliputi: tauhid, ‘adl, nubuwah, khilafah, dan ma’ad), prinsip-prinsip ekonomi Islam (yang meliputi:
ownership, freedom to act, dan social justice) yang dalam pelaksanaannya dipandu oleh akhlak. Ketentuan-
ketentuan Syariah seperti ini tidak ditemukan dalam ekonomi konvensional, sehingga sewaktu-
waktu karena dorongan semangat rentseeking yang menggebu-gebu sering mendistorsi praktik
perekonomian yang bisa berujung pada kegagalan usaha dan terganggunya stabilitas perekonomian.

Kata-kata kunci: konvensional, Islam, variabel ekonomi, ketentuan syariah.

Pendahuluan keputusan dalam setiap aktivitas ekonomi/unit


Ekonomi dalam kajian keIslaman ekonomi. Misalnya, ekonomi mikro menjelaskan
dikelompokkan dalam ekonomi mikro dan bagaimana seorang konsumen membuat
ekonomi makro. Ekonomi mikro mempelajari keputusan dan pemilihan terhadap sesuatu
bagaimana perilaku tiap individu dalam setiap produk ketika terjadi penambahan harga atau
unit ekonomi, yang dapat berperan sebagai pendapatan.
konsumen, karyawan, pemilik lahan atau Ekonomi mikro konvensional didasarkan
sumberdaya yang lain. Sedangkan ekonomi pada perilaku individu yang terjadi di setiap unit
makro mempelajari perilaku pengambilan ekonomi yang ditandai oleh tidak adanya
keputusan pada level yang lebih luas, misalnya batasan syari’ah. Perilaku individu tersebut
oleh negara. Tulisan ini fokusnya pada ekonomi hanya dilaksanakan sesuai norma dan aturan
mikro. menurut persepsinya masing-masing. Ekonomi
Ekonomi mikro menjelaskan bagaimana mikro konvensional beranggapan memasukkan
dan mengapa terjadi sebuah pengambilan tatanan norma tertentu dalam pembahasan

27
28 AT - TARADHI Jurnal Studi Ekonomi, Volume 3, Nomor 1, Juni 2012, hlm. 27- 44

perilaku individu untuk memenuhi kebutuhan yang terbatas yang dihadapkan pada keinginan
ekonominya dianggap tidak relevan. Karena itu manusia yang tidak terbatas. Memang benar
dalam ekonomi mikro konvensional kita tidak total permintaan dan penawaran beras di seluruh
pernah menemukan bagaimana perilaku seorang dunia berada pada equilivarium (titik
konsumen bila ia memasukkan unsur keseimbangan). Namun jika berbicara pada
pelarangan bunga atau kewajiban mengeluarkan tempat dan waktu tertentu, maka kelangkaan
zakat dalam setiap pengambilan keputusan itu bukan hal yang mustahil. Misalnya suplai
ekonominya. Pembahasan perilaku ekonomi beras di Ethiopia dan Bangladesh lebih langka
dalam ekonomi mikro konvensional hanya dibandingkan di Thailand. Dalil yang mereka
memperhatikan perubahan-perubahan pada gunakan untuk memperkuat argumen ini adalah
variabel ekonomi, seperti penawaran, juga Al-Qur’an: “Dan sungguh akan Kami uji
permintaan, pendapatan, dan harga. Oleh kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan,
karenanya banyak hal yang tidak dapat kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan
dijelaskan secara akurat dalam ekonomi mikro berikanlah kabar gembira bagi orang-orang yang
konvensional, karena memang tidak dijelaskan sabar”. (QS. Al-Baqarah; 155).
dalam latar belakangnya. Mazhab Alternatif Kritis mengkritik kedua
Berbeda dengan ekonomi mikro mazhab sebelumnya. Mazhab Baqir As-Sadr
konvensional, dalam pembahasan ekonomi dikritik sebagai mazhab yang berusaha
mikro Islami, faktor moral atau norma yang menemukan sesuatu yang baru yang sebenarnya
terangkum dalam tataran syari’ah dimasukkan sudah ditemukan oleh orang lain. Mazhab Main-
menjadi alat analisis dalam pengambilan stream dikritik sebagai jiplakan dari ekonomi
keputusan ekonomi. Ekonomi mikro Islami klasik dengan menghilangkan variabel riba dan
menjelaskan bagaimana sebuah keputusan memasukkkan variabel zakat dan niat. Menurut
diambil oleh setiap individu/unit ekonomi mazhab ini analisis kritis tidak hanya dilakukan
dengan memasukkan batasan-batasan syari’ah terhadap kapitalisme dan sosialisme, tetapi juga
sebagai variabel yang utama. terhadap ekonomi Islam itu sendiri. Mereka
yakin Islam pasti benar, tetapi ekonomi Islam
Prinsip-prinsip Ekonomi Islam belum tentu benar, karena ekonomi Islam
Pemikiran ekonom-ekonom muslim adalah hasil tafsiran manusia terhadap Al-Qur’an
kontemporer diklasifikasikan dalam tiga dan Sunnah.
mazhab, masing-masing: Mazhab Baqir A-Sadr, Meskipun pemikiran para pakar ekonomi
Mazhab Mainstream, dan Mazhab Alternatif Islam terbagi dalam tiga madzhab, namun
kritis. mereka setuju dengan prinsip-prinsip umum
Mazhab Baqir As-Sadr berpendapat yang mendasarinya. Prinsip ini membentuk
ekonomi tidak pernah sejalan dengan Islam. keseluruhan ekonomi Islam, yang dapat
Ekonomi tetap ekonomi. Islam tetap Islam. diibaratkan sebuah bangunan seperti berikut :
Keduanya tidak bisa disatukan. Perbedaan
tersebut karena perbedaan sudut pandang.
Menurut ilmu ekonomi, masalah ekonomi itu
muncul karena adanya keinginan manusia yang
tidak terbatas. Sementara sumber daya yang
tersedia untuk memuaskan keinginan manusia
itu terbatas. Mazhab Baqir As-Sadr menolak
pernyataan ini, menurut mereka Islam tidak Bangunan ekonomi Islami ini didasarkan
mengenal adanya sumber daya yang terbatas. atas lima nilai universal: Tauhid (keimanan), ‘Adl
Dalil yang mereka pakai adalah Al-Qur’an: (keadilan), Nubuwah (kenabian), khilafah
“Sesungguhnya kami ciptakan segala sesuatu (pemerintah) dan Ma’ad (hasil). Kelima nilai ini
dalam ukuran yang setepat-tepatnya”. (QS. Al- menjadi dasar inspirasi untuk menyusun
Qamar; 49). proposisi dan teori-teori ekonomi Islami.
Mazhab Mainstream berpendapat bahwa Dari lima nilai universal ini dibangun tiga
masalah ekonomi muncul karena sumber daya prinsip derivatif yang menjadi ciri-ciri dan cikal
Perbedaan Paradigma Ekonomi… Ma’ruf Abdullah 29

bakal sistem ekonomi Islami yaitu multipel owner-


ship, freedom to act, dan social justice.
Di atas semua nilai dan prinsip tersebut
dibangunlah konsep yang memayungi
kesemuanya itu, yaitu akhlak. Akhlak
menempati posisi puncak karena inilah yang
menjadi tujuan Islam dan dakwah para nabi,
yakni untuk menyempurnakan akhlak
manusia. Akhlak inilah yang menjadi panduan
para pelaku ekonomi dan bisnis dalam Pemahaman konvensional seperti itu tidak
melakukan aktivitasnya. sama dengan yang dimaksudkan Abu Yusuf,
karena dalam kenyataannya tidak selalu
Perbedaan Pandangan Dalam Ekonomi Mikro demikian. Abu Yusuf mengatakan: “kadang-
Beberapa perbedaan dalam ekonomi mikro kadang bahan makanan berlimpah, tetapi tetap
antara lain: mahal dan kadang-kadang makanan sangat
sedikit, tetapi murah”.2
Mekanisme Pasar Pemahaman Abu Yusuf tersebut dapat
Ilmuan muslim yang membahas tentang digrafiskan dalam kurva berikut ini:
mekanisme pasar masing-masing: Abu Yusuf
(731-798 M) dalam kitabnya Al-Kharaj, Al-
Ghazali (1058-1111 M) dalam kitabnya Ihya
‘Ulumuddin,
Ibnu Taymiyah (1263-1328 M) dalam
kitabnya Majmu’ Fatawa Syakh Al-Islami dan Hisbah
fi al-Islami, dan Ibnu Khaldun (1332-1404 M)
dalam kitabnya Mukaddimah. 1 Abu Yusuf
merupakan orang pertama yang membicarakan
mekanisme pasar. Ia memperhatikan peningkatan Selanjutnya Abu Yusuf mengatakan:
dan penurunan produksi dalam hubungannya “Tidak ada batasan tertentu tentang murah dan
dengan perubahan harga. mahal yang dapat dipastikan. Hal tersebut ada
Dalam literatur konvensional kontemporer, yang mengaturnya. Prinsipnya tidak bisa
fenomena yang berlaku pada masa Abu Yusuf diketahui. Murah bukan karena melimpahnya
ini dijelaskan dalam teori permintaan. Teori ini makanan, demikian juga mahal tidak disebabkan
menjelaskan hubungan antara harga dengan karena kurangnya bahan makanan. Murah dan
jumlah barang yang diminta, yang diformulasikan merupakan ketentuan Allah”. 3
D=Q=f (P). Formulasi ini menjelaskan Kurang lebih sepuluh abad kemudian muncul
pengaruh harga terhadap jumlah barang yang Adam Smith (1729-1790 M) tokoh ekonomi klasik
diminta negatif. Artinya apabila harga (P) naik dalam bukunya The Wealth of Nations dalam salah
maka jumlah barang yang diminta (Q) turun. satu bab juga membahas mekanisme pasar. Ia
Begitu sebaliknya apabila P turun maka Q naik. mengemukakan kegundahannya tentang hal yang
Secara grafis kurvanya divisualisasikan sebagai sama dengan yang dikemukakan oleh Abu Yusuf
berikut: (731-798).
Smith mengatakan: “Biarkan sajalah
perekonomian berjalan dengan wajar tanpa
campur tangan pemerintah, nanti akan ada suatu
tangan tak kentara (invisible hand) yang akan
membawa perekonomian tersebut kearah
keseimbangan.4
2
Abu Yusuf, Al-Kharaj, (Beirut: Dar al-Ma’rifah, 1979),
1
Adiwarman A. Karim, Ekonomi Mikro Islami, (Jakarta , hal. 48, dikutip Adiwarman.
PT. Raja Grafika, 2007), hal. 5-6. 3
Ibid
30 AT - TARADHI Jurnal Studi Ekonomi, Volume 3, Nomor 1, Juni 2012, hlm. 27- 44

Dalam versi lain Presman menjelaskan:


“The Wealth of Nations mengasumsikan bahwa
orang bertindak sesuai dengan kepentingan
dirinya sendiri. Tetapi dalam buku ini Smith
berpendapat tindakan mementingkan diri dari
individu akan menghasilkan kebaikan publik.
Smith menggambarkan proses ini: ketika tiap-
tiap individu bekerja ia hanya bermaksud untuk
mementingkan diri sendiri…(tetapi)… dengan
dibimbing oleh tangan yang tidak tampak (invis- Sementara itu harga dapat juga diturunkan
ible hand) ia mempromosikan suatu tujuan yang dengan mengurangi permintaan. Gambar
bukan bagian dari kehendaknya. Tujuan yang kurvanya adalah sebagai berikut :
tak diinginkan ini adalah pertumbuhan ekonomi
dan meningkatkan standar hidup bagi bangsa
secara keseluruhan5

2. Keseimbangan permintaan dan penawaran


Al-Ghazali (1058-1111 M) yang hidup 700
tahun setelah adam Smith telah menyajikan
penjabaran tentang timbulnya pasar yang
harganya bergerak sesuai dengan kekuatan Dalam pandangan ekonomi konvensional
permintaan dan penawaran. Menurut Al-Ghazali, yang berangkat dari pikiran dan analisis tokoh
pasar merupakan bagian dari keteraturan alami. ekonomi klasik Adam Smith, kemudian
Ia juga menjelaskan bagaimana terjadinya diteruskan oleh tokoh ekonomi klasik lainnya
pertemuan keseimbangan permintaan dan seperti Thomas Malthus (1766-1834 M), dan
penawaran. Beberapa bagian dari tulisannya David Recardo (1772-1823 M) konsep pemikiran
menunjukan kurva permintaan dan penawaran. tentang terbentuknya pasar ini terus
Kurva penawaran yang naik dari kanan bawah dikembangkan hingga sekarang (kontemporer).
ke kiri atas dinyatakan olehnya jika petani tidak Pasar menurut mereka adalah bersifat inter aktif.
mendapatkan pembeli atas barang hasil Mekanisme pasar adalah penentuan tingkat
pertaniannya, maka petani akan menjual pada harga berdasarkan kekuatan permintaan dan
harga yang lebih murah6. penawaran. Para tokoh ekonomi klasik
Kurva keseimbangan penawaran dan menyatakan, perubahan permintaan terjadi
permintaan yang dimaksudkan dalam tulisan Al- karena dua sebab utama, yaitu perubahan harga
Ghazali tersebut bentuk grafisnya sebagai dan perubahan faktor citiris paribus misalnya
berikut : pendapatan, selera, dan sebagainya (faktor non
harga)7.

Perubahan permintaan
Perubahan harga menyebabkan perubahan
jumlah barang yang diminta, tetapi perubahan
itu hanya terjadi dalam satu kurva yang sama.
Contoh misalnya : Pada harga beras Rp 4.000,00
4
Deliarnov, Perkembangan Pemikiran Ekonomi, (Jakarta, per kg permintaan beras 60.000 ton perbulan.
PT. Raja Grafindo, 1997) hal 28 Jika harga naik menjadi Rp 6.000,00 per kg,
5
Steven Presman, Lima Puluh Pemikir Ekonomi Dunia, permintaan turun menjadi 40.000 ton per bulan.
(Jakarta, PT. Raja Grafindo, 2000), hal 30. Hal
Seandainya harga beras turun lagi menjadi
yang sama dibahas juga oleh Marshall Green dan Edy
Soetrisno dalam bukunya Buku Pintar Teori Ekonomi,
(Jakarta, Intimedia dan Ladang Pustaka,tt.) hal 67 . 7
Prathama Rahardja dan Mandala Manurung, Teori
6
Al-Ghazali, Ihya Ulumuddin, (Beirut: Dar An-Nahdhah, Ekonomi Mikro (Jakarta : Lembaga Penerbit Fakultas
tt) Juz III, hal 27, dikutip Adiwarman Ekonomi Universitas Indonesia, 2002) hal. 23
Perbedaan Paradigma Ekonomi… Ma’ruf Abdullah 31

Rp.2.000,00 per kg, permintaan beras meningkat Misalnya fungsi penawaran mobil adalah :
menjadi 80.000 ton per bulan. Kalau yang QS = - 40 + 5 P
berubah adalah faktor citirus paribus, yaitu Dimana QS = jumlah mobil yang ditawarkan
pendapatan, maka terjadi pergeseran kurva (ribu unit) per tahun
permintaan. Jika pendapatan meningkat kurva P = harga mobil per unit (puluh juta
permintaan bergeser sejajar ke kanan. Jika rupiah per unit)
pendapatan menurun, kurva permintaan + - = menunjukkan pengaruh masing-
bergeser ke kiri. Perubahan dalam satu kurva masing variabel bebas terhadap
dapat digrafiskan sebagai berikut : penawaran barang
Dari persamaan di atas dapat disimpulkan
bila harga mobil per unit hanya Rp. 80 juta atau
kurang, produsen tidak mau menjual mobil.
Setiap satu unit kenaikan harga menyebabkan
penawaran akan mobil meningkat lima unit.
Jika yang berubah adalah faktor non harga
seperti teknologi, maka kurva penawaran
bergeser dari S0 ke S1, seperti nampak tabel kurva
berikut:

Sedangkan perubahan karena citirus paribus


(dalam hal ini faktor pendapatan) dapat
digrafiskan sebagai berikut :

Perubahan Penawaran Konsep Elastisitas


Penawaran adalah jumlah barang yang Al-Ghazali juga menyimak dan memahami
ingin ditawarkan (dijual) pada harga tertentu. konsep elastisitas. Dalam konsep pemikirannya
Faktor-faktor yang menentukan tingkat ia selalu dipandu oleh akhlak (moral) yang
penawaran adalah harga jual barang yang memayungi setiap perilaku bisnis dan ekonomi
bersangkutan dan faktor lain yang sifatnya non sesuai dengan rancang bangun ekonomi Islam.
harga. Seperti halnya pada permintaan, pada Contoh misalnya tentang elastisitas permintaan,
penawaran pun dapat terjadi perubahan dalam ia tidak hanya melihat elastisitas itu dipengaruhi
satu kurva (movement along supply curve) dalam hal oleh faktor-faktor ekonomi seperti permintaan
ini perubahan harga menyebabkan perubahan terhadap suatu barang, harga barang itu sendiri,
jumlah yang ditawarkan. Dan bila yang berubah harga barang lain, dan pendapatan yang bisa
itu adalah faktor non harga (ceteris paribus), maka dipakai dalam analisis ekonomi konvensional,
kurva penawaran bergeser ke kanan atau ke kiri. Al-Ghazali sangat menekankan pertimbangan
Bergeser ke kanan berarti jumlah yang lebih moral (akhlak) sebagaimana dapat dipahami dari
banyak akan ditawarkan pada harga tertentu, kutipan berikut ini:
dan bergeser ke kiri berarti jumlah yang lebih “Karena makanan adalah kebutuhan pokok,
sedikit akan ditawarkan pada harga tertentu. perdagangan makanan harus seminimal
mungkin didorong oleh motivasi mencari
32 AT - TARADHI Jurnal Studi Ekonomi, Volume 3, Nomor 1, Juni 2012, hlm. 27- 44

keuntungan untuk menghindari dari pihak penjual atau mungkin karena


eksploitasi melalui pengenaan harga yang manipulasi pasar. Ibnu Taimiyah membantah
tinggi dan keuntungan yang besar. anggapan ini. Naik turunnya harga selain
Keuntungan semacam ini seyogyanya ditentukan oleh kekuatan permintaan dan
dicari dari barang-barang yang bukan penawaran barang, kenaikan bunga produktif,
merupakan kebutuhan pokok.8 juga bisa karena terjadinya inefesiensi produksi,
Inilah salah satu perbedaan yang prinsipil penurunan jumlah impor barang yang diminta,
(“mengutamakan etika/akhlak/moral”) dalam dan juga oleh tekanan pasar. Besar kecilnya
pola pikir ekonomi Islam dibandingkan dengan kenaikan harga bergantung pada besarnya
ekonomi konvensional yang lebih menekankan perubaan penawaran dan permintaan. Kondisi
pada pola pikir rasional (akal semata). itu dapat divisualisasikan dalam kurva berikut
ini:
Harga Pasar
Thomas Aquinas (1225-1274 M) salah
seorang tokoh aliran scholastik, salah satu aspek
penting yang dibahasnya adalah harga pasar yang
adil (just price). Asal mulanya pandangan ini dari
Aristotelis, diteruskan oleh Albertus Magnus,
mereka memasukkan analisis biaya tenaga kerja
ke dalam pembahasan harga pasar.
Ibnu Taimiyah (1263-1328 M) dalam
bukunya Al-Hisbah membahas masalah harga
Menurut Ibnu Taimiyah, faktor lain yang
pasar ini jauh lebih komprehensif dari
juga mempengaruhi permintaan dan penawaran
pembahasan Thomas Aquinas. Kalau Aquinas
adalah intensitas dan besarnya permintaan,
mengambil dasar pemikirannya pada filosof
kelangkaan dan melimpahnya barang, kondisi
Yunani, sedang Ibnu Taimiyah mengambil dasar
kepercayaan serta diskonto dari pembayaran
pemikirannya pada beberapa hadis Nabi SAW9
tunai. Perubahan terhadap permintaan dan
yang terdapat dalam literatur fiqih Islam. Meski
penawaran tersebut bergantung pada jumlah
demikian terdapat banyak kemiripan dengan
penawaran, jumlah orang yang menginginkannya,
konsep harga pasar Aquinas. Keduanya sepakat
kuat-lemahnya dan besar kecilnya kebutuhan
harga pasar haruslah terjadi dalam pasar yang
terhadap barang tersebut. Dengan demikian
kompetitive dan tidak boleh ada penipuan.
Ibnu Taimiyah telah mengasosiasikan harga
Perbedaan prinsipil dari kedua tokoh ini,
tinggi dengan intensitas kebutuhan. Bila
Aquinas (ekonomi klasik) dan Ibnu Taimiyah
kebutuhan kuat dan besar, maka harga akan
(ekonomi Islam) terletak dalam hal penetapan
naik. Demikian sebaliknya. 10 Untuk lebih
harga pasar. Aquinas hanya mempertimbangkan
jelasnya dapat dilihat pada kurva berikut ini:
nilai subyektif dari sebuah objek dari sisi penjual
saja, sementara Ibnu Taimiyah juga
mempertimbangkan nilai subyektif obyek dari
sisi pembeli sehingga menjadikan analisisnya
lebih komprehensif dari Aquinas.
Masih terkait dengan harga pasar Ibnu
Taimiyah juga membahas konsep-konsep
keuntungan yang adil, upah yang adil dan
kompensasi yang adil.
Masyarakat pada masa Ibnu Taimiyah
beranggapan kenaikan harga merupakan akibat Uang
ketidakadilan dan tindakan melanggar hukum Menurut Al-Ghazali, uang diibaratkan
8
cermin yang tidak mempunyai warna, tetapi
Al-Ghazali, op.cit., h. 110, dikutip Adimarwan.
9
Adiwarman A. Karim, loc cit., hal. 143. 10
Adiwarman A. Karim, Loc.cit., hal. 145-146.
Perbedaan Paradigma Ekonomi… Ma’ruf Abdullah 33

dapat merefleksikan semua warna. 11 Uang lebih besar yakni senilai US $ 1,25 triliun. Apa
diciptakan untuk melancarkan pertukaran dan yang terjadi setelah itu? Sektor finansial
menetapkan nilai yang wajar dari pertukaran membesar secara semu celakanya mereka rugi
tersebut. Uang tidak mempunyai harga, tetapi sehingga memaksa Federal Reserve Amerika
merefleksikan semua harga. Dalam istilah Serikat memberikan bantuan (bail out) dengan
ekonomi klasik (konvensional), uang tidak alasan mencegah efek domino bangkrutnya
mempunyai kegunaan langsung (direct utility func- perusahaan scuritas tersebut dan perusahaan
tion). scuritas lainnya.13
Dalam teori ekonomi neo klasik (neo lib- Kurva kondisi yang terjadi ini dapat
eral) kegunaan uang timbul dari daya belinya, digrafiskan sebagai berikut:
jadi uang memberikan uang, memberikan
kegunaan tidak langsung (indirect utility function).
Ada satu hal yang sangat penting dan menarik
perhatian para ekonomi muslim tentang uang
ini. Menurut Al-Ghazali: “perdagangan dinar
dengan dinar ibarat memenjarakan uang,
sehingga uang tidak dapat menjalankan
fungsinya. Makin banyak yang diperdagangkan
, makin sedikit yang dapat berfungsi sebagai alat
tukar”.12
Dua ratus tahun sesudah Al-Ghazali, Di
Dalam siklus usaha yang ekspansif, ketika
Tunisia telah hadir seorang tokoh ulama
permintaan (membeli obligasi meningkat), maka
sekaligus juga ekonom yaitu Abdurrahman Ibnu
kurva permintaan meningkat dari Bd1 ke Bd2,
Khaldun (Abu Yazid). Dalam bukunya
kurva penawaran bergeser dari BS1 ke BS2 lebih
Mukaddimah, Ibn Khaldun menjelaskan kekayaan
besar dari pergeseran kurva permintaan, maka
suatu negara tidak ditentukan oleh banyaknya
harga keseimbangan menurun dari P1 ke P2 dan
uang di negara tersebut, tetapi ditentukan oleh
suku bunga keseimbangan meningkat maka
tingkat produksi negara tersebut dan neraca
perusahaan akan kesulitan membayar bunga.
pembayaran yang positif. Bisa saja suatu negara
Kondisi seperti ini bila tidak cepat diatasi dapat
menciptakan uang sebanyak-banyaknya (cartal
memicu inflasi.
maupun giral), tetapi apabila hal itu bukan
Delapan tahun kemudian (2008) peristiwa
merupakan refleksi pesatnya pertumbuhan
yang sama terjadi lagi pada perusahaan scuritas
sektor produksi, maka uang yang melimpah itu
yang menanamkan modalnya di usaha property
tidak ada nilainya.
di negara yang sama yang nyaris berimbas ke
Di zaman modern sekarang ini apa yang
negara-negara lain termasuk Indonesia. Dengan
dianalisis oleh Al-Ghazali dan Ibnu Khaldun
dua kali kejadian itu cukup memberikan bukti
ternyata terjadi dan itu justru dimotori oleh
tentang keunggulan ekonomi Islam, karena
tokoh ekonomi neo klasik (neo liberal) Prof.
sampai saat ini di negara-negara Islam yg
Robert Merton dan Prof. Myron Scholas, kedua
konsekuen menerapkan sistem ekonomi Islam
peraih nobel ekonomi 1997 yang berkutat
(yang tidak membolehkan uang dijadikan
mencari keuntungan dengan menukar uang di
sebagai komoditi) tidak pernah mengalami
bursa efek. Hal itu terjadi pada bulan Septem-
resesi.
ber 2000 pada sebuah perusahaan scuritas Long
Term Capital Management dengan modal US $ 2,2
Intervensi Pasar
miliar, dapat dengan mudah meminjam uang
Dalam sistem ekonomi Islam cara
dari berbagai sumber untuk dibelikan surat
pengendalian harga ditentukan oleh penyebabnya.
berharga senilai US $ 40 miliar. Surat berharga
Apabila penyebabnya adalah perubahan
itu dijadikan jaminan untuk transaksi yang jauh
pada genuine demand dan genuine supply, maka
11
Al-Ghazali, op.cit., hal 91-92, dikutip Adiwarman 13
Adiwarman A. Karim, Ekonomi Islam Suatu Kajian
12
Ibid., h. 192. Dikutip oleh Adiwarman Kontemporer, (Jakarta: Gema Insani, 2000), hal. 55-56.
34 AT - TARADHI Jurnal Studi Ekonomi, Volume 3, Nomor 1, Juni 2012, hlm. 27- 44

mekanisme pengendaliannya dilakukan melalui jumlah gandum yang dibeli bergeser ke Q2 (P0 =
market intervention. Sedangkan bila penyebabnya P2).
adalah distorsi terhadap genuine demand dan genu- Dalam ekonomi konvensional, baik klasik
ine supply, maka mekanisme pengendalian maupun neo klasik kondisi seperti ini lebih
dilakukan melalui penghilangan distorsi sering dibiarkan saja karena mereka yakin
termasuk penentuan price intervention untuk dengan pendapat Adam Smith dan ekonom-
mengembalikan harga-harga pada kondisi ekonom pengikutnya bahwa pasar akan
sebelum distorsi.14 menemukan harga keseimbangannya sendiri.
Intervensi pasar ini pernah dilakukan di
zaman Rasulullah dan khulafaurrasyidin. Ketika Distorsi Pasar
itu harga gandum di Madinah naik, pemerintah Dalam kondisi ideal, pertemuan antara
melakukan impor gandum dari Mesir. Kaum permintaan dan penawaran terjadi atas dasar rela
muslimin pernah menjadi korban distorsi harga sama rela, tidak ada pihak yang merasa terpaksa
ketika kaum Quraisy melakukan blokade atau tertipu atau adanya kekeliruan obyek
ekonomi terhadap ekonomi umat Islam. transaksi barang tertentu (Q) pada tingkat harga
Blokade itu berlangsung cukup lama (3 tahun). tertentu (P). Hal tersebut dalam kenyataannya
Kaum muslimin juga pernah mengalami tidak selalu terjadi, karena seringkali ada
harga-harga naik di Madinah yang disebabkan gangguan pada mekanisme pasar yang ideal itu.
oleh faktor genuine untuk itu khalifah Umar Ibn Gangguan inilah yang disebut dengan distorsi
Khattab ra melakukan market intervention dengan pasar (market distortion).
mengimpor gandum dari Mesir. Dengan Dalam ekonomi Islam, distorsi pasar ini
masuknya gandum impor itu ke pasar Madinah, diidentifikasi sebagai berikut:15
maka harga turun kembali. Kurva perubahan a.Rekayasa penawaran dan rekayasa
harga gandum tersebut dapat digrafiskan sebagai permintaaan
berikut: b.Tadlis (penipuan)
c.Taghrir ( gharar = uncertainity, kerancuan)
Dalam definisi fiqih Islam, rekayasa
penawaran ini dikenal dengan istilah ihtikar
sedangkan rekayasa permintaan dengan istilah
bai’ najasy. Sedangkan tadlis (penipuan) dapat
terjadi dalam bentuk jumlah barang, mutu
barang, harga barang dengan waktu penyerahan
barang yang tidak sesuai. Kemudian taghrir pada
dasarnya sama dengan tadlis menyangkut jumlah
barang, kualitas barang, harga barang dan
penyerahan barang yang tidak ada kepastian
(uncertainity).

Sebelum terjadi kelangkaan gandum, kurva a. Rekayasa penawaran dengan Bai’ Najasy
penawaran gandum = S0 dengan tingkat harga Dalam ekonomi Islam transaksi yang
keseimbangan pada titik P1 dan jumlah gandum berdasarkan pada bai’ najasy tidak dibenarkan
yang dibeli pada Q0. Ketika terjadi kelangkaan (diharamkan) karena si penjual menyuruh orang
penawaran gandum pada S1, harga keseimbangan lain (berkolusi) memuji barangnya atau
pada P2 dan jumlah gandum yang dibeli pada Q1 menawar dengan harga yang tinggi agar orang
setelah gamdum impor masuk ke pasar, posisi lain (calon pembeli yang lain) tertarik, sedang si
penawaran bergeser dari S1 ke S2 (S0 = S2), titik penawar yang berani menawar dengan harga
keseimbangan harga bergeser ke P2 (P0 = P2) dan yang tinggi tidak bermaksud untuk benar-benar
membeli. Dan bisa pula dengan pura-pura
14
Ibnu Taimiyah, Al-Misbah, (Cairo: Darul Sya’b,1976), membeli supaya calon pembeli yang
15
hal. 24 dan 3h, dikutip Adiwarman. Adiwarman A.Karim, loc.cit, hal. 181.
Perbedaan Paradigma Ekonomi… Ma’ruf Abdullah 35

sesungguhnya percaya atau bisa pula dengan c. Rekayasa Penawaran Dengan Tallaqi
membuat isue akan ada kelangkaan barang. Rukban
Rekayasa ini dilakukan oleh pedagang kota
yang memiliki informasi yang lebih lengkap
dengan cara membeli barang dari petani (orang
desa yang tidak mempunyai informasi yang
lengkap) sebelum petani (orang desa) itu sampai
ke pasar (kota) untuk mendapatkan harga yang
lebih murah dari harga pasar yang sesungguhnya.
Kondisi ini dapat digambarkan dalam kurva
berikut ini:

b. Rekayasa penawaran dengan ihtikar


Dalam ekonomi Islam ihtikar adalah
mengambil keuntungan di atas keuntungan nor-
mal dengan cara menjual lebih sedikit barang
untuk harga yang lebih tinggi (monopoly’s rent-seek-
ing). Dalam ekonomi Islam monopoli tidak
dilarang, yang dilarang itu monopoly’s rent-seeking.
Prilaku ihtikar itu dilakukan dengan
memproduksi lebih sedikit dari kemampuan
produksinya dengan maksud mendapatkan
keuntungan yang lebih besar, inilah yang disebut
Dengan adanya praktek tallaqi rukban ini
monopoly’s rent-seeking. Misalnya kemampuan
menyebabkan jumlah barang yang ditawarkan
memproduksi adalah Q 1 dalam posisi pasar
akan menurun dari Qx menjadi Qxtr . Akibatnya
monopoli. Dalam posisi monopoli ini ada
harga akan naik melebihi harga pasar yang nor-
kesempatan untuk mengambil keuntungan yang
mal dari Px menjadi Pxtr . Transaksi ini dalam
maksimal seperti terlihat dalam kurva berikut
ekonomi Islam dilarang karena melakukan entry
ini:
barrier (mencegah masuknya barang ke kota/
pasar) dan mencegah penjual dari luar kota
mengetahui harga sesungguhnya di pasar/kota,
dan mencegah terjadinya pembelian tunggal
barang, terutama kebutuhan pokok kepada satu
pihak saja.
Lebih jauh lagi perlu dipahami pelarangan
bai’najasy, ihtikar , dan tallaqi rukban ini adalah
karena bertentangan dengan akhlak (moral)
yang menjadi payung dalam segala aktivitas
ekonomi dan bisnis islami. Dalam teori ekonomi
konvensional, hal ini tidak pernah dibicarakan
Tentu saja di sini keuntungannya lebih
kecuali dalam prakteknya ada kesadaran dari
sedikit, yaitu sebesar kotak ABCD. Selisih
pelakunya.
keuntungan sebesar Pm XYZ dengan ABCD
inilah yang disebut monopoly’s rent seeking, yang
Tadlis
menurut ekonomi Islam diharamkan
Tadlis terjadi apabila salah satu pihak
sebagaimana disebutkan dalam hadis Nabi:
(penjual atau pembeli) tidak memiliki informasi
“Tidaklah orang yang melakukan ihtikar itu
yang sama tentang barang yang diperjualbelikan.
kecuali ia berdosa”. (HR. Muslim, Ahmad dan
Apabila salah satu pihak tidak mempunyai
Abu Daud).
informasi yang sama dikhawatirkan ada yang
dirugikan, terjadi kecurangan, atau penipuan.
36 AT - TARADHI Jurnal Studi Ekonomi, Volume 3, Nomor 1, Juni 2012, hlm. 27- 44

Dalam ekonomi Islam, tadlis ini dilarang (ketidakpastian) atau resiko. Dalam konteks ini
karena telah terjadi ketidaksamaan informasi Allah SWT dalam Al-Qur’an pada surah
antara kedua belah pihak, maka unsur rela sama Luqman : 30 mengingatkan: “Sesungguhnya Allah,
rela (an taraadin minkum) telah dilanggar. hanya pada sisi-Nya saja pengetahuan tentang hari kiamat,
Untuk menghindari terjadinya tadlis dan Dialah yang menurunkan hujan, dan yang mengetahui
(kecurangan = penipuan) ini maka seorang apa yang ada dalam rahim. Dan tidak seorangpun dapat
pelaku bisnis (pedagang) misalnya harus mengetahui (dengan pasti) yang diusahakannya besok.”.
mengukur atau menimbang barang dengan Contoh taghrir (gharar) dalam hal harga
ukuran yang benar sesuai standar yang berlaku misalnya seorang penjual menawarkan
dan dilakukan sepengetahuan (di hadapan) barangnya dengan harga Rp.10.000,00 bila
pembeli. Dalam Al-Qur’an (Surah Al-An’am dibayar tunai atau Rp.50.000,00 bila dibayar
:152) Allah SWT menggariskan :”Dan dengan kredit selama 5 bulan, kemudian si
sempurnakanlah takaran dan timbangan dengan adil”. pembeli menjawab setuju. Di sini terjadi
Tadlis yang dilakukan seorang penjual ketidakpastian yaitu dalam satu akad ada dua
terhadap pembeli ini sebenarnya tidak hanya harga dengan tidak jelas yang mana yang
merugikan pembeli, tetapi juga merugikan berlaku Rp.10.000,00 atau Rp.50.000,00. Setelah
penjual sendiri dalam bentuk penurunan utility berjalan 3 bulan pembeli dapat melunasi.
(kepuasan), karena pada hakekatnya apabila Pertanyaannya berapa harga yang berlaku? Jadi
sesuatu dilakukan tidak sesuai hati nuraninya di sini terjadi ketidakpastian dalam harga barang
akan menegur, sehingga ketenangan batinnya karena si penjual dan si pembeli tidak
juga terganggu. Hal seperti ini tidak begitu menyepakati satu harga dalam satu akad. Untuk
diperhatikan dalam ekonomi konvensional, lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel skenario
kecuali kalau sudah ada laporan kecurangan oleh berikut ini:
yang merasa dirugikan. Bagaimana bentuk
visualisasi tadlis yang berhubungan dengan
takaran/ukuran/jumlah ini dapat dilihat pada
kurva berikut ini:

Riba
Riba merupakan permasalahan yang pelik
dan kontroversial dalam ekonomi Islam. Riba
berasal dari kata dalam bahasa Arab yang berarti
tambahan, bertambah, tumbuh, menjadi besar,
tambahan yang dimasukkan, tambahan atas
b. Taghrir (gharar) modal, tambahan atas pinjaman pokok.17
Taghrir (gharar) berarti akibat, resiko atau Secara terminologis definisi riba terdapat
ketidakpastian. Menurut Ibnu Taimiyah, gharar banyak versi, salah satunya definisi yang
terjadi bila seseorang tidak tahu apa-apa yang dikemukakan oleh Al-Jurjani dalam At-Ta’rifat,
tersimpan bagi dirinya pada akhir suatu kegiatan yaitu suatu penambahan yang diperoleh tanpa
jual-beli.16 Taghrir (gharar) dan tadlis terjadi karena melalui proses transaksi yang disyaratkan bagi
adanya incomplete information. Bedanya, pada tadlis salah satu pihak yang mengolah transaksi
incomplete information ada salah stau pihak (penjual tersebut. Dengan kata lain riba adalah tambahan
atau pembeli), sedangkan taghrir (gharar) incomplete atas modal pokok yang diperoleh dengan cara
information ada pada kedua belah pihak, penjual yang batil.
dan pembeli. Ketentuan hukum tentang riba sangat jelas
Dalam ilmu ekonomi konvensional taghrir di dalam Al-Qur’an yaitu pada surah Al-Baqarah
(gharar) ini lebih dikenal dengan uncertainity ayat 275, 278, 279, Ar-Ruum ayat 39, An-Nisa
17
Ahmad Dimyati, Teori Keuangan Islam, (Yogyakarta:
16
Adiwarman A. Karim, loc.cit., hal. 199 UII Press, 2008), hal. 72
Perbedaan Paradigma Ekonomi… Ma’ruf Abdullah 37

ayat 160-161, dan Ali Imran ayat 130.18 Begitu habis untuk dikonsumsi dan comudatum adalah
pula di dalam hadis Nabi Muhammad SAW pinjaman yang tiada akan habis dikonsumsi
seperti: “Rasulullah telah melaknat pemakan riba, seperti meminjam untuk beli rumah, beli kuda
wakilnya, pencatatnya serta saksi-saksinya. Dan beliau (sarana transportasi pada waktu dulu) atau dalam
berkata :”mereka semua sama”.(HR.Muslim)19 istilah ekonomi sekarang pinjaman konsumtif
Di kalangan Islam sendiri pasca era post dan pinjaman produktif. Mereka beranggapan
colonial masalah riba ini masih berbeda tidak dibolehkan bunga pinjaman untuk
pendapat, meskipun diakui sebelum itu semua konsumsi, sedangkan bunga pinjaman untuk
madzhab fiqh yang ada telah mencatat produktif itu diperbolehkan.
konsensus, bahwa riba yang diharamkan dalam Argumen-argumen yang membedakan
Al-Qur’an itu meliputi semua bentuk dan antara riba dengan bunga tersebut ditolak oleh
variannya, setelah era post colonial yang pemikir dan pembaharu Islam yang mempunyai
melanda negara-negara muslim di seluruh pendapat sebaliknya:
penjuru dunia serta dominasi pasar finansial • Umar Chapra menolak argumen yang
internasional oleh sistem ekonomi konvensional membedakan istilah interest (bunga lunak)
yang berbasis bunga, dari sinilah muncul sebagai riba yang tidak dilarang dan usury
kontroversi dalam hal penentuan substansi riba (bunga tinggi) adalah bunga yang dilarang
dan aplikasinya dalam kegiatan ekonomi.20 dalam Al-Qur’an. Persoalan ini meninggalkan
Perdebatan terjadi pada masalah riba yang problem konseptual yang cukup serius, karena
bagaimana yang dilarang dalam Al-Qur’an. kedua-duanya ditentukan oleh kekuatan pasar
Apakah bunga (interest usury) tergolong riba (supply and demand).
ataukah bukan. Secara garis besar, pendapat • Abdul Mannan juga menolak penggolongan
yang berkembang menjadi dua, ya dan tidak. pinjaman konsumtif dan produktif.
Bagi yang berpendapat substansi riba telah Penggolongan tersebut hanya berdasarkan
mencakup bunga mengemukakan argumen pada tingkatan kuantitas (jumlah) saja, tetapi
bunga yang diberikan oleh instansi keuangan tetap menimbulkan ekses yang sama. Jika
masa sekarang (seperti bank) berbeda dengan pinjaman konsumtif diharamkan dengan
riba yang dipraktekkan pada masa jahiliyah alasan membahayakan (membebani)
dengan interpretasi: konsumen, maka pinjaman produktif juga
“Riba dalam Al-Qur’an adalah riba dalam pada akhirnya oleh produsen dialihkan kepada
bentuk bunga yang berlipat ganda ‘ad’afan konsumen melalui harga barang yang jadi
muda’afah’ dan ‘la tuzlimun wa la tuzlamun’, mahal.22 Selain itu juga hingga turunnya ayat-
sedangkan bunga dengan tingkat yang rendah ayat pelarangan riba masyarakat Arab pada
(interest) tidak dilarang. Para pendukung pendapat waktu itu belum mengenal dikotomi
ini antara lain Abdullah Yusuf Ali dan konsumtif dan produktif.23
Muhammad Asad dari Pakistan, mereka
Dalam sistem ekonomi konvensional
merujuk pada pendapat ulama klasik seperti
masalah riba ini juga dulu menjadi masalah pelik
Ibnu Jarir At-Tabari (wafat 310 H), Ar-Razi
dan kontroversial. Tiga ratus lima puluh tahun
(wafat 606 H) dan Baidlawi (wafat 685 H)”.
sebelum masehi Aristoteles (384-322 SM) telah
Pada masyarakat Arab Jahiliyah dan
membicarakan masalah riba. Aristotelis
masyarakat Barat abad pertengahan terdapat dua
menyatakan:
macam pinjaman dilihat dari sifatnya, mutuum
“Penimbunan kekayaan sangat
dan comodatum.21 Mutum adalah pinjaman yang
dipermudah dengan adanya uang. Uang
yang semula berfungsi sebagai alat tukar
18
Ibid., hal. 72 dan mengukur nilai menurut sifatnya
19
Ibid., hal. 73 tidak dapat menghasilkan uang lagi. Uang
20
M. Umar Chapra, Masa Depan Ilmu Ekonomi, Sebuah tak dapat beranak uang. Uang yang
Perspektif Islam, (Jakarta: Gema Insani Pers, 2001), hal
222.
22
21
M.Abdul Mannan, Teori dan Praktek Ekonomi Islam, Ibid., hal. 120.
23
(Yogyakarta: Dana Bakti Wakaf, 1997), hal. 119. Ibid., hal. 121.
38 AT - TARADHI Jurnal Studi Ekonomi, Volume 3, Nomor 1, Juni 2012, hlm. 27- 44

diterima kreditur dari uang yang


dipinjamkannya bukanlah disebabkan
oleh nilai ekonomi. Jadi uang tidak dapat
menjadi sumber kehidupan (fond vitae)
dalam arti uang tidak dapat menghasilkan
uang”.24
Ajaran Aristotelis tentang riba ini telah
berlaku selama berabad-abad, terlebih setelah
mendapat legitimasi dari gereja. Pada tahun 789
M hukum adat di sebagian kawasan Eropa secara
resmi memasukkan tindakan membungakan
uang sebagai kejahatan. Hukum adat itu berlaku
Budget line YY1 menunjukkan keadaan
sampai tahun 1590-an,25 sebelum akhirnya pada
dimana :
tahun 1593 M mulai terjadi pelanggaran yang
1. Orang mau memakan riba yang berarti
dilakukan oleh para pemilik modal, tuan tanah
tambahan pendapatan positif. Secara
dan bahkan raja. Pelanggaran paling fatal
matematis ditulis Yt = Yt + riba, dimana riba
dilakukan oleh kepala gereja, Pope Pious IX
> 0, sehingga Yt + 1 > Yt
(1792-1878 M) pada tahun 1860. Pada akhir abad
pertengahan seiring masa renaisance gerakan 2. Orang tidak mengeluarkan zakat atas
menentang larangan bunga semakin deras. hartanya, dalam hal ini zakat atas kenaikan
Derasnya penentangan terhadap riba ini hartanya akibat riba.
tidak terlepas dari sikap gereja ortodok yang Titik optimal terjadi pada persinggungan
mulai melemah dan orang mulai berkompromi budget line dengan indifference curva, yaitu pada titik
dengan riba. Bacon, seorang tokoh saat itu R1, dimana tingkat konsumsi dan infaknya
menulis dalam buku Discourse on Usury, karena adalah sebesar FS 1 . Keadaan tersebut
kebutuhannya manusia harus meminjam uang dibandingkan dengan kalau tidak ada riba maka
dan pada dasarnya manusia enggan hatinya menghasilkan tingkat FS 1 yang lebih kecil
untuk meminjamkan uang, kecuali dia akan daripada FS (FS1 < FS). Jadi dengan mengambil
menerima suatu manfaat dari pinjaman itu, riba ternyata terjadi penurunan spending
maka bunga harus diperbolehkan.26 Bahkan (pengeluaran). Dari dua komponen final spending
setelah revolusi Prancis negara tersebut (pengeluaran akhir), yaitu konsumsi (C) dan
menghapus larangan tersebut dalam konvensi infak, maka yang paling mungkin turun adalah
nasionalnya.27 komponen infak. Hal ini disebabkan karena
Untuk lebih memahami bagaimana posisi kecenderungan orang untuk mempertahankan
riba dalam kehidupan manusia (khususnya yang konsumsi, sehingga konsumsi cenderung fixed
beragama Islam) dapat kita lihat pada untuk tingkat pendapatan tertentu. Sebaliknya
“hubungan terbalik antara riba dengan infak” komponen infak cenderung variable untuk
seperti terlihat dalam kurva berikut ini: tingkat pendapatan tertentu. Dengan demikian
kita mendapatkan hubungan terbalik antara riba
dengan infak.
Infak = f (riba)
Semakin besar riba, semakin kecil infak.
Semakin kecil riba, semakin besar infak. 28
Sebaliknya apabila riba dihapuskan dari
perekonomian, maka infak akan tambah subur
24
Komaruddin, Ensiklopedi Manajemen, (Jakarta: Bumi sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an : “Al-
Aksara, 1994), hal. 894. lah menghapuskan riba dan menyuburkan sedekah”. (QS.
25
Sayyad Mahmoed Tahgani, dikutip oleh Ahmad Al-Baqarah, 276).
Dimyati, op.cit., hal. 74.
26
Adimarwan A.Karim, op.cit., hal. 72
27
Ahmad Dimyati, op.cit., hal. 74. 28
Adimarwan A.Karim, loc.cit., hal. 93.
Perbedaan Paradigma Ekonomi… Ma’ruf Abdullah 39

Keadilan Distribusi penjumlahan utility (kepuasan) semua pihak, yang


Dalam sistem ekonomi konvensional para secara matematis dapat diformulasikan sebagai
pakarnya berbeda pendapat tentang keadilan berikut:
distribusi. Setidaknya ada empat konsep i
keadilan distribusi yang berkembang: W (u . 1 ... uN ) = ∑U i
Konsep Egalitarian: Setiap orang dalam n=i
kelompok masyarakat menerima barang
sejumlah yang sama. Konsep Revolution: Dimana : w = welfare (kesejahteraan)
Memaksimalkan utility orang paling miskin. i = jumlah individu
Konsep Utilitarian : memaksimalkan konsep u = utility individu
utility dari setiap orang dalam kelompok Semakin banyak individu yang
masyarakat. Konsep market oriented: hasil memberikan kontribusi zakat, infak, dan
pertukaran melalui mekanisme pasar adalah sedekah maka akan semakin mensejahterakan
yang paling adil. masyarakat (kesejahteraan sosial semakin baik/
Sedangkan dalam konsep ekonomi Islam meningkat), sebagaimana terlihat pada kurva
adil itu adalah “tidak menzalimi dan tidak berikut ini:
dizalimi”.29 Adil dalam pandangan Islam bukan
pula sama rasa sama rata, karena sama rasa sama
rata tidak memberikan insentif kepada mereka
yang bekerja keras. Adil dalam ekonomi Islam
itu proporsional.
Kemudian menurut M. Syafi’i Antonio
Konsep Distribusi Islam pada dasarnya Islam
memiliki dua sistem distribusi utama, yakni
distribusi secara komersial dan mengikuti
mekanisme pasar serta sistem distribusi yang
bertumpu pada aspek keadilan sosial
masyarakat.
Dengan demikian kesejahteraan sosial
Sistem distribusi pertama bersifat komersial
dalam ekonomi Islam dibangun langsung
berlangsung melalui proses ekonomi, dan sistem
melalui kesadaran individu sebagai anggota
distribusi kedua berdemensi sosial, yaitu Islam
masyarakat melalui pembayaran zakat, infak,
menciptakannya untuk memastikan
dan sedekah. Berbeda dengan sistem ekonomi
keseimbangan pendapatan di masyarakat,
konvensional kesejahteraan sosial dibangun
mengingat tidak semua orang mampu terlibat
dengan kebijakan pemerintah melalui
dalam proses ekonomi seperti yatim piatu, or-
pembayaran pajak dari rakyat.
ang jompo dan cacat tubuh. Islam memastikan
distribusi bagi mereka dalam bentuk zakat, infak
Realita yang Terjadi
dan sedekah, sebagai perwujudan ketentuan
Sistem ekonomi konvensional (kapitalis)
Allah yang disebutkan dalam Al-Qur’an Surah
yang sudah berjalan sejak abad ke-18, dimulai di
Adz-Dzariyat :19 “…dalam kekayaan seseorang
Inggris kemudian menyebar ke Eropa dan
terdapat hak bagi orang miskin” Dari sinilah konsep
Amerika Utara, dan kesemua penjuru dunia
kesejahteraan sosial (menurut sistem ekonomi
termasuk Indonesia, hingga kini sudah mencapai
Islam) dibangun. 30
3 abad. Dalam perjalanan waktu yang panjang
Mewujudkan kesejahteraan sosial itu
tersebut sistem ekonomi konvensional ini
merupakan upaya memuaskan semua pihak
mendapat koreksi/kritik baik dari dalam maupun
dalam pemanfaatan sumber daya, dengan kata
dari luar sistem ekonomi konvensional itu sendiri.
lain kesejahteraan sosial itu merupakan
Karena dalam realitanya semakin jauh dari apa
29
yang telah disebutkan dalam teorinya. Dengan
Ibid., hal. 221.
30
kata lain sistem ekonomi konvensional ini
Euis Amelia, 2009, Keadilan Distributif Dalam Ekonomi
Islam, (Jakarta: PT. Raja Grafindo), hal. 119.
terindikasi mengalami kegagalan.
40 AT - TARADHI Jurnal Studi Ekonomi, Volume 3, Nomor 1, Juni 2012, hlm. 27- 44

Mereka yang mengkritik itu baik dari data-data yang disajikan oleh Muhammad Yunus
kalangan dalam sendiri maupun dari ekonomi pendiri Grameen Bank (Bank orang miskin di
Islam, antara lain: Joseph Schumputer, Daniel Bangladesh tahun 2005), pemenang hadiah Nobel
Bell, Irving Kristol, Gunnar Myrdel (pemenang Perdamaian di bidang ekonomi tahun 2006;
hadiah Nobel), Paul Omered, dan terakhir yang “94% pendapatan dunia diraup oleh 40%
bersuara keras Joseph Stiglitz (pemenang hadiah manusia, sedangkan 60% lainnya mesti hidup
Nobel), Umar Ibrahim, Mahbubul Haq, hanya dengan 6% pendapatan dunia. Separo
Amartya Sen, dan dari Indonesia Mubiyanto, penduduk dunia hidup hanya dengan 2 $ sehari
Sri Edy Swasono, Sukadji Ranuwihardjo, bahkan kurang dari itu, sedangkan hampir satu
Roekmono Markom.31 milyar orang hidup dengan kurang dari satu $
Indikasi kegagalan sistem ekonomi sehari” 33
konvensional ini terlihat pada hal-hal berikut : Kegagalan teori ekonomi konvensional ini
a. Ekonomi konvensional (kapitalis) yang di Indonesia, sebenarnya sudah nampak pada
berdasarkan sistem ribawi ini ternyata semakin masa pemerintahan Orde Baru. Di mana selama
menciptakan ketimpangan pendapatan dan lebih dari tiga dekade (30 tahun lebih) ekonomi
ketidakadilan ekonomi. Data ketimpangan dan Indoensia dikuasai oleh perusahaan-perusahaan
ketidakadilan ekonomi ini dapat dilihat dari konglomerasi yang hampir seluruhnya
laporan World Bank tahun 2004, dimana pada merupakan kroni penguasa pada waktu itu.
tahun 1965 20% orang terkaya menguasai 69,5% Sedemikian besarnya pengaruh mereka hingga
pendapatan dunia dan pada tahun 1970 200 konglomerat terbesar pada tahun 1995
meningkat menjadi 70%. Pada tahun 1980 diperkirakan telah menguasai 58% PDB Indo-
ketimpangan semakin tajam, yaitu 20% orang nesia, sisanya 24% PDB dikuasai oleh usaha-
terkaya mendominasi 75,4% pendapatan dunia. usaha lain dan sekitar 8% oleh usaha-usaha
Dan pada tahun 1990 ketimpangan tersebut ekonomi rakyat.34
semakin tajam lagi yaitu menjadi 83,40%. Data Pemerintah Orde Baru pada waktu itu
lengkap ketimpangan tersebut dapat dilihat pada memilih pandangan kaum neoklasik (neo lib-
tabel berikut ini : eral). Pandangan ini berpendapat bahwa
peningkatan kesejahteraan penduduk termasuk
di dalamnya pemenuhan hak atas pekerjaan akan
dapat tercapai dengan jalan tidak langsung, yaitu
melalui penerapan strategi pertumbuhan
ekonomi yang bercorak “kapitalis”, yang dalam
pelaksanaannya harus didukung oleh adanya
stabilitas politik yang mantap, peran sektor
swasta, dan adanya kontrol buruh baik dalam
hal upah maupun kebebasan untuk berserikat.
Para ekonom neoklasik (neoliberal),
berkeyakinan apabila persyaratan-persyaratan
Sejak runtuhnya Uni Soviet pada tahun 1991 tersebut terpenuhi, maka proses pembangunan
yang berarti pula penantang sistem ekonomi akan berjalan lancar tanpa adanya gangguan
kapitalis (konvensional) yang diperhitungkan yang berarti, sehingga tujuan menghasilkan
sudah tidak ada lagi, maka sistem ekonomi pertumbuhan ekonomi yang tinggi dapat
konvensional ini semakin bebas (tidak ada tercapai. Dari hasil pertumbuhan ekonomi yang
hambatan lagi) dalam beroperasi, dan ujungnya tinggi itulah diyakini akan tercipta peluang kerja
adalah yang kaya semakin kaya, dan yang miskin
semakin miskin. Hal tersebut ditunjukkan oleh 33
Muhammad Yunus, 2008, Menciptakan Dunia Tanpa
31
Zainuddin Ali, 2008, Hukum Ekonomi Syari’ah, ( Jakarta, Kemiskinan (alih bahasa oleh Rani R. Moediarta), hal.
Sinar Grafika) hal 19, 20,23. Euis Amalia Loc cit, hal 3, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
96 34
Revrisond Baswir, 2004, Drama Ekonomi Indonesia Belajar
32
Data World Bank 2004, dikutip oleh Zainuddin Ali, dari Kegagalan Orde Baru, hal.4, Kreasi Wacana,
Ibid, hal 24 Yogyakarta.
Perbedaan Paradigma Ekonomi… Ma’ruf Abdullah 41

sebagai akibat adanya mekanisme efek tetesan Kritikan tersebut juga datang dari tokoh-
ke bawah (tricle down effect) atau efek menyebar tokoh ekonomi klasik kontemporer,
(spread effect) dari pusat ke daerah.35 Diantaranya Paul Ormerod dalam bukunya
Teori yang demikian indah itu ternyata “The Death of Economics”. Ia mengatakan saat
tidak terjadi dalam kenyataannya. Ekonomi ini dunia dilanda oleh suatu kecemasan yang
yang dikembangkan oleh rezim Orde Baru maha dahsyat dengan kurang dapat
ternyata menghasilkan ekonomi yang dikuasai beroperasinya sistem ekonomi yang memiliki
oleh konglomerat, terdistorsi dari tujuan semula, ketahanan untuk menghadapi setiap gejolak
dan usaha-usaha ekonomi rakyat semakin ekonomi dan moneter.36
terpinggirkan. Kondisi perekonomian yang Kritikan yang lebih tajam lagi juga datang
dibangun rezim Orde Baru itu ternyata juga dari tokoh ekonomi klasik kontemporer, Joseph
rapuh, dan hal itu terbukti di penghujung Stiglitz (pemenang hadiah Nobel 1999), Stighlitz
kekuasaan Orde Baru (tepatnya pada dan temannya Bruce Greenwald menulis buku
pertengahan Juli 1997) Indonesia dilanda krisis dengan judul “Toward a New Paradigm In
moneter yang berat dan berlanjut pada krisis Monetary Economics”. Dalam buku tersebut
ekonomi yang berkepanjangan, hingga sampai Stiglitz menawarkan paradigma baru dalam
tahun 2000-an masih terasa. ekonomi moneter. Ia mengatakan perlunya
b. Ekonomi konvensional (kapitalis) telah pendekatan moneter baru yang entah disadari
menciptakan krisis moneter dan ekonomi. atau tidak, merupakan sudut pandang ekonomi
Tercatat dalam sejarah perekonomian krisis Islam di bidang moneter, seperti peranan uang,
tersebut berulang dalam siklus waktu 10 bunga, dan kredit perbankan (kaitan sektor riil
tahunan. Dalam literatur ekonomi krisis dan moneter).37
moneter dan ekonomi tercatat mulai tahun c. Kemiskinan dan Pengangguran
1923, 1930, 1940, 1970, 1980, 1990, 1997, dan Selain data World Bank di atas tadi, data di
bahkan dampak krisis terakhir ini (1997) masih kawasan Asia Timur juga berbicara tentang
terasa sampai tahun 2007 yang lalu. Krisis kemiskinan dan pengangguran. Pada tahun 1990
moneter dan ekonomi terparah tercatat pada menyikapi keadaan ekonomi yang
tahun 1930. Peristiwa ini sangat dirasakan oleh menyedihkan dimana ada 170 juta anak-anak
negara Brazilia penghasil kopi terbesar di dunia, laki-laki dan perempuan putus sekolah pada
krisis ini menyebabkan nilai uang sangat turun, tingkat sekolah menengah. Data di Asia
harga barang termasuk produk pertanian, seperti Tenggara dan Pasifik juga berbicara tentang
kopi di Brazilia nyaris tidak berharga, sehingga kemiskinan karena lebih dari sepertiga anak-
karena kekesalannya petani-petani kopi lebih anak berusia dibawah lima tahun (balita)
memilih membuang kopinya kelaut dari pada mengalami kekurangan nutrisi, begitu pula
menjualnya dengan nilai yang terlalu murah dengan keadaan di Asia Timur hampir satu juta
meski hitungan/jumlah uangnya banyak. Krisis anak-anak mati sebelum berumur lima tahun.
moneter di zaman modern sekarang ini lebih Keadaan seperti itu juga terjadi di negara-negara
banyak dipicu oleh perniagaan di pasar bursa industri. Pada saat ini lebih dari 100 juta orang
(scuritas) dimana uang dijadikan komoditi. hidup di bawah garis kemiskinan, dan lebih dari
Perniagaan yang mengharapkan keuntungan lima juta orang menjadi tunawisma.38
yang tidak pasti (tidak riil) dengan menjual Data tersebut menunjukkan ketidakmampuan
saham dan sejenisnya di pasar bursa (scuritas) sistem ekonomi konvensional secara konstan
dengan memenjarakan uang (karena uang
35
dijadikan komoditi) itulah yang menyebabkan Revrisond Baswir, dkk, 2003, Pembangunan Tanpa
terjadi krisis moneter yang berimbas pada krisis Perasaan, hal. 26, Penerbit ELSAM Jakarta.
36
Paul Ormerod, 1999, The Death Of Economics (Jakarta,
ekonomi secara keseluruhan. Inilah salah satu
Kepustakaan Popular Gramedia), (disimpulkan dari
aktivitas sistem ekonomi kovensional yang isi buku)
sangat ditentang oleh sistem ekonomi Islam, 37
Joseph Stiglitz dan Bruce Greenwald, dikutip oleh
yang dalam sejarah perekonomian Islam di Zainuddin Ali.
pelopori oleh Al-Ghazali, Ibnu Taimiyah, dan 38
Agustianto, 20 Agustus 2006, Kegagalan Kapitalisme dan
lain-lain. Peluang Ekonomi Syari’ah, www.yahoo.com
42 AT - TARADHI Jurnal Studi Ekonomi, Volume 3, Nomor 1, Juni 2012, hlm. 27- 44

mencapai tingkat full employment (kesempatan sebesar-besarnya bagi kemakmuran bangsa,


kerja yang penuh) dan kemakmuran yang namun dalam prakteknya hanya untuk
dijanjikan oleh Smith penggagasnya dalam memenuhi ambisi kelompok yang kaya
bukunya An Inquire Into The Nuture in Causes of (bermodal) saja. Lihat saja hutan kita sudah
The Wealth of Nations. Masih dalam konteks ini habis, sebentar lagi batu bara juga habis, yang
seorang tokoh ekonomi konvensional tinggal sebuah pertanyaan yang tidak
kontemporer John Mynard Keynes mengatakan terjawab apa yang dirasakan oleh rakyat ?
kita terkungkung dan kehabisan energi dalam c. Tujuan pembangunan pada dasarnya untuk
perangkap teori dan implementasi ilmu mewujudkan kesejahteraan atau
ekonomi kapitalis yang ternyata tetap saja mendistribusikan pendapatan secara merata,
mandul untuk melakukan terobosan mendasar namun dalam kenyataannya kesenjangan
guna mencapai kesejahteraan dan kualitas hidup kaya miskin malah semakin meluas.
umat manusia di muka bumi ini.39
d. Harga-harga barang harusnya mencerminkan
Jumlah penduduk miskin di Indonesia
urgency of wants. Namun dalam kenyataannya
masih cukup besar mencapai 38.394.000 jiwa
kemampuan masing-masing keluarga tidak
atau 18,20 %, sedangkan jumlah pengangguran
sama. Ada kelompok orang kaya yang bisa
mencapai 8 % dari jumlah angkatan kerja.40
membeli makanan untuk hewan peliharaannya
lebih baik kualitasnya dari kelompok miskin
Penutup
untuk membeli makanan bagi anak-anaknya.
Gagal Sebelum Dinyatakan Gagal
Memperhatikan realita yang terjadi dan e. Konsep pasar persaingan sempurna yang
konsep-konsep pemikiran teori sistem ekonomi seharusnya terwujud, ternyata terdistorsi
konvensional (kapitalis) yang dibahas pada oleh kepentingan perusahaan-perusahaan
bagian perbedaan pandangan dalam ekonomi besar dan perusahaan multi nasional sehingga
mikro di atas dapat disimpulkan teori/sistem sering pasar dikuasai oleh monopoly semu
ekonomi konvensional (kapitalis) terindikasi yang hanya menguntungkan perusahaan
gagal/tidak mampu untuk menciptakan besar. Akibatnya keseimbangan pasar
kesejahteraan masyarakat secara menyeluruh terganggu dan keadilan dalam berusaha tidak
dan berkesinambungan. tercapai.
Kalau masih diteruskan juga maka akan f. Ketidakberpihakan pada usaha kecil dan
semakin mempertajam kesenjangan baik dalam pedagang kaki lima semakin nampak karena
skala mikro, yang kaya semakin kaya dan yang sistem ekonomi konvensional (kapitalis) lebih
miskin semakin miskin, maupun dalam skala mementingkan pasar-pasar modern seperti
makro negara maju akan semakin maju dan mall, yang berakibat pasar-pasar tradisional
negara berkembang akan semakin tertinggal. semakin terpinggirkan dan kehabisan lahan
Kegagalan tersebut disebabkan asumsi-asumsi dan akan berdampak buruk pada keadilan
yang dibangun dan diterapkan dalam dibidang ekonomi.
prakteknya mengabaikan nilai-nilai moral dan
etika yang bersumber dari ajaran agama dalam 2. Peluang Ekonomi Islam
aktivitas perekonomian. Dan apabila ditelaah Kegagalan yang diperlihatkan oleh sistem
lebih jauh maka indikator kagagalan tersebut ekonomi konvensional ini hendaknya dimaknai
dapat dijelaskan sebagai berikut: sebagai peluang bagi sistem ekonomi Islam
a. Dalam prakteknya sistem ekonomi untuk bisa mengembangkan diri dengan
konvensional (kapitalis) lebih mengutamakan mengatur sistem perekonomian yang sesuai
pemenuhan hak dan kepentingan individu dengan sistem syariah.
dari pada kepentingan masyarakat. Untuk itu diperlukan upaya yang sungguh-
b. Dalam memanfaatkan sumber daya yang ada sungguh dari para ekonom muslim, akademisi,
(terbatas) seharusnya untuk pemanfaatan praktisi ekonomi syariah (Islam), dan LSM yang
bergerak di bidang ekonomi Islam untuk
39
Ibid. meyakinkan pemerintah dan lembaga legislatif
40
Badan Pusat Statistik, 2004. tentang perlunya memilih sistem ekonomi Is-
Perbedaan Paradigma Ekonomi… Ma’ruf Abdullah 43

lam sebagai sistem ekonomi alternatif yang lebih Daftar Rujukan


memungkinkan untuk mencapai tujuan A. Karim Adiwarman, 2001, Ekonomi Islam Suatu
mewujudkan kesejahteraan rakyat. Kegiatan Kontemporer, Gema Insani Jakarta.
Alhamdulillah negara kita RI ini sudah A. Karim Adiwarman, 2007, Ekonomi Mikro
memberikan perhatian pada pertumbuhan dan Islami, PT. Raja Grafindo Jakarta.
pengembangan ekonomi Islam, walaupun baru
Abdul Mannan. M, 1997, Teori dan Praktek
terbatas pada sistem perbankan Syariah. Kita
Ekonomi Islam, Dana Bakti Wakaf
sudah punya undang undang tentang perbankan
Yogyakarta.
syariah, yaitu Undang-undang No. 21 Tahun
2008. Secara formal kita sudah punya peraturan Abdullah Ma’ruf, 2007, Pengaruh Faktor Internal dan
perundang-undangannya, meski dalam Eksternal Terhadap Kinerja Lembaga Keuangan
penerapannya kita masih harus berbenah. Mikro (LKM) Syari’ah, Universitas 17
Betapa tidak hampir semua bank milik Agustus 1945 Surabaya.
pemerintah sekarang sudah membuka layanan Agustianto, 2006, Kegagalan Kapitalisme dan Peluang
syariah (Syariah Window), namun sangat Ekonomi Syari’ah, www.yahoo.com.
disayangkan, hasil penelitian beberapa Ali Zainuddin, 2008, Hukum Ekonomi Syari’ah,
mahasiswa pascasarjana IAIN Antasari tahun Sinar Grafika Jakarta.
2008 Program Studi Hukum Bisnis Syariah yang Amelia Euis, 2009, Keadilan Distributif dalam
kebetulan penulis mendapat kepercayaan Ekonomi Islam, PT. Raja Grafindo Jakarta.
membimbing penulisan tesisnya, menemukan
Baswir, Revrisond, 2004, Drama Ekonomi Indone-
kejanggalan dalam pelaksanaan akad, ternyata
sia-Belajar dari Kegagalan Ekonomi Orde Baru,
hanya namanya akad syariah, prosedur
Kreasi Wacana, Yogyakarta.
pembuatannya tetap konvensional. Masalah ini
merupakan tantangan bagi kita untuk Baswir, Revrisond, dkk, 2003 Pembangunan Tanpa
diluruskan sehingga benar-benar syariah. Perasaan, Penerbit ELSAM Jakarta.
Tantangan lain lagi yang tidak kalah BPS, 2004, Statistik Kesejahteraan Rakyat.
pentingnya adalah bagaimana meyakinkan Chapra M. Umar, 2001, Masa Depan Ilmu Ekonomi
masyarakat muslim yang masih lengket dengan Sebuah Persrektif Islam, Gema Insani
sistem perbankan konvensional yang jumlahnya Jakarta.
jauh lebih besar dari yang sudah menjadi nasabah Deliarnov, 1997, Perkembangan Pemikiran Ekonomi,
bank syariah. Sekedar ilustrasi, hasil kajian PT. Raja Grapindo Jakarta.
(penelitian) Bank Indonesia bekerjasama dengan
Dimyati Ahmad, 2008, Teori Keuangan Islam, UII
Universitas Pajajaran Bandung tahun 2005 yang
Pres Yogyakarta.
lalu tentang pangsa pasar bank syariah, hasilnya
menunjukkan 4%.41 Artinya dalam 100 orang Kamaruddin, 1994, Ensiklopedi Manajemen, Bumi
nasabah bank, hanya 4 orang yang menjadi Aksara Jakarta.
nasabah bank syariah, selebihnya 96 orang masih Omered Paul, 1999, The Death Of Economics,
lengket menjadi nasabah bank konvensional. Kepustakaan Populer Gramedia Jakarta.
Apapun tantangan yang kita hadapi, peluang Presman Stiven, 2000, Lima Puluh Pemikir Ekonomi
yang sudah ada untuk menumbuhkembangkan Dunia, PT. Raja Grapindo Jakarta.
sistem ekonomi Islam ini harus kita sambut dan Rahardjo Pratama, 2002, Teori Ekonomi Mikro,
kita kelola dengan sungguh-sungguh. Dan dengan Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas
segala kearifan kita benahi segala kekurangannya Indonesia Jakarta.
yang masih ada untuk mewujudkan tatanan
Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 tentang
ekonomi yang berlandaskan moral dan etika yang
Perbankan Syari’ah
bersumber dari agama yang dibawa oleh Rasul
penutup Muhammad SAW, yaitu sistem Yunus, Muhammad, 2008, Menciptakan Dunia
ekonomi Islam. Tanpa Kemiskinan (Alih Bahasa: Rani R.
Moediarta), PT. Gramedia Pustaka
41
Ma’ruf Abdullah, 2007, Disertasi Program Doktor pada Utama Jakarta.
Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya.

Anda mungkin juga menyukai