DI WILAYAH KERJA
Disusun oleh:
KELOMPOK 3
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR
serta salam tetap terlimpahkan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW,
Puskesmas Sapta Taruna Dan Puskesmas Simpang Tiga Kota Pekanbaru Tahun
2021”.
Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi penulis dan pembaca sekalian.
Dan tak lupa ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
isinya. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
sempurna.
Tim Penulis
ii
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………......…………………………………..ii
DAFTAR ISI……………………………….......……………………………..…iii
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………...……1
2.2.2 Sikap…………………………………………………………..……9
2.2.3 Pengetahuan………………………………………………...………9
2.2.4 Motivasi………………………………………………….………..10
iv
2.2.6 Reward Sytem…………………………………………….……….11
VARIABEL………………………………………………………………….…..19
3.1. Kerangka
Teori………………………………………………………….19
v
4.2 Hasil dan
Pembahasan………………………………………………….....26
4.2.3 Kinerja………………………………………………………….…..62
5.1 Kesimpulan………………………………………….………………..…66
5.1.3 Kinerja…………………………………………………………….70
5.2 Saran…………………………………………………………...….……..70
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………...……………72
LAMPIRAN……………………………………………………………...……...74
vi
BAB I
PENDAHULUAN
meliputi sikap, sifat–sifat kepribadian, sifat fisik, keinginan atau motivasi, umur,
jenis kelamin, pendidikan, pengalaman kerja, latar belakang budaya dan variabel-
tindakan–tindakan rekan kerja jenis latihan dan pengawasan, sistem upah dan
1
Gibson juga menyakatakan ada 3 faktor yang berpengaruh terhadap kinerja
kepemimpinan yang tepat dari atasan merupakan salah satu faktor yang dapat
secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang karyawan dalam
Kinerja merupakan suatu fungsi dari motivasi dan kemampuan. Kinerja karyawan
merupakan hal yang sangat penting dalam upaya perusahaan untuk mencapai
2
tujuannya. Kinerja yang lebih tinggi mengandung arti terjadinya peningkatan
efisiensi, efektivitas, atau kualitas yang lebih tinggi dari penyelesaian serangkaian
tugas yang dibebankan kepada seorang karyawan dalam suatu organisasi atau
perusahaan. Kinerja memiliki kaitan yang sangat erat dengan disiplin kerja
karyawan. Semakin baik disiplin karyawan, maka semakin tinggi pula prestasi
pegawai. Kinerja adalah fungsi dari motivasi, kecakapan dan persepsi peranan
(Stoner, 1989).
Selain itu, Bernardin dan Russel (1993) menyatakan bahwa kinerja adalah
kinerja adalah proses dimana organisasi mengevaluasi atau menilai prestasi kerja
pegawai. Suntoro (Tika, 2006) menyatakan bahwa kinerja merupakan hasil kerja
yang dapat dicapai seseorang atau sekelompokorang dalam suatu organisasi dalam
3
Berdasarkan latar belakang diatas, faktor – faktor internal dan eksternal
kerja dalam melaksanakan tugas, motivasi dalam bekerja maupun faktor eksternal
Merujuk dari uraian yang telah dikemukakan pada latar belakang, maka
1.3. Tujuan
4
1. Diketahui gambaran Latar belakang keluarga yang
5
2. Diketahuinya informasi tentang Didikan dan latihan
Pekanbaru
Pekanbaru
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Puskesmas
(2014) dalam permenkes no. 75 Thaun 2014 menyatakan bahwa Pusat Kesehatan
sehat bagi setiap penduduk agar memperoleh derajat kesehatan yang optimal,
7
agar menghasilkan kinerja Puskesmas yang efektif dan efisien (Kementerian
2.2 Kinerja
Batasan kinerja (Meier, 1985) dikutip oleh Moch As’ad (1991) adalah
menyatakan kinerja adalah apa yang dapat dikerjakan sesuai tugas dan fungsi.
personel baik kuantitas maupun kualitas dalam suatu organisasi. Kinerja dapat
hasil karya tidak terbatas kepada personel yang memangku jabatan fungsional
organisasi.
Ilyas juga menyatakan ada 3 komponen penting deskripsi dari kinerja yaitu :
tujuan, ukuran dan penilaian. Penentuan tujuan dari setiap unit organisasi
organisasi terhadap setiap personel. Penentuan tujuan harus diikuti oleh adanya
ukuran kuantitatif dan kualitatif standar kerja apakah seorang personel telah
mencapai kinerja yang diharapkan. Disamping itu aspek berikut dari definisi
kinerja adalah penilaian kinerja secara reguler yang dikaitkan dengan proses
8
Menurut Tampubolon (2014) menjelaskan faktor yang mempengaruhi kinerja
kelompok atau organisasi memiliki kriteria penilaian tertentu terhadap kinerja dan
tanggung jawab yang diberikan secara individual kinerja ditentukan oleh beberapa
bidang, kinerja pegawai dapat dilihat dari seberapa besar seseorang mempunyai
kemampuan yang lebih baik dalam pekerjaannya, mempunyai kualitas kerja yang
wawasan luas dan ide-ide yang baru dalam mengembangkan kinerja dalam
Standar 4 : Perbedaan
berikut :
9
Keluarga merupakan suatu unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas
kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat
dan perasaan harga diri individu. Sistem pendukung yang vital bagi individu
kesehatan komunitas. Apabila setiap keluarga sehat, akan tercipta komunitas yang
sehat pula. Masalah kesehatan yang dialami oleh salah anggota keluarga dapat
10
2.3.2 Sikap
kemudian dilahirkan dalam perilaku. Selain itu, sikap adalah merupakan reaksi
2.3.3 Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil dari mengetahui sesuatu baik itu melalui sistem
belajar ataupun memperoleh informasi dari orang lain (Nursalam & Effendy,
kekayaan mental yang dimiliki manusia yang berguna dalam kehidupannya. (Arfa
11
Menurut Arikunto (2006) dalam Wawan & Dewi (2011) indikator tingkat
2.3.4 Motivasi
kerja seeorang, agar mereka mau bekerja sama, bekerja efektif dan terintegrasi
internsitas yang tinggi untuk meningkatkan suatu usaha dalam mencapai tujuan”
internal atau eksternal bagi seorang individu yang menyebabkan timbulnya sikap
2011).
12
2.3.5 Budaya kerja
dapat dibagi menjadi dua unsur, yaitu: pertama sikap terhadap pekerjaan, yakni
kesukaan akan kerja dibandingkan dengan kegiatan lain, seperti bersantai atau
berhati-hati, teliti, cermat, kemauan yang kuat untuk mempelajari tugas dan
variabel budaya kerja adalah sikap pegawai terhadap pekerjaan dan perilaku
pegawai pada waktu bekerja. Dari definisi ini diturunkan menjadi dua dimensi
kajian sikap pegawai terhadap pekerjaan dan dimensi perilaku pegawai pada
waktu bekerja.
alat untuk mendidik anak-anak supaya anak dapat merasa senang karena
pendidikan. Sebagai alat yang mempunyai arti penting dalam pembinaan watak
anak didik.Dari pendapat diatas dapat dikatakan bahwa reward adalah segala
kepada siswa karena hasil baik dalam proses pendidikannya dengan tujuan agar
13
2.2.7 DIKLAT
paling penting dalam menghadapi berbagai tantangan perusahaan, baik dimasa ini
maupun dimasa yang akan datang. Menurut Edwin B. Flippo pendidikan adalah
menurut Panggabean (dalam Nazar, dkk, 2014), pendidikan dan pelatihan dapat
didefinisikan sebagai suatu cara yang dapat digunakan untuk memberikan atau
kinerja karyawan adalah kualitas kerja, kuantitas kerja dan pelaksanaan tugas.
Menurut Roberts dan Hunt (1991), suatu organisasi dimulai dengan suatu
suatu tujuan. Bisa dikatakan juga bahwa organisasi dibentuk atas dasar kesesuaian
maksud atau ketertarikan dari beberapa individu yang berkumpul bersama untuk
orang lain. Dalam suatu organisasi sebaiknya ada pembagian tugas dan tenaga
kerja. Pembagian ini menguntungkan karena dengan ada pembagian tugas dan
14
2.2.9 VISI DAN MISI ORGANISASI
Visi adalah gambaran besar, tujuan utama dan cita-cita suatu perusahaan,
instansi, pribadi atau organisasi di masa depan. Visi berupa cita-cita jangka
panjang dan berorientasi kedepan. Misi berupa cita-cita jangka pendek dan
Misi adalah penjabaran dari suatu visi. Apabila visi hanya ditulis dalam
kalimat yang singkat, maka misi akan menjabarkan visi tersebut dalam beberapa
kalimat yang lebih luas supaya orang yang membacanya lebih mudah dalam
adalah:
1) Suatu penjabaran dari visi, baik itu visi lembaga, organisasi, ataupun
instansi.
dilalui oleh lembaga yang bersangkytan untuk dapat mencapai visi yang
utama.
15
2.2.10 GAYA KEPEMIMPINAN
sebuah penjabaran pekerjaan yang sudah di rincikan sesuai dengan jabatan yang di
tentukan. Job Description harus sesuai dengan posisi karyawan sehingga bisa
karyawan bekerja.
jabatan yang sudah di tentukan disebut juga dengan job description. Job
description dibuat dalam bentuk dokumen yang berisi ringkasan informasi penting
yang satu dengan yang lain dalam perusahaan. Penjabaran disusun secara
16
2.2.12 JADUAL PEKERJAAN
hari. Suatu sistem penjadualan tenaga kerja yang robust dan baik akan memiliki
potensi untuk membuat penghematan yang signifikan dalam waktu dan biaya,
harus mampu mengatasi masalah dan menghasilkan lebih banyak alternatif untuk
pengambilan keputusan yang lebih baik. Secara garis besar, terdapat dua masalah
penjadwalan pekerja menurut Aickelin et al (2009) yaitu jadwal siklus dan non-
siklus. Penjadwalan siklus digunakan pola jadwal yang selalu sama, tapi diputar di
antara Pekerja. Penjadwalan siklus sangat terbatas dan preferensi pekerja tidak
pekerja shift. Hal ini karena jadwal yang dibuat tidak selalu sama setiap harinya
dan harus mengikuti aturan yang ada misalnya batasan shift malam dan
shift hal yang harus dipertimbangkan adalah panjang siklus shift, durasi shift,
jumlah alternatif pekerja/kru, waktu mulai dan selesai periode tugas, kecepatan
dan arah (searah jarum jam atau berlawanan arah jarum jam) dari rotasi shift,
(WHO, 2010). Jumlah shift malam berurutan dalam penjadwalan shift adalah
17
2.2.13 LINGKUNGAN KERJA
setiap harinya. Lingkungan kerja yang kondusif memberikan rasa aman dan
2005). Jika karyawan menyenangi lingkungan kerja dimana dia bekerja, maka
karyawan tersebut akan betah dalam melakukan aktivitas, sehingga waktu kerja
sesama karyawan dan hubungan kerja antara bawahan dan atasan serta lingkungan
kinerja, sebaliknya lingkungan kerja yang tidak memadai akan dapat menurunkan
Nurhaida, 2010).
kebiasaan, agama, norma dan kaidah yang menjadi keyakinannya yang merupakan
dinamakan budaya. Oleh karena budaya dikaitkan dengan mutu atau kualitas
18
Menurut Hadari Nawawi dalam bukunya Manajemen Sumber Daya
kebiasaan ini memang tidak ada sangsi tegas, namun dari pelaku organisasi secara
Budaya kerja merupakan salah satu objek dari persepsi, penilaian positif atau
2000)
19
BAB III
A.Menurut Gibson
Karakter Individu
1. Kemampuan
2. Keterampilan
3. Latar belakang
keluarga
4. Pengalaman Kerja
5. Tingkat Sosial
6. Demografi
Seseorang
Karakter Psikologis
1. Persepsi
2. Peran Kinerja
3. Sikap
5. Motivasi
Karakter Organisasi
Gibson, 1997
20
B. Menurut Kopelman
Karakter Individual
1. Kemampuan
2. Pengetahuan
3. Keterampilan
4. Motivasi
Karakteristik Individual
1. Deskripsi
Pekerjaan
Kinerja Keefektifan
2. Desain Organisasi
Pekerjaan
3. Jadwal Kerja
Karakteristik Organisasi
1. Penilaian Kerja
2. Soasialisasi dan
Pelatihan
3. Struktur
Organisasi
5. Kepemimpinan
21
C. Menurut A. Dele Timple
Motivasi Kerja
Inisiatif
Individu
Kemampuan
Dan
Pengetahuan
Lingkungan Kerja
(Iklim Organisasi
dan pola Hubungan
Kerja antar
karyawan dalam
organisasi)
A. Dale Timple 2007
22
3.2 Kerangka Konsep
Dari hasil tinjauan kepustakaan serta kerangka teori tersebut serta masalah
hubungan atau kaitan antara konsep satu terhadap konsep yang lainnya, atau
antara variabel yang satu dengan variabel yang lain dari masalah yang ingin
diteliti.
FAKTOR INTERNAL
KINERJA
FAKTOR EKSTERNAL
1. REWARD SYSTEM
2. DIKLAT
3. STRUKTUR ORG
4. VISI DAN MISI ORG
5. GAYA KEPEMIMPINAN
6. DESKRIPSI PEKERJAAN
7. JADUAL PEKERJAAN
8. LINGKUNGAN KERJA
9. BUDAYA KERJA
21
3.3 Definisi Variabel
A. Variabel Independen
1. Faktor Internal
b) Sikap
c) Pengetahuan
d) Motivasi
e) Budaya Kerja
22
2. Faktor Eksternal
a) Reward System
c) Struktur Organisisi
Puskemas
e) Deskripsi Pekerjaan
f) Jadual Pekerjaan
g) Kepemimpinan
23
h) Lingkungan Pekerjaan
i) Budaya Kerja
B. Variabel Dependen
24
BAB IV
25
4.2 Hasil Dan Pembahasan
26
tidak bisa mengambil alih pekerjaan dari yang eee dikerjakan oleh
para nakes dokter nah oleh karena itu seperti permasalahan
permasalahan itu pasti ada tetapi tidaklah menjurus kepada senioritas
ataupun jenjang pendidikan mungkin lebih ke menitikberatkan
masalah ini kepada pelakasanaan dalam gedung atau pelaksanaan di
luar agedung karna kita berhubungan dengan pihak ketiga atau
masyarakat terkadang contohnya saja ketika kita melaksanakan
promosi kesehatan mengenai isu yang sangat hangat masalah covid-
19 kita memberikan pencerahan kepada masyarakat melalui promkes
melakukan promkes 5T dan segala macamnya tapi tidak semudah itu
untuk merubah pola hidup masyarakat kita ada yang memang benar-
benar percaya ada yang setenghah percaya dan bahkan ada yang
tidak percaya dengan pandemi ini itu mungkin menjadi salah satu
permasalahan untuk mencapai indicator di Puskesmas.”
b. Dari hasil wawancara mendalam dengan Kepala Puskesmas Sapta
27
untuk kita langgar nah oleh karena itu dia ada pegawai atau asn yang
tidak mengikuti aturan yang berlaku yang sudah kita sepakati bersama
nah aturan ini biasanya akan kita rembukkan bersama dalam suatu
forum baik itu forum pertemuan antar staf setiap bulannya nah itu
akan kita bicarakan kita paparkan ini peraturannya ini sanksinya nah
kalau seandainya itu sudah kita sepakati nanti akan kita berlakukan.
Kita juga ada tim mutu yang nantinya akan melakukan evaluasi
seberapa besar suatu pelanggaran itu terjadi baik itu dari segi aturan
menajemen nya atau dari segi aturan yang menjadi proporsi dari
kegiatan pelaksanaan kinerja darimasing masing kerja atau dari
masing masing individuny. Berarti Puskesmas sudah memiliki aturan
yang terkhusus terkait kepegawaiannya ya buk”.
c. Dari hasil wawancara mendalam dengan Kepala Puskesmas Sapta
28
satu yang kita lakukan untuk mencapai indikator yang kita harapkan
nah ini semua juga mengacu kepada peraturan bidang kesehatan jadi
kalau isunya sekarang vaksin, diadakan vaksin nanti kalau ada
berhubungan dengan gizi atau berhubungan dengan KIA akan
dilakukan pelatihan pelatihan serupa yang mengacu ke indikatior yang
akan kita capai”.
norma dan nilai yang menjadi landasan. Hubungan otoritas akan ada
misalnya bersedia melakukan tata tertib yang telah dibuat oleh senior yang
hal senioritas jika lingkungan keluarga mereka baik otomatis mereka akan
Tiga melakukan diskusi atau rembukan dengan forum dan terakhir usaha
kedua Puskesmas untuk mencapai indikator kerja yaitu dengan cara diklat
29
atau pelatihan,ini sesuai dengan teori menurut Panggabean (dalam Nazar,
dkk, 2014).
2. Sikap
a. Dari hasil wawancara mendalam dengan Kepala Puskesmas Sapta
30
b. Dari hasil wawancara mendalam dengan Kepala Puskesmas Sapta
sebagai berikut :
sebagai berikut :
31
Menurut Kepala Puskesmas Simpang Tiga :
“Kalau yang sudah berprestasi pada pegawai yang berprestasi
penghargaannya tidak signifikan ya, bisa jadi begitu pegawai
melakukan swipe final nhh itu tidak akan mungkinlah kita memberikan
berupa hadiah atau yang lain-lainnya, mungkin ada beberapa hal
yang akan kita lakukan yaa sekedar apa yaa makan-makan atau yang
lain-lainnya, tapi kalo dari pemerintah yaa misalnya penghargaan
dan lain-lain, tapi kalau yang dilakukan puskesmas hanya sebatas
reward yang tidak berupa benda, tidak berupa sesuatu yang sifatnya
diberikan misalnyakan karna kalau ditempat-tempat lain
rewardnya diberikan cincin, diberikan apaa segala macam kalo
dipuskesmas tidak, itu saja mungkin cukup”.
Taruna jika ada staff yang tidak disiplin maka staff lain akan
32
3. Pengetahuan
33
b. Dari hasil wawancara mendalam dengan Kepala Puskesmas Sapta
34
Kesimpulan yang didapat dari Puskesmas Sapta Taruna dan Pukesmas
hasil dari mengetahui sesuatu baik itu melalui sistem belajar ataupun
4. Motivasi
sebagai berikut :
35
Menurut Kepala Puskesmas Simpang Tiga :
berikut :
36
Menurut Kepala Puskesmas Simpang Tiga :
Tiga kecukupan imbalan yang diterima dari BPJS sudah adil. “Motivasi
merupakan hasil sejumlah proses yang bersifat internal atau eksternal bagi
37
5. Budaya Kerja
38
Menurut Kepala Puskesmas Sapta Taruna:
39
Menurut Kepala Puskesmas Simpang Tiga :
“Kalau ini terulang pada individu masing-masing ya, nah
apakah perlu perlu membicarakan masalah pribadi saat bekerja atau
akankah berpengaruh kinerjanya gitu kan? Berbicara masalah kerja
terulang pada individu masing-masing jadi se-yogianya kita fokus
bekerja dalam pelayanan mayarakat agar melayani ini sifatnya
pelayan ya. Kalau kita punya keyakinan diri bahwa pekerjaan kita
adalah pelayanan, nah otomatis kita merasakan pekerjaan yang kita
lakoni ini akan merasakan sesuatu yang happy sesuatu yang tidak ada
beban di sini nah oleh karena itu kita tidak akan berbicara masalah
apapun itu saat kita melakoni pekerjaan. Mungkin begitu mbak”.
Kesimpulan yang didapat dari Puskesmas Sapta Taruna dan Pukesmas
Sapta Taruna yang perlu diubah dalam Puskesmas yaitu tim work
kerja dapat dibagi menjadi dua unsur, yaitu: pertama sikap terhadap
40
Menurut Mangkunegara (2005:316) juga menyimpulkan
1. Reward System
a. Dari hasil wawancara mendalam dengan Kepala Puskesmas Sapta
41
b. Dari hasil wawancara mendalam dengan Kepala Puskesmas Sapta
“Kalau untuk disiplin sama dengan kinerja tadi saya udah bilang
itu dalam bentuk aplikasi yang diatur oleh pemerintah kota Pekanbaru
karna disana udah disampaikan dan dibuatkan oleh IT-nya kalau
disiplin …jadi nggak ada format khusus, sudah ada semua didalam
aplikasi namanya sinerji...”
Kepala Puskesmas Simpang Tiga:
“Ini masih sama sama jawaban saya diawal, bahwa ini menurut
peraturan internal yang kita berlakukan sesuai kesepakatan. Karena
gini, jika telah kita sepakati dalam forum artinya kita mau tidak mau
seluruh ASN yang berada di naungan Puskesmas kita mematuhi ini.
Jadi bisa dengan beberapa hal yang menjadi kesepakatan kita
tadinya. Sesuai dengan yang tertuang di peraturan internal tadi”.
berikut:
42
Kepala Puskesmas Sapta Taruna :
selalu berbentuk barang atau materi. Tetapi bisa berupa pujian dan
43
Menurut Irham Fahmi (2016:64) reward merupakan bentuk
44
training nya atau pelatihan nya nanti berhubungan dengan gizi, maka
kita utus atau kita tugaskan nanti pegawai yang OASN yang memang
membawahi program gizi….”.
b. Dari hasil wawancara mendalam dengan Kepala Puskesmas Sapta
“Kalau keterampilan sih sifat nya fleksibel ya, jadi kita kembali lagi
sesuai dengan topoksi masing-masing. Jadi kalau dia petugas gizi ya
otomatis keterampilan nya dibidang gizi tapi tidak untuk
berkemungkinan untuk berkolaborasi dengan KIA misalnya, karena
itu masih sejalan. Nah seperti dari pertanyaan yang tadi apa saja
jenis pelatihan yang dirasa kurang?, tergantung. Nah apa yang
menjadi tren saat ini? (...). Kita akan mengikutsertakan ke (...)”.
c. Dari hasil wawancara mendalam dengan Kepala Puskesmas Sapta
Taruna dan Diskusi Kelompok Terarah (DKT) dengan Kepala
Puskesmas Simpang Tiga tentang struktur organisasi yang ada di
Puskesmas yang belum mengakomodir tugas pokok dan fungsi
Puskesmas dalam pencapaian kinerja, didapat informasi sebgai berikut:
45
Kepala Puskesmas Simpang Tiga:
oleh Dinas Kesehatan kota ataupun Dinas Kesehatan provinsi. Dan untuk
46
3. Struktur Organisasi
berikut:
“Karna kita mengacu pada PMK 43 tahun 2019 artinya ini sudah
menjawab”.
c. Dari hasil wawancara mendalam dengan kepala Puskesmas Simpang
47
Sehingga dapat disimpulkan bahwa struktur organisasi yang diterapkan
sudah terakomordir yang mana ini sudah ideal menurut Kemenkes dalam
“…untuk visi dan misi sesuai dengan peraturan yang ada kita
tidak boleh membuat visi dan misi sendiri Puskesmas itu ya,kalau
zaman dulu Puskesmas boleh membuat visi dan misi sendiri. Tapi
karena ada perubahan bahwasannya visi dan misi Puskesmas tersebut
mengacu pada visi dan misi Dinas Kesehatan dan Dinas Kesehatan
mengacu pada visi dan misi pemerintah daerah….”
Kepala Puskesmas Simpang Tiga:
“Kalau masalah visi dan misi puskesmas ini kita membentuk suatu
tim, kita membuat forum untuk menetapkan visi dan misi ini. Jadi
setelah kita buat sketsanya seperti apa, ya ibaratnya kita rancang visi
dan misinya, nah jadi nanti diskusinya suatu forum apa yang memang
menjadi tujuan dari Puskesmas ini, nah menujunya kesana jadi
mungkin nanti ada perubahan menuju kesana. Saya rasa itu aja
karena tidak semua terpilih dalam suatu saat, jadi setelah kita
rancang kita bawa ke forum nah nanti mungkin ada poleh disana
sedikit, nah jadilah terbentuklah dan ditetapkanlah visi dan misi
puskesmas ini. Karena kita sesuaikan kepada aturan-aturan yang
mengikat untuk menguat kepada visi dan misi, jadi tidak setiap saat
itu, kayaknya gak enak ya tahun ini kayaknya gak mecing ya visi dan
48
misi Puskesmas, dan tidak bisa semudah itu. Jadi harus ada aturan
yang mengikuti, karena ini dikeluarkan dalam bentuk SK, jadi
makanya kita menetapkan visi dan misi ini memang secara matang
kita pikirkan, nah bisa boleh juga kita berkoordinasi dan
berkonsultasi dengan tim yang pakar dalam hal ini. Jadi gak setiap
saat berubah-ubah visi dan misi ini”.
b. Dari hasil wawancara mendalam dengan Kepala Puskesmas Sapta
“Nah itu kembali lagi ke tadi, jadi kita membuat visi dan misi itu
tidak asal-asalan. Kita buat dan kita pikirkan sedetail mungkin agar
meminimalisir perubahan ketidak ketercapaian, nah itu yang kita
minimalisir, jadi kalau secara detail sudah kita pikirkan, sudah kita
rancang, sudah kita laksanakan, sudah kita konsultasikan. Harapan
kita untuk meminimalisir hal-hal yang tidak kita inginkan, jangan
sampai visi dan misi yang sudah kita buat itu terlalu elegan, terlalu
muluk tapi nanti pencapaiannya di lapangan terlampau sulit. Nah
lebih baik visi dan misi nya itu standar tapi inovatif dan kita punya
keyakinan untuk bisa mencapai visi dan misi. Itu makanya perlu punya
pemikiran yang matang yang ada perubahan-perubahan setiap itu
kayanya gak bagus ya gak mix lagi gak era-era pandemi bukan hanya
sekedar untuk menjadikan masyarakat sehat saja nah seperti itu. Jadi
perlu kita rencanakan dengan matang, perlu kita minimalisir untuk
perubahan-perubahan yang mungkin penuh”.
49
c. Dari hasil wawancara Diskusi Kelompok Tearah dengan Kepala
“Harus… kita ada namanya tim mutu. Tim mutu ini bekerja bukan
hanya sekedar menilai mutu pelayanan, bukan hanya sekedar menilai
tingkat kepuasan dari pelanggan yang memakai jasa kita yang punya
masyarakat yang punya jasa pelayanan, tapi juga menilai seberapa
tingkat keberhasilan atau tingkat keberhasilan dari ketercapaian dari
visi dan misi. Contohnya visi dan misi kita terwujudnya masyarakat
yang sehat mandiri, nah yang sehat dan mandiri arti diwilayah
Puskesmas kita,…. Artinya dari hal yang sudah termasuk di visi dan
misi itu ada evaluasi dari tim mutu seberapa jauh ini tercapai dan
akan ada nanti pencapaian dari program kalau program bisa tercapai
tentunya masyarakat yang kita inginkan visi dan misinya itu juga
tercapai”.
Dapat disimpukan dari kedua Puskesmas bahwa dalam penetapan visi
masyarakat dan mengacu pada visi dan misi Dinas Kesehatan. Untuk
menilai visi dan misi Puskesmas sudah benar atau belum, maka diadakan
tim mutu dalam menilai mutu pelayanan yang dihasilkan dari visi dan misi
dan misi kedepannya. Visi adalah gambaran besar, tujuan utama dan cita-
cita suatu perusahaan, instansi, pribadi atau organisasi di masa depan. Visi
cita-cita jangka pendek dan berorientasi masa kini. (Salemba Empat, 2001)
50
5. Gaya Kepemimpinan
a. Dari hasil wawancara mendalam dengan Kepala Puskesmas Sapta
51
c. Dari hasil wawancara Diskusi Kelompok Terarah (DKT) dengan
52
Menurut Hersey dan Blanchard dalam Thoha (2003:317) Gaya
tertentu.
6. Deskripsi Pekerjaan
53
b. Dari hasil wawancara Diskusi Kelompok Terarah (DKT) dengan
“Ini terkait lagi ke tim mutu, ini tugas tim mutu , tugas dari tim
mutu yang ibu jelaskan tadi ada kolaborasi nanti dengan tim kepuasan
pelanggan, jadi nantik setelah kepuasan pelanggan ini kita dapatkan
maka mereka akan berkolaborasi, apa yang menjadi titik lemahnya
disini, nah itu nantik akan kita bawa ke forum untuk mencari jalan
keluarnya seperti apa, kalau dia berhubungan dengan pelayanan dan
tingkatan pelayanan dan juga dengan waktu pelayanan , nah nantik
akan kita bahas diforum itu, baik dizoom meeting maupun kesempatan
lainnya”.
54
epidemiologi. Menurut (Mondy & Martocchio, 2016), Job Description
7. Jadual Pekerjaan
“ kalau untuk peduli lansia ataupun one stop service lansia kita
bangunannya sudah memenuhi syarat dan sudah terkonsepkan dari
awal tetapi adanya pandemic ini menjadi buyar dalam kegiatan peduli
lansia karena didalam peduli lansia dalam suatu tempat tidak bisa
dilaksanakan sekarang karna pelayanan pemeriksaan didalam
ruangan tapi untuk konsultasi ….Untuk yang IT kita kan belum blud
jadi untuk seperti computer leptop masih terbatas dan masih beberapa
yang didapat dari dinas kesehatan dan itu lebih pemanfaatan nya
diruangan tata usaha, untuk administrasi , dan untuk masyarakat yang
berobat masih manual daftarnya seperti layaknya kompensional dulu
karna keterbatasan sarana dan prasana dalam bentuk alat alat
komputer atau leptop itu.”
55
Kepala Puskesmas Simpang Tiga:
56
Kesimpulan yang didapat dari kedua Puskesmas tentang jadual
8. Lingkungan Pekerjaan
57
Kepala Puskesmas Sapta Taruna :
“kalau untuk menghilangkan jenuh sebenarnya kita di puskesmas
ada program peningkatan kapasitas SDM jadi selain kita
mendapatkan ilmu kita ada refresingnya juga…..kalau untuk rotasi
kita masih melihat kinerja dari pengawai yang bersangkutan.”
sebagai berikut:
58
Kesimpulan yang didapat dari kedua Puskesmas tentang lingkungan
cathering dan karakter will day. Dan pada rotasi pekerjaan nya pada
nya masih biasa saja dan Puskesmas Simpang Tiga mengatasi konflik
dan hubungan kerja antara bawahan dan atasan serta lingkungan fisik
59
9. Budaya Kerja
60
Kepala Puskesmas Sapta Taruna :
kerja, dimana Puskesmas Sapta Taruna ada hal yang perlu dirubah
yaitu tim work dan pegawai sudah disiplin dalam bekerja dan
salah satu objek dari persepsi, penilaian positif atau negatif terhadap
61
4.2.3 KINERJA
“apabila program tidak tercapai maka kita bicarakan diloka karya mini
triwulan namanya dan melibatkan lintas sector…….dalam bentuk
imunisasinya tetap kita laksanakan dengan cara kita mengundang dan
membuatkan jadwal masing-masing posyandu untuk datang ke puskesmas
untuk mendapatkan pelayanan imunisasi”
62
“Kalau menurut saya yang paling penting untuk pencapaian dalam
program itu adalah kiat dari petugas, yang kedua kalau dia berhubungan
dengan masyarakat, fokus nya harus berbeda, gercep. Tapi sungguh
demikian, ada beberapa yang bisa kita dobrak, seperti : masyarakat yang
sebagai yang masih belum percaya dengan adanya covid-19, kita agak susah
memberikan keyakinan kepada masyarakat. Karena untuk melakukan perilaku
masyarakat sendiri tidak semudah membalikkan telapak tangan.Saat ini kita
mau, saat ini berubah. Tapi sungguh demikian, ada beberapa hal yang
mungkin kita tekan kan dalam mencapai angka yang kita harapkan. Jadi
contohnya kita melakukan kunjungan kerumah rumah, atau memberikan
edukasi kepada masyarakat.Seperti seperti itulah kita lakukan saat ini”.
Sapta Taruna yaitu dengan membicarakan di Loka Karya Mini Triwulan dan
kualitas kerja yang tinggi, mempunyai tingkat kejujuran yang situasi dan
63
4.3 Keterbatasan Penelitian
Untuk keterbatasan peneliti dalam penelitian kali ini ada beberapa, pada
pihak Puskesmas Sapta Taruna Kota Pekanbaru yang dalam pemberian informasi
3. Pada Puskesmas Sapta Taruna terjadi pertemuan zoom meeting lebih dari
ingin memasuki ruang zoom meeting. Dan koneksi yang sering sekali
terputus
64
5. Pemenuhan triangulasi metode pada penelitian ini memiliki keterbatasan
informa dari Sapta Taruna yang seharusnya ada 6 orang, tetapi kali ini
kali ini, dikarenakan saat ini masih dalam masa pandemic Covid-19.
65
BAB V
5.1 Kesimpulan
2. Sikap
Dari kedua Puskesmas mengenai sikap yaitu jika ada staf yang tidak
3. Pengetahuan
66
4. Motivasi
bentuk motivasi baik dengan bentuk ucapan atau benda bisa juga
denga kegiatan.
5. Budaya kerja
diubah dalam Puskesmas yaitu tim work dan kinerja. Menurut kedua
1. Reward system
67
2. Didikan dan latihan (DIKLAT)
3. Struktur Organisasi
visi dan misi Dinas Kesehatan. Untuk menilai visi dan misi
Puskesmas sudah benar atau belum, maka diadakan tim mutu dalam
menilai mutu pelayanan yang dihasilkan dari visi dan misi tersebut.
misi kedepannya.
68
5. Gaya Kepemimpinan
kepemimpinan situasional.
6. Deskripsi Pekerjaan
7. Jadual Pekerjaan
melalui absensi yang di lakukan pada jam tersebut, jam kerja dan
8. Lingkungan Kerja
kegiatan family cathering dan karakter will day. Dan pada rotasi
69
5.1.3 Kinerja
5.2 Saran
70
di perhatikan dan dipusatkan lagi tugasnya, agar diharapkan dapat
ini.
b. Untuk Dinkes
latihan untuk para staff atau pegawai Puskesmas Sapta Taruna dimana
71
DAFTAR PUSTAKA
Ilyas. Kinerja. Teori, Penilaian dan Penelitian. Badan Penerbit FKM UI. Depok.
1999
Kemenkes, 2012. Buku Saku Gatekeeper Dalam Pelaksanaan SJSN. Jakarta:
Direktorat Bina Upaya Kesehatan Dasar
Maryam, Siti. "Strategi coping: Teori dan sumberdayanya." Jurnal Konseling
Andi Matappa 1.2 (2017): 101-107.
PRADNYA SARI, NI NYOMAN FEBRIANA. PENERAPAN METODE
REWARD DAN PUNISHMENT SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN
HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS V SDN 29 CAKRANEGARA
TAHUN AJARAN 2016/2017. Diss. Universitas Mataram, 2017.
Ruknan, Ruknan. "PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, MOTIVASI
KERJA, DAN KAPASITAS INDIVIDU TERHADAP
PRODUKTIVITAS KEPALA SMA DI JAKARTA." JURNAL
LENTERA PENDIDIKAN PUSAT PENELITIAN LPPM UM METRO 1.2
(2016): 125-137.
72
Ruky, Achmad S. “Sistem manajemen kinerja”. Gramedia Pustaka Utama, 2002.
Sanah, Nor. “Pelaksanaan Fungsi Puskesmas (Pusat Kesehatan Masyarakat)
Dalam Meningkatkan Kualitas Pelayanan Kesehatan di Kecamatan Long
Kali Kabupaten Paser”. eJournal Ilmu Pemerintahan 5.1 (2017): 305-
314.
Satria aditya, 2017. Pengaruh Kepemimpinan .Fakultas ekonomi dan bisnis.
73
LAMPIRAN
74
kecemburuan. akakn diberikan oleh puskesmas.
Cara Puskesmas memberikan Terkait dengan penghargaan yang mereka Hukuman dan penghargaan ketika ASN
hukuman dan penghargaan dapatkan jika memenuhi tarket kinerja dari mengizinkan untuk tidak mengikuti FGD
terhadap pegawainya yang mereka inputkan ke aplikasi sinergi, jika ada di peraturan internal yang suda
tidak dalam pengimputan sampai 600 menit disepakati
dan kehadiran mereka juga dikurangi mereka
tidak akan mendapatkan tunjangan kinerja
yang full.
Yang pernah dilakukan oleh Di Puskesmas memberikan pujian ataupun Di Puskesmas memberikan pujian ataupun
Puskesmas terhadap pegawai yang benda-benda yang sederhana saja, ataupun benda-benda yang sederhana saja, ataupun
berprestasi ucapan terima kasih yang membuat mereka ucapan terima kasih yang membuat mereka
merasa sangat dihargai. merasa sangat dihargai. Karena reward
untuk petugas yang berprestasi tidak
signifikan dan berbeda-beda disetiap
instansi
3 Pengetahuan
Pengaruh Pendidikan Terhadap Sangat berpengaruh dan sangat signifikan jadi Pendidikan berpengaruh terhadap tugas
Tugas Yang Diberikan Di tingkat pendidikan dengan sks yang didapatkan yang akan diberikan.masing-masing
Puskesmas juga berkaitan Karena yang D3 Cuma petugas memiliki porsinya masing-masing
beberapa sks.
dan tidak memncampuri urusann satu sama
lain. Dari hasil wawancara mendalam
dengan kepala puskesmas simpang tiga
tentang pengetahuan yang perlu di perkuat
dalam menunjang pekerjaan di puskesmas.
Untuk pengetahuan yang harus diperkuat
agar menjadi penunjang kektika bekerja
nanti adalah dengan cara mengetahui
75
profesi apa saja yang ada di puskesmas
tersebut dengan begitu kita dapat
menyesuaikannya
Pengetahuan yang perlu ditambah Pengetahuan yang perlu ditambahkan untuk Pengetahuan yang perlu ditambah adalah
oleh staff Puskesmas agar tercapai pegawai yaitu mengenai manajemen apa yang sesuai dan apa yang dibutuhkan
indicator kinerja yang diharapkan Puskesmas pada masa sekarang. Misalnya pada masa
ini tenaga epidemiologi sangat dibutuhkakn
untuk mempelajari penyebaran penyakit
contohnya pada saat inni adalah covid-19.
Pengetahuan yang perlu di perkuat Yang perlu di perkuat tentang manajemen Pengetahuan mengenai epidemiologi perlu
dalam menunjang pekerjaan di Puskesmas karena Manajemensangat di perkuat lagi terutama pada saat pandemi
Puskesmas membantu dalam menunjang pekerjaan di
Puskesmas
4 Motivasi
Kecukupan penghasilan yang Untuk gaji diseluruh Indonesia itu sama saja Kecukupan imbalan yang diterima sesuai
terima jika dibandingkan dengan yang hanya berbeda itu ialah tunjangannya dengan pengetahuan dan masa jabatan yang
beban kerja yang diterima saja. dimiliki
Hubungan kerja antar pegawai di Jika ada masalah biasanya pemimpin Hubungan kerja antar pegawai di
Puskesmas ini dan bagaimana jika mendengarkan dari kedua belah pihak terlebih puskesmas tergantung kepada lingkungan
terjadi konflik di puskesmas sapta dahulu dari pihak A seperti apa dan dari pihak dan bagaimana cara kita menyikapi hal
taruna bagaimana cara B seperti apa baru dipertemukan mereka, itu tersebut.
mengatasinya. yang saya lakukan jadi lebih kepada
menajemen konflik.
Kecukupan imbalan yang di terima Mengenai imbalan yang di terima dari BPJS Imbalan yang di terima dari BPJS sudah
dari BPJS berdasarkan keadilan sudah cukup walaupun pasien peserta BPJS adil
76
belum banyak di Puskesmas
5 Budaya Kerja
Yang perlu diubah di Puskesmas Yang perlu diubah yaitu terkait dengan tim Jika ASN keluar dijam kerja itu tidak
mengenai kerja sama dan work tadi masih banyak, Kemudian pelayanan masalah, karena kita bisa digantikan dengan
pelayanan yang ramah ramah anak internasional. pj yang akan mengatasi permasalahan ini
dengan catatan pelayanan kepada
masyarakat akan terkendali.
Seberapa berpengaruhnya jadwal Diawal 80% pegawai disiplin bekerja dan Disiplin ketika bekerja sangat berpengaruh
disiplin kerja dan ketepatan waktu mengikuti aturan yang ada, dan A sekarang karena kita bisa menghasilkan output yang
di puskesmas 95% sudah taat terhadap disiplin jadi pengaruh berkualitas.
nya terkait dengan pelayan yang ada dilakukan
di Puskesmas
Pengaruh masalah pribadi saat Untuk ditempat kerja seberat apapun masalah Lebih baik berbicara ketika semua urusan
bekerja pribadi pegawai, maka pegawai harus atau amanah yang kita kerjakan telah
kebelakang kan, kita harus berbuat manis selesai, berbicara dan berbagi keluh kesah
kepada masyarakat yang ada di Puskesmas terkadang juga diperlukan namun harus
baik itu kunjungan sakit ataupun kunjungan memperhatikan waktu yang tepat.
sehat.
6 Reward System
Cara Puskesmas memberikan Untuk reward dan punismend itu sudah Reward yang diberikan kepada karyawan
reward kepada tenaga kesehatan ditetapkan oleh pemerintah kota Pekanbaru itu berprestasi tidak berupa benda dan jika ada
yang berprestasi sendiri, sudah membuatkan aplikasi sinergi, petugas yang tidak disiplin merka harus
jadi misalnya pegawai memenuhi syarat
menerima sanksi yang dibuat oleh tim yang
pekerja melebihi 6000 perbulan
melalkukan evaluasi.
Membentuk penilaian penghargaan Untuk disiplin sama dengan kinerja dalam Peraturan internal yang sudah disepakati
atau hukuman bentuk aplikasi yang diatur oleh pemerintah sejak awal dan mau tidak mau seluruh ASN
77
kota pekanbaru karna disana udah yang berada di nanungan puskesmas harus
disampaikandan dibuatkan oleh IT-nya jika mematuhi ini.
pegawainya disiplin.
Motivasi yang dilakukan Dari Puskesmas sebenarnya menjadwalkan Yang dilakukan agar petugas bersemangat
Puskesmas pada pegawai pegawai untuk mengikuti refreshing dengan dan termotivasi dalam melakukan
Puskesmas peningkatan kapasitas pegawai sebagai sumber pekerjaanya adalah dengan cara
daya manusia Kesehatan mengadakan building family gathering.
7 Didikan dan Latihan (DIKLAT)
Cara Puskesmas menugaskan Pegawai sudah paham itu karena diawal Ketika ada pendidikan atau pelatihan yang
pegawai untuk mengikuti pelatihan mereka masuk baik itu sebagai CPNS ataupun diadakan oleh dinas ksehatan maka
baik pegawai pindahan mereka udah kita training puskesmas akan mengutus seseorang yang
terlebih dahulu. terlibat langsung oleh pelatiihan tersebut,
terutama sesuai keahlian dibidang masing-
masing pegawai Puskesmas.
Keterampilan yang harus dimiliki Untuk diklat atau pelatihan yang kurang itu Dalam puskesmas keterampilan yang harus
pegawai Puskesmas terkait dengan rekam medis jika untuk yang dimiliki yaitu sesuai dengan topoksi
lainnya sudah terpenuhi. masing-masing.
Struktur organisasi yang ada di Untuk struktur organisasi kita mengacu kepada Pelatihan yang diikuti adalah pelatihan yg
Puskesmas yang belum Permenkes No. 75 tahun 2014 disana sudah akomodir, juka tidak maka puskesmas akan
mengakomodir tugas pokok dan disampaikan bahwasannya untuk Puskesmas di membatalkan keikutsertaannya.
fungsi Puskesmas dalam seluruh Indonesia mengacu pada stuktur yang
pencapaian kinerja telah mereka cantumkan
8 Struktur Organisasi
Struktur organisasi yang ada di Untuk struktur organisasi kita mengacu kepada Struktur organisasi yang mengacu kepada
Puskesmas Permenkes No. 75 tahun 2014 disana sudah PMK 43 tahun 2019 yang sudah akomodir
disampaikan bahwasannya untuk Puskesmas di
78
seluruh Indonesia mengacu pada stuktur yang
telah mereka cantumkan
Tentang struktur organisasi Oleh karena itu harus di letakkan pada Indicator kinerja puskesmas Simpang Tiga
Puskesmas belum menjawab porsinya masing masing atau sesuai dengan mengacu kepada PMK 43 tahun 2019.
pencapaian indikator kinerja kemampuan mereka
Tentang yang dilakukan Melakukan evaluasi dan rotasi sesuai dengan Struktur organisasi puskemas Simpang Tiga
Puskesmas jika struktur organisasi tempat yang seharusnya jika strukturnya tidak mengacu kepada PMK no 43 tahun 2019
nya tidak berjalan. benar dengan struktur yang sudah ideal menurut
Kemenkes.
9 Visi dan Misi Organisasi
Cara Puskesmas dalam Visi dan misi sesuai dengan peraturan yang Visi dan misi akan membuat suatu tim dan
menetapkan visi dan misi ada, pegawai tidak boleh membuat visi dan forum untuk menetapkan vsi dan misi apa
Puskesmas misi sendiri di Puskesmas yang akan dijalankan nantinya.
Yang pernah dilakukan Puskesmas Sekali dalam setahun target SPM yang menjadi Agar misi dan visi tercapai maka perlu
dalam mengevaluasi capaian visi acuan pegawai jika target SPM tidak tercapai kematangan agar meminimalisirkan
dan misi Puskesmas maka otomatis tidak mewujudkan visi dan perubahan ketidaktercapaian. Harus detail
misinya Puskesmas. dan sudah dirancang, sudah dilaksnakan
serta sudah di konsultasikan.
Mengevaluasi pencapaian visi dan Melakukan evaluasi pada loka karya mini tri Mengevaluasi dengan tim mutu
misi wulan
10 Gaya Kepemimpinan
Tentang cara Puskesmas dalam keputusan yang di ambil tidak lepas dari Permasalahan yang ada harus diselesaikan
melakukan proses pengambilan diskusi ataupun musyawarah bersama dengan secara perlahan dan tidak terburu-buru.
keputusan dan pelaksanaan staf-staf
kegiatan
79
Tentang cara Puskesmas Selalu melakukan diskusi dan musyawarah Penerapan gaya kepemimpinan di
memberikan penjelasan kepada bersama staff staff Puskesmas berfungsi untuk memberitahu
pegawai agar dapat bekerja sesuai pegawai agar dapat bekerja sesuai dengan
yang diharapkan apa yang diharapkan dengan gaya
kepemimpinannya masing-masing.
Tentang Puskesmas dalam Untuk pemberian pengetahuan dengan Ketika pegawai tidak mampu dalalm
memberikan pengetahuan dan menyarankan mengikuti diklat melaksanakan tugasnya maka puskesmas
keterampilan kepada pegawai yang akan membimbing dan memberikan diklat
tidak mampu dan tidak mau dalam sesuai keahlian masing-masing.
bekerja
11 Deskripsi Pekerjaan
Bagaimana Puskesmas Dalam menyusun rencana kegiatan RUK dan Ahli kesmas ketika bekerja nantinya akan
mengoptimalkan ahli Kesmas RTK pegawai sudah menyerahakan pada diarahkan sesuai dengan profesinya dan
dalam pelaksanaan tugas di masing-masing profesi baik kesmas maupun sesuai topoksi keahliannya masing-masing
Puskesmas. profesi lainnya, pegawai sudah mengacu pada
usulan-usulan yang mereka buat sendiri.
Tentang solusi jika ada keluhan Dengan melakukan evaluasi dan memperbaii Jika ada keluhan dari pasien akibat
atau ketidakpuasan terhadap keluhan keluhan tersebut ketidakpuasann terhadap pelayanan yang
pekerjaan yang dilakukan oleh diberikan maka tim mutu akank turun
pegawai Puskesmas tangan dan masalah ini akan di bahas ketika
di forum dan akan mencari jalan keluarnya
bersama-sama
Memfungsikan ahli kesmas yang Semua sudah sesuai dengan rencana kegiatan Melihat kondisi dan melakukan kolaborasi
tidak sesuai dengan peminatannya atau mereka membuat usulan sendiri
selama studi di FKM
12 Jadual Pekerjaan
Tentang cara Puskesmas dalam Jadwal pekerjaan sudah susuai dengan aturan Setiap individu mengetahui apa yang
80
menjalankan masing-masing jadual dan untuk ketaatan jadwal kerja mereka menjadi tugas utamanya dan ini tugas
pekerjaan/tugas pegawai agar menetapkan absensi dengan catatan waktu tambahan.jadi diluar diluar kesepakatan aka
dapat di mengerti. otomatis dan akan di beri reward jika nada pekerjaan-pekerjaan lain yang akan
memaksimalkan waktu kerja dengan dilaksanakan.
memberikan tunjangan
Tentang cara Puskesmas Jadwal pekerjaan yang efektif dan efisien ASN tidak memiliki panduan khusus karena
menentukan jadwal pekerjaan yang mengikuti peraturan mereka sudah tau kapan akan turun
efektif dan efesien untuk pegawai kemasyarakat dan melayani di dalam
Puskesmas. gedung.
Tentang Puskesmas dalam Jadwal pekerjaan sudah sesuai dengan yang di Dalam menyusun jadwal pekerjaan para
menyusun jadwal pekerjaan. tetapkan oleh dinas jika terpenuhi maka akan petugas akan berkolaborasi.
berpengaruh terhadap tunjangan
13 Lingkungan Kerja
Cara Puskemas dalam membuat Untuk menghilangkan jenuh di Puskesmas ada Disela-sela kesibukan puskesmas sesekali
penyegaran agar tidak bosan program peningkatan kapasitas SDM jadi akan mengadakan family gathering sebagai
selain pegawai mendapatkan ilmu pegawai penyegaran agar tidak terlalu bosan dalam
juga ada refresingnya, untuk rotasi masih bekerja. Untuk rotasi pekerjaan pegawai
melihat kinerja dari pengawai yang Puskesmas Simpang Tiga masih terlihat
bersangkutan. biasa.
Bentuk rotasi pekerjaan pada Bentuk rotasi dilihat dari kinerja pegawai yang Rotasi tidak di lakukan saat keadaan biasa
masing-masing pegawai bersangkutan saja seperti sekarang
Puskesmas
Cara Puskesmas dalam mengatasi Mengatasi konflik antar staff pukesmas dengan Dengan mengayomi sesuai dengan gaya
konflik antar staff Puskesmas menjadi penengah dari kedua staff tersebut dan kepemimpinan yang digunakan
mendengarkan kedua belah pihak
14 Kinerja
81
Cara Puskesmas menyikapi Dalam bentuk imunisasinya tetap pegawai Jika suatu program ingin dicapai maka kiat
program yang tidak tercapai laksanakan dengan cara mengundang dan dari petugas itu sangat penting dan kalau
cakupannya membuatkan jadwal masing-masing Posyandu berhubungan dengan masyarakat fokusnya
agar datang ke Puskesmas untuk mendapatkan harus berbeda.
pelayanan imunisasinya
Capaian program pada tahun 2020 Program Imunisasi yang terhambat pandemi Program imunisai yang terhambat pandemi
melalui posyandu dengan tidak ada nya posyandu
Solusi dalam pencapaian program Mengundang dan menjadwalkan masing Dengan mengalihkan Imunisasi dari
pada saat pandemi yang belum masing psyandu untuk datang ke Puskesmas posyandu ke puskesmas dan di adakan 2
terselesaikan dan mendapatkan pelayanan imunisasi kali sebulan.
82
1