Anda di halaman 1dari 11

MENINGKATKAN MOTIVASI WARGA UNTUK KESADARAN GOTONG

ROYONG DALAM MEMBANGUN DESA YANG LEBIH BAIK


(Di Desa Aek Bonban Kec.Aek Nabara Barumun Kab.Padang Lawas) Oleh :

Kelompok KKN DR 163 Padang Lawas

Mega Hanipa Nasution, Siti Rama Hasibuan,Devi Imelda Sahfitri Hasibuan,Ernida


Siregar,Mardiah Khofifah Hasibuan,Adilla Sipatussiwa, Drs. Purbatua Manurung
Email :

megahanipanasution@gmail.com
sitiramahasibuan@gmail.com
deviimelda30@gmail.com
mardiahkhofifah73@gmail.com
adillahsipatssiwa@gmail.com

ABSTRAK

Kegiatan Kuliah Nyata ini dilaksanakan di Desa Aek Bonban Kec.Aek Nabara Barumun
Kab.Padang Lawas (dari Uin Sumatera Utara) bertemakan meningkatkan motivasi warga
untuk kesadaran gotong dalam membangun desa yang baik. Desa Aek Bonban yang
terdiri dari 60 kepala rumah tangga dengan total penduduk sebanyak 300 jiwa. KKN ini
di Kec.Aek Bonban yang berjumlah 30 mahasiswa UIN SU yang dibagi menjadi 3
posko. Dan program kerja yang kami laksanakan dan telah disetujui oleh (DPL)
berdasarkan kondisi dan potensi yang dilihat dari desa tersebut. program kerja yang
dirancang sudah terlaksana sekitar 6 program kerja. Metode pelaksanaan dengan
memberikan sosialiasi kepada masyarakat berupa mengajak masyarakat untuk menjaga
kebersihan seperti mengajak masyarakat membersihkan masjid maupun membersihkan
TPU desa aek bobak bonban. dalam pengembangan nilai-nilai toleransi, serta pemuda
dan pemudi di desa tersebut ikut serta partisipasi atas program kerja yang dijalankan di
desa tersebut . Hasil dari kegiatan ini meningkatkan pemahaman kepada masyrakat
tentang nilai- nilai toleransi yang ada di dalam agama serta memiliki pemahaman dalam
meningkatkan
kebersamaan dalam bergotong royong dapat memudahkan dan meringakan pekerjaan
yang kita laksanakan untuk kepentingan dan kebersihan di desa aek bonban. Respon
masyarakat Desa Aek Bonban sangat positif dengan adanya kegiatan pengabdian kepada
masyarakat ini sehingga diharapkan mampu menjadi agen-agen perdamaian dan
perubahan di daerahnya.
Kata Kunci:Meningkatkan,Motivasi,Kesadaran Gotong Royong
PENDAHULUAN

Dalam meningkatkan kebersamaan bergotong royong sebagai masyarakat yangbaik


,hendaknya saling berpartisipasi dan ikutserta peduli kelapangan melakukan kebersihan
agar tercipta desa yang indah,sejuk dan nyaman. Menurut (kusneadi,2006 :16) gotong
royong merupakan sikap positive yang mendukung dalam perkembangan desa dan juga
perlu dipertahankan sebagai suatu perwujudan kebiasaan melakukan sesuatu pekerjaan
secara bersama-sama.

Menurut (Fernanda,2003:16) gotong royong merupakan bagian dari etika sosial


dan budaya yang bertolak dari rasa kemanusiaan. (Tap.MPR NO VI/MPR/2001). Etika
sosial dan budaya yang bertolak dari rasa kemanusiaan yang mendalam dengan
menampilkan sikap jujur,saling peduli,saling memahami, saling menghargai,saling
menolong, saling mencintai diantara sesama manusia dan warga negara. etika ii
dimaksudkan untuk menumbuhkan kembali kehidupan berbangsa yang berbudaya tinggi
dengan menggugah,menghargai dan mengembangkan budaya nasional yang bersumber
dari budaya daerah (termasuk didalamnya adalah budaya gotong royong) agar mampu
melaksanakan adaptasi,interaksi dengan bangsa lain dengan tindakan prokaktif sejalan
dengan tuntutan globalisasi.

Gotong royong menjadi sangat dominan, sebab pada setiap kegiatan dibutuhkan
gotong royong baik antara masyarakat Desa Aek Bonban maupun dengan masyarakat
lain. Sebagai masyarakat adat, pada penanaman gotong royong dalam pelaksanaannya
membutuhkan rasa solidaritas yang kuat, tetapi solidaritas tersebut tentunya kembali
dipengaruhi oleh kondisi atau kebutuhan masyarakat, seperti kebutuhan ekonomi atau
nilai-nilai ekonomi lain yang ada pada solidaritas masyarakat. Dengan demikian,
beberapa perilaku masyarakat menumbuhkan sesuatu Yang bernilai, nilai-nilai tersebut
sejauh ini apakah murni rasa gotong royong atau tidak masih menjadi isu sebab pada
kenyataannya segala sesuatunya kini dinilai dengan uang.

Bentuk gotong royong secara umum terdiri dari gotong royong yang dipengaruhi
oleh kondisi ekonomi, sosial, dan fisik. Gotong royong yang dipengaruhi oleh kondisi
ekonomi dansosial dapat terlihat seperti apa, yang terdapat di desa Aek Bonban, dimana
peran masyarakatnya dalam kehidupan sehari-hari dipengaruhi oleh beberapa dorongan
dalam memenuhi kebutuhan hidupnya seperti kebutuhan makan, sekolah, dan lain-lain.
Gotong royong yang terdapat dalam kehidupan masyarakat umumnya tercermin
dari beberapa Metode pelaksanaan dengan memberikan sosialiasi kepada masyarakat
berupa mengajak masyarakat untuk menjaga kebersihan seperti mengajak masyarakat
membersihkan masjid maupun membersihkan TPU Desa Aek Bonban, Kegiatan adat,
seperti upacara adat, disana dapat terlihat keterlibatan masyarakat dalam persiapan,
pelaksanaan sampai kegiatan akhir upacaraadat.

Melalui kegiatan gotong royong yang dilakukan oleh masyarakat, kegiatan adat
berlangsung dengan baik. Gotong royong akan berkaitan dengan solidaritas yang
tentunya akan memberikan pengaruh dalam masyarakat, baik secara individu maupun
pengaruh secara kelompok.

Bagaimana peranan solidaritas berjalan tentunya didukung oleh bagaimana


masyarakat menyikapi setiap nilai yang ada dalam gotong royong yang tertanam di
lingkungannya, meskipun hidup bersama, dalam menyikapinya akan berbeda karena
disesuaikan dengan rasa solidaritas yang ada.

Beberapa fakta menjadi alasan perlunya memperkuat solidaritas masyarakat,


seperti adanya kegiatan
gotong royong dengan alasan untuk peningkatan kesejahteraan.

pembangunan ekonomi kreatif oleh masyarakatnya, sehingga peranan solidaritas


sangat dibutuhkan sebagai upaya mempertahankan nilai-nilai gotong royong dalam
masyarakat, dan sebagai kampung adat harus tetap mampu menjaga budaya leluhurnya
meskipun banyak pengaruh baru yang masuk seperti yang telah dijelaskan sebelumnya.

Konsep gotong royong yang kita nilai tinggi itu merupakan suatu konsep yang
erat sangkut pautnya dengan kehidupan masyarakat Indonesia sebagai petani agraris.
Diberbagai wilayah telah ada praktek dari gotong royong hanya saja dengan nama dan
istilah yang berbeda.
METODE PENELITIAN

Pada penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kualitatif sebagai


rancangan penelitiannya. Silalahi (2012, hlm.77) mengemukakan bahwa ”Penelitian
kualitatif adalah suatu proses penyelidikan untuk memahami masalah sosial berdasarkan
pada penciptaan gambaran holistik lengkap yang dibentuk dengan kata-kata, melaporkan
pandangan informan secara terperinci, dan disusun dalam sebuah pendeskripsian”.
Sedangkan menurut Furchan (1992, hlm.
32) mengemukakan metode kualitatif adalah “ Prosedur penelitian yang menghasilkan
data deskriptif yang berupa atau perilaku yang dapat diamati dari orang-orang (subjek itu
sendiri)”.

Berdasarkan pendapat tersebut maka penelitian ini menggunakan desain


penelitian kualitatif yaitu masalah penelitian yang berasal dari fenomena sosial yaitu
fenomena gotong royong sebagai bentuk solidaritas dalam kehidupan masyarakat di
Desa Aek Bonban sebagai kampung adat yang terbuka pada moderniasai. Pada
penelitian ini, untuk memperoleh data peneliti memilih partisipan dalam dua bentuk
informan yakni informan kunci dan informan pangkal atau pendukung. Informan kunci
terdiri dari para tokoh adat dan informan pangkal terdiri dari masyarakat Desa
AekBonban.

Data utama peneliti peroleh dari informan kunci, sedangkan untuk memperkuat
data yang sudah ada peneliti mewawancara informan pangkal untuk memperkuat data
yang sudah didapat dari informan kunci Untuk pengumpulan data pada penelitian ini,
peneliti memilih beberapa teknik diantaranya metode wawancara mendalam, observasi
partisipan, studi literatur, metode penelusuran data online, dan dokumentasi. Pada
analisis data semua dokumen atau temuan- temuan selama melakukan penelitian
dikumpulkan sehingga dapat mengungkap permasalahan yang diteliti.

Menurut Bogan (dalam Sugiyono, 2009) mengatakan bahwa:

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang
diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat
mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan ke orang lain.
Dengan demikian, analisis data membantu peneliti agar bisa memperhalus
permasalahan- permasalahan yang ditemukan dilapangan kemudian menyusunnya secara
sistematis, mengkategorikannya, dan mencari kaitan isi dari berbagai data yang
diperoleh untuk memperoleh maknanya kemudian disesuaikan dengan kajian yang
sedangditeliti.

Pendekatan ini lebih tepat dalam memberikan gambaran mengenai bentuk gotong
royong di Desa Aek Bonban sesuai dengan fenomena yang ada. Selain itu, penelitian
kualitatif dapat mempermudah peneliti sebab proses penelitiannya dilakukan secara
langsung bertemu dengan informan. Sehingga data yang diperoleh merupakan hasil
reduksi dari berbagai informasi yang telah diberikan oleh informan hingga data tersebut
sampai pada titik jenuh.

LOKASI DAN WAKTU PENGABDIAN

Terlebih dahulu tim akan menjelaskan lokasi pengadbian sehingga lebih mudah
untuk mencocokkan metode yang digunakan dan tepat untuk penelitian. Lokasi
pengabdian akan dipusatkan di Desa Aek Bonban KecamatanAek Nabara Barumun
Kabupaten Padang Lawas. Tim KKN memilih lokasi di desa tersebut sebagai lokasi
pengabdian karena ingin melihat dan mendalami aspek-aspek yang lain seperti budaya,
politi, ekonomi, dan pembangunan dan juga pendidikan yang mempengaruhi pola
keberagaman komunitas muslim yang ada didaerah tersebut.

Pengabdian ini akan dilakukan selama 1 Bulan, 1 Minggu untuk pengumpulan data dan
1 Minggu untuk pelaksanaan penyuluhan data dan 1 Minggu untuk penulisan laporan.
Sedangkan dalam penulisan data difokuskan pada penulisan laporan dan penulisan
artikel yang menjadi output dari pengabdian ini. Penulisan artikel yang akan
dipublikasikan dalam jumal nasional terakreditasi. Selain sangat berguna bagi
pengembangan karir sebagai dosen, juga dapat dibaca oleh masyarakatluas.
TEKNIK DAN METODE PENGAMBILAN
Menurut kamus besar bahasa Indonesia (KBBI), arti kata pengabdian adalah proses
,cara,perbuatan,mengabdi, atau mengabdikan.pengabdian berasal dari kata dasar abdi.
Secara metodologi, pengabdian ini merupakan pengabdian etnografi yang
menerapkan pendekatan kualitatif di dalam proses pengumpulan dan analisa data.
Metode yang digunakan dalam pengambilan data yaitu metode observasi-partisipasi, in-
depth interview, fokus diskusi kelompok (FGD) dan dokumentasi. Wawancara dan
terjun langsung komunikasi kedalam masyarakat yang ada di Desa Aek Bonban serta
mengajak masyarakatnya untuk lebih peduli akan kebersihan secara gotong royong agar
desa lebih tertata rapi baik dari pandangan maupun dari dalam diri individual
masyarakatnya masing-masing. Wawancara terstruktur akan menggunakan pertanyaan-
pertanyaan pengabdian yang telah disiapkan sebelumnya oleh peneliti, sedangkan non-
struktur dilakukan dengan cara mengalir begitu saja di dalam proses wawancara.

Hal yang pertama kami lakukan sebagai mahasiswa yang mengabdi


kemasyarakat yaitu ikut serta memotivasi dan mengajak langsung masyarakat untuk
bergotong royong. Yang dimulai dari kebersihan mesjid raya desa Aek Bonban baik itu
mencabut rumput yang sudah tak beraturan ,menyapu sampah-sampah di sekitaran
masjid dan membuat tanam bunga di samping masjid agar memperindah sekeliling
masjid di desa tersebut. adapun untuk bagian dalam masjid juga kami membersihakan
secara keseluruhan mulai dari lantai,sawang-sawang yang sudah merusak pandangan
mata, mengepel lantai masjid, menjemur sejadah masjid dan menata rapi barang-barang
yang ada di dalam masjid seperti keranda mayat yang kurang rapi tempat peletakannya.

Dengan berbaurnya dengan masyarakat mulai dari anak TK, anak SD, anak SMA
,anak SMP , maupun kalangan orang tua dan lansia yang kami jalani selama mengabdi di
desa Aek Bonban sangat menambah pengalaman bagi kami mahasiswa KKN Uin Su
angkatan 2018. Kehadiran mereka secara bersamaan akan mampu memberikan
kontribusi atas informasi dan persoalan- persoalan yang mereka hadapi di lapangan serta
dapat menawarkan metode dan strategi untuk mengatasinya. Selain itu juga berfungsi
supaya ide-ide, konsep dan gagasan yang berseberangan antara anggotakomunitas
muslimah dengan masyaraka lokal dan pemerintah derah dapat dikonfrontir, dikroscek
kemudian dicari jalan keluamya di dalam forumini.
Dan kami juga mengambil beberapa dokumentasi sebagai bukti dan kedekatan kami
terhadap masyarakat selama berjalannya pengabdian ini.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pelaksanaan Program Kerja Di Desa Aek Bonban

1. Program pelaksanaan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjagalingkungan


Pada program ini kegiatan yang dilaksanakan adalah sosialisasi terkait sanitasi diarea
pemukiman yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya
menjaga lingkungan dengan mengajak langsung, mewawancarai , momotivasi langsung
dengan masyarakat kerumah maupun melalui kepada pemuda-pemudi di desa tersebut
agar lebih peduli kelingkungan bersih. Memperbaiki sistem drainase dan sanitasi
lingkungan di area dengan melakukan kegiatan gotong royong ini yang dilaksanakan
pada tanggal 16 juli 2021 di siang hari dari jam 13.00-16.00WIB.

2. Pelatihan kepercayaan diri anak-anak di desa tersebut dengan menampilkan anak-anak di


acara MTQ yang kamiadakan.
Pelatihan kepercayaan diri dari dini sangat perlu dilakukan agar anak-anak bisa tampil di
depan orang banyak karna sangat membantu mental anak jika keluar dari kampunya
sendiri kelak. Pelatihan kepemimpinan juga bagi generasi muda untuk menumbuhkan
sikap pemuda dalam berpartisipasi di kehidupan masyarakat. Kegiatan kerohanian juga
berupa tahfiz qur’an bersama pemuda pemudi di desa tersebut. kegiatan ini bertujuan
agar pemuda-pemudi desa Aek Bonban semakin cinta kepada al-quran dapat membaca,
menghapal, memahami, dan juga mengamalkan al-qur’an dalam kehidupan sehari-hari.
Kegiatan ini kami laksanakan pada tanggal 15 juli 2021 pada malam hari yaitu jam
20.00-21.00 WIB.
Memberikan pelajaran tentang ilmu pengetahuan dan wawasan yang lebih luas saling
bertukar pikiran dan juga pengalaman.

3. Pembuatan asmaul husna di sekelilingan desa yang kami buat dari papan danbamboo
kami membuat ini selaku untuk mengingatkan sebagai moderasi beragama dari kami
generasi muda supaya lebih terlihat jiwa keagaamaan yang ada pada masyarakat selaku
juga untuk kenangan kami dari KKN pengabdi tahun 2021.
KESIMPULAN

Adapun kesimpulan pembahasa yang di atas adalah:

Gotong royong menjadi sangat dominan, sebab pada setiap kegiatan dibutuhkan
gotong royong baik antara masyarakat Desa Aek Bonban maupun dengan masyarakat
lain. Sebagai masyarakat adat, pada penanaman gotong royong dalam pelaksanaannya
membutuhkan rasa solidaritas yang kuat, tetapi solidaritas tersebut tentunya kembali
dipengaruhi oleh kondisi atau kebutuhan masyarakat, seperti kebutuhan ekonomi atau
nilai-nilai ekonomi lain yang ada pada solidaritas masyarakat. Dengan demikian,
beberapa perilaku masyarakat menumbuhkan sesuatu Yang bernilai, nilai-nilai tersebut
sejauh ini apakah murni rasa gotong royong atau tidak masih menjadi isu sebab pada
kenyataannya segala sesuatunya kini dinilai dengan uang.

Bentuk gotong royong secara umum terdiri dari gotong royong yang dipengaruhi
oleh kondisi ekonomi, sosial, dan fisik. Gotong royong yang dipengaruhi oleh kondisi
ekonomi dansosial dapat terlihat seperti apa, yang terdapat di desa Aek Bonban, dimana
peran masyarakatnya dalam kehidupan sehari-hari dipengaruhi oleh beberapa dorongan
dalam memenuhi kebutuhan hidupnya seperti kebutuhan makan, sekolah, dan lain-lain.

Konsep gotong royong yang kita nilai tinggi itu merupakan suatu konsep yang
erat sangkut pautnya dengan kehidupan masyarakat Indonesia sebagai petani agraris.
Diberbagai wilayah telah ada praktek dari gotong royong hanya saja dengan nama dan
istilah yang berbeda.

Hal yang pertama kami lakukan sebagai mahasiswa yang mengabdi


kemasyarakat yaitu ikut serta memotivasi dan mengajak langsung masyarakat untuk
bergotong royong. Yang dimulai dari kebersihan mesjid raya desa Aek Bonban baik itu
mencabut rumput yang sudah tak beraturan ,menyapu sampah-sampah di sekitaran
masjid dan membuat tanam bunga di samping masjid agar memperindah sekeliling
masjid di desa tersebut. adapun untuk bagian dalam masjid juga kami membersihakan
secara keseluruhan mulai dari lantai,sawang-sawang yang sudah merusak pandangan
mata, mengepel lantai masjid, menjemur sejadah masjid dan menata rapi barang-barang
yang ada di dalam masjid seperti keranda mayat yang kurang rapi tempat peletakannya.
Dengan berbaurnya dengan masyarakat mulai dari anak TK, anak SD, anak SMA
,anak SMP , maupun kalangan orang tua dan lansia yang kami jalani selama mengabdi di
desa Aek Bonban sangat menambah pengalaman bagi kami mahasiswa KKN Uin Su
angkatan 2018. Kehadiran mereka secara bersamaan akan mampu memberikan
kontribusi atas informasi dan persoalan- persoalan yang mereka hadapi di lapangan serta
dapat menawarkan metode dan strategi untuk mengatasinya. Selain itu juga berfungsi
supaya ide-ide, konsep dan gagasan yang berseberangan antara anggotakomunitas
muslimah dengan masyaraka lokal dan pemerintah derah dapat dikonfrontir, dikroscek
kemudian dicari jalan keluamya di dalam forumini.

Dan yang menjadi kesimpulan dari hasil dan pembahasan dalam melaksanakan
Gotong Royong ini adalah sebagai berikut:

1. Program pelaksanaan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjagalingkungan


2. Pelatihan kepercayaan diri anak-anak di desa tersebut dengan menampilkan anak-anak di
acara MTQ yang kamiadakan.
3. Pembuatan asmaul husna di sekelilingan desa yang kami buat dari papan danbamboo
DAFTAR PUSTAKA

Charliyan dan Suryani. (2013). Kampung Naga. Bandung: Dzulmariaz Print.

Bintarto. (1980). Gotong Royong; Suatu Karakteristik Bangsa Indonesia. Surabaya: PT. Bina
Ilmu.

Furchan, Arief. (1992). Pengantar Metoda Penelitian Kualitatif. Surabaya: Usaha Nasional
Bawengan.

Nuryanto, M. (2014). Studi Tentang Solidaritas Sosial Di Desa Modang Kecamatan Kuaro
Kabupaten Paser (Kasus Kelompok Buruh Bongkar Muatan). Conaplin Journal: E
Journal Konsentrasi Sosiologi, 2 (3).

Pasya, Gurniwan K. (1987). Gotong Royong dalam Kehidupan Masyarakat. Bandung:


Universitas Pendidikan Indonesia.

Purnama, Egi S.M. (2014). Identifikasi Potensi dan Kendala Kampung Naga sebagai Kawasan
Strategis Cagar Budaya di Kabupaten Tasikmalaya (Skripsi). Program Studi
Perencanaan Wilayah dan Kota, Universitas Pakuan Bogor.

Rais. (2013). Makna Pemilihan Gubernur Jawa Barat bagi Masyarakat Kampung Naga
Perspektif Pendidikan Politik (Skripsi). Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial,
Departemen Pendidikan Kewarganegaraan, Universitas Pendidikan Indonesia.

Setiadi, E. dan Kolip, Usman. (2011). Pengantar Sosiologi: Pemahaman Fakta dan Gejala
Permasalahan Sosial: Teori, Aplikasinya, dan Prencanaannya. Jakarta:Kencana.

Silalahi, Ulber. (2012). Metode Penelitian Sosial. Bandung: PT Refika Aditama.

Sudrajat, Ajat. (2014). Nilai-Nilai Budaya Gotong Royong Etnik Betawi SebagaiSumber
Pembelajaran IPS. Disertasi, Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia.

Sugiyono. (2009). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Wolf, Erick. (1985). Petani sebagai suatu tinjauan Antologis. Jakarta: CV. Rajawali

Anda mungkin juga menyukai