Oleh:
Herma Pristianti
P27820823019
Asuhan Keperawatan Pada Klien Ca Cerviks dengan Nyeri Akut diruang F2 RSPAL Dr
2023 telah disahkan sebagai laporan Praktek Profesi Keperawatan Maternitas Semester
Mengetahui,
Kepala Ruangan F2
RSPAL Dr. Ramelan Surabaya
A. Definisi Penyakit
Kanker serviks merupakan kanker yang menyerang area serviks atau leher rahim,
yaitu area bawah pada rahim yang menghubungkan rahim dan vagina (Rozi,
2013). Kanker leher rahim atau kanker serviks (cervical cancer) merupakan
kanker yang terjadi pada serviks uterus, suatu daerah pada organ reproduksi
wanita yang merupakan pintu masuk ke arah rahim yang terletak antara rahim
adalah penyakit akibat tumor ganas pada daerah mulut rahim sebagai akibat dari
adanya pertumbuhan jaringan yang tidak terkontrol dan merusak jaringan normal
a. Anatomi Serviks
anterior bagian batas atas serviks yaitu ostium interna kurang lebih tingginya
orifisium interna yang bermuara ke dalam uterus dan orifisium eksterna yang
Serviks diinervasi oleh saraf sensorik dan susunan saraf otonom baik susunan
berasal dari daerah T5-L2 yang mengirimkan serat-serat yang bersinaps pada
satu atau banyak pleksus yang terdapat pada dinding perut belakang atau di
dalam pleksus dekat atau dinding rahim. Serat-serat saraf masuk ke uterus
panggul dan terletak dekat pada ujung ligamen sakrouterina (Harahap, 1984).
b. Fisiologi Serviks
Selama fase proliferasi siklus menstruasi, sekresi kelenjar serviks uteri adalah
encer berair. Jenis sekret ini mempermudah sperma melalui kanalis serviks
(Eroschenko, 2003).
C. Etiologi
Penyebab terjadinya kelainan pada sel - sel serviks tidak diketahui secara pasti,
1. HPV (Human papilloma νirus) : HPV adalah virus penyebab kutil genetalis
yang sangat berbahaya adalah HPV tipe 16, 18, 45, dan 56.
10. Golongan ekonomi lemah (karena tidak mampu melakukan pap smear secara
D. Klasifikasi
serviks (biopsi konisasi untuk stadium IA dan biopsi jaringan serviks untuk
dengan foto CT- scan). Untuk kasus stadium lanjut diperlukan pemeriksaan
STADIUM TANDA-TANDA
intraepitel
diabaikan)
diameter terbesar
vagina
ginjal
ginjal
reproduksi
E. Manifestasi Klinis
Pada tahap awal dan pra kanker biasanya tidak akan mengalami gejala.
Gejala akan muncul setelah kanker menjadi kanker invasif. Secara umum gejala
menstruasi yang lebih lama atau lebih banyak dari biasanya serta perdarahan
2. Keputihan
Cairan yang keluar mungkin mengandung darah, berbau busuk dan mungkin
4. Trias
Berupa back pain, oedema tungkai dan gagal ginjal merupakan tanda kanker
F. Patofisiologi
Puncak insedensi karsinoma insitu adalah usia 20 hingga usia 30 tahun. Faktor
resiko mayor untuk kanker serviks adalah infeksi Human Paipilloma Virus
(HPV) yang ditularkan secara seksual. Faktor resiko lain perkembangan kanker
serviks adalah aktivitas seksual pada usia muda, paritas tinggi, jumlah pasangan
seksual yang meningkat, status sosial ekonomi yang rendah dan merokok (Price,
2012).
Karsinoma sel skuamosa biasanya muncul pada taut epitel skuamosa dan epitel
progresif yang berakhir sebagai karsinoma servikal invasif. Displasia servikal dan
stroma serviks. Kanker servikal menyebar luas secara langsung kedalam jaringan
dilihat dan terlibat lebih progresif pada jaringan servikal. Karsinoma servikal
dan rongga endometrium. Invasi ke kelenjar getah bening dan pembuluh darah
G. WOC
-Infeksi virus HPV Terjadi Iesi pada PerIuasan epiteI
-Genetik serviks,inflamasi, hoIumnar
-Hygiene yang tidak
bersih di organ vital
timbuI noduI (ehstroserviks dan
-Hubungan seksual endoserviks)
<16 tahun
Proses metapIastih
(erosive)
Karsinoma
Karsinomainvasive
invasive serviks pelvis Ke arah
Kearah
eksolistik
EksoIistih endolitik
EndoIiti
PeIvi
parametriu
parametrium
Ke arah Ke Perubahan epiteI
Kestroma
stromaserviks Menekansaraf
Menekan Metastase
Iumen vagina dispIastik serviks saraf
lumbosakrali ke vagina
lnfiItras
infiltrasi
Massa Perdaraha
perdarahan
Massa Poliferasi
MenginfiItrasi
Menginfiltrasi
ulkus UIku stimulus
StimuIu septum
anemia
Anemi septum
rektovagina dan
Nekrosis
Nekrosis jaringan Ditanghap
Ditangkap
Gangguan
Gangguan rektovagina
kandung kemih dan
reseptor nyeri
integritas reseptop
integritas kulit lmunitas Curah jantung
Obstruksi
Keputihan, kandungkemih
bau busuk Sirkulasi ke Nyeri
Resiko SirkuIasi Nyeri kronis
infeksi jaringan
ke
Gangguan
Perubahan poIa
Perubahan pola seksual pola eliminasi
Ketidakefektifa
n perfusi
Harga
Hargadiri
diri rendah
Terapi
Pembedahan Nonbedah
Preoperasi
Histerektomi
kemoterapi Radioterapi
Kurang pengetahuan Luka operasi
ttg prosdur operasi Mual dan muntah Kerusakan Jaringan
Perdarahan
Ansietas Nafsu makan Turgor kulit buruk
02 ke sel berkurang
Berat badan Gangguan integritas
Kelemahan fisik kulit
Post operasi
Defisit nutrisi
Resiko Infeksi
H. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan Medis. Menurut Arumaniez (2010) dan Corner (2013) dalam
buku Asuhan Ibu Dengan Kanker Serviks (Dedeh, 2015) ada beberapa
suhu yang amat dingin (dengan gas CO2), sehingga sel-sel pada area tersebut
mati dan luruh dan selanjutnya akan tumbuh sel-sel baru yang sehat (Samadi,
2011).
pertumbuhannya.
menyebar.
karena sebagian besari dari serviks dihapus, bipsi kerucut dapat membantu
sumber daya keluarga dan komunitas, dan menemukan kekuatan diri untuk
I. Pemeriksaan Penunjang
Preinvasive kanker serviks biasanya tanpa gejala dan sudah diderita selama
±10-15 tahun. Pada tahap awal, kanker dapat terdeteksi selama prosedur skrining,
melakukan pemeriksaan baik melalui test paps smear maupun inspeksi visual
dengan asam asetat (IVA). Hasil penelitian, bahwa dari 171 perempuan yang
dengan cara melihat langsung (dengan mata telanjang) leher rahim setelah
memulas leher rahim dengan larutan asetat 3-5%. Apabila setelah pulasan
terjadi perubahan warna asam asetat yaitu tampak bercak putih, maka
kemungkinan ada kelainan tahap prakanker serviks. Jika tidak ada perubahan
warna, maka dapat dianggap tidak ada infeksi pada serviks (Wijaya, 2010).
yang sangat murah. Namun perlu diingat, pemeriksaan ini dilakukan hanya
untuk deteksi dini. Jika terlihat tanda yang mencurigakan, maka metode
deteksi lainnya yang lebih lanjut harus segera dilakukan (Wijaya, 2010).
Keunggulan secara skrinning ini ialah cukup sederhana, murah, cepat, hasil
Metode tes Pap Smear yang umum, yaitu dokter menggunakan pengerik atau
sikat untuk mengambil sedikit sampel sel-sel serviks atau leher rahim.
smear dilakukan ketika wanita tidak sedang masa menstruasi. Waktu yang
terbaik untuk skrining adalah antara 10 dan 20 hari setelah hari pertama masa
menstruasi. Selama kira- kira dua hari sebelum pemeriksaan, seorang wanita
abnormal.
3. Thin Prep
Metode thin prep akan memeriksa seluruh bagian serviks atau leher Rahim
4. Kolposkopi
dilengkapi lensa pembesar untuk mengamati bagian yang terinfeksi. Jika ada
yang tidak normal, biopsy (pengambilan sejumlah kecil jaringan dari tubuh)
5. Tes darah : untuk memeriksa kondisi hati, ginjal, dan sumsum tulang.
6. Pemeriksaan organ panggul : rahim, vagina, rectum, dan kandung kemih akan
tumbuh dan apakah kanker sudah menyebar ke bagian tubuh yang lain.
9. MRI scan: pemindaian memakai medan magnet yang kuat dan gelombang
radio menghasilkan gambar dari dalam tubuh. Berguna untuk melihat apakah
10. PET scan: jika digabungkan dengan CT scan, dapat melihat penyebaran
dilakukan.
ASUHAN KEPERAWATAN TEORI
A. PENGKAJIAN
1. Identitas :
Identitas pasien yang perlu dikaji antara lain : seorang wanita yang berusia
30-60 tahun, perkawinan muda, jumlah anak, usia pernikahan. Wanita dengan
lebih tinggi karena lapisan dinding vagina dan serviks belum terbentuk
2. Keluhan Utama :
Keluhan utama yang dirasakan oleh pasien dengan kanker serviks adalah
luar masa haid. Kedua, keputihan berulang tidak kunjung sembuh dan
biasanya berbau, gatal, dan panas karena sudah ditumpangi oleh infeksi dari
kuman, bakteri, atau jamur. (Ria & Re!, 2016). Keluhan pada stadium lanjut
yang memiliki banyak anak, apalagi dengan jarak kelahiran yang terlalu
risiko lebih besar menderita kanker serviks, selain itu wanita yang
melahirkan di usia muda juga memiliki risiko yang sama besar dengan
Adanya penggunaan kontrasepsi pil dalam jangka waktu yang lama. (Dedeh,
5. Riwayat Keluarga :
pembentukan kanker). Faktor eksternal dapat juga berupa infeksi, radiasi, zat
kimia, dan konsumsi tembakau. Faktor internal yang bisa menyebabkan kaker
adalah mutasi gen (baik karena diturunkan atau akibat metabolism), hormone
6. Aktivitas sehari-hari
7. Riwayat Psikososial
Konsep diri, emosi, pola interaksi, mekanisme koping, mengingkari masalah,
marah, perasaan putus asa, tidak berdaya, depresi atau bahkan memusuhi.
(Dedeh, 2015).
8. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala dan leher : rambut rontok, rambut kering, tidak ada pembesaran
kelenjar tiroid
2011)
betis, tangan, dan sebagainya. (Eni, 2009). Bengkak atau edema tungkai
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
3. Kemampuan nonfarmakologis
teknik nyeri
nonfarmakologi 7. Fasilitasi istirahat dan
s meningkat tidur
analgesic 9. Anjurkan
menurun menggunakan
membaik
7. Pola nafas
membaik
8. Tekanan darah
Membaik
diharapkan nutrient
4. Bising usus
membaik
membaik 4. Anjurkan
pendarahan
dalam rentang Ht
normal
2. Tidak ada 5. Lakukan hidrasi
tentang tindakan
pemberian tranfusi
darah
7. Kolaborasi pemberian
tranfusi Darah
tindakan fisik
meningkat. pasif/aktif
normal bertahap
setelah
beraktifitas makanan
menurun (16-20
kali/menit)
meningkat. kemerahan,
membaik
2. Kemerahan
menurun
3. Jaringan
nekrosis
menurun
D. IMPLEMENTASI
pasien sesuai dengan rencana keperawatan yang telah ditetapkan, tetapi menutup
E. EVALUASI
Dilaksanakan suatu penilaian terhadap asuhan keperawatan yang telah diberikan
atau dilaksanakan dengan berpegang teguh pada tujuan yang ingin dicapai. Pada
bagian ini ditentukan apakah perencanaan sudah tercapai atau belum, dapat juga