Anda di halaman 1dari 13

2022

KERANGKA ACUAN
PROGRAM TBC
UPT PUSKESMAS NGRAMBE

I. PENDAHULUAN
Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya
pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitataif yang
dilaksanakan oleh pemerintah, pemerintah daerah dan/atau masyarakat. Pelayanan
Puskesmas meliputi Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) dan Upaya Kesehatan Masyarakat
(UKM). Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) yang ada di Puskesmas meliputi Upaya
Kesehatan Esensial yaitu Promosi Kesehatan, Kesehatan Lingkungan, Gizi, KIA-KB,
Penanggulangan Penyakit Menular dan Tidak Menular, dan Upaya Kesehatan
Pengembangan.
Puskesmas Ngrambe merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT) dibawah dinas
kesehatan yang beralamatkan di Kecamatan Ngrambe, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur.
Target pembangunan kesehatan yang ingin dicapai UPT Puskesmas Ngrambe tertuang
dalam Visi Misinya dalam perubahan RENSTRA Telaah Visi Misi.
Upaya Penanggulangan Penyakit Menular (P2) yang ada di UPT Puskesmas
Ngrambe meliputi Imunisasi, TBC, HIV AIDS, Kusta, Malaria, Diare, ISPA, PMS non
AIDS dan DBD. TBC merupakan prioritas pembangunan nasional yaitu dengan Target
Eliminasi TBC di tahun 2030. Untuk tercapainya target program penanggulangan TBC
Nasional, Pemerintah daerah Provinsi dan Pemerintah daerah Kabupaten/Kota harus
menetapkan target penanggulangan TBC tingkat daerah berdasarkan target nasional dan
memperhatikan Strategi Nasional.

II. LATAR BELAKANG


Dalam Penilaian Kinerja Puskesmas (PK PUS), Target kinerja program TBC yaitu
CDR/case detection rate dan success rate/SR. Untuk meningkatkan Cakupan semua kasus
TBC yang diobati (CDR/case detection rate) di UPT Puskesmas Ngrambe dengan target
56 kasus di tahun 2022, dan target bulanan yaitu 5 kasus serta untuk meningkatkan Angka
keberhasilan pengobatan semua kasus TBC di UPT Puskesmas Ngrambe (success rate/SR)
pengobatan tahun 2021 dengan target 24 kasus dalam 1 tahun atau 2 kasus dalam tiap
bulan, maka perlu dilakukan koordinasi lintas program UPT Puskesmas Ngrambe dan lintas
sektor di Kecamatan Ngrambe. Target nasional Eliminasi TBC tahun 2030 merupakan
target komitmen bersama untuk mensukseskan pelaksanaan program TBC dengan
menemukan sebanyak-banyaknya Terduga TBC untuk Temukan, Obati Sampai Sembuh
(TOSS TBC). Kesuksesan Target eliminasi TBC tidak terlepas dari kerja sama antara lintas
sektor dan lintas program yang ada di Kecamatan Ngrambe.

III. TUJUAN UMUM DAN TUJUAN KHUSUS


1. Tujuan Umum:
Eliminasi TBC tahun 2030, dan Kabupaten Ngawi Bebas TBC tahun 2050.
2. Tujuan Khusus:
a. Meningkatnya Cakupan semua kasus TBC yang diobati (CDR/case detection rate)
b. Meningkatkan Angka keberhasilan pengobatan semua kasus TBC (success rate/SR)
c. Meningkatnya pengetahuan masyarakat tentang TBC
d. Menemukan Terduga TBC untuk segera diobati
e. Penguatan jejaring yang ada di desa
f. Tindak lanjut musyawarah Masyarakat Desa
g. Meningkatnya kerjasama lintas program dengan lintas sektor
h. Sebagai komitmen bersama menyukseskan program TBC di UPT Puskesmas
Ngrambe
i. Mensukseskan pengobatan TBC RO/Resisten Obat dengan cara :
1) Tidak terjadi diskriminasi pada penderita TBC RO
2) Tidak terjadi stigma TBC RO untuk dikucilkan
3) Tidak terjadi frustasi dalam pengobatan TBC RO
4) Tidak terjadi putus berobat
5) Tidak terjadi ketakutan adanya TBC RO

IV. TATA NILAI


Tata Nilai yang dianut adalah “CETARNya Ngrambe”
Cepat Tanggap : cepat tanggap melayani pasien dan keluhan masyarakat
Terampil : petugas profesional dan terampil dalam menjalankan tugas
Aman : aman dalam pelayanan, keselamatan petugas dan pasien terjamin
Ramah : ramah, tersenyum, sopan santun dalam perkataan dan perbuatan
Nyaman : lingkungan yang indah, bersih dan nyaman untuk pelanggan

V. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


NO KEGIATAN PENANGGUNG VOL RINCIAN LOKASI BIAYA
JAWAB PELAKSANAAN

1 Pertemuan Prog TBC 30 30 org x 1 hr x 1 kl Aula pkm


Pengawas Menelan
Obat (PMO)

2 Transport Prog. TBC 30 1 org x 1 hr x 30 kl Desa


pengendalian
keteraturan dan
kasus mangkir

3 Pertemuan Kader Prog. TBC 60 30 org x 1 hr x 2kl Puskesmas


TBC

4 Transport Kader Prog. TBC 30 1 org x 1 hr x 30 kl Desa


pelacakan kasus
mangkir TB

5 Skreening TBC di Prog. TBC 6 2 org x 1 hr x 3 kl Pondok


Pondok Futuhiyah,
Pondok
Amin

6 Pertemuan Prog. TBC 90 30 org x 1 hr x 3 kl Pondok


Sosialisasi TBC di Futuhiyah,
pondok Pondok
Amin

7 Pertemuan Prog. TBC


Sosialisasi TBC di 420 30 org x 1 hr x 14kl Desa
Masyarakat

8 Kunjungan Prog. TBC


Investigasi kontak
TBC 28 1 org x 1 hr x 28kl Desa
a. Prog. TBC
b. Kader TBC 56 2 org x 1 hr x 28kl Desa

9 Pertemuan Deteksi Prog. TBC 420 30 org x 1hrx 14kl Desa


Dini TBC di
Masyarakat

VI. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


Dasar pelaksanaan kegiatan ini adalah Program pelaksanaan kegiatan Upaya
Kesehatan Masyarakat ( UKM ) Bantuan Operasional Kegiatan (BOK), DID dan kolaborasi
lintas program dan lintas sektor di kecamatan Ngrambe melalui kegiatan yang dilaksanakan
dengan kunjungan rumah, pertemuan, penyuluhan dengan melibatkan peran aktif
masyarakat melalui kader TBC dll.
Program TBC UPT Puskesmas Ngrambe mempunyai inovasi program dalam pelayanan
TBC melalui pemberdayaan bersama masyarakat, lintas sektor, lintas program, jejaring dan
penderita, yang antara lain :
a. PENCEGAHAN TERJADINYA TBC RO
Dalam upaya mencegah terjadinya TBC RO UPT Puskesmas Ngrambe melakukan
beberapa hal yang melibatkan lintas sektor, lintas program, puskesmas, masyarakat,
pasien sebagai pemberdayaan bersama dalam upaya promotif preventif pencegahan,
yang antara lain :
1) Pemberdayaan bersama lintas sektor
a) KADER TBC CINTA SATU LIMA (Cari IdeNtifiksi sekiTar penderitA lima
belas orang Terduga TBC)
Komitmen dan dukungan sepenuhnya dalam pembentukan kader TBC pada
akhir tahun 2017 dan dibentuklah jejaring kader dengan alat bantu IT (group
Whatsapp) untuk melakukan rujukan dan konseling kasus Terduga TBC dengan
target 1 penderita disekitarnya ditemukan 15 terduga TBC.
b) KOMITMEN BERSAMA LINTAS SEKTOR
Komitmen untuk ikut serta dalam pembangunan kesehatan, pemberantasan
TBC dan pencegahan kasus TBC menjadi TBC RO (Resisten Obat) atau MDR
(Multi drug Resisten)
2) Pemberdayaan bersama masyarakat
a) GEMMA ABUSEMI (GErakan Masyarakat memakai MAsker ketikA BatUk
dan SEMangat Identifikasi TBC)
Pemberdayaan masyarakat untuk pencegahan lebih lanjut tertularnya TBC
melalui gerakan memakai masker yang betul di 14 desa di Kecamatan
Ngrambe. Kegiatan ini dilakukan di kecamatan Ngrambe dengan konseling dan
edukasi langsung di semua desa yang ada di Kecamatan Ngrambe tentang
pemakaian Masker yang betul dan ETIKA BATUK.
b) Pemberdayaan Masyarakat melalui Kader
Melalui jejaring Whatsapp kader sebagai bagian dari masyarakat ikut
membantu menemukan Terduga TBC di sekitarnya, dan membantu dalam
edukasi kasus TBC maupun kasus Terduga TBC untuk segera ditemukan,
dirujuk dan dilakukan pengobatan segera ke Puskesmas.
3) Pemberdayaan bersama Puskesmas
a) KERIS (masKER gratIS)
Pelayanan promotif dan preventif di pelayanan kesehatan Puskesmas bersama
dengan PPI (Pencegahan dan Pengendalian Infeksi) Puskesmas untuk
membagikan masker bagi penderita yang berkunjung ke pelayanan dengan
keluhan batuk.
b) Komitmen Jejaring Puskesmas
Komitmen untuk segera merujuk pasien Terduga TBC maupun TBC RO ke
pelayanan kesehatan Puskesmas untuk segera dilakukan tatalaksana
pemeriksaan laboratorium maupun pengobatan lebih lanjut.
4) Pemberdayaan bersama Pasien
a) Gerakan Aku Sehat (PHBS)
Gerakan untuk bersama-sama mensukseskan pengobatan dan mencegah
penularan TBC maupun TBC RO lebih lanjut dengan berperilaku hidup bersih
dan sehat di rumah maupun di lingkungan sekitar rumah, sebagai gerakan
sayang keluarga.
b) ETIKA BATUK
Melakukan ETIKA BATUK unruk mencegah p[enularan lebih lanjut TBC yang
meliputi :
1) Tutup hidung dan mulut menggunakan tisu/saputangan atau lengan dalam
baju
2) Segera buang tisu yang sudah dipakai ke dalam tempat sampah
3) Cuci tangan dengan menggunakan air bersih dan sabun atau pencuci tangan
berbasis alkohol
4) Gunakan masker
5) Pemberdayaan bersama Lintas Program
a) PIS-PK (Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga) Melalui
RISET TBC (Resurvey hasIl Survey kEluarga sehat Terduga TBC)
Dari aplikasi inovatif berbasis IT di pelayanan Puskesmas untuk PIS-PK,
ditemukan Terduga TBC dari indikator keluarga sehat no 6. Untuk selanjutnya
dilakukan kros cek ulang memastikan data sebagai Terduga TBC atau bukan.
Jika Terduga TBC maka dilakukan rujukan ke Puskesmas. Kegiatan ini
bertujuan untuk meningkatkan IKS (Indeks Keluarga Sehat) di semua desa di
Kecamatan Ngrambe.
b) Yankestrad melalui Akupresure dan Toga
Pelayanan program pengembangan yankestrad dilakukan dalam kelompok
kader yang terlatih dalam ASMAN TOGA dan Ketrampilan (Asuhan Mandiri
Taman Obat Keluarga dan Ketrampilan) untuk pengobatan batuk dan
meningkatkan daya tahan tubuh sesuai dengan buku saku TOGA dan
Ketrampilan yang ada, sebagai promotif preventif terjadinya batuk lebih lanjut
dan segera merujuk kasus pelayanan dengan batuk lebih dari 2 minggu ke
pelayanan Puskesmas.

b. TATA LAKSANA TBC RO DENGAN “SERSAN RO” (Strategi Emergensi


ReSponsif ngAwi elimiNasi TBC RO) di Kecamatan Ngrambe Kabupaten Ngawi
Propinsi Jawa Timur
Tata laksanaa TBC RO dengan SERSAN RO dilakukan melalui beberapa
cara dimana Nakes sebagai pelopor penggerak semua aspek yang ada di lingkungan
sekitar penderita TBC RO, dan sebagai pelopor “Aku Tak Takut TBC RO” dalam
pelayanan kesehatan. Kegiatan yang dilakukan meliputi :
1) Nakes
a) SOBAT RO (Sobat = sahabat)
Nakes berperan sebagai sahabat penderita TBC RO, sehingga
penderita merasa nyaman, merasa diperhatikan dan mempunyai keyakinan
yang kuat untuk sembuh. Kegiatan ini dilakukan melalui kunjungan sebagai
bentuk perhatian ke penderita dan keluarga, dengan pemeriksaan kesehatan
lebih lanjut dalam keluarga terdekat dan siap membantu upaya pengobatan
sepenuhnya apabila terjadi penularan penyakit TBC diantara keluarga dalam
1 rumah.
Kegiatan ini juga berfungsi sebagai skreening satu rumah,
menemukan segera Terduga TBC lain untuk segera dilakukan tatalaksana
untuk mencegah penularan lebih lanjut sebagai upaya promotif preventif.
Selain sekitar rumah skreening dilakukan disekitar penderita sebagai upaya
lebih dekat dengan masyarakat sekaligus untuk menemukan segera Terduga
TBC maupun TBC RO lainnya disekitar penderita TBC RO positif.
Kegiatan ini juga sekaligus untuk edukatif agar penderita TBC RO
tidak dikucilkan, dan pencegahan dengan pemakaian masker yang benar
kepada masyarakat sekitar TBC RO. Serta kegiatan ini dilakukan melalui
upaya pembagian masker bagi yang membutuhkan sebagai upaya promotif
dan preventif.
b) CURHAT (Conseling Untuk TBC Resisten obat Hidup nyAman dan
produkTif)
Nakes menjadi pelopor kesuksesan dan keberhasilan pengobatan
dengan membantu menyelesaikan problem yang terjadi selama pengobatan
TBC RO, sebagai support untuk keberhasilan pengobatan sehingga tidak
terjadi frustasi pada penderita TBC RO. pelayanan ini berupa pelayanan
konseling 24 jam, baik konsultasi, maupun koordinasi rujukan khusus
penderita TBC RO jika diperlukan. Kegiatan mencegah terjadinya putus
obat melalui pemantauan atas permasalahan, efek samping yang terjadi
selama pengobatan.
c) “AKU TAK TAKUT RO”
Nakes berperan sebagai role model, bahwa TBC RO bisa kita
rangkul dalam jarak dekat dengan teknik perilaku yang tepat sesuai
pencegahan dan pengendalian Infeksi. Selain itu sebagai role model bahwa
kasus TBC anak, tidak bisa menularkan yang lain, tetapi yang menularkan
adalah orang tuanya. Kasus yang terjadi di lapangan banyak nakes yang
khawatir dan takut untuk mendekat dan cenderung menjauh untuk kasus
TBC RO atas kekhawatiran penularan. Dengan role model, nakes bisa
menjadi pelopor bahwa penderita TBC RO layak untuk hidup normal seperti
biasa tanpa harus dijauhi.
2) Linsek (Lintas Sektor)
Nakes menjadi pelopor komunikasi dan koordinasi berbasis promotif
preventif pemberdayaan bersama, dengan berkolaborasi lintas sektor sekitar
penderita TBC RO untuk berkomitmen menciptakan Lingkungan yang nyaman
untuk TBC RO. Kegiatan ini menjadi support sistem agar penderita TBC RO
tidak merasa dikucilkan dan dijauhi oleh lingkungannya.
3) Sekolah (Sekolah Ramah Anak Untuk kasus TBC RO)
Pemberdayaan bersama dunia pendidikan untuk keluarga TBC RO yang
menjalani sekolah. Upaya ini dilakukan nakes untuk pemberdayaan peran aktif
sekolah untuk menciptakan suasana sekolah yang nyaman bagi keluarga TBC
RO, melaui edukasi bersama kepada walimurid dan teman sekolah bahwa TBC
anak tidak menular, tetapi yang menularkan adalah dewasa yang positif RO.
Jika penderita TBC maupun TBC RO sudah melewati fase intensif maka
penularan penyakit sudah semakin menurun karena basil MTB yang ada sudah
melemah. Selain itu, upaya yang dilakukan adalah kunjungan bersama antara
nakes, sekolah, dan walimurid yang ada untuk memberikan kepercayaan kepada
anak penderita TBC atau keluarga TBC RO untuk tetap sekolah seperti biasa
tanpa ada pengucilan di sekolah.
4) Dinkes
Nakes sebagai koordinator untuk melakukan konsultasi dan koordinasi
dengan Dinas Kesehatan akan masalah-masalah yang terjadi dalam pengobatan
TBC RO, baik penyelesaian masalah pelayanan pengobatan maupun pelayanan
rujukan lintas batas dan beda wilayah untuk kasus TBC RO bersama jejaring
pelayanan Kesehatan di kabupaten Ngawi. Nakes dan dinas kesehatan bersama
berupaya mewujudkan Komitmen Pengobatan TBC RO sampai sembuh.
Selain itu dinas kesehatan juga melakukan edukasi langsung terhadap kasus
TBC RO bersama lintas sektor yang ada di desa tersebut, baiuk melalui
pertemuan, maupun kunjungan langsung bersama lintas sektor ke penderita
TBC RO
5) Penderita
Nakes sebagai pelopor edukasi terus menerus pencegahan munculnya TBC
RO lebih lanjut di lingkungan sekitar melalui pendekatan langsung ke penderita
dari hati ke hati untuk selalu berupaya melakukan Komitmen PHBS (Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat) dan ETIKA BATUK bagi penderita TBC RO yang
merupakan kegiatan preventif dan promotif serta pencegahan terhadap
penularan penyakit lebih lanjut TBC RO di masyarakat.

Kegiatan inovatif “SERSAN RO” (Strategi Emergensi ReSponsif ngAwi


elimiNasi TBC RO)” di Kecamatan Ngrambe Kabupaten Ngawi Propinsi Jawa
Timur” didukung sepenuhnya oleh Bupati Ngawi, dalam hal ini Ir. H. Budi
Sulistiyono, sebagai prioritas pembangunan kesehatan di kabupaten Ngawi, yang
disingkat PASTI yang meliputi program sebagai berikut :
1. PTM
2. Menurunkan AKI AKB
3. Stunting
4. TBC
5. Imunisasi

VII. SASARAN
Masyarakat, PMO, Lintas program, jejaring dan lintas sektor di Kecamatan Ngrambe

VIII. PERAN LINTAS SEKTOR DAN LINTAS PROGRAM


Peran Lintas Sektor sebagai pendukung dan ikut serta secara aktif dalam
pelaksanaan kegiatan program TBC untuk suksesnya target Eliminasi TBC tahun 2030
dan Kabupaten Ngawi bebas TBC tahun 2050.
Peran Lintas sektor dalam pelayanan program UKM, khususnya yang berhubungan
dengan program TBC meliputi :
. 1. CAMAT

a) Memberikan dukungan kepada pelayanan kesehatan baik dalam gedung


maupun luar gedung

b) Memberikan masukan, harapan, dan kebutuhan masyarakat dalam


pembangunan kesehatan

c) Sebagai Pembina pembangunan berwawasan kesehatan

d) Mengkoordinasikan Kepala Desa dalam pelaksanaan kegiatan UKBM (Upaya


Kesehatan Berbasis Masyarakat)

e) Mengkoordinir semua dinas terkait yang ada di Kecamatan Ngrambe dalam


rangka GERMAS (Gerakan Masyarakat Hidup Sehat)
2. POLSEK

a) Mendampingi kegiatan di desa oleh babinkamtibmas

b) Membantu pengawasan kegiatan yang telah dilaksanakan bersama

3. KORAMIL

a) Berkoordinasi dalam keamanan pada pelaksanaan program kesehatan


masyarakat secara umum, atau sasaran kesehatan lain.

b) Mendampingi kegiatan di desa oleh babinsa

4. DINAS PENDIDIKAN

a) Berkoordinasi pada kegiatan

Skrening kesehatan TBC jika diperlukan (penjaringan kesehatan anak sekolah)

5. BALAI PENYULUH KB

a) Melaksanakan pembinaan dan penyuluhan desa binaan

b) Memberikan masukan, harapan dan kebutuhan masyarakat akan pelayanan


kesehatan

6. KUA

a) Memberikan masukan, harapan, dan kebutuhan masyarakat akan pelayanan


kesehatan

7. KEPALA DESA

a) Memberikan dukungan kepada pelayanan kesehatan di Puskesmas

b) Memberikan masukan, harapan dan kebutuhan masyarakat akan pelayanan


kesehatan

c) Bersama – sama menyusun jadwal kegiatan kesehatan

d) Membuat Surat Keputusan tentang kegiatan kesehatan di masyarakat

e) Menyusun kebijakan, melaksanankan pembinaan dan memotivasi kepada


masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan bidang Kesehatan

8. PKK
a) Melakukan pembinaan, memotivasi masyarakat untuk melaksanakan pembangunan
kesehatan yaitu P2 (Penanggulangan Penyakit Menular) melalui kegiatan kelompok

b) Memberikan masukan, harapan, dan kebutuhan masyarakat akan pelayanan


kesehatan

9. KADER

a) Sebagai penggerak peran serta masyarakat

b) Membantu kegiatan Puskesmas dalam melaksanakan kegiatan

c) Memberikan masukan,harapan dan kebutuhan masyarakat akan pelayanan


kesehatan.

d) Pengawas menelan Obat (PMO) TBC

e) Pendampingan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat)

Peran lintas program saling mendukung pelaksanaan kegiatan satu sama lain dan
saling berkoordinasi untuk tercapainya tujuan pembangunan kesehatan di kecamatan
Ngrambe sesuai dengan yang diharapkan.

IX. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN

NO KEGIATAN PENANGGUNG VOL RINCIAN LOKASI JADWAL


JAWAB PELAKSANAAN PELAKSANAAN
KEGIATAN

1 Pertemuan Prog TBC 30 30 org x 1 hr x 1 kl Aula pkm Maret


Pengawas Menelan
Obat (PMO)

2 Transport Prog. TBC 30 1 org x 1 hr x 30 kl Desa Februari s.d


pengendalian Nopember
keteraturan dan
kasus mangkir

3 Pertemuan Kader Prog. TBC 60 30 org x 1 hr x 2kl Puskesmas Maret, Juni


TBC

4 Transport Kader Prog. TBC 30 1 org x 1 hr x 30 kl Desa Februari s.d


pelacakan kasus Nopember
mangkir TB

5 Skreening TBC di Prog. TBC 6 2 org x 1 hr x 3 kl Pondok Maret, Juli


Pondok Futuhiyah,
Pondok
Amin

6 Pertemuan Prog. TBC 90 30 org x 1 hr x 3 kl Pondok Maret, Juli


Sosialisasi TBC di Futuhiyah,
pondok Pondok
Amin

7 Pertemuan Prog. TBC Maret, April,


Sosialisasi TBC di 420 30 org x 1 hr x 14kl Desa Mei
Masyarakat

8 Kunjungan Prog. TBC Maret, Agustus


Investigasi kontak
TBC 28 1 org x 1 hr x 28kl Desa
a. Prog. TBC
b. Kader TBC 56 2 org x 1 hr x 28kl Desa

9 Pertemuan Deteksi Prog. TBC 420 30 org x 1hrx 14kl Desa Juni, Juli,
Dini TBC di Agustus
Masyarakat

X. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN


Pencatatan pelaporan dan evaluasi kegiatan disampaikan kepada PJ UKM, Kepala
Puskesmas dan dilanjutkan ke dinas kesehatan kota. Pencatatan dan pelaporan dilakukan
melalui form form TBC yang ada, serta SITB.
Evaluasi kegiatan dilakukan dalam monitoring oleh PJ UKM, mutu, SPI untuk
perbaikan kinerja program melalui pertemuan pralokakaryamini, lokakaryamini, pertemuan
Tribulan Linsek, RTM, dan pertemuan lainnya. Hasil yang ingin dicapai adalah Eliminasi
TBC tahun 2030

.
Penanggung jawab kegiatan
Programer TBC

Andhika Rahmawati S.Kep Ns.


NIP. 198509072009012006

Anda mungkin juga menyukai