PENYULUHAN TB PARU
KERANGKA ACUAN
PELAYANAN HARI TB
A. PENDAHULUAN
Puskesmas sebagai salah satu sarana kesehatan yang memberikan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat dan memiliki peran yang sangat penting dalam
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Oleh karena itu puskesmas dituntut untuk
dapat memberikan pelayanan yang bermutu sesuai dengan standar yang sudah
ditentukan (Depkes RI, 2013).
Untuk meminimalkan resiko terjadinya infeksi di Puskesmas karangketug perlu
diterapkan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI), yaitu kegiatan yang meliputi
perencanaan, pelaksanaan, pembinaan, pendidikan dan pelatihan, serta monitoring dan
evaluasi
Upaya Penemuan penderita TBC BTA Positif merupakan salah satu kegiatan pokok
Puskesmas yang mempunyai tujuan menurunnya prevalensi penderita TBC yang ada di
wilayah kerja Puskesmas. Sampai dengan saat ini belum semua masyarakat tahu
tentang tata laksana pemeriksaan dan pengobatan penderita TBC. Hal ini sesuai
dengan visi, misi dan tata nilai Puskesmas Karangketug yaitu memiliki visi Terwujudnya
pelayanan kesehatan dasar yang prima untuk peningkatan kualitas kehidupan seluruh
masyarakat wilayah UPT Puskesmas Karangketug. Misi Puskesmas Karangketug
adalah mengembangkan sumber daya manusia yang profesional,meningkatkan sarana
prasarana penunjang pelyanan,meningkatkan pelayanan yang optimal dan
komperehensif,meningkatkan kesadaran dan peran aktif masyarakat untuk berprilaku
hidup sehat,sedangkan Tata Nilai Puskesmas Karangketug adalah Cepat,
Tepat,Berkualitas.
Penyuluhan merupakan gabungan berbagai kegiatan dan kesempatan
yang berlandaskan prinsip prinsip belajar untuk mencapai suatu keadaan dimana
individu,kelompok dan masyarakat ingin hidup sehat.
Tuberkulosis merupakan masalah besar di negara kita,oleh karena penularan
penyakit TB yang sangat muda,melalui percikan dahak dari penderita TB dengan
hasil pemeriksaan TCM detected atau not detected.
B. LATAR BELAKANG
1
Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit menular langsung yang disebabkan
oleh Mycobacterium tuberculosis (Kemenkes RI, 2012). Pada tahun 1993 World
Health Organization (WHO) telah mencanangkan TB sebagai Global Emergency.
Sedangkan pada tahun 2002 terdapat 8,8 juta kasus baru tuberkulosis, 3,9 juta
adalah kasus BTA (Basil Tahan Asam) positif dengan jumlah terbesar kematian
akibat TB terdapat di Asia tenggara yaitu 625.000 orang atau angka mortaliti
sebesar 39 orang per 100.000 penduduk (WHO, 2004 dalam PDPI, 2006).
Indonesia menempati urutan ke 4 di dunia untuk jumlah kasus TB setelah India,
Cina dan Afrika Selatan. Insidens pasien TB kasus baru di Indonesia sekitar 4%
jumlah pasien TB di dunia.
Menyadari bahwa mewujudkan tujuan program-program upaya Penurunan
prevalensi penderita TBC adalah tidak mudah, wilayah Puskesmas Gribig yang
luas ,mobilisasi penduduk yang tinggi, kondisi sosial ekonomi, kurangnya
kesadaran untuk hidup bersih dan sehat hal ini sangat mempengaruhi
pencapaian program . Agar program-program tersebut dapat berjalan lebih baik
maka menyusun perencanaan adalah hal penting yang harus dilakukan.
2
3.Mempersiapkan sarana
prasarana penyuluhan
4.Melakukan pembagian
undangan
5.Menyiapkan materi
penyuluhan
b. Persiapan petugas
1.Mempersiapkan alat dan
bahan pelaksanaan
penyuluhan
2.Berkoordinasi dengan
program terkait (
promkes,dokter,
Kesling,Bidan dan
pembina desa)
3
atau evaluasi
F. SASARAN
1. Masyarakat
2. Kader TBC
3. Dokter Praktek Swasta atau jejaring di wilayah kerja UPT Puskesmas
Karangketug
4. Penderita TBC yang diobati
4
Dalam upaya menjaga kesesuaian antara perencanaan kegiatan dengan
implementasinya, Kepala Puskesmas Karangketug bertanggung jawab terhadap
kegiatan monitoring dan evaluasi yaitu kegiatan memantau dan menilai dengan
indikator-indikator SPM yang telah ditetapkan sebelumnya.
Mengetahui,
Plt. Kepala UPT Puskesmas karangketug Pelapor