JEJAS SEL
OLEH :
RARA AYU DIYA KARTIKA BUDI SETIYA RINI
NIM. 192.0033
Dosen pembimbing
1
KATA PENGANTAR
Dengan rasa syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat
dan karunia-Nya, akhirnya penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Tujuan penulisan
laporan ini adalah sebagai tugas kelompok mahasiswa Stikes Hang Tuah Surabaya
tahun pelajaran 2020. Laporan ini berisi tentang nilai-nilai pancasila di era orde
baru.Dalam penulisan ini tentunya penulis menyadari banyak terdapat kekurangan yang
terdapat dalam makalah ini. Baik aspek kualitas maupun aspek kuanttas dari materi
penelitan yang disajikan.
Penyusunan laporan ini berhasil dengan baik dan sesuai waktu yang
ditentukan karena bantuan dari beberapa pihak. Berhubungan dengan itu, kami
ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami, baik secara
langsung maupun tidak langsung dalam penyusunan laporan. Kami menyadari bahwa
penyusunan laporan ini belum sempurna. Saran dan kritik dari pembaca sangat kami
harapkan.
2
DAFTAR ISI
Cover 1
Kata Pengantar 2
Daftar Isi 3
Bab I
Hasil
A. Pengertian Jejas Sel 4
B. Penyebab Jejas Sel 4
C. Proses Adaptasi Sel 6
D. Proses Kematian Sel 7
Bab II
Penutup
A. Kesimpulan 9
B. Saran 9
Daftar Pustaka 10
3
BAB I
HASIL
4
Trauma mekanik dapat menyebabkan sedikit pergeseran tapi nyata, pada
organisasi organel intrasel atau pada keadaa lain yang ekstrem, dapat
merusak sel secara keseluruhan.
b. Suhu rendah
Suhu rendah mengakibatkan vasokontriksi dan mengacaukan perbekalan
darah untuk sel. Jejas pada pengaturan vasomotor dapat disertai
vasodilatasi, bendungan aliran darah dan kadang-kadang pembekuan
intravaskular. Bila suhu menjadi cukup rendah aliran intrasel akan
mengalami kristalisasi.
c. Suhu Tinggi
Suhu tinggi yag merusak dapat membakar jaringan, tetapi jauh sebelum
titik bakar ini dicapai, suhu yang meningkat berakibat jejas dengan akibat
hipermetabolisme. Hipermetabolisme menyebabkan penimbunan asam
metabolit yang merendahkan pH sel sehingga mencapai tingkat bahaya.
d. Radiasi
Kontak dengan radiasi secara fantastis dapat menyebabkan jejas, baik
akibat ionisasi langsung senyawa kimia yang dikandung dalam sel
maupun karena ionisasi air sel yang menghasilkan radikal “panas” bebas
yang secara sekunder bereaksi dengan komponen intrasel. Tenaga radiasi
juga menyebabkan berbagai mutasi yang dapat menjejas atau membunuh
sel.
e. Tenaga Listrik
Tenaga listrik memancarkan panas bila melewati tubuh dan oleh karena
itu dapat menyebabkan luka bakar dan dapat mengganggu jalur konduksi
saraf dan berakibat kematian karena aritmi jantung.
3. Bahan kimia dan obat-obatan
Banyak bahan kimia dan obat-obatan yang berdampak terjadinya perubahan
pada beberapa fungsi vital sel, seperti permeabilitas selaput, homeostasis
osmosa atau keutuhan enzim dan kofaktor. Masing-masing agen biasanya
memiliki sasaran khusus dalam tubuh, mengenai beberapa sel dan tidak
menyerang sel lainnya. Misalnya barbiturat menyebabkan perubahan pada sel
hati, karena sel-sel ini yang terlibat dalam degradasi obat tersebut. Atau bila
merkuri klorida tertelan, diserap dari lambung dan dikeluarkan melalui ginjal
dan usus besar. Jadi dapat menimbulkan dampak utama pada alat-alat tubuh
ini. Bahan kimia dan obat-obatan lain yang dapat menyebabkan jejas sel :
a. Obat terapeotik misalnya, asetaminofen (Tylenol).
b. Bahan bukan obat misalnya, timbale dan alkohol.
4. Bahan penginfeksi atau mikroorganisme
Mikroorganisme yang menginfeksi manusia mencakup berbagai virus,
ricketsia, bakteri, jamur dan parasit. Sebagian dari organisme ini menginfeksi
manusia melalui akses langsung misalnya inhalasi, sedangkan yang lain
menginfeksi melalui transmisi oleh vektor perantara, misalnya melalui
sengatan atau gigitan serangga. Sel tubuh dapat mengalami kerusakan secara
5
langsung oleh mikroorganisme, melalui toksis yang dikeluarkannya, atau
secara tidak langsung akibat reaksi imun dan perandangan yang muncul
sebagai respon terhadap mikroorganisme.
5. Reaksi imunologik, antigen penyulut dapat eksogen maupun endogen.
Antigen endogen (misal antigen sel) menyebabkan penyakit autoimun.
6. Kekacauan genetik misalnya mutasi dapat menyebabkan mengurangi suatu
enzim kelangsungan.
7. Ketidakseimbangan nutrisi, antara lain :
a. Defisiensi protein-kalori.
b. Avitaminosis.
c. Aterosklerosis, dan obesitas.
8. Penuaan.
7
berkepanjangan, infeksi yang menghasilkan toksin dan radikal bebas, dan
kerusakan integritas membran sampai pada pecahnya sel. Respon imun dan
peradangan terutama sering dirangsang oleh nekrosis yang menyebabkan
cedera lebih lanjut dan kematian sel sekitar. Nekrosis sel dapat menyebar di
seluruh tubuh tanpa menimbulkan kematian pada individu. Istilah nekrobiosis
digunakan untuk kematian yang sifatnya fisiologik dan terjadi terus-menerus.
Nekrobiosis misalnya terjadi pada sel-sel darah dan epidermis. Indikator
Nekrosis diantaranya hilangnya fungsi organ, peradangan disekitar nekrosis,
demam, malaise, lekositosis, peningkatan enzim serum.
Dua proses penting yang menunjukkan perubahan nekrosis yaitu :
a. Disgestif enzimatik sel baik autolisis (dimana enzim berasal dari sel mati)
atau heterolysis(enzim berasal dari leukosit). Sel mati dicerna dan sering
meninggalkan cacat jaringan yang diisi oleh leukosit imigran dan
menimbulkan abse.
b. Denaturasi protein, jejas atau asidosis intrasel menyebabkan denaturasi
protein struktur dan protein enzim sehingga menghambat proteolisis sel
sehingga untuk sementara morfologi sel dipertahankan. Kematian sel
menyebabkan kekacauan struktur yang parah dan akhirnya organa
sitoplasma hilang karena dicerna oleh enzym litik intraseluler (autolysis).
3. Akibat Kematian Sel
Kematian sel dapat mengakibatkan gangren. Gangren dapat diartikan sebagai
kematian sel dalam jumlah besar. Gangren dapat diklasifikasikan sebagai
kering dan basah. Gangren kering sering dijumpai diektremitas, umumnya
terjadi akibat hipoksia berkepanjangan. Gangren basah adalah suatu area
kematian jaringan yang cepat perluasan, sering ditemukan di organ dalam dan
berkaitan dengan infasi bakteri kedalam jaringan yang mati tersebut. Gangren
ini menimbulkan bau yang kuat dan biasanya disertai oleh manivestasi
sistemik. Gangren basah dapat timbul dari gangren kering. Gangren ren gas
adalah jenis gangren khusus yang terjadi sebagai respon terhadap infeksi
jaringan oleh suatu jenis bakteri anaerob yang disebut clostridium. Gangren
gas cepat meluas kejaringan disekitarnya sebagai akibat dikeluarkannya toksin
yang mematikan oleh bakteri yang membunuh sel-sel disekitarnya. Sel-sel otot
sangat rentan terhadap toksin ini dan apabila terkena akan mengeluarkan gas
hidrogen sulfida yang khas. Gangren jenis ini dapat mematikan.
8
BABII
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan makalah di atas dapat disimpukan :
Jejas sel adalah cedera pad sel karena suatu sel tidak lagi dapat beradaptasi
terhadap rangsangan. Hal ini dapat terjadi bila rangsangan tersebut terlalu lama
atau terlalu berat. Sel dapat pulih dari cedera atau mati bergantung pada sel
tersebut dan besar serta jenis cedera. Apabila suatu sel mengalami cedera, maka
sel tersebut dapat mengalami perubahan dalam ukuran, bentuk, sintesis protein,
susunan genetik, dan sifat transportasinya.
a. Penyebab jejas sel antara lain :
1. Hipoksia (pengurangan oksigen)
2. Faktor fisik, termasuk trauma, panas, dingin, radiasi, dan tenaga listrik.
3. Bahan kimia dan obat-obatan
4. Bahan penginfeksi
5. Reaksi imunologik
6. Kekacauan genetic
7. Ketidakseimbangan nutrisi
8. Penuaan.
b. Proses adaptasi sel dapat dikategorikan sebagai berikut :
1. Displasia
2. Metaplasia
3. Hiperplasia
4. Hipertrofi
5. Atrofi
Proses kematian sel dapat dibagi menjadi 2 jenis yaitu Nekrosis dan Apoptosis.
Akibat dari kematian sel dalam jumlah besar disebut Gangren.
Mekanisme adaptasi sel terdiri dari organisasi sel yaitu unit kehidupan, kesatuan
lahiriah yang terkecil menunjukkan bermacam-macam fenomena yang berhubungan
dengan hidup.dan selalu berhubungan dengan karakterristik makhluk hidup yaitu :
bereproduksi, tumbuh, melakukan metabolisme dan beradaptasi terhadap perubahan
internal dan eksternal.
B. Saran
Hindari hal-hal penyebab yang dapat mengakibatkan jejas sel atau cedera sel agar
dapat terhindar dari kematian sel. Mekanisme adaptasi sel memiliki pembahasan yang
luas, oleh ssebab itu maka perlu di pelajari dan di mengert, sebagai dasar untuk
mempelajari mata kuliah PATOLOGI. Supaya mahasiswa dapat lebih paham tentang materi
perkuliahan berikutnya.
9
DAFTAR PUSTAKA
http://denipurnama.blogspot.com/2009/02/adaptasi-sel.html
http://id.answers.yahoo.com/quetion/index/
http://id.wikipedia.org/wiki/sel(biologi)#regenerasidandeferensiasisel
http://pato-fkg.blogspot.com/2008_02_01_archive.html
10