Anda di halaman 1dari 28

BIOLOGI PETERNAKAN

MATERI 6

PEMBELAHAN DAN
PERKEMBANGAN SEL HEWAN
Sub CP MK
• Setelah mengikuti kuliah pokok bahasan
pembelahan dan perkembangan sel ini
mahasiswa diharapkan dapat mengetahui,
mendalami, membedakan sel somatik dan sel
asomatik
• Memahami mekanisme perkembangan sel,
hiperplasia dan hipertrofi, aging cell , nekrotic
cell dan apoptosis
• Membedakan proses reproduksi seluler baik
secara seksual dan aseksual
Sel Somatik dan Sel Asomatik

• Seluruh mahkluk hidup atau organisme, baik itu


tumbuhan, hewan maupun manusia, tubuhnya
tersusun atas sel-sel
• Sel ini dapat dikelompokkan secara umum menjadi dua
kelompok besar , yaitu sel somatik/ sel tubuh dan sel
asomatik /sel gamet
• Perbedaan antara sel somatik dan sel asomatik adalah
jumlah kromosom
• Satu sel somatik berjumlah dua pasang, disebut
sebagai diploid (2N-kromosom), sedangkan pada sel
asomatik, jumlah kromosomnya satu set atau disebut
sel haploid (N-Kromosom)
• Satu pasang kromosom yang dimiliki oleh sel
somatik berasal satu set dari tetua maternal
dan satu set lainnya berasal dari tetua
paternalnya
Perbedaan Sel Haploid (N) dan Sel Diploid (2n)

No. Ciri Pembeda Diploid Haploid


1 Jumlah dua set (2N-) kromosom. satu set (N) kromosom
kromosom
2 Cara mitosis meiosis
pembelahan
3 Contoh Sel : kulit, otot, darah, spermatozoa,ovum
fibroblas, epitel, kumulus
4 Nama Sel Sel somatik/sel tubuh Sel asomatik/ sel gamet
• Setiap organisme mulai dari makhluk hidup
atau organisme kecil seperti bakteri hingga
organisme kompleks seperti hewan,
tumbuhan dan manusia, semuanya
mengalami pembelahan sel untuk
membentuk sel-sel baru
• Sel-sel ini nantinya akan membentuk jaringan
hingga organ-organ di tubuh makhluh hidup
Mekanisme Perkembangan Sel
1. Hiperplasia
• Hiperplasia : penambahan jumlah sel di dalam
organ atau jaringan. Contoh: perkembangan
kelenjar ambing pada sapi betina
• Hiperplasia dapat terjadi hanya pada sel yang
mampu menyintesis DNA (seperti sel hati, sel
ginjal, sel epitel dan jaringan ikat). Sel saraf,
otot jantung dan otot rangka tidak memiliki atau
sedikit memiliki kemampuan bertumbuh
hiperplastik
2. Hipertrofi
• Hipertrofi : penambahan ukuran sel
• Hipertrofi bisa bersifat fisiologis (contoh: otot
lurik atlet binaragawan) atau patologis
(otot jantung pada penyakit jantung )
• Kejadian hipertrofi seringkali terjadi bersama
dengan hiperplasia, baik secara fisiologis
maupun patologis, terutama disebabkan oleh
peningkatan kebutuhan fungsional organ
tersebut atau adanya rangsangan/ induksi
secara hormonal
Perbedaan hiperplasia dan hipertrofi
Aging/Penuaan Sel
• Penuaan sel merupakan suatu proses
menghilangnya secara perlahan kemampuan sel
untuk memperbaiki diri dan mempertahankan
struktur dan fungsi normalnya
• Pada manusia aging akan menyebabkan
kehilangan daya tahan terhadap infeksi, dan
semakin banyak distorsi metabolik dan struktural,
yang disebut sebagai penyakit degeneratif seperti
kanker, diabetes melitus, alzheimer, parkinson,
stroke, infark miokard dan lain-lain (McGeer,P.L
and McGeer, E.G, 2004)
Penyebab Aging
1. Faktor internal: radikal bebas,
ketidakseimbangan hormon, proses
glikosilasi, metilasi, apoptosis, sistem
kekebalan yang menurun dan genetik

2. Faktor eksternal: pola hidup tidak sehat, diet


tidak sehat, polusi, lingkungan, stres
Teori Penuaan/aging
1. Jaringan menua akibat mutasi acak pada DNA yg
akan menimbulkan berbagai kelainan
2. Kelainan itu terjadi akibat adanya ikatan silang
antara kolagen dan protein
3. Penuaan terjadi karena komulatif kerusakan
jaringan akibat radikal bebas yg terbentuk
didalamnya
Tanda tanda aging
• Massa otot berkurang
• Tenaga dan kekuatan berkurang
• Komposisi lemak tubuh bertambah yang
mengakibatkan terjadinya resistensi insulin,
resiko penyakit jantung pembuluh darah
meningkat
• Penglihatan dan pendengaran menurun
• Rambut mulai putih
• Elastisitas kulit berkurang (keriput)
• Dorongan sexual/ libido menurun
Kematian sel ada 2 macam:
1. Nekrosis Sel (kematian sel yg tidak terprogram)
• Nekrosis (dari bahasa yunani kematian, tahap
kematian, tindak pembunuhan) adalah bentuk
cedera sel yang mengakibatkan kematian
prematur sel-sel pada jaringan hidup dengan
autolisis
• Nekrosis disebabkan oleh faktor eksternal dan
internal
• Faktor eksternal: infeksi, racun, atau trauma yang
mengakibatkan pencernaan tidak teratur
komponen-komponen sel
• Faktor internal: gangguan trophoneurotic
(penyakit fungsional dari bagian tubuh yang
disebabkan karena kekurangan nutrisi dari saraf
yang rusak di bagian-bagian yang terlibat),
cedera, dan kelumpuhan pada sel saraf
• Nekrosis merupakan proses degenerasi seluler
yang menyebabkan kerusakan sel yang terjadi
setelah suplai darah hilang dan ditandai dengan
terjadinya pembengkakan sel, denaturasi protein
dan kerusakan organ yang menyebabkan
disfungsi organ
2. Apoptosis (kematian sel yang terprogram)
• Apoptosis merupakan proses biologis aktif yang diatur
sangat baik yang ditandai oleh perubahan morfologis
dan biokimia
• Apoptosis dapat distimulasi oleh kondisi fisiologis dan
patologis serta memegang peranan penting dalam
menjaga homeostasis kondisi normal dan patogenesis
beberapa penyakit
• Pada organisme multiseluler, kondisi homeostatis
dijaga melalui sistem keseimbangan antara
perbanyakan/multiplikasi sel dan sel senescence
(kematian sel)
• Secara fisiologis kematian sel terjadi terutama melalui
proses apoptosis
• Apoptosis mempunyai peranan penting
dalam perkembangan, homeostatis, dan pada
beberapa jenis penyakit seperti kanker dan
kelainan neurogenerative, dimana apoptosis
dioperasikan melalui aktivasi bunuh diri sel
intrinsik
• Aktivasi program sel bunuh diri ini diatur oleh
banyak sinyal-sinyal yang berbeda yang
berasal dari lingkungan intraseluer dan
ekstraseluler (Srikhresna, 2005)
• Perubahan morfologis yang terjadi saat
apoptosis adalah kondensasi kromatin dan
fragmentasi inti sel diiringi pengurangan
volume sel (piknosis), dan retraksi
pseudopoda
• Tahap awal apoptosis, ditandai dengan
kromatin yang pecah, namun membran sel
masih utuh (karioheksis)
• Tahap akhir apoptosis, terjadi penonjolan
membran, modifikasi ultrastruktural organel
sitoplasma dan integritas membran hilang
• Biasanya sel-sel fagosit seperti sel epitel,
makrofag, dan fibroblas akan memakan sel
apotosis sebelum badan apoptotik terbentuk
• Sel apoptosis yang tidak difagosit seperti dalam
proses kultur sel di laboratorium, maka akan
mengalami degradasi yang mirip nekrosis
sehingga disebut nekrosis sekunder (Kroemer et
al, 2005)
• Tiga ciri utama adanya perubahan biokimia dalam
apoptosis, yakni aktivasi caspase, pecahnya DNA
dan protein, dan perubahan pada membran
sehingga dapat dikenali oleh sel-sel fagosit
(O’Brien and Kirby, 2008, Sari, 2009).
• Homeostasis adalah suatu keadaan
keseimbangan dalam tubuh organisme yang
dibutuhkan organisme hidup untuk menjaga
keadaan internalnya dalam batas tertentu
• Homeostasis tercapai saat tingkat mitosis
(proliferasi) dalam jaringan seimbang dengan
kematian sel
• Jika keseimbangan terganggu dapat terjadi :
1. Sel membelah lebih cepat dari sel mati
2. Sel membelah lebih lambat dari sel mati
Mekanisme apoptosis :
1. Adanya sinyal kematian (penginduksi
apoptosis),
2. Tahap integrasi atau pengaturan (transduksi
sinyal, induksi gen apoptosis yang berhubungan,
dll),
3. Tahap pelaksanaan apoptosis (degradasi DNA,
pembongkaran sel, dll),
4. Fagositosis
Reproduksi Seksual dan Aseksual
• Reproduksi adalah proses menghasilkan
individu baru agar tidak mengalami
kepunahan dan menambah populasi (Urry et
al, 2017)
• Terdapat dua macam reproduksi, yaitu
seksual dan aseksual
1. Reproduksi Seksual
• Reproduksi seksual adalah proses fertilisasi
antara sel gamet jantan dan betina, dapat
terjadi secara internal atau eksternal
• Apabila fertilisasi terjadi di dalam tubuh
induk disebut internal fertilization, dan
sebaliknya apabila terjadi di luar tubuh
disebut external fertilization.
• Contoh internal fertilization adalah mamalia
dan external fertilization adalah ikan dan
katak
Perkembangbiakan secara generative dibagi
menjadi 3 yaitu: Vivipar (beranak), ovipar (bertelur),
ovovivipar (bertelur dan beranak)
• Vivipar : perkembangbiakan dengan cara beranak
Vivipar banyak terjadi pada hewan mamalia/
menyusui. Ciri: menyusui anaknya,
mempunyai kelenjar susu. Contoh: sapi,
kambing, domba, babi.
• Ovipar : perkembangbiakan dengan cara
bertelur. Ciri-cirinya adalah hewan tidak
mempunyai kelenjar susu dan induk mengerami
telur. Contoh : ayam, burung dan unggas lainnya
• Ovovivipar: perkembangbiakan dengan
menggabungkan antara ovipar dengan vivipar.
Embrionya berkembang dalam telur, tetapi
telur itu berada di dalam tubuh induknya.
Contoh: ikan Hiu
2. Reproduksi Aseksual
• Reproduksi aseksual : proses reproduksi tanpa
fertilisasi antara sel gamet jantan dengan sel
gamet betina
• Contoh :
(1) Tunas (Budding). Contoh hewan yang
berkembang biak dengan tunas: Porifera, Hydra,
Terumbu karang, Obelia, Ubur – ubur, Anemon laut.
(2) Fragmentasi: tiap potongan hewan dapat
tumbuh menjadi individu baru (memiliki daya
regenerasi yang tinggi). Contoh: cacing planaria dan
bintang laut . Cacing akan memisahkan bagian
kepala dan ekor. Masing2 bagian yang terpisah akan
tumbuh menjadi individu baru
(3) Membelah Diri (Fision). Cara : hewan
berbentuk bulat kemudian memanjang,
sitoplasma pada bagian tengah terbagi menjadi
dua, hingga akhirnya terbentuklah individu yang
baru yang masing-masing memiliki inti sel
Contoh: Amoeba, Paramecium, Ciliata, Flagellata
caudatum, Euglena viridis
(4) Partenogenesis: merupakan pertumbuhan dan
perkembangan embrio tanpa fertilisasi oleh
pejantan. Partenogenesis terjadi pada gamet
betina menjadi individu baru tanpa pembuahan
Contoh: Lebah
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai