A. Pengertian Dialisis
Hemodialisis adalah suatu usaha untuk memperbaiki kelainan biokimiawi darah yang terjadi
akibat terganggunya fungsi ginjal, dilakukan dengan menggunakan mesin hemodialisis.
Hemodialisis merupakan salah satu bentuk terapi pengganti ginjal (renal replacement
therapy/RRT) dan hanya menggantikan sebagian dari fungsi ekskresi ginjal. Hemodialisis
dilakukan pada penderita PGK stadium V dan pada pasien dengan AKI (Acute Kidney Injury)
yang memerlukan terapi pengganti ginjal. Menurut prosedur yang dilakukan HD dapat
dibedakan menjadi 3 yaitu: HD darurat/emergency, HD persiapan/preparative, dan HD
kronik/regular (Daurgirdas et al., 2017).
B. Tujuan Hemodialisa
a. Membuang produk metabolisme protein seperti urea, kreatinin dan asam urat.
b. Membuang kelebihan air.
c. Mempertahankan sistem buffer tubuh.
d. Mempertahankan atau mengembalikan kadar elektrolit tubuh.
e. Memperbaiki status kesehatan pasien.
Tujuan hemodialisis adalah untuk mengambil zat-zat nitrogen toksik dari dalam darah dan
mengeluarkan air yang berlebihan. Pada hemodialisis aliran darah yang penuh dengan
toksin dan limbah nitrogen dialihkan dari tubuh pasien ke tempat darah tersebut
dibersihkan dan kemudian di kembalikan lagi ke tubuh pasien. Ada tiga prinsip yang
mendasar kerja hemodialisis yaitu: difusi, osmosis dan ultrafiltrasi.
Toksin dan zat limbah di dalam darah di keluarkan melalui proses difusi dengan cara
bergerak dari darah yang memiliki konsentrasi lebih tinggi ke cairan dialisis dengan
konsenterasi yang lebih rendah.
Air yang berlebihan di keluarkan dari dalam tubuh di keluarkan melalui proses osmosis.
Pengeluaran air dapat di kendalikan dengan menciptakan gradien tekanan, dengan kata lain
bergerak dari daerah dengan tekanan yang lebih tinggi (tubuh pasien) ke tekanan yang
lebih rendah (cairan dialist).
Gradient ini dapat di tingkatkan melalui penambahan tekanan negatif yang dikenal sebagai
ultrafiltrasi pada mesin dialis. Tekanan negatif diterapkan pada alat fasilitasi pengeluaran
air. Karena pasien tidak dapat mengekresikan air, kekuatan ini di perlukan untuk
mengeluarkan cairan hingga tercapai isovolemia (keseimbangan cairan).
A. Etiologi
Hemodialisa dilakukan karena pasien menderita gagal ginjal akut dan kronik akibat dari :
azotemia, simtomatis berupa ensefalopati, perikarditis, uremia, hiperkalemia berat,
kelebihan cairan yang tidak responsive dengan diuretic, asidosis yang tidak bisa diatasi, batu
ginjal, dan sindrom hepatorenal.
B. Patofisiologi
Ginjal adalah organ penting bagi hidup manusia yang mempunyai fungsi utama untuk
menyaring / membersihkan darah. Gangguan pada ginjal bisa terjadi karena sebab primer
ataupun sebab sekunder dari penyakit lain. Gangguan pada ginjal dapat menyebabkan
terjadinya gagal ginjal atau kegagalan fungsi ginjal dalam menyaring / membersihkan
darah. Penyebab gagal ginjal dapat dibedakan menjadi gagal ginjal akut maupun gagal
ginjal kronik. Dialisis merupakan salah satu modalitas pada penanganan pasien dengan
gagal ginjal, namun tidak semua gagal ginjal memerlukan dialisis. Dialisis sering tidak
diperlukan pada pasien dengan gagal ginjal akut yang tidak terkomplikasi, atau bisa juga
dilakukan hanya untuk indikasi tunggal seperti hiperkalemia. Faktor-faktor yang harus
dipertimbangkan sebelum melalui hemodialisis pada pasien gagal ginjal kronik terdiri dari
keadaan penyakit penyerta dan kebiasaan pasien. Waktu untuk terapi ditentukan oleh kadar
kimia serum dan gejala-gejala. Hemodialisis biasanya dimulai ketika bersihan kreatin
menurun dibawah 10 ml/mnt, yang biasanya sebanding dengan kadar kreatinin serum 8-10
mg/dL namun demikian yang lebih penting dari nilai laboratorium absolut adalah
terdapatnya gejala-gejala uremia.
C. Dialisis
Dialisis merupakan suatu proses yang digunakan untuk mengeluarkan cairan dan produk
limbah dari dalam tubuh ketika ginjal tidak mampu melaksanakan fungsi tersebut.
Pada dialisis, molekul solut berdifusi lewat membran semipermeabel dengan cara mengalir
dari sisi cairan yang lebih pekat (konsentrasi solut lebih tinggi) ke cairan yang lebih encer
(konsentrasi solut lebih rendah). Cairan mengalir lewat membran semipermeabel dengan
cara osmosis atau ultrafiltrasi (aplikasi tekakan eksternal pada membran.
Membran semipermeabel adalah lembar tipis, berpori-pori terbuat dari selulosa atau bahan
sintetik. Ukuran pori-pori membran memungkinkan difusi zat dengan berat molekul rendah
seperti urea, kreatinin, dan asam urat berdifusi. Molekul air juga sangat kecil dan bergerak
bebas melalui membran, tetapi kebanyakan protein plasma, bakteri, dan sel-sel darah terlalu
besar untuk melewati pori-pori membran. Perbedaan konsentrasi zat pada dua
kompartemen disebut gradien konsentrasi.
Hemodialisa merupakan suatu proses yang digunakan pada pasien dalam keadaan sakit
akut dan memerlukan terapi dialisis jangka pendek (beberapa hari hingga beberapa
minggu) atau pasien dengan penyakit ginjal stadium terminal yang membutuhkan terapi
jangka panjang atau terapi permanen.
1. Membuang produk metabolisme protein seperti urea, kreatinin, dan asam urat.
2. Membuang kelebihan air dengan mempengaruhi tekanan banding antara darah dan
bagian cairan, biasanya terdiri atas tekanan positif dalam arus darah dan tekanan negatif
(penghisap) dalam kompartemen dialisat (proses ultrafiltrasi).
Tujuan hemodialisa adalah untuk mengambil zat-zat nitrogen yang toksik dari dalam darah
dan mengeluarkan air yang berlebih. Pada hemodilisa, aliran darah yang penuh dengan
toksin dan limbah nitrogen dialihkan dari tubuh pasien ke dialiter tempat darah tersebut
dibersihkan dan kemudian dikembalikan lagi ke tubuh pasien.
D. Indikasi
- Snake bite
- Keracunan
- Leptospirosis
2. Ginekologi
- Septic abortion
3. Indikator biokimiawi yang memerlukan tindakan hemodialisa
- Hiperkalemia
Pada CRF:
E. Kontra Indikasi
Akses vaskuler sulit, hemodinamik tidak stabil dan gangguan kekentalan darah, penyakit
alzheimer, dan enselofati (PERNEFRI, 2016)..
Frekwensi Hemodialiasa
Sebagian besar penderita menjalani dialisa sebanyak 2 - 3 x/mgg, setiap HD berlangsung ±
4 jam.
Program dialisis dikatakan berhasil, jika :
a. Pasien mencapai BB kering.
b. Pasien makan dengan diit normal.
c. Kadar Hb ≥ 10 g/dl.
d. Tekanan darah normal.
Komponen ini terdiri dari membran dialiser yang memisahkan kompartemen darah dan
dialisat. Dialiser bervariasi dalam ukuran, struktur fisik dan tipe membran yang digunakan
untuk membentuk kompartemen darah. Semua factor ini menentukan potensi efisiensi
dialiser, yang mengacu pada kemampuannya untuk membuang air (ultrafiltrasi) dan
produk-produk sisa (klirens).
Dialisat atau “bath” adalah cairan yang terdiri atas air dan elektrolit utama dari serum
normal. Dialisat ini dibuat dalam system bersih dengan air keran dan bahan kimia disaring.
Bukan merupakan system yang steril, karena bakteri terlalu besar untuk melewati membran
dan potensial terjadinya infeksi pada pasien minimal. Karena bakteri dari produk sampingan
dapat menyebabkan reaksi pirogenik, khususnya pada membran permeable yang besar, air
untuk dialisat harus aman secara bakteriologis. Konsentrat dialisat biasanya disediakan oleh
pabrik komersial. Bath standar umumnya digunakan pada unit kronis, namun dapat dibuat
variasinya untuk memenuhi kebutuhan pasien tertentu.
Unit pemberian tunggal memberikan dialisat untuk satu pasien: system pemberian multiple
dapat memasok sedikitnya untuk 20 unit pasien. Pada kedua system, suatu alat pembagian
proporsi otomatis dan alat pengukur serta pemantau menjamin dengan tepat kontrol rasio
konsentrat-air.
4. Asesori Peralatan
Piranti keras yang digunakan pada kebanyakan system dialysis meliputi pompa darah,
pompa infus untuk pemberian heparin, alat monitor untuk pendeteksi suhu tubuh bila
terjadi ketidakamanan, konsentrasi dialisat, perubahan tekanan, udaara, dan kebocoran
darah.
5. Komponen manusia
A. Pengkajian
1. Identitas Klien
Meliputi: nama klien, no. RM, umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, dx medis dan mula
inisiasi HD
2. Keluhan Utama
Keluhan yang paling dirasakan oleh klien diantara keluhan yang dirasakan yang didapatkan
secara langsung dari pasien/keluarga.
3. Riwayat Kesehatan
-Riwayat kesehatan sekarang didapatkan mulai dari pasien mengalami keluhan sampai
mencari pelayanan kesehatan sampai ,mendapatkan terapi dan harus menjalani terapi HD
(pasien HD pertama).
-Kondisi atau keluhan yang di rasakan oleh pasien setelah HD sampai HD kembali (bagi
pasien menjalani HD rutin).
Riwayat kesehatan dahulu di dapatkan dari pengalaman pasien mengalami kondisi yang
berhubungan dengan gangguan system urinaria (misal DM, hipertensi, BPH/Benign
Prostatic Hyperplasia, dll)
Di dapatkan dari riwayat penyakit keluarga yang berhubungan dengan penyakit pasien
sekarang (DM, hipertensi, penyakit sistem perkemihan)
a. Nutrisi : pasien dengan hemodialisis harus diet ketat dan pembatasan cairan
masuk untuk meminimalkan gejala seperti penumpukan cairan yang dapat mengakibatkan
gagal jantung kongesti serta edema paru, pembatasan pada asupan protein akan
mengurangi penumpukan limbah nitrogen dan dengan demikian meminimalkan gejala,
mual muntah. (Brunner & Suddarth)
c. Aktivitas : dialisis menyebabkan perubahan gaya hidup pada keluarga. Waktu yang
diperlukan untuk terapi dialisis akan mengurangi waktu yang tersedia untuk melakukan
aktivitas sosial dan dapat menciptakan konflik, frustasi. Karena waktu yang terbatas dalam
menjalani aktivitas sehai-hari.
5. Pemeriksaan Fisik
- Kepala: rambut rontok
- Neuro: penurunan kesadaran, nyeri (pusing), kejang karena keracunan pada SSP,
kelemahan karena suplai O2 kurang, baal (mati rasa dan kram) karena rendahnya kadar Ca
- Dada: bunyi nafas tambahan (wheezing), otot bantu pernafasan, dypsnea, edema pulmo,
suara paru (ronkhi)
- Integumen: pruritis, kulit kering, warna kehitaman, turgor kulit jelek, bersisik dan
dekubitus.
6. Pemeriksaan Penunjang
Penurunan pada kadar serum dapat menunjukan kehilangan protein melalui urine,
perpindahan cairan, penurunan pemasukan, dan penurunan sintesis, karena kekurangan
asam amino esensial pemeriksaan Urin: ureum, kreatinin, elektrolit, osmolaritas, dan berat
jenis.
i. Laju Filtrasi Glomerulus (LFG) kurang dari 15 ml/menit, LFG kurang dari 10 ml/menit
dengan gejala uremia atau malnutrisi dan LFG kurang dari 5 ml/menit walaupun tanpa
gejala dapat menjalani dialisis.
B. Pathway (Terlampir)
Pre Hemodialisa (NANDA,2015)
2. Ansietas berhubungan dengan krisis situasional akibat prosedur terapi ditandai dengan
klien mengatakan merasa cemas, klien tampak gelisah dan ketakutan
Intra Hemodialisa
Post Hemodialisa
1. Resiko Gangguan Keseimbangan Cairan
2. Mual berhubungan dengan terapi penggunaan agen farmakologis yaitu cairan dialisat
yang bersifat asam ditandai dengan klien mengeluh merasa mual, klien mengatakan ingin
muntah, peningkatan sekresi saliva
3. Intoleransi Aktivitas
D. Analisa Data
dyalisis.
dyalisis
4 DS: Prosedur pemasangan HD resiko cidera
berhubungan dengan
DO:- klien tampak gelisah gelisah akibat prosedur
HD
selama prosedur HD
5 DS: - Luka pada daerah punksi Resiko infeksi
berhubungan dengan
DO : - Terdapat luka bekas prosedur invasive
Setelah dilakukan tindakan 2. Batasi masukan cairan pada saat priming & 4.
keperawatan selama 5 jam wash out hd
diharapkan keseimbangan volume 5.
cairan tercapai dengan 3. Lakukan hd dengan uf & tmp sesuai dg ke
kenaikan bb hd sebelumnya
Kriteria Hasil: 6.
4. Identifikasi sumber masukan cairan ke
a. Terbebas dari edema, efusi, kl
anaskara 5. Jelaskan pada keluarga & klien rasional
pembatasan cairan
b. BB post HD sesuai dry weight
6. Kolaborasi dokter jika tanda cairan berlebih
c. Bunyi nafas bersih, tidak ada muncul memburuk
dyspneu/ortopneu
8. U
5 Risiko infeksi Setelah diberikan asuhan NIC Label: Infection Protection 1. A
berhubungan keperawatan selama 2 x 5 jam interv
dengan diharapkan tidak terjadi infeksi 1. Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik
ketidakadekuatan dengan kriteria hasil: dan local 2. S
pertahanan tubuh infek
primer akibat NOC Label: Hemodialysis 2. Monitor hitung granulosit, WBC
prosedur invasif Access 3. U
akses vaskular 3. Monitor kerentanan terhadap infeksi tingk
a. Temperatur kulit pada area
akses penusukan normal NIC Label: Infection Control mem
9. U
1. M
NIC Label: Dialysis Access Maintenance adany
perda
1. Monitor kateter exit site interv
Hemodialisis adalah suatu usaha untuk memperbaiki kelainan biokimiawi darah yang terjadi
akibat terganggunya fungsi hati yang dilakukan dengan menggunakan mesin hemodialisis.
Salah
Tujuan hemodialisa adalah membuang produk metabolisme protein seperti urea, kreatinin
dan asam urat, kelebihan air, mempertahankan kadar elektrolit tubuh serta memperbaiki
status kesehatan pasien.
Salah
Frekwensi Hemodialisa sebagian besar dilaksanakan sebanyak 2-3x/mgg, setiap HD
berlangsung lebih kurang 4 jam.
Salah
Akses vaskuler sulit, hemodinamik tidak stabil, gangguan kekentalan darah, penyakit
alzheimer dan enselofati merupakan kontra indikasi hemodialisa.
Salah
Asuhan Keperawatan pada pasien hemodialisa meliputi pengkajian, riwayat kesehatan, ADL,
pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang, diagnosa keperawatan, analisa data, rencana
keperawatan.
Salah