Anda di halaman 1dari 19

1.1.

Konsep Dasar Hemodialisa


1.    KONSEP DASAR HEMODIALISA

A.    Pengertian Dialisis

Hemodialisis adalah suatu usaha untuk memperbaiki kelainan biokimiawi darah yang terjadi
akibat terganggunya fungsi ginjal, dilakukan dengan menggunakan mesin hemodialisis.
Hemodialisis merupakan salah satu bentuk terapi pengganti ginjal (renal replacement
therapy/RRT) dan hanya menggantikan sebagian dari fungsi ekskresi ginjal. Hemodialisis
dilakukan pada penderita PGK stadium V dan pada pasien dengan AKI (Acute Kidney Injury)
yang memerlukan terapi pengganti ginjal. Menurut prosedur yang dilakukan HD dapat
dibedakan menjadi 3 yaitu: HD darurat/emergency, HD persiapan/preparative, dan HD
kronik/regular (Daurgirdas et al.,  2017).

B.      Tujuan Hemodialisa

Hemodialisa memiliki beberapa tujuan bagi pasien yang memerlukannya diantaranya:

a.    Membuang produk metabolisme protein seperti urea, kreatinin dan asam urat.
b.    Membuang kelebihan air.
c.    Mempertahankan sistem buffer tubuh.
d.    Mempertahankan atau mengembalikan kadar elektrolit tubuh.
e.    Memperbaiki status kesehatan pasien.

C.     Prinsip yang mendasari Hemodialisa

Tujuan hemodialisis adalah untuk mengambil zat-zat nitrogen toksik dari dalam darah dan
mengeluarkan air yang berlebihan. Pada hemodialisis aliran darah yang penuh dengan
toksin dan limbah nitrogen dialihkan dari tubuh pasien ke tempat darah tersebut
dibersihkan dan kemudian di kembalikan lagi ke tubuh pasien. Ada tiga prinsip yang
mendasar kerja hemodialisis yaitu: difusi, osmosis dan ultrafiltrasi.

Toksin dan zat limbah di dalam darah di keluarkan melalui proses difusi dengan cara
bergerak dari darah yang memiliki konsentrasi lebih tinggi ke cairan dialisis dengan
konsenterasi yang lebih rendah. 

Air yang berlebihan di keluarkan dari dalam tubuh di keluarkan melalui proses osmosis.
Pengeluaran air dapat di kendalikan dengan menciptakan gradien tekanan, dengan kata lain
bergerak dari daerah dengan tekanan yang lebih  tinggi (tubuh pasien) ke tekanan yang
lebih rendah (cairan dialist).

Gradient ini dapat di tingkatkan melalui penambahan tekanan negatif yang dikenal sebagai
ultrafiltrasi pada mesin dialis. Tekanan negatif diterapkan pada alat  fasilitasi pengeluaran
air. Karena pasien tidak dapat mengekresikan air, kekuatan ini di perlukan untuk
mengeluarkan  cairan hingga tercapai isovolemia (keseimbangan cairan).

1.2. Dasar-Dasar Teori Terkait Hemodialisa


1.    DASAR-DASAR TEORI TERKAIT HEMODIALISA

A. Etiologi

Hemodialisa dilakukan karena pasien menderita gagal ginjal akut dan kronik akibat dari :
azotemia, simtomatis berupa ensefalopati, perikarditis, uremia, hiperkalemia berat,
kelebihan cairan yang tidak responsive dengan diuretic, asidosis yang tidak bisa diatasi, batu
ginjal, dan sindrom hepatorenal.

B. Patofisiologi

Ginjal adalah organ penting bagi hidup manusia yang mempunyai fungsi utama untuk
menyaring / membersihkan darah. Gangguan pada ginjal bisa terjadi karena sebab primer
ataupun sebab sekunder dari penyakit lain. Gangguan pada ginjal dapat menyebabkan
terjadinya gagal ginjal atau kegagalan fungsi ginjal dalam menyaring / membersihkan
darah. Penyebab gagal ginjal dapat dibedakan menjadi gagal ginjal akut maupun gagal
ginjal kronik. Dialisis merupakan salah satu modalitas pada penanganan pasien dengan
gagal ginjal, namun tidak semua gagal ginjal memerlukan dialisis. Dialisis sering tidak
diperlukan pada pasien dengan gagal ginjal akut yang tidak terkomplikasi, atau bisa juga
dilakukan hanya untuk indikasi tunggal seperti hiperkalemia. Faktor-faktor yang harus
dipertimbangkan sebelum melalui hemodialisis pada pasien gagal ginjal kronik terdiri dari
keadaan penyakit penyerta dan kebiasaan pasien. Waktu untuk terapi ditentukan oleh kadar
kimia serum dan gejala-gejala. Hemodialisis biasanya dimulai ketika bersihan kreatin
menurun dibawah 10 ml/mnt, yang biasanya sebanding dengan kadar kreatinin serum 8-10
mg/dL namun demikian yang lebih penting dari nilai laboratorium absolut adalah
terdapatnya gejala-gejala uremia. 

C. Dialisis

Dialisis merupakan suatu proses yang digunakan untuk mengeluarkan cairan dan produk
limbah dari dalam tubuh ketika ginjal tidak mampu melaksanakan fungsi tersebut.
Pada dialisis, molekul solut berdifusi lewat membran semipermeabel dengan cara mengalir
dari sisi cairan yang lebih pekat (konsentrasi solut lebih tinggi) ke cairan yang lebih encer
(konsentrasi solut lebih rendah). Cairan mengalir lewat membran semipermeabel dengan
cara osmosis atau ultrafiltrasi (aplikasi tekakan eksternal pada membran.

Membran semipermeabel adalah lembar tipis, berpori-pori terbuat dari selulosa atau bahan
sintetik. Ukuran pori-pori membran memungkinkan difusi zat dengan berat molekul rendah
seperti urea, kreatinin, dan asam urat berdifusi. Molekul air juga sangat kecil dan bergerak
bebas melalui membran, tetapi kebanyakan protein plasma, bakteri, dan sel-sel darah terlalu
besar untuk melewati pori-pori membran. Perbedaan konsentrasi zat pada dua
kompartemen disebut gradien konsentrasi.

Hemodialisa merupakan suatu proses yang digunakan pada pasien dalam keadaan sakit
akut dan memerlukan terapi dialisis jangka pendek (beberapa hari hingga beberapa
minggu) atau pasien dengan penyakit ginjal stadium terminal yang membutuhkan terapi
jangka panjang atau terapi permanen.

Sehelai membran sintetik yang semipermeabel menggantikan glomerolus serta tubulus


renal dan bekerja sebagai filter bagi ginjal yang terganggu fungsinya.

Sistem ginjal buatan :

1. Membuang produk metabolisme protein seperti urea, kreatinin, dan asam urat.

2. Membuang kelebihan air dengan mempengaruhi tekanan banding antara darah dan
bagian cairan, biasanya terdiri atas tekanan positif dalam arus darah dan tekanan negatif
(penghisap) dalam kompartemen dialisat (proses ultrafiltrasi).

3. Mempertahankan dan mengembalikan system buffer tubuh.


4. Mempertahankan atau mengembalikan kadar elektrolit tubuh.

Tujuan hemodialisa adalah untuk mengambil zat-zat nitrogen yang toksik dari dalam darah
dan mengeluarkan air yang berlebih. Pada hemodilisa, aliran darah yang penuh dengan
toksin dan limbah nitrogen dialihkan dari tubuh pasien ke dialiter tempat darah tersebut
dibersihkan dan kemudian dikembalikan lagi ke tubuh pasien.

D. Indikasi

1. Penyakit dalam (Medikal)

-       ARF- pre renal/renal/post renal, apabila pengobatan konvensional gagal


mempertahankan RFT normal.

-       CRF, ketika pengobatan konvensional tidak cukup

-       Snake bite

-       Keracunan

-       Leptospirosis

2. Ginekologi

-       APH (Antepartum hemorrhage)

-       PPH (postpartum hemorrhage)

-       Septic abortion
3. Indikator biokimiawi yang memerlukan tindakan hemodialisa

-       Peningkatan BUN (Blood Urea Nitrogen) > 20-30 mg%/hari

-       Serum kreatinin > 2 mg%/hari

-       Hiperkalemia

-       Overload cairan yang parah

-       Odem pulmo akut yang tidak berespon dengan terapi medis

 Pada CRF:

1. BUN > 200 mg%


2. Creatinin > 8 mg%
3. Hiperkalemia
4. Asidosis metabolik yang parah
5. Uremic encepalopati
6. Overload cairan
7. Hb: < 8 gr% - 9 gr% siap-siap tranfusi

 E. Kontra Indikasi

Akses vaskuler sulit, hemodinamik tidak stabil dan gangguan kekentalan darah, penyakit
alzheimer, dan enselofati (PERNEFRI, 2016)..

Frekwensi Hemodialiasa
Sebagian besar penderita menjalani dialisa sebanyak 2 - 3 x/mgg, setiap HD berlangsung ±
4 jam.
Program dialisis dikatakan berhasil, jika :
a.    Pasien mencapai BB kering.
b.    Pasien makan dengan diit normal.
c.    Kadar Hb ≥ 10 g/dl.
d.    Tekanan darah normal.

Menurut PERNEFRI  waktu atau lamanya hemodialisa disesuaikan dengan kebutuhan


individu. Tiap hemodialisa dilakukan 4 – 5 jam dengan frekuensi 2 kali seminggu.
Hemodialisa idealnya dilakukan 10 – 15 jam/minggu dengan Blood flow (QB) 200–300
mL/menit. Sedangkan menurut Corwin (2000) hemodialisa memerlukan waktu 3 – 5 jam dan
dilakukan 3 kali seminggu. Pada akhir interval 2 – 3 hari diantara hemodialisa,
keseimbangan garam, air, dan pH sudah tidak normal lagi. Hemodialisa ikut berperan
menyebabkan anemia karena sebagian sel darah merah rusak dalam proses hemodialisa
1.3. Peralatan Hemodialisa
 Peralatan

1. Dialiser atau Ginjal Buatan

Komponen ini terdiri dari membran dialiser yang memisahkan kompartemen darah dan
dialisat. Dialiser bervariasi dalam ukuran, struktur fisik dan tipe membran yang digunakan
untuk membentuk kompartemen darah. Semua factor ini menentukan potensi efisiensi
dialiser, yang mengacu pada kemampuannya untuk membuang air (ultrafiltrasi) dan
produk-produk sisa (klirens).

2. Dialisat atau Cairan dialysis

Dialisat atau “bath”   adalah cairan yang terdiri atas air dan elektrolit utama dari serum
normal. Dialisat ini dibuat dalam system bersih dengan air keran dan bahan kimia disaring.
Bukan merupakan system yang steril, karena bakteri terlalu besar untuk melewati membran
dan potensial terjadinya infeksi pada pasien minimal. Karena bakteri dari produk sampingan
dapat menyebabkan reaksi pirogenik, khususnya pada membran permeable yang besar, air
untuk dialisat harus aman secara bakteriologis. Konsentrat dialisat biasanya disediakan oleh
pabrik komersial. Bath standar umumnya digunakan pada unit kronis, namun dapat dibuat
variasinya untuk memenuhi kebutuhan pasien tertentu. 

3. Sistem Pemberian Dialisat

Unit pemberian tunggal memberikan dialisat untuk satu pasien: system pemberian multiple
dapat memasok sedikitnya untuk 20 unit pasien. Pada kedua system, suatu alat pembagian
proporsi otomatis dan alat pengukur serta pemantau menjamin dengan tepat kontrol rasio
konsentrat-air.

4. Asesori Peralatan

Piranti keras yang digunakan pada kebanyakan system dialysis meliputi pompa darah,
pompa infus untuk pemberian heparin, alat monitor untuk pendeteksi suhu tubuh bila
terjadi ketidakamanan, konsentrasi dialisat, perubahan tekanan, udaara, dan kebocoran
darah.

5. Komponen manusia

6. Pengkajian dan penatalaksanaan


1.4. Asuhan Keperawatan Pasien Hemodialisa
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian

1.   Identitas Klien

Meliputi: nama klien, no. RM, umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, dx medis dan mula
inisiasi HD

2.   Keluhan Utama
Keluhan yang paling dirasakan oleh klien diantara keluhan yang dirasakan yang didapatkan
secara langsung dari pasien/keluarga.

3.   Riwayat Kesehatan

 a.   Riwayat Kesehatan Sekarang

-Riwayat kesehatan sekarang didapatkan mulai dari pasien mengalami keluhan sampai
mencari pelayanan kesehatan sampai ,mendapatkan terapi dan harus menjalani terapi HD
(pasien HD pertama).

-Kondisi atau keluhan yang di rasakan oleh pasien setelah HD sampai HD kembali (bagi
pasien menjalani HD rutin).

  b.   Riwayat Kesehatan Lalu

Riwayat kesehatan dahulu di dapatkan dari pengalaman pasien mengalami kondisi yang
berhubungan dengan gangguan system urinaria (misal DM, hipertensi, BPH/Benign
Prostatic Hyperplasia, dll)

 c.   Riwayat Kesehatan Keluarga

Di dapatkan dari riwayat penyakit keluarga yang berhubungan dengan penyakit pasien
sekarang (DM, hipertensi, penyakit sistem perkemihan)

4. ADL (Activity Daily Living)

a. Nutrisi :  pasien dengan hemodialisis harus diet ketat dan pembatasan cairan

masuk untuk meminimalkan gejala seperti penumpukan cairan yang dapat mengakibatkan
gagal jantung kongesti serta edema paru, pembatasan pada asupan protein akan
mengurangi penumpukan limbah nitrogen dan dengan demikian meminimalkan gejala,
mual muntah. (Brunner & Suddarth)

b. Eliminasi   :  Oliguria dan anuria untuk gagal ginjal

c. Aktivitas   :  dialisis menyebabkan perubahan gaya hidup pada keluarga. Waktu yang
diperlukan untuk terapi dialisis akan mengurangi waktu yang tersedia untuk melakukan
aktivitas sosial dan dapat menciptakan konflik, frustasi. Karena waktu yang terbatas dalam
menjalani aktivitas sehai-hari.

5.   Pemeriksaan Fisik
-   Kepala: rambut rontok

-   Neuro: penurunan kesadaran, nyeri (pusing), kejang karena keracunan pada SSP,
kelemahan karena suplai O2 kurang, baal (mati rasa dan kram) karena rendahnya kadar Ca 

-   Mata: konjungtiva anemis, odema palpebra, uremic frost

-   Hidung: napas cuping hidung

-   Mulut: stomatitis, bleeding/perdarahan, nafas bau ammonia.

-   Leher: hiperparathyroid karena peningkatan reabsorbsi kalsium dari tulang,hiperkalemia,


hiperkalsiuria, prembesaran vena jugularis.

-   Dada:  bunyi nafas tambahan (wheezing), otot bantu pernafasan, dypsnea, edema pulmo,
suara paru (ronkhi)

-   Abdomen: asites, gangguan peristaltik, bleeding

-   Ekstremitas: CRT > 3 detik, edema, nyeri, kekakuan otot menurun

-   Integumen: pruritis, kulit kering, warna kehitaman, turgor kulit jelek, bersisik dan
dekubitus.

6.   Pemeriksaan Penunjang

Dari pemeriksaan penunjang dapat ditemukan data sebagai berikut:

a.  Pemeriksaan darah

Pemeriksaan hematologi: Hb menurun adanya anemia, eritrosit, leukosit, trombosit.

b.  Pemeriksaan RFT (renal fungsi test)

     Ureum ( 20-40 mg/dl)

     Kreatinin ( 0,5-1,5 mg/dl)

c.  Pemeriksaan LFT (liver fungsi test)

d.  Pemeriksaan elektrolit: Klorida, kalium dan kalsium

e.  CCT (Clearance Creatinin Test)


f.  GFR kurang dari 15 ml/menit, GFR kurang dari 10 ml/menit dengan gejala uremia atau
malnutrisi dan GFR kurang dari 5 ml/menit walaupun tanpa gejala dapat menjalani dialisis

g.  Pemeriksaan urin

     Urin rutin :  Protein

Penurunan pada kadar serum dapat menunjukan kehilangan protein melalui urine,
perpindahan cairan, penurunan pemasukan, dan penurunan sintesis, karena kekurangan
asam amino esensial pemeriksaan Urin: ureum, kreatinin, elektrolit, osmolaritas, dan berat
jenis.

     Urin khusus: Benda keton dan analisa kristal/batu

h.  Pemeriksaan Radiologi

i. Laju Filtrasi Glomerulus (LFG) kurang dari 15 ml/menit, LFG kurang dari 10 ml/menit
dengan gejala uremia atau malnutrisi dan LFG kurang dari 5 ml/menit walaupun tanpa
gejala dapat menjalani dialisis.

B.  Pathway (Terlampir)

C. Diagnosa Keperawatan Hemodialisa

Pre Hemodialisa (NANDA,2015)

1.     Kelebihan volume cairan berhubungan dengan gangguan mekanisme regulasi

2.     Ansietas berhubungan dengan krisis situasional akibat prosedur terapi ditandai dengan
klien mengatakan merasa cemas, klien tampak gelisah dan ketakutan

Intra Hemodialisa

1.     Nyeri akut berhubungan agens cedera ditandai dengan melaporkan nyeri

2.     Risiko perdarahan berhubungan dengan efek samping pengobatan yaitu penggunaan


obat antikoagulan

3.     Risiko infeksi berhubungan dengan ketidakadekuatan pertahanan tubuh primer akibat


prosedur invasif akses vaskular

Post Hemodialisa
1.     Resiko Gangguan Keseimbangan Cairan

2.     Mual berhubungan dengan terapi penggunaan agen farmakologis yaitu cairan dialisat
yang bersifat asam ditandai dengan klien mengeluh merasa mual, klien mengatakan ingin
muntah, peningkatan sekresi saliva

3.     Intoleransi Aktivitas

4.     Gangguan Integritas kulit

  D. Analisa Data

No Data Etiologi Masalah


1 DS: -  Klien mengeluh nyeri agen cidera fisik oleh karena Nyeri akut
punksi selama HD berhubungan dengan
          pada daerah punksi agen cidera fisik oleh
karena punksi selama
DO: - ekspresi wajah HD

          meringis dan gelisah.


2 DS:   - klien mengatakan Kurang pengetahuan tentang Ansietas berhubungan
HD dengan kurangnya
            kurang informasi informasi tentang HD

            tentang HD dan biaya

DO : - Klien tampak cemas

           dan bingung


3 DS:- klien mengatakan Terpasang set dialysis Intoleransi aktifitas
berhubungan dengan
         pergerakannya terbatas pemasangan alat
dyalisis
         karena terpasang set

         dyalisis.

DO:- klien terpasang set

         dyalisis
4 DS: Prosedur pemasangan HD resiko cidera
berhubungan dengan
DO:- klien tampak gelisah  gelisah akibat prosedur
HD
         selama prosedur HD
 5  DS:   -  Luka pada daerah punksi  Resiko infeksi
berhubungan dengan
DO : - Terdapat luka bekas prosedur invasive

            punksi pada akses

           vascular klien

1.5. Rencana asuhan Keperawatan


Rencana Asuhan Keperawatan

No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi


Keperawatan
1 Kelebihan  Setelah silakukan asuhan NIC Label: Fluid Management NI
volume cairan keperawatan selama 2 kali
berhubungan pertemuan diharapkan masalah 1. Kaji status cairan 1.
dengan gangguan kelebihan cairan teratasi dengan m
mekanisme kritreria hasil : a. Timbang bb pre dan post hd da
regulasi
NOC : b. Keseimbangan masukan dan haluaran 2.
we
1. Electrolit and acid base balance c. Turgor kulit dan edema ter

2. Fluid balance d. Distensi vena leher 3.


ke
3. Hydration e. Monitor vital sign BB

Setelah dilakukan tindakan 2. Batasi masukan cairan pada saat priming & 4.
keperawatan selama 5 jam wash out hd
diharapkan keseimbangan volume 5.
cairan tercapai dengan 3. Lakukan hd dengan uf & tmp sesuai dg ke
kenaikan bb hd sebelumnya
Kriteria Hasil: 6.
4. Identifikasi sumber masukan cairan ke
a. Terbebas dari edema, efusi, kl
anaskara 5. Jelaskan pada keluarga & klien rasional
pembatasan cairan  
b. BB post HD sesuai dry weight
6. Kolaborasi dokter jika tanda cairan berlebih
c. Bunyi nafas bersih, tidak ada muncul memburuk
dyspneu/ortopneu  

d. Memelihara vital sign dalam


batas normal
2 Ansietas Setelah dilakukan asuhan NIC Label: Anxiety Reduction NI
berhubungan keperawatan selama 1 x … jam,
dengan krisis diharapkan kecemasan klien dapat 1.Observasi adanya tanda – tanda 1.
situasional akibat berkurang dengan kriteria hasil: cemas/ansietas baik secara verbal maupun lan
prosedur terapi nonverbal. da
ditandai dengan NOC Label: Anxiety Level
klien mengatakan 2.Bantu pasien untuk mengidentifikasi situasi 2.
merasa cemas, a.Mengatakan secara verbal yang dapat menstimulus kecemasan. m
klien tampak tentang tidak ada kecemasan
gelisah dan 3. Jelaskan segala sesuatu mengenai penyakit 3.
ketakutan, b.Mengatakan secara verbal yang klien derita. pe
insomnia, tentang tidak ada ketakutan pe
takikardi 4. Ajarkan klien teknik relaxasi, seperti menarik se
c.Tidak ada kepanikan nafas dalam. kl

NOC Label: Anxiety Self- 5.Kolaborasi pemberian medikasi berupa obat 4.


Control penenang. kl

a.Mampu mengurangi penyebab 5.


cemas ter

b.Mengontrol respon cemas


 

No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi


Keperawatan
1 Nyeri akut Setelah dilakukan tindakan asuhan NIC Label: Pain Management NIC
berhubungan keperawatan selama 1 x … jam,
agens cedera diharapkan pasien tidak 1. Lakukan pengkajian nyeri secara 1.Un
ditandai dengan mengalami nyeri dengan kriteria komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, karak
melaporkan nyeri hasil: durasi, frekuensi, kualitas dan faktor freku
secara verbal presipitasi kepar
NOC Label: Pain Level
 2.Observasi reaksi nonverbal dari 2. Un
a. Melaporkan nyeri berkurang ketidaknyamanan ketid

b.Tidak menununjukkan ekspresi 3. Berikan informasi tentang nyeri, penyebab 3. Ag


wajah menahan nyeri nyeri, berapa lama akan berlangsung, dan tentan
antisipasi ketidaknyamanan akibat prosedur. lama
c. Mampu mengontrol nyeri (tahu ketid
penyebab nyeri, mampu  4. Ajarkan tentang teknik non farmakologi
menggunakan tehnik (relaksasi napas dalam, distraksi, guided 4. Ag
nonfarmakologi untuk mengurangi imagery) tekni
nyeri, mencari bantuan) meng
 
d.   Tanda vital dalam rentang 5. Un
normal (TD: 110/70 mmHg, N: 5.   Kolaborasi dengan dokter untuk farma
80x/menit) pemberian analgetik untuk mengurangi nyeri
NIC
NIC Label: Vital Sign Monitoring
1.     
1.   Monitor tekanan darah dan nadi pasien dan n
dirasa
4 Risiko perdarahan Setelah diberikan asuhan NIC Label:  Bleeding Precaution NIC
berhubungan keperawatan selama 1 x … jam
dengan efek diharapkan pasien tidak 1.   Monitor kondisi yang dapat menyebabkan 1.   D
samping mengalami perdarahan dengan perdarahan menc
pengobatan yaitu kriteria hasil:
penggunaan obat 2.   Monitor jumlah dan kenampakan 2.   M
antikoagulan NOC Label: Blood Loss Severity kehilangan darah hilan
mene
a.   Tidak terlihat kehilangan darah 3.   Catat hemogblobin dan hematocrit
3.   H
b.   Tidak ada Hematuria 4.   Monitor statius intake dan output cairan komp
jaring
c.   Tekanan darah sistolik dan 5.   Monitor protein koagulasi (PT/PTT,
diastolik normal fibrinogen, jumlah platelet) 4.   M

d.   Tidak terjadi Penurunan 6.   Monitor faktor yang mempengaruhi 5.   M


kesadaran distribusi oksigen (PaO2, SaO2, dan pasie
hemoglobin serta kardiak output)
e.   Tidak terjadi Penurunan kadar 6.   M
darah (HGB) 7.   Perkirakan kemungkinan transfusi darah terdis

f.    Tidak terjadi penurunan 8.   Berikan produk darah 7.    D


pembekuan darah (HCT) darah

8.   U
5 Risiko infeksi Setelah diberikan asuhan  NIC Label: Infection Protection  1.   A
berhubungan keperawatan selama 2 x 5 jam interv
dengan diharapkan tidak terjadi infeksi 1.   Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik
ketidakadekuatan dengan kriteria hasil: dan local 2.   S
pertahanan tubuh infek
primer akibat NOC Label: Hemodialysis 2.   Monitor hitung granulosit, WBC
prosedur invasif Access 3.   U
akses vaskular 3.   Monitor kerentanan terhadap infeksi tingk
a.   Temperatur kulit pada area
akses penusukan normal NIC Label: Infection Control mem

b.   Nadi perifer bagian distal 1.   Bersihkan lingkungan setelah digunakan NIC


normal oleh klien. 
1.   A
c.   Warna kulit bagian distal 2.   Batasi jumlah pengunjung.  meny
normal lain.
3.   Ajarkan klien dan keluarga tekhnik
d.   Warna kulit pada area akses mencuci tangan yang benar.  2.   M
penusukan normal masu
4.   Pergunakan sabun anti microbial untuk
e.   Drainase pada area penusukan mencuci tangan 3.   M
tidak ada mikro
5.   Cuci tangan sebelum dan sesudah
f.    Edema perifer bagian distal melakukan tindakan keperawatan. 4.   M
area penusukan tidak ada lebih
6.   Terapkan Universal precaution.
5.   M
7.   Pertahankan lingkungan aseptik selama
perawatan. 6.   U
terko
8.   Anjurkan klien untuk memenuhan asupan
nutrisi dan cairan adekuat. 7.   U
selam
9.   Kolaborasi pemberian antibiotik bila
perlu.  8.   U
kond

9.   U

1.   M
NIC Label: Dialysis Access Maintenance adany
perda
1.   Monitor kateter exit site interv

2.   Monitor area akses penusukan dari edema, 2.   M


panas, drainase, perdarahan, hematoma, dan penus
penurunan sensasi infek
mene
3.   Lakukan perawatan dengan memberikan
baluan steril pada area penusukan dengan 3.   M
CVC (central venous catheter) sekun

 
 

No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi


Keperawatan
1 Resiko Gangguan Setelah silakukan asuhan NIC Label :  Fluid management NIC
Keseimbangan keperawatan selama 2 kali
cairan   berhubunga pertemuan diharapkan masalah 1. Monitor status hidrasi (kelembaban 1. U
n gangguan keseimbangan cairan membran mukosa, nadi adekuat, tekanan sela
dengan Mekanisme dapat teratasi dengan kriteria hasil  darah ortostatik)
peredaran 2. U
darah/cairan tidak NOC: 2. Monitor vital sign sela
efektif (proses
dialisis v Fluid balance 3. Monitor masukan makanan / cairan selama 3. M
berlangsung) interdialisis men
v Hydration
4. Monitor status nutrisi 4. M
v Nutritional Status : Food and tida
Fluid Intake 5. Dorong keluarga untuk membantu pasien
makan 5. A
Kriteria Hasil : kon
6. Kolaborasi dokter jika tanda cairan
1. Tekanan darah, nadi, suhu tubuh berlebih muncul meburuk 6. U
dalam batas normal terja
7. Atur kemungkinan tranfusi
2. Tidak ada tanda tanda dehidrasi, 7. U
Elastisitas turgor kulit baik, 8. Persiapan untuk kemungkinan tranfusi keku
membran mukosa lembab, tidak
ada rasa haus yang berlebihan   8. Ji
tran
 
2 Mual berhubungan Setelah diberikan asuhan NIC Label: Nausea Management NIC
dengan terapi keperawatan selama 1 x … jam
penggunaan agen diharapkan terjadi penurunan 1. Dorong klien untuk mempelajari strategi 1. M
farmakologis yaitu derajat mual dan muntah, dengan untuk memanajemen mual man
cairan dialisat yang kriteria hasil:
bersifat asam 2. Kaji frekuensi mual, durasi, tingkat 2. M
ditandaidengan NOC Label: Nausea and keparahan, factor frekuensi, presipitasi yang inte
mengeluh mual, Vomiting Severity menyebabkan mual.
peningkatan sekresi  
saliva a. Klien mengatakan tidak ada 3. Ajarkan teknik nonfarmakologi untuk
mual mengurangi mual (relaksasi, guide imagery, 3. M
b. Klien mengatakan tidak muntah distraksi). non
sam
c. Tidak ada peningkatan sekresi 4. Dukung istirahat dan tidur yang adekuat
saliva untuk meringankan nausea. 4. T
klie
  mua
3 Intoleransi aktivitas  Setelah silakukan asuhan NIC Label :  Activity Intolerance NIC
b.d keletihan, keperawatan selama 2 x 5 jam
anemia, retensi pertemuan diharapkan masalah 1. Observasi faktor yang menimbulkan 1. M
produk sampah dan intoleransi aktivitas  teratasi keletihan: Anemia, Ketidakseimbangan indi
prosedur dialisis dengan kriteria hasil cairan & elektrolit, Retensi produk sampah
depresi  
Kriteria Hasil :
  2. M
1. Berpartisipasi dalam aktivitas ring
perawatan mandiri yang dipilih 2. Tingkatkan kemandirian dalam aktifitas diri
perawatan diri yang dapat ditoleransi, bantu
2. Berpartisipasi dalam ↑ aktivitas jika keletihan terjadi  
dan latihan
3. Anjurkan aktivitas alternatif sambil 3. M
3. Istirahat & aktivitas istirahat dapa
seimbang/bergantian adek
4. Anjurkan untuk istirahat setelah dialisis
  4.   
  sete
  peru
  elek
dial
4 Gangguan Integritas Setelah diberikan asuhan NIC Label: Pruritus Management NIC
Kulit berhubungan keperawatan selama 1 x … jam
dengan perubahan diharapkan perawat dapat 1. Lakukan pemeriksaan fisik untuk 1. U
turgor kulit, meminimalkan komplikasi pruritus mengidentifikasi kerusakan kulit (seperli lesi, keru
pruritus. dengan kriteria hasil: blister, abrasi, dan ulkus)
2. U
a. Klien mengatakan gatal 2. Gunakan lotion sesuai indikasi men
berkurang
3. Kolaborasi pemberian antipruritus 3. U
b. Klien tidak menggaruk anggota
tubuh yang gatal 4. Kolaborasi pemberian antihistamin 4. M
sehi
c. Klien dapat melakukan 5. Instruksikan pada klien untuk menghindari
manajemen pruritus. penggunaan sabun yang menggunakan 5. M
parfum atau minyak
  6. M
6. Instruksikan klien untuk menggunakan berl
pakaian yang dapat menyerap keringat
7. Instruksikan pasien untuk 7. M
mempertahankan kuku tetap pendek infe

8. Instruksikan klien untuk mengurangi hal- 8. M


hal yang dapat menyebabkan keringat berl
berlebih.
9. M
9. Intruksikan klien agar tidak menggaruk infe
bagian tubuh yang gatal, klien hanya boleh
menggunakan telapak tangan untuk
menggosok secara halus area sekitar.

Hemodialisis adalah suatu usaha untuk memperbaiki kelainan biokimiawi darah yang terjadi
akibat terganggunya fungsi hati yang dilakukan dengan menggunakan mesin hemodialisis.

Pilih salah satu:


Benar

Salah
Tujuan hemodialisa adalah membuang produk metabolisme protein seperti urea, kreatinin
dan asam urat, kelebihan air, mempertahankan kadar elektrolit tubuh serta memperbaiki
status kesehatan pasien.

Pilih salah satu:


Benar

Salah
Frekwensi Hemodialisa sebagian besar dilaksanakan sebanyak 2-3x/mgg, setiap HD
berlangsung lebih kurang 4 jam.

Pilih salah satu:


Benar

Salah
Akses vaskuler sulit, hemodinamik tidak stabil, gangguan kekentalan darah, penyakit
alzheimer dan enselofati merupakan kontra indikasi hemodialisa.

Pilih salah satu:


Benar

Salah
Asuhan Keperawatan pada pasien hemodialisa meliputi pengkajian, riwayat kesehatan, ADL,
pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang, diagnosa keperawatan, analisa data, rencana
keperawatan.

Pilih salah satu:


Benar

Salah

Anda mungkin juga menyukai