Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PENDAHULUAN KEBUTUHAN NUTRISI

DISUSUN OLEH:

NAMA: MUSVIRA MUSTAFA

NIM: PO713201191120

KELAS: 2 C

Dosen Pembimbing

Hj. SIMUNATI, S.Sit,SKM, S.KEP,M.M.Kes


NIP:196412311985032118

PRODI D3 KEPERAWATAN
POLTEKKES KEMENKES MAKASSAR
TAHUN 2020/2021
A. Definisi

Oksigenasi meupakan kebutuhan dasar manusia yang paling mendasar yang


digunakan untuk kelangsungan metabolisme sel tubuh, mempertahankan hidup,
dan aktivitas berbagai organ dam sel tubuh. Keberadaan oksigen merupakan salah
satu komponen gas dan unsur vital dalam proses metabolisme dan untuk
mempertahkan kelangsungan hidup seluruh sel-sel tubuh. Secara normal elemen
ini diperoleh dengan cara menghirup oksigen (O2) setiap kali bernapas dari
atmosfer. Oksigen untuk kemudian diedarkan ke seluruh jaringan (Andarmoyo,
2012).

B. Etiologi

Adapun faktor-faktor yang menyebabkan klien mengalami gangguan oksigenasi


menurut NANDA (2013),yaitu hiperventilasi, hipoventilasi, deformitas tulang dan
dinding dada, nyeri,cemas, penurunan energy,/kelelahan, kerusakan
neuromuscular, kerusakan muskoloskeletal, kerusakan kognitif / persepsi,
obesitas, posisi tubuh, imaturitas neurologis kelelahan otot pernafasan dan adanya
perubahan membrane kapiler-alveoli.
Keadekuatan sirkulasi, ventelasi, perfusi, dan transport gas – gas pernapasan
kejaringan dipengaruhi oleh empat tipe factor :

1. Faktor fisiologis, Proses Fisiologis yang Mempengaruhi Oksigenasi (Potter &


Perry, 2006)

PROSES PENGARUH PADA OKSIGENASI


Anemia Menurunkan kapasitas darah yang
membawa oksigen
Racun inhalasi Menurunkan kapasitas darah yang
membawa oksigen
Obstruksi jalan nafas Membatasi pengiriman oksigen yang
diinspirasi ke alveoli
Darah tinggi Menurunkan konsentrasi oksigen
inspirator karena konsentasi oksigen
atmosfer yang lebih rendah
Demam Meningkatkan frekuensi metabolism
dan kebutuhan oksigen di jaringan.
Penurunan pergerakan dinding dada Mencegah penurunan diafragma dan
(kerusakan muskulo) menurunkan diameter anteroposterior
thoraks pada saat inspirasi,
menurunkan volume udara yang
diinspirasi.

Adapun kondisi yang mempengaruhi gerakan dinding dada :


a) Kehamilan Ketika fetus mengalami perkembangan selama kehamilan,
maka uterus maka uterus yanb berukuran besar akan mendorong isi
abdomen ke atas diagfragma.
b) Obesitas Klien yang obese mengalami penurunan volume paru.Hal ini
dikarenakan thorak dan abdomen bagian bawah yang berat.
c) Kelainan musculoskeletal Kerusakan muskulosetal di region thorak
menyebabkan penurunan oksigenasi.
d) Konfigurasi structural yang abnormal
e) Trauma
f) Penyakit otot
g) Penyakit system persarafan
h) Perubahan system saraf pusat
i) Pengaruh penyakit kronis.

2. Faktor Perkembangan

a) Bayi Prematur Bayi premature : berisiko terkena penyakit membrane hialin, yang
diduga disebabkan defisiensi surfaktan.
b) Bayi dan Todler Bayi dan toddler : berisiko mengalami infeksi saluran pernafasan
atas (ISPA) hasil pemaparan dari anak-anak lain dan pemaparan asap dari rokok.
Selain itu, selama proses pertumbuhan gigi, beberapa bayi berkembang kongesti
nasal yang memungkinkan pertumbuhan bakteri dan meningkatkan potensi
terjadinya ISPA. ISPA yang sering doalami adalah nasofaringitis, faringitis,
influenza, dan tonsillitis.
c) Anak usia sekolah dan remaja Anak usia sekolah dan remaja terpapar pada infeksi
pernapasan dan factor-faktor resiko pernafasan, misalnya asap rokok dan
merokok.
d) Dewasa muda dan dewasa pertengahan Individu pada usia pertengahan dan
dewasa muda terpapar pada banyak factor resiko kerdiopulmonar seperti diet yang
tidak sehat, kurang latihan fisik, obat-obatan.
e) Lansia Kompliansi dinding dada menurun pada klien lansia yang berhubungan
dengan osteoporosis dan kalsifikasi tulang rawan kosta.Otot – otot pernapasan
melemah dan sirkulsi pemubuluh darah pulmonar menurun.

3. Faktor Perilaku

a. Nutrisi Nutrisi mempengaruhi fungsi kardiopulmonar dalam beberapa


cara. Klien yang mengalami kekurangan gizi mengalami kelemahan otot
pernafasan.Kondisi ini menyebabkan kekekuatan otot dan kerja
pernapasan menurun.
b. Latihan Fisik Latihan fisik meningkatkan aktivitas metabolism tubuh dan
kebutuhan oksigen.Frekuensi dan kedalaman pernapasan meningkat,
memampukan individu untuk mengatasi lebih banyak oksigen dan
mengeluarkan kelebihan karbondoksida.
c. Merokok Dikaitkan dengan sejumlah penyakit termasuk penyakit jantung,
penyakit paru obstrukti kronis, dan kanker paru.
d. Penyalahgunaan Substansi Penggunaan alcohol dan obat-obatan secara
berlebihan akan menggganggu oksigenasi jaringan. Kondisi ini sering kali
memiliki asupan nutrisi yang buruk.Kondisi ini menyebabkan penurunan
asupan makanan kaya gizi yang kemudian menyebabkan penurunan
prosuksi hemoglobin.
4. Faktor Lingkungan

Abestosis merupakan penyakit paru yang memperoleh di tempat kerja dan


berkembang setelah individu terpapar asbestosis.
a) Ansietas Keadaan yang terus-menerus pada insietas beat akan
meningkatkan laju metabolisme tubuh dan kebutuhan oksigen akan
meningkat(Potter & Perry, 2006).
C. Patofisiologi

Proses pertukaran gas dipengaruhi oleh ventilasi, difusi dan trasportasi. Proses
ventilasi (proses penghantaran jumlah oksigen yang masuk dan keluar dari dan ke
paru-paru), apabila pada proses ini terdapat obstruksi maka oksigen tidak dapat
tersalur dengan baik dan sumbatan tersebut akan direspon jalan nafas sebagai
benda asing yang menimbulkan pengeluaran mukus. Proses difusi (penyaluran
oksigen dari alveoli ke jaringan) yang terganggu akan menyebabkan
ketidakefektifan pertukaran gas. Selain kerusakan pada proses ventilasi, difusi,
maka kerusakan pada transportasi seperti perubahan volume sekuncup, afterload,
preload, dan kontraktilitas miokard juga dapat mempengaruhi pertukaran gas
(Brunner & Suddarth, 2002).

D. Manifestasi klinis

Adanya penurunan tekanan inspirasi/ ekspirasi menjadi tanda gangguan


oksigenasi. Penurunan ventilasi permenit, penggunaaan otot nafas tambahan
untuk bernafas, pernafasan nafas flaring (nafas cuping hidung), dispnea, ortopnea,
penyimpangan dada, nafas pendek, posisi tubuh menunjukan posisi 3 poin, nafas
dengan bibir, ekspirasi memanjang, peningkatan diameter anterior-posterior,
frekuensi nafas kurang, penurunan kapasitas vital menjadi tanda dan gejala
adanya pola nafas yang tidak efektif sehingga menjadi gangguan oksigenasi
(NANDA, 2011).

Beberapa tanda dan gejala kerusakan pertukaran gas yaitu takikardi, hiperkapnea,
kelelahan, somnolen, iritabilitas, hipoksia, kebingungan, AGS abnormal, sianosis,
warna kulit abnormal (pucat, kehitam-hitaman), hipoksemia, hiperkarbia, sakit
kepala ketika bangun, abnormal frekuensi, irama dan kedalaman nafas (NANDA,
2011).
E. Pathway
F. Penatalaksanaan

1. Aspirasi cairan pleura Punksi pleura ditujukan untuk menegakkan diagnosa


efusi plura yang dilanjutkan dengan pemeriksaan mikroskopis cairan.
Disamping itu punksi ditujukan pula untuk melakukan aspirasi atas dasar
gangguan fugsi restriktif paru atau terjadinya desakan pada alat-alat
mediastinal. Jumlah cairan yang boleh diaspirasi ditentukan atas pertimbangan
keadaan umum penderita, tensi dan nadi. Makin lemah keadaan umum
penderita makin sedikit jumlah cairan pleura yang bisa diaspirasi untuk
membantu pernafasan penderita.
2. WSD (Water Seal Drainage) Merupakan salah satu modalitas terapi yang
digunakan paling efektif untuk mengembalikan kondisi di dalam cavum
pleura, yakni dengan menggunakan selang yang dimasukkan ke dalam cavum
pleura klien dan 6 kemudian dihubungkan dengan seperangkat botol, sehingga
mendrainase cairan abnormal dari dalam cavum pleura keluar (Muttaqin,
2014).
3. Thorakosentesis Pengelolaan efusi pleura ditujukan untuk pengobatan
penyakit dasar dan pengosongan cairan (thorakosentesis). Indikasi untuk
melakukan thorakosentesis adalah:
a. Menghilangkan sesak napas yang disebabkan oleh akumulasi
cairan dalam rongga pleura 2) Bila terapi spesifik pada
penyakit primer tidak efektif dan gagal
b. Bila terjadi reakumulasi cairan Pengambilan pertama cairan
efusi pleura tidak boleh lebih dari 1000 ml, karena
pengambilan cairan pleura dalam waktu singkat dan dalam
jumlah yang banyak dapat menimbulkan edema paru yang
ditandai dengan batuk dan sesak (Muttaqin, 2014)
Pengkajian pada Gangguan Kebutuhan Oksigenasi
Secara umum pengkajian dimulai dengan mengumpulkan data tentang :
1. Biodata pasien (umur, sex, pekerjaan, pendidikan).

Umur pasien bisa menunjukkan tahap perkembangan pasien baik secara fisik maupun
psikologis, jenis kelamin dan pekerjaan perlu dikaji untuk mengetahui hubungan dan
pengaruhnya terhadap terjadinya masalah/penyakit, dan tingkat pendidikan dapat
berpengaruh terhadap pengetahuan klien tentang masalahnya/penyakitnya.

2. Keluhan utama dan riwayat keluhan utama (PQRST).


Keluhan utama adalah keluhan yang paling dirasakan mengganggu
oleh klien pada saat perawat mengkaji, dan pengkajian tentang riwayat
keluhan utama seharusnya mengandung unsur PQRST (Paliatif/Provokatif,
Quality, Regio, Skala, dan Time).
3. Riwayat perkembangan.
- Neonatus : 30 - 60 x/mnt
- Bayi : 44 x/mnt
- Anak : 20 - 25 x/mnt
- Dewasa : 15 - 20 x/mnt
- Dewasa tua : volume residu meningkat, kapasitas vital menurun

4. Riwayat kesehatan keluarga


Dalam hal ini perlu dikaji apakah ada anggota keluarga yang
mengalami masalah / penyakit yang sama.

5. Riwayat sosial
Perlu dikaji kebiasaan-kebiasaan klien dan keluarganya, misalnya :
merokok, pekerjaan, rekreasi, keadaan lingkungan, faktor-faktor alergen
dll.

6. Riwayat psikologis
Disini perawat perlu mengetahui tentang :
- Perilaku / tanggapan klien terhadap masalahnya/penyakitnya.
- Pengaruh sakit terhadap cara hidup.
- Perasaan klien terhadap sakit dan therapy.
- Perilaku / tanggapan keluarga terhadap masalah/penyakit dan therapy.
7. Riwayat spiritual
8. Pemeriksaan fisik
a. Mata
1) Konjungtiva pucat (karena anemia)
2) Konjungtiva sianosis (karena hipoksemia)
3) konjungtiva terdapat pethechia (karena emboli lemak atau
endokarditis)
b. Kulit
1) Sianosis perifer (vasokontriksi dan menurunnya aliran darah

perifer)
2) Penurunan turgor (dehidrasi)
3) Edema.
4) Edema periorbital.

c. Jari dan kuku


1) Sianosis
2) Clubbing finger.

d. Mulut dan bibir


1) membrane mukosa sianosis
2) bernapas dengan mengerutkan mulut.

e. Hidung
1) Pernapasan dengan cuping hidung.

f. Vena leher
1) Adanya distensi / bendungan.

g. Dada
1) retraksi otot Bantu pernapasan (karena peningkatan aktivitas

pernapasan, dispnea, obstruksi jalan pernapasan)


2) Pergerakan tidak simetris antara dada kiri dan dada kanan.
3) Tactil fremitus, thrills (getaran pada dada karena udara/suara

melewati saluran/rongga pernapasan


4) Suara napas normal (vesikuler, bronchovesikuler, bronchial)
5) Suara napas tidak normal (creklerlr/rales, ronkhi, wheezing,

friction rub/pleural friction)


6) Bunyi perkusi (resonan, hiperesonan, dullness)

h. Pola pernapasan
1) pernapasan normal (eupnea)
2) pernapasan cepat (tacypnea)
3) pernapasan lambat (bradypnea)

9. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan diagnostik yang dapat dilakukan untuk mengetahui

adanya gangguan oksigenasi yaitu:


a. Pemeriksaan fungsi paru
Untuk mengetahui kemampuan paru dalam melakukan pertukaran
gas secara efisien.

b. Pemeriksaan gas darah arteri


Untuk memberikan informasi tentang difusi gas melalui membrane
kapiler alveolar dan keadekuatan oksigenasi.

c. Oksimetri
Untuk mengukur saturasi oksigen kapiler

d. Pemeriksaan sinar X dada


Untuk pemeriksaan adanya cairan, massa, fraktur, dan proses-
proses abnormal.

e. Bronkoskopi
Untuk memperoleh sampel biopsy dan cairan atau sampel
sputum/benda asing yang menghambat jalan nafas.

f. Endoskopi
Untuk melihat lokasi kerusakan dan adanya lesi.

g. Fluoroskopi
Untuk mengetahui mekanisme radiopulmonal, misal: kerja jantung
dan kontraksi paru.

h. CT-SCAN
Untuk mengintifikasi adanya massa abnormal.

B. Diagnosa Keperawatan pada Gangguan Kebutuhan Oksigenasi


1. Ketidakefektifan kebersihan jalan nafas
2. Ketidakefektifan pola nafas
3. Gangguan pertukaran gas

C. Perencanaan

NO TUJUAN DAN INTERVENSI RASIONAL


DX
KRITERIA HASIL
1 Setelah Auskultasi dada untu1k. Pernafasan rochi,
dilakuka1n. tindakan karakter bunyi nafas dan wheezing
keperawatan selama … adanya secret. menunjukkan
x 24 jam diharapkan tertahannya secret
bersihan Berikan air minum obstruksi jalan
hangat nafas
1. jalan napas efektif
sesuai dengan kriteria Membantu

2. mengencerkan

Menunjukkan jalan
nafas bersih secret
2. Suara nafas norma3l. Beri posisi yang nyaman
tanpa suara tambahan seperti posisi semi fowl
Memudahkan
3. Tidak ada penggunaan
4. 3. pasien untuk
otot bantu nafas
4. Mampu melakukan bernafas
er
perbaikan bersihan Pakaian yang
jalan nafas Sarankan keluarga agar ketat menyulitkan
5. tidak memakaikan pasien untuk
pakaian ketat kepada bernafas
pasien Kelembapan
Kolaborasi penggunaan mempermudah
nebulizer pengeluaran dan
mencegah
pembentukan
mucus tebal pada
bronkus dan
membantu
pernafasan
2 Setelah Kaji frekuens1i. Mengetahui
dilakuka1n. tindakan pernafasan pasien. frekuensi
keperawatan pernafasan paasien
selama….X24 jam Tinggikan kepala dan Duduk tinggi
diharapkan pola napa2s. bantu mengubah posisi. memungkinkan
efektif dengan ekpansi paru dan
kriteria : memudahkan
Menunjukkkan pola Ajarkan teknik bernafas pernafasan
1. 3. dan relaksasi yang benar HE dapat
nafas efektif de
memberikan
ngan pengetahuan pada
frekuensi nafas 16-20 Kolaborasikan dalam pasien tentang
kali/menit dan irama pemberian obat teknik bernafas
teratur 4. Pengobatan
4.
mempercepat
2. Mampu menunjukkan
penyembuhan dan
perilaku peningkatan
fungsi paru
memperbaiki pola

nafas
3 Setelah Auskultasi dada untu1k. Weezing atau
dilakuka1n. tindakan karakter bunyi nafas dan mengiindikasi
keperawatan selama adanya secret. akumulasi
….X 24 jam sekret/ketidakmam
diharapkan pertukaran puan membersihkan
gas dapat jalan napas
dipertahankan dengan sehingga otot
kriteria : aksesori digunakan
1. Menunjukkan dan kerja
Beri posisi yang nyaman pernapasan
perbaikan ventilasi dan
2. seperti posisi semi fowler meningkat.
2.
oksigenasi jaringan
Anjurkan untuk bedrest,
Tidak ada sianosis batasi dan bantu aktivita2s. Memudahkan
sesuai kebutuhan pasien untuk
3. bernafas
Ajarkan teknik bernafas
Mengurangi
dan relaksasi yang
konsumsi oksigen
benar.
pada periode
respirasi.
4.
HE dapat
Kolaborasikan terapi
oksigen memberikan
pengetahuan pada
pasien tentang
5.
teknik bernafas
Memaksimalkan
5. sediaan oksigen
khususnya ventilasi
menurun
G. Daftar pustaka

file:///C:/Users/user/Downloads/LAPORAN%20PENDAHULUAN%20KEBUTUHAN
%20OKSIGENASI.pdf

http://elib.stikesmuhgombong.ac.id/134/1/HENI%20WIJI%20UTAMI%20NIM.
%20A01301759.pdf

Anda mungkin juga menyukai