Anda di halaman 1dari 4

Polewali Mandar Sulawesi Barat @arali2008.

-– Dalam proses pengembangan kesehatan di suatu


kabupaten atau tepatnya ditingkat masyarakat khususnya pengembangan kesehatan masyarakat, hal
yang sangat perlu diperhatikan adalah mitos. Tidak jelas darimana kepercayaan ini muncul, –——-sudah
tidak ditahu lagi oleh mereka yang hidup sekarang, dari mana munculnya, asal muasalnya———- yang
jelas mitos ini mengakar dan diyakini kebenarannya oleh masyarakat di beberapa wilayah Kabupaten
Polewali Mandar. Mitos-mitos ini ada yang menggangu prinsip-prinsip pengembangan kesehatan
masyarakat, ada juga yang kadang kurang menimbulkan masalah, namun apabila tidak diperhatikan
kadang menimbulkan permasalahan yang besar dalam kegiatan pengembangan kesehatan masyarakat.
Mitos tentang lubang buangan Hajat Buang Air Besar misalnya Apabila tanah ada lumbangnya
(khususnya lubang WC atau sejenisnya) maka harga jual tanahnya akan turun.

Mitos-mitos lainnya yang penulis dapatkan dari beberapa diskusi selama melakukan kegiatan
pengembangan kesehatan masyarakat, mulai dengan bekerja sama dengan Yayasan Indonesia Sejahtera
(YIS) yang telah menerbitkan buku dengan judul ”Mengubah Mitos Kesehatan, sebuah pengalaman
Lapangan Program Kesehatan Masyarakat di Polewali Mandar”. Juga kerja sama dengan UNICEF dalam
bentuk pertemuan atau pelatihan kesehatan kepada masyarakat serta beberapa kegiatan dinas
fungsional tentang pengembangan kesehatan masyarakat diwilayah Kabupaten Polewali Mandar
Propinsi Sulawesi Barat, penulis dapat sajikan dibawah ini.

Mitos Seputar Kehamilan.

Mitos tentang kehamilan ini memang biasa saja, tetapi kadang selalu menggangu setiap ibu hamil, mitos
tersebut adalah Ibu hamil tidak boleh mandi malam, karena bisa masuk angin, ibu hamil tidak boleh
minum es karena bayinya akan besar, sehingga ibu akan mengalami kesulitan dalam melahirkan.
Tentunya mitos ini sangat menggangu seorang ibu hamil yang seharusnya selalu menjaga kebersihan
diri dan juga kesegaran dalam mengkonsumsi air minum.

Mitos-mitos lainnya seputar kehamilan yang sangat mengganggu upaya petugas dalam meningkatkan
kesehatan ibu hamil sebagai berikut :

Pada kehamilan trimester pertama dilarang memberikan pisang kepada orang lain karena anak bisa
cacat, masyarakat mencoba menghubungkannya dengan anak yang lahir dengan cacat bibir sumbing,
kepercayaan ini karena diasumsikan saat memberikaan pisang seorang ibu harus melepas pisang dari
“sisirnya” sehingga pisang tersebut tidak lengkap lagi satu sisirnya atau terlihat ada yang copot.

Dilarang makan daun kelor karena ketika melahirkan nantinya akan terasa lebih sakit. Hal ini
berhubungan dengan kepercayaan daun kelor yang dikonsumsi sangat terganggu tangkai-tangkai
kecilnya.
Dilarang makan kepiting karena pada saat melahirkan anak akan susah keluar, karena biasanya jari
kepiting mencengkram secara kuat

Dilarang makan udang, alasannya udang berjalan mundur, sehingga kalau melahirkan anak susah keluar
(mau keluar tapi kembali lagi ke dalam)

Dilarang makan kelapa muda karena bayi juga akan mati muda

Dilarang makan ubi kayu karena air susunya bisa menyebabkan keracunan bagi bayi

Dilarang makan pepaya dan nangka karena kedua buah ini tidak punya pantat sehingga anak bisa lahir
tampa dubur

Dilarang makan jantung pisang karena pertumbuhan anak bisa seperti jantung pisang, awal mekar tetapi
setelah itu akan lepas satu persatu hingga akhirnya menjadi kecil

Dilarang makan sarang lebah supaya anaknya tidak nakal seperti lebah.

Mitos Seputar Menyusui

Mitos seputar menyusui ini sangat klasik sekali dan sering juga ditemukan didaerah lainnya di Indonesia ,
mitos tersebut adalah

Air Susu Ibu (ASI) yang pertama kali keluar setelah persalinan dianggap kotor sehingga tidak boleh
diberikan kepada bayi. Merupakan tantangan terbesar dalam upaya pengembangan program sosialiasi
inisiasi dini ASI

Bila ibu menyusuai habis bepergian jauh dan mau menyusui bayinya, ibunya harus membuang ASI nya
terlebih dahulu sampa habis karena dianggap telah basi, baru kemudian menyusui bayinya,
permasalahan terbesar adalah ibu telah menyia-yiakan kesempatan bayi dan ASI yang ada pada saat
tersebut sementara bayi ingin segera menyusui.

Bila ibu menyusui menjadi hamil lagi saat dia masih menyusui bayinya, maka ia harus menghentikan
pemberian ASI karena kalau lanjut katanya akan mempengaruhi perkembangan janin, bukan anggapan
itu saja tetapi juga ASI yang ada telah mengandung darah.

Mitos Menjaga Kesehatan Bayi

Mitos ini sangat membudaya dan sering menimbulkan masalah yaitu

Kebiasaan dalam perawatan tali pusat dengan menggunakan kopi yang ditabur, sebenar kebiasaan ini
sudah muali menghilang tetapi ketika tali pusat bayi yang lukanya tidak pernah sembuh-sembuh, maka
mitos inipun muncul ”coba berikan bubuk kopi”, tali pusat memang sembuh tetapi kadang menimbulkan
masalah ketika kopi tersebut telah tercemar.

Bayi sampai usia sekitar 3-6 bulan tidak boleh turun dari rumah karena masyarakat menganggap bayi
masih terlalu lemah dan akan cepat sakit kalau bertemu dengan orang lain dalam lingkungannya.
Ungkapan yang sering muncul, ”Kenapa Bayi yang sehat harus disuntik, seharusnya orang yang
disuntikkan adalah orang yang sakit” dan ketidak percayaan semakin muncul ketika pasca imunisasi bayi
tersebut menderita demam.

Mitos Penyakit Menular

Ini adalah mitos tentang penyakit kusta yang masih sangat mempengaruhi upaya pemerintah dalam
melakukan tindakan penanggulangan dan pemberantasan penyakit kusta, juga merupakan salah satu
stigma sosial masyarakat Polewali Mandar dalam menempatkan penderita kusta ditengah-tengah
lingkungan dimana penderita hidup secara sosial. Mitos penyakit kusta ini adalah

Penderita kusta dilarang makan makanan yang berdarah (dari hewan) karena biasanya atau kulit
penderita kusta akan berwarna agak kemerahan

Bila penderita kusta duduk dikursi, orang disekitanya akan tertular penyakit tersebut , apalagi jikalau
orang tersebut duduk di kursi yang sama dan masih terasa hangat kursinya.

Tidak boleh berhubungan badan saat istri sedang haid atau jikalau ada yang berhubungan badan dengan
istri yang sedang haid maka yang bersangkutan akan menderita kustas atau juga bisa menyebabkan
anak yang lahir terkena penyakit kusta.

Mitos tentang Makanan dan Minuman

Mie instan di anggap sebagi sayur mie, sebagian masyarakat percaya bahwa makanan yang
mengandung kua (air masakan) adalah sayur. Bisa dibayangkan konsumsi sayuran yang mengandung
vitamin, mineral dan juga serat harus tergantikan dengan mie yang notabenenya unsur pokoknya hanya
mengandung karbohidrat.

Air yang tidak di masak lebih enak rasanya dibanding air masak, sehingga beberapa orang lebih suka
minum air mentah. Sebagian masyarakat memang telah bisa melihat secara organoleptik tentang air
yang bersih yaitu tidak berbau, berwarna dan tidak berasa serta berasa segar) namun ketika lingkungan
yang kotor dan sumber-sumber air mulai tercemar, cara ini tidak mempan lagi, sehingga tidak
mengherankan timbulnya kasus KLB Diare dan penyakit lainnya yang bersumber air.

Mitos makan ikan bisa menyebabkan cacingan. Timbulnya kepercayaan ini karena hampir sekitar 60 %
anak-anak di Polewali Mandar menderita Cacingan dan kemudian dihubungkan dengan ikan hasil
tangkapan dari laut biasanya didarat ditempatkan pada tempat yang jorok dan identik dengan tempat-
tempat hidup cacing.
Mitos-mitos kesehatan yang ada dan berkembang pada masyarakat Polewali Mandar ini sangat sulit
sekali untuk di hilangkan, salah satu sebabnya adalah masyarakat tidak dibiasakan diskusi dalam
memecahkan permasalahan-permasalahan kesehatan. Pertemuan diskusi yang dilakukan oleh
fasilitator-fasilitator Pemerintah biasanya tampil dengan serba ”lebih tahu semuanya”, sementara
peserta pertemuan diposisikan sebagai objek yang ”tidak tahu semuanya”, padahal masyarakat sendiri
sebenarnya telah memiliki kehidupan sendiri dan punya kemampuan serta pengalamannya. Pendekatan
ini yang harus selalu diperhatikan oleh mereka yang ingin mengembangkan kesehatan masyarakat.
Mengubah mitos juga tidak bisa hanya dilakukan dengan dua atau beberapa kali pertemuan saja ( Saya
ulangi —dua atau beberapa kali pertemuan), tetapi dilakukan sampai dengan masyarakat benar-benar
mampu mengorganisasikan dirinya dalam suatu pertemuan (diskusi) dalam menyelesaikan masalah-
masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-harinya. Bukan sampai petugas mampu
mengorganisasikan dirinya dalam suatu pertemuan untuk menyelesaikan masalah-masalah program
kedinasannya. Proses ini memang sulit tetapi hanya dengan cara inilah mitos-mitos tentang kesehatan
juga masalah-masalah penyakit dan kesehatan lainnya yang menghambat pengembangan kesehatan
masyarakat bisa sedikit demi sedikit dapat dihilangkan.

Sebelum penulis menutup tulisan ini, ada sebuah panduan dalam proses pengembangan masyarakat
yang dibuat oleh Tao Sampai Loa yang dibuat pada tahun 700 sebelum masehi ( baca 700 SM) bahwa

Anda mungkin juga menyukai