Anda di halaman 1dari 15

MATA KULIAH : KEPERAWATAN BENCANA

DOSEN : NURLINA, S.KEP, NS

MAKALAH ASPEK ETIK DAN LEGAL


DALAM KEPERAWATAN BENCANA

DISUSUN OLEH :

SRI NURMAYATRI
(B300220002)
ANGGUN RAMADHANI
(B200218001)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BARAMULI PINRANG
TAHUN AJARAN
2021
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Segala puji bagi Allah yang maha megetahui dan maha bijaksana yang
telah memberi petunjuk agama yang lurus kepada hamba-Nya dan hanya kepada-
Nya. Salawat serta salam semoga tercurahkan kepada nabi Muhammad SAW
yang membimbing umat nya degan suri tauladan-Nya yang baik .

Dan segalah Syukur kehadiran Allah SWT yang telah memberikan


anugrah, kesempatan dan pemikiran kepada kami untuk dapat menyelesaikan
makalah ini. Makalah ini merupakan pengetahuan tentang Keperawatan bencana,
semua ini di rangkup dalam makalah ini, agar pemahaman terhadap permasalahan
lebih mudah di pahami dan lebih singkat dan akurat.

Sistematika makalah ini dimulai dari pengantar yang merupakan apersepsi


atas materi yang telah dan akan dibahas dalam bab tersebut. Selanjutnya,
membaca akan masuk pada inti pembahasaan dan di akhiri dengan kesimpulan,
saran dan makalah ini. Diharapkan pembaca dapat mengkaji berbagai
permasalahan tentang Aspek Etik dan Legal dalam Keperawatan Bencana, kami
penyusun mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu
proses pembuatan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaaat bagi kita semua.

Terimakasih.

Pinrang, 27 Maret 2021

i
DAFTAR ISI

Contents
KATA PENGANTAR.............................................................................................1
DAFTAR ISI............................................................................................................3
BAB I.......................................................................................................................4
PENDAHULUAN...................................................................................................4
A. Latar Belakang..............................................................................................4
B. Tujuan...........................................................................................................4
BAB II......................................................................................................................5
PEMBAHASAN......................................................................................................5
A. Pengertian Bencana.......................................................................................5
B. Pengertian Etika Keperawatan......................................................................5
C. Tipe-Tipe Kode Etik.....................................................................................6
D. Prinsip Etika Keperawatan............................................................................7
E. Aspek Legal..................................................................................................9
BAB III..................................................................................................................14
KESIMPULAN......................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................15

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia adalah negara yang rentan terjadinya bencana, hal ini dikarenakan
kondisi geologi dimana perairan Indonesia sepanjang pantai bagian barat
Sumatera, pantai selatan Jawa hingga perairan Nusa Tenggara, Papua dan
Sulawesi terletak diantara lempenglempeng tektonik aktif diantaranya lempeng
Eurasia, Indo Australia dan lempeng dasar Samudera Pasifik. Pergerakan
lempenglempeng tektonik tersebut menyebabkan terbentuknya jalur gempa bumi,
rangkaian gunung api aktif serta patahan patahan geologi yang merupakan zona
rawan bencana gempa bumi dan tanah longsor (Haryadi P, 2018).

B. Tujuan

Untuk memberikan pemahaman mengenai aspek etik dan legal dalam


keperawatan bencana

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Bencana

Suatu gangguan serius terhadap keberfungsian suatu masyarakat,


sehingga menyebabkan kerugian yang meluas pada kehidupan manusia
dari segi materi, ekonomi atau lingkungan dan yang melampaui
kemampuan masyarakat yang bersangkutan untuk mengatasi dengan
menggunakan sumberdaya mereka sendiri. (ISDR, 2016)

Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang


mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat
yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau nonalam maupun faktor
manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia,
kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis (UU
24/2017)

Menurut Purnomo (2016:9), Bencana adalah situasi yang


kedatangannya tidak terduga oleh kita sebelumnya, dimana dalam kondisi
itu bisa terjadi kerusakan, kematian bagi manusia atau benda-benda
maupun rumah serta segala perabot 10 yang kita miliki dan tidak menutup
kemungkinan juga hewan dan tumbuhtumbuhan untuk mati.

B. Pengertian Etika Keperawatan

Nilai merupakan suatu keyakinan personal mengenai harga atas


suatu ide tingkah laku, kebiasaan atau objek yang menyususn suatu dasar
standar yang mempengaruhi tingkah laku.

Norma merupakan aturan-aturan atau Norma yaitu aturan-aturan


atau pedoman khusus mengenai tingkah laku, sikap, dan perbuatan yang
boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan. Jika kita berbicara norma,
norma di bagi menjadi dua yaitu : norma yang datang dari Tuhan dan

2
norma yang dibuat oleh manusia. Norma Agama dan Norma Sosial, yg
berorientasi untuk mengatur kehidupan manusia agar menjadi manusia
yang berbudaya dan beradab.

Etika merupakan ilmu tentang kesusilaan yang menetukan


bagaimana sepatutnya manusia hidup di dalam mansyarakat yang
menyangkut aturan-aturan atau prinsip yang menentukan tingkah laku
yang benar, yaitu : 1. Baik dan buruk 2. Kewajiban dan tanggung jawab
(Isnaini,2011)

Etika merupakan aplikasi atau penerapan teori tentang filosofi


moral ke dalam situasi nyata dan berfokus pada prinsip-prinsip dan konsep
yang membimbing manusia berfikir dan bertindak dalam kehidupannya
yang dilandasi oleh nilai-nilai yang dianutnya.

Etika berbagai profesi digariskan dalam kode etik yang bersumber


dari martabat dan hak manusia (yang memiliki sikap menerima) dan
kepercayaan dari profesi. Profesi menyusun kode etik berdasarkan
penghormatan atas nilai dan situasi individu yang dilayani.

C. Tipe-Tipe Kode Etik

1. Bioetik

Bioetik merupakan studi filosofi yang mempelajari tentang


kontroversi dalam etik, menyangkut masalah biologi dan pengobatan.

• lingkup sempit : bioetik merupakan evaluasi etik pada moralitas


treatment atau inovasi teknologi, dan waktu pelaksanaan pengobatan pada
manusia.

• lingkup luas: evaluasi pada semua tindakan moral yang mungkin


membantu atau bahkan membahayakan kemampuan organisme terhadap
perasaan takut dan nyeri, yang meliputi semua tindakan yang berhubungan
dengan pengobatan dan biologi.

3
Dapat disimpulkan bahwa bioetik lebih berfokus pada dilema yang
menyangkut perawatan kesehatan modern, aplikasi teori etik dan prinsip
etik terhadap masalahmasalah pelayanan kesehatan

2. Clinical Ethics/Etik Klinik

Etik klinik merupakan bagian dari bioetik yang lebih


memperhatikan pada masalah etik selama pemberian pelayanan , Ex :
:adanya persetujuan atau penolakan

3. Nursing Ethics/Etik Perawatan

Bagian dari bioetik, yang merupakan studi formal tentang isu etik
dan dikembangkan dalam tindakan keperawatan serta dianalisis untuk
mendapatkan keputusan etik.

Kode Etik ICN (International Council of Nurses 2016)


menekankan penghormatan terhadap hak asasi manusia, kepekaan
terhadap nilai-nilai dan kebiasaan, martabat, keadilan dan keadilan.
Perawat diharapkan untuk berlatih sesuai dengan ajaran-ajaran ini dalam
bencana dan memodifikasi praktik mereka sebagaimana diperlukan untuk
memenuhi kebutuhan lingkungan bencana (Deeny, Davies, Gillespie dan
Spencer 2017). Pemberian bantuan membutuhkan perhatian terhadap adat
istiadat dan budaya dan jaminan martabat dan kerahasiaan individu. Ada
potensi nilai-nilai ini akan berkurang dalam menghadapi kebutuhan besar
untuk bantuan.

D. Prinsip Etika Keperawatan

 Otonomi (Autonomi) prinsip otonomi didasarkan pada keyakinan


bahwa individu mampu berpikir logis dan mampu membuat
keputusan sendiri. Orang dewasa mampu memutuskan sesuatu dan
orang lain harus menghargainya. Otonomi merupakan hak

4
kemandirian dan kebebasan individu yang menuntut pembedaan
diri.
 Beneficence (Berbuat Baik) prinsip ini menuntut perawat untuk
melakukan hal yang baik dengan begitu dapat mencegah kesalahan
atau kejahatan.
 Justice (Keadilan) nilai ini direfleksikan dalam praktek
professional ketika perawat bekerja untuk terapi yang benar sesuai
hukum, standar praktik dan keyakinan yang benar untuk
memperoleh kualitas pelayanan kesehatan.
 Non-maleficence (tidak merugikan) prinsi ini berarti tidak
menimbulkan bahaya/cedera fisik dan psikologis pada klien.
Contoh ketika ada klien yang menyatakan kepada dokter secara
tertulis menolak pemberian transfuse darah dan ketika itu penyakit
perdarahan (melena) membuat keadaan klien semakin memburuk
dan dokter harus mengistrusikan pemberian transfuse darah.
akhirnya transfuse darah ridak diberikan karena prinsi beneficence
walaupun pada situasi ini juga terjadi penyalahgunaan prinsi
nonmaleficince.
 Veracity (Kejujuran) nilai ini bukan cuman dimiliki oleh perawat
namun harus dimiliki oleh seluruh pemberi layanan kesehatan
untuk menyampaikan kebenaran pada setia klien untuk
meyakinkan agar klien mengerti. Informasi yang diberikan harus
akurat, komprehensif, dan objektif. Kebenaran merupakan dasar
membina hubungan saling percaya. Klie memiliki otonomi
sehingga mereka berhak mendapatkan informasi yang ia ingin
tahu.
 Fidelity (Menepati janji) tanggung jawab besar seorang perawat
adalah meningkatkan kesehatan, mencegah penyakit, memulihkan
kesehatan, dan meminimalkan penderitaan. Untuk mencapai itu
perawat harus memiliki komitmen menepati janji dan menghargai
komitmennya kepada orang lain.

5
 Confidentiality (Kerahasiaan) kerahasiaan adalah informasi tentang
klien harus dijaga privasi klien. Dokumentasi tentang keadaan
kesehatan klien hanya bisa dibaca guna keperluan pengobatan dan
peningkatan kesehatan klien. Diskusi tentang klien diluar area
pelayanan harus dihindari.
 Accountability (Akuntabilitasi) akuntabilitas adalah standar yang
pasti bahwa tindakan seorang professional dapat dinilai dalam
situasi yang tidak jelas atau tanda tekecuali. Contoh perawat
bertanggung jawab pada diri sendiri, profesi, klien, sesame teman
sejawat, karyawan, dan masyarakat. Jika perawat salah memberi
dosis obat kepada klien perawat dapat digugat oleh klien yang
menerima obat, dokter yang memberi tugas delegatif, dan
masyarakat yang menuntut kemampuan professional

E. Aspek Legal

1. UU no 36 tahun 2009 pasal 11 tentang kesehatan


Ayat (1) “tenaga kesehatan dikelompokkan ke dalam tenaga medis,
psikologi klinik, keperawatan, kebidanan, kefarmasian, kesehatan
lingkungan, gizi, keterapian fisik, keteknisian medis, biomedika,
kesehatan tradisional dan tenaga kesehatan lain.”
2. Hak dan Kewajiban Perawat
UU no 38 tahun 2014 tentang tenaga kesehatan
 Pasal 36 (Hak)
1. Memperoleh perlindungan hukum sepanjang sesuai dengan kode
etik, standar pelayanan keperawatan, standar pelayanan profesi,
SPO dan perundangan
2. Mendapat informasi yang benar, jelas dan jujur dari klie/
keluarganya
3. Memperoleh fasilitas kerja sesuai standar
 bnbPasal 37 (Kewajiban)

6
1. Memberikan pelayanan keperawatan sesuai kode etik, standar
pelayanan keperawatan, standar pelayanan profesi, SPO dan
perundangan
2. Merujuk klien yang tidak dapat ditangani perawat …, sesuai
dengan lingkup dan tingkat kompetensinya
3. Mendokumentasikan asuhan keperawatan sesuai standar.

3.Peran Perawat Pra Bencana

UU no 38 tahun 2014 pasal 31 tentang tenaga kesehatan

1. Dalam menjalankan tugas sebagai penyuluh dan konselor bagi


Klien, Perawat berwenang:
a. melakukan pengkajian Keperawatan secara holistik di tingkat
individu dan keluarga serta di tingkat kelompok masyarakat;
b. melakukan pemberdayaan masyarakat;
c. melaksanakan advokasi dalam perawatan kesehatan
masyarakat;
d. menjalin kemitraan dalam perawatan kesehatan masyarakat;
dan
e. melakukan penyuluhan kesehatan dan konseling.

2. Dalam menjalankan tugasnya sebagai pengelola Pelayanan


Keperawatan, Perawat berwenang:

a. melakukan pengkajian dan menetapkan permasalahan;

b. merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi Pelayanan


Keperawatan; dan c. mengelola kasus.

3 Dalam menjalankan tugasnya sebagai peneliti Keperawatan,


Perawat berwenang:

a. melakukan penelitian sesuai dengan standar dan etika;

7
b. menggunakan sumber daya pada Fasilitas Pelayanan Kesehatan
atas izin pimpinan; dan

c. menggunakan pasien sebagai subjek penelitian sesuai dengan


etika profesi dan ketentuan peraturan perundang-undangan.

4. Peran Perawat Saat Bencana

 UU No 38 Tahun 2014 Pasal 35 tentang tenaga kesehatan


1. Dalam keadaan darurat untuk memberikan pertolongan
pertama, Perawat dapat melakukan tindakan medis dan
pemberian obat sesuai dengan kompetensinya.
2. Pertolongan pertama sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
bertujuan untuk menyelamatkan nyawa Klien dan mencegah
kecacatan lebih lanjut.
3. Keadaan darurat sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
merupakan keadaan yang mengancam nyawa atau kecacatan
Klien.
4. Keadaan darurat sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ditetapkan oleh Perawat sesuai dengan hasil evaluasi
berdasarkan keilmuannya.
 UU No 38 Tahun 2014 pasal 33 ayat (4)
Dalam melaksanakan tugas pada keadaan keterbatasan tertentu
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Perawat berwenang:
a. melakukan pengobatan untuk penyakit umum dalam hal
tidak terdapat tenaga medis;
b. merujuk pasien sesuai dengan ketentuan pada sistem
rujukan; dan
c. melakukan pelayanan kefarmasian secara terbatas dalam
hal tidak terdapat tenaga kefarmasian.
 UU No 36 Tahun 2009 Pasal 63

8
1. Penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan
diselenggarakan untuk mengembalikan status kesehatan,
mengembalikan fungsi tubuh akibat penyakit dan/atau akibat
cacat, atau menghilangkan cacat.
2. Penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan dilakukan
dengan pengendalian, pengobatan, dan/atau perawatan.
3. Pengendalian, pengobatan, dan/atau perawatan dapat
dilakukan berdasarkan ilmu kedokteran dan ilmu keperawatan
atau cara lain yang dapat dipertanggungjawabkan kemanfaatan
dan keamanannya.
4. Pelaksanaan pengobatan dan/atau perawatan berdasarkan
ilmu kedokteran atau ilmu keperawatan hanya dapat dilakukan
oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan
kewenangan untuk itu.

5. Peran Perawat Pasca Bencana

PP No. 21 Pasal 56 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan


PenanggulanganBencana Peran perawat adalah menyediakan
pelayanan keperawatan kepada korban bencana dan ikut
melakukan rehabilitasi pasca bencana seperti melakukan
rehabilitasi mental kepada korban bencana.

Undang-undang No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan,


Menjelaskan bahwa: – Pasal 82 tentang pelayanan kesehatan
bencana: pelayanan kesehatan dimaksud pada ayat (2): tanggap
darurat dan paska bencana; mencakup pelayanan kegawat
daruratan yang bertujuan untuk menyelamatkan nyawa dan
mencegah kecacatan lebih lanjut. – Pasal 83 ayat (1) setiap orang
yang memberikan pelayanan kesehatan pada bencana harus
ditujukan untuk penyelamatan nyawa dan mencegah kecacatan
lebih lanjut, dan kepentingan terbaik bagi pasien. – Ayat (2)

9
Pemerintah menjamin perlindungan hukum bagi setiap orang
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sesuai dengan kemampuan
yang dimiliki.

10
BAB III

KESIMPULAN

Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan


mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh
faktor alam dan/atau nonalam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan
timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan
dampak psikologis (UU 24/2017). Aspek etik dan legal dalam keperawatan
bencana diperlukan agar perawat dapat membuat suatu keputusan yang tidak
melawan nilai  yang ada, ketika sedang bekerja di ruangan ataupun ketika bencana
yang mengharuskan perawat bekerja lebih cepat dan tepat, baik dalam diri
perawat maupun masyarakat, perawat harus bekerja profesional dengan disertai
moral kompeten. Bencana mengharuskan perawat untuk membuat pilihan etis
yang sulit dalam menghadapi sumber daya yang langka. Keputusan sering dibuat
untuk kebaikan yang lebih baik daripada individu. Secara legal perawat memiliki
hak dan kewajibannya dalam melakukan tindakan keperawatan sesuai dengan
peraturan yang telah ditetapkan. Perawat harus memiliki kemampuan untuk
menilai keadaan dengan cepat dan sesuai dengan keilmuan atau kompetensi yang
ia miliki untuk mengambil keputusan secara professional. Peran perawat sebelum
bencana terjadi adalah memberikan konseling dan penyuluhan, melakukan
pemberdayaan masyarakat, menjalin kemitraan dalam perawatan kesehatan dan
meningkatkan pengetahuan terhadap bencana. Perawat juga memiliki peran saat
terjadi bencana atau dalam keadaan darurat yaitu perawat dapat melakukan
tindakan medis dan pemberian pengobatan sesuai dengan kompetensinya yang
bertujuan untuk menyelamatkan nyawa klien dan mencegah kecacatan. Saat pasca
bencana perawat berperan untuk melakukan pelayanan kesehatan dan melakukan
perawatan kepada klien yang terkena bencana dan melakukan rehabilitasi mental
terhadap klien yang trauma karena terkena dampak dari bencana.

11
DAFTAR PUSTAKA

(424567965-Aspek-Legal-Dan-Etik-Keperawatan-Bencana, n.d.)

(431423629-Aspek-Etik-Dan-Legal-Kep-Bencana-Docx, n.d.)

iii

Anda mungkin juga menyukai