Itang Pratama
Lupus Eritematous Sistemik (SLE) atau dikenal dengan lupus self molekul yang terdapat pada nucleus,
adalah suatu penyakit autoimun yang kronik dan menyerang sitoplasma, permukaan sel, dan juga terdapat
berbagai sistem dalam tubuh. Tanda dan gejala dari penyakit molekul terlarut seperti igE dan faktor koagulasi.
menyerang perempuan kira-kira delapan kali lebih sering hydrazine, obat-obatan (prokainamid, hidralazin,
daripada laki-laki. Penyakit ini seringkali dimulai pada akhir klorpromazin, isoniazid, fenitoin, penisilamin)
di samping makanan seperti kecambah alfalfa turut terlibat dalam i. Kelainan hematologic, yaitu anemia hemolitik atau
penyakit SLE akibat senyawa kimia atau obat-obatan. Pada SLE, leukopenia atau limfopenia atau trombositopenia
j. Kelainan imunologik yaitu sel SLE positif atau anti
peningkatan produksi autoimun diperkirakan terjadi akibat fungsi sel T-
DNA positif, atau anti Sm positif atau tes serologic
supresor yang abnormal sehingga timbul penumpukan kompleks imun
untuk sifilis yang palsu
dan kerusakan jaringan. Inflamasi akan stimulasi antigen yang selanjutnya
k. Antibody antinuclear positif
serangsang antibody tambahan dan siklus tersebut berulang kembali.
a. Lupus Eritematosus Sistemik
(LES) adalah penyakit autoimun 6. Farmakoterapi
sistemik yang ditandai dengan
adanya autoantibodi terhadap
Tujuan pengobatan SLE adalah untuk mengontrol
autoantigen, pembentukan
kompleks imun, dan disregulasi manifestasi penyakit, sehingga pasien dapat memiliki
sistem imun, menyebabkan
kualitas hidup yang baik tanpa eksaserbasi berat,
kerusakan pada beberapa organ
tubuh. LES dapat menyerang sekaligus mencegah kerusakan organ serius yang dapat
satu atau lebih sistem organ.
menyebabkan kematian. Adapun obat-obatan yang
b. Lupus Kutaneus dapat dikenali
dari ruam yang muncul di kulit dibutuhkan anatra lain:
dengan berbagai tampilan klinis.
a. Antiinflamasi non-steroid: Obat ini untuk
Pada Lupus jenis ini dapat
didiagnosa dengan menguji pengobatan simptomatik artralgia nyeri sendi
biopsi dari ruam dengan
b. Antimalaria: Diberikan untuk lupus discoid.
gambaran khas berupa infiltrate
sel inflamasi pada batas c. Kortikosteroid: Diberikan dengan dosis rendah
dermoepidermal.
untuk mengatasi gejala klinis seperti demam,
c. Lupus imbas obat (Drug-induced
lupus) adalah suatu subset lupus dermatitis, efusi pleura.
yang didefinisikan sebagai suatu
d. Obat imunosupresan/sitostatika: Imunosupresan
sindroma mirip lupus yang
timbul setelah paparan obat dan diberikan pada SLE dengan keterlibatan SSP,
menghilang setelah obat
nefritis difus dan membranosa,anemia hemolitik
dihentikan. Pada lupus jenis ini
baru muncul setelah pasien akut, dan kasus yang resisten terhadap pemberian
lupus menggunakan jenis obat
kortikosteroid
tertentu dalam jangka waktu
tertentu (lebih dari 1 bulan). e. Obat antihipertensi: Obat ini dapat mengatasi
hipertensi pada lupus dengan agresif
5. Klasifikasi
7. Penatalaksanaan Medis 8. Komplikasi
1) Identitas Klien, Meliputi : Nama, umur, jenis kelamin, b) Nutrisi – Metabolik: Biasanya penderita SLE akan banyak kahilangan berat badan
karena kurang nafsu makan serta mual muntah
a. Pengkajian pekerjaan, pendidikan, alamat, penanggung jawab, tanggal
c) Eliminasi: Secara klinis, biasanya penderita SLE akan mengalami diare
pengkajian, dan diagnose medis.
d) Aktivitas – Latihan: Penderita SLE akan mengeluh kelelahan serta nyeri pada
bagian sendinya, sehingga pola aktivitas – latihan klien terganggu
e) Istirahat – Tidur: Klien dapat mengalami gangguan dalam tidur karena nyeri
sendi yang dirasakan
f) Kognitif – Persepsi: Pada penderita SLE, daya perabaanya akan sedikit terganggu
a) Keluhan Utama: Biasanya klien yang mempunyai SLE mengeluh bila terdapat lesi pada jari-jari tangannya. Pada pasien neurologis, penderita dapat
2). Riwayat mudah lelah, lemah, nyeri, kaki, demam/panas, anoreksia dan efek mengalami dpresi dan psikologis
g) Konsep Diri: Dengan adanya lesi kulit yang bersifat irreversible yang
Kesehatan gejala tersebut terhadap gaya hidup serta citra diri pasien
b) Riwayat Penyakit Sekarang: Pasien biasanya mengeluh mudah menimbilkan bekas dan warna yang buruk pada kulit , penderita SLE akan merasa
lelah, nyeri dan kaku, tetapi repon tiap orang berbeda terhadap tanda terganggu dan malu
dan gejala SLE tergantung imunitas masing-masing h) Peran – Hubungan: Penderita SLE tidak mampu melakukan pekerjaan seperti
c) Riwayat Penyakit Dahulu: Riwayat penyakit dahulu walaupun biasanya selqama sakit, nemun masih dapat berkomunikasi
tidak terlalu spesifik biasanya akan di dapatkan adanya keluhan i) Seksual – Reproduksi: Biasanya penderita SLE tidak mengalamin gangguan
mudah lelah, nyeri, kaku anoreksia dan penurunan berat badan secara dalam aktivitas seksual dan reproduksi
signifikan j) Koping – Stress: Bisasanya penderita SLE mengalami depresi dengan penyakitnya
d) Riwayat Kesehatan Keluarga: Pasien nyang mempunyai keluarga dan juga stress karena nyeri yang dirasakan. Untuk menghadapi penyakitnya, klien
yang pernah terkena penyakit ini dicurigai berkecenderungan untuk butuh dukungan dari keluarga serta lingkungan demi kesembuhan klien
terkena penyakit ini, kurang lebih 5-12% lebih besar di banding k) Nilai – Kepercayaan: Biasanya aktivitas ibadah klien terganggu karena
f) Paru-paru: Mengalami pleurisy, pleural effusion, pneumonitis, c. Hambatan mobilitas fisik b.d defometas skeletal
interstilsiel fibrosis, biasanya penderita SLE sering timbul nyeri dada d. Nyeri akut b.d inflamasi dan kerusakan jaringan
g) Jantung: Dapat mengalami perikaditis, myocarditis, endocarditis, f. Retensi urin b.d inhibisi arkus refleks
h) Sensori: Mengalami konjungtivitis, photophobia integritas kulit), ketidak adekuatan pertahanan sekunder
j) Gastro intestinal: Mengaami hepatomegaly / pembesaran hepar, nyeri h. Keletihan b.d peningkatan aktivitas penyakit, rasa nyeri,
k) Ekstermitas: Sering dijumpai lesi vaskulitik pada jari tangan dan jari i. Gangguan citra tubuh b.d perubahan pada strukutur kilit
l) Sistem Integumen: Cenderung mengalami kelainan kulit eritema molar j. Ansietas b.d penularan penyakit interpersonal, perubahan
yang bersifat irreversible. Biasanya pada penderita dapat ditemukan dalam status kesehatan dan lingkungan
AIDS (Acquired Immunodefciency lemah secara progresif. Diikuti berkurangnya fungsi sel B dan makrofag
dan menurunnya fungsi sel T penolong. Seseorang yang terinfeksi
Syndrome) adalah sekumpulan gejala atau 3. Patofisiologi Human Immunodeficiency Virus (HIV) dapat tetap tidak
penyakit yang disebabkan oleh
Human Immunodeficiency Virus (HIV) menginfeksi memperlihatkan gejala (asimptomatik) selama bertahun-tahun. Selama
menurunnya kekebalan tubuh kibat infeksi
sel lewat pengikatan dengan protein perifer CD 4, dengan waktu ini, jumlah sel T4 dapat berkurang dari sekitar 1000 sel perml
oleh virus HIV (Human Immunodeficiency
bagian virus yang bersesuaian yaitu antigen grup 120. darah sebelum infeksi mencapai sekitar 200-300 per ml darah, 2-3 tahun
Virus) yang termasuk famili retroviridae. setelah infeksi. Ketika sel T4 mencapai kadar ini, gejala-gejala infeksi
Pada saat sel T4 terinfeksi dan ikut dalam respon imun,
AIDS merupakan tahap akhir dari infeksi maka Human Immunodeficiency Virus (HIV) menginfeksi (herpes zoster dan jamur oportunistik) muncul, Jumlah T4 kemudian
HIV (Sudoyo Aru, dkk 2009) sel lain dengan meningkatkan reproduksi dan banyaknya menurun akibat timbulnya penyakit baru akan menyebabkan virus
kematian sel T4 yang juga dipengaruhi respon imun sel berproliferasi. Akhirnya terjadi infeksi yang parah. Seorang didiagnosis
killer penjamu, dalam usaha mengeliminasi virus dan sel mengidap AIDS.
yang terinfeksi.
4. Manifestasi Klinis 5. Klasifikasi lanjutan
a. Saluran pernafasan. Penderita mengalami nafas pendek, henti nafas c. Kategori Klinis C
a. Kategori Klinis A
sejenak, batuk, nyeri dada dan demam seprti terserang infeksi virus
1) Infeksi HIV yang simptomatik 1) Kandidiasis bronkus, trakea/paru-paru, esophagus
lainnya (Pneumonia). Tidak jarang diagnosa pada stadium awal
penyakit HIV AIDS diduga sebagai TBC. 2) Limpanodenopati generalisata yang 2) Kanker serviks inpasif
persisten (PGI : Persistent 3) Koksidimikosis ekstraoulmoner / diseminata
b. Saluran Pencernaan. Penderita penyakit AIDS menampakkan tanda
Generalized Limpanodenophaty)
dan gejala seperti hilangnya nafsu makan, mual dan muntah, kerap 4) Kroptokokois ekstrapulmoner
3) Infeksi HIV primer akut dengan
mengalami penyakit jamur pada rongga mulut dan kerongkongan, 5) Kriptosprodosis internal kronis
sakit yang menyertai atau riwayat
serta mengalami diarhea yang kronik. HIV yang akut 6) Cytomegalovirus (bukan hati, linen, atau kelenjar
c. Berat badan tubuh. Penderita mengalami hal yang disebut juga
b. Kategori Klinis B limfe)
wasting syndrome, yaitu kehilangan berat badan tubuh hingga 10%
1) Kandidisasis orofaring / vulvavagina 7) Refinitis cytomegalovirus (gangguan penglihatan)
dibawah atau Malnutrisi yang mengakibatkan diarhea kronik, kondisi (Presisten, frekuen / responnya jelek 8) Enselopathy berhubungan dengan HIV
letih dan lemah kurang bertenaga. terhadap terapi)
9) Herves simpleks (ulkus kronis, bronchitis,
d. System Persyarafan. Terjadinya gangguan pada persyarafan central 2) Dysplasia serviks (sedang / berat
karsinoma serviks in situ) pneumonitis/esofhagitis)
yang mengakibatkan kurang ingatan, sakit kepala, susah
berkonsentrasi, sering tampak kebingungan dan respon anggota 10) Histoplamosis diseminata/ekstrapulmoner
3) Gejala konstitusional seperti panas
gerak melambat. (38,5’C) atau diare lebih dari 1 11) Isoproasis intestinal yang kronis
bulan 12) Skoma Kaposi
e. System Integument (Jaringan kulit). Penderita mengalami serangan
virus cacar air (herpes simplex) atau carar api (herpes zoster) dan 4) Leukoplakial yang berambut 13) Limpoma bukit, imunoblastik, limfoma primer
berbagai macam penyakit kulit yang menimbulkan rasa nyeri pada 5) Herpes xoster yang meliputi 2 otak
jaringan kulit. Lainnya adalah mengalami infeksi jaringan rambut kejadian yang berbeda atau terjadi
14) Kompleks mycobacterium avium (M.kansasi yang
pada lebih dari satu dermaton syaraf
pada kulit (Folliculities), kulit kering berbercak (kulit lapisan luar diseminata/ekstrapulmoner
retak-retak) serta Eczema atau psoriasis. 6) Idiopatik trombositopenik purpura
15) M. Tubercolusis pada tiap lokasi
f. Saluran kemih dan Reproduksi pada wanita. Penderita seringkali 7) Penyakit inflamasi pelvis, khusus
dengan abses tubo varii (pulmoner./ekstrapulmoner)
mengalami penyakit jamur pada vagina, hal ini sebagai tanda awal
16) Sisndrom plisutan akibat HIV
terinfeksi virus HIV.
7. Penatalaksanaan Medis
a. Pengobatan
6. Farmakoterapi
Obat-obatan yang dapat digunakan pada penderita HIV antara lain:
1) Obat Retrovirus
Belum ada penyembuhan bagi AIDS, sehingga pencegahan
2) Obat-obat untuk infeksi oportunistik
infeksi HIV perlu dilakukan. Pencegahan berarti tidak kontak
3) Obat untuk kanker sekunder
dengan cairan tubuh yang tercemar HIV.
4) Pengobatan simtomatik supportif
Diet AIDS I diberikan kepada pasien infeksi HIV akut, dengan gejala panas tinggi, sariawan, kesulitan
9. Diet Nutrisi menelan, sesak nafas berat, diare akut, kesadaran menurun, atau segera setelah pasien dapat diberi
makan.Makanan berupa cairan dan bubursusu, diberikan selama beberapa hari sesuai dengan keadaan pasien,
dalam porsi kecil setiap 3 jam. Bila ada kesulitan menelan, makanan diberikan dalam bentuk sonde atau dalam
bentuk kombinasi makanan cair dan makanan sonde.
b. Diet AIDS II
Diet AIDS II diberikan sebagai perpindahan Diet AIDS I setelah tahap akut teratasi. Makanan diberikan dalam bentuk saring atau cincang setiap
3 jam. Makanan ini rendah nilai gizinya dan membosankan. Untuk memenuhi kebutuhan energy dan zat gizinya, diberikan makanan enteral atau
sonde sebagai tambahan atau sebagai makanan utama.
klien mengeluhkan diare, demam berkepanjangan, dan batuk Kering, gatal, rash dan lesi, turgor jelek,
2) Riwayat kesehatan dahulu : Riwayat menjalani tranfusi darah, penyakit herper simplek, diare yang
hilang timbul, penurunan daya tahan tubuh, kerusakan immunitas hormonal (antibody), riwayat
kerusakan respon imun seluler (Limfosit T), batuk yang berdahak yang sudah lama tidak sembuh
3) Riwayat Keluarga: Human Immuno Deficiency Virus dapat ditularkan melalui hubungan seksual
dengan penderita HIV positif, kontak langsung dengan darah penderita melalui ASI.
Diagnosa Intervensi dx
.
NOC NIC
Hidration Temperature regulation
Adherence behavior (pengaturan suhu)
Immune status - Monitor suhu minimal tiap 2 jam
a. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b.d pneumonia carini (PCVP), peningkatan Risk control - Rencanakan monitoring suhu secara kontinyu
Risk detection - Monitor TD, nadi, dan RR
sekresi bronkus dan penurunan kemampuan untuk batuk menyertai kelemahan serta Kriteria Hasil - Monitor warna dan suhu kulit
Keseimbangan antara produksi panas, - Monitor tanda-tanda hipertermi dan hipotermi
keadaan mudah letih panas yang diterima, dan kehilangan - Tingkatkan intake cairan dan nutrisi
b. Ketidakefektifan pola nafas b.d jalan nafas terganggu akibat spasme otot-otot 1.
panas
Seimbang antara produksi panas, panas
- Selimuti pasien untuk mencegah hilangnya
kehangatan tubuh
pernafasan dan penurunan ekspansi paru yang diterima, dan kehilangan panas - Ajarkan pada pasien cara mencegah keletihan akibat
selama 28 hari pertama kehidupan panas
c. Ketidakefektifan termoregulasi b.d imunitas tubuh Keseimbangan asam basa bayi baru lahir - Diskusikan tentang pentingnya pengaturan suhu dan
Temperature stabil 36,5 -37’ kemungkinan efek negative dari kedinginan
d. Intoleransi aktivitas b.d keadaan mudah letih, kelemahan, malnutrisi, gangguan Tidak ada kejang - Beritahu tentang indikasi terjadinya keletihan dan
Tidak ada perubahan warna kulit penanganan yang diperlukan
keseimbangan cairan dan elektrolit Glukosa darah stabil - Berikan antipiretik bila perlu
Pengendalian resiko hipertermia,
e. Ketidakeseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d penurunan asupan oral hiportermia, proses menular, paparan
sinar matahari
f. Gangguan harga diri
g. Resiko infeksi b.d imunodefisiensi .
NOC NIC
Energy conservation Activity therapy
h. Resiko ketidakseimbangan elektrolit Activy tolerance - Kolaborasikan dengan tenaga rehabilitasi medik
Self care : ADLs dalam merencanakan program terapi yang tepat
i. Defisiensi pengetahuan b.d cara-cara mencegah penularan HIV dan perawatan mandiri. Kriteria Hasil: - Bantu klien untuk mengidentifikasi aktivitas yang
Berpartisipasi dalam aktifitas fisik tanpa mampu dilakukan
disertai peningkatan tekanan darah, nadi - Bantu untuk memilih aktivitas konsisten yang sesuai
dan RR dengan kemampuan fisik, psikologi dan social
Mampu melakukan aktivitas sehari-hari - Bantu untuk mengidentifikasi dan mendapatkan
2.
(ADLs) secara mandiri
Tanda-tanda vital normal
sumber yang diperlukan untuk aktivitas yang
diinginkan
Energy psikomotor - Bantu untuk mendapatkan alat bantuan aktivitas
Level kelemahan seperti kursi roda, krek
Mampu berpindah dengan atau tanpa - Bantu untuk mengidentifikasi aktivitas yang disuaki
bantuan alat - Bantu klien untuk membuat jadwal Latihan diwaktu
Status kardiopulmunari adekuat luang
Sirkulasi status baik - Bantu pasien atau keluarga untuk mengidentifikais
Status respirasi : pertukaran gas dan kekurangan dalam beraktivitas
ventilasi adekuat - Monitorrespon fisik, emosi, social, dan spiritual
. NOC NIC
Lanjutan Fluid balance Fluid management
Hydration - Timbang popok /pembalut jika diperlukan
Nutritional status : food and fluid - Pertahankan catatan intake dan output yang
Intake akurat
. NOC NIC Kriteria Hasil : - Monitor status hidrasi (kelembaban
Nutritional status : food and fluid Nutrition management Mempertahankan urine output membrane mukosa, nadi adekuat, tekanan
Nutritional status : nutrient intake - Kaji adanya alergi makanan sesuai dengan usia dan BB, BJ darah ortostastik) jika diperlukan
Menunjukkan penurunan minimal - Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan urine normal, HT normal - Monitor vital sign
dalam orientasi kognitif jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan Tekanan darah, nadi, suhu tubuh - Monitor massukan makanan/cairan dan
Tidak mengalami kehilangan - Anjurkan passion untuk meningkatkan intake dalam batas normal hitung intake kalori harian
identitas Fe 4. Tidak ada tanda-tanda dehidrasi, - Kolaborasikan pemberian cairan IV
Status neurologis : kesadaran tidak - Anjurkan pasien untuk untuk meningkatkan elastisitas turgor kulit baik, - Monitor status nutrisi
terganggu protein dan vitamin c membrane mukosa lembab, tidak - Berikan cairan IV pada suhu ruangan
Berespon terhadap isyarat visual dan - Berikan substansi gula ada rasa haus yang berlebihan - Dorog masukan oral
pendengaran, menggambar sebuah - Yakinkan diet yang dimakan mengandung - Berikan penggantian nasogastric sesuai
lingkaran, serta mempertahankan tinggi serat untuk mencegah konstipasi output
perhatian. - Berikan makanan yang terpilih (sudah - Dorong keluarga untuk membantu pasien
dikonsultasikan dengan ahli gizi) makan
- Ajarkan pasien bagaimana membuat catatan
makananharian
- Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori . NOC NIC
3. - Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi Knowledge : disease process Teaching : disease process
- Kaji kemampuan passion untuk mendapatkan Knowledge : health behavior - Berikan penilaian tentang tingkat
nutrisi yang dibutuhkan Kriteria Hasil: pengetahuan pasien tentang proses penyakit
Nutrion monitoring Pasien dan keluarga menyatakan yang spesifik
- BB pasien dalam Batasan normal pemahaman tentang penyakit, - Jelaskan patofisiologi dari penyakit dan
- Monitor adanya penurunan berat badan kondisi, prognosis dan program bagaimana hal ini berhubungan dengan
- Monitor tipe dan jumlah aktivitas biasa pengobatan anatomi dan fisiologi, dengan cara yang
dilakukan
- Monitor interaksi anak atau orang tua selama
5. Pasien dan keluarga mampu
melaksanakan prosedur yang -
tepat
Gambarkan tanda dan gejala yang biasa
makan dijelaskan secara benar muncul pada penyakit, dengan cara yang
- Monitor lingkungan selama makan Pasien dan keluarga mampu tepat
- Jadwalkan pengi[obatan dan Tindakan tidak menjelaskan Kembali apa yang - Gambarkan proses penyakit, dengan cara
selama jam makan dijelaskan perawat/tim Kesehatan yang tepat
- Monitor kulit kering dan perubahan lainnya. - Iddentifikassi kemungkinan penyebab,
pigementasi dengan cara yang tepat
- Monitor turgor kulit - Sediakan informasi pada pasien tentang
kondisi, dengan cara yang tepat
2. Etiologi
a. Infeksi
Biasanya merupakan lanjutan dari infeksi seperti virus herpes simpleks, influenza,
gondongan/mumps, histoplamosis, virus Epstein-Barr, atau sejenisnya.
C. KONSEP DASAR STEVENS JHONSONS
b. Efek samping dari obat-obatan
1. Definisi Allopurinol, diklofenak, flusonazole, valdecoxib, sitgliptin, penicillin, barbiturate,
Stevens Jhonsons Syndrome adalah sebuah kondisi mengancam jiwa sulfonamide, fenition, azitromisin, modafinil, lamotrigine, nevirapine, ibuprofen,
yang mempengaruhi kulit dimana kematian sel menyebabkan epidermis ethosuximide, carbamazepine).
terpisah dari dermis. Syndrome ini diperkirakan oleh karena reaksi c. Keganasan (Karsinoma an limfoma)
hipersensitivitas yang mempengaruhi kulit dan membrane mukosa. d. Faktor idiopatik (hingga 50%)
Perjalanan penyakit sangat akut dan mendadak dapat disertai gejala prodromal
4. Patofisiologi
berupa demam tinggi (30’c-40’c), mulai nyeri kepala, batuk, pilek dan nyeri
Menurut Mutaqin dan Sari 2010, pathogenesis belum jelas,
tenggorokan yang dapat berlangsung 2 minggu. Gejala-gejala ini dengan segera akan
diperkirakana karena reaksi alergi tipe III dan IV. Reaksi tipe III
menjadi berat yang ditandai meningkatnya kecepatan nadi dan pernafasan, denyut
terjadi akibat terbentuknya kompleks antigen-antibodi yang
nadi melemah, kelemahan yang hebat serta menurunnya kesadaran, soporous sampai
membentuk mikropretipasi sehingga terjadi aktivasi sistem
koma. Pada sindoma ini terlihat adanya trias kelainan berupa :
komplemen. Akibatnya terjadi akumulasi neutrophil ang kemudian
a. Kelainan kulit
melepaskan lisozim dan menyebabkan kerusakan jaringan pada
Kelainan pada kulit dapat berupa eritema, vesical, dan bulla.
organ sasaran. Reaksi tipe IV terjadi akibat limposit T yang
b. Kelainan selaput lendir di orifisium
tersensitisasi berkontrak kembali dengan antigen yang sama,
c. Kelainan mata
kemudian limfokin dilepaskan sehingga terjadi reaksi radang.
6. Farmakoterapi
5. Klasifikasi
7. Penatalaksanaan
9. Diet
Medis
Suhu tubuh : 37,8’C c. Nutrisi: Mual (-), Muntah (-), Penurunan Nafsu Makan (+), Penurunan Berat Badan (+)
d. Rivew Of Sysetem d. Aman dan Nyaman: Ruam kulit di hidung dan pipi, sariawan
1) Sistem Penafasan: RR 24 kali/menit, Nafas dalam seprti menahan e. Eliminasi: BAK (-), BAB (-)
2) Sistem Kardiovaskular: TD 100/80 mmHg, Inflamasi pada g. Psikososial: Dapat mengalami ketidakpercayaan diri akibat dari penyakitnya
arteriole terminalis yang menimbulkan lesi cyanosis di jari kaki h. Komunikasi: Terganggu akibat sariawan pada mukosa mulut
3) Sistem Persyarafan: Tidak Ada j. Nilai dan Keyakinan: Tidak ada pantangan yang berhubungan dengan nilai dengan keyakinan pasien
5) Sistem Pencernaan: Tidak Ada • Metil prednisolone 30 mg/kg BB/hari, dosis 360 mg/hari, secara IV diberikan selama 5 hari
6) Sistem Muskuloskeletal: Nyeri dan kaku sendi, Ruam kulit di • Prednisone 0,5-2 mg/kg BB/hari, dosis 12 mg/hari, secara oral, diberikan selama 7 hari 1-1-
hidung dan pipi, Cyanosis pada jari tangan dan kaki 0,5 tablet
Kerusakan integritas kulit b.d Setelah dilakukan tindakan keperawatan Pressure Management
lesi pada kulit selama 3x24 jam integritas kulit - Anjurkan pasien untuk menggunakan pakaian longgar
membaik dengan kriteria hasil : - Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering
- Mobilisasi pasien (ubah posisi pasien) setiap dua jam sekali
Membranes - Monitor kulit akan adanya kemerahan
Kriteria hasil :
- Integritas kulit yang baik bisa di
pertahankan (sensasi, elastisitas,
temperature, hidrasi, pigmentasi)
- Tidak ada luka/lesi pada kulit
- Menunjukan pemahaman dalam proses
perbaikan kulit dan mencegah terjadinya
cedera berulang
9. Implementasi 10. Evaluasi
1. Identitas Klien area mulut, berat badan awal 60kg, tinggi badan 165 cm, saat pengkajian fisik turun 20kg menjadi 40kg. Tekanan Darah 100/70
Nama : Tn.N mmHg, Nadi 80 x/menit, Respirasi 20 x/menit, suhu tubuh 38,8’C, perkusi abdomen terdengar bunyi timpani, tugor kulit jelek,
Umur : 30 Tahun pasien menyatakan tidak nafsu makan, pasien malu dengan kondisi penyakitnya, pasien mengatakan pada perawat agar jangan
Jenis Kelamin : Laki-laki memberi tahu kondisi penyakitnya kepada keluarga pasien, hasil pemeriksaan leukosit 17000.
Nadi : 80 ×/menit
Suhu : 38,8 C
No. Data Etiologi Masalah
Lanjutan 1. DS : Virus HIV/AIDS Termoregulasi suhu tubuh
- Pasien mengeluh demam,
menggigil, nyeri
4. Pemeriksaan Penunjang persendian Merusak sel
DO :
Leukosit : 17000 - Tanda-Tanda Vital
TD : 100/70 mmHg Menyerang limposit, sel saraf, makrofag, monosit,
5. Pemeriksaan Fisik limposit B
N : 80 ×/menit
a. Keadaan fisik : Lemah RR : 20×/menit
Suhu : 38,8 C Immunocompromise
b. Berat badan : Menurun 20 kg
Defisit nutrisi
20 Maret Termoregulasi tidak efektif b.d Setelah dilakuikan tinadakan keperawatan selam Regulasi Temperatur
2021 proses penyakit akibat infeksi 3×24 jam maka termoregulasi membaik dengan Observasi
HIV/AIDS kriteria hasil : - Monitor suhu tubuh dalam rentang normal
- Mengigil menurun (5) - Monitor warna dan suhu kulit
- Pucat menurun (5) - Monitor dan catat tanda dan gejala hipotermia atau hipertermia
- Suhu tubuh membaik (5) Terapeutik
- Suhu kulit membaik (5) - Pasang pemantau alat pengukur suhu, jika perlu
- Tingkatkan asupan cairan dan nutrisi yang adekuat
Edukasi
20 Maret Gangguan integritas Setelah dilakukan tindakan keperawatan selam Perawatan Luka
2021 kulit b.d 3×24 jam maka integritas kulit meningkat dengan Observasi
imunodefisiensi akibat kriteria hasil : - Monitor karakteristik luka (mis. Drainase, warna, ukuran, bau)
AIDS d.d sarcoma - Hidrasi meningkat (5) - Monitor tanda infeksi
kaposi - Elastisitas meningkat (5) Terapeutik
- Kerusakan lapisan kulit menurun (5) - Bersihkan luka dengan cairan NaCl atau pembersih nekrotik, sesuai
- Nyeri menurun (5) kebutuhan
- Kemerahan menurun (5) - Bersihkan jaringan nekrotik
- Hematoma menurun (5) - Berikan salep yang deduai dengan lesi
, jika perlu
Pertahankan teknik steril saat melakukan pembersihan luka
Edukasi
- Jelaskan tanda dan gejala infeksi
- Anjurkan mengkonsumsi makanan tinggi kalori dan protein
- Ajarkan prosedur perawatan luka secara mandiri
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian antibiotic, jika perlu
Lanjutan Intervensi
20 Defisit Setelah dilakukan tindakan Menejemen nutrisi 20 Maret Harga Setelah dilakukan Promosi harga diri
Mare nutrisi b.d keperawatan selama 3×24 Observasi 2021 diri tindakan keperawatan Observasi
t faktor jam statu nutrisi membaik - Identifikasi status nutrisi rendah selama 3×24 jam status - Identifikasi harapan pasien dan kelurga dalam
2021 psikologis dengan kriteria hasil: - Identifikasi alergi dan toleransi situasio harga diri meningkat pencapaian hidup
d.d - Porsi makan yang di makanan nal b.d dengan kriteria hasil Terapeutik
keengganan habiskan meningkat - Monitor asupan makan kondisi - Menilai diri positif - Sadarkan bahwa kondisi yang dialami
untuk (5) - Monitor berat badan penyakit meningkat memiliki nilai penting
makan - Berat badan atau Terapeutik yang di - Perasaan memiliki - Pandu mengingat kembali kenangan yang
IMT meningkat (5) - Lakukan oral hygiene sebelum derita kelebihan positif menyenangkan
- Frekuensi makan makan, jika perlu meningkat - Libatkan pasien secara aktif dalam perawatan
meningkat (5) - Sajikan makanan menarik dan suhu - Positif pada diri - Kembangkan rencana keperawatan yang
- Nafsu makan yang sesui sendiri melibatkan tingkat pencapaian tujuan
meningkat (5) Edukasi meningakat sederhana sampai dengan kompleks
- Perasaan cepat - Anjurkan posisi duduk, jika mampu - Penerimaan - Berikan kesempatan pada pasien dan
kenyang menurun - Ajarkan diet yang diprogramkan penilaian positif keluarga terlibat dengan dukungan kelompok
(1) Kolaborasi pada diri sendiri - Ciptakan lingkungan yang memudahkan
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk meningkat mempraktikan kebutuhan spiritual
menentukan jumlah kalori dan jenis Edukasi
nutrient yang di butuhkan - Anjurkan mengungkapkan perasaan terhadap
kondisi realistis
Promosi Berat Badan - Anjurkan mempertahankan hubungan
Observasi - Anjurkan mempertahankan hubungan
- Identifikasi kemungkinan penyebab terapeutik
BB kurang Dengan orang lain.
- Monitor adanya mual dan muntah - Latihan menyusun tujuan yang sesuai dengan
Terapeutik harapan
- Sediakan makanan yang tepat - Latih cara mengembangkan spiritual diri
sesuai kondisi pasien - Latih cara mengenang dan menikmati masa
- Berikan pujian kepada pasien untuk lalu.
peningkatan yang di capai
Edukasi
- Jelaskan jenis makanan yang bergizi
tinggi terjangkau.
9. implementasi
Diagnosa keperawatan Tanggal Jam Implementasi
Termoregulasi tidak efektif b.d 20 Maret 2021 08.00 Memonitor suhu tubuh dalam rentang normal
proses penyakit akibat infeksi 08.05 Memonitor warna dan suhu kulit
HIV/AIDS 08.10 Memonitor dan catat tanda dan gejala hipotermia atau hipertermia
08.11 Memasang pemantau alat pengukur suhu, jika perlu
08.15 Tingkatkan asupan cairan dan nutrisi yang adekuat
Gangguan integritas kulit b.d 20 Maret 2021 08.20 Memonitor karakteristik luka (mis. Drainase, warna, ukuran, bau)
imunodefisiensi akibat AIDS d.d 08.24 Memonitor tanda infeksi
sarcoma kaposi 08.28 Membersihkan luka dengan cairan NaCl atau pembersih nekrotik,
sesuai kebutuhan
08.40 Memersihkan jaringan nekrotik
08.50 Memberikan salep yang deduai dengan lesi, jika perlu
Mempertahankan teknik steril saat melakukan pembersihan luka
08.55 Menjelaskan tanda dan gejala infeksi
09.05 Menganjurkan mengkonsumsi makanan tinggi kalori dan protein
09.10 Mengajarkan prosedur perawatan luka secara mandiri
09.15 Berkolaborasi pemberian antibiotic, jika perlu
Defisit nutrisi b.d faktor psikologis 21 Maret 2021 08.00 Mengidentifikasi status nutrisi
d.d keengganan untuk makan 08.05 Mengidentifikasi alergi dan toleransi makanan
08.10 Memonitor asupan makan
08.12 Memonitor berat badan
08.15 Melakukan oral hygiene sebelum makan, jika perlu
08.22 Menyajikan makanan menarik dan suhu yang sesui
08.23 Menganjurkan posisi duduk, jika mampu
08.35 Mengajarkan diet yang diprogramkan
08.40 Berkolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan
jumlah kalori dan jenis nutrient yang di butuhkan
10.00 Mengidentifikasi kemungkinan penyebab BB kurang
10.07 Memonitor adanya mual dan muntah
10.15 Menyediakan makanan yang tepat sesuai kondisi pasien
10.20 Memberikan pujian kepada pasien untuk peningkatan yang di capai
10.23 Menjelaskan jenis makanan yang bergizi tinggi terjangkau.
Lanjutan implementasi
Harga diri 21 12.00 Mengidentifikasi harapan
rendah Maret pasien dan kelurga dalam 10. Evaluasi
situasional b.d 2021 pencapaian hidup
kondisi No. Tanggal/Hari Evaluasi TTD
12.05 Menyadarkan bahwa kondisi
penyakit yang DX
yang dialami memiliki nilai
di derita penting 1. 22 Maret 2021 S : Pasien mengatakan demam dan menggigil
berkurang
12.08 Memandu mengingat kembali
kenangan yang menyenangkan O : Tanda-tanda vital normal
12.14 Melibatkan pasien secara aktif A : Masalah teratasi sebagian
dalam perawatan P : Lanjutkan intervensi
12.17 Membangkan rencana
keperawatan yang melibatkan 2. 22 Maret 2021 S : Pasien mengatakan sudah tidak lagi mau
tingkat pencapaian tujuan menykai sesame janis
sederhana sampai dengan O : Masih terdapat luka sarcoma kaposi pada
kompleks area mulut
12.20 Memberikan kesempatan pada A : Masalah teratasi sebagian
pasien dan keluarga terlibat P : Lanjutkan intervensi
dengan dukungan kelompok
12.22 Menciptakan lingkungan yang 3. 22 Maret 2021 S : Pasien menyatakan nafsu makan membaik
memudahkan mempraktikan O : Turgor kulit membaik
kebutuhan spiritual A : Masalah teratasi sebagian
12.23 Menganjurkan mengungkapkan P : Lanjutkan intervensi
perasaan terhadap kondisi
realistis . 22 Maret 2021 P : Pasien mengatakan masih malu dengan
12.25 Menganjurkan kondisi penyakitnya
mempertahankan hubungan O:
12.27 Menganjurkan A : Masalah belum teratasi
mempertahankan hubungan P : Lanjutkan Intervensi
terapeutik
12.30 Melatihan menyusun tujuan
yang sesuai dengan harapan
12.32 Melatih cara mengembangkan
spiritual diri
12.35 Melatih cara mengenang dan
menikmati masa lalu
Soal kasus Stevens
Jhonson
Seorang perempuan berusia 30 tahun dirawat di ruang penyakit dalam dengan keluhan terdapat luka melepuh di kulit.
1. Identitas Klien Hasil pengkajian tampak luka melepuh di sekitar hidung, mata serta mulut, tampak ruam dan bercak kemerahan di sekitar
Nama : Ny.P kulit, tampak demam, tampak meringis, 5 hari yang lalu pasien mengkonsumsi obat antibiotic tablet sesuai indikasi. Tekanan
Usia : 30 tahun darah 100/80 mmHg, frekuensi nadi 90 kali/menit, frekuensi nafas 26 kali/menit, suhu 38`C. Hasil laboratorium
Jenis kelamin : Perempuan menunjukkan leukosit 14000. Diagnosa medis pasien mengalami syndorma stevens johnsons.
Nadi : 90 x/menit
Suhu : 38`C
a. Head to toe
1) Pernafasan (B1): Kesadaran pasien composmentis, bentuk dada normochest, pergerakan simetris, irama nafas regular, suara nafas bronkovesikuler, pola nafas eupnae, sesak
nafas tidak ada, sputum tidak ada, sianosis tidak ada. pernafasan 26x/menit
2) Kardiovaskuler (B2): Ictus cordis mid clavicula line siniestra ics 4-5, irama jantung regular, bunyi jantung s1s2 tunggal, CRT < 2 detik, tidak ada nyeri dada, tidak ada
perdarahan, dan tidak ada pembesaran getah bening.
3) Persarafan dan pengindraan (B3): GCS : E 4, V 5 , M 6, Reflek fisiologi :bisep +/+, Trisep +/+, patella +/+, aciles +/+, Reflek patologis : Tidak ada
d) Nervus kranial 4 (Troklearis) : pasien mampu menggerakan mata keatas dan kebawah
m) Penciuman: bentuk hidung simetris, septum ditengah, tidak ada kelinan, polip tidak ada.
n) Wajah & penglihatan: mata simetris, pupil isokor, konjungtiva tidak anemis, sclera tidak
3. Data penunjang
ikterik, lapang pandang kesegala arah, reflek cahaya +, tidak ada kelainan
o) Pendengaran: telingan simetris, bersih tidak ada kelainan dan tidak ada alat bantu
5) Sistem pencernaan (B5): Mulut bersih, membran mukosa lembab , frekuensi makan SMRS 3x
sehari, MRS 3x sehari, frekuensi minum SMRS 750 cc, MRS 500 cc sehari, tidak muntah, makan
habis 1/2 porsi, bentuk perut datar , tidak ada pembesaran hepar, tidak ada nyeri abdomen, tidak
terdapat konstipasi.
6) Muskuloskeletal dan integumen (B6): ROM aktif, tulang tidak ada krepitasi, suhu 38`C, Demam
(+)
7) Pola istirahat tidur (B7): Istirahat tidur SMRS 8 jam/hari, jam tidur malam MRS 22.00-04.00, jam
tidur siang 13.00-14.00, jumlah tidur 7 jam, kualitas nyenyak, tidak ada kebiasaan sebelum tidur.
N Data fokus Etiologi Masalah 2 DS : - Obat-obatan, infeksi Hipertermia
o
. DO : virus, keganasan
.
- Klien tampak
1. DS : Obat – obatan, infeksi virus, Gangguan
demam Kelainan hipersensitifitas
- Klien keganasan integritas
mengatakan kulit/jaringan - Klien tampak
terdapat luka meringis Hipersentifitas tife IV
melepuh di kulit Kelainan hipersensitifitas - Suhu tubuh
DO : pasien 38`C
- Klien tampak Limposit T tersitesisasi
Hipersentifitas tife III
melepuh
disekitar
hidung, mata, Pengaktifan sel T
serta mukosa Antigen antibody terbentuk
- Klien tampak terperangkap dalam jar Melepasakan
ruam dan kapiler
limfokin/sitotoksik
bercak
kemerahan
disekitar kulit
Aktivasi S.komplemen Penghancuran sel sel
- 5 hari yang lalu
pasien Degranulasi sel mast
mengkonsumsi Reaksi peradangan
obat antibiotic Akumulasi netfofit
memfasositasi sel rusak
tablet sesuai
indikasi
Melepas sel yang rusak Hipertermia
Kerusakan jaringan
Triase gangguan pada kulit,
mukosa dan mata
Gangguan integritas kulit/
jaringan
No Diagnosa Tujuan dan kriteris hasil (SLKI) Intervensi
(SDKI) (SIKI)
1. Gangguan Setelah dilakukan tindakan keperawatan Perawatan integritas kulit (I.11353) Hal: 316 (SIKI)
5. Diagnosa integritas selama 3 x 24 jam, diharapkan integritas Tindakan
kulit/jaringan kulit dan jaringan (L.14125) Hal: 33 (SLKI) Obsevasi
berhubungan dengan ekspektasi meningkat - Identifikasi penyebab gangguan integritas kulit (misa:perubahan sirkulasi, perubahan status
a. Gangguan integritas kulit/jaringan dengan kriteria hasil: nutrisi, penurunan kelembaban, shu lingkungan ekstrem, penurunan mobilitas)
perubahan - Elastisitas (5) Terapeutik
berhubungan dengan perubahan sirkulasi (D,0129), - Hidrasi (5) - Gunakan produk berbahan petrilium atau minyak pada kulit kering
Hal:282, SDKI - Perfusi jaringan (5) - Gunakan produk berbahan petrilium atau minyak pada kulit kering
sirkulasi ditandai dengan terdapat - Kerusakan jaringan (5) - Hindari produk berbahan dasar alkohol pada kulit kering
- Kerusakan lapisan kulit (5) Edukasi
luka melepuh di kulit di sekitar - Kemerahan (5) - Anjurkan menggunakan pelembab (mis. Lotion, serium)
- Anjurkan minum air yang cukup
hidung, mata, serta mukosa, tampak - Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
- Anjurkan meningkatkan asupan buah dan sayur
ruam dan bercak kemerahan - Anjurakn mengghindari terpapar suhu ekstrem
disekitar kulit. - Anjurkan menggunakan tabir surya SPF minmal 30 saat berada diluar rumah
- Anjurkan mandi dan menggunakan sabun secukupnya
Gangguan integritas 19 maret 2021 09.00 Mengidentifikasi penyebab gangguan integritas kulit (misa:perubahan
kulit/jaringan sirkulasi, perubahan status nutrisi, penurunan kelembaban, suhu lingkungan
berhubungan dengan ekstrem, penurunan mobilitas)
perubahan sirkulasi
(D.0129), Hal:282, SDKI
09.15 Menggunakan produk berbahan petrilium atau minyak pada kulit kering
09.30 Menggunakan produk berbahan petrilium atau minyak pada kulit kering
09.40 Menghindari produk berbahan dasar alkohol pada kulit kering 8. Evaluasi
10.15 Menganjurkan menggunakan pelembab (mis. Lotion, serium)
N Tanggal/Hari Evaluasi TTD
10.25 Menganjurkan minum air yang cukup o.
10.40 Menganjurakn mengghindari terpapar suhu ekstrem D
X
10.50 Menganjurkan menggunakan tabir surya SPF minmal 30 saat berada diluar
rumah 1. 21 Maret S : Klien mengatakan -
Hipertermia 20 maret 2021 11.00 Menganjurkan mandi dan menggunakan sabun secukupnya 2020 O : Klien tampak
berhubungan dengan A : Masalah teratasi sebagian
proses penyakit 08.00 Mengidentifikasi penyebab hipotermia (mis. Dehidrasi, terpapar lingkungan
(D.0130), Hal:284, SDKI
P : Lanjutkan intervensi
panas, penggunaan inkubato)
2. 21 Maret- S : klien mengatakan sudah tidak -
08.40 Memonitor suhu tubuh 2021 demam lagi
09.00 Memonitor komplikasi akibat hipertermia O : klien tampak tidak demam lagi,
09.30 menyediakan lingkungan yang dingin suhu tubuh pasien 36,1`C
09.50 Menlonggarkan atau lepaskan pakaian A : Masalah teratasi sebagian
10.00 Memberikan cairan oral
10.30 Menganti line setiap hari atau lebih sering jika mengalami hiperhidrosis
P : Lanjutkan intervensi
(keringat berlebih)