Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PENDAHULUAN

HARGA DIRI RENDAH

(HDR)

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Keperawatan Jiwa
pada Semester Genap
Dosen Pembimbing: Nia Restiana, M.Kep.Ns.Sp.Kep. J

Disusun Oleh:

Nanda Tiara Agustin

NPM: E1914401023

TK2A/D3 Keperawatan

PROGAM STUDI DIII KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TASIKMALAYA

2021
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Bismillahirahmanirrahim, Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha
pengasih lagi maha penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-
Nya yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan inayah-nya kepada kami,
sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Pendahuluan tentang “Harga Diri
Rendah”.
Laporan pendahuluan ini telah kami susun dengan maksimal dan
mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan
laporan pendahuluan ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terimakasih
kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan laporan
pendahuluan ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat memeperbaiki laporan pendahuluan ini.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Tasikmalaya, April 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................................. iii
I. DEFINISI................................................................................................................ 4
II. FAKTOR PREDISPOSISI....................................................................................... 5
III. FAKTOR PRESIPITASI ..................................................................................... 6
IV. PENILAIAN STRESSOR ................................................................................... 7
V. SUMBER KOPING ................................................................................................ 7
VI. MEKANISME KOPING ..................................................................................... 8
VII. RENTANG RESPON.......................................................................................... 9
VIII. PERENCANAAN ............................................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 18

iii
HDR (Harga Diri Rendah)

I. DEFINISI

Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti dan
rendah diri yang berkepanjangan akibat evaluasi negative terhadap diri sendiri
dan kemampuan diri (Keliat, 2012).

Harga diri rendah adalah penilaian negatif seseorang terhadap diri dan
kemampuan, yang di ekspresikan secara langsung maupun tidak langsung
(Schult & Videbeck, 1998)

Harga diri meningkat bila diperhatikan/ dicintai dan dihargai atau


dibanggakan. Tingkat harga diri seseorang berada dalam rentang tinggi sampai
rendah. Harga diri tinggi/ positif ditandai dengan ansietas yang rendah, efektif
dalam kelompok, dan diterima oleh orang lain. Individu yang memiliki harga
diri tinggi menghadapi lingkungan secara aktif dan mampu beradaptasi secara
efektif untuk berubah serta cenderung merasa aman sedangkan individu yang
memiliki harga diri rendah melihat lingkungan dengan cara negative dan
menganggap sebagai ancaman (Yoseph, 2009).

Gangguan harga diri rendah keadaan dimana individu mengalami atau


beresiko mengalami evaluasi diri negatif terntang kemampuan atau
diri(Carpenito 1997). Harga diri rendah adalah evaluasi diri dan perasaan
tentang diri atau kemampuan diri yang negatif, dapat secara langsung atau tidak
langsung diekspresikan (Townsend, 1998).

Dapat di simpulkan bahwa harga diri rendah merupakan perasaan over


negatif terhadap diri sendiri, hilangnya kepercayaan diri dan gagal mencapai
tujuan yang di ekspresikan secara langsung maupun secara tidak langsung
melalui tingkat kecemasan yang sedang sampai berat.

4
5

II. FAKTOR PREDISPOSISI

Menurut stuart dan sundeen (1998 : 229) penyebab harga diri rendah
dibedakan menjadi dua yaitu faktor predisposisi dan faktor presipitasi.

Sudah banyak penelitian yang telah dilakukan untuk gangguan yang


mempengaruhi hubungan personal, tetapi belum ada satu kesimpulan yang
spesifik tentang penyebab harga diri rendah. Kemungkinan karena banyak
faktor (multifactor) yang dapat menunjang terjadinya perubahan dalam konsep
diri seseorang. Faktor ini dapat dibedakan menjadi:

1. Faktor perkembangan
Tiap gangguan dalam pencapaian tugas perkembangan akan
mencetuskan seseorang hingga mempunyai masalah respon sosial
maladaptive. Ini dapat dimulai sejak bayi, sperti penolakan orang tua yang
menyebabkan anak merasa tidak dicintai dan mengakibatkan anak gagal
dalam mencintai dirinya dan akan gagal mencintai orang lain. Atau saat
anak berusia 4-6 tahun dimana anak mulai mampu mengungkapkan
inisiatifnya namun pihak keluarga selalu mengekang dan menghalangi ide
atau kreatifitas anak. Sikap orang tua yang terlalu mengontrol dan
mengatur, akan membuat anak merasa tidak berguna. Beberapa hal ini
akan berdampak pada fase perkembangan selanjutnya.
2. Faktor sosiokultural
Isolas sosial merupakan gangguan dalam berhubungan, ini
akibat dari norma yang tidak mendukung pendekatan terhadap orang lain
tidak menghargai anggota masyarakat yang tidak produktif seperti lansia,
orang cacat, dan penyakit kronik. Harapan yang tidak realistik terhadap
hubungan merupakan faktor lain yang berkaitan dengan gangguan ini.
3. Faktor biologis
Faktor genetik dapat menunjang terhadap respon sosial
maladaptif. Ada bukti terdahulu tentang terlibatnya neurotransmitter
6

dalam perkembangan gangguan ini namun masih tetap diperlukan


penelitian lebih lanjut.
4. Faktor psikologis
Harga diri rendah kronis sangat berhubungan dengan pola asuh
dan kemampuan individu menjalankan peran dan fungsi. Hal-hal yang
dapat mengakibatkan individu mengalami harga diri rendah kronis
meliputi orang tua yang penolakkan orang, harapan orang tua yang tidak
realistis, orang tua yang tidak percaya terhadap anaknya, tekanan teman
sebaya, peran yang tidak sesuai dengan jenis kelamin dan peran dalam
pekerjaan.

III. FAKTOR PRESIPITASI

Masalah khusus tentang konsep diri disebabkan oleh situasi yang


dihadapi individu dan individu yang tidak mampu menyelesaikan masalah.
Situasi atau stressor dapat mempengaruhi konsep diri dan komponennya.
stressor yang mempengaruhi harga diri dan ideal diri adalah penolakan dan
kurang penghargaan diri dari orang tua yang berarti: pola asuh anak tidak tepat
misalnya: terlalu dilarang, dituntut, persaingan dengan saudara, kesalahan dan
kegagalan yang terulang, cita-cita yang tidak dapat di capai, gagal tanggung
jawab terhadap diri sendiri (Stuart dan sundeen, 1991).

Stresor pencetus dapat berasal dari sumber internal atau eksternal


sebagai berikut:

1. Trauma: misalnya, penganiayaan seksual dan psikologis atau


menyaksikan yang mengancam kehidupan.
2. Ketegangan peran: hubungan dengan peran atau posisi yang
diharapkan dab individu mengalaminya sebagai frustasi. Ada 3
transisi peran yaitu:
7

a. transisi perkembangan seperti perubahan normatif yang


berkaitan dengan pertumbuhan.
b. Transisi peran situasi, terjadi dengan bertambahnya atau
berkurangnya anggota keluarga melalui kelahiran dan
kematian.
c. Transisi peran sakit sehat, terjadi akibat pergeseran dari
keadaan sehat keadaan sakit. Transisi ini mungkin
dicetuskan oleh kehilangan bagian tubuh, perubahan
bentuk, perubahan ukuran, penampilan, dan fungsi
tubuh, perubahan fisik, prosedur medis, dan
keperawatan.

IV. PENILAIAN STRESSOR

Seorang dengan harga diri rendah memiliki penilaian sendiri terhadap


setressor atau masalah atau penurunan kepercayaan diri yang dimiliki.
Kebanyakan dari mereka memiliki kemampuan berfikir daya ingat serta
konsentrsi menurun. Mereka akan menjadi pelupa dan sering mengeluh sakit
kepala.

V. SUMBER KOPING

Sumber koping individual harus dikaji dengan pemahaman tentang


pengaruh gangguan otak pada perilaku. Kekuatan dapat meliputi modal, seperti
intelegensi atau kreativitas yang tinggi.

Mechanic mengemukakan keterampilan individu, teknik-teknik


pertahanan, dukungan sosial dan dorongan motivasi.ada 5 sumber koping
yaitu: aset ekonomi, kemampuan dan
8

Menurut stuart dan sundeen (1998:233), setiap individu mempunyai


beberapa kelebihan personal, meskipun individu tersebut mengalami gangguan
jiwa. Kelebihan- kelebihan itu antara lain :

1. Aktivitas olahraga dan aktivitas lain diluar rumah


2. Hobi dan kerajinan tangan
3. Seni yang ekspresif
4. Kesehatan dan perawatan diri
5. Pekerjaan, lokasi atau posisi
6. Bakat tertentu
7. Kecerdasan
8. Imajinasi dan kreativitas
9. Hubungan interpersonal

VI. MEKANISME KOPING

Mekanisme koping jangka pendek yang bisa dilakukan pasien harga


diri rendah adalah kegiatan yang dilakukan untuk lari sementara dari krisis,
misalnya pemakaian obat-obatan, kerjakeras, nonton tv terus menerus.
Kegiatan mengganti identitas sementara, misalnya ikut kelompok social,
keagamaan dan politik. Kegiatan yang memberi dukungan sementara,
seperti menikuti suatu kompetisi atau kontes popularitas, kegiatan
mencoba menghilangkan anti identitas sementara, seperti penyaahgunaan
obat-obatan. Jika mekanisme koping jangka pendek tidak memberi
hasil yang diharapkan individu akan mengembangkan mekanisme
koping jangka panjang. (Eko, 2014:106)Pertahanan jangka pendek meliputi:

1. Aktivitas yang memberikan kesempatan lari sementara dari


krisis misalnya: menonton konser musik, menonton televisi
secara obsesif.
9

2. Aktivitas yang memberikan identitas pengganti sementara,


Misalnya ikut dalam klub sosial, agama, kelompok, gerakan.
3. Aktivitas yang sementara menguatkan atau meningkatkan
perasan diri yang tidak menentu, misalnya: olah raga yang
kompetitif, prestasi akademis, kontes untuk mendapatkan
popularitas.
4. Aktivitas yang merupakan upaya jangka pendek untuk membuat
identitas di luar dari hidup yang tidak bermakna saat ini, misal:
penyalahgunaan obat.

Pertahanan jangka panjang mencakup :

1. Penutupan identitas –adopsi identitas prematur yang di inginkan


oleh orang terdekat tanpa memperhatikan keinginan, aspirasi,
atu petensi diri individu.
2. Identitas negativ-asumsi identitas yang tidak sesuai dengan nilai
dan harapan yang diterima masyarakat. (Stuart,2006)

VII. RENTANG RESPON

Respon Adaptif Respon Maladaptif

Aktualisasi Konsep Diri Harga Diri Keracunan Depersonalisa


Diri Positif Rendah Identitas si

1. Respon adaptif
Respon adaptif adalah kemampuan individu dalam
menyelesaikan masalah yang dihadapinya
10

a. Aktualisasi diri adalah pernyataan diri tentang konsep


diri yang positif dengan latar belakang pengalaman
nyata yang sukses dan dapat diterima.
b. Konsep diri positif adalah apabila individu mempunyai
pengalaman yang positif dalam beraktualisasi diri dan
menyadari hal-hal positif maupun yang negatif dari
dirinya.(Eko, 2014: 102)
2. Respon Maladaptif
Respon maladaptif adalah respon yang diberikan individu
krtika dia tidakmampu lagi menyelesaikan masalah yang dihadapi
a. Harga diri rendah adalah individu yang cenderung
untuk menilai dirinya yang negatif dan merasa lebih
rendah dari orang lain.
b. Kerancuan identitas adalah identitas diri kacau atau
tidak jelas sehingga tidak memberikan kehidupan dalam
mencapai tujuan.
c. Depersonalisasi (tidak mengenal diri) tidak mengenal
diri yaitu mempunyai kepribadian yang kurang
sehat, tidak mampu berhubungan dengan orang lain
secara intim. Tidak ada rasa percaya diri atau tidak
dapat membina hubungan baik dengan orang lain.

VIII. PERENCANAAN

SLKI SIKI

Setelah dilakukan tindakan Manajemen Perilaku (I.12463)


keperawatan selama…x… maka Observasi
diharapkan Harga Diri 1. Identifikasi harapan untuk
mengendalikan perilaku
11

Meningkat (L.09069) dengan Terapeutik


kriteria hasil :
1. Diskusikan tanggung jawab
1. Penilaian Diri Positif
terhadap perilaku
Meningkat 5
2. Jadwalkan kegiatan terstruktur
2. Perasaan memiliki kelebihan
3. Ciptakan dan pertahankan
atau kemampuan positif
lingkungan dan perawatan
meningkat 5
konsisten setiap dinas
3. Penerimaan penilaian positif
4. Tingkatkan aktivitas fisik sesuai
terhadap diri sendiri
kemampuan
meningkat 5
5. Batasi jumlah pengunjung
4. Minat mencoba hal baru
6. Bicara dengan nada rendah dan
meningkat 5
tenang
5. Berjalan menampakan wajah
7. Lakukan kegiatan pengalihan
meningkat 5
terhadap sumber agitasi
6. Postur tubuh menampakan
8. Cegah perilaku pasif dan agresif
wajah meningkat 5
9. Beri penguatan positif terhadap
7. Konsentrasi meningkat 5
keberhasilan mengendalikan
8. Tidur meningkat 5
perilaku
9. Kontak mata meningkat 5
10. Lakukan pengekangan fisik
10. Gairah aktivitas meningkat 5
sesuai indikasi
11. Aktif meningkat 5
11. Hindari bersikap menyudutkan
12. Percaya diri berbicara
dan menghentikan pembicaraan
meningkat 5
12. Hindari sikap mengancam dan
13. Perilaku asertif meningkat 5
berdebat
14. Kemampuan membuat
13. Hindari berdebat atau menawar
keputusan meningkat 5
batas perilaku yang telah
15. Perasaan malu menurun 5
ditetapkan
16. Perasaan bersalah menurun 5
Edukasi
12

17. Perasaan tidak mampu Informasikan keluarga bahwa


melakukan apapun menurun keluarga sebagai dasar pembentukan
5 kogntif
18. Meremehkan kemampuan
mengatasi masalah menurun
5
19. Ketergantungan pada
penguatan secara berlebihan
menurun 5
20. Pencarian penguatan secara
berlebihan menurun 5
Promosi Harga Diri (I.09308)
Observasi
1. Identifikasi
budaya,agama,ras,jenis kelamin
dan usia terhadap harga diri
2. Monitor verbalisasi yang
merendahkan diri sendiri
3. Monitor tingkat harga diri setiap
waktu,sesuai kebutuhan
Terapeutik

1. Motivasi terlibat dalam


verbalisasi positif untuk diri
sendiri
2. Motivasi menerima tantangan
atau hal baru
3. Diskusikan pernyataan tentang
harga diri
13

4. Diskusikan kepercayaan terhadap


penilaian diri
5. Diskusikan pengalaman yang
meningkatkan harga diri
6. Diskusikan persepsi negatif diri
7. Diskusikan alasan mengkritik
diri atau rasa bersalah
8. Diskusikan penetapan tujuan
realistis untuk mencapai harga
diri yang lebih tinggi
9. Diskusikan bersama keluarga
untuk menetapkan harapan dan
batasan yang jelas
10. Berikan umpan balik positif atas
peningkatan pencapaian tujuan
11. Fasilitasi lingkungan dan
aktivitas yang meningkatkan
harga diri
Edukasi

1. Jelaskan kepada keluarga


pentingnya dukungan dalam
perkembangan konsep positif diri
pasien
2. Anjurkan mengidentifikasi
kekuatan yang dimiliki
3. Anjurkan mempertahankan
kontak mata saat berkomunikasi
dengan orang lain
14

4. Anjurkan membuka diri terhadap


kritik negatif
5. Anjurkan mengevaluasi perilaku
6. Ajarkan cara mengatasi bullying
7. Latih peningkatan tanggung
jawab untuk diri sendiri
8. Latih pernyataan/kemampuan
positif diri
9. Latih cara berfikir dan
berperilaku positif
10. Latih meningkatkan kepercayaan
pada kemampuan dalam
menangani situasi
Promosi Koping (I.09312)
Observasi
1. Identifikasi kegiatan jangka
pendek dan jangka panjang
sesuai tujuan
2. Identifikasi kemampuan yang
dimiliki
3. Identifikasi sumber daya yang
tersedia untuk memenuhi tujuan
4. Identifikasi pemahaman proses
penyakit
5. Identifikasi dampak situasi
terhadap peran dan hubungan
6. Identifikasi metode penyelesaian
masalah
15

7. Identifikasi kebutuhan dan


keinginan terhadap dukungan
sosial
Terapeutik

1. Diskusikan perubahan peran


yang dialami
2. Gunakan pendekatan yang
tenang dan meyakinkan
3. Diskusikan alasan mengkritik
diri sendiri
4. Diskusikan untuk
mengklasifikasi kesalahpahaman
dan mengevaluasi perilaku
sendiri
5. Diskusikan konsekuensi tidak
menggunakan rasa bersalah dan
rasa malu
6. Diskusikan resiko yang
menimbulkan bahaya pada pada
diri sendiri
7. Fasilitasi dalam memperoleh
informasi yang dibutuhkan
8. Berikan pilihan realistis
mengenal aspek-aspek tertentu
dalam perawatan
9. Motivasi untuk menentukan
harapan yang realistis
10. Tinjau kembali kemampuan
dalam pengambilan keputusan
16

11. Hindari mengambil keputusan


saat pasien dibawah tekanan
12. Motivasi terlibat dalam kegiatan
sosial
13. Motivasi mengidentifikasi sistem
pendukung yang tersedia
14. Dampingi saat berduka
(mis.penyakit kronis,kecacatan)
15. Perkenslksn dengan orang atau
kelompok yang berhasil
mengalami pengalaman yang
sama
16. Dukung penggunaan mekanisme
pertahanan yang tepat
17. Kurangi rangsangan lingkungan
yang mengancam
Terapeutik

1. Anjurkan memiliki hubungan


yang memiliki kepentingan dan
tujuan yang sama
2. Anjurkan penggunaan sumber
spiritual,jika perlu
3. Anjurkan mengungkapkan
perasaan da persepsi
4. Anjurkan keluarga terlibat
5. Anjurkan membuat tujuan yang
lebih spesifik
6. Ajarkan cara memecahkan
masalah secara kosntruktif
17

7. Latih penggunaan teknik


relaksasi
8. Latih keterampilan sosial,sesuai
kebutuhan
9. Latih mengembangkan penilaian
obyektif
DAFTAR PUSTAKA

Tim pokja SLKI DPP PPNI (2018), Standar Luaran Keperawatan Indonesia
(SDKI). Edisi 1 Jakarta.

Tim pokja SIKI DPP PPNI (2018), Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
(SDKI). Edisi 1 Jakarta

Keliat, B.A., Helena, N.C.D., dan Farida, P. 2007. Manajemen Keperawatan Psikosisial
dan Kader Kesehatan Jiwa: CMHN (Intermediate Courese). Jakarta: EGC.

Stuart dan Laraia. 2005. Principles and Pratice of Psychiatric Nursing, 8 th Edition. St.
Louis: Mosby.

Stuart, G. W, dan Sundeen, S. J. 2002.Buku Saku Keperawatan Jiwa Edisi 3. Jakarta: EGC.

Suliswati, dkk. 2004. Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: EGC.

Varcarolis. 2006. Fundamentalis of Psychiatric Nursing Edisi 5. St.Louis; Elsevier.

https://docplayer.info/48025186-Laporan-pendahuluan-asuhan-keperawatan-jiwa-pasien-
dengan-masalah-hdr-harga-diri-rendah.html Diunduh pada tanggal 17 April
pukul 23.10 WIB

18

Anda mungkin juga menyukai