Disusun oleh :
Kelompok 3
Fakuktas Pertanian
Universitas Brawijaya
Malang
2021
KATA PENGANTAR
2
BAB I
PENDAHULUAN
Kemudahan melakukan aktivitas saat ini tentunya tidak terlepas dari kemajuan
teknologi komunikasi dan informasi yang berkembang pesat sehingga
mempengaruhi masyarakat diseluruh penjuru dunia. Komunikasi saat ini tidak
hanya dilakukan dengan telepon dan surat menyurat, namun sudah beragam
seperti video call, whatsapp, instagram, maupun media lainnya. Media ini
memungkinkan antar individu dapat bertatap muka dan bertukar informasi
apapun. Dapat disimpulkan bahwa seseorang dapat berkomunikasi dalam bentuk
apapun, secara verbal maupun non verbal.
Manusia merupakan mahkluk sosial yang tak dapat terlepas dari orang lain
dan lingkungan sekitarnya, satu-satunya cara untuk terhubung dengan orang lain
dan lingkungannya adalah dengan berkomunikasi. Manusia yang tidak pernah
berkomunikasi dengan manusia lainnya dipastikan ia akan ‘tersesat’, karena ia
tidak sempat menata dirinya dalam suatu lingkungan sosial (Mulyana, 2007: 6).
Begitu juga dalam organisasi, melalui komunikasi yang baik suatu organisasi
dapat berjalan dengan lancar dan efektif. Begitu pula sebaliknya apabila kurang
atau tidak adanya komunikasi dapat menyebabkan organisasi tidak akan berjalan
dengan baik. Dengan begitu, diperlukan suatu pola penyempaian informasi yang
teratur atau terstruktur dari pihak pengirim ke penerima yang disebut dengan
jaringan komunikasi, Jaringan komunikasi identik dengan keterhubungan di
antara dua aktor atau lebih. Studi jaringan komunikasi memberi penekanan pada
relasi antara satu aktor dengan aktor yang lain dalam struktur sosial tertentu. Dan
jika ada jaringan sudah tentu akan ada strukturnya. Struktur merupakan bentuk
atau gambaran dari suatu komunikasi yang terbentuk dalam jaringan komunikasi
itu sendiri.
1.2 Tujuan
3
1.3 Manfaat
Dengan dibuat paper ini diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai rujukan atau
acuan bagi para pembaca dalam mempelajariKomunikasi verbal-nonverbal serta
struktur dan jaringan komunikasi. Selain itu diharapkan juga paper ini dapat
membuat pembaca bertambah ilmunya terkait tahapan-tahapan proses
komunikasi.
4
BAB II
ISI
1. Bahasa
Bahasa merupakan sebuah simbol dan sitem mengandung makna yang dapat
dibagikan pada orang lain. Dalam komunikasi verbal, bahasa yang dimaksudkan
adalah bahasa lisan, bahas tertulis, maupun bahasa dari suatu suku yang
mengandung interaksi satu sama lain.
Menurut Rahkmat (1994), definisi bahasa dibagi menjadi 2 yaitu fungsional dan
formal. Secara formal, bahasa adalah semua kalimat yang dapat terbayangkan
dan sesuai dengan peraturan tatabahasa yang dibuat. Sedangkan secara
funsional adalah sebuah alat yang dimiliki banyak orang untuk mengunkapkan
sebuah gagasan.
2. Keterbatasan bahasa
5
Jika dirujuk pada pengertian komunikasi, yang menurut bahasa latin adalah
communis yang artinya sama. Maka keterbatasan bahasa disini maksudnya
adalah komunikasi akan terjadi jika satu sama lain memahami makna dari
kata/pesan yang disampaikan. Makna yang sama dapat kita dapatkan jika
komunikator dan komunikan memiliki sebuah kesamaan dan hubungan.
Hubungan tersebut dapat berupa kesamaan budaya, agama, pendidikan, dll.
3. Kata
Kata adalah unit simbol yang paling kecil dalam bahasa. Kata melambangkan
banyak hal dan memiliki makna yang berhubungan langsung dengan pikiran
seseorang.
Kata – kata juga terkadang bersifat kontekstual dan ambigu. Bisa jadi satu kata
memiliki makna yang berbeda-beda jika disandingkan dengan kalimat lain.
Seperti halnya kata “kecil” contohnya : Harapan kecil saya, saya suka makan
permen saat masih kecil, bola itu kecil sekali. Dari sini dapat kita pahami bahwa
satu kata memiliki belum tentu bermakna sama. Makna dari sebuah kata dapat
kita lihat dari penggabungan dengan kata selanjutnya.
Selain dari unsur – unsur nya komunikasi verbal juga dibedakan menjadi
beberapa jenis, anara lain :
Berbicara adalah salah satu bentu komunikasi verbal, biasa disebut dengan
verbal – vocal. Contohnya adalah komunikasi antar 2 orang, presentasi dalam
kelas,dll. Sedangkan menulis adalah komunikasi verbal dalam bentuk verbal –
nonvocal , diantara bentuk dari komunikasi verbal – nonvoval ini adalah surat
menyurat, pesan sms, dll.
6
1. Jelas dan Ringkas.
Salah satu karakteristik dari komunikasi verbal adalah jelas dan ringkas.
Kata-kata yang digunakan umumnya sederhana, pendek, dan langsung.
Umumnya komunikasi verbal juga menggunakan tempo yang relatif lambat
dan menggunakan kata yang terbatas sehingga mudah dipahami dan
mengurangi resiko salah tafsir.
2. Perbendaharaan kata
4. Intonasi
5. Kecepatan berbicara
6. Penggunaan humor
7
1. Menurut Larry A. Samovar dan Richard E. Porter dalam buku Ilmu
Komuniksi oleh Riswandi, komunikasi non verbal mencakup semua
rangsangan (kecuali rangsangan verbal) dalam suatu setting komunikasi
yang dihasilkan oleh individu dan penggunaan lingkungan oleh individu,
yang mempunyai nilai pesan potensial bagi pengirim atau penerima.
Secara sederhana, pesan nonverbal adalah semua isyarat yang bukan
kata-kata.
2. Sedangkan menurut Daryanto,Rahardjo,M (2016:159) , Komunikasi non
verbal adalah pesan lisan atau bukan lisan yang dinyatakan melalui alat
lain diluar alat kebahasan.
3. Menurut Nurudin (2016:134) bahwa komunikasi non-verbal itu segala
bentuk komunikasi tanpa menggunakan lambang-lambang verbal, seperti
gerakan tangan,warna,eskpresi wajah dan lain-lain.
4. Lalu menurut Edward T.Hall mengartikan komunikasi non verbal sebagai
berikut : “Komunikasi non verbal adalah sebuah bahasa diam (silent
language) dan dimensi tersembunyi (hidden dimension) karena pesan
non verbal yang tertanam dalam konteks komunikasi”.
5. Di sisi lain, menurut Frank EX Dance dan Carl E. Larson komunikasi
nonverbal adalah sebuah stimuli yang tidak bergantung pada isi simbolik
untuk memaknainya (a stimulus not dependent on symbolic content
meaning).
8
1. Fungsi Regulasi menjelaskan bahwa symbol nonverbal yang digunakan
mengisyaratkan bahwa proses komunikasi verbalsudah berakhir.
Dimaksudkan untuk membantu orang yang sedang mendengarkan ada
memberikan interpretasi yang tepat terhadap apa yang sedang
disampaikan secara verbal. Jadi fungsi regulasi bermanfaat untuk
mengatur pesan nonverbal secara seksama untuk meyakinkan orang lain
menginterpretasikan makna yang disampaikan secara verbal.
2. Fungsi interpersonal Dengan pesan nonverbal dapat meningkatkan relasi
yang sangat tinggi antara peserta komunikasi, antara lain untuk
meningkatkan simpati dan daya tarik terhadap lawan bicara.
3. Fungsi Emblematis Menerangkan bahwa pesan nonverbal dapat
disampaikan melalui isyarat-isyarat gerakan anggota tubuh terutama
tangan
4. Fungsi Ilustrasi Menerangkan bahwa pesan nonverbal digunakan untuk
mengidentifikasi ukuran,bentuk, jarak dan lain-lain.
5. Fungsi Adaptasi Untuk menyesuaikan berbagai pesan baik verbal
maupun nonverbal.
9
a. Immediacy yaitu ungkapan kesukaan dan ketidak sukaan
terhadap individu yang lain. Postur yang condong ke arah
yang diajak bicara menunjukkan kesukaan dan penilaian
positif
b. Power mengungkapkan status yang tinggi pada diri
komunikator. Anda dapat membayangkan postur orang
yang tinggi hati di depan anda, dan postur orang yang
merendah
c. Responsiveness, individu dapat bereaksi secara
emosional pada lingkungan secara positif dan negatif, bila
postur anda tidak berubah, anda mengungkapkan sikap
yang tidak responsif.
2. Pesan proksemik disampaikan melalui pengaturan jarak dan ruang.
Umumnya dengan mengatur jarak kita mengungkapkan keakraban kita
dengan orang lain.
a) Pesan artifaktual diungkapkan melalui penampilan tubuh,
pakaian, dan kosmetik. Walaupun bentuk tubuh relatif menetap,
orang sering berperilaku dalam hubungan dengan orang lain
sesuai dengan persepsinya tentang tubuhnya (body 42 image),
erat kaitannya dengan tubuh ialah upaya kita membentuk citra
tubuh dengan pakaian, dan kosmetik.
b) Pesan paralinguistik adalah pesan nonverbal yang berhubungan
dengan dengan cara mengucapkan pesan verbal,satu pesan
verbal yang sama dapat menyampaikan arti yang berbeda bila
diucapkan secara berbeda, pesan ini oleh Dedy Mulyana (2005)
disebutnya sebagai parabahasa.
c) Pesan sentuhan dan bau-bauan.
a. Alat penerima sentuhan adalah kulit, yang mampu
menerima dan membedakan emosi yang disampaikan
orang melalui sentuhan. Sentuhan dengan emosi tertentu
dapat mengkomunikasikan: kasih sayang, takut, marah,
bercanda, dan tanpa perhatian.
b. Bau-bauan, terutama yang menyenangkan (wewangian)
telah berabad-abad digunakan orang, juga untuk
menyampaikan pesan menandai wilayah mereka,
mengidentifikasikan keadaan emosional, pencitraan, dan
menarik lawan jenis
1. Ekspresi wajah
Ini adalah salah satu jenis komunikasi nonverbal yang memiliki peran besar.
Saat berkomunikasi, ekspresi wajah seseorang adalah hal pertama yang akan
terlihat, bahkan sebelum kita mendengar apa yang akan lawan bicara katakan.
Dari ekspresi wajah, ada banyak sekali informasi yang bisa didapatkan.
10
Ekspresi wajah juga disebut komunikasi nonverbal yang paling universal. Hal ini
karena rata-rata orang akan menunjukkan ekspresi wajah yang sama untuk
emosi tertentu. Misalnya, rata-rata orang akan cemberut ketika sedang sedih dan
tersenyum berseri-seri saat sedang jatuh cinta.
2. Gestur
Berbeda dengan eskpresi wajah yang dinilai sangat universal, gestur lebih
dipengaruhi oleh budaya dalam suatu masyarakat. Misalnya, ada beberapa
gestur yang dinilai tidak sopan jika dilakukan pada suatu kelompok masyarakat
tertentu, tetapi pada kelompok masyarakat yang lain gestur tersebut mungkin
bersifat netral.
3. Postur tubuh
Postur tubuh juga merupakan salah satu jenis komunikasi nonverbal yang dapat
menyampaikan banyak informasi. Bila dikombinasikan dengan gerak tubuh
tertentu, postur tubuh bisa memberikan banyak informasi. Misalnya, berdiri tegak
dengan meletakkan tangan di pinggul cenderung menunjukkan sikap yang tegas
dan berkuasa.
4. Paralinguistik
5. Tatapan mata
11
6. Sentuhan
Sentuhan yang dilakukan oleh wanita dan pria biasanya memiliki arti yang
berbeda. Wanita cenderung menggunakan sentuhan untuk menunjukkan
perhatian dan kasih sayang, sedangkan pria biasanya menggunakan sentuhan
untuk menegaskan kekuasaan dan kendalinya atas orang lain.
7. Penampilan
Penampilan, seperti pilihan warna, pakaian, dan gaya rambut, juga dianggap
sebagai salah satu alat komunikasi nonverbal. Penampilan bisa menentukan
cara pandang dan reaksi seseorang terhadap orang lain, karena penampilan
merupakan salah satu hal yang bisa dilihat pertama kali.Kendati demikian,
informasi yang didapat dari sebuah penampilan biasanya berbeda-beda antar
masyarakat, tergantung pada kondisi sosial dan budaya yang ada di masyarakat
tersebut.
8. Proksemik
Jarak komunikasi yang terlalu dekat dengan seseorang yang baru ditemui atau
rekan kerja akan terasa seperti penerobosan ruang pribadi dan bisa membuat
lawan bicara tidak nyaman. Sebaliknya, bicara berjauh-jauhan dengan seseorang
yang dikenal dekat, misalnya orang tua, guru, atau sahabat, juga akan terasa
tidak lazim.
9. Objek
Objek yang dikenakan atau digunakan oleh seseorang juga merupakan salah
satu jenis komunikasi nonverbal. Dari objek ini, Anda bisa mendapat banyak
informasi tentang identitas seseorang.Sebagai contoh, jika Anda melihat
seseorang memakai jas dokter, Anda bisa langsung mengetahui bahwa orang
tersebut adalah seorang dokter tanpa perlu berbicara atau bercakap-cakap
dengannya.
12
1. Komunikasi non verbal pada Paralanguage. Penerapannya bahwa
apabila terapis marah dia harus mampu mengendalikan diri untuk
menekan intonasi suaranya & menyesuaikan dengan kondisi anak karena
setiap anak memiliki kekurangan yang berbeda-beda. Intonasi suara yang
dilakukan guru terhadap anak-anak autism harus ada penekanan nada
bicara yang jelas dan pembicaraan harus dilakukan lebih dari 1 kali.
Terapis akan menyesuaikan intonasi suara pada saat berkomuikasi, yang
terpenting adalah adanya penekanan suara yang jelas. Intonasi suara
yang dilakukan terapis tergantung pada intruksi.
2. Komunikasi non verbal pada Kinesics (ekspresi wajah, gerakan tubuh &
kontak mata). Pada ekspresi wajah berdasarkan pengamatan peneliti
mendapatkan 4 ekspresi guru terhadap muridnya, yaitu Senang,
Marah,Sedih dan Terkejut. Ekpresi wajah yang dilakukan terapis
tergantung pada situasi & kondisi hati anak. Terapis melakukan berbagai
macam ekspresi wajah sesuai dengan situasi dan kondisi hati anak yang
dimaksudkan agar anak mengerti bagaimana seharusnya
mengekspresikan wajah pada saat komunikasi berlangsung. Gerakan
tubuh yang dilakukan terapis adalah mengacak pinggang, menunjuk,
menggelengkan kepala, menggerakan jari jempol (jika anak pintar
memenuhi perintah). Penerapan yang harus dilakukan terapis ialah
menyesuaikan situasi anak dengan perilaku terapis.Sedangkan kontak
mata yang harus terjalin pada saat komunikasi berlangsung dengan cara
memegang kepala / dagu anak dan mengarahkannya ke mata terapis
sampai anak menatap mata terapis selama komunikasi berlangsung
3. Komunikasi non verbal pada Haptics (Sentuhan). Penerapan pada kontak
tubuh ialah dengan cara berjabat tangan, jabat tangan dilakukan pada
saat datang ke tempat terapi, begitupun pada saat terapi selesai.
Sentuhan kasih sayang seperti usapan di kepala / pipi dan juga diberi
pelukan serta ciuman jika anak melakukan perintah dengan benar.
Dengan adanya kontak tubuh anak-anak memahami bagaimana rasanya
disayang, di peluk, di cium,di belai, bagaimana caranya berjabat tangan
dan menarik tangan. Sentuhan yang dilakukan terapis pada anak-anak
autism sangat berpengaruh sekali pada saat komunikasi berlangsung.
4. Komunikasi non verbal pada Proximity (Jarak). Metode utama yang
dilakukan adalah guru harus mengenal terlebih dahulu bagaimana
karakter anak, dengan memahami sifat anak, anak pun akan merasa
nyaman dan kemudian akan terjalinnya kedekatan antara terapis dan
anak-anak autism, dengan cara membiarkan anak melakukan apa yang di
inginkan sebelum belajar untuk mendapatkan mood yang baik. Kedekatan
antara terapis dengan anak-anak autism ataupun sebaliknya sangat
penting dalam proses berinteraksi dan pada saat proses belajar mengajar
13
3.1 Jaringan dan Struktur komunikasi
14
2. Jaringan komunikasi biasa di lihat sebagai struktur yang
diciptakan oleh organisasi sebagai sarana komunikasi antar
anggota organisasi.
Cara-cara jaringan bekerja dalam satu organisasi adalah:
a. Mengatur alur informasi
b. Menyatukan orang-orang dengan ketertarikan yang sama
c. Membentuk analisis yang sama
d. Meningkatkan integrasi sosial
e. Memungkinkan saling bertukarnya sumberdaya.
15
Salah satu ahli bernama Muhammad di tahun 2007 berkata bahwa
Jaringan komunikasi adalah pertukaran pesan di antara sejumlah orang-
orang yang menduduki posisi atau peranan tertentu. Pertukaran pesan ini
melalui jalan tertentu yang dinamakan jaringan komunikasi. Perbedaan
dalam suatu jaringan komunikasi terletak pada besar dan strukturnya.
Mungkin hanya diantara dua, tiga, bahkan sampai keseluruhan pihak
dama organisasi.
a. Koneksi (Connectedness)
Koneksi berasal dari kata dalam bahasa Inggris connection, yang
berarti hubungan atau kaitan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,
koneksi adalah hubungan yang dapat memudahkan (melancarkan)
segala urusan (kegiatan). Sehingga dapat disimpulkan bahwa koneksi
berarti suatu hubungan antar makhluk hidup di mana dapat saling
membantu untuk mencapai tujuan bersama yang ingin dicapai.
b. Keterjangkauan (Reachability)
Keterjangkauan dapat diartikan sebagai mudah tidaknya sesuatu
untuk dicapai menggunakan sarana dan metode tertentu.\
c. Resiprositas (Reciprocity)
Polanyi (1998) menyatakan bahwa resiporsitas merupakan suatu
pertukaran timbal balik yang dilakukan masyarakat dengan secara
individu atau antar kelompok di dalam lingkungan sosial yang tercipta.
Sedangkan menurut Dalton, definisi resiprositas adalah pola pertukaran
sosial ekonomi yang ada dalam masyarakat sebagai akibat daripada
16
terbentuknya kewajiban sosial yang dilakukan oleh suatu
kelompok/inividu yang melakukan kerjasama. Contoh sederhana yakni
suatu perusahaan mendapatkan modal dari seseorang yang kemudian
orang itu mendapatkan bagian dari keuntungan yang dihasilkan oleh
perusahaan.
d. Kepadatan (Density)
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kepadatan berarti
perihal (keadaan) padat. Kepadatan dapat didefinisikan sebagai
perbandingan jumlah suatu benda atau organisme yang menempati satu
tempat tertentu.
e. Sentralitas (Centrality)
Sentralitas atau keterpusatan adalah jumlah koneksi yang dimiliki
sebuah node (Pratama, 2018). Sederhananya, semakin banyak koneksi
yang dimiliki seseorang, maka tingkat keterpusatannya juga semakin
tinggi.
f. Kebersamaan (Betweeness)
Freeman (1977) dalam Zhang dan Luo (2017), kebersamaan
dapat terjadi apabila Jika satu node terletak di satu-satunya cara yang
harus dilalui oleh node lain, seperti komunikasi, koneksi, transportasi atau
transaksi, maka node ini harus penting dan sangat mungkin memiliki
sentralitas antara yang tinggi.
Menurut Rogers dan Kincaid, (1981) dalam Hertanto, dkk (2016) tujuan
penelitian jaringan komunikasi adalah untuk memahami fenomena secara umum
mengenai interaksi manusia dalam sistem sosial dan mengidentifikasi struktur
komunikasi yang menyusunnya. Dengan demikian, analisis jaringan komunikasi
bertujuan mengetahui bentuk-bentuk dari struktur komunikasi yang tersusun dan
bagaimana proses komunikasi dalam setiap bentuk yang berbeda.
17
Analisis jaringan juga bermanfaat untuk menggambarkan fungsi-fungsi
dalam jaringan yaitu penyebaran informasi, pertemanan serta pengaruh.
Jaringan pada suatu kelompok atau organisasi dapat berfungsi untuk
mengendalikan arus komunikasi, untuk para individu yang memiliki
ketertarikan yang sama saling berkumpul dan berinteraksi, menjalin
interpretasi yang sama, meningkatkan pengaruh, serta untuk pertukaran
informasi. Jaringan menurut penulis merupakan struktur sosial yang lahir
dari komunikasi antara individu atau kelompok
Bentuk jaringan akan berbeda jika dasar hubungan sosial berbeda juga. Jaringan
komunikasi pokok yang membentuk struktur komunikasi diuraikan oleh DeVito
(1997) sebagai berikut:
2. Struktur Roda, adalah struktur yang memiliki pemimpin yang kelas dan
posisinya berada di pusat. Mengirim dan menerima pesan dari semua anggota
hanya bisa dilakukan oleh orang ini.
18
3. Struktur Y, adalah struktur yang memiliki pemimpin yang jelas namun relatif
kurang tersentralisasi jika dibandingkan dengan struktur roda
Gambar 1. Struktur jaringan komunikasi komunitas dalam informasi perilaku ramah lingkungan di Pulo geulis.
Keterangan :
Bentuk struktur diatas menunjukkan bahwa aktor utama (star) dalam jaringan
komunikasi komunitas tidak hanya berpusat pada satu aktor semata, melainkan
tersebar pada beberapa aktor. Selain star, radial personal network yang
terbentuk juga menunjukkan adanya informasi yang berpusat pada klik-klik
tertentu yang terhubung melalui bridge. Struktur diatas juga menggambarkan
adanya aktor isolate yang tidak memiliki hubungan / link dengan aktor didalam
struktur jaringan komunikasi komunitas dalam isu pembangunan perilaku ramah
lingkungan.
19
Bentuk struktur yang menyebar ini memiliki konsekuensi yaitu penyebaran
informasi tidak akan efektif, jika dilakukan oleh satu pihak/satu pintu saja.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Penulis menyadari bahwa isi dari tulisan di atas masih memiliki banyak
kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis akan terus
berusaha dengan maksimal agar dapat memberikan yang terbaik kepada
pembaca. Saran dan kritik penulis harapkan agar bisa menjadi lebih baik lagi di
masa mendatang.
20
DAFTAR PUSTAKA
Marhaeni Fajar, Ilmu Komunikasi: Teori Dan Praktik, (Yogyakarta: Graha Ilmu,
2009).
Kurniati, Desak Putu Yuli. MODUL KOMUNIKASI VERBAL DAN NON VERBAL.
program studi kesehatan masyarakat, fakultas kedokteran, Universitas Udayana.
2016.
21
22