PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
ini terus meningkat baik secara kualitas maupun kuantitas. Begitu juga
Hal ini bisa dilihat dari indikasi berkembangnya usaha jasa rumah sakit di
belakangnya. Para pemodal yang datang dari luar negeri tersebut antara
Indonesia. Oleh karena itu, hal utama yang harus diprioritaskan oleh
2015).
dari sisi fungsi rumah sakit, saat ini rumah sakit tidak hanya
44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit dikatakan pula bahwa Rumah Sakit
tingginya.
muka, penolakan rumah sakit, serta fasilitas dan sarana rumah sakit
(Adyputra, 2016).
pasien jika merasa puas dengan nilai yang diberikan oleh jasa pelayanan,
2016).
Sakit dapat dilihat melalui jumlah kunjungan pasien lama dan pasien baru.
Unit rawat inap adalah merupakan komponen dari pelayanan rumah sakit
datang kembali berobat. Hal ini sejalan dengan pendapat Junarto (2012)
rata rata tempat tidur yang dipakai setiap harinya. Pemanfaatan fasilitas
dilihat dari dua segi, yaitu segi medis meninjau efisiensi dari sudut mutu
pelayanan medis dan dari segi ekonomi meninjau efisiensi dari sudut
tempat tidur x jumlah hari dalam satu periode) x 100%. Standar nilai atau
2009). BOR pada rawat inap RSU UKI tahun 2007 sampai dengan 2016
Tabel 1.
Efektifitas Penggunaan Tempat Tidur
Di Ruangan Rawat Inap RSU UKI
Tahun 2007-2016
instalasi rawat inap di RSU UKI belum efisien dari tahun 2007 hingga
Rate) atau persentase rata - rata tempat tidur yang dipakai setiap harinya
Kesehatan).
RSU UKI merupakan rumah sakit rujukan tipe B yang saat ini melayani
tersedia 180 tempat tidur untuk rawat inap. Jumlah tempat tidur yang
berada di kelas VVIP yakni 1 tempat tidur, kelas VIP yakni 8 tempat tidur,
pasien yang tidak konsisten dan bahkan tidak datang / visit beberapa hari.
inap, misalnya : tentang hak dan kewajiban pasien, tentang tugas dan
pelayanan, dan citra rumah sakit akan mendasarkannya pada nilai yang
tidak hanya terhadap variabel kualitas pelayanan jasa tetapi juga termasuk
antara lain kondisi derajat kesehatan masyarakat yang sedang baik pada
pengobatan alternatif, atau pasien lebih memilih untuk berobat sendiri atau
kesehatan yang kurang memuaskan karena dari survey dan keluhan yang
ada masih banyak yang tidak puas dan mengeluh tentang pelayanan yang
diberikan.
hasilnya telah di uji oleh Woro (2012) dan memberikan hasil yang
signifikan, penelitian ini membuktikan bahwa ketika pasien puas atau tidak
setelah tahun 2012, yaitu jumlah kunjungan rawat inap yang menurun di
BOR menurun.
bagi RSU UKI. Namun apabila tdak dapat ditangani secara baik
fasilitas rumah sakit. Pemanfaatan fasilitas rumah sakit dapat kita nilai dari
BOR (Bed Occupancy Rate) atau persentase rata - rata tempat tidur yang
dipakai setiap harinya. Nilai ideal BOR yang harus di capai oleh sebuah
rumah sakit adalah 70 - 85% (Depkes RI tahun 2009). RSU UKI Jakarta
Accupancy Rate) yakni 53% pada tahun 2015 dan 50% pada tahun 2016,
kondisi seperti ini, RSU UKI perlu menambah jumlah tempat tidur sesuai
pesaing.
Menurut Palliati (2007), seorang pelanggan yang puas adalah
jasa. Value ini bisa berasal dari produk, pelayanan, sistem atau sesuatu
yang bersifat emosional. Value bagi pelanggan ini dapat diciptakan melalui
kesehatan, secara individu hal tidak terlepas dari faktor perilaku yang
lainnya.
Menurut Andersen dan Notoatmodjo (2010), menyatakan bahwa
dicapai secara fisik juga dapat menjadi salah satu faktor rendahnya
lain adalah lokasi yang strategis selalu menjadi pilihan utama pasien
dalam memilih Rumah sakit. Lokasi juga merupakan faktor yang penting
rumah sakit.
setiap bagian atau unit pelayanan rumah sakit akan terjadi interaksi
terjangkau oleh mereka. Kalau harganya tidak sesuai maka pasien akan
segan untuk datang kembali berobat pada suatu rumah sakit. Hal ini
rumah sakit.
C. Rumusan Masalah
Jakarta.
2. Seberapa besar pengaruh kualitas pelayanan (service quality)
Jakarta.
Jakarta.
D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus :
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
inap di RSU UKI Jakarta. Dan melalui penelitian ini diharapkan pula
ilmu pengetahuan.
2. Manfaat Praktis
b. Sebagai bahan masukan bagi jajaran direksi dan manajemen RSU UKI
pasien.
1. Lingkup Masalah
2. Lingkup Sasaran
4. Lingkup Metode
5. Lingkup Tempat
6. Lingkup Waktu
TINJAUAN PUSTAKA
A. Mutu Pelayanan
dan jasa yang dihasilkan kepada pelanggan, sebab jika tidak maka
mutu. Menurut Crossby dalam Wijono dan Djoko (1999), antara lain:
dipenuhi mengenai mutu pelayanan jasa yaitu mutu pelayanan jasa lebih
sulit dievaluasi :
Mutu pelayanan kesehatan bagi seorang pasien tidak lepas dari rasa puas
subyektif, tetapi tetap ada dasar obyektif yang dilandasi oleh pengalaman
pandang dan kepentingannya terhadap mutu. Karena itu, mutu adalah multi
antara lain :
b). Efektivitas
harus aman dari resiko cedera, infeksi, efek samping atau bahaya
ditulari oleh pasien lain agar hal ini tidak terjadi, perlu dilakukan
tindakan pengamanan,
dan cara yang tepat, oleh tenaga kesehatan dan peralatan yang tepat
serta dengan biaya yang efisien (tepat). Dalam penelitian lain yang
semenjak saat pertama (right the first time). Selain itu berarti
disepakati.
(confidencity).
10) Tangible, yaitu bukti fisaik dari jasa, biasa berupa fasilitas fisik,
kartu kredit).
konsisten.
kepercayaan.
sangat baik dan bermutu. Sebaliknya jasa yang diterima lebih rendah
kepada pihak lain yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak
yang lebih sering. Pelayanan dalam hal ini diartikan sebagai jasa
kompetitif, padat modal dan padat karya yang multi disiplin, serta
dihasilkan oleh rumah sakit maka terlihat jelas bahwa rumah sakit
tidak hanya menghasilkan jasa saja tetapi juga barang serta banyak
2009).
sakit sebagai badan usaha sifatnya sangat spesifik yang harus selalu
Pemerintah Pusat.
berikut:
Kesehatan.
subspesialis.
penunjang medik.
merupakan tenaga inti dalam jasa pelayanan rawat inap di rumah sakit
kegiatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain, yang
dapat terjadi pada saat, sebelum dan sesudah terjadinya transaksi. Pada
pengamalan ilmu dari tenaga profesi seperti dokter, perawat / bidan dan
pemanfaatan sumber daya di rumah sakit secara berdaya guna dan berhasil
guna; keselamatan pasien terkait dengan faktor resiko pada fasilitas, obat -
obatan, dokter, perawat / bidan dan lain - lain; serta kepuasaan pasien
meliputi kepuasan fisik, mental dan sosial pasien terhadap lingkungan rumah
sakit, suhu udara, kebersihan, kenyamanan, kecepatan pelayanan,
pembelian dan interaksi yang sering selama periode waktu tertentu. Tanpa
adanya track record hubungan yang kuat dan pembelian berulang, orang
fungsi dari perbedaan antara kinerja yang dirasakan dengan harapan. Apabila
kinerja dibawah harapan, maka pelanggan akan sangat kecewa. Bila kinerja
dari kerabatnya serta janji dan informasi dari berbagai media. Pelanggan yang
puas akan setia lebih lama, kurang sensitive terhadap harga dan memberi
dari interaksi antara harapan dan pengalaman sesudah memakai jasa atau
total bukanlah hal yang mudah, Mudie dan Cottom menyatakan bahwa
antara harapan dan kenyataan dalam memakai dan pelayanan yang diberikan
terpenuhi.
membandingkan antara persepsi atau kesan terhadap kinerja atau hasil suatu
Salah satu ciri dari rumah sakit yang mampu bertahan dan berkembang
akanmemberikan persepsi yang positif yang positif dari suatu produk jika
dengan harapannya. Pasien akan merasa puas jika pelayanan yang diberikan
sesuai harapan pasien atau bahkan lebih dari apa yang diharapkan pasien.
luka.Hal ini lebih berkaitan dengan konsekuensi sifat pelayanan kesehatan itu
dalam menilai mutu atau pelayanan yang baik, dan merupakan pengukuran
penting yang mendasar bagi mutu pelayanan. Hal ini karena memberikan
dalam manajemen mutu kualitas ditentukan oleh pelanggan, oleh karena itu
harapannya.
melebihi harapan.
pernah dirasakan, oleh karena itu prilaku konsumen dapat juga diartikan
perawatan.
pasien.
pengobatan.
dari pembeli jasa kepada pasien sesuai dengan apa yang dipersepsikan
2004) :
kepada konsumen.
e. Kesenjangan antara jasa yang diharapkan dan jasa aktual yang diterima
konsumen.
Kepuasan berkaitan dengan kesembuhan pasien dari sakit atau
luka.Hal ini lebih berkaitan dengan konsekuensi sifat pelayanan kesehatan itu
dalam menilai mutu atau pelayanan yang baik, dan merupakan pengukuran
yaitu :
1. Tangibles
2. Reliability
terpercaya.
3. Responsiveness
5. Emphaty
Kelima dimensi tersebut kemudian dikembangkan menjadi suatu alat ukur yang
kliping koran dari berbagai surat kabar yang dikumpulkannya ternyata sekitar
pemberi pelayanan.
pasien.
terbuka dalam media massa, surat pengaduan pada ikatan profesi hingga ke
dapat timbul disebabkan oleh adanya suatu transaksi khusus antara produsen
mengkonsumsi sebelumnya.
merupakan penilaian atas ciri produk atau jasa itu sendiri. Mendapatkan suatu
fungsi dari tingkat kesenjangan antara kinerja yang diharapkan dan kinerja
Dengan kata lain, jika rentang deviasi yang bisa diterima (acceptable
Stauss & Neuhaus (1997) membedakan tiga tipe kepuasan dan dua tipe
pemasok jasa, dan minat berperilaku untuk memilih lagi penyedia jasa
mereka juga merasa tidak perlu tetap loyal pada penyedia jasa.
G. Kerangka Teori
2003).
Negara yang sedang berkembang sangat bervariasi. Hal ini dapat dilihat sebagai
(Ilyas, 2003).
(2007).
Berdasarkan serangkaian teori (Ilyas, 2003), Andersen (1975) dan Zeithalm
Predisposisi
Umur
Jenis Kelamin
Pendidikan
Pekerjaan
Pengetahuan
Sikap
Enabling Dimensi Mutu Pemanfaatan
Jarak Pelayanan Rumah Sakit
Tersedianya Fasilitas Petugas
Waktu Tempuh Dokter
Penguat Perawat
Sikap petugas Admiistrasi
Perilaku petugas Petugas
(Notoatmodjo, 2010) farmasi Minat
Fasilitas : Pemanfaatan
- Alat ulang Rumah
- Tempat Sakit
Zchock, 1979 Tidur
H. Kerangka Konsep
Ulang Pelayanan
Mutu Pelayanan Petugas Rawat Inap di
Farmasi
Rumah Sakit
Mutu Alat Pelayanan
(Y)
Hipotesis Alternatif :
Hipotesis Nol :
METODE PENELITIAN
variabel yang di ukur baik variabel bebas maupun variabel terikat dilakukan pada
responden melalui proses wawancara. Ciri dari metode survey ini adalah semua
Umum UKI, yang ditujukan kepada pasien lama di ruang rawat inap. Lama
bulan Mei s/d Juni 2017. Terhitung sejak proposal ini ditulis hingga ujian
tutup.
1. Populasi
Pada penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh pasien rawat
inap RSU UKI yang memanfaatkan lebih dari sekali jasa pelayanan pengobatan
rawat inap di RSU UKI kota Jakarta. Berdasarkan jumlah kunjungan pasien tahun
2016 pasien yang memanfaatkan ulang pelayanan RSU UKI adalah 693 orang.
2. Sampel
lebih dari sekali jasa pelayanan pengobatan rawat inap (lebih dari sekali) di RSU
UKI kota Jakarta. Pengambilan sampel ditentukan dengan cara Purposive, yaitu
dengan kriteria tertentu dan proporsional yaitu diambil secara proporsional pada
semua pelayanan ranap di RSU UKI. Sampel pada penelitian ini adalah pasien
yang memanfaatkan jasa pelayanan pengobatan rawat inap (lebih dari sekali) di
unit rawat inap RSU UKI selama penelitian pada bulan Mei hingga Juni 2017
pelayanan rawat inap RSU UKI tahun 2016 sebanyak 6394 pasien terdiri dari
5701 pasien baru yaitu pasien yang pertama kali dirawat (89%) dan 693 pasien
yang lebih dari sekali menggunakan fasilitas pelayanan rawat inap (11%).
n1 = Z p q
d
Terhadap nilai n1, harus dikorelasi dengan jumlah referensi populasi (N) dengan
rumus :
N2 = N1
1+n1N
p = Populasi target
q = 1-P
pasien.
1) Pasien yang memanfaatkan jasa pelayanan rawat inap lebih dari sekali di
4) Pasien bukan dari ICU atau Gawat Darurat atau yang menjalani tindakan
pengobatan khusus
D. Sumber Data
tersebut, data yang bagus harus bersumber dari yang benar dan dapat dijelaskan
secara akademik. Adapun sumber data dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Data Primer
langsung dari sumber asli, tidak melalui media perantara. Dalam penelitian ini
data dilakukan oleh peneliti dan data yang diperoleh dari responden berupa
pengisian kuesioner
Data Primer adalah data yang didapatkan secara langsung terhadap obyek
terhadap pasien rawat inap di RSU UKI yang memenuhi kriteria yang telah
mutu pelayanan rawat inap, minat pemanfaatan ulang dan alasan dalam memilih
Merupakan hasil pencatatan dari data yang telah ada di RSU UKI. Data
langsung, melalui perantara atau pihak lain misalnya data demografi, geografi,
laporan perkembangan historis dan catatan dokumen rumah sakit yang boleh
data keluhan pasien dan lain-lain. Pengumpulan data sekunder dilakukan dengan
mencari dan menggunakan data yang sudah ada di dalam maupun dari luar
pihak RSU UKI antara lain data dari rekam medik RSU UKI.
E. Instrumen Penelitian
rumah sakit.
responden.
b) Koding adalah memuat kode-kode tertentu melalui pengelompokan
2) Analisis Data
Data yang telah diolah kemudian dianalisa secara deskriptif analiik sesuai
dengan tujuan dan skala data variabel yang akan dianalisa, adapun tahap-
a) Analisis Univariat
deskriptif dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan narasi. Analisis deskriptif
b) Analisis Bivariat
terhadap satu variabel terkait. Uji analisis statistik yang digunakan adalah
Analisis Regresi Linier sederhana. Uji ini digunakan untuk mengetahui pengaruh
melakukan uji signifikan dengan analisis regresi linier yang meliputi uji asumsi
regresi yang baik harus memenuhi uji asumsi tersebut (Santoso, 2015).
c) Analisi Multivariat
bebas atau lebih terhadap variabel terikat. Uji statistik yang digunakan ialah
regresi linier berganda. Pada penelitian ini analisis regresi linier berganda
antara variabel-variabel yang diteliti hasil uji statistik. Analisis regresi diketahui
G. Penyajian Data
Setelah data diolah kemudian dibuat dalam bentuk tabel, diagram dan
dinarasikan.
INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA
MUTU PELAYANAN TERHADAP MINAT PEMANFAATAN
ULANG PELAYANAN RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM
UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA (RSU UKI) KOTA JAKARTA
IDENTITAS PEWAWANCARA
1. NAMA PEWAWANCARA
2. TANGGAL WAWANCARA
A. KARAKTERISTIK RESPONDEN
A.1 No. Responden :
A.2 Nama Rumah Sakit :
A.3 Nama Responden :
A.4 Jenis Kelamin :
1. Laki-Laki
2. Permpuan
B. DIMENSI MUTU
STP TP P SP
B.IV. 1 Penampilan bersih dan rapi
B.IV. 2 Siap dan Cepat dalam
memberikan obat
B.IV. 3 Menunjukkan sifat ramah
tamah
B.IV. 4 Memberikan pelayanan
dengan ramah
B.IV. 5 Menggunakan bahasa yang
mudah dimengerti
B.IV. 6 Terampil dalam melayani
pasien
B.IV. 7 Petugas selalu sabar
menanggapi keluhan pasien
B.IV. 8 Petugas terampil dalam
memberikan pelayanan
B.IV. 9 Petugas tidak membedakan
pelayanan pada setiap pasien
B.IV.10 Petugas memberikan
pelayanan kepada pasien
dengan penuh perhatian
V. Mutu Alat Pelayanan
STP TP P SP
B.V. 1 Alat-Alat tindakan dokter dan
perawat tersedia
B.V. 2 Alat-Alat tindakan perawatan
lengkap
B.V. 3 Dalam melakukan tindakan alat
selalu terlihat bersih dan bebas
kuman
B.V. 4 Semua peralatan tertata
dengan baik dan rapih
B.V. 5 Pasien mendapatkan fasilitas
kamar mandi / WC yang bersih
dan berfungsi dengan baik
B.V. 6 Pencahayaan / penerangan
listrik di ruang perawatan gelap
B.V. 7 Pasien mendapatkan fasilitas
ruang perawatan, makan,
minum yang baik dan bersih
STP TP P SP
B.VI. 1 Ruangan terlihat bersih dan rapi
B.VI. 2 Ruangan perawatan bebas
kotoran
B.VI. 3 Ruangan perawatan tertata
dengan rapi
B.VI. 4 Tempat tidur perawatan terjamin
keamanannya baik fisik maupun
finansial
B.VI. 5 Kenyamanan tempat tidur
memuaskan
C. DIMENSI MINAT
Jakarta, .............................2017
.................................................
(Responden)
DAFTAR PUSTAKA
Fornell, Claes., Johnson, Michael D., Anderson, Eugene W., Cha, Jaesung dan
Bryant, Barbara Everitt. 1996. The American Customer Satisfaction Index:
Nature, Purpose, and Findings. Journal of Marketing.Vol 60 (Oktober):7-18
Griffin, J. 2003. Customer Loyality: Menumbuhkan dan Mempertahankan
Kesetiaan Pelanggan. Jakarta : Penerbit Erlangga.
Hartono, B. 2010.Manajemen Pemasaran untuk Rumah Sakit.Jakarta : Rineka
Cipta.
Hasan, Sabri. 2010. Pengaruh Kualitas Layanan, Citra, Nilai, Dan Kepuasan
Terhadap Loyalitas Pasien (Studi Pada Industri Rumah Sakit Di Kota
Makassar).Jurnal aplikasi manajemen vol.8 n0.1 februari 2010 ISBN:
1693-5241.
Irham Adyputra, 2016. Analisis pengaruh kualitas layanan, organizational citizen
behavior dan citra rumah sakit terhadap kepuasan dan loyalitad pasien
rawat inap RSUD H.M.Djafar Harum Kabupaten Kolaka Utara Tahun
2014.Thesis.
Jacobalis. 2002. Kumpulan Tulisan Terpilih Rumah Sakit di Indonesia dalam
Dinamika Sejarah, Transformasi, Globalisasi dan Krisis Nasional. Jakarta.
Yayasan Penerbit IDI.
Kotler, P dan Amstrong, G. 1997.Dasar-dasar Pemasaran Jilid I. Jakarta:
Prehalindo.
Kotler, Philip. 2005. Manajemen Pemasaran Jilid 1 (11th ed.) (Benyamin Molan,
Penerjemah). Jakarta: PT. Indeks.
Kotler, P dan Keller, K. 2009.Manajemen Pemasaran. Edisi 12.Jilid 1 dan 2.
Jakarta: Indeks.
Kotler, P dan Lee, N. 2007.Pemasaran di Sektor Publik.Panduan Praktis untuk
meningkatkan kinerja pemerintah.Jakarta: Indeks.
Lupiyoadi, R dan Hamdani, A. 2006.Manajemen Pemasaran Jasa, edisi 2.
Jakarta: PT. Salemba Empat.
Nurlaela. 2009. Analisis faktor yang Berpengaruh terhadap Keputusan dan
Loyalitas Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Daerah Tobelo
Kabupaten Halmahera Utara. Tesis. Universitas Hasanudddin
Notoatmodjo, S. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Prinsip- Prinsip Dasar.
Jakarta: PT Rinneka Cipta.
Oliver, R.L. 1980. A Cognitive Model of The Antecedents and Consequences of
Satisfaction Decisions. Journal of Marketing Research, 17.
Profil Rumah Sakit Umum Universitas Kristen Indonesia (RSU UKI). 2016.
Jakarta.
Parasuraman, A., Zeithaml, V.A., & Berry, L.L. 1985. A Conceptual Model of
Service Quality And Its Implications for Future Research. The Journal of
Marketing, 49.
Parasuraman, A. and Grewal, Dhruv. 2000. The Impact og Technology on the
Quality- Value-Loyalty Chain: A Research Agenda. Journal of the
Academy of Marketing Sience.Volume 28, No. 1.pages: 168-174
Riamas P.O., Pasinringi A. Syahrir., Irwandy. 2013. Pengaruh Perceived Value
Pasien Rawat Inap Terhadap Minat Memanfaatkan Kembali Di Rumah
Sakit Universitas Hasanuddin Tahun 2013. Tesis.
Robert W Woodruff, Customer Value: The Next Source For Competitive
Advantage, Journal of the Academy of Marketing Science, Volume 25 N0.
2, hal. 139-153, Spring, 1997.
Sabarguna, B. 2005.Pengambilan Keputusan Pemasaran di Rumah
Sakit.Yogjakarta: Konsorsium Rumah Sakit Islam Jateng-DIY.
Suprananto, J. 2001. Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan Untuk
Menaikkan Pangsa Pasar. Jakarta: Rineka Cipta.
Sweeney, J.C., dan Soutar, G.N. 2001. Consumer Perceived Value : The
Development of A Multiple Item Scale. Journal of Retailing. 77:203-220
Tjiptono, Fandy. 1997. Prinsip-prinsip Total Quality Service. Yogyakarta:Penerbit
Andi
Tjiptono, F. & Chandra, G. 2011.Service, Quality & Satisfaction.Edisi 3.
Yogyakarta: Penerbit Andi.
Woro Mardikawati, Naili Farida, 2012. Pengaruh Nilai Pelanggan Dan Kualitas
Layanan Terhadap Loyalitas Pelanggan, Melalui Kepuasan Pelanggan
Pada Pelanggan Bus Efisiensi. Yogyakarta. Jurnal Administrasi Bisnis,
Vol. 2.
Zeithaml, V.A., Berry, L.L., & Parasuraman, A. 1996.The Behavioral
Consequences of Service Quality.Journal of Marketing, 60.
Zulkifli M., 2007. Analisis Jalur (Path Analysis). Medan. Jurnal Manajemen
Unimed.