PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam rangka mewujudkan peningkatan gizi perseorangan dan masyarakat, serta
mendukung pencapaian target RPJMN 2020-2024 dan Renstra Kementerian
Kesehatan 2020-2024, Kementerian Kesehatan telah menetapkan upaya pelayanan gizi
sebagai salah satu Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) esensial dan Upaya
Kesehatan Perseorangan (UKP) yang dilakukan di setiap puskesmas untuk mendukung
standar pelayanan minimal kabupaten/kota bidang kesehatan. Pelayanan gizi dimaksud
dapat berupa pendidikan, suplementasi, tatalaksana, dan surveilans gizi.
Upaya pelayanan gizi perseorangan lebih bersifat layanan individu mencakup upaya
promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Sedangkan upaya pelayanan gizi
masyarakat mencakup upaya promotif dan preventif tanpa mengabaikan upaya kuratif dan
rehabilitatif dengan pendekatan keluarga. Pelayanan gizi perseorangan dan
masyarakat dapat dilakukan di dalam dan di luar gedung.
Pedoman pelayanan gizi di puskesmas masih terpisah sehingga tenaga kesehatan kurang
memahami fungsi dan tugasnya secara komprehensif dalam pelayanan gizi. Dalam rangka
mewujudkan pelayanan giziyang optimal di puskesmas diperlukan Pedoman yang menjadi
acuan standar bagi tenagakesehatan di puskesmas dalam memberikan pelayanan gizi
dengan ruang lingkup pelayanan gizi perseorangan maupun masyarakat.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Tersedianya acuan dalam melaksanakan pelayanan gizi baik di dalam maupun luar
gedung.
2. Tujuan Khusus
- Tersedianya acuan tentang jenis pelayanan gizi ,peran dan fungsi ketenagaan
- Tersedianya panduan untuk melaksanakan pelayanan gizi yang bermutu
- Tersedianya acuan monitoring dan evaluasi pelayanan gizi di Puskesmas
C. SASARAN
Sasaran dari pedoman ini adalah tenaga gizi dan pengelola program kesehata serta lintas
sector terkait.
1
D. RUANG LINGKUP PELAYANAN
- Pelayanan Gizi Dalam Gedung
- Pelayanan Gizi Luar Gedung
- Pencatatan dan Pelaporan
- Monitoring dan Evaluasi
E. DEFINISI OPERASIONAL
1. Asuhan Gizi adalah serangkaian kegiatan yang terorganisir /terstruktur untuk
identifikasi kebutuhan gizi dan penyediaan asuhan untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
2. Pelayanan Gizi di Puskesmas adalah kegiatan pelayanan gizi mulai dari upaya
promotive, preventif, kuratif, dan rehabilitatif yang dilakukan di wilayah kerja
Puskesmas
3. Pelayanan Gizi adalah upaya memperbaiki gizi,makanan,dan dietetik pada
masyarakat,kelompok,individua tau klien yang merupakan suatu rangkaian kegiatan
yang meliputi pengumpulan,pengolahan,analisis,simpulan, anjuran implementasi dan
evaluasi gizi , makanan dan dietetic dalam rangka mencapai status Kesehatan optimal
dalam kondisi sehat atau sakit diselenggarakan baik dalam Gedung maupun luar Gedung.
4. Konseling Gizi adalah serangkaian kegiatan sebagai proses komunikasi dua arah yang
dilakukan oleh tenaga gizi puskesmas untuk menanamkan dan meningkatkan
pengertian,sikap,dan perilaku pasien dalam mengenali dan mengatasi masalah gizi
sehingga pasien dapat memutuskan apa yang akan dilakukannya.
5. Skrining Gizi adalah Tindakan penapisan yang dilakukan untuk mengetahui apakah
seseorang berisiko malnutrisi, tidak berisiko malnutrisi atau kondisi khusus.
6. Tenaga Gizi Puskesmas adalah tenaga gizi yang ditunjuk melaksanakan tugas perbaikan
gizi di Puskesmas .
7. Tim Asuhan Gizi Puskesmas adalah sekelompok tenaga Kesehatan di Puskesmas yang
terkait dengan pelayanan gizi terdiri dari dokter,tenaga gizi,perawat atau bidan dari
setiap unit pelayanan yang bertugas menyelenggarakan asuhan gizi untuk mencapai
pelayanan paripurna bermutu.
F. DASAR HUKUM
1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
2. Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2020 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2020 – 2024
2
3. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 23 Tahun 2014 tentang Upaya Perbaikan Gizi
Masyarakat
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 26 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Pekerjaan
dan Praktik Tenaga Gizi
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 4 Tahun 2019 tentang Standar Teknis Pemenuhan
Mutu Pelayanan Dasar pada Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 14 Tahun 2019 tentang Pelaksanaan Teknis
Surveilans Gizi
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2019 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat
8. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 21 Tahun 2020 Tentang Rencana Strategis
Kementerian Kesehatan Tahun 2020-2024
9. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 2 Tahun 2020 tentang Standar Antropometri Anak.
3
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
4
terhadap hasil pelayanan
d. Berkolaborasi dengan penanggungjawab dan pelaksana program
dalam pemantauan pelayanan gizi pada target sasaran
4. Perawat a. Melakukan skrining awal terhadap target sasaran yang menjadi
tanggung jawabnya : Lansia, Kesjaor, UKK,UKS,UKGS,
Yankestrad, MTBS
b. Merujuk temuan masalah kesehatan kepada dokter dan masalah
gizi kepada nutrisionis
c. Melakukan pemantauan pelayanan dan hasil serta penyusunan
rencana tindak lanjut
5. Farmasi a. Menyusun perencanaan suplementasi gizi berdasarkan
perhitungan petugas gizi sesuai dengan prosedur yang berlaku
b. menerima dan mendistribusikan suplementasi gizi tepat waktu
sesuai kebutuhan
c. Memperhatikan cadangan minimal suplementasi gizi
B. DISTRIBUSI KETENEGAAN
Pengaturan dan penjadwalan pelaksanaan pelayanan gizi puskesmas dilakukan secara
bersama-sama lintas program dan lintas sektor sesuai dengan kesepakatan
5
Sarana dan prasarana yang diperlukan untuk menunjang pelayanan gizi di Puskesmas
diantaranya Ruang Konseling Gizi. Letak ruang konseling gizi sebaiknya berdekatan dengan
poli-poli lainnya dengan luas minimal adalah 3m x 2m. Persyaratan peralatan/ perlengkapan
yang disediakan pada ruangan konsultasi gizi antara lain:
- Meja
- Kursi
- Media KIE (lembar balik,leaflet diet,brosur,daftar bahan makanan penukar)
- Food model
- Standar diet, Tabel WHO Antropometri
- Alat Antropometri
BAB III
6
MANAJEMEN PROGRAM GIZI DI PUSKESMAS
Setelah itu dilakukan skoring terhadap masalah dengan nila 1 -5 dimana angka 1
melambangkan prioritas terendah dan angka 5 prioritas tertinggi.
7
Rencana kegiatan dirumuskan dalam bentuk Rencana Usulan Kegiatan (RUK) untuk
RUK tahunan serta Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK) untuk tahun yang akan
berjalan.
Langkah-langkah penyusunan RUK program Gizi :
- RUK program disusun berdasarkan identifikasi masalah, kebutuhan masyarakat.
- Pertemuan lintas program membahas RUK untuk diselaraskan/disesuaikan
dengan juknis yang berlaku
- Dinas Kesehatan memverifikasi usulan kegiatan semua puskesmas.
- Setelah RUK di verifikasi dan anggarannya sesuai maka RUK akan dituangkan
dalam bentuk RPK .
Monitoring dan evaluasi dilakukan secara periodik dalam forum minilokakarya bulanan.
Evaluasi program dilakukan 2 kali dalamm setahun.
BAB IV
8
PELAYANAN GIZI DI PUSKESMAS
Pelayanan gizi rawat jalan diawali dengan skrining/penapisan gizi oleh tenaga
Kesehatan di Puskesmas. Apabila ditemukan pasien yang berisiko masalah gizi maka
pasien akan dirujuk untuk mendapatkan asuhan gizi dengan Langkah-langkah sebagai
berikut :
a. Pengkajian gizi
Pengkajian gizi dilakukan untuk mengidentifikasi masalah gizi terkait
penyebab yang signifikan
Sumber data pengkajian gizi : hasil laboratorium, pengukuran
antropometri,data pemeriksaan klinis,riwayat terkait asupan gizi dan makanan
dan riwayat klien
c. Intervensi gizi
9
Merupakan suatu tindakan terencana yang ditujukan untuk mengubah perilaku
gizi,kondisi lingkungan, atau aspek status kehidupan . Intervensi gizi yang
dilakukan meliputi:
- Penentuan jenis diet sesuai kebutuhan gizi individual
- Edukasi gizi bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan keterampilan terkait
perbaikan gizi
- Konseling gizi diberikan sesuai kondisi pasien
Hal-hal yang dimonitor dan dievaluasi dalam pelaksanaan asuhan gizi antara lain:
10
f. Pasien/Klien mendapatkan obat sesuai masalah kesehatannya dari apotek atau
bagian farmasi di Puskesmas.
g. Pasien/Klien rawat jalan yang berisiko mengalami masalah gizi dirujuk untuk
mendapatkan konseling gizi.
h. Pasien rawat jalan mengalami masalah gizi mendapat pelayanan gizi yang sesuai
Proses
Asuhan Gizi Terstandar (PAGT) mulai dari pengkajian gizi, diagnosis gizi,
intervensi gizi, monitoring dan evaluasi.
i. Hasil monitoring dan evaluasi ditindaklanjuti oleh Tim Asuhan Gizi
Puskesmas. Tindak lanjut dapat berupa rujukan ke Fasilitas Pelayanan
Kesehatan yang lebih tinggi apabila masalah gizi dengan penyakit penyerta
dan atau komplikasi yang dialami pasien/klien tidak memungkinkan
ditangani di Puskesmas atau dapat berupa pengkajian ulang baik masalah
medis dan masalah gizinya
11
Tujuan konseling PMBA pada sasaran untuk mengubah pengetahuan,perilaku dan
sikap pengasuh maupun ibu balita dalam pemberian makan pada bayi dan anak sesuai
dengan umur.
6. Pemberian PMT Pemulihan pada balita gizi buruk maupun gizi kurang
Pemberian PMT Pemulihan dilakukan selama 90 HMA yang bertujuan untuk
meningkatkan status gizi sasaran baik itu balita gizi buruk,gizi kurang maupun ibu
hamil KEK.
7. Surveilans gizi
Kegiatan surveilans gizi meliputi kegiatan pengumpulan dan pengolahan data yang
dilakukan secara terus menenus, penyajian serta diseminasi informasi bagi Kepala
Puskesmas serta Lintas Program dan Lintas Sektor terkait di tingkat kecamatan.
Informasi dari kegiatan surveilans gizi dimanfaatkan untuk melakukan tindakan
segera maupun untuk perencanaan program jangka pendek, menengah, maupun
jangka panjang.
8. Pembinaan Gizi di Institusi
- Pembinaan gizi di sekolah
Tujuan kegiatan ini adalah memperbaiki status gizi anak sekolah bentuk kegiatan
perbaikan gizi di sekolah yaitu edukasi gizi, penjaringan status gizi di
sekolah,TTD rematri
9. Kerjasama lintas program dan lintas sector
Tujuan: meningkatkan pencapaian indikator perbaikan gizi di tingkat puskesmas
melalui kerjasama lintas sektor dan lintas program.
Fungsi tenaga gizi puskesmas dalam kerjasama lintas sektor dan lintas program
adalah:
- Merencanakan kegiatan sensitif yang memerlukan kerjasama
- Mengidentifikasi sektor dan program yang perlu kerjasama
- Melakukan pertemuan untuk menggalang komitmen kerjasama
- Melakukan koordinasi dalam menentukan indikator-indikator keberhasilan
kerjasama
- Mengkoordinasikan pelaksanaan kerjasama
- Membuat laporan hasil kerjasama
Pelaksanaan pelayanan gizi luar gedung bekerjasama dengan lintas program dan lintas
sektor terkait. Alur pelayanan gizi luar gedung disesuaikan dengan jenis kegiatan,
sasaran dan keadaan wilayah setempat.
12
C. MEKANISME RUJUKAN
Mekanisme rujukan dilakukan mulai dari posyandu apabila di posyandu terlacak kasus
dicurigai gizi kurang maupun gizi buruk maka kader akan melaporkan kasus kemudian
dirujuk ke Puskesmas untuk dilakukan cerifikasi dan pemeriksaan penyakit bawaan oleh
Dokter Puskesmas. Apabila Puskesmas tidak mampu merawat pasien karena keterbatasan
jenis dan fasilitas pelayanan, maka pasien dapat dirujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan
yang lebih tinggi yaitu Rumah Sakit.
BAB V
13
PENCATATAN, PELAPORAN, MONITORING DAN EVALUASI
Pada tahun 2020 pelaporan dilakukan berbasis aplikasi pada sigizi terpadu. Sigizi
Terpadu digunakan untuk mencatat dan melaporkan data gizi baik data sasaran tiap
individu, status gizi melalui modul e-PPGBM, data PMT yang bersumber dari APBN
maupun dari APBD, membuat administrasi distribusi PMT melalui modul Distribusi
PMT dan juga cakupan kinerja secara agregat sebagai laporan rutin melalui modul
Laporan Rutin (Sigizi)
Kegiatan yang dimonitor adalah kegiatan pelayanan gizi baik di dalam maupun di
luar gedung. Cara melakukan monitoring dan evaluasi perlu memperhatikan jenis
dan waktu kegiatan yang dilaksanakan. Monitoring dan evaluasi kegaiatan pelayanan gizi
di Puskesmas dilakukan setiap bulan dan penilaian kinerja dilakukan dua kali dalam
setahun.
14
PEDOMAN INTERNAL
PELAYANAN GIZI PUSKESMAS
PUSKESMAS BABAKAN
TAHUN 2023
15