Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Dalam rangka mewujudkan peningkatan gizi perseorangan dan masyarakat, serta
mendukung pencapaian target RPJMN 2020-2024 dan Renstra Kementerian
Kesehatan 2020-2024, Kementerian Kesehatan telah menetapkan upaya pelayanan gizi
sebagai salah satu Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) esensial dan Upaya
Kesehatan Perseorangan (UKP) yang dilakukan di setiap puskesmas untuk mendukung
standar pelayanan minimal kabupaten/kota bidang kesehatan. Pelayanan gizi dimaksud
dapat berupa pendidikan, suplementasi, tatalaksana, dan surveilans gizi.
Upaya pelayanan gizi perseorangan lebih bersifat layanan individu mencakup upaya
promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Sedangkan upaya pelayanan gizi
masyarakat mencakup upaya promotif dan preventif tanpa mengabaikan upaya kuratif dan
rehabilitatif dengan pendekatan keluarga. Pelayanan gizi perseorangan dan
masyarakat dapat dilakukan di dalam dan di luar gedung.
Pedoman pelayanan gizi di puskesmas masih terpisah sehingga tenaga kesehatan kurang
memahami fungsi dan tugasnya secara komprehensif dalam pelayanan gizi. Dalam rangka
mewujudkan pelayanan giziyang optimal di puskesmas diperlukan Pedoman yang menjadi
acuan standar bagi tenagakesehatan di puskesmas dalam memberikan pelayanan gizi
dengan ruang lingkup pelayanan gizi perseorangan maupun masyarakat.

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Tersedianya acuan dalam melaksanakan pelayanan gizi baik di dalam maupun luar
gedung.
2. Tujuan Khusus
- Tersedianya acuan tentang jenis pelayanan gizi ,peran dan fungsi ketenagaan
- Tersedianya panduan untuk melaksanakan pelayanan gizi yang bermutu
- Tersedianya acuan monitoring dan evaluasi pelayanan gizi di Puskesmas

C. SASARAN
Sasaran dari pedoman ini adalah tenaga gizi dan pengelola program kesehata serta lintas
sector terkait.

1
D. RUANG LINGKUP PELAYANAN
- Pelayanan Gizi Dalam Gedung
- Pelayanan Gizi Luar Gedung
- Pencatatan dan Pelaporan
- Monitoring dan Evaluasi

E. DEFINISI OPERASIONAL
1. Asuhan Gizi adalah serangkaian kegiatan yang terorganisir /terstruktur untuk
identifikasi kebutuhan gizi dan penyediaan asuhan untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
2. Pelayanan Gizi di Puskesmas adalah kegiatan pelayanan gizi mulai dari upaya
promotive, preventif, kuratif, dan rehabilitatif yang dilakukan di wilayah kerja
Puskesmas
3. Pelayanan Gizi adalah upaya memperbaiki gizi,makanan,dan dietetik pada
masyarakat,kelompok,individua tau klien yang merupakan suatu rangkaian kegiatan
yang meliputi pengumpulan,pengolahan,analisis,simpulan, anjuran implementasi dan
evaluasi gizi , makanan dan dietetic dalam rangka mencapai status Kesehatan optimal
dalam kondisi sehat atau sakit diselenggarakan baik dalam Gedung maupun luar Gedung.
4. Konseling Gizi adalah serangkaian kegiatan sebagai proses komunikasi dua arah yang
dilakukan oleh tenaga gizi puskesmas untuk menanamkan dan meningkatkan
pengertian,sikap,dan perilaku pasien dalam mengenali dan mengatasi masalah gizi
sehingga pasien dapat memutuskan apa yang akan dilakukannya.
5. Skrining Gizi adalah Tindakan penapisan yang dilakukan untuk mengetahui apakah
seseorang berisiko malnutrisi, tidak berisiko malnutrisi atau kondisi khusus.
6. Tenaga Gizi Puskesmas adalah tenaga gizi yang ditunjuk melaksanakan tugas perbaikan
gizi di Puskesmas .
7. Tim Asuhan Gizi Puskesmas adalah sekelompok tenaga Kesehatan di Puskesmas yang
terkait dengan pelayanan gizi terdiri dari dokter,tenaga gizi,perawat atau bidan dari
setiap unit pelayanan yang bertugas menyelenggarakan asuhan gizi untuk mencapai
pelayanan paripurna bermutu.

F. DASAR HUKUM
1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
2. Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2020 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2020 – 2024

2
3. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 23 Tahun 2014 tentang Upaya Perbaikan Gizi
Masyarakat
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 26 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Pekerjaan
dan Praktik Tenaga Gizi
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 4 Tahun 2019 tentang Standar Teknis Pemenuhan
Mutu Pelayanan Dasar pada Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 14 Tahun 2019 tentang Pelaksanaan Teknis
Surveilans Gizi
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2019 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat
8. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 21 Tahun 2020 Tentang Rencana Strategis
Kementerian Kesehatan Tahun 2020-2024
9. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 2 Tahun 2020 tentang Standar Antropometri Anak.

3
BAB II

STANDAR KETENAGAAN

A. KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA (SDM)


Dalam melakukan pelayanan gizi tentunya perlu melibatka integrasi profesi lain untuk dapat
melakukan pelayanan yang bermutu. Adapun peran tenaga Kesehatan di Puskesmas dalam
melakukan pelayanan gizi diantaranya :

Jenis Ketenagaan Peran

1. Dokter Berkolaborasi dengan tenaga gizi dalam menetapkan :


a. Rencana intervensi masalah gizi pada sasaran
b. Preskripsi diet awal
c. Preskripsi diet definitive
d. Memberikan edukasi kepada sasaran program dalam upaya
promotive, preventif dan rehabilitative gizi sesuai kebutuhan
e. Berkolaborasi dengan penanggung jawab dan pelaksana program
terkait (KIA,PTM,UKS,MTBS,Sanitarian) dalam pemantauan
pelayanan gizi pada target sasaran
2. Tenaga Gizi a. Bekerjasama dengan lintas program terkait temuan kasus dan
penaganan masalah
b. Berkolaborasi dalam mendiagnosis masalah gizi dengan dokter
c. Menyusun rencana intervensi masalah dengan lintas program
d. Berkolaborasi dengan lintas program terkait penyelenggaraan
pelayanan gizi pada semua target sasaran
e. Melakukan pengawasan pengendalian dan penilaian terhadap
kinerja dan hasil penyelenggaraan gizi terintegrasi dengan lintas
program
f. Berkolaborasi dengan lintas sector terkait upaya penanganan gizi
3. Bidan a. Melakukan skrining awal terhadap sasaran yang menjadi
tanggungjawabnya
b. Merujuk temuan masalah Kesehatan kepada dokter dan masalah
gizi kepada nutrisionis di puskesmas
c. Melakukan pemantauan serta penyusunan rencana tindak lanjut

4
terhadap hasil pelayanan
d. Berkolaborasi dengan penanggungjawab dan pelaksana program
dalam pemantauan pelayanan gizi pada target sasaran
4. Perawat a. Melakukan skrining awal terhadap target sasaran yang menjadi
tanggung jawabnya : Lansia, Kesjaor, UKK,UKS,UKGS,
Yankestrad, MTBS
b. Merujuk temuan masalah kesehatan kepada dokter dan masalah
gizi kepada nutrisionis
c. Melakukan pemantauan pelayanan dan hasil serta penyusunan
rencana tindak lanjut
5. Farmasi a. Menyusun perencanaan suplementasi gizi berdasarkan
perhitungan petugas gizi sesuai dengan prosedur yang berlaku
b. menerima dan mendistribusikan suplementasi gizi tepat waktu
sesuai kebutuhan
c. Memperhatikan cadangan minimal suplementasi gizi

d. Menyusun laporan ketersediaan bahan suplementasi secara


periodik sesuai ketentuan
6. Sanitarian Berkolabarasi dengan dokter dan petugas gizi dalam identifikasi
penyebab masalah gizi tertentu yang berhubungan dengan kondisi
sanitasi yang buruk (ketersediaan air minum,sanitasi yang
buruk,ketidaktersediaan jamban)
7. Tenaga Lab Melaporkan temuan hasil lab tertentu pada forum lokakarya mini :
anemia ibu hamil, infeksi kecacingan, DM, TB, malaria

Penanggungjawab kolaborasi lintas program/lintas sector dalam penyelenggaraan program


gizi di Puskesmas adalah Dokter Penanggung Jawab Pasien (DPJP), sedangkan untuk
pelayanan gizi di masayarakat adalah Kepala Puskesmas.

B. DISTRIBUSI KETENEGAAN
Pengaturan dan penjadwalan pelaksanaan pelayanan gizi puskesmas dilakukan secara
bersama-sama lintas program dan lintas sektor sesuai dengan kesepakatan

C. SARANA DAN PRASARANA PENUNJANG

5
Sarana dan prasarana yang diperlukan untuk menunjang pelayanan gizi di Puskesmas
diantaranya Ruang Konseling Gizi. Letak ruang konseling gizi sebaiknya berdekatan dengan
poli-poli lainnya dengan luas minimal adalah 3m x 2m. Persyaratan peralatan/ perlengkapan
yang disediakan pada ruangan konsultasi gizi antara lain:

- Meja
- Kursi
- Media KIE (lembar balik,leaflet diet,brosur,daftar bahan makanan penukar)
- Food model
- Standar diet, Tabel WHO Antropometri
- Alat Antropometri

BAB III

6
MANAJEMEN PROGRAM GIZI DI PUSKESMAS

A. PERENCANAAN PROGRAM GIZI PUSKESMAS


Perencanaan program gizi disusun secara terintegrasi dengan perencanaan program-program
kesehatan lainnya di Puskesmas untuk mengatasi masalah, kebutuhan dan harapan
masyarakat pada upaya perbaikan gizi masyarakat , sebelum melakukan perencanaan
dilakukan proses sebagai berikut :
1. Analisis Situasi
Dalam Analisa situasi dilakukan beberapa tahapan diantaranya
a. Pengkajian terhadap data – data yang bersumber dari data capaian indicator program
gizi, data pelaporan gizi berbasis masyarakat (e-ppgbm), data cakupan lintas
program, data kesling dan PHBS, data kondisi social ekonomi dan sumber data
lainnya.
b. Pengolahan data kinerja program gizi dan program kesehatan lain yang terkait, akan
diperoleh informasi yang dapat menggambarkan masalah (problem) dan besaran
masalah gizi di wilayah kerja puskesmas.
c. Analisa Data masalah gizi dilaksanakan dengan tujuan untuk mengidentifikasi
penyebab dan latar belakang penyebab masalah.
2. Rencana Intervensi Program Gizi
a. Prioritas Masalah
Mengingat bervariasinya besaran masalah gizi di puskesmas, maka perlu ditetapkan
urutan prioritas dengan memperhatikan masalah spesifik lokal. Urutan prioritas
masalah ditetapkan berdasarkan :
- Seberapa mendesak masalah harus dibahas dikaitkan dengan waktu yang tersedia
(urgency)
- Tingkat besaran masalah gizi masyarakat atas dasar indikator masalah gizi
masyarakat dalam RPJMN (seriousness).
- Tingkat keberhasilan pencapaian target pembinaan pelayanan gizi di masyarakat
(positive/negative growth), selama kurun waktu pelaksanaannya.

Setelah itu dilakukan skoring terhadap masalah dengan nila 1 -5 dimana angka 1
melambangkan prioritas terendah dan angka 5 prioritas tertinggi.

- Analisa penyebab masalah dengan menggunakan fishbone atau pohon masalah


- Menentukan alternatif pemecahan masalah

b. Rencana Program Gizi Puskesmas

7
Rencana kegiatan dirumuskan dalam bentuk Rencana Usulan Kegiatan (RUK) untuk
RUK tahunan serta Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK) untuk tahun yang akan
berjalan.
Langkah-langkah penyusunan RUK program Gizi :
- RUK program disusun berdasarkan identifikasi masalah, kebutuhan masyarakat.
- Pertemuan lintas program membahas RUK untuk diselaraskan/disesuaikan
dengan juknis yang berlaku
- Dinas Kesehatan memverifikasi usulan kegiatan semua puskesmas.
- Setelah RUK di verifikasi dan anggarannya sesuai maka RUK akan dituangkan
dalam bentuk RPK .

B. PENGGERAKAN DAN PELAKSANAAN PROGRAM GIZI DI PUSKESMAS


Penggerakan dan pelaksanaan merupakan implementasi dari rumusan perencanaan. Dalam
proses ini meliputi pengorganisasian, persiapan pelaksanaan kegiatan, penentuan sasaran
program, perencanaan sarana dan prasarana pendukung program gizi. Penggerakan dan
pelaksanaan harus terintegrasi dengan program di Puskesmas.

C. PENGAWASAN, PENGENDALIAN, DAN PENILAIAN KINERJA PROGRAM GIZI


DI PUSKESMAS (P3)

Monitoring dan evaluasi dilakukan secara periodik dalam forum minilokakarya bulanan.
Evaluasi program dilakukan 2 kali dalamm setahun.

BAB IV

8
PELAYANAN GIZI DI PUSKESMAS

A. PELAYANAN GIZI DALAM GEDUNG


1. KEGIATAN PELAYANAN GIZI DALAM GEDUNG

Pelayanan gizi rawat jalan diawali dengan skrining/penapisan gizi oleh tenaga
Kesehatan di Puskesmas. Apabila ditemukan pasien yang berisiko masalah gizi maka
pasien akan dirujuk untuk mendapatkan asuhan gizi dengan Langkah-langkah sebagai
berikut :

a. Pengkajian gizi
 Pengkajian gizi dilakukan untuk mengidentifikasi masalah gizi terkait
penyebab yang signifikan
 Sumber data pengkajian gizi : hasil laboratorium, pengukuran
antropometri,data pemeriksaan klinis,riwayat terkait asupan gizi dan makanan
dan riwayat klien

b. Penentuan diagnosa gizi


 Untuk mengidentifikasi dan menggambarkan masalah gizi spesifik yang dapat
diatasi atau diperbaiki melalui intervensi gizi oleh seorang tenaga gizi
 Diagnosis gizi mencakup definisi masalah, kemungkinan etiologi/ penyebab,
dan tanda atau gejala umum yang telah diidentifikasi dalam tahap pengkajian
gizi.
 Format Diagnosis Gizi untuk pernyataan Problem- Etiology-Sign/Symptom
(PES) adalah: "Penetapan masalah gizi (P) yang terkait dengan ____ (E)
sebagaimana dibuktikan oleh ____(S)."
Contoh :
Diagnosis gizi : Kelebihan asupan lemak berkaitan terbatasnya pengetahuan
tentang asupan lemak seimbang ditandai dengan pemeriksaan kolesterol 230
mg/dl dan mengonsumsi ayam goreng dan kentang goreng cepat saji 5
kali/minggu.

c. Intervensi gizi

9
Merupakan suatu tindakan terencana yang ditujukan untuk mengubah perilaku
gizi,kondisi lingkungan, atau aspek status kehidupan . Intervensi gizi yang
dilakukan meliputi:
- Penentuan jenis diet sesuai kebutuhan gizi individual
- Edukasi gizi bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan keterampilan terkait
perbaikan gizi
- Konseling gizi diberikan sesuai kondisi pasien

d. Monitoring dan evaluasi asuhan gizi


Monitoring evaluasi bertujuan untuk mengetahui tingkat kemajuan keberhasilan
intervensi gizi pada pasien dengan cara L
- Menilai pemahaman dan kepatuhan pasien terhadap intervensi gizi
- Mengidentifikasi hasil asuhan gizi
- Menentukan apakah intervensi sesuai rencana

Hal-hal yang dimonitor dan dievaluasi dalam pelaksanaan asuhan gizi antara lain:

- Perkembanagan data antropometri


- Perkembangan hasil lab
- Perkembangan data fisik /klinis
- Perkembangan data asupan makan
- Perkembangan diagnosis gizi
- Perubahan perilaku dan sikap

2. ALUR PELAYANAN GIZI DALAM GEDUNG


a. Pasien/Klien datang sendiri atau dirujuk dari struktural Puskesmas (Pustu,
Polindes, Poskesling) atau UKBM (Posyandu, Posbindu PTM, Poksila, dll) atau
sarana kesehatan lain.
b. Pasien/Klien mendaftar ke loket pendaftaran di Puskesmas.
c. Pasien/Klien mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai dengan masalah
kesehatannya di Poli Umum/Balai Pengobatan Puskesmas (BP) atau Poli
KIA atau Poli gigi oleh petugas medis atau paramedis.
d. Di Poli Umum/Balai Pengobatan atau Poli KIA pasien sekaligus
mendapatkan Skrining Gizi oleh tenaga kesehatan.
e. Pasien/Klien akan dirujuk untuk mendapatkan pemeriksaan penunjang apabila
diperlukan seperti pemeriksaan laboratorium.

10
f. Pasien/Klien mendapatkan obat sesuai masalah kesehatannya dari apotek atau
bagian farmasi di Puskesmas.
g. Pasien/Klien rawat jalan yang berisiko mengalami masalah gizi dirujuk untuk
mendapatkan konseling gizi.
h. Pasien rawat jalan mengalami masalah gizi mendapat pelayanan gizi yang sesuai
Proses
Asuhan Gizi Terstandar (PAGT) mulai dari pengkajian gizi, diagnosis gizi,
intervensi gizi, monitoring dan evaluasi.
i. Hasil monitoring dan evaluasi ditindaklanjuti oleh Tim Asuhan Gizi
Puskesmas. Tindak lanjut dapat berupa rujukan ke Fasilitas Pelayanan
Kesehatan yang lebih tinggi apabila masalah gizi dengan penyakit penyerta
dan atau komplikasi yang dialami pasien/klien tidak memungkinkan
ditangani di Puskesmas atau dapat berupa pengkajian ulang baik masalah
medis dan masalah gizinya

B. PELAYANAN GIZI LUAR GEDUNG


Pelayanan gizi luar gedung merupakan pelayanan gizi pada kelompok atau masyarakat
dalam bentuk promotif dan preventif. Adapun pelayanan luar gedung yang dilakukan
antara lain :
1. Pemantauan Pertumbuhan di Posyandu
Tujuan kegiatan ini adalah untuk status gizi balita menggunakan KMS ataupun buku
KIA. Kegiatan yang dilakukan yaitu pengukuran antropometri meliputi penimbanagan
berat badan oleh kader dan pengukuran TB/PB oleh nutrisionis.
2. Penyuluhan kelompok (Kelas gizi, kelas ibu hamil, kelas ibu balita)
Tujuan kegiatan ini memberikan edukasi untuk mengubah pengetahuan,sikap,perilaku
masyarakat dalam upaya perbaikan gizi
3. Pemberian Kapsul Vitamin A
Tujuan kegiatan ini adalah untuk meningkatkan keberhasilan kegiatan pemberian
vitamin A melalui pembinaan mulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan pemantauan
sehingga kegiatan pencegahan kekurangan vitamin A dapat berjalan dengan baik.
4. Pemberian Tablet Tambah Darah Pada Remaja Puteri di Sekolah
Tujuan kegiatan ini adalah meningkatkan keberhasilan program pencegahan anemia
gizi besi pada kelompok sasaran. Kegiatan ini dilakukan Bersama dengan lintas
program maupun lintas sector.

5. Konseling PMBA pada sasaran di Posyandu

11
Tujuan konseling PMBA pada sasaran untuk mengubah pengetahuan,perilaku dan
sikap pengasuh maupun ibu balita dalam pemberian makan pada bayi dan anak sesuai
dengan umur.
6. Pemberian PMT Pemulihan pada balita gizi buruk maupun gizi kurang
Pemberian PMT Pemulihan dilakukan selama 90 HMA yang bertujuan untuk
meningkatkan status gizi sasaran baik itu balita gizi buruk,gizi kurang maupun ibu
hamil KEK.

7. Surveilans gizi
Kegiatan surveilans gizi meliputi kegiatan pengumpulan dan pengolahan data yang
dilakukan secara terus menenus, penyajian serta diseminasi informasi bagi Kepala
Puskesmas serta Lintas Program dan Lintas Sektor terkait di tingkat kecamatan.
Informasi dari kegiatan surveilans gizi dimanfaatkan untuk melakukan tindakan
segera maupun untuk perencanaan program jangka pendek, menengah, maupun
jangka panjang.
8. Pembinaan Gizi di Institusi
- Pembinaan gizi di sekolah
Tujuan kegiatan ini adalah memperbaiki status gizi anak sekolah bentuk kegiatan
perbaikan gizi di sekolah yaitu edukasi gizi, penjaringan status gizi di
sekolah,TTD rematri
9. Kerjasama lintas program dan lintas sector
Tujuan: meningkatkan pencapaian indikator perbaikan gizi di tingkat puskesmas
melalui kerjasama lintas sektor dan lintas program.
Fungsi tenaga gizi puskesmas dalam kerjasama lintas sektor dan lintas program
adalah:
- Merencanakan kegiatan sensitif yang memerlukan kerjasama
- Mengidentifikasi sektor dan program yang perlu kerjasama
- Melakukan pertemuan untuk menggalang komitmen kerjasama
- Melakukan koordinasi dalam menentukan indikator-indikator keberhasilan
kerjasama
- Mengkoordinasikan pelaksanaan kerjasama
- Membuat laporan hasil kerjasama
Pelaksanaan pelayanan gizi luar gedung bekerjasama dengan lintas program dan lintas
sektor terkait. Alur pelayanan gizi luar gedung disesuaikan dengan jenis kegiatan,
sasaran dan keadaan wilayah setempat.

12
C. MEKANISME RUJUKAN

Mekanisme rujukan dilakukan mulai dari posyandu apabila di posyandu terlacak kasus
dicurigai gizi kurang maupun gizi buruk maka kader akan melaporkan kasus kemudian
dirujuk ke Puskesmas untuk dilakukan cerifikasi dan pemeriksaan penyakit bawaan oleh
Dokter Puskesmas. Apabila Puskesmas tidak mampu merawat pasien karena keterbatasan
jenis dan fasilitas pelayanan, maka pasien dapat dirujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan
yang lebih tinggi yaitu Rumah Sakit.

BAB V

13
PENCATATAN, PELAPORAN, MONITORING DAN EVALUASI

A. PENCATATAN DAN PELAPORAN


Pencatatan, pelaporan, monitoring dan evaluasi dilaksanakan di Puskesmas, data
dan informasi dari hasil pencatatan diolah dan dianalisa serta dilaporkan ke Dinas
Kesehatan Kabupaten/kota.
Dokumentasi pencatatan dan pelaporan pelayanan gizi di Puskesmas dilakukan dengan
menggunakan :
- Buku register pasien
- Form Asuhan Gizi
- Register penimbangan balita
- Form pencatatan ASI Eksklusif

Pada tahun 2020 pelaporan dilakukan berbasis aplikasi pada sigizi terpadu. Sigizi
Terpadu digunakan untuk mencatat dan melaporkan data gizi baik data sasaran tiap
individu, status gizi melalui modul e-PPGBM, data PMT yang bersumber dari APBN
maupun dari APBD, membuat administrasi distribusi PMT melalui modul Distribusi
PMT dan juga cakupan kinerja secara agregat sebagai laporan rutin melalui modul
Laporan Rutin (Sigizi)

B. MONITORING DAN EVALUASI KEGIATAN

Kegiatan yang dimonitor adalah kegiatan pelayanan gizi baik di dalam maupun di
luar gedung. Cara melakukan monitoring dan evaluasi perlu memperhatikan jenis
dan waktu kegiatan yang dilaksanakan. Monitoring dan evaluasi kegaiatan pelayanan gizi
di Puskesmas dilakukan setiap bulan dan penilaian kinerja dilakukan dua kali dalam
setahun.

14
PEDOMAN INTERNAL
PELAYANAN GIZI PUSKESMAS

PUSKESMAS BABAKAN
TAHUN 2023

15

Anda mungkin juga menyukai