Anda di halaman 1dari 13

PEDOMAN KAJI BANDING

UPTD PUSKESMAS PEKAYON JAYA

DINAS KESEHATAN KOTA BEKASI


UPTD PUSKESMAS PEKAYON JAYA
Jl. PULO RIBUNG RAYA NO. 02 PEKAYON JAYA
BEKASI SELATAN 17148
BAB I
PEDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan kesehatan pada periode 2015 – 2019 adalah


Program Indonesia Sehat dengan sasaran meningkatkan derajat kesehatan
dan status gizi masyarakat melalui upaya kesehatan dan permberdayaan
masyarakat yang didukung dengan perlindungan finansial dan
pemerataan pelayanan kesehatan.
Program Indonesia Sehat dilaksanakan dengan 3 pilar utama
yaitu paradigma sehat, penguatan pelayanan kesehatan dan jaminan
kesehatan nasional; 1) pilar paradigma sehat dilakukan dengan strategi
pengarusutamaan kesehatan dalam pembaangunan, penguatan promotif
preventif dan pemberdayaan masyarakat; 2) penguatan pelayanan
kesehatan dilakukan dengan strategi peningkatan akses pelayanan
kesehatan, optimalisasi sisstem rujukan dan peningkatan mutu
pelayanan kesehatan, menggunakan pendekatan continuum Of care dan
intervensi berbasis risiko kesehatan; 3) sementara itu jaminan kesehatan
nasional diolakukan dengan strategi perluasan sasaran dan benefit serta
kendali mutu dan kendali biaya.
Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas
adalah failitas pelayanan kessehatan yang menyelenggarakan upaya
kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat
pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif,
untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi – tingginya di
wilayah kerjanya. Pelayanan Kesehatan adalah upaya yang diberikan
oleh Puskesmas kepada masyarakat, mencakup perencanaan,
pelaksanaan, evaluasi, pencatatan, pelaporan dan dituangkan dalam suatu
sistem. Puskesmas menyelenggarakan fungsi ipaya kesehatan masyarakat
tingkat pertama dan upaya kesehatan perorangantingkat pertama.
Puskesmas Tuban termasuk kategori puskesmas perkotaan yang
memiliki karakteritik pelayanan kesehatan yang memprioritaskan
pelayanan UKM dengan melibatkan partisipasi masyarakat dengan
pendekatan pelayanan yang diberikan berdasarkan kebutuhan dan
permasalahan yang sesuai dengan pola kehidupan masyarakat perkotaan.
Dalam rangka sebagai upaya perbaikan kinerja agar mampu
memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat maka salah
satunya perlu dilakukan Kaji Banding ke Puskesmas yang mempunyai
kinerja lebih baik sehingga dapat masukan untuk dilakukan metode ATM
(Amati, Tiru dan Modifikasi).
B. Tujuan Pedoman

Sebagai Acuan atau Pedoman bagi petugas kesehatan di


UPTD Puskesmas Palang Kecamatan Palang dalam melaksanakan Kaji
Banding ke Puskesmas yang lebih baik capaian kinerjanya agar bisa
memperbaiki capaian kinerja Puskesmas dalam upaya memberikan
pelayanan kesehatan yang bermutu kepada masyarakat.

C. Sasaran Pedoman

Sasaran pedoman Kaji Banding adalah seluruh Tenaga Kesehatan


Puskesmas yang memegang program Pelayanan UKM esensial dan
pengembangan serta pelayanan UKP

D. Ruang Lingkup Pedoman

Ruang lingkup Pedoman Kaji banding meliputi


a. Program Upaya Kesehatan Masyarakat
Esensial :
1. Pelayanan Promosi Kesehatan
2. Pelayanan Kesehatan Lingkungan
3. Pelayanan KIA – KB yang bersifat UKM
4. Pelayanan Gizi yang berisfat UKM
5. Pelayanan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
b. Program Upaya Kesehatan Masyarakat
Pengembangan :
c. Program Upaya Kesehatan
Perorangan :

E. Batasan Operasional

Upaya Kesehatan Masyarakat tingkat pertama meliputi upaya kesehatan


masyarakat esensial dan upaya kesehatan masyarakat pengembangan.
Pedoman ini hanya mengatur penyelenggaraan pelayanan UKM esensial
pada UPTD Puskesmas Pekayon Jaya

F. Landasan Hukum

1. Undang – Undang No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan


2. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 75 Tahun 2014 tentang
Pusat Kesehatan Masyarakat
3. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 46 tahun 2015 tentang
Akreditasi Puskesmas, Klinik Pratama, Tempat Praktik Mandiri
Dokter, dan Tempat Praktik Mandiri Dokter Gigi
BAB II STANDAR
KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia

Sumber daya utama yang diperlukan untuk Upaya Kesehatan


Masyarakat UPTD Puskesmas palng adalah Sumber Daya Manusia (SDM
Kesehatan). Yang dimaksud dengan kualifikasi SDM, sama halnya dengan
job spesifikasi, yaitu minimal golongan / jabatan, masa kerja minimal,
pendidikan minimal, pengalaman kerja, nilai performance (kinerjanya), dan
standar kompetensi dengan mempertimbangkan jumlah pelayanan yang
diselenggarakan, jumlah penduduk dan persebarannya, luas wilayah kerja,
dan ketersediaan fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama lainnya di
wilayah kerja. Kualifikasi Ketenagaan Penanggung program UPTD
Puskesmas Pekayon Jaya

B. Distribusi Ketenagaan
Dokter Umum : 5 orang
Dokter Gigi : 2 orang
SKM : 1 orang
Bidan : 8 orang
Perawat : 7 orang
Sanitarian : 0 orang
Pelaksana Gizi : 1 orang
Asisten Apoteker : 1 orang
Perawat Gigi : 1 orang
Petugas Imunisasi : 0 orang
Pembantu Bidan : 0 orang
Petugas Laboratorium : 1 orang
Pekarya Kesehatan : 1 orang
Pembantu Loket : 4 orang
Administrasi : 1 orang
BAB III
STANDAR FASILITAS

A. Denah Gedung dan Ruang Pelayanan Puskesmas

Denah Gedung dan Ruang Pelayanan Upaya Kesehatan Masyarakat

B. Standar Fasilitas Upaya Kesehatan Masyarakat

Ketersediaan peralatan kesehatan sangat menentukan


terselenggarakannya pelayanan keehatan yang optimal, efektif dan efisien
di Puskesmas Peralatan Kesehatan di Puskesmas harus memenuhi
persyaratan standar mutu, keamanan, keselamatan, memiliki izin edar
sesuai ketentuan peraturan perundang – undangan dan diuji serta
dikalibrasi secara berkala oleh institusi penguji dan pengkalibrasi yang
berwenang Standar peralatan Upaya Kesehatan Masyarakat di UPTD
Puskesmas Pekayon Jaya mengacu pada standar peralatan puskesmas
berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 tentang
Pusat Kesehatan Masyaraka
BAB IV
TATALAKSANA PELAYANAN UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT

A. LINGKUP KEGIATAN

1. Pelayanan Promosi Kesehatan


(a) Penyuluhan
(b) Pemberdayaan Masyarakat
(c) Advokasi
(d) Pelatihan kader
(e) Pembinaan UKBM
2. Pelayanan Kesehatan Lingkungan
(a) Pengawasan dan pembinaan sarana air
bersih (b) Pengawasan dan pembinaan Jamban
Keluarga (c) Pengawasan dan pembinaan TTU,
TPM, TPP (d) Kunjungan rumah klien / pasien
klinik sanitasi (e) Pemicuan STBM
3. Pelayanan KIA & KB
(a) Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak
(b) Skrining kesehatan pra sekolah
(c) Penyuluhan KIA / KB
4. Pelayanan Gizi
(a) Deteksi dini kasus gizi
(b) Pelacakan dan Pelayanan kasus gizi
(c) Penyuluhan Gizi
(d) Pemantauan status gizi
(e) Survei Kadarzi
(f) Monitorng Garam iodium
(g) KP – ASI
(i) Pemberian suplementasi Gizi
(j) Pendampingan kasus gizi buruk dan KP – ASI
5. Pelayanan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
(a) Pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular
(b) Pencegahan dan pengendalian penyakit menular

B. STRATEGI

1. Indikator Input
- Sumber Daya Manusia
- Sarana Prasarana
- Dana
- Pedoman kerja / SOP
- Dukungan administrasi
2. Indikator Proses
- Pendataan sasaran
- Perencanaan kegiatan
- Pelaksanaan kegiatan
- Monitoring dan evaluasi kegiatan
- Pelaporan kegiatan
- Perencanaan tindak lanjut
3. Indikator Output
- Pelaporan kegiatan
- Penilaian kerja

BAB V
LOGISTIK

Manajemen Logistik Puskesmas Pekayon Jaya adalah suatu


pengetahuan serta proses mengenai perencanaan, penentuan kebutuhan,
pengadaan, penyimpanan, pemeliharaan serta penghapusan material. Tujuan
dari manajemen logistik adalah tersedianya bahan setiap saat dibutuhkan,
baik menganai jenis jumlah maupun kualitas yang dibutuhkan secara
efisien Manajemen logistik Puskesmas Pekayon Jaya adalah sebagai berikut :
A. Perencanaan Kebutuhan
Perencanaan kebutuhan Puskesmas menghitung dan merencanakan
kebutuhan unit pelayanan Puskesmas baik UKM maupun UKP B.
Penganggaran Fungsi berikutnya adalah menghitung kebutuhan unti
pelayanan UK dan UKP berdasarkan standar harga yang telah
ditetapkan oleh Pemerintah Kabupaten tuban sehingga akan diketahui
kebutuhan anggaran tersebut. Penganggaran kebutuhan unit pelayanan
UKM dan UKP UPTD Puskesma Tuban memanfaatkan dana JKN, BOK dan
dana Operasional

C. Pengadaan
Fungsi berikutnya adalah pengadaan, yaitu semua kegiatan yang
dilakukan untuk mengadakan bahan logistik yang telah direncanakan,
baik melalui prosedur :
1. Pembelian
2. Produksi sendiri
3. Pemberian dari pihak lain yang tidak
mengikat
D. Penyimpanan
Material logistik Upaya Kesehatan di Puskesmas yang diperoleh dicatat dan
disimpan di gudang UPTD Puskesmas Pekayon Jaya untuk didistribusikan
sesuai kebutuhan pelayanan. Fungsi penyimpanan ini sangat menentukan
kelancaran distribusi, diantaranya untuk mengantisipasi kekoongan
material, menghemat biaya, mengantisipasi fluktuasi kenaikan harga
material, serta mempercepat pendistribusian karena materi sudah siap
pakai. Prinsip FIFO (First In First Out) diberlakukan di penyimpanan
material UPTD Puskesmas Pekayon Jaya.

E. Pendistribusian

Pendistribusian material logistik UKM UPTD Puskesmas Pekayon Jaya


dilakukan pada saat pelaksanaan kegiatan pelayanan Puskesmas
pelaksanaan pendistribusian akan mempengaruhi kecepatan penyediaan
material baru. Penanggung jawab pendistribusian adalah penanggung
jawab program Puskesmas. Prosedur baku pendistribusian material,
meliputi :
1. Pendistribusian langsung kepada sasaran pelayanan

2. Pendistribusian melalui mitra kerja lintas program jejaring dan


jaringan UPTD Puskesmas

BAB IV
KESELAMATAN SASARAN

Keselamatan sasaran adalah reduksi dan meminimalkan tindakan


yang tidak aman dalam sistem pelayanan kesehatan sebisa mungkin melalui
praktik yang terbaik untuk mencapai luaran yang optimum (The Canadian
Patient Safety Dictionary, October 2003). Keselamatan sasaran
menghindarkan sasaran dari potensi masalah dalam pelaksanaan Kaji
Banding yang bertujuan untuk membantu sasaran.
Tujuan keselamatan sasaran adalah terciptanya budaya keselamatan
sasran pelaksana Kaji banding Puskesmas Pekayon Jaya, meningkatnya
akuntabilitas (tanggung jawab) penanggung pelaksana Kaji Banding terhadap
sasaran, menurunnya KTD (kejadian tidak diharapkan), serta terlaksananya
program – program pencegahan, sehingga tidak terjadi pengulangan KTD
(kejadian tidak diharapkan).
Sasaran pelaksanaan kaji Banding adalah : mengupayakan
pelaksanaan kaji banding berjalan sesuai sasaran kegiatan sebagaimana
dimaksud meliputi tercapainya hal – hal sebagai
berikut :
1) Ketepatan identifikasi sasaran
Identifikasi sasaran kegiatan yang akan dilakukan sehingga
diperoleh kaji banding yang sesuai dengan permasalahan yang ada
di Puskesmas
2) Peningkatan komunikasi yang efektif
Komunikasi yang efektif, akurat, lengkap, jelas sehingga
didapatkan data yang akurat sebagai bahan pembanding dengan
puskesmas sasaran kaji banding Peningkatan keamanan sarana
untuk kaji banding Memantau lokasi, bangunan dan material
logistik yang dapat membahayakan keselamatan sasaran
3) Kepastian tepat-lokasi, tepat-metode, tepat-sasaran
Menyusun dan menerapkan standar operasional (SOP)
untuk menghindari kesalahan lokasi, metode dan sasaran Kaji
Banding
4) Pengurangan risiko psikososial terkait kaji Banding
Resiko psikososial seperti bosan, mengantuk, lelah dan pusing
dapat terjadi selama pelayanan promosi kesehatan berlangsung.
Untuk meminimalisir bahkan menghindari hal tersebut diperlukan
komitmen bersama sasaran, memilih metode yang tepat dan
memberikan reward
5) Pengurangan risiko sasaran jatuh / terluka
Memilih dan memantau lokasi kaji banding untuk menghindari
sasaran mengalami cedera baik dalam pelaksanaan Kaji Banding
Sistem Keselamatan Sasaran dilakukan dengan melakukan
assessment resiko, identifikasi resiko, dampak dan menyusun
implementasi solusi untuk mengendalikan atau meminimalkan
timbulnya resiko.
BAB VII

KESELAMATAN KERJA

Dalam undang – undang nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan,


Pasal 23 dinyatakan bahwa upaya Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
harus dilaksanakan si semua tempat kerja, khususnya tempat kerja
yang mempunyai resiko bahaya kesehatan, mudah terjangkit penyakit
atau mempunyai karyawan sedikitnya 10 orang. Jika memperhatikan dari
isi pasal diatas, maka jelaslah bahwa Puskesmas termasuk dalam
ktriteria tempat kerja dengan berbagai ancaman bahaya yang dapat
menimbulkan dampak kesehatan, tidak hanya terhadap para pelaku
langsung yang bekerja di Puskesmas, tetapi juga terhadap pasien
maupun pengunjung Puskesmas.
Risk Assement melakukan identifikasi potensi bahaya atau
faktor risiko dan dampak atau akibatnya. Dari berbagai potensi bahaya
tersebut, maka perlu upaya untuk mengendalikan, meminimaliskan dan
bila mungkin mengadakannya.
BAB VIII

PENGENDALIAN MUTU

Pengendalian mutu (quality control) dalam manajemen mutu


merupakan suatu sistem kegiatan teknis yang bersifat rutin yang
dirancang untuk mengukur dan menilai mutu prosuk atau jasa yang
diberikan kepada sasaran. Pengendalian mutu pada pelaksaan Kaji
Banding diperlukan agar terjaga kualitasnya sehingga memuaskan
masyarakat sebagai sasaran. Penjaminan mutu pelayanan kesehatan
dapat diselenggarakan melalui berbagai model manajemen kendali mutu.
Salah satu model manajemen yang dapat digunakan adalah model
PDCA (Plan, Do, Check, Action) yang akan menghasilkan pengembangan
berkelanjutan (continuos improvement).
Yoseph M. Juran terkenal dengan konsep “Trilogy” mutu dan
mengidentifikasikannya dalam tiga kegiatan :
1. Perencanaan mutu meliputi : siapa pelanggan, apa
kebutuhannya, meningkatkan produk sesuai kebutuhan, dan
merencanakan proses untuk suatu produksi,
2. Pengendalian mutu : mengevaluasi kinerj untuk
mengidentifikasi perbedaan antara kinerja actual dan tujuan,
3. Peningkatan mutu : membentuk infrastruktur dan team
untuk melaksanakan peningkatan mutu Setiap kegiatan
dijabarkan dalam langkah – langkah yang semuanya
mengacu pada upaya peningkatan mutu Pada kegiatan kaji
banding di Puskesmas Pekayon Jaya kegiatan dimulai dari
mengidentifikasi capaian program hasil monitoring dan
evaluasi yang dilakukan tiap bulan pada program prioritas dan
tiga tiap bulan pada penilaian kinerja puskesmas. Program
yang kurang dari target akan dilakukan upaya perbaikan. Jika
dimungkinkan dilakukan Kaji banding pada Puskesmas yang
sudah berhasil memenuhi target sesuai dengan target dan
standar mutu puskesmas. Adapun jadwal tahap kegiatan
Upaya Kesehatan Masyarakat UPTD Puskesmas Tuban
adalah sebagai berikut :

Tahap Kegiatan Kaji Banding Puskesmas Pekayon


Jaya
No Kegiatan Waktu Keterangan
1 Evaluasi capaian kinerja yang maret Penanggung jawab
masih kurang dari target program
2 Konsultasi ke Dinas Kesehatan maret Penanggung jawab
terkait dengan rencana kaji program
banding untuk menentukan
puskesmas yang akan dituju
3 Membuat instrumen kaji banding maret Penanggung jawab
program
4 Membuat kerangka acuan kaji maret Penanggung jawab
banding program
5 Membuat surat permohona kaji april Puskesmas Palang
banding pada puskesmas yang

dituju untuk kaji banding program


6 Melakukan konfirmasi pada Puskesmas Palang
puskesmas yang dituju untuk kaji April
banding
7 Melakukan kaji banding ke Penanggung jawab
puskesmas setelah mendapat april program
persetujuan
8 Membuat rencana tindak lanjut april Penanggung jawab
hasil kaji banding program
9 Mengevaluasi kaji banding Penanggung jawab
april
program
10 Membuat laporan kaji banding Penanggung jawab
BAB IX
PENUTU
P
Kaji Banding dilaksanakan secara terintegrasi yang merupakan hasil
analisa capaian program yang melibatkan lintas program untuk mendukung
pencapaian Kinerja Puskesmaas yang sesuai dengan standar mutu yang telah
ditetapkan dalam manual mutu puskesmas.
Harapannya semoga panduan Kaji Banding ini dapat digunakan sebagai
acuan Petugas Puskesmas dalam upaya peningkatan kinerja di Puskesmas
Pekayon Jaya sehingga mampu memberikan pelayanan kepada masyarakat
secara optimal menggunakan prinsip hasil Kaji Banding dengan ATM (Amati
Tiru dan Modifikasi)

Anda mungkin juga menyukai